bab i

69
BAB I SEJARAH PERENCANAAN

Upload: devika

Post on 12-Jan-2016

96 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB I. SEJARAH PERENCANAAN. SEJARAH PERKEMBANGAN PERENCANAAN DI INDONESIA. Perencanaan tertulis secara ilmiah di Indonesia diawali pada tahun 1947 dimana Soekarno membentuk : - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

SEJARAH PERENCANAAN

Page 2: BAB I

SEJARAH PERKEMBANGANPERENCANAAN DI INDONESIAPerencanaan tertulis secara ilmiah di Indonesia diawali pada tahun1947 dimana Soekarno membentuk :Panitia pemikir siasat ekonomi yang diketahui oleh Drs. Muhamad Hatta yang dikenal deklarasi: Dasar pokok dari pada plan mengatur ekonomi IndonesiaTahun 1948 – 1950Menyusun plan bidang pertanian, peternakan, perindustrian dan kehutanan.Tahun 1951 – 1952Dibentuk Dewan Perencanaan Nasional (Depernas)Depernas RPNSB ini menjadi cikal bakal terbentuknya Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (Bappenas).Tahun 1961 – 1969Disusun Rencana Pembangunan Nasional Semesta BerencanaPada awalnya kita menganut perencanaan tradisional (Traditiaonal Planing) dimana kita menyediakan anggaran terlebih dahulu setelah terkumpul dana baru menyusun rencana. Perencanaan tradisional, rencana dikendalikan oleh dana dan daya

Page 3: BAB I

PERENCANAAN MODERN

Dimulai lahirnya REPELITA yang menganut PPBS (Planing Programming Budgeting Sistem) berdasarkan :

DUK – Daftar Usulan Kegiatan DIK – Daftar Isian Kegiatan DIP – Daftar Isian Proyek Para perencana modern lebih mengutamakan membuat rencana,

sasaran dan program baru dijabarkan dalam anggaran. Tahun 1982 terkenal dengan Perencanaan terpadu yang terkenal

dengan SP4 atau Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Pengangguran

Page 4: BAB I

Perkembangan Perencanaan Pendidikan Menurut Keputusan Mendikbud No. 229

Menggunakan model “Net Work Planning” atau Perencanaan Jaringan Laba-labaYaitu perencanaan disusun dari unit-unit terkecil berdasarkan alur kegiatan dan waktu serta biaya yang jelas

Model LAN = Lokal Area NetworkDimana tempatnya model perencanaan yang digunakan unsur-unsur terkecil yang harus digunakan serta dana yang disediakan

Model = Wide Area NetworkHampir sama dengan LAN ditambah pengaruh lingkungan misalnya perbedaan harga material dan pengaruh sosial politik menjadi bahan pertimbangan formal, rasional dan operasional

Model Intra dan Inpra InternetGambaran perencanaan melalui komputer dan pertimbangan perencanaan pendidikan dikaitkan denga Asta Grata

Page 5: BAB I

ASTA GRATAModel perencanan terpadu antara unsur-unsur material dipadukan dengan delapan aspek kehidupan masyarakat yaitu :Idologi = yaitu perencanaan harus mempertimbangkan adat istiadat dan cita-cita masyarakatPolitik yaitu perencanaan mudah diterima oleh masyarakat sehingga kebijakan perencanaan mendapat dukungan seluruh lapisan masyarakatEkonomi yaitu perencanaan harus mempertimbangkan keadaan ekonomi masyarakatSosial yaitu perencanaan harus sesuai dengan kondisi sosial masyarakat setempatBudaya yaitu perencanaan pendidikan dapat mempertahankan dan mengembangkan budaya setempat menuju arah modernisasiPertahanan = setiap perencanaan harus tetap mempertahankan etika moral dan akhlakKeamanan = perencanaan pendidikan jangan menimbulkan gejolak tetapi harus menjamin rasa aman dan nyamanPemerataan = perencanaan harus menjamin prinsip keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat

Page 6: BAB I

BAB II

DASAR-DASAR PERENCANAAN

Page 7: BAB I

PENGERTIAN PERENCANAAN Menyusun sejumlah kegiatan yang ditetentukan sebelumnya pada suatu

periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Biro Perencanaan Depdikbud)

Perencana adalah proses pemilih dan penetapan tujuan, sasaran, strategi, prosedur, metode, anggaran dan standar keberhasilan suatu kegiatan (Prof DR Hadari Nawawi)

Perencanaan adalah kegiatan persiapan merumuskan dan menetapkan keputusan tentang langkah-langkah penyelesaian masalah dalam pelaksanaan suatu masalah pekerjaan secara terarah untuk mencapai suatu tujuan

Perencanaan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan tujuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Siagian)

Perencanaan adalah suatu proses penyiapan seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang yang diarahkan pada sasaran tertentu (J Dror)

Perencanaan adalah proses yang menggabungkan pengetahuan dan teknik ilmiah ke dalam kegiatan yang terorganisir

Page 8: BAB I

“Planning is process by wich a scientifie an technical knowledge is joined to organized action” (Friedman 1978)Perencanaan adalah suatu urutan tindakan, perkiraan biaya serta penggunaan waktu untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas data dengan memperhatikan prioritas yang wajar dan efisien untuk mencapai tujuan

Prajudi AtmosudirdjoPerencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu.Bilamana, oleh siapa, bagaimana, di mana dan seterusnya

PENGERTIAN PERENCANAAN

Dari beberapa difinisi di atas dapat kita analisis dan ditarik beberapa butir penting dan dapat dijadikan pegangan dalam menyusun suatu rencana sebagai berikut :Perencanaan berhubungan dengan hari depanPerencanaan menggambarkan seperangkat kegiatanPerencanaan merupakan proses yang sistematisPerencanaan menggambarkan hasil dan tujuan tertentu“Planning is future thinking planning is controlling the future planning is decision making”

Page 9: BAB I

FUNGSI PERENCANAAN

Sebagai “a prerequisite to Action” Berhasil atau gagalnya suatu kegiatan banyak ditentukan oleh ketepatan dalam menyusun rencana dan difungsikan seoptimal mungkin.

Dengan demikian fungsi perencanaan itu sebagai berikut :a) merupakan penjabaran visi dan misi suatu lembaga pendidikan.b) merupakan titik tolak dan alat menjabarkan tujuan umum ke

tujuan khusus yang lebih spesifik.c) merupakan pedoman dan arah kegiatan sehingga jelas langkah

yang akan dilakukan tersusun secara sistematis.d) dapat menggambarkan proses kerja sama dan koordinasi yang

harmonis agar dapat menciptakan suasana kerja yang demokratis.

Page 10: BAB I

FUNGSI PERENCANAAN

e) dapat mengurangi pemborosan waktu, tenaga, biaya dan segala sesuatu yang mungkin terjadi.

f) memudahkan pengawasan dan dapat menjadi standar atau alat ukur keberhasilan dan kegagalan suatu kegiatan.

g) merupakan alat evaluasi yang terstruktur dengan jalan membandingkan antara rencana dan kegiatan yang harus dilaksanakan. Oleh sebab itu perencanaan yang baik bersifat komprehensip dan menggambarkan langkah-langkah yang jelas sejak awal kegiatan sampai akhir kegiatan.

h) harus mempermudah penyesuaian antara kondisi dan situasi dan dapat mempermudah dalam mengadakan “Adjusting” (penyesuaian dalam arti psikis), “re-Adjusting” dan “re-Planning”. Jika dianggap perlu sebagai koreksi perbaikan.

Page 11: BAB I

PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN

1) harus berpedoman pada visi, misi dan tujuan umum yang mampu menggambarkan secara jelas dan operasional.

2) Perencanaan harus menggambarkan proses dan hasil pemikiran secara kooperatif.

3) harus didasari oleh fakta, data dan kebutuhan yang objektif, karena rencana tidak boleh berbentuk cita-cita atau impian belaka, akan tetapi rencana harus “feasible”

4) harus dimulai dengan “feasibility study” yaitu setiap akan menyusun perencanaan perlu menganalisa dan meneliti tentang kemungkinan apakah gagasan masa depan dapat diwujudkan.

5) harus fleksibel, karena kemampuan berfikir dan meramalkan masa depan bagi manusia sangat terbatas. Oleh sebab itu perencanaan harus memperkirakan kemungkinan yang bakal terjadi.

Page 12: BAB I

PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN

6) harus mengandung unsur-unsur evaluatif sejak awal sampai akhir kegiatan sebagai bahan pertimbangan “re-Planning”.

7) harus menggambarkan tujuan umum sampai tujuan khusus berikut tujuan tahapan kegiatan.

8) memerlukan kepemimpinan (Leadership) yang disiplin, komitmen dan konsisten. Karena rencana yang akan bermanfaat harus ditaati bersama. Bentuk menciptakan kebersamaan diperlukan sorang pemimpin yang disiplin, komitmen dan konsisten.

Page 13: BAB I

PROSEDUR PERENCANAAN

A. Tahap Persiapan (Conceptual Of The Problem) Pengumpulan Data

Analisa Data Mengadakan : “Force-Casting”

B. Tahap Penyusunan Rencana (Translition Of The Concept Into Opersional Terms)

Perumusan tujuan Penentuan cara kerja atau metode operasional Menyusun seluruh komponen-komponen perencanaan Perumusan kebijakan

Page 14: BAB I

SYARAT-SYARAT SEORANG PERENCANA

Menguasai pengetahuan bidang kegiatan yang akan direncanakan.

Memiliki pengetahuan tentang potensi siswa dan guru secara psikologis, paedagogis dan sosial

Mempunyai pemahaman dan pengetahuan tetang didaktik, metodik dan proses belajar

Dapat memperhitungkan faktor waktu

Page 15: BAB I

BAB IIIJENIS PERENCANAAN

Page 16: BAB I

JENIS-JENIS PERENCANAAN Perencanaan Jangka Panjang dan Jangka Pendek Perencanaan Alokatif (allocative Planning) Perencanaan atas dasar kerjasama (Cooporate Planning) Perencanaan atas dasar kepentingan peserta (Partisipant

Planning) Perencanaan Inovatif (Innovative Planning) Perencanaan Strategis (Strategic Planning)

Page 17: BAB I

JENIS-JENIS PERENCANAANPERENCANAAN JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK Tujuan suatu usaha tidak sama kesukarannya, ada yang mudah

dicapai dalam waktu singkat tanpa memerlukan banyak waktu, banyak tenaga, biaya dan sarana yang diperlukan.

Bila tujuan yang ingin dicapai memiliki tingkat kesukaran tinggi maka memerlukan perencanaan jangka panjang dan juga memerlukan waktu cukup lama karena pencapaian tujuan memerlukan tahapan dan berjenjang, dan sebaliknya

Oleh sebab itu ada rencana jangka panjang dan jangka pendek

Didalam dunia pendidikan memerlukan perencanaan jangka panjang “institutions For Lfei”

Page 18: BAB I

Sebuah rencana, bagaimanapun baik atau lengkapnya rencana tersebut belum tentu bisa memberikan jaminan mutlak dan berhasil untuk mencapai tujauan secara maksimal. Karena itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :Perencanaan bukan ramalan tantang masa depan.Perencanaan bukan kepastian yang akan datang (future Decissions) tetapi merupakan kemungkinan yang perlu diperjuangkan dengan sungguh-sungguh.Perencanaan bisa mencapai kewajiban dan mengurangi resiko bila perencanaannya baik.Perencanaan memerlukan data masa lalu, semakin banyak data yang lalu maka makin kecil dasar-dasar pemikirian untuk menyusun tahap-tahap proyeksi perencanaan masa depan. Karena itulah perencanaan jangka pajang (Long Range Planning) memerlukan data statistik yang valid dan reliabel.

JENIS-JENIS PERENCANAANPERENCANAAN JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK

Page 19: BAB I

Perencanaan alokatif (allocative Planning) memilki ciri dan sasaran penyebaran sumber-sumber yang jumlahnya terbatas. Sedangkan kegitan-kegiatan dan pihak-pihak yang membutuhkan informasi atau sumber-sumber ini tersebut sangat banyak. Sumber-sumber tersebut membutuhkan suatu rencana alokatif baik dari pusat atau daerah berbentuk P.P.B.S (Planning, Programming, and Budgeling Sistem), merupakan salah satu contoh yang sering digunakan dalam penentuan alokatif.

JENIS-JENIS PERENCANAANPERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING)

Page 20: BAB I

Di Indonesia, suatu bentuk perencanaan yang dimodifikasi dari PPBS sistem perencanaan penyususnaan program dan penganggaran (SP4).

SP4 pada dasarnya adalah untuk mencapai tujauan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia atau dapat disediakan secara bertahap. SP4 memiliki unsur-unsur penting yang berkaitan secara langsung dengan landasan pengembangan sistem administrasi yang berlaku secara nasional, baik administrasi pembangunan maupun administrasi rutin.

JENIS-JENIS PERENCANAANPERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING)

Page 21: BAB I

Dengan demikian SP4 didasarkan atas pertimbangan ketetapan kegunaan biaya yang terbatas tetapi sasaran pencapaina tujuan pendidikan lebih efektif dan efisien, diantaranya :1.Perencanaan model SP4 yang dikembangkan memiliki beberapa unsur :a)adalah siklus operasi yang menggambarkan dan mengatur semua urutan dan jadwal kegiatan admisnistratif bagi semua perangkat dilingkungan lembagab)struktur program terbagi 2 yaitu, untuk program pengembangan dan untuk program kegiatan rutin

JENIS-JENIS PERENCANAANPERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING)

Page 22: BAB I

2. Karakterisitik SP4 dan sekaligus merupakan sifat-sifat SP4 sendiri meliputi lima macam:

a. pendekatan perencanaan yang digunakan adalah pendekatan “sistem approach”.

b. berorientasi pada hasil, sehingga pengkajian suatu rencana dilakukan dengan mempertimbangkan hasil atau keluaran (Output) yang akan dicapai, sebagai konsekuensi sikap rencana atau program harus memuat visi-misi dan sasaran yang jelas serta dinyatakan secara khusus

c. SP4 didasarkan atas struktur program yang baku dan telah ditetapkan.

d. Adanya keseimbangan antara otonomi dan pengarahan. e. Bekerja atas dasar rencana yang menggelinding (Rolling Plan).

JENIS-JENIS PERENCANAANPERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING)

Page 23: BAB I

3. Implementasi perencanaan alokatif model SP4 :a. Semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, khususnya

perencanaan SP4 wajib menghayati karakteristik SP4 dengan tepat

b. Adanya partisipasi aktif dari semua pihak yang berkepentinganc. Adanya perangkat yang menunjang perencanaan secara berlanjut

berdasarkan ketentuan administrasid. Adanya disiplin waktu dengan berpedoman pada siklus

perencanaan yang telah ditetapkane. Adanya kesungguhan pelaksanaan dan kesepakatan serta

dukungan untuk mengiplementasikan SP4 secara tuntasf. Adanya kemampuan untuk menghayati permasalahan pokok

ditingkat kelas dan kaitan benang merah dengan permasalahan pendidikan nasional.

JENIS-JENIS PERENCANAANPERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING)

Page 24: BAB I

Ciri-ciri perencanaan alokatif :a) Perencanaan dilakukan secara komprehensip atau menyeluruh,

karena setiap unsur berhubungan erat antara perencanaan dengan kegiatan & penilaian untuk mecapai tujuan. Tujuan harus dirumuskan dengan jelas berikut tahap kegiatan yang harus dilaksanakan kemudian hasilnya harus diamati apakah sesuai dengan tahap perencanaan, kemudian diukur dan dinilai, apakah tepat mencapai tujuan-tujuan khusus sampai tujuan umum.

b) Adanya keseimbangan dan keseraisan antara komponen-komponen pendidikan. Ciri ini memberi gambaran bahwa masalah-masalah yang identifikasi atau ditetapkan seperti rencana kurikulum, tenaga pendidikan, fasilitas, waktu dan biaya. Begitu pula pengaruh kondisi lingkungan seperti sosial budaya, adat istiadat masyarakat, berikut permodalan, pemasaran, informasi disesuaikan secara seimbang dengan karakter dan potensi anak didik. Cara mengukur keseimbangan ini melalui analisis kuantitatif dan kualitatif.

JENIS-JENIS PERENCANAANPERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING)

Page 25: BAB I

Ciri-ciri perencanaan alokatif :

c) Adanya alasan edukatif profesional dan fungsional untuk melakukan perencanaan. Ciri ini menunjukan bahwa perancangan alokatif disaratkan adanya proses pengambilan keputusan berdasarkan sarana-sarana pendidikan secara nasional sesuai dengan masalah yang sedang menjadi garapan utama.

JENIS-JENIS PERENCANAANPERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING)

Page 26: BAB I

Tipe-tipe perencanaan alokatif Friedman (1973) :

a) Perencanaan atas dasar perintah (Command Planning)b) Perencanaan atas dasar kebijakan (Policies Planning)c) Perencanaan atas dasar kerjasama (Cooporate Planning),

dand) Perencanaan atas dasar kepentingan peserta (Participant

Planning)

JENIS-JENIS PERENCANAANPERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING)

Page 27: BAB I

Urutan tentang tipe-tipe perencanaan alokatif dan impelementasi berikut implikasinya daram perencanaan pendidikan dibahas sebagai berikut :

Perencanaan atas dasar perintah (Command Planning)menggambarkan birokrasi yang kuat. Pakar perencana hanya

berperan sebagai tenaga spesialis, bukan tenaga praktis yaitu konsultan perencanaan.Perencanaan atas dasar kebijakan (Policies Planning)

ditandai kehadiran para pakar perencanaan yang berperan sebagai penasihat (Advisor), yang telah ditetapkan sebelumnya untuk terwujudnya proses pengambilan keputusan diadakan pengawasan

JENIS-JENIS PERENCANAANPERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING)

Page 28: BAB I

Tipe perencanaan ini ditandai oleh para pakar perencanaan yang berperan sebagai penghubung dalam perundungan-perundingan antara berbagai pihak yang terlibat dalam perencanaan

Cara perundingan yang biasa digunakan dalam kegiatan ini adalah pengajuan dan saling menghadapi betul-betul usulan gagasan, pendapat dan alasan-alasan diantara peserta.

Dalam perencanaan ini, proses kegiatan lebih diutamakan daripada hasil yang akan dicapai

Untuk mengurangi dominasi institusi yang bersekutu berlebihan diperlukan pengawasan dari organisasi yang lebih tinggi atau koordinasi yang terbaik agar terjalin keseimbangan kekuatan dan peran bersama.

Keuntungan model perencanaan ini dijadikan proses saling belajar diantara anggota yang saling berkepentingan.

JENIS-JENIS PERENCANAANPERENCANAAN ATAS DASAR KERJASAMA (COOPORATE PLANNING)

Page 29: BAB I

Participant Planning terjadi apabila proses pengambilan keputusan tentang rencana untuk memecahkan masalah nasional, atau melaksanakan tugas nasional, ditawarkan atau diserahkan kepada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang dibentuk oleh masyarakat dan tersebar dimasyarakat.

Tiga ciri umum :1)Wewenang untuk mengambil keputusan dalam perencanaan diserahkan kepada lembaga-lembaga kemasyarakatan, 2)Pihak perencana berperan sebagai pengorganisasi kegiatan perencanaan dan penasihat (Advisor) dari para perencana dari lembaga-lembaga tersebut sehingga terjadi pertisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan.3)Pengawasan terhadap perencanaan dilakukan secara sukarela oleh lembaga kemasyarakatan dan masyarakat itu sendiri.

JENIS-JENIS PERENCANAANPERENCANAAN ATAS DASAR KEPENTINGAN PESERTA (PARTICIPANT PLANNING)

Page 30: BAB I

KARAKTERISTIK KEEMPAT TIPE PERENCANAAN 1. Urutan keempat tipe perencanaan itu menggambarkan distribusi kekuatan

yang dimulai dari kekuatan yang terpusat (sentralisasi) menuju kekuatan yang desentralisasi. Dalam hal ini hubungan kemanusiaan makin berkembang dari sifatnya yang ketat (dalam perencanaan atas dasar perintah) ke arah yang lebih longgar (perencanaan atas dasar kepentingan peserta). Pada gilirannya, ketergantungan pada sumber-sumber, pedoman yang ketat, dan bahan-bahan kepada lembaga tingkat pusat makin berkurang sejalan dengan pergeseran dari perencanaan atas dasar perintah ke perencanaan atas dasar kepentingan peserta.

2. penggunaan keterampilan mempengarui pihak lain sangat diperlukan dalam perencanaan atas dasar perintah namun makin kurang diperlukan dalam perencanaan atas dasar kepentingan peserta.

3. perencanaan atas dasar perintah dan perencanaan atas dasar kebijaksanaan dapat digabingkan. Gabungan ini akan saling menguatkan. Dalam perencanaan atas dasar perintah relatif sulit untuk mengendalikan semua kegiatan guna mencapai tujuan. Apabila pengendalian dari lembaga tingkat pusat dalam keadaan lemah maka diperlukan pengendalian tidak langsung yaitu berupa kebijaksanaan yang menjadi arahan bagi lembaga-lembaga tingkat daerah.

Page 31: BAB I

4. penggunaan gabungan perencanaan atas dasar kebijaksanaan dan atas dasar persekutuan perlu dilakukan apabila kekuatan lembaga tingkat pusat dan bentuk persekutuan dalam keadaan lemah. Kedua tipe perencanaan ini menunjukkan hubungan yang logis karena perundingan dan proses tawar-menawar kepentingan masing-masing lembaga yang bersekutu sering menghasilkan pernyataan-pernyataan dalam rumusan kebijaksanaan .

5. penggunaan gabungan perencanaan atas dasar persekutuan dan perencanaan atas dasar kepentingan peserta makin dirasakan penting sejalan dengan berkembangnya tuntutan penerapan kehidupan demokratis sehingga semua pihak dapat berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan yang meyangkut kehidupan lembaga dan masyarakat.

KARAKTERISTIK KEEMPAT TIPE PERENCANAAN

Page 32: BAB I

Innovative Planning dapat diartikan sebagai proses perencanaan yang menitik beratkan pada kegiatan untuk menumbuhkan perubahan fungsi dan wawasan kelembagaan dalam memecahkan masalah yang menyangkut kehidupan masyarakat

Perencanaan ini biasanya diarahkan untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang menyangkut pengangguran, kemiskinan, rendahnya pendidikan masyarakat pedesaan, kesemrawutan daerah kumuh di perkotaan, kegagalan sistem pendidikan, kependudukan, penaggulangan kenakalan anak-anak, dan lingkungan hidup.

Chamberlain (1965) dalam bukunya “Private and Public Planning”, menjelaskan bahwa perencanaan inovatif adalah tipe perencanaan baru untuk menghadapi masalah-masalah besar yang tidak dapat dipecahkan dengan perencanaan konvensional, melainkan harus menggunakan suatu pola kegiatan baru.

JENIS-JENIS PERENCANAANPERENCANAAN INOVATIF (INNOVATIVE PLANNING)

Page 33: BAB I

Karakteristik utama perencanaan inovatif adalah : 1. adanya pembentukan lembaga baru,

2. orientasi pada tindakan atau kegiatan, dan

3. penggerakan sumber-sumber yang diperlukan

JENIS-JENIS PERENCANAANPERENCANAAN INOVATIF (INNOVATIVE PLANNING)

Page 34: BAB I

Perencanaan strategis adalah bagian dari manajemen strategis (straregic management). Fungsi-fungsi manajemen strategis dirumuskan oleh Peter Drucker dalam bukunya "Manging in Turbulent Time" sebagai berikut :

"The primary tasks of strategic management are to understand the environment, define organizational goals, identity options, make and implement decisions, and evaluate actual performance. Thus, strategic planning aims to exploit the new and diffirent opportunities of tomorrow, in contrast to long range planning, which tries to optimize for tomorrow the trends of today”. (Drucker,1980:61)

Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, fungsi-fungsi manajemen strategis adalah memahami lingkungan, menentukan tujuan-tujuan organisasi, mengidentifikasi pilihan alternatif, membuat dan melaksanakan keputusan-keputusan, dan mengevaluasi penampilan tugas yang nyata.

Jadi, perencanaan strategis betujuan untuk mendayagunakan berbagai kesempatan baru dan berbeda yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang, berlainan dengan perencanaan yang panjang yang mencoba mengoptimasi kecenderungan-kecenderungan yang terjadi masa kini untuk masa yang akan datang.

JENIS-JENIS PERENCANAANPERENCANAAN STRATEGIS (STRATEGIC PLANNING)

Page 35: BAB I

BAB IVIMPLEMENTASI PERENCANAAN

PEMBELAJARAN SCL

A. Pengertian Pembelajaran SCL

B. Perencanaan Metode Pembelajaran Student Centered Learning

Page 36: BAB I

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN SCL

Pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan terencana, terprogram dalam desain FEE (facilitating, empowering, enabling) agar siswa/mahasiswa belajar secara aktif dan menekankan pada sumber belajar;

Pembelajaran merupakan proses pengembangan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa/mahasiswa serta dapat meningkatkan kossentrasi dalam mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan dan pengembangan materi pelajaran

Sedangkan SCL adalah pembelajaran yang terpusat pada aktivitas belajar siswa, bukan hanya aktivitas guru atau dosen mengajar.

Page 37: BAB I

SITUASI PEMBELAJARAN DALAM SCL DIANTARANYA:

1. Siswa belajar baik secara individu maupun kelompok dengan cara mencari dan menggali sendiri informasi daa teknologi yang dibutuhkannya secara aktif dari pada sekedar menjadi pendengar dan penerima pengetahuan dari guru secara pasif.

2. Guru/dosen lebih berperan sebagai FEE dan guides on the sides daripada mentor in the center, yaitu manbantu siswa mengakses informasi, menata materi dan mentransfer guna menemukan solusi terhadap permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dari pada gate keeper of information

Page 38: BAB I

3. Siswa tidak hanya kompeten dalam bidang ilmunya, tetapi juga harus kompeten dalam cara belajar. Artinya siswa tidak hanya menguasai isi materi pelajaran tetapi mereka juga memahami tentang bagaimana cara belajar (learn how to learn) melalui discovery, inquiry dan problem solving dan terjadi pengembangannya.

4. Belajar bukan duduk diam tetapi aktivitas komunitas yang difasilitasi oleh guru/dosen yang mampu mengelola pembelajarannya menjadi berorientasi pada kegiatan siswa.

5. Belajar yang baik memanfaatkan teknologi dan sumber informasi pembelajaraa dalam mencapai keterampilan belajar yang utuh (intelektual, emosional dan psikomotor) yang dibutuhkan.

SITUASI PEMBELAJARAN DALAM SCL DIANTARANYA:

Page 39: BAB I

Inilah contoh belajar dan pembelajaran yang berpusat pada siswa (SCL).Siswa atau mahasiswa, bukan hanya didominasi aktivitas guru/dosen dalam mengajar.

Ciri-ciri SCL diantaranya sebagai berikut :

a. Siswa atau mahasiswa bisa belajar secara individu maupun kelompok dalam membangun pengetahuan dengan cara mencari sendiri dan menggali sendiri informasi dan teknologi yang dibutuhkarmya secara aktif daripada mendengarkan ceramah, penerima pengetahuan secara pasif

b. Guru/dosen lebih berperan sebagai FEE dan guides on the sides daripada mentor in the center, yaitu manbantu siswa mengakses informasi, menata materi dan mentransfer guna menemukan solusi terhadap permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dari pada gate keeper of information.

Page 40: BAB I

c. Siswa tidak hanya kompeten dalam bidang ilmunya, tetapi juga harus kompeten dalam cara belajar. Artinya siswa tidak hanya menguasai isi materi pelajaran tetapi mereka juga memahami tentang bagaimana cara belajar (learn how to learn) melalui discovery, inquiry dan problem solving dan terjadi pengembangannya.

d. Belajar bukan duduk diam tetapi aktivitas komunitas yang difasilitasi oleh guru/dosen yang mampu mengelola pembelajarannya menjadi berorientasi pada kegiatan siswa.

e. Belajar yang baik memanfaatkan teknologi dan sumber informasi pembelajaran dalam mencapai keterampilan belajar yang utuh (intelektual, emosional dan psikomotor) yang dibutuhkan

Ciri-ciri SCL diantaranya sebagai berikut :

Page 41: BAB I

B. PERENCANAAN METODE PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING

Teacher Centered Student Centered LearningPengetahuan ditransfer dari guru ke siswa

Siswa secara aktif mencari pengetahuan dan keterampilan yang akan dipelajari

Siswa menerima pengetahuan secara pasif

Siswa secara aktif terlibat di dalam mengembangkan pengetahuan

Lebih menekankan pada penguasaan materi

Tidak hanya penguasaan materi tapi memahami manfaat materi dalam kehidupan (life long learning)

Fungis guru atau pengajar sebagai informasi ilmu utama atau evaluator

Fungsi guru sebagai fasilator dan evaluasi dilakukan bersama dengan siswa

Guru biasanya menggunakan metode dan media tunggal. Proses pembelajaran secara terpisah dengan penilaian

Guru menggunakan metode multy system dan multimedia. Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan saling berkesinambungan dan terintegrasi

Perbedaan pembelajaran berbasis Teacher centered dengan Student centered Iearning

Page 42: BAB I

Teacher Centered Student Centered Learning

Iklim belajar individual pasif Iklim belajar yang kreatif dikembangkan secara kolaboratif, suportif dan kooperatif

Hanya siswa yang dianggap pandai berani melakukan proses belajar

Siswa dan guru belajar bersama di dalam mengembangkan pengetahuan, konsep, prinsip berbentuk keterampilan

Transfer ilmu pengetahuan merupakan bagian terbesar dalam proses pembelajaran

Siswa belajar tidak hanya dari guru saja tapi dapat menggunakan berbagai sumber metode dalam kegiatan

Lebih menekankan pada penguasaan materi

Tidak hanya penguasaan materi tapi memahami manfaat materi dalam kehidupan (life long learning)

Penekanan pada tuntasnya materi pembelajaran

Penekanan pada kompetensi peserta didik diimpelentasikan pada keterampilan

Aktivitas pada bagaimana guru melakukan pembelajaran

Aktivitas tampak cara siswa belajar yang diimbangi guru dengan menggunakan berbagai bahan pelajaran, motede interdisipliner penekanan pada problem based learning dan skill compilency

Perbedaan pembelajaran berbasis Teacher centered dengan Student centered Iearning

Page 43: BAB I

PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCL

Pendekatan dan metode merupakan satu kesatuan yang utuh. Pendekatan pembelajaran sifatnya aksiomatis tidak tersurat dalam rencana pembelajaran, tetapi tersirat dalam benak hati guru masing-masing

Pendekatan pembelajaran berperan sebagai pemandu kegiatan belajar yang menunjukkan prilaku hasil belajar yaitu kemana prilaku belajar siswa. walaupun tidak tersurat dalam perencanaan pembelajaran, tetapi tidak salah bila guru menyusun pendekatan setiap pokok bahasan secara sistematis.

Page 44: BAB I

Pendekatan pembelajaran SCL diperlukan dengan alasan sebagai berikut:

a. Untuk mengantisipasi dan mengakomodasi perubahan dalam bidang sosial, politik, ekonomi, teknologi dan lingkungan yang menyebabkan informasi dalam buku-buku teks dan artikel-artikel yang ditulis lebih cepat kadaluwarsa.

b. Di masa mendatang dunia kerja membutuhkan tenaga kerja yang berprestasi baik, yang mamilliki kerja sama dalam tim, memiliki kemampuan memecahkan masalah secara efektif, memproses dan memanfaatkan informasi, serta mampu memanfaatkan teknologi secara efektif dan lulusan mampu bersaing dalam pasar global dalam rangka meningkatkan produktivitas.

PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCL

Page 45: BAB I

PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCL

Perencanaan Pembelajaran yang Dapat Digunakan Dalam SCL :Metode pembelajaran yang dapat diklasifikasikan dalam

pembelajaran SCL diantarmya:

a) Small group discussionb) Role play and simulationc) Case studyd) Discovery learning (DL)e) Self directed Iearning (SDL)f) Cooperative learning (CL)g) CoIlaborative learning (CbL)h) Contextual instruction (CI)i) Project based learning an Inquiry (PjBL)j) Problem based learning inquiry (PBLI)

Page 46: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCLa. Small group discussion

Diskusi merupakan multy system dan merupakan salah satu elemen interaksi belajar mengajar secara aktif. Perencanaan yang dibuat guru yang dijadikan pedoman diskusi kecil adalah sebagai berikut :

Penentuan tema dan tujuan lebih attractive dan motivative yaitu menarik perhatian para peserta dan merangsang rasa ingin tahu

Menetukan waktu dan tempat Melaksanakan diskusi dengan cara menentukan ketua sekertaris

dan fungsionaris diskusi lainnya. Syarat-syarat ketua diskusi harus pandai menahan diri, toleran dan akseptan, adaptable, memahami masalah, obyektif bijaksana, ramah, penuh kesabaran.

Menetapkan anggota kelompok kecil antara 5 orang sampai 10 orang

Page 47: BAB I

Tujuan small group discussion yang diharapkan agar siswa/mahasiswa :1)Menjadi pendengar yang baik2)Bisa bekerjasama untuk tugas yang sama3)Bisa membangun sikap memberi dan menerima4)Menghormati perbedaan pendapat5)Mendukung pendapat yang rasional ilmiah6)Menghargai sudut pandang yang bervariasi

METODE PEMBELAJARAN SCLa.Small group discussion

Page 48: BAB I

Aktivitas diskusi kelompok kecil dapat berupa:Menguasai materi dan membangkitkan ideMayimpulkan poin penting dari pokok bahasanMengakses relevansi ilmu pengetahuan dan keterampilanMengkaji kembali topic diskusi kelas sebelumnyaMenelaah tugas, quiz atau tugas menulis dari guruMemproses outcome pembelanjaan pada akhir semester atau

akhir kelasMemberi komentar tentang materi intiMembandingkan teori, isu, interprestasi dan implementasi

materi yang dibahasMenyelesaikan masalah nyataBrainstroming

METODE PEMBELAJARAN SCLa.Small group discussion

Page 49: BAB I

Metode Simulasi adalah model mengajar yang membawa situasi yang mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas. Misalnya praktik wudlu, tayamum atau aplikasi instrumentasi siswa diminta mempraktikan melalui benda sesungguhnya atau benda tiruan.

Simulasi dapat berbentuk:1) Permainan peran (role playing), dimana setiap siswa dapat diberi

peran masing-masing misalnya sebagai direktur, enginering bagian pemasaran dan lainnya.

2) Simulation exercices and simulation games3) Model rcrmailan computer main bola, dsb.

METODE PEMBELAJARAN SCLb. Metode Simulasi

Page 50: BAB I

Simulasi dapat mengubah Cara pandag (mindset) siswa dengan jalan:a)Mempraktikan kemampuan umum misalnya komunikasi verbal dan non verbalb)Mempraktikan kemampuan khususc)Meempaktikan kemampuan timd)Mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving).e)Menggunakan kemampuan sintetis

METODE PEMBELAJARAN SCLb. Metode Simulasi

Page 51: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCL

c. Perencanaan Pengembangan Metode Discovery Learning (DL)

adalah metode belajar yang difokuskan pada pemantapan infomasi yang bersumber dari berbagai media dan bersumber dari guru atau yang dicari sendiri oleh siswa/mahasiswa untuk membangun pengetahuaa dengan cara belajar sendiri.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar DL bisa dilaksanakan di laboratorium, perpustakaan atau melalui internet.

Page 52: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCL

d. Perencanaan Pembelajaran Self Discated Learning (SDL)

adalah perencanaan proses belajar mengajar yang dilakukan atas inisiatif siswa atau mahasiswa sendiri. Dalam hal ini, perencanaan, pelaksanaan dan penilaian terhadap pengalarnan belajar yang telah dialami, dikaji ulang oleh individu maupun kelompok. Sementara guru/dosen hanya bertindak sebagai pengarah, motivator dan fasilitator berbentuk bimbingan dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah dilakukan individu tersebut.

Page 53: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCLd.Perencanaan Pembelajaran Self Discated Learning (SDL)

Manfaat belajar mandiri adalah sebagai berikut :1) Pengalaman merupakan sumber belajar dan modal hidup, yang sangat

berharga.2) Kesiapan belajar perlu direncanakan karena merupakan tahap awal

menjadi pembelajar mandiri3) Orang tua yang sukses banyak belajar dari pengalaman dalam

pemecahan masalah daripada materi pembelajaran. Oleh sebab itu gabungkanlah pengalaman dengan materi pembelajaran di sekolah

4) Pengakuan penghargaan dan dukungan terhadap proses belajar orang dewasa perlu diciptakan dalam lingkungan belajar. Dalam hal ini guru/dosen saling menghargai, menghormati, melengkapi dalam membangun pengetahuan yang bermanfaat untuk masa depan.

Page 54: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCL

e. Perencanaan Pembelajaran Coorporative Learning(CL)

adalah perencanaan metode belajar berkelompok yang dirancang oleh guru/dosen untuk memecahkan suatu masalah atau kasus atau mengerjakan suatu tugas. Kelompok ini terdiri dari beberapa siswa yang memiliki kemarnpuan akademik yang berbeda, ada yang termasuk prestasi perbaikan, pengayaan, pengembangan dan tutor sebaya.

Page 55: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCLe. Perencanaan Pembelajaran Coorporative Learning(CL)

Metode Cooperative Leatning bermaafaat untuk membantu menumbuh kembangkan kecerdasan dan membiasakan :1.Mendorong dan merangsang diri agar mampu bersaing melalui belajar aktif2.Menumbuhkan rasa tanggung jawab baik individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah bangsa3.Menumbuh kembangkan kemampuan dan keterampilan melalui kerjasama4.Menumbuhkan keterarnpilan kerjasama dalam memecahkan berbagai permasalahan sosial.

Page 56: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCL

f. Perencanaan Pembelajaran Collaborative Learning (CBL)

adalah rancangan metode belajar kelompok yang menitik beratkan pada kerjasama kelompok siswa yang didasarkan pada consensus antar siswa/mahasiswa yang dibangun sendiri untuk membangun mutu belajar yang mampu bersaing dalam keunggulan baik dalam mengerjakan tugas-tugas atau memecahkan kasus-kasus yang disampaikan guru/dosen yang bersifat open ended.

Pembentukan kelompok ini didasarkan pada rminat, bakat atau letak geografis

Page 57: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCL

g. Perencanaan Pembelajaran Cantextual Instruction (CI)

Adalah metode konsep belajar yang menghubungkan materi pembelajaran di sekolah dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Pada intinya melalui metode CI, guru/dosen memanfaatkan pengetahuan langsung dalam kehidupaa nyata secara bersama-sama untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh materi pelajaran serta memberi kesempatan untuk menguji kebenaran materi pembelajaran dengan kehidupan.

Page 58: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCL

g. Perencanaan Pembelajaran Cantextual Instruction (CI)

Manfaat dari CI dihandingkan dengan metode yang lain diantarnya:

1) Penguasaan dan pemahaman materi akan lebih mendalam2) Pembelajaran tidak verbalisme3) Sejak menjadi pelajar siswa dan mahasiswa sudah bisa memberi

masukan dan perbaikan tatanan kehidupan masyarakat.

Page 59: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCL

h. Perencanaan Impelementasi Metcde Project Based Learning (PJBL)

adalah perencanaan belajar yang sistematis yang melibatkan siswa/mahasiswa dalam belajar ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui kegiatan mencari/menggali/menentukan (inquiry) sendiri sesuai dengan pokok-pokok bahasan secara terstruktur dihubungkan dengan pengetahuan otentik di lingkungan masyarakat.

Page 60: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCL

i. Perencanaan Implementasi Metode Problem Based Learning/ Inquiry (PBL/I)

adalah perencanaaa belajar dengm memanfatkan masalah dari berbagai sumber informasi dari koran, majalah, siaran tv dan media masa lainnya yang relevan dengan pokok bahasan dari setiap materi pelajaran alau kompetemsi yang dituntut materi pelajaran. Kemudian guru dan siswa membahasnya dan mencoba berlatih memecahkannya.

Page 61: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCL

i. Perencanaan Implementasi Metode Problem Based Learning/ Inquiry (PBL/I)

Pada umumnya terdapat empat langkah yang perlu dilakukan siswa dan mahasiswa dalam melaksanakan PBL/I, yaitu:

Siswa menerima masalah yang relevan dengan salah satu kompetensi yang dituntut mata pelajaran

Siswa melakukan pencarian data dam informasi yang relevan untuk memecahkan masalah. Data dan informasi itu bisa melalui perpustakaan, laboratorirm atau internet.

Siswa menata data dan informasi yang dibimbing oleh guru dan menghubungkan dengan pemecahan masalah tersebut

Guru menilai dan menganalisis langkah-langkah strategis dalam pemecahan masalah yang dilakukan siswa

Page 62: BAB I

BAB VPERANAN GURU DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN SCL

Page 63: BAB I

A. PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN SCL

Sebagai nara sumber, fasilitator, motivator dan evaluator sejak perencanaan pelaksanaan dan akhir kegiatan belajar.

Mengkaji dan merencanakan kompetensi mata pelajaran yang perlu dihasai secara mendalam oleh siswa/mahasiswa di akhir pembelajaran

Membuat perencanaan strategis di lingkungan pembelajaran yang dapat dijadikan sumber belarjar sebagai keragaman pengalaman belajar yang diperlukan siswa dalam rangka memenuhi tuntutan kompetensi mata pelajaran

Meimbantu siswa dalam mengakses data dan informasi menata, mengkorelasi, memproses dan nemanfaatkan dalam pemecahan hidup sehari-hari

Mengidentifikasikan dari pola penilaian hasil belajar siswa/mahasiswa yang relevan dengan kompetensi materi pelajaran yang akan diukur dan dinilai.

Page 64: BAB I

B. PERAN SISWA / MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN SCL

Gambaran singkat yang perlu dilakukan oleh siswa/mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran SCL adalah sebagai berikut:Siswa/mahasiswa mengkaji materi pembelajaran untuk satu semester mulai dari skup, sekuinsi atau tata urut, isi materi, babat materi, kontinuitas materi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, relevansi materi dengan kehidupaa masyarakat sehiar-hari dan fleksibilitas yang mudah disesuaikan dengan funtutan dan perkembangan zaman.Membuat rencana pembelajaran disesuaikan dengan alokasi waktu, baik pembelajaran terstruktur, pembelajaan mandiri atau pembelajaran kunkuler, ko kurikuler dan ekstra kulikuler. Peran guru guru disini sebagai nara sumber, moderator, motivator, direktur atau pengarah dan advisor.Sesuai dengan hasil perencanaan bersama siswa belajar secara aktif dengan cara mendengar, membaca, menulis, mengkaji, mendiskusikan dan memecahkan masalah sebagai latihan berfikir tingkat tinggi seperti menganalisis, mensintetis dan mengevaluasi kreatifitas belajar masing-masing.

Page 65: BAB I

C. PERAN PIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARANKepala sekolah merupakan pengendali institusi perlu memiliki daya juang untuk

meningkatkan mutu pendidikan di lembaga yang dipimpinnya, dengan cara:

1. Mengkaji & mengelola isi kurikulum, disusun menjadi program semester & program tahunan dilengkapi dengan perangkat penilaian tiap unsur kegiatan belajar yang relevan, mengacu pada SCL. Kepala sekolah jangan terjebak oleh polemik perubahan bentuk kurikulum yang penting mdalami isi kurikulum daya saing dan daya ramal hasil belajar yang berkualitas. Perubahan kurikulum yang dilakukan birokrat pendidikan hanyalah bentuk pendekaan. Tujuanaya untuk merangsang agar para pelaksana pendidikan tidak statis berfikir, tetapi lebih dinamis. Perubahaa kurikulum merupakan bagian demi fleksibilias kurikulum agar sesuai dengan tuntutan perubahan masyarakat.2. Membuat kebijakan solusi dan sosialisasi dalam pengembangan kurikulum yang semula berpusat pada kegiatan guru dan murid3. Bangkitkan semangat juang guru/dosen, sehingga guru merasa terpanggil untuk berjuang mengejar ketinggalan mutu pendidikan oleh Negara lain4. Buktikan semboyang guru sebagai "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" dalam bukti nyata dalam kiprah peningkatan mutu pendidikan, sehingga sosok pahlawan tanpa tanda jasa itu dapat dilihat & dirasakan, dinimati oleh seluruh masyarakat, bangsa dan Negara5. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif yang ditunjang oleh sarana dan prasarana yang lengkap melalui kerjasama dengan masyarakat luas agar mau membantu dalam meningkatkan mutu pendidikan

Page 66: BAB I

C. PERAN PIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN

6. Menciptakan networking atau jaringan kerjasama dengan pengusaha dunia kerja, lembaga-lembaga masyarakat, instansi-instansi pemerintah dan swasta

7. Membenahi pola pikir (Mindset) guru/dosen yang berfikir sempit dan statis kearah pola pikir yang dinamis yang diimplementasikan dalam kemampuan pengelolaan program pendidikan pada umumnya tentang pentingnya mengubah paradigma mengajar yang bermutu yang bercirikan adanya interaksi yang positif, konstnruktif dan interaktif antara guru/dosen dengan siswa dan mahasiswa dalam memebangun ilmu pengetahun yang relevan dengan kebutuhan masyarekat luas.

8. Melatih dan mendorong, membimbing yang penuh kepada para guru/dosen yang dalam perencanaan pembelajarannya belum menuju kearah peningkatan mutu

9. Memanfaatkan perencanaan pembelajaran yang dibuat guru/dosen untuk dijadikan contoh model guru lain yang dianggap sudah memenuhi standar mutu Pendidikan

10.Menciptakan sistem pembelajaran yang komprehensif melalui kegiatan kolektit koordinatif dan korelatif diantara sesama guru/dosen sehingga materi kurikulum tidak berbentuk subyek materi tapi berbentuk broad fuld.

Page 67: BAB I

D. PENTINGNYA PERENCANAAN DALAM PEMBELAJARAN

Perencanaan itu merupakan pedoman kegiatan belajar mengajar

Perencanaan pembelajaran mengatur proses penyusunan materi pelajaran dan media yang akan digunakan, metode, monitoring, evaluasi dakn alokasi waktu yang akan dilaksanakan.

Dengan kata lain perencanaan pembelajaran memberikan pedoman dan gambaran dalam mengatur sekenario pembelajaran alternative kegiataa tahap-tahap kegiatan, pencapaian kompetensi, tugas terstrukur, monitoring, evaluasi dan indikator keberhasilan.

Page 68: BAB I

E. DARI MANA PERUBAHAN HARUS DIMULAI

dimulai dari paradigma berpikir guru/dosen tentang pemahaman yang mendalam tentang belajar, mengajar dan manfrat ilmu pengetahun bagi hidup dan kehidupan.

Page 69: BAB I

E. DARI MANA PERUBAHAN HARUS DIMULAI

Agar mencapai sasaran yang dikehendaki, maka dalam melakukan perubahan ini dapat digunakan beberapa strategi diantaranya adalah :

Mulai dengan perubahan diri, yaitu dengan mensponsori pembentukan kelompok creator, yang menghasilkan ide-ide pembelajaran baru berdasarkan paradigma pembelajaran yang berpusat pada yang belajar, selain itu kelompok ini juga berperan sebagai inspirator dan sebagai motivator atau pelopor perubahan (agent of change)

Menjadikan kegiatan perubahan ini sebagai gerakan peningkatan mutu, dengan memberdayakan sarana dan sumber daya yang tersedia sambil berusaha memenuhi persyaratan standar minimal untuk perubahan.

Menguji coba ide pembaharuan, memonitor, mengevaluasi dan mengembangkan ide secara terus menerus dan menyebar luaskan ke lingkungan internal, sambil membentuk jaringan informasi pembelajaran (forum komunikasi peningkatan mutu pembelajaran) antar lembaga pendidikan.