bab i
DESCRIPTION
mengenai fraktur dan bursitis merupkan contoh penyakit yang berhubungan dengan sistem musculoskeletal.TRANSCRIPT
![Page 1: BAB I](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083007/563dbba1550346aa9aaedbcc/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Musculoskeletal secara etimologi terdiri dari kata muskulo, berarti otot dan Skeletal,
berarti tulang. Sistem musculoskeletal terdiri dari rangka, tulang, persendian serta sistem
otot rangka. Dalam sistem tersebut terdapat beberapa keadaan abnormal berhubungan
dengan otot dan rangka. Keadaan paling umum yang sering dijumpai seperti fraktur dan
bursitis. Fraktur merupakan uatu keadaan ditemukannya distegritas tulang yang banyak
disebabkan karena insiden kecelakaan, tetapi faktor lain seperti proses degeneratif juga
dapat menyebabkan fraktur Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress atau beban yang lebih
besar dan tulang tidak mampu untuk mentoleransi beban tersebut. Fraktur dapat
menyebabkan disfungsi organ tubuh atau bahkan dapat menyebabkan kecacatan atau
kehilangan fungsi ekstremitas permanen. Selain itu, komplikasi awal seperti infeksi dan
tromboemboli (emboli fraktur) juga dapat menyebabkan kematian beberapa minggu
setelah cedera. Oleh karena itu saat radiografi sudah memastikan adanya fraktur maka
harus segera dilakukan stabilisasi atau perbaikan fraktur.
Bursitis Bursa merupakan suatu tempat yang berisi cairan berada di antara 2 struktur
tulang yang bersentuhan satu sama lain. Cairan ini adalah minyak yang sama dengan
cairan persendian dan secara normal jumlahnya memang sedikit. Bursitis adalah
peradangan pada bursa dapat disebabkan oleh adanya friksi, benturan secara langsung
pada persendian atau disebabkan oleh infeksi bakteri. Bursitis paling sering di bursa
subdeltoid, bursa olekranon, bursa prepatelan dan bursa radiohumenal, sesuai urutan
kekerapannya lebih menonjol rasa nyeri dari pada keparahan penyakit. Bursitis dapat
dikelompokkan menjadi bursitis akut adalah terjadi secara mendadak. Bursitis kronis
merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau cedera yang berulang.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses perjalanan penyakit Fraktur dan Bursitis ?
2. Bagaimana proses perjalanan penyakit tersebut dengan membuat WOC ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses perjalanan penyakit berhubungan dengan musculoskeletal
berupa Fraktur dan Bursitis
1
![Page 2: BAB I](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083007/563dbba1550346aa9aaedbcc/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Fraktur
2.1.1 Defenisi
Fraktur memiliki banyak pengertian dari berbagai referensi. Fraktur atau
patah tulang diartikan dengan terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer & Bare, 2002). Sumber lain
menyatakan fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan tulang rawan yang
umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur biasanya disebabkan oleh trauma
atau tegangan fisik (Mansjoer ,2002). Secara singkat, fraktur ialah hilangnya
kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian
(Muttaqin, 2008). Disimpulkan bahwa fraktur adalah hilang atau terputusnya
kontinuitas tulang karena berbagai sebab baik secara total ataupun sebagian.
2.1.2 Etiologi
Smeltzer & bare (2002) menyebutkan penyebab fraktur dapat dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu:
1. Trauma langsung
Fraktur dapat diakibatkan karena trauma langsung dengan penyebab
fraktur. Salah satu contoh penyebab fraktur adalah trauma akibat
kecelakaan lalu lintas.
2. Trauma tidak langsung
Fraktur juga dapat diakibatkan karena trauma tidak langsung seperti jatuh
dengan ketinggian dengan posisi berdiri atau duduk sehingga terjadi
fraktur tulang belakang.
3. Proses penyakit
Fraktur juga dapat terjadi secara patologi karena osteoporosis atau
penyakit degeneratif lain seperti kanker yang metastase ke tulang sehingga
menimbulkan fraktur.
4. Fraktur dapat terjadi secara spontan dikarenakan stress tulang yang terus
menerus misalnya pada penyakit polio dan orang yang bertugas di
kemiliteran
2
![Page 3: BAB I](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083007/563dbba1550346aa9aaedbcc/html5/thumbnails/3.jpg)
5. Penyebab fraktur yang lain adalah kelainan bawaan sejak lahir, dimana
tulang seseorang sangat rapuh sehingga mudah patah.
2.1.3 Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala dari fraktur menurut Smeltzer & Bare (2002) antara
lain:
a. Deformitas
Daya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari
tempatnya perubahan keseimbangan dan kontur terjadi seperti rotasi
pemendekan tulang dan penekanan tulang.
b. Edema
Edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam
jaringan yang berdekatan dengan fraktur.
c. Ekimosis dari perdarahan subculaneous
d. Spasme otot, spasme involunters dekat fraktur karena perpindahan
fragmen tulang
e. Tenderness atau nyeri
f. Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot karena tulang berpindah
dari tempatnya dan kerusakan struktur di daerah yang berdekatan
g. Kehilangan sensasi atau mati rasa
Hal ini mungkin terjadi karena rusaknya saraf atau proses perdarahan
yang menyebabkan berpindahnya agen inflamasi ke area yang sakit
h. Pergerakan abnormal
i. Terjadi perubahan gerak dan aktivitas sehari-hari karena keterbatasan
fisik yang didapat.
j. Syok hipovolemik
k. Syok dapat terjadi jika ada pengeluaran darah yang masif dari trauma
penyebab fraktur.
l. Krepitasi
Adanya ruang atau udara dalam jaringan kulit disekitar
3
![Page 4: BAB I](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083007/563dbba1550346aa9aaedbcc/html5/thumbnails/4.jpg)
2.1.4 Patofisiologi
Saat tulang mengalami fraktur, maka periosteum, pembuluh darah di korteks,
marrow dan jaringan disekitarnya rusak. Terjadi pendarahan dan kerusakan
jaringan di ujung tulang yang menyebabkan terbentuklah hematoma di canal
medulla. Pembuluh-pembuluh kapiler dan jaringan ikat tumbuh ke dalamnya,
menyerap hematoma tersebut, dan menggantikannya. Jaringan ikat berisi sel-sel
tulang (osteoblast) yang berasal dari periosteum menghasilkan endapan garam
kalsium dalam jaringan ikat yang di sebut callus. Callus kemudian secara
bertahap dibentuk menjadi profil tulang melalui pengeluaran kelebihannya oleh
osteoclast yaitu sel yang melarutkan tulang. Pada permulaan akan terjadi
pendarahan disekitar patah tulang, yang disebabkan oleh terputusnya pembuluh
darah pada tulang dan periost, fase ini disebut fase hematoma (Brunner dan
Suddarth, 2002).
Hematoma ini kemudian akan menjadi medium pertumbuhan sel jaringan
fibrosis dengan kapiler didalamnya. Jaringan ini yang menyebabkan fragmen
tulangtulang saling menempel, fase ini disebut fase jaringan fibrosis dan jaringan
yang menempelkan fragmen patah tulang tersebut dinamakan kalus fibrosa.
Kedalam hematoma dan jaringan fibrosis ini kemudian akan tumbuh sel jaringan
mesenkin yang bersifat osteogenik. Sel ini akan berubah menjadi sel kondroblast
yang membentuk kondroid yang merupakan bahan dasar tulang rawan. Kondroid
dan osteoid ini mula-mula tidak mengandung kalsium hingga tidak terlihat foto
rontgen. Pada tahap selanjutnya terjadi penulangan atau osifikasi. Kesemuanya
ini menyebabkan kalus fibrosa berubah menjadi kalus tulang (Smeltzer dan Bare,
2002).
4
![Page 5: BAB I](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083007/563dbba1550346aa9aaedbcc/html5/thumbnails/5.jpg)
2.1.5 WOC2.1.6
5
![Page 6: BAB I](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083007/563dbba1550346aa9aaedbcc/html5/thumbnails/6.jpg)
2.2 Bursitis
2.2.1 Pengertian
Bursitis secara umum didefinisikan peradangan dari satu atau lebih pada
bursa (kantung kecil) yg mengandung cairan sinovial di dalam tubuh yg disertai
nyeri. Cairan sinovial berfungsi untuk memudahkan pergerakan normal dari
beberapa sendi pada otot dan mengurangi gesekan. Pada keadaan normal bursa
mengandung sangat sedikit cairan, tetapi jika terluka bursa akan meradang dan
terisi banyak cairan menyebabkan oedem. Peradangan pada bursa ini biasanya
disebabkan karena trauma langsung setempat, over use, infeksi, ruptur ligamen
atau otot atau merupakan kelanjutan dari tendinitis. Trauma langsung pada bursa
(akibat jatuh atau dipukul) dapat menyebabkan desintegrasi sel‐sel darah dan
jaringan yang akhirnya timbul perdangan pada bursa. Overuse yang menyebabkan
trauma ringan berulang pada bursa sehingga timbul peradangan pada bursa.
Ruptur yg lama kelamaan, akan melebar kemudian terjadi peradangan pada otot,
karena letak bursa yang dekat dengan otot maka inflamasi pada bursa biasanya
terjadi akibat inflamasi tendon otot yang juga terdapat dalam ruang sekitar bursa.
Adanya tendinitis menghasilkan gangguan vaskularisasi dan menekan bursa
mempengaruhi bursa, sehingga bursa juga akan mengalami peradangan.
2.2.2 Etiologi
Penyebab utama bursitis adalah cedera ringan yang berulang. Secara
anatomi letak bursa dekat dengan persendian, hal itulah yang memicu terjadinya
gerakan dan gesekan berulang pada bursa. Pergerakan dan pergeseran yang
berulang‐ulang dapat menyebabkan bursitis akibat gesekan dimana dinding bursa
menebal dan dapat terjadi efusi pada bursa. Selain itu ada beberapa faktor lain
yang menjadi penyebab bursitis, diantaranya :
a. Trauma
b. Terkilir
c. Pergeseran sendi yang berlebihan
d. Penggunaan sebagian anggota tubuh
e. Cidera
f. Penyakit gout
g. Rheumatoid arthritis
6
![Page 7: BAB I](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083007/563dbba1550346aa9aaedbcc/html5/thumbnails/7.jpg)
h. Lutut yang sering bertumpu di lantai
2.2.3 Gambaran klinis
1. Bursitis akut
Terjadi secara mendadak. Jika disentuh atau digerakkan, akan timbul nyeri di
daerah yang meradang. Kulit diatas bursa tampak kemerahan dan membengkak.
Bursitis akut yang disebabkan oleh suatu infeksi atau gout menyebabkan nyeri
yang luar biasa dan daerah yang terkena tampak kemerahan dan teraba hangat.
2. Bursitis kronis
Merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau karena cedera yang
berulang. Pada akhirnya, dinding bursa akan menebal dan di dalamnya terkumpul
endapan kalsium padat yang menyerupai kapur. Bursa yang telah mengalami
kerusakan sangat peka terhadap peradangan tambahan. Nyeri menahun dan
pembengkakan bisa membatasi pergerakan, sehingga otot mengalami penciutan
(atrofi) dan menjadi lemah. Serangan bursitis kronis berlangsung selama beberapa
hari sampai beberapa minggu dan sering kambuh.
a. Gerakan sendi sedikit terbatas pada fleksi maksimal karena nyeri
b. Bursitis trauma biasanya hanya nyeri ringan maupun dapat sangat bengkak
c. Bursitis alekranon sering merupakan radang piogenik
d. Gejala dini berupa tanda radang akut dengan hipertemia, edema luas di
sekitarnya tetapi tidak ada tanda arthritis
2.2.4 Patofisiologi
Bursitis trokanter dan tendinitis insersi aponeutosis otot gluteus di trokanter
mayor sering dikelirukan dengan penyakit intra antrikuler. Tendinitis M. gluteus
medsus dan M. gluteus minimus pada insersinya di dalam trokanter mayor adalah
penyakit tersering panggul pada usia pertengahan dan lanjut. Inflamasi di daerah
insersi otot tersebut biasanya juga meliputi burse trokanter yang terletak di sub
cutan, dengan nyeri lokal di posterolateral prominensia (menonjol di atas
permukaan) trokanter. Gejala utama bursitis dan tendinitis panggul ialah nyeri
loka yang meliputi trokanter mayor dan nyeri saat melakukan rotasi ekstrem atau
abduksi panggul. Penderita mengeluh nyeri panggul, biasanya menjadi lebih
hebat pada eksuserbasi dan beralih ke sisi lateral paha.
7
![Page 8: BAB I](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083007/563dbba1550346aa9aaedbcc/html5/thumbnails/8.jpg)
Biasanya panggul teraba hangat dan kulit meliputi trokanter mayor terlihat
kemerahan. Karena nyeri di bokong dan panggul keatas berhubungan dengan
penyakit tulang belakang daerah lumbal. Perlu dissrykirk, penyakit degeneratif
diskus invertebratalis dan iskias pada burtitis terdapat nyeri setempat pada palpasi
burse, sedangkan gerak mengangkat tungkai yang lurus tidak menimbulkan nyeri,
nyeri ini perlu pula dibedakan dengan penyakit intra artikuler endo rotasi
maksimal akan menimbulkan nyeri tetapi pada bursitis tidak demikian pada
penyakit sendi panggul perkusi di tumit dengan tungkai lurus akan meningkatkan
nyeri tidak demi penanggulangan. Bersifat simptomatik dengan istirahat dan obat
anti inflamasi. Nyeri biasanya menghilang dalam waktu 2 – 3 hari.
8
![Page 9: BAB I](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083007/563dbba1550346aa9aaedbcc/html5/thumbnails/9.jpg)
2.2.5 WOC
9
![Page 10: BAB I](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083007/563dbba1550346aa9aaedbcc/html5/thumbnails/10.jpg)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fraktur atau patah tulang diartikan dengan terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Penyebab terbanyak untuk kasus fraktur atau
patah tulang yaitu kecelakaan. Penyebab lainnya berupa trauma yang terdiri dari
trauma langsung maupun tak langsung, seperti jatuh tertimpa atau terdapat penyakit
regeneratif.
Bursitis adalah peradangan pada suatu bursa yang kadang-kadang disertai dengan
pengendapan kapur pada tendon supraspinatus di bawahnya (Kamus Kedokteran
Dorland).
10