bab i
DESCRIPTION
gvfjhgvjhgTRANSCRIPT
\BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Gambaran Umum Desa
1.1.1 Gambaran Secara Geografis
Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak
di wilayah Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha (47,631 km2). Terdiri dari
luas daratan 2.170.120 Ha dan sawah 2.593.078 Ha dengan ketinggian dari
permukaan laut 2-3 meter dengan curah hujan rata-rata 24 mm/tahun.
Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tangerang sekitar 47 km.
Batas-batas wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Laut Jawa atau DKI
Jakarta.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Tangerang atau
Kecamatan Neglasari.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sepatan atau
Pakuhaji.
Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus berada di wilayah
Kecamatan Teluk Naga bagian utara yang terdiri dari enam desa binaan
yaitu desa Pangkalan, Tanjung Burung, Tegal Angus, Tanjung Pasir,
Muara dan Lemo.
1
Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
Desa Tanjung Pasir terletak di utara dari Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yang merupakan daerah pesisir
pantai, mempunyai luas wilayah 564,25 hektar dan merupakan daerah
dataran rendah dengan ketinggian satu meter dari permukaan laut dengan
suhu udara 300 - 370C.
Luas wilayah terdiri dari sawah seluas 79 hektar, daratan seluas
108,185 hektar dan empang seluas 377,065 hektar. Pada daratan terdiri
dari dua hektar pemakaman umum.
Batas-batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada
gambar 1.1 adalah sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa.
b. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung.
c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara.
d. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo,
dan Pangkalan.
2
Gambar 1.2 Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir Tahun 2013
Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
Puskesmas Tegal Angus terdapat di :
a. Desa Tegal Angus.
b. Jl. Raya Tanjung Pasir.
c. Kode Pos 15510.
d. Status kepemilikan tanah : Tanah Pemerintah Kabupaten.
e. Batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.
f. Batas wilayah sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Kosambi.
g. Batas wilayah sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Kampung Melayu.
h. Batas wilayah sebelah Barat dengan Desa Pakuhaji.
Prasarana perhubungan dan pengairan di Kecamatan Teluk Naga
dihubungkan oleh :
a. Jalan
Panjang jalan yang ada di wilayah Kecamatan Teluk Naga
sepanjang 108 km, dengan klasifikasi sebagai berikut :
1) Berdasarkan status
Jalan Propinsi : 9,5 km.
Jalan Kabupaten : 5 km.
3
Jalan Desa : 93,5 km.
2) Berdasarkan kondisi fisik
Jalan hotmik : 17,5 km.
Jalan aspal : 67 km.
Jalan tanah : 14,5 km.
b. Jembatan
1) Jembatan besi : 1 km.
2) Jembatan beton : 7 km.
c. Sungai atau kali
Sungai atau kali yang mengalir di wilayah Kecamatan Teluk
Naga adalah sungai Cisadane dengan panjang saluran sejauh 12
km.
d. Irigasi atau Pengairan
Pengairan dapat mengairi sawah seluas 20.593.649 Ha.
e. Bendungan air atau Dam
Bendungan dapat digunakan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) yang menjadi salah satu sumber air bersih yang
dimanfaatkan masyarakat.
1.1.2 Gambaran Umum Desa Secara Demografi
1.1.2.1 Jumlah Penduduk
Berdasarkan data dari kecamatan Teluk Naga pada tahun 2013
jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas Tegal Angus adalah 53.444
jiwa yang tersebar di 6 desa seperti yang tercantum di tabel 1.1
Tabel 1.1 : Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah
Tangga Dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Tanjung Pasir
Tahun 2013
No Desa/Kel Luas Jumlah Rata-Rata Kepadatan
4
Wilayah
(km2)
Jiwa/
Rumah
Penduduk
(km2)
Pen
du
du
k
(Jiw
a)
Pen
du
du
k
Mis
kin
(Ji
wa)
RT
RW
KK
Ru
mah
1. Lemo 3,61 6,548 32 15 1408 4.4 1,700
2. Muara 5,14 3,516 22 6 793 4.4 684
3. Pangkalan 7,54 16,755 35 11 3229 4.8 2,040
4. Tanjung
Burung
5,24 7,675 16 8 1572 4.5 1,283
5. Tanjung
Pasir
5,64 9,595 31 18 2319 4.6 1.569
6. Tegal
Angus
2,83 9,355 23 7 1895 4.6 3.089
Jumlah 30.02 53,444 139 45 10,745 4.6 10,364
Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
Tabel di atas menjelaskan bahwa penduduk terbanyak adalah daerah
Pangkalan.
Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah
kerja Puskemas Tegal Angus dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini :
Tabel 1.2 : Klasifikasi Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
NO. Desa/KeluruhanJUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1
2
3
4
5
6
Tegal Angus
Tanjung Burung
Tanjung Pasir
Lemo
Muara
Pangkalan
4.313
3.379
4.436
3.061
1.740
7.672
4.428
3.343
4.413
3.077
1.776
7.706
8.741
6.722
8.849
6.138
2.516
15.378
JUMLAH 27.412 26.032 53.444
5
Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
Tabel di atas menjelaskan penduduk laki-laki lebih banyak dari
perempuan.
1.1.2.2 Lapangan Pekerjaan Penduduk
Lapangan pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal
Angus cukup beragam, hal ini berhubungan dengan geografis kecamatan
Teluk Naga dimana terdapat persawahan dan berbatasan dengan laut
serta daerah kota Tangerang dan akses ke daerah Jakarta.
Tabel 1.3 : Lapangan Pekerjaan Penduduk
No Lapangan Kerja Penduduk Jumlah
1. Petani pemilik 13.316
2. Petani penggarap 6.063
3. Buruh 4.592
4. Nelayan 386
5. Pedagang 6.373
6. Industri rakyat 13.536
7. Buruh industri 13.757
8. Pertukangan 4.109
9. PNS 222
No Lapangan Kerja Penduduk Jumlah
10. TNI/Polri 65
11. Pensiunan PNS 65
12. Pensiunan TNI/Polri 43
13. Perangkat desa 141
14. Pengangguran 4.004
Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
6
Tabel di atas menjelaskan bahwa pekerjaan terbanyak adalah buruh
industri
1.1.2.3 Tingkat Pendidikan
Aspek pendidikan merupakan salah satu indikator yang dapat
mempengaruhi kualitas kehidupan penduduk di wilayah Kecamatan
Teluk Naga khususnya wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus seperti
yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.4 : Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Jenjang Pendidikan di
Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
No. Jenjang Pendidikan Jumlah
1. Tidak/belum tamat SD 12598
2. SD/MI 15738
3. SLTP/MTS 4060
4. SLTA/MA 3601
5. AK/Diploma 159
6. Universitas 130
Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
Tabel di atas menunjukkan bahwa jenjang pendidikan tertinggi adalah
SD/MI.
1.1.2.4 Sarana dan Prasarana
1. Gedung Puskesmas yang terdiri dari :
a. Ruang Kepala Puskesmas : 1 Ruang
b. Ruang TU : 1 Ruang
7
c. Ruang Dokter : 1 Ruang
d. Ruang Aula : 1 Ruang
e. Ruang Imunisasi : 1 Ruang
f. Ruang Loket : 1 Ruang
g. Ruang Apotik : 1 Ruang
h. Ruang BP umum : 1 Ruang
i. Ruang BP Anak : 1 Ruang
j. Ruang BP Gigi : 1 Ruang
k. Ruang KIA dan KB : 1 Ruang
l. Ruang Gizi : 1 Ruang
m. Ruang Gudang Obat : 1 Ruang
n. Ruang TB : 1 Ruang
o. Ruang Lansia : 1 Ruang
p. Ruang Kesling : 1 Ruang
q. Ruang Perpustakaan : 1 Ruang
r. Ruang Mushola : 1 Ruang
s. Ruang Bidan : 1 Ruang
t. Dapur : 1 Ruang
u. Ruang Gudang Perkakas : 1 Ruang
v. WC : 6 Ruang
2. Bidan di Desa : 6 orang
8
3. Posyandu 45 buah, terdiri dari :
a. Tegal Angus : 7 Posyandu
b. Pangkalan : 10 Posyandu
c. Tanjung Burung : 7 Posyandu
d. Tanjung Pasir : 9 Posyandu
e. Lemo : 6 Posyandu
f. Muara : 6 Posyandu
4. Pembinaan UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat) :
a. Jumlah Posyandu : 45 buah
b. Jumlah Kader Posyandu dibina : 225 orang
c. Jumlah kader dasa wisma dibina : 34 orang
d. Jumlah Tokoh Masyarakat dibina : 60 orang
5. Sarana Sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus
dijabarkan pada Tabel 1.5.
Tabel 1.5 : Sarana Sekolah di Wilayah Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
No Sekolah Negeri SwastaLaki-
lakiPerempuan
Sekolah
UKSUKS
1 TK 0 6 90 90 0 0
2 SD/MI 16 6 3484 3128 22 22
3 SLTP/MTs 0 6 815 761 0 0
4 SLTA/MA 0 2 190 156 0 0
9
Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
Tabel di atas menjelaskan bahwa sarana sekolah terbanyak adalah SD/MI
6. Sarana pelayanan kesehatan wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.6 : Sarana Pelayanan Kesehatan Tahun 2013
No. Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah
1. Rumah sakit umum 0
2. Rumah sakit jiwa 0
3. Rumah sakit bersalin 0
4. Rumah sakit khusus lainnya 0
5. Puskesmas 1
Tabel 1.6 : Sarana Pelayanan Kesehatan Tahun 2013 (Lanjutan)
No. Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah
6 Puskesmas pembantu 1
7 Puskesmas keliling 1
8 Posyandu 45
9 Polindes 0
10 Poskesdes 1
11 Posbindu 6
12 Balai pengobatan/klinik 1
13 Apotik 0
14 Toko obat 0
15 Praktek dokter (perorangan)
Dokter umum
Dokter gigi
Dokter spesialis
7
0
0
Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
10
Tabel di atas menjelaskan bahwa sarana pelayanan terbanyak adalah
posyandu.
1.1.2.5 Kesehatan Dasar
A. Pelayanan Kesehatan Dasar
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir untuk menurunkan angka
kematian ibu dengan instansi terkait, dalam hal ini puskesmas untuk
pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain :
a. Kunjungan Ibu Hamil K1
Kunjungan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal sesuai
standar yang pertama kali pada masa kehamilan. Cakupan K1 di
puskesmas Tegal Angus tahun 2013 adalah 99,5% dengan cakupan
pemberian Fe1 sebesar 96,4%.
b. Kunjungan Ibu Hamil K4
Kunjungan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal sesuai
standar paling sedikit empat kali selama masa kehamilan, minimal
satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada trimester kedua dan
dua kali pada triwulan ketiga kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe.
Cakupan kunjungan K4 di puskesmas Tegal Angus tahun 2013
adalah 82,67% dengan cakupan pemberian Fe3 90%.
c. Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan
Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. Persalinan oleh
tenaga kesehatan di puskesmas Tegal Angus tahun 2013 adalah
88,54%.
d. Penanganan Bumil dan Neonatal Risiko Tinggi
11
Deteksi dini kelompok bumil dan neonatal risiko tinggi (risti).Jika
ditemukan lebih awal dapat dilakukan intervensi untuk menangani
risiko tersebut. Penemuan bumil risti dan neonatal risti di
puskesmas Tegal Angus pada tahun 2013 yaitu jumlah bumil risti
20% sebanyak 33 ibu hamil dari 202 ibu hamil di desa tanjung
pasir. Penanganan bumil risti 80% sebanyak 41 ibu hamil. Deteksi
resiko tinggi Bumil oleh tenaga kesehatan berkisar 60,60%
e. Pelayanan Neonatal
Pelayanan kesehatan neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu
kali umur 0-7 hari dan satu kali pada umur 8-28 hari.dalam
melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan selain
melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling
perawatan bayi kepada ibu.
2. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pemeriksaan kesehatan
anak sekolah.
Puskesmas Tegal Angus melakukan deteksi tumbuh kembang
balita dan pemeriksaan kesehatan siswa SD/MI. Upaya yang dilakukan
antara lain penyuluhan di posyandu dan pembentukan kelas ibu balita.
3. Keluarga berencana.
a. Peserta KB Baru.
Puskesmas Tegal Angus melakukan edukasi melalui penyuluhan
terus menerus.
b. Peserta KB Aktif.
4. Imunisasi
a. Desa UCI
12
Desa binaan di wilayah Puskesmas Tegal Angus ada 6 desa. Upaya
yang dilakukan sweeping imunisasi.
a. Drop Out imunisasi Campak-Polio.
Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi lengkap pada balita,
sweeping imunisasi campak dan meningkatkan cakupan imunisasi
di posyandu.
5. Gizi
a. Penanganan balita BGM dan gizi buruk
Penanganan balita gizi buruk dengan diberikan PMT pemulihan di
klinik gizi dan MP-ASI untuk perawatan dirumah dan kegiatan
kunjungan rumah untuk pemantauan pemberian PMT serta rujukan
untuk balita gizi buruk.
a. ASI Eksklusif
ASI merupakan makanan penting untuk bayi. Pemberian ASI
eksklusif adalah pemberian makanan hanya ASI sampai bayi
berumur 6 bulan. Zat gizi yang terkandung dalam ASI cukup
memenuhi kebutuhan nutrisi untuk bayi sampai berumur 6 bulan.
Keuntungan dari ASI adalah ASI mengandung zat kekebalan
tubuh, mengandung protein yang mudah diserap oleh tubuh bayi,
mudah dan murah diberikan untuk bayi serta membangun ikatan
kasih sayang antara ibu dan anak. Jumlah bayi yang diberikan ASI
eksklusif di puskesmas tegal angus pada tahun 2013 ini adalah
(71,5%),
b. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)
Program penanggulangan kekurangan vitamin telah dimulai
13
sejak tahun 1970an namun sampai saat ini masalah KV masih
menjadi salah satu masalah gizi utama di Indonesia. KVA
tingkat berat (Xeroptalmia) yang dapat menyebabkan kebutaan
sudah jarang ditemui.
Tabel 1.7 : Tabel Cakupan Program Wajib Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
PROGRAM PUSKESMAS
NO UPAYA KESEHATAN WAJIBHASIL
CAKUPAN
1 Upaya Promosi Kesehatan 98,91
2 Upaya Kesehatan Lingkungan 41,86
3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak/ KB 87,14
4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 110.83
5 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 84,64
6 Upaya Pengobatan 69,69
RATA-RATA PROGRAM WAJIB 82.18
Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
Tabel di atas menjelaskan bahwa upaya kesehatan wajib yang banyak tercakup adalah upaya
promosi kesehatan.
B. Pelayanan Kesehatan Pengembangan
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
Pelayanan kesehatan salah satunya ditujukan terhadap kelompok
usia lanjut, dimana pada kelompok ini biasanya banyak mengalami
gangguan kesehatan degeneratif dan fungsi tubuh lainnya. Dalam upaya
meningkatkan status kesehatan usia lanjut telah dilaksanakan program
pelayanan kesehatan usia lanjut.
14
No UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN Hasil Cakupan
1 Upaya Kesehatan Mata (Pencegahan Kebutaan) 79,63
2 Upaya Kesehatan Telinga (Pencegahan ggn Pendengaran) 6,96
3 Upaya Kesehatan Jiwa -
4 Upaya Kesehatan Olah Raga -
5 Upaya Kesehatan Penanggulangan Penyakit Gigi 130.84
6 Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat -
7 Bina Kesehatan Tradisional -
RATA-RATA PROGRAM PENGEMBANGAN 72,47
RATA-RATA PENCAPAIAN PROGRAM PUSKESMAS 77.32
Catatan ; Rata-rata pencapaian program puskesmas adalah rata-rata program wajib
ditambah dengan rata-rata proram pengembangan dibagi dua.
Sumber: Sistem Informasi Puskesmas Tegal Angus 2013
Tabel di atas menjelaskan bahwa upaya kesehatan pengembangan yang paling
banyak tercakup adalah upaya kesehatan penanggulangan penyakit gigi,
Tabel 1.8 : Tabel Cakupan Program Pengembangan Puskesmas Tegal Angus
Tahun 2013
C. Perilaku Masyarakat
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Puskesmas
dilakukan melalui program promosi kesehatan yaitu penyebarluasan
informasi kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat dapat menggambarkan derajat
kesehatan wilayah tersebut, hal ini dapat disajikan dengan indikator
PHBS.
15
Adapun dari hasil kajian PHBS di wilayah Puskesmas Tegal Angus
pada Tahun 2012 dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 1.9 Tabel kajian PHBS Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
No PHBS Hasil
1 Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan ( 90,5% )
2 Rumah yang bebas jentik ( 72,83% )
3 Penimbangan bayi dan balita ( 100% )
4 Memberikan ASI ekslusif ( 73,67% )
5 Menggunakan air bersih ( 99,39% )
6 Menggunakan jamban sehat ( 15,74% )
7 Olahraga atau melakukan aktifitas fisik (10,09% )
8 Mengkonsumsi makanan seimbang ( 23,5% )
9 Tidak merokok dalam rumah ( 23,5%)
10 Penduduk miskin yang dicakup JPKM ( 96,85% )
Sumber: Sistem Informasi Puskesmas Tegal Angus 2013
Tabel di atas menjelaskan bahwa cakupan PHBS tentang olah raga paling
rendah di antara yang lain.
D. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Lingkungan merupakan aspek yang penting dibidang
kesehatan, upaya peningkatan kualitas lingkungan merupakan langkah
yang tepat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
keluarga yang lebih baik.
Berikut ini upaya-upaya peningkatan kualitas lingkungan bagi
kesehatan yang dilakukan di puskesmas Tegal Angus :
1. Penyehatan Perumahan
Rumah merupakan tempat berkumpul/ beristirahat bagi semua
anggota keluarga dan untuk menghabiskan sebagian besar waktunya,
16
sehingga kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media
penularan penyakit diantara anggota keluarga atau tetangga
sekitarnya. Rumah sehat adalah rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan.
Tabel 1.10. Laporan Cakupan Rumah Sehat Triwulan II Puskesmas Tegal
Angus Tahun 2014
PUSKESMAS DESA
RUMAH
Jumlah
seluruhnya
Jumlah
diperiksa
%
Diperiksa
Jumlah
Sehat
%
Sehat
1 2 3 4 5 6 7
Tegal Angus Tanjung Burung 2685 60 2,23 40 66,67
Pangkalan 5362 110 2,05 90 81,82
Tegal Angus 2900 70 2,41 50 71,43
Tanjung Pasir 1823 50 2,74 35 70,00
Muara 492 30 6,10 25 83,33
Lemo 655 40 6,11 31 77,50
JUMLAH 13.917 360 22 271 75
Keterangan: % rumah diperiksa (kolom 5) adalah jumlah rumah diperiksa (kolom 4) dibagi
seluruh rumah yang ada (kolom 3) kali 100%
% rumah sehat (kolom 7) adalah jumlah rumah sehat (kolom 5) dibagi jumlah rumah
diperiksa (kolom 4) kali 100%
Sumber: Data Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Tegal Angus Tahun 2014
Tabel di atas menjelaskan bahwa daerah dengan rumah sehat terbanyak
berada pada desa Muara.
17
2. Pemenuhan Kebutuhan Sarana Sanitasi Dasar
Pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar di wilayah Puskesmas
Tegal Angus kurang sekali seperti yang terlihat pada tabel 1.8. di
bawah ini :
18
Tabel 1.11. Cakupan Keluarga dengan Kepemilikan Sanitasi Dasar Triwulan II Puskesmas Tegal Angus Tahun 2014
PU
SK
ES
MA
S
DE
SA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
JU
ML
AH
KK
AKSES JAMBAN TEMPAT SAMPAH SARANA PEMBUANGAN AIR LIMBAH
JUM
LA
H K
K
JUM
LA
H K
K
DIP
ER
IKS
A
JUM
LA
H S
EH
AT
JUM
LA
H A
KS
ES
% K
K M
EM
ILIK
I
%K
K D
IPE
RIK
SA
% S
EH
AT
% A
KS
ES
JA
MB
AN
JUM
LA
H K
K
JUM
LA
H K
K
DIP
ER
IKS
A
JUM
LA
H S
EH
AT
% K
K M
EM
ILIK
I
%K
K D
IPE
RIK
SA
% S
EH
AT
JUM
LA
H K
K
JUM
LA
H K
K
DIP
ER
IKS
A
JUM
LA
H S
EH
AT
% K
K M
EM
ILIK
I
%K
K D
IPE
RIK
SA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Tegal Angus
Tanjung Burung
7.754 2.685 989 60 40 300 0,37 6,07 66,67 3,87 989 60 40 100 6,07 66,67 989 60 40 36,83 6,07
Pangkalan16.87
15.362 1.655 110 90 550 0,31 6,65 81,82 3,26 1.655 110 90 100 6,65 81,82 1.655 110 90 30,87 6,65
Tegal Angus
9.378 2.900 1.152 70 50 350 0,40 6,08 71,43 3,73 1.152 70 50 100 6,08 71,43 1.152 70 50 39,72 6,08
Tanjung
Pasir9.738 1.823 715 50 35 250 0,39 6,99 70,00 2,57 715 50 36 100 6,99 70,00 715 50 36 39,22 6,99
Muara 3.524 492 198 30 25 150 0,40 15,15 83,33 4,26 198 30 25 100 15,15 83,33 198 30 25 40,24 15,15
Lemo 6.557 655 259 40 31 200 0,40 15,44 77,50 3,05 259 40 31 100 15,44 77,50 259 40 31 39,54 15,44
19
JUMLAH53.82
213.91
74.968 360 271 1.800 0,36 7,25 75,28 3,34 4.968 360 271 100 7,25 75,28 4.968 360 271 35,70 7,25
20
KETERANGAN: 1. KK memiliki (kolom 9,16, 22) adalah Jumlah KK memiliki (kolom 5,13,19) dibagi Jumlah KK (kolom 4) kali 100%
2. KK Diperiksa (kolom 10,17,23) adalah Jumlah sarana yang diperiksa (kolom 6,14,21) dibagi jumlah KK memiliki (kolom 5,4,20) kali 100%
3. % Sehat (kolom 11,18,24) adah Jumlah sarana sehat (kolom 7,15,21) dibagi jumlah KK diperiksa (kolom 6,14,20) kali 100%
4. % Akses (kolom 12) adalah Jumlahakses pemakai jamban (kolom 8) dibagi jumlah penduduk (kolom 3) kali 100%.
(% aksesitas pemakai jamban bisa diperoleh dari jumlah sarana dikali 5 (estimasi jumlah jiwa dalam KK))
Sumber: Data Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Tegal Angus Tahun 2014
Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahwa dari jumlah rumah yang diperiksa
mengalami penurunan, hal ini dikarenakan tidak adanya sanitarian di Puskesmas
Tegal Angus sehingga kurang tenaga untuk memeriksa sanitasi dasar. Berbagai
faktor seperti tingkat pengetahuan, pendidikan, ekonomi, sosial dan kesadaran
penduduk yang lebih rendah menyebabkan sulitnya meningkatkan kesehatan
sanitasi masyarakat.
3. Penyehatan Tempat Tempat Umum (TTU)
Pengawasan terhadap TTU dilakukan untuk meminimalkan faktor risiko sumber
penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU, Bentuk kegiatan yang
dilakukan antara lain meliputi pengawasan lingkungan TTU secara berkala,
bimbingan, penyuluhan dan sarana perbaikan. Tidak adanya tenaga sanitarian dan
kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus menyebabkan pembinaan di TTU
tidak dapat dilakukan. Di desa tanjung pasir, menurut data yang didapatkan dari
Laporan Cakupan tempat- tempat umum (TTU) sehat terdapat 1 sarana ibadah, 1
hotel dan 1 TTU lainnya yang memenuhi persyaratan TTU sehat.
4. Penyehatan Makanan dan Minuman
Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia dan sumber utama
kehidupan bagi umat manusia, maka dengan itu makanan yang tidak dikelola
dengan baik justru akan menjadi sumber media yang sangat efektif di dalam
penularan penyakit saluran pencernaan. Upaya Puskesmas Tegal Angus adalah
pemeriksaan tempat pengelolaan air bersih, pengawasan terhadap kualitas
penyehatan tempat–tempat umum pengelolaan makanan. Tidak hanya tenaga
sanitarian melainkan kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus menyebabkan
pembinaan penyehatan makanan dan minuman tidak dapat dilakukan.
1.1.2.6 Situasi Derajat Kesehatan
Berdasarkan hasil laporan bulanan penyakit (LB1) Puskesmas Tegal Angus
didapatkan gambaran pola penyakit dilihat berdasarkan jumlah kunjungan di
21
Puskesmas Tegal Angus pada Januari tahun 2014 peserta Jamkesmas dan pada
Agustus 2013 sampai dengan Agustus 2014.
Tabel 1.12 : Gambaran 10 kunjungan terbanyak Puskesmas Tegal Angus Januari-Juni
Tahun 2014
No Penyakit Kode ICD Jumlah Kasus
1 Infeksi Saluran Nafas Atas Akut Ytt J06 1533
2 Demam yang tidak diketahui sebabnya R50 1468
3 Sakit Kepala R51 1098
4 Batuk R05 923
5 Dermatitis Lainnya L30 884
6 Hipertensi Essensial (Primer) I10 526
7 Gastritis dan Duodenitis yang disertai perdarahan lambung K29 499
8 Conjungtivitis /H10 385
9 Diare dan Gastroenteritis A091 314
10 Tuberkulosis Paru Klinis (suspek) A16 302
Tabel di atas menjelaskan bahwa kunjungan terbanyak di puskesmas Tegal Angus adalah kasus
ISPA.
Tabel 1.13. Kunjungan penyakitmetabolit Puskesmas Tegal Angus Agustus 2013- 2014.
Sumber: Sistem Informasi
Puskesmas Tegal Angus 2014
Tabel di atas menjelaskan bahwa penyakit metabolit tertinggi adalah Diabetes Melitus.
22
No Penyakit Jumlah
1 Asam Urat 54
2 Kolesterol 30
3 Diabetes Melitus 101
1.2 Gambaran Keluarga Binaan
Keluarga binaan kelompok kami terdiri dari 3 kepala keluarga, yaitu :
a. Keluarga Tn. H. Anang
b. Keluarga Tn. Zaenal
c. Keluarga Tn. Ocit
1.2.1 Lokasi Keluarga Binaan
Adapun lokasi pemukiman keluarga binaan kelompok kami adalah sebagai berikut:
Gambar 1.3 Denah Lokasi Rumah Keluarga Binaan Kampung Garapan RT 02/RW 06, Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Oktober Tahun 2014
1.2.2 Keluarga Tn. H. Anang
Keluarga binaan dengan kepala keluarga bernama H. Anang. Jumlah anggota keluarga
5 orang dijelaskan pada tabel di bawah ini
Tabel 10. Identitas anggota keluarga Tn. H. Anang
No. NamaStatus
Keluarga
Jenis
Kelamin
Usia
(tahun)
Pendidi
kanPekerjaan
Penghasilan
(per bulan)
1 Anang Bapak Laki-laki 70 -Nelayan
pension-
2 Nesi Ibu Perempuan 60 - IRT -
3Sri
HastutiAnak Perempuan 21 SD IRT -
4 Rudi Menantu Laki-laki 23 SD Supir Rp.800rb
23
5 Jaki Cucu Laki-laki 1 - -
Keluarga Tn. H. Anang bertempat tinggal di Kampung Garapan RT02/RW03, Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. dengan status kepemilikan
milik pribadi yang terletak di lingkungan kumuh.
Keluarga tersebut terdiri dari Tn. H. Anang sebagai kepala keluarga memiliki seorang
istri yang bernama Ny. Nesi, 10 orang anak, dan 20 orang cucu. Anak pertama bernama
Lastri, anak kedua bernama Hanafi, anak ketiga bernama Naman, anak keempat bernama
Namin, anak kelima bernama Misna, anak keenam bernama Kunah, anak ketujuh bernama
Soleh, anak kedelapan bernama Saman, anak kesembilan bernama Armi, dan anak kesepuluh
bernama Sri Hastuti. Anak pertama sampai kesepuluh sudah berkeluarga, anak pertama
sampai kesembilan tidak tinggal bersama dengan Tn. H Anang.
Tn. H. Anang berusia 70 tahun dahulu bekerja sebagai seorang. Saat ini Tn. Anang
sudah tidak bekerja dan untuk biaya hidup sehari-hari didapatkan dari pemberian anak-
anaknya sebanyak Rp 30.000 per hari. Pendapatan ini tidak dapat disisihkan untuk menabung
karena habis untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membeli air PAM,
makanan dan lain-lain. Tn. Anang tidak pernah mengenyam pendidikan. Istrinya, Ny. Nesi
berusia 60 tahun bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Ny. Nesi tidak pernah mengenyam
pendidikan. Anak pertama seorang perempuan yang bernama Lastri berusia 45 tahun
merupakan Ibu Rumah Tangga yang sudah berkeluarga yang tidak tinggal bersama Tn.
Anang. Anak kedua seorang laki-laki bernama Hanafi berusia 43 tahun, bekerja sebagai
nelayan yang memiliki seorang istri yang bernama Saroh berusia 40 tahun, anaknya
berjumlah 3 orang, dan sudah tidak tinggal bersama Tn. Anang. Anak ketiga seorang laki-laki
bernama Naman berusia 40 tahun seorang nelayan yang sudah berkeluarga dan tidak tinggal
bersama Tn. Anang. Anak keempat seorang laki-laki bernama Namin berusia 38 tahun, sudah
berkeluarga dan tidak tinggal bersama Tn. Anang. Anak kelima seorang perempuan bernama
Misna berusia 36 tahun, sudah berkeluarga dan tidak tinggal bersama Tn. Anang. Anak
keenam seorang perempuan bernama Kunah berusia 33 tahun, sudah berkeluarga dan tidak
tinggal bersama Tn. Anang. Anak ketujuh seorang laki-laki bernama Soleh berusia 34 tahun,
sudah berkeluarga dan tidak tinggal bersama Tn. Anang. Anak kedelapan seorang laki-laki
bernama Saman berusia 32 tahun, sudah berkeluarga dan tidak tinggal bersama Tn. Anang.
Anak kesembilan seorang perempuan bernama Armi berusia 28 tahun, sudah berkeluarga dan
tidak tinggal bersama Tn. Anang. Anak kesepuluh bernama Sri Hastuti berusia 21 tahun,
24
tinggal bersama Tn. Anang, memiliki suami bernama Rudi yang bekerja sebagai supir, dan
memiliki seorang anak bernama Jaki berusia 1 tahun.
Kondisi Rumah
Luas bangunan 5 x 7 meter dan tidak bertingkat. Dinding rumah terbuat dari tembok
pada ruang tamu, kamar, dan dapur, sedangkan dinding jamban terbuat dari bilik bambu.
Lantai ruang tamu dan kamar beralaskan keramik, lantai dapur dan jamban beralaskan semen.
Atap rumah tidak terdapat langit-langit dan langsung tampak genteng dan kerangka atap,
sehingga selalu bocor bila turun hujan. Rumah Tn. Anang terdiri dari lima ruangan, terdiri
dari ruang tamu dengan luas 2 x 2 meter, kamar tidur utama dengan luas 3 x 3 meter, kamar
tidur anak dengan luas 3 x 2 meter, dapur dengan luas 2 x 2 meter, dan jamban dengan luas 2
x 1 meter.
Ventilasi
Sistem ventilasi rumah Tn. Anang belum memenuhi kriteria ventilasi yang baik
dimana syarat ventilasi yang baik adalah luas ventilasi ruangan minimal 10% dari luas lantai
ruangan. Ventilasi di rumah Tn. Anang hanya terdapat di ruang tamu. Tidak terdapat ventilasi
di kamar tidur utama. Pada ruang tamu terdapat dua jendela namun jendela tidak dapat
dibuka, terdapat satu ventilasi tetap berukuran 100 x 30 sentimeter dan ventilasi tidak tetap
yaitu pintu utama berukuran 2 meter x 1 meter. Sedangkan di kamar tidur utama, kamar tidur
anak, dan dapur tidak terdapat ventilasi. Total luas ventilasi dibandingkan dengan luas lantai
rumah adalah 6%.
Sarana Sanitasi
Rumah Tn. Anang memiliki satu kamar mandi, biasanya untuk kegiatan mandi, cuci,
dan buang air. Keluarga Tn. Anang memiliki jamban serta pembuangan kotorannya di
empang. Mencuci piring dan mencuci pakaian dilakukan di kamar mandi atau jamban yang
berukuran 2 x 1 meter yang tidak terapat saluran khusus dan tidak terdapatnya septic tank
untuk pembuangan sisa air limbah rumah tangganya, hanya terdapat lubang kecil yang
mengalirkan air limbah ke belakang rumah yang hanya tegenang di permukaan tanah
bergabung dengan sampah – sampah bekas mencuci piring sisa makanan. Keadaan ini ikut
mendukung sebagai faktor resiko tersering timbulnya penyakit pada anggota keluarga,
misalnya diare yang diakui oleh kepala keluarga merupakan penyakit yang paling sering
dialami oleh anggota keluarga. Sampah keluarga dikumpulkan dan dibuang di dekat
rumahnya lalu dibakar.
25
Listrik dan Air
Rumah Tn. Anang memakai listrik dengan cara penggunaan pulsa atau token.
Keluarga Tn. Anang membeli 5 dirigen air pam dengan harga 2500 rupiah setiap hari untuk
memenuhi kebutuhan air bersih. Air bersih digunakan untuk minum dan memasak. Keluarga
Tn. Anang menggunakan air bor untuk mandi, mencuci tangan, mencuci piring, dan mencuci
pakaian.
Pola Makan dan Cuci Tangan
Keluarga Tn. Anang makan besar 3 kali sehari dengan jenis makanan yaitu nasi,
tempe atau tahu, telur atau ikan. Bahan makanan didapatkan dari pasar dan dimasak sendiri
oleh Ny. Nesi (istri) dengan menggunakan kompor gas. Gas yang digunakan adalah gas
dengan bobot 3 kilogram, yang dibeli setiap minggunya dengan harga Rp.18.000. Keluarga
Tn. Anang membiasakan mencuci tangan sebelum makan, namun seringkali tidak
menggunakan sabun, mereka makan menggunakan alat makan seperti piring sendok, garpu
yang dicuci sebelum dipakai. Keluarga Tn. Anang tidak memiliki ruang makan sendiri jadi
mereka makan di ruang tamu atau teras rumah.
Pola Pencarian Pengobatan
Keluarga Tn. Anang sering membeli obat warung atau dipijat bila ada yang sakit, bila
sakitnya tidak sembuh atau makin parah keluarga Tn. Anang berobat ke bidan atau
puskesmas. Jarak rumah keluarga Tn. Anang dengan puskesmas cukup jauh. Keluarga Tn.
Anang tidak memiliki asuransi kesehatan. Menurut keluarga Tn. Anang pelayanan kesehatan
yang ada kurang terjangkau dan kurang memuaskan.
Riwayat Obstetri
Ny. Nesi memiliki 10 orang anak dan tidak pernah keguguran. Ny. Nesi selalu
melahirkan di dukun beranak secara normal. Selama hamil dan pasca melahirkan Ny. Nesi
mengakui tidak pernah memiliki masalah. Ny. Nesi menyusui selama 6 bulan sampai 1 tahun,
tidak pernah menyusui selama 2 tahun karena sibuk mengurusi pekerjaan rumah tangga. Ny.
Nesi mengakui tidak pernah memakai KB.
Ny. Sri memiliki 1 orang anak yang masih berumur 1 tahun, belum pernah mengalami
keguguran. Ny. Sri melahirkan di bidan secara normal. Ny. Sri mengakui tidak pernah
26
memiliki masalah selama hamil dan pasca melahirkan. Ny. Sri masih menyusui sampai saat
ini, diselingi dengan susu SGM dan bubur nasi.
Tabel 11. Faktor Internal Keluarga Tn. Mayar
Gambaran rumah keluarga Tn. Anang berdasarkan kriteria Rumah Sehat MENKES :
Komponen rumah : Langit- langit tidak ada, dinding rumah terbuat dari tembok,
lantai dalam rumah sebagian terdiri dari keramik sebagian lagi lantai semen, jendela
kamar tidur tidak ada, jendela ruang keluarga tidak ada, ventilasi tidak ada di setiap
ruangan, lubang asap dapur tidak ada, pencahayaan kurang terang sehingga kurang
jelas untuk membaca dengan normal.
Sarana Sanitasi : Jamban ada di dalam rumah, sarana pembuangan air limbah ada
tetapi diresapkan mencemari sumber air, tidak ada sarana untuk pembuangan
sampah
Perilaku Penghuni : Keluarga Tn. Anang kadang-kadang membersihkan rumah dan
halaman, keluarga Tn. Anang membuang sampah ke belakang rumah yang lalu
dibakar saat sudah menumpuk.
Berdasarkan presurvey tersebut yang di dapat dari hasil checklist dan kuesioner di
dapatkan skor kondisi rumah 393, yang artinya termasuk dalam kondisi rumah tidak
sehat.
27
Gambar 4. Denah Rumah Tuan Anang
JAMBAN
No Faktor Internal Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Tn. Rudi merokok sekitar setengah bungkus per
hari dan sering merokok di dalam rumah.
2 Olah raga Tn. Anang dan keluarga tidak memiliki
kebiasaan berolahraga.
3 Pola Makan Tn. Anang dan keluarga makan 3x/hari. Selalu
memasak sendiri setiap pagi, siang, dan malam
dengan komposisi makanan nasi, sayur,
tahu/tempe, telor/ikan asin. Mengkonsumsi
daging jarang, hanya 1-2x dalam setahun.
Makan buah-buahan sangat jarang, paling sering
pepaya.
4 Pola Pencarian Pengobatan Keluarga Tn. Anang sering membeli obat
warung atau dipijat bila ada yang sakit. Apabila
sakit bertambah berat, mereka berobat ke
puskesmas atau bidan.
5 Menabung Tn. Anang mengaku tidak dapat menabung,
karena habis oleh pengeluaran sehari-hari.
6 Mencuci tangan Tn. Anang dan keluarga terkadang mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan
menggunakan air bersih mengalir dari keran dan
jarang memakai sabun
7 Aktivitas sehari-hari 1. Tn. Anang tidak bekerja, sehari – hari
hanya dirumah, tidak mrmiliki kebiasaan
merokok.
2. Ny. Nesi bertindak sebagai ibu rumah
tangga, memasak 3x perhari (untuk
seluruh anggota keluarga).
3. Ny. Sri sebagai ibu rumah tangga sehari-
harinya mengurus anak dan membantu
Ny. Nesi melakukan pekerjaan rumah
tangga.
4. Tn. Rudi bekerja sebagai supir.
28
Berangkat pukul 7.00 WIB dan pulang
saat magrib.
5. Jaki berumur 1 tahun, masih
mendapatkan ASI diselingi dengan susu
formula dan bubur nasi. Sering
mengalami diare.
Tabel 12. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Anang
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah 5 x 7 m2. Terdiri dari 5 ruangan
yaitu ruang tamu, dua ruang tidur, dapur, dan
jamban.
2. Ruangan dalam rumah Ruang tamu dan kamar berlantai keramik,
sedangkan ruang dapur dan jamban berlantaikan
semen. Tidak memiliki langit – langit atau
plafon sehingga bocor bila turun hujan.
3. Ventilasi Terdapat 1 ventilasi tetap dan ventilasi tidak
tetap berupa pintu utama di depan rumah.
4. Pencahayaan a. Terdapat jendela pada ruang tamu namun
tidak dapat dibuka
b. Terdapat 4 buah lampu di dalam rumah,
berwarna putih. Lampu terdapat di ruang tamu,
dua kamar tidur, dan dapur.
5. MCK Terdapat tempat untuk mandi, buang air dan cuci
baju dan piring.
6. Sumber Air Dalam kesehariannya Tn. Anang menggunakan
air PAM yang dibelinya dari tukang air keliling
untuk minum dan masak, sedangkan untuk
mandi dan mencuci menggunakan air bor.
7. Saluran pembuangan limbah Tidak ada saluran khusus pembuangan limbah. .
Saluran untuk buang air dialirkan ke empang
berjarak 3 meter dari rumah, dan untuk mencuci
29
pakaian dan piring dialirkan ke tanah belakang
rumah.
8. Tempat pembuangan sampah Sampah rumah tangga ditumpuk terlebih dahulu
di belakang rumah hingga cukup banyak lalu
dibakar.
9. Lingkungan sekitar rumah Di samping kanan dan kiri rumah terdapat
rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah
keluarga Tn. Mayar masih banyak sampah yang
berserakan dikarenakan penduduk sekitar
kurang peduli dengan lingkungannya.
1.2.3 Keluarga Tn. Zaenal
Tabel. 13. Identitas anggota keluarga Tn.Zaenal
No Nama Status
Keluarga
Jenis
Kelamin
Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
1 Tn.
Zaenal
Suami Laki –
laki
30 thn Tidak
Sekolah
Supir Rp 500
rb/bulan
2 Ny.
Armi
Istri Perempu
an
25 thn SMP pedagang Rp 500
rb/bulan
3 An.
Syarifah
Anak Perempu
an
5 thn Taman
kanak-
kanak
- -
Keluarga Tn. Zaenal tinggal di Kampung Garapan RT02/RW06, Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Keluarga ini terdiri dari
sepasang suami istri, dan seorang anak yang tingal bersama di rumah. Tn. Zaenal sebagai
kepala keluarga berusia 30 tahun dengan latar belakang pendidikan tidak pernah sekolah. Ny.
Armi sebagai istri berusia 25 tahun dengan latar pendidikan terakhir SMP. Tn. Zaenal dan
Ny. Armi memiliki seorang anak perempuan. Anaknya bernama Syarifah berusia 5 tahun
dan bersekolah kelas 1 MI. Tn. Zaenal berprofesi sebagai supir dengan pendapatan
Rp500.000,- tiap bulan. Ny. Armi hanya bekerja sebagai pedagang.
30
Kondisi Rumah
Keluarga Tn. Zaenal tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen diatas tanah
seluas 4 x 3 m2. Dinding rumah kiri kanan depan belakang terbuat dari bilik bambu. Lantai
hanya beralaskan tanah dan atap rumah menggunakan genting. Rumah Tn. Zaenal terdiri dari
satu kamar tidur, satu ruang keluarga, dan dipojokan sebelah ruang keluarga terdapat ruangan
kecil dengan sekat berukuran 1,5 x 1,5 m2 di fungsikan sebagai dapur dan tempat mandi,
mencuci baju, mencuci piring, mencuci sayur dan BAK. Tidak ada saluran khusus dan septic
tank sebagai tempat membuang hasil pemakaian air sehingga hasil pemakaian air tersebut
langsung diserap ke tanah. Hal ini merupakan faktor resiko dari timbulnya penyakit diare dan
gatal- gatal pada kaki karena kebiasaan keluarga Tn. Zaenal dan ketidaktersediaan saluran
pembuangan maka dapat menimbulkan sarang penyakit dan mencemari tanah serta
permukaan.
Tn. Zaenal juga tidak mempunyai jamban. Ruang keluarga, dimana terdapat TV dan
merupakan tempat biasanya keluarga berkumpul,di setiap ruangan rumah ini tidak terdapat
ventilasi sehingga cahaya hanya masuk melalui pintu. Untuk buang air besar (BAB) mereka
melakukannya di rumah mertuanya yang kebetulan berada di sebelah rumah Tn. Zaenal.
Jamban yang digunakan oleh keluarga Tn. Zaenal digunakan juga oleh beberapa keluarga
dari mertuanya.. Dapur Tn. Zaenal menggunakan kompor gas.
Sarana Sanitasi
Sumber air bersih untuk minum didapatkan dari pompa air yang menyedot air dari
PAM yang dibeli dengan harga Rp. 300rb/ bulan. Sedangkan air bersih yang digunakan untuk
mandi, mencuci dan keperluan lainnya didapatkan dari air bor. Air yang mereka pakai untuk
membersihkan bokong setelah BAB diambil dari air empang bor. Tn. Zaenal dan keluarga
merasa kebiasaan dari membuang air besar di jamban tersebut tidak nyaman karena harus
menumpang dirumah mertua, tetapi karena terbatasnya penghasilan yang didapatkan oleh Tn.
Zaenal tidak cukup untuk membuat jamban yang lebih layak.
Ventilasi
Sistem ventilasi rumah Tn. Zaenal belum memenuhi kriteria ventilasi yang baik
dimana syarat ventilasi yang baik adalah luas ventilasi ruangan minimal 10% dari luas lantai
31
ruangan. Ventilasi di rumah Tn. Zaenal tidak ada. Total luas ventilasi dibandingkan dengan
luas lantai rumah adalah 0%.
Kebiasaan Mencuci Tangan
Keluarga Tn. Zaenal biasa melakukan cuci tangan sebelum makan, tetapi hanya
sesekali saja menggunakan sabun, kemudian apabila selesai makan, keluarga Tn. Zaenal
terbiasa mencuci tangan menggunakan air cuci tangan yang mengalir yang bersumber dari air
bor dan jarang menggunakan sabun.
Kondisi Lingkungan
Rumah keluarga Tn. Zaenal terletak di daerah yang padat penduduk dengan jarak
antar rumah 0,5 meter disebelah kanan dan kiri. Keluarga Tn. Zaenal memiliki kebiasaan
membuang sampah di depan rumahnya, lalu dibakar di belakang rumah. Kebiasaan tersebut
juga diikuti beberapa warga sekitar.
Pola Pencarian Pengobatan
Keluarga Tn. Zaenal bila ada salah satu keluarganya sakit diurut dan jika makin parah
dibawa ke puskesmas. Jarak rumah keluarga Tn. Zaenal dengan puskesmas cukup jauh
sekitar 3 km. Keluarga Tn. Zaenal tidak memiliki asuransi kesehatan.Menurut keluarga Tn.
Zaenal pelayanan kesehatan yang ada terjangkau dan memuaskan dengan adanya jaminan.
Pola Makan
Keluarga Tn. Zaenal memiliki pola makan sebanyak 2 kali dalam sehari. Biasanya
menu yang biasa dimakan adalah sayur kangkung,sayur asem, tahu, tempe, telur dan ikan
asin, Keluarga Tn. Zaenal mengaku hanya terkadang saja mengkonsumsi daging ayam dan
sangat jarang mengkonsumsi daging sapi. Tn. Zaenal memiliki kebiasaan merokok didalam
dan diluar rumah.
Kebiasaan Olahraga
Tn. Zaenal dan Ny. Armi mengaku jarang melakukan olahraga. Tn. Zaenal dan Ny.
Armi tidak mempunyai masalah kesehatan dalam sebulan terakhir ini, penyakit yang sering
dialami oleh Tn. Zaenal dan Ny. Armi adalah diare dan pusing. Biasanya apabila sakit
mereka berobat dengan obat dari warung dan apabila sakit tambah parah mereka berobat ke
dokter puskesmas.
32
Riwayat Obstetri
Selama mengandung, Ny.Armi tidak pernah mengalami sakit atau kelainan pada
kandungannya. Ny. Armi kadang-kadang memeriksakan kandungannya ke bidan, tetapi anak
Ny. Armi lahir di rumah dengan bantuan paraji. Ny. Armi mengaku anaknya diberikan
imunisasi lengkap. Ny. Armi mengatakan semua anaknya mendapatkan ASI hingga usia 6
bulan.
Gambaran rumah keluarga Tn. Zaenal berdasarkan kriteria Rumah Sehat MENKES :
Komponen rumah : Langit- langit tidak ada, dinding rumah terbuat dari bilik bambu,
lantai dalam rumah sebagian terdiri dari lantai semen dan sebagian terdiri dari tanah,
jendela kamar tidur tidak ada, jendela ruang keluarga tidak ada, ventilasi tidak ada di
setiap ruangan, lubang asap dapur tidak ada, pencahayaan kurang terang sehingga
kurang jelas untuk membaca dengan normal.
Sarana Sanitasi : Jamban tidak ada di dalam rumah, sarana pembuangan air limbah
tidak ada dan menggenang di belakang rumah, tidak ada sarana untuk pembuangan
sampah
33
Gambar 5. Denah Rumah Keluarga Tn. Zaenal
RUANG KELUARGA
Perilaku Penghuni : Keluarga Tn. Zaenal kadang-kadang membersihkan rumah dan
halaman, keluarga Tn. Zaenal membuang sampah ke belakang rumah yang lalu
dibakar saat sudah menumpuk.
Berdasarkan presurvey tersebut yang di dapat dari hasil checklist dan kuesioner di
dapatkan skor kondisi rumah 178, yang artinya termasuk dalam kondisi rumah tidak
sehat.
Tabel 14. Faktor Internal Keluarga Tn. Zaenal
No Faktor Internal Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Tn. Zaenal merokok sekitar setengah bungkus
dalam satu hari, biasanya kebiasaan merokok ini
dilakukan diluar rumah jauh dari anak dan
cucunya, namun kadang juga di dalam rumah
2 Olah raga Keluarga Tn. Zaenal tidak memiliki kebiasaan
berolahraga.
3 Pola Makan Tn. Zaenal makan 2x/hari. Ny. Asni makan
2x/hari, selalu memasak sendiri setiap jam 7
pagi dan 3sore dengan komposisi makanan nasi,
sayur, tahu/tempe, telor/ikan asin.
Mengkonsumsi daging ayam sesekali,
2x/mingggu. Makan buah-buahan sangat jarang,
paling sering timun suri dan pepaya. Ibu
mengaku kadang jajan makanan.
4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit bertambah berat, mereka selalu
pergi ke puskesmas.
5 Menabung Tn. Zaenal mengaku tidak selalu menabung,
tergantung dengan pengeluaran bulanannya.
6 Mencuci tangan Tn. Zaenal, Ny. Armi selalu mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan menggunakan air
bersih yang mengalir dan kadang memakai
sabun
7 Aktivitas sehari-hari 1. Tn. Zaenal bekerja sebagai sopir yang
berangkat kerja dari jam 6 sampai jam 6
34
sore, sepulang kerja selalu langsung
istirahat, mempunyai kebiasaan merokok
setengah bungkus per hari.
2. Ny. Armi bertindak sebagai pedagang
yang berangkat kerja jam 9 pagi sampai
jam 3 sore, memasak 2x perhari.
3. An. Syarifah setiap harinya sering
bermain bersama dengan tetangga sekitar.
Tabel 15. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Zaenal
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah 4 x 3 m2
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat satu kamar tidur, satu
ruang keluarga, satu dapur yang dijadikan satu
ruangan yg difungsikan untuk mencuci dan
mandi.
3. Ventilasi Tidak terdapat ventilasi pada sisi rumah
4. Pencahayaan a. Tidak terdapat jendela pada ruang manapun
b.Terdapat 2 buah lampu di dalam rumah, lampu
berwarna kuning. Lampu terdapat di ruang
keluarga dan dapur.
5. MCK Terdapat suatu ruangan kecil samping ruang
keluarga dengan sekat yang digunakan sebagai
tempat untuk mandi dan cuci piring,serta cuci
baju, dan BAK tetapi tidak terdapat tempat untuk
buang air besar.
6. Sumber Air Dalam kesehariannya Tn. Zaenal menggunakan
air PAM yang dibelinya dari tukang air keliling
di daerah tempat tinggalnya untuk minum dan
35
menggunakan air bor untuk keperluan mandi dan
mencuci
7. Saluran pembuangan limbah Tidak ada saluran khusus pembuangan limbah.
Semua hasil pemakaian air di buang dan
langsung diserap di tanah
8. Tempat pembuangan sampah Sampah rumah tangga rumah ditumpuk terlebih
dahulu di depan rumah hingga cukup banyak
lalu dibakar.
9. Lingkungan sekitar rumah Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah
tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga
Tn. Zaenal masih banyak sampah yang
berserakan dikarenakan penduduk sekitar kurang
peduli dengan lingkungannya.
1.2.4 Keluarga Tuan Ocit
Keluarga binaan dengan kepala keluarga bernama Ocit berjumlah anggota keluarga
lima orang dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 10.Identitas anggota keluarga Tn.Ocit
No. NamaStatus
Keluarga
Jenis
Kelamin
Usia
(tahun)Pendidikan Pekerjaan
Penghasilan
(per bulan)
1 Tn. Ocit Bapak Laki-laki 45 - - -
2Ny.
SulastriIbu Perempuan 40 - IRT -
3Tn.
AsanAnak Laki-laki 25 SMP
Pekerja
tidak tetap
Rp 500.000
– Rp
1.000.000
4Ny.
NurainiMenantu Perempuan 23 SD IRT -
5 Nn. Anak Perempuan 20 - - -
36
Sumiyati
Keluarga Tn. Ocit bertempat tinggal di Kampung Garapan RT 02/RW06, Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari
Tn. Ocit sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Sulastri dan 4 orang
anak; anak pertama bernama Oni, anak kedua bernama Asan, anak ketiga bernama Asim,
anak keempat bernama Sumiyati. Anak pertama dan anak ketiga sudah tidak lagi tinggal
bersama Tn. Ocit.
Tn. Ocit, berusia 45 tahun, saat ini sudah tidak bekerja yang dahulunya dengan
penghasilan berkisar antara Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 per bulan yang didapat dari
menyewakan kapal. Saat ini kapal tersebut sudah dijual untuk biaya pengobatan epilepsi
Sumiyati. Pendapatan Tn. Ocit dari anaknya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari, seperti membeli air PAM, makanan, kebutuhan sehari-hari, dan lain-lain. Tn. Ocit
tidak pernah mengenyam bangku pendidikan sehingga tidak dapat membaca dan menulis.
Istrinya, Ny. Sulastri yang berusia 40 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga. Begitupula
Ny. Sulastri yang tidak pernah mengenyam pendidikan sehingga tidak dapat membaca dan
menulis. Tn. Ocit dan Ny. Sulastri memiliki anak pertama seorang perempuan bernama Ny.
Oni berusia 27 tahun yang telah menikah dengan Tn. Jaka dan saat ini sudah tinggal terpisah
dengan orang tuanya. Anak kedua seorang laki-laki bernama Tn. Asan berusia 25 tahun yang
juga telah menikah dengan Ny. Nuraini yang turut tinggal bersama Tn. Ocit. Tn. Asan tidak
memilik pekerjaan tetap terkadang mendapat orderan memperbaiki televisi atau mencari ikan
sebagi nelayan. Pendapatan Tn. Asan menjadi tidak menentu sekitar 500.000 per bulan. Anak
ketiga seorang laki-laki bernama Tn. Asim berusia 23 tahun yang telah menikah dan tinggal
terpisah dengan Tn. Ocit. Anak keempat bernama Nn. Sumiyati berusia 20 tahun yang
mengidap epilepsi sejak usia 11 tahun sehingga tidak dapat menyelesaikan SD.
Kondisi Rumah
Luas bangunan 6 x 10 meter dan tidak bertingkat. Dinding rumah terbuat dari tembok
bata pada seluruh ruangan. Langit-langit rumah tidak berplafon dan atap rumah ditutupi oleh
genteng yang terbuat dari tanah liat. Langit-langit pada bagian kamar ditutupi oleh gabus dan
semua bagian rumah sering bocor saat hujan turun. Rumah Tn. Ocit terdiri dari tujuh
37
ruangan, terdiri dari ruang tamu dengan luas 2,5 x 2 meter, ruang keluarga dengan luas 2 x 2
meter, kamar tidur utama dengan luas 3 x 3 meter, kamar anak dengan luas 3 x 2 meter, dapur
dengan luas 2 x 2 meter, dan kamar mandi 2 x 1,5 meter.
Ventilasi
Sistem ventilasi rumah Tn. Ocit belum memenuhi kriteria ventilasi yang baik dimana
syarat ventilasi yang baik adalah luas ventilasi ruangan minimal 10% dari luas lantai ruangan.
Ventilasi di rumah Tn. Ocit hanya terdapat di ruang keluarga dan ruang tamu. Tidak terdapat
ventilasi di kamar tidur utama. Pada ruang tamu terdapat dua ventilasi dengan luas ventilasi
30 x 200 sentimeter. Sedangkan di ruang keluarga, kamar tidur anak, dan dapur tidak terdapat
ventilasi. Total luas ventilasi dibandingkan dengan luas lantai rumah adalah 9.10%.
Sarana Sanitasi
Kegiatan mencuci piring, mencuci pakaian dan mencuci sayur-sayuran dilakukan
didapur yang berukuran 2 x 2 meter yang terdapat saluran khusus untuk pembuangan sisa air
limbah rumah tangganya, hanya terdapat lubang kecil yang mengalirkan air limbah ke
belakang rumah yang hanya tegenang di permukaan tanah bergabung dengan sampah-sampah
bekas mencuci sayur-sayuran. Sampah keluarga dikumpulkan dan dibuang di dekat rumahnya
lalu dibakar.
Air dan Listrik
Rumah Tn. Ocit memakai listrik dengan cara penggunaan pulsa atau token. Keluarga
Tn. Ocit membeli 5 dirijen seharga 2500 rupiah setiap hari untuk memenuhi kebutuhan air
bersih.Air bersih digunakan untuk minum dan memasak. Kegiatan mencuci dan mandi
keluarga Tn. Ocit menggunakan air bor.
Pola Makan dan Cuci Tangan
Keluarga Tn. Ocit makan besar 2 kali sehari dengan jenis makanan yaitu nasi tempe
atau tahu, atau ikan, telur. Bahan makanan didapatkan dari pasar dan dimasak sendiri oleh
Ny. Sulasti (istri) dengan menggunakan kompor gas. Gas yang digunakan adalah gas dengan
bobot 3 kilogram, yang dibeli setiap minggunya dengan harga Rp.18.000. Keluarga Tn. Ocit
tidak membiasakan mencuci tangan sebelum makan, mereka makan menggunakan alat
makan seperti piring sendok, garpu yang dicuci sebelum dipakai. Keluarga Tn. Ocit memiliki
ruang makan sendiri jadi mereka makan di ruang makan tersebut.
38
Pola Pencarian Pengobatan
Keluarga Tn. Ocit bila ada salah satu keluarganya sakit diurut dan jika makin parah
dibawa ke puskesmas. Jarak rumah keluarga Tn. Ocit dengan puskesmas cukup jauh sekitar 3
km. Keluarga Tn. Ocit tidak memiliki asuransi kesehatan.Menurut keluarga Tn. Ocit
pelayanan kesehatan yang ada terjangkau dan memuaskan dengan adanya jaminan.
Riwayat Obstetrik
Selama mengandung, Ny. Sulastri tidak pernah mengalami sakit atau kelainan pada
kandungannya. Ny. Sulastri kadang-kadang memeriksakan kandungannya ke bidan, dan
semua anak Ny. Sulastri lahir di rumah dengan bantuan paraji. Ny. Sulastri mengaku anak
pertama hingga keempat lupa diberikan imunisasi lengkap atau tidak. Ny. Sulastri
mengatakan semua anaknya mendapatkan ASI hingga usia 6 bulan. Ny. Sulastri pernah
mengalami keguguran satu kali saat kehamilan anak keempat berusia 4 bulan.
Gambaran rumah keluarga Tn. Ocit berdasarkan kriteria Rumah Sehat MENKES :
Komponen rumah : Langit- langit tidak ada, dinding rumah terbuat dari tembok,
lantai dalam rumah sebagian terdiri dari keramik sebagian lagi lantai semen, jendela
39
Gambar 4. Denah Rumah Tuan Ocit
kamar tidur tidak ada, jendela ruang keluarga tidak ada, ventilasi tidak ada di setiap
ruangan, lubang asap dapur tidak ada, pencahayaan kurang terang sehingga kurang
jelas untuk membaca dengan normal.
Sarana Sanitasi : Jamban ada didalam rumah, sarana pembuangan air limbah ada
tetapi diresapkan mencemari sumber air, tidak ada sarana untuk pembuangan
sampah
Perilaku Penghuni : Keluarga Tn. Ocit kadang-kadang membersihkan rumah dan
halaman, keluarga Tn. Ocit membuang sampah ke belakang rumah yang lalu dibakar
saat sudah menumpuk.
Berdasarkan presurvey tersebut yang di dapat dari hasil checklist dan kuesioner di
dapatkan skor kondisi rumah 486, yang artinya termasuk dalam kondisi rumah tidak
sehat.
Tabel 11. Faktor Internal Keluarga Tn. Ocit
No Faktor Internal Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Tn. Asan merokok sekitar setengah bungkus
dalam satu hari, biasanya kebiasaan merokok ini
dilakukan didialam rumah.
2 Olah raga Tn. Ocit tidak memiliki kebiasaan berolahraga.
3 Pola Makan Tn. Ocit makan 2x/ hari. Ny. Sulastri makan
2x/hari lalu memasak sendiri setiap dengan
komposisi makanan nasi, sayur, tahu/tempe,
telor/ikan asin. Mengkonsumsi daging jarang,
hanya 1-2x dalam setahun. Makan buah-buahan
sangat jarang, paling sering timun suri dan
pepaya. Ibu mengaku kadang jajan makanan.
4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit mereka diurut terlebih dahulu, jika
bertambah parah dibawa ke puskesmas.
5 Menabung Tn. Ocit mengaku selalu tidak dapat menabung,
karena habis oleh pengeluaran sehari-hari.
6 Mencuci tangan Tn. Ocit dan Ny. Sulastri terkadang mencuci
40
tangan sebelum dan sesudah makan
menggunakan air bersih yang tidak mengalir dan
kadang memakai sabun.
7 Aktivitas sehari-hari 1. Tn. Ocit sudah tidak bekerja sehingga
kegiatannya hanya duduk-duduk saja.
2. Ny. Sulastri bertindak sebagai ibu rumah
tangga, memasak 2x perhari dan
membersihkan rumah.
3. Tn. Asan setiap harinya bekerja
serabutan sehingga jarang berada di
rumah.
4. Ny. Nuraini juga bertindak sebagai ibu
rumah tangga yang membantu Ny.
Sulastri dalam kegiatan rumah tangga.
5. Nn. Sumiyati sudah putus sekolah dan
sering sakit-sakitan sehingga hanya
membantu orang tua di rumah atau
bermain.
Tabel 12. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Ocit
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah 6 x 10 m2
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat dua kamar tidur, satu
ruang keluarga, satu ruang tamu, satu ruang
makan, satu mushola, satu kamar mandi, satu
dapur
3. Ventilasi Terdapat 3 ventilasi pada depan rumah
4. Pencahayaan a. Terdapat jendela pada ruang tamu namun
hanya sesekali dalam keadaan terbuka
41
b. Terdapat7 buah lampu yang ada di setiap
ruangan.
5. MCK Terdapat tempat untuk mandi, buang air besar,
dan mencuci.
6. Sumber Air Dalam kesehariannya Tn. Ocit menggunakan air
PAM yang dibelinya dari tukang air keliling di
daerah tempat tinggalnya.
7. Saluran pembuangan limbah Terdapat saluran khusus pembuangan limbah
dan pembuangan limbah cair rumah tangga
hanya dialirkan ke empang belakang rumah.
8. Tempat pembuangan sampah Sampah rumah tangga ditumpuk terlebih dahulu
di belakang rumah hingga cukup banyak lalu
dibakar.
9. Lingkungan sekitar rumah Di samping kanan dan kiri rumah terdapat
rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah
keluarga Tn. Ocit masih banyak sampah yang
berserakan dikarenakan penduduk sekitar
kurang peduli dengan lingkungannya.
1.2 Penentuan area masalah
1.3.1 Penjabaran Area Masalah Pada Keluarga Binaan
1.3.1.1 Keluarga Tn. H. Anang
A. Masalah Non Medis
o Tidak terdapat ventilasi untuk sirkulasi udara dan pencahayaan yang
memadai di dalam rumah.
o Terbatasnya ketersediaan air bersih.
o Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga.
o Kurangnya kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.
o Kebiasaan membakar sampah.
o Tidak terdapat saluran pembuangan limbah cair rumah tangga.
o Tidak ada ubin di ruang dapur dan kamar mandi
42
B. Masalah Medis
o Riwayat penyakit gastrointestinal : diare
1.3.1.2 Keluarga Tn. Zaenal
A. Masalah Non Medis
o Tidak terdapat jamban di dalam rumah.
o Tidak tersedianya saluran pembuangan limbah cair rumah tangga.
o Kurangnya ketersediaan air bersih.
o Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga.
o Kurangnya kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun sebelum
dan setelah makan.
o Kebiasaan membakar sampah.
o Tidak ada ventilasi sehingga tidak kondusifnya pertukaran cahaya dan
udara.
o Tidak ada ubin sebagai lantai rumah.
o Latar belakang pendidikan rendah.
o Kelahiran tidak ditolong oleh tenaga kesehatan.
B. Masalah Medis
o Riwayat penyakit gastrointestinal : diare
1.3.1.3 Keluarga Tn. Ocit
A. Masalah Non Medis
o Terdapat kandang ayam di samping rumah.
o Terbatasnya ketersediaan air bersih.
o Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga.
o Kurangnya kebiasaan mencuci tangan sebelum makan.
o Kebiasaan membakar sampah.
o Kurangnya ventilasi sehingga tidak kondusifnya pertukaran cahaya dan
udara.
o Kelahiran tidak ditolong oleh tenaga kesehatan.
o Latar belakang pendidikan yang rendah.
43
B. Masalah Medis
o Riwayat penyakit gastrointestinal : diare
1.3.2 Area masalah sebagai diagnosis komunitas
Terdapat 2 metode yang dapat di gunakan untuk menentukan area masalah
yaitu metode delbeq dan metode delphi. Metode Delbeq adalah penetapan
prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang tidak
sama keahliannya. Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta.
Peserta lalu di minta untuk mengemukakan beberapa masalah. Masalah yang
banyak di kemukakan adalah prioritas.
Metode Delphi adalah suatu metode dimana dalam proses pengambilan
keputusan melibatkan beberapa pakar. Dalam pengambilan sebuah masalah, kami
menggunakan Metode Delphi. Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat
keputusan yang di buat oleh suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para
ahli atas masalah yang akan di putuskan.
Berikut ini merupakan proses Metode Delphi :
Gambar 1.8 : Proses Metode Delphi
44
Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan, melalui proses
musyawarah antara kelompok kami dengan para tenaga kesehatan di Puskesmas
Tegal Angus kami memutuskan untuk mengangkat permasalahan “ Kurangnya
Pengetahuan Mengenai Rumah Sehat di Keluarga Binaan Kampung
Garapan RT 002/06 Kecamatan Teluk Naga, Desa Tanjung Pasir, Kabupaten
Tangerang, Propinsi Banten”.
1.3.3 Alasan pemilihan masalah
Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai pertimbangan yaitu:
1. Dari data “pemantauan status kesehatan pada penderita ISPA di tingkat
kecamatan atau puskesmas pada tahun 2014” dan tingginya angka penderita ISPA
terutama pada usia balita di desa Tanjung Pasir kecamatan Teluk Naga tahun
2012.
2. Dari data “pemantauan status kesehatan pada penderita Dermatitis di tingkat
kecamatan atau puskesmas pada tahun 2014” dan tingginya angka penderita ISPA
terutama pada usia balita di desa Tanjung Pasir kecamatan Teluk Naga tahun
2012.
3. Dari data “pemantauan status kesehatan pada penderita Tuberkulosis di tingkat
kecamatan atau puskesmas pada tahun 2014” dan tingginya angka penderita ISPA
terutama pada usia balita di desa Tanjung Pasir kecamatan Teluk Naga tahun
2012.
4. Dari data “pemantauan status kesehatan pada penderita Diare di tingkat
kecamatan atau puskesmas pada tahun 2014” dan tingginya angka penderita ISPA
terutama pada usia balita di desa Tanjung Pasir kecamatan Teluk Naga tahun
2012.
5. Dari survey yang dilakukan dengan cara observasi terhadap keluarga binaan di
Desa Tanjung Pasir didapatkan hasil bahwa seluruh rumah keluarga binaan
dalam kondisi rumah tidak sehat
6. Dari survey yang dilakukan dengan cara wawancara terhadap keluarga binaan di
Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga didapatkan
informasi mengenai ketidak pedulian keluarga binaan tentang pentingnya
menjaga kesehatan lingkungan rumah, hal ini sebagian besar disebabkan oleh
rendahnya tingkat pendidikan.
45
7. Kurangnya sosialisasi mengenai rumah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan,
dan penyakit-penyakit yang bisa disebabkan lingkungan rumah yang tidak sehat.
46