bab i
DESCRIPTION
bab 1TRANSCRIPT
Bab I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Kecacingan merupakan penyakit yang disebabkan terinfeksi oleh parasit
berupa cacing-cacing yang hidup dan berkembang biak didalam tubuh manusia
penyakit ini timbul akibat dari gaya hidup atau kebiasaan yang kurang bersih dan
umumnya terjadi pada anak kecil.(syamsiah dan tajudin 2003)
Soil transmitted helminth adalah cacing yang dalam penularannya
memerlukan media tanah.infeksi soil transmitted helminth memiliki daya endemik
pada beberapa daerah dinegara berkembang,baik yang beriklim tropis maupun
beriklim sub – tropis, jenis cacing yang paling sering menginfeksi manusia adalah
Ascaris lumbricoides,trichuris trcihiura dan hook worm ( WHO 2002 ).
Berdasarkan data survei kecacingan yayasan buana kusuma stahun 2006 –
2007 ,rata-rata angka prevalensi kecacingan dijakarta timur adalah 2,5%,dan
jakarta utara sebesar 7,8%.di provinsi sulawesi selatan berdasarkan hasil survei
cacing pada tahun 2009-2010 sebesar 27,28%.provinsi jawa timur melaksanakan
survei pada tahun 2008-2010 dengan rata- rata prevalensi cacingan sebesar
7,95%.untuk data yang terkumpul tahun 2011 dari survei dibeberapa kabupaten
memperlihatkan angka yang bervariasi,di kabupaten lebak dan pandeglang
menunjukan angka yang cukup tinggi yaitu 62% dan 43,78%,selanjutnya
ksbupsten sleman DIY prevalensinya 21,78%,dikabupaten karangasem
51,27%,dikabupaten lombok barat dan mataram memperlihatkan angka berturut-
turut 29,47% dan 24,53% dan kabupaten sumba barat menunjukan prevalensinya
29,56%.(ditjen pp dan pl 2012)
Kurangnya sanitasi diri maupun lingkungan yang sehat seperti tidak
mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang sesuatu,tidak cuci tangan
sebelum makan dan setelah BAB,BAB disembarang tempat seperti
sungai,kebun,parit irigasi,dan ditengah perkebunan,tidak menjaga kebersihan
tubuh terutama kuku,serta memakan sayuran mentah yang tidak dicuci.
Menurut penelitian nugroho dkk tahun 2010,terdapat kontaminasi telur
STH sebesar 38,89% pada sayuran kubis/kol(brassica oleracea) yang digunakan
sebagai lalapan mentah pada warung makan lesehan dikota wonogiri gunung kidul
yogyakarta.
Menurut penelitian suryani tahun 2013 pada pedagang pecel lele dengan
tehnik mencuci sayuran kubis dengan merendam didalam wadah seperti baskom
dan panci,kotoran atau telur telur cacing yang tadinya terlepas bisa menempel
kembali di sayuran.pencucian dengan air yang mengalir akan membuat sayuran
menjadi bersih,karena air yang mengalir yang datang kesayuran dalam kondisi
bersih akan membawa kotoran,debu,kuman,parasit dan lain sebagainya.
b.RUMUSAN MASALAH
apakah ada perbedaan jumlah telur sth pada sayur kubis sebelum dan sesudah disimpan dalam lemari es ?
C.TUJUAN PENELITIAN
1.tujuan umum
Mengetahui perbedaan jumlah telur sth pada sayur kubis sebelum dan sesudah dilakukan penyimpanan
2.tujuan khusus
a.mengetahui jumlah telur sth pada sayur kubis sebelum dan sesudah dilakukan penyimpanan
b.mengetahui angka kapang setelah dilakukan penyimpanan
c.menganalisa perbedaan jumlah telur sth pada sayur kubis sebelum disimpan dan setelah dilakukan penyimpanan di almari es
D.manfaat penelitian
1.manfaat teoritis
a.menambah pengetahuan dan wawasan tentang penanganan bahan makanan sebelum diolah dan bahan sisa pengolahan
b.menambah perbendaharaan Karya tulis ilmiah sebagai landasan penelitian sedlanjutnya
c.menambah ilmu tentang cara penulisan karya tulis ilmiah kepada penulis
2.manfaat praktis