bab i

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musculoskeletal secara etimologi terdiri dari kata muskulo, berarti otot dan Skeletal, berarti tulang. Sistem musculoskeletal terdiri dari rangka, tulang, persendian serta sistem otot rangka. Dalam sistem tersebut terdapat beberapa keadaan abnormal berhubungan dengan otot dan rangka. Keadaan paling umum yang sering dijumpai seperti fraktur dan bursitis. Fraktur merupakan uatu keadaan ditemukannya distegritas tulang yang banyak disebabkan karena insiden kecelakaan, tetapi faktor lain seperti proses degeneratif juga dapat menyebabkan fraktur Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress atau beban yang lebih besar dan tulang tidak mampu untuk mentoleransi beban tersebut. Fraktur dapat menyebabkan disfungsi organ tubuh atau bahkan dapat menyebabkan kecacatan atau kehilangan fungsi ekstremitas permanen. Selain itu, komplikasi awal seperti infeksi dan tromboemboli (emboli fraktur) juga dapat menyebabkan kematian beberapa minggu setelah cedera. Oleh karena itu saat radiografi sudah memastikan adanya fraktur maka harus segera dilakukan stabilisasi atau perbaikan fraktur. Bursitis Bursa merupakan suatu tempat yang berisi cairan berada di antara 2 struktur tulang yang bersentuhan satu sama lain. Cairan ini adalah minyak yang sama dengan cairan persendian dan secara normal jumlahnya memang sedikit. Bursitis adalah peradangan pada bursa dapat disebabkan oleh 1

Upload: rora-lusiana

Post on 12-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mengenai fraktur dan bursitis merupkan contoh penyakit yang berhubungan dengan sistem musculoskeletal.

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Musculoskeletal secara etimologi terdiri dari kata muskulo, berarti otot dan Skeletal,

berarti tulang. Sistem musculoskeletal terdiri dari rangka, tulang, persendian serta sistem

otot rangka. Dalam sistem tersebut terdapat beberapa keadaan abnormal berhubungan

dengan otot dan rangka. Keadaan paling umum yang sering dijumpai seperti fraktur dan

bursitis. Fraktur merupakan uatu keadaan ditemukannya distegritas tulang yang banyak

disebabkan karena insiden kecelakaan, tetapi faktor lain seperti proses degeneratif juga

dapat menyebabkan fraktur Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress atau beban yang lebih

besar dan tulang tidak mampu untuk mentoleransi beban tersebut. Fraktur dapat

menyebabkan disfungsi organ tubuh atau bahkan dapat menyebabkan kecacatan atau

kehilangan fungsi ekstremitas permanen. Selain itu, komplikasi awal seperti infeksi dan

tromboemboli (emboli fraktur) juga dapat menyebabkan kematian beberapa minggu

setelah cedera. Oleh karena itu saat radiografi sudah memastikan adanya fraktur maka

harus segera dilakukan stabilisasi atau perbaikan fraktur.

Bursitis Bursa merupakan suatu tempat yang berisi cairan berada di antara 2 struktur

tulang yang bersentuhan satu sama lain. Cairan ini adalah minyak yang sama dengan

cairan persendian dan secara normal jumlahnya memang sedikit. Bursitis adalah

peradangan pada bursa dapat disebabkan oleh adanya friksi, benturan secara langsung

pada persendian atau disebabkan oleh infeksi bakteri. Bursitis paling sering di bursa

subdeltoid, bursa olekranon, bursa prepatelan dan bursa radiohumenal, sesuai urutan

kekerapannya lebih menonjol rasa nyeri dari pada keparahan penyakit. Bursitis dapat

dikelompokkan menjadi bursitis akut adalah terjadi secara mendadak. Bursitis kronis

merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau cedera yang berulang. 

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses perjalanan penyakit Fraktur dan Bursitis ?

2. Bagaimana proses perjalanan penyakit tersebut dengan membuat WOC ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui proses perjalanan penyakit berhubungan dengan musculoskeletal

berupa Fraktur dan Bursitis

1

Page 2: BAB I

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Fraktur

2.1.1 Defenisi

Fraktur memiliki banyak pengertian dari berbagai referensi. Fraktur atau

patah tulang diartikan dengan terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan

ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer & Bare, 2002). Sumber lain

menyatakan fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan tulang rawan yang

umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur biasanya disebabkan oleh trauma

atau tegangan fisik (Mansjoer ,2002). Secara singkat, fraktur ialah hilangnya

kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian

(Muttaqin, 2008). Disimpulkan bahwa fraktur adalah hilang atau terputusnya

kontinuitas tulang karena berbagai sebab baik secara total ataupun sebagian.

2.1.2 Etiologi

Smeltzer & bare (2002) menyebutkan penyebab fraktur dapat dibagi menjadi

beberapa bagian yaitu:

1. Trauma langsung

Fraktur dapat diakibatkan karena trauma langsung dengan penyebab

fraktur. Salah satu contoh penyebab fraktur adalah trauma akibat

kecelakaan lalu lintas.

2. Trauma tidak langsung

Fraktur juga dapat diakibatkan karena trauma tidak langsung seperti jatuh

dengan ketinggian dengan posisi berdiri atau duduk sehingga terjadi

fraktur tulang belakang.

3. Proses penyakit

Fraktur juga dapat terjadi secara patologi karena osteoporosis atau

penyakit degeneratif lain seperti kanker yang metastase ke tulang sehingga

menimbulkan fraktur.

4. Fraktur dapat terjadi secara spontan dikarenakan stress tulang yang terus

menerus misalnya pada penyakit polio dan orang yang bertugas di

kemiliteran

2

Page 3: BAB I

5. Penyebab fraktur yang lain adalah kelainan bawaan sejak lahir, dimana

tulang seseorang sangat rapuh sehingga mudah patah.

2.1.3 Tanda dan Gejala

Adapun tanda dan gejala dari fraktur menurut Smeltzer & Bare (2002) antara

lain:

a. Deformitas

Daya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari

tempatnya perubahan keseimbangan dan kontur terjadi seperti rotasi

pemendekan tulang dan penekanan tulang.

b. Edema

Edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam

jaringan yang berdekatan dengan fraktur.

c. Ekimosis dari perdarahan subculaneous

d. Spasme otot, spasme involunters dekat fraktur karena perpindahan

fragmen tulang

e. Tenderness atau nyeri

f. Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot karena tulang berpindah

dari tempatnya dan kerusakan struktur di daerah yang berdekatan

g. Kehilangan sensasi atau mati rasa

Hal ini mungkin terjadi karena rusaknya saraf atau proses perdarahan

yang menyebabkan berpindahnya agen inflamasi ke area yang sakit

h. Pergerakan abnormal

i. Terjadi perubahan gerak dan aktivitas sehari-hari karena keterbatasan

fisik yang didapat.

j. Syok hipovolemik

k. Syok dapat terjadi jika ada pengeluaran darah yang masif dari trauma

penyebab fraktur.

l. Krepitasi

Adanya ruang atau udara dalam jaringan kulit disekitar

3

Page 4: BAB I

2.1.4 Patofisiologi

Saat tulang mengalami fraktur, maka periosteum, pembuluh darah di korteks,

marrow dan jaringan disekitarnya rusak. Terjadi pendarahan dan kerusakan

jaringan di ujung tulang yang menyebabkan terbentuklah hematoma di canal

medulla. Pembuluh-pembuluh kapiler dan jaringan ikat tumbuh ke dalamnya,

menyerap hematoma tersebut, dan menggantikannya. Jaringan ikat berisi sel-sel

tulang (osteoblast) yang berasal dari periosteum menghasilkan endapan garam

kalsium dalam jaringan ikat yang di sebut callus. Callus kemudian secara

bertahap dibentuk menjadi profil tulang melalui pengeluaran kelebihannya oleh

osteoclast yaitu sel yang melarutkan tulang. Pada permulaan akan terjadi

pendarahan disekitar patah tulang, yang disebabkan oleh terputusnya pembuluh

darah pada tulang dan periost, fase ini disebut fase hematoma (Brunner dan

Suddarth, 2002).

Hematoma ini kemudian akan menjadi medium pertumbuhan sel jaringan

fibrosis dengan kapiler didalamnya. Jaringan ini yang menyebabkan fragmen

tulangtulang saling menempel, fase ini disebut fase jaringan fibrosis dan jaringan

yang menempelkan fragmen patah tulang tersebut dinamakan kalus fibrosa.

Kedalam hematoma dan jaringan fibrosis ini kemudian akan tumbuh sel jaringan

mesenkin yang bersifat osteogenik. Sel ini akan berubah menjadi sel kondroblast

yang membentuk kondroid yang merupakan bahan dasar tulang rawan. Kondroid

dan osteoid ini mula-mula tidak mengandung kalsium hingga tidak terlihat foto

rontgen. Pada tahap selanjutnya terjadi penulangan atau osifikasi. Kesemuanya

ini menyebabkan kalus fibrosa berubah menjadi kalus tulang (Smeltzer dan Bare,

2002).

4

Page 5: BAB I

2.1.5 WOC2.1.6

5

Page 6: BAB I

2.2 Bursitis

2.2.1 Pengertian

Bursitis secara umum didefinisikan peradangan dari satu atau lebih pada

bursa (kantung kecil) yg mengandung cairan sinovial di dalam tubuh yg disertai

nyeri. Cairan sinovial berfungsi untuk memudahkan pergerakan normal dari

beberapa sendi pada otot dan mengurangi gesekan. Pada keadaan normal bursa

mengandung sangat sedikit cairan, tetapi jika terluka bursa akan meradang dan

terisi banyak cairan menyebabkan oedem. Peradangan pada bursa ini biasanya

disebabkan karena trauma langsung setempat, over use, infeksi, ruptur ligamen

atau otot atau merupakan kelanjutan dari tendinitis. Trauma langsung pada bursa

(akibat jatuh atau dipukul) dapat menyebabkan desintegrasi sel‐sel darah dan

jaringan yang akhirnya timbul perdangan pada bursa. Overuse yang menyebabkan

trauma ringan berulang pada bursa sehingga timbul peradangan pada bursa.

Ruptur yg lama kelamaan, akan melebar kemudian terjadi peradangan pada otot,

karena letak bursa yang dekat dengan otot maka inflamasi pada bursa biasanya

terjadi akibat inflamasi tendon otot yang juga terdapat dalam ruang sekitar bursa.

Adanya tendinitis menghasilkan gangguan vaskularisasi dan menekan bursa

mempengaruhi bursa, sehingga bursa juga akan mengalami peradangan.

2.2.2 Etiologi

Penyebab utama bursitis adalah cedera ringan yang berulang. Secara

anatomi letak bursa dekat dengan persendian, hal itulah yang memicu terjadinya

gerakan dan gesekan berulang pada bursa. Pergerakan dan pergeseran yang

berulang‐ulang dapat menyebabkan bursitis akibat gesekan dimana dinding bursa

menebal dan dapat terjadi efusi pada bursa. Selain itu ada beberapa faktor lain

yang menjadi penyebab bursitis, diantaranya :

a. Trauma

b. Terkilir

c. Pergeseran sendi yang berlebihan

d. Penggunaan sebagian anggota tubuh

e. Cidera

f. Penyakit gout

g. Rheumatoid arthritis

6

Page 7: BAB I

h. Lutut yang sering bertumpu di lantai

2.2.3 Gambaran klinis

1. Bursitis akut

Terjadi secara mendadak. Jika disentuh atau digerakkan, akan timbul nyeri di

daerah yang meradang. Kulit diatas bursa tampak kemerahan dan membengkak.

Bursitis akut yang disebabkan oleh suatu infeksi atau gout menyebabkan nyeri

yang luar biasa dan daerah yang terkena tampak kemerahan dan teraba hangat.

2. Bursitis kronis

Merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau karena cedera yang

berulang. Pada akhirnya, dinding bursa akan menebal dan di dalamnya terkumpul

endapan kalsium padat yang menyerupai kapur. Bursa yang telah mengalami

kerusakan sangat peka terhadap peradangan tambahan. Nyeri menahun dan

pembengkakan bisa membatasi pergerakan, sehingga otot mengalami penciutan

(atrofi) dan menjadi lemah. Serangan bursitis kronis berlangsung selama beberapa

hari sampai beberapa minggu dan sering kambuh.

a. Gerakan sendi sedikit terbatas pada fleksi maksimal karena nyeri

b. Bursitis trauma biasanya hanya nyeri ringan maupun dapat sangat bengkak

c. Bursitis alekranon sering merupakan radang piogenik

d. Gejala dini berupa tanda radang akut dengan hipertemia, edema luas di

sekitarnya tetapi tidak ada tanda arthritis

2.2.4 Patofisiologi

Bursitis trokanter dan tendinitis insersi aponeutosis otot gluteus di trokanter

mayor sering dikelirukan dengan penyakit intra antrikuler. Tendinitis M. gluteus

medsus dan M. gluteus minimus pada insersinya di dalam trokanter mayor adalah

penyakit tersering panggul pada usia pertengahan dan lanjut. Inflamasi di daerah

insersi otot tersebut biasanya juga meliputi burse trokanter yang terletak di sub

cutan, dengan nyeri lokal di posterolateral prominensia (menonjol di atas

permukaan) trokanter. Gejala utama bursitis dan tendinitis panggul ialah nyeri

loka yang meliputi trokanter mayor dan nyeri saat melakukan rotasi ekstrem atau

abduksi panggul. Penderita mengeluh nyeri panggul, biasanya menjadi lebih

hebat pada eksuserbasi dan beralih ke sisi lateral paha.

7

Page 8: BAB I

Biasanya panggul teraba hangat dan kulit meliputi trokanter mayor terlihat

kemerahan. Karena nyeri di bokong dan panggul keatas berhubungan dengan

penyakit tulang belakang daerah lumbal. Perlu dissrykirk, penyakit degeneratif

diskus invertebratalis dan iskias pada burtitis terdapat nyeri setempat pada palpasi

burse, sedangkan gerak mengangkat tungkai yang lurus tidak menimbulkan nyeri,

nyeri ini perlu pula dibedakan dengan penyakit intra artikuler endo rotasi

maksimal akan menimbulkan nyeri tetapi pada bursitis tidak demikian pada

penyakit sendi panggul perkusi di tumit dengan tungkai lurus akan meningkatkan

nyeri tidak demi penanggulangan. Bersifat simptomatik dengan istirahat dan obat

anti inflamasi. Nyeri biasanya menghilang dalam waktu 2 – 3 hari.

8

Page 9: BAB I

2.2.5 WOC

9

Page 10: BAB I

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Fraktur atau patah tulang diartikan dengan terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan

ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Penyebab terbanyak untuk kasus fraktur atau

patah tulang yaitu kecelakaan. Penyebab lainnya berupa trauma yang terdiri dari

trauma langsung maupun tak langsung, seperti jatuh tertimpa atau terdapat penyakit

regeneratif.

Bursitis adalah peradangan pada suatu bursa yang kadang-kadang disertai dengan

pengendapan kapur pada tendon supraspinatus di bawahnya (Kamus Kedokteran

Dorland).

10