bab i

4
Bab I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Kecacingan merupakan penyakit yang disebabkan terinfeksi oleh parasit berupa cacing-cacing yang hidup dan berkembang biak didalam tubuh manusia penyakit ini timbul akibat dari gaya hidup atau kebiasaan yang kurang bersih dan umumnya terjadi pada anak kecil. (syamsiah dan tajudin 2003) Soil transmitted helminth adalah cacing yang dalam penularannya memerlukan media tanah.infeksi soil transmitted helminth memiliki daya endemik pada beberapa daerah dinegara berkembang,baik yang beriklim tropis maupun beriklim sub – tropis, jenis cacing yang paling sering menginfeksi manusia adalah Ascaris lumbricoides,trichuris trcihiura dan hook worm ( WHO 2002 ). Berdasarkan data survei kecacingan yayasan buana kusuma stahun 2006 – 2007 ,rata-rata angka prevalensi kecacingan dijakarta timur adalah 2,5%,dan jakarta utara sebesar 7,8%.di provinsi sulawesi selatan berdasarkan hasil survei cacing pada tahun 2009-2010 sebesar 27,28%.provinsi jawa timur melaksanakan survei pada tahun 2008-2010 dengan rata- rata prevalensi

Upload: arie-widodo

Post on 12-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 1

TRANSCRIPT

Page 1: Bab I

Bab I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kecacingan merupakan penyakit yang disebabkan terinfeksi oleh parasit

berupa cacing-cacing yang hidup dan berkembang biak didalam tubuh manusia

penyakit ini timbul akibat dari gaya hidup atau kebiasaan yang kurang bersih dan

umumnya terjadi pada anak kecil.(syamsiah dan tajudin 2003)

Soil transmitted helminth adalah cacing yang dalam penularannya

memerlukan media tanah.infeksi soil transmitted helminth memiliki daya endemik

pada beberapa daerah dinegara berkembang,baik yang beriklim tropis maupun

beriklim sub – tropis, jenis cacing yang paling sering menginfeksi manusia adalah

Ascaris lumbricoides,trichuris trcihiura dan hook worm ( WHO 2002 ).

Berdasarkan data survei kecacingan yayasan buana kusuma stahun 2006 –

2007 ,rata-rata angka prevalensi kecacingan dijakarta timur adalah 2,5%,dan

jakarta utara sebesar 7,8%.di provinsi sulawesi selatan berdasarkan hasil survei

cacing pada tahun 2009-2010 sebesar 27,28%.provinsi jawa timur melaksanakan

survei pada tahun 2008-2010 dengan rata- rata prevalensi cacingan sebesar

7,95%.untuk data yang terkumpul tahun 2011 dari survei dibeberapa kabupaten

memperlihatkan angka yang bervariasi,di kabupaten lebak dan pandeglang

menunjukan angka yang cukup tinggi yaitu 62% dan 43,78%,selanjutnya

ksbupsten sleman DIY prevalensinya 21,78%,dikabupaten karangasem

51,27%,dikabupaten lombok barat dan mataram memperlihatkan angka berturut-

turut 29,47% dan 24,53% dan kabupaten sumba barat menunjukan prevalensinya

29,56%.(ditjen pp dan pl 2012)

Kurangnya sanitasi diri maupun lingkungan yang sehat seperti tidak

mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang sesuatu,tidak cuci tangan

sebelum makan dan setelah BAB,BAB disembarang tempat seperti

Page 2: Bab I

sungai,kebun,parit irigasi,dan ditengah perkebunan,tidak menjaga kebersihan

tubuh terutama kuku,serta memakan sayuran mentah yang tidak dicuci.

Menurut penelitian nugroho dkk tahun 2010,terdapat kontaminasi telur

STH sebesar 38,89% pada sayuran kubis/kol(brassica oleracea) yang digunakan

sebagai lalapan mentah pada warung makan lesehan dikota wonogiri gunung kidul

yogyakarta.

Menurut penelitian suryani tahun 2013 pada pedagang pecel lele dengan

tehnik mencuci sayuran kubis dengan merendam didalam wadah seperti baskom

dan panci,kotoran atau telur telur cacing yang tadinya terlepas bisa menempel

kembali di sayuran.pencucian dengan air yang mengalir akan membuat sayuran

menjadi bersih,karena air yang mengalir yang datang kesayuran dalam kondisi

bersih akan membawa kotoran,debu,kuman,parasit dan lain sebagainya.

b.RUMUSAN MASALAH

apakah ada perbedaan jumlah telur sth pada sayur kubis sebelum dan sesudah disimpan dalam lemari es ?

C.TUJUAN PENELITIAN

1.tujuan umum

Mengetahui perbedaan jumlah telur sth pada sayur kubis sebelum dan sesudah dilakukan penyimpanan

2.tujuan khusus

a.mengetahui jumlah telur sth pada sayur kubis sebelum dan sesudah dilakukan penyimpanan

b.mengetahui angka kapang setelah dilakukan penyimpanan

c.menganalisa perbedaan jumlah telur sth pada sayur kubis sebelum disimpan dan setelah dilakukan penyimpanan di almari es

D.manfaat penelitian

1.manfaat teoritis

a.menambah pengetahuan dan wawasan tentang penanganan bahan makanan sebelum diolah dan bahan sisa pengolahan

Page 3: Bab I

b.menambah perbendaharaan Karya tulis ilmiah sebagai landasan penelitian sedlanjutnya

c.menambah ilmu tentang cara penulisan karya tulis ilmiah kepada penulis

2.manfaat praktis