bab i

31
1 Bab I Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik Referensi: Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN Dosen Pengampu: Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak. Indarto W, M.Acc., Ak., CPA

Upload: becka

Post on 12-Jan-2016

72 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bab I. Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik Referensi: Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN Dosen Pengampu: Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak. Indarto W, M.Acc., Ak., CPA. Jenis Jasa Pengauditan. Assurance Services (Jasa Penjaminan) - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Bab I

1

Bab I

Pengauditan dan

Profesi Akuntan Publik

Referensi:

Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN

Dosen Pengampu:

Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak.

Indarto W, M.Acc., Ak., CPA

Page 2: Bab I

2

Jenis Jasa Pengauditan

Assurance Services (Jasa Penjaminan) Nonassurance Services (Jasa Bukan

Penjaminan) Attestation Services (Jasa Atestasi)

1. Audit

2. Pemeriksaan

3. Review

4. Prosedur yang Disepakati

Page 3: Bab I

3

Jenis Jasa Pengauditan

Assurance Services (Jasa Penjaminan)1. Jasa Pengujian

2. Jasa Pemeringkatan Nonassurance Services (Jasa Bukan

Penjaminan)1. Konsultasi

2. Penyusunan Laporan Keuangan, Perpajakan

Page 4: Bab I

4

Hubungan antara Jasa Penjaminan, Atestasi,

dan Bukan Penjaminan

Jasa Penjaminan Jasa Bukan Penjaminan

Jasa Konsultasi Manajemen Lain

Jasa Kompilasi

Jasa Perpajakan

Jasa Pemeriksaan

Jasa Audit Jasa Review

Jasa Prosedur tertentu

Jasa Atestasi

Jasa Penjaminan Lainnya

Jasa KonsultasiManajemen

Tertentu

Page 5: Bab I

5

Sejarah Fungsi Audit

Pengauditan Independen Sebelum Tahun 1900 InggrisAS

Perkembangan di Abad XX KetidakseragamanKeseragaman

Perkembangan Pengauditan di Indonesia Sebelum tahun 1950 Setelah tahun 1950 Tahun 1973

Page 6: Bab I

6

Definisi Pengauditan

Suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan

Page 7: Bab I

7

Hubungan Akuntansi dengan Pengauditan

Akuntansi:

Berdasarkan PABU Tanggung jawab

Manajemen

Pengauditan

Berlandaskan standar auditing

Tanggung jawab auditor

Page 8: Bab I

8

Hubungan Akuntansi dengan Pengauditan

Akuntansi: Pengauditan

Menganalisis kejadian & transaksi

Mengukur dan mencatat data transaksi

Mengelompokkan dan meringkas data

Menyusun LK sesuai dengan PABU

Mendistribusikan LK dan Lap Auditor kpdstockholder

Menyerahkan laporan kepada klien

Menyatakan pendapat dalam Laporan Auditor

Memeriksa bahwa LK telah disusun sesuai dengan PABU

Mendapatkan & mengevaluasi bukti tentang LK

Page 9: Bab I

9

Syarat Laporan Keuangan dapat Diaudit:

Data harus dapat diverifikasi2 orang, hasilnya sama

Data Validotentik, benar, baik, atau berdasar

Data tepatsesuai dengan aturan akuntansi yg telah ditetapkan

Page 10: Bab I

10

Alasan Pentingnya Pengauditan

Audit sangat penting dilakukan karena adanya Risiko Informasi, yaitu kemungkinan informasi yang digunakan untuk menilai risiko bisnis tidak dibuat secara tepat, karena: Informasi diterima dari pihak lain Bias dan motivasi pembuat informasi Volume data Kerumitan transaksi

Page 11: Bab I

11

Alasan Pentingnya Pengauditan

Cara mengurangi Risiko Informasi, yaitu:

Pemakai laporan melakukan sendiri verifikasi atas informasi

Pemakai membebankan risiko informasi pada manajemen

Disediakan laporan keuangan yang telah diaudit

Page 12: Bab I

12

Manfaat Pengauditan

• Akses ke pasar modal• Biaya modal menjadi lebih rendah• Pencegah terjadinya ketidakefisienan dan kecurangan• Perbaikan dalam pengendalian dan operasional

Page 13: Bab I

13

Keterbatasan Pengauditan

Kendala dari akuntansi: PABU fleksibel (penggunaan prinsip-prinsip pengukuran) Pertimbangan yg harus dilakukan sebelum diterapkan

suatu transaksi atau kejadian pada situasi ttt Interpretasi

Kendala dari audit: Proses audit Teknologi audit

Page 14: Bab I

14

Pihak-pihak yang Berinteraksi dengan Auditor

Manajemen Dewan Komisaris dan Dewan Audit Auditor Intern (Internal Auditor) Pemegang Saham

Page 15: Bab I

15

Standar Auditing – Standar Umum

1. Audit dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang

cukup

2. Independensi mental harus dimiliki

3. Auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama

Page 16: Bab I

16

Standar Auditing – Standar Pekerjaan Lapangan

1. Perencanaan sebaik-baiknya dan supervisi asisten (bila ada)

2. Pemahaman yang memadai tentang struktur pengendalian intern untu perencanaan dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian

3. Bukti audit kompeten harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, wawancara, konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat

Page 17: Bab I

17

Standar Auditing – Standar Pelaporan

1. Laporan audit harus menyatakan pakah laporan keuangan sesuai dengan PABU

2. Jika ada penerapan prinsip akuntansi yang tidak konsisten, harus dilaporkan

3. Pengungkapan informatif

4. Laporan audit harus memuat suatu pendapat atas LK secara keseluruhan

Page 18: Bab I

18

Hubungan antara Standar Auditing dengan Prosedur Aduting

Standar Auditing Berkaitan dengan kriteria

atau ukuran mutu pelaksanaan (mutu profesional)

Tolok ukur tujuan yang hendak dicapai

Dapat diterapkan pada setiap audit tanpa melihat besar kecil perusahaan klien (berlaku sama)

Prosedur Auditing Menyangkut langkah yang

harus dilaksanakan selama audit berlangsung

Alat untuk mencapai tujuan audit

Penerapannya berbeda-beda tergantung ukuran perusahaan klien, karakteristik, sifat, serta kompleksitas operasi

Page 19: Bab I

19

Laporan Audit

Bentuk Baku Terdiri dari 3 alinea:

Pendahuluan (isinya al: tujuan,& pemisahan tanggung jawab)

Lingkup/cakupan menunjukkan sifat & lingkup serta keterbatasan audit

Pendapat, berisi kesimpulan

Bentuk Tidak Baku Terdiri dari 3 alinea

(sama dengan laporan bentuk baku) ditambah paragraf penjelas

Terdiri dari 3 alinea, tetapi dengan jenis pendapat lain

Page 20: Bab I

20

Laporan Audit

Bentuk Baku Paragraf pendapat

berisi opini wajar tanpa pengecualian (wajar tanpa syarat)

Bentuk Tidak Baku Jenis pendapat lain

tersebut antara lain: Wajar dengan

pengecualian Tidak wajar Menolak memberi

pendapat

Page 21: Bab I

21

Tanggung Jawab Auditor & Kesenjangan Ekspektasi

Harapan publik terhadap auditor:

Melakukan audit dengan kompetensi teknis, integritas, independen, & obyektif

Mencari & mendeteksi salah saji material yg disengaja maupun tidak disengaja

Mencegah diterbitkannya LK yang menyesatkan

Tidak terpenuhi

Kesenjangan Ekspektasi

Page 22: Bab I

22

Kesenjangan Ekspektasi

Terkait dengan 3 hal berkut:1. Menemukan dan melaporkan kekeliruan

dan ketidakberesan, terutama kecurangan2. Mendeteksi dan melaporkan pelanggaran

hukum yang dilakukan klien3. Melaporkan apabila disinyalir ada masalah

ketidakpastian kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya

Page 23: Bab I

23

Jenis-jenis Audit

Audit Laporan Keuangan Audit Kesesuaian Audit Operasional

Page 24: Bab I

24

Jenis-jenis Auditor

Auditor Pemerintah Auditor Intern Auditor Independen (Akuntan Publik)

Page 25: Bab I

25

Struktur Kantor Akuntan Publik

KAP dalam bentuk Usaha Sendiri KAP dalam bentuk Usaha Kerjasama

Page 26: Bab I

26

Persyaratan Akuntan Publik di Indonesia

Domisili Indonesia Memiliki register akuntan publik (Ak) Menjadi anggota IAPI Lulus ujian Sertifikasi Akuntan Publik Pengalaman kerja minimal 3 tahun (3000 jam) Menjadi ketua audit min 1 tahun Wajib memiliki KAP atau bekerja pada Koperasi

Jasa Audit

Page 27: Bab I

27

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Auditing: pedoman audit laporan keuangan historis Berisi 10 standar yg dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar

Auditing (PSA) PSA diinterpretasikan ke dalam IPSA Kepatuhan bersifat mandatory

Standar Atestasi: rerangka untuk fungsi atestasi yang mencakup tingkat keyakinan

tertinggi yg diberikan dalam jasa audit LK historis maupun tingkat keyakinan yg lebih rendah untuk jasa nonaudit

Berisi 11 Pernyataan Standar Atestasi (PSAT)IPSAT Kepatuhan bersifat mandatory

Page 28: Bab I

28

Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Jasa Akuntansi dan Review rerangka untuk fungsi nonatestasi yang mencakup jasa

akuntansi dan review. Berisi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review

(PSAR)IPSAR Kepatuhan bersifat mandatory

Pedoman Audit Industri Khusus

Page 29: Bab I

29

Hubungan antara Standar Atestasi dengan Standar Audit

Standar Atestasi

Sebagai pedoman umum semua jenis penugasan termasuk jasa pemeriksaan LK historis

Standar Audit

Sebagai pedoman pemeriksaan LK historis

Page 30: Bab I

30

Standar Pengendalian Mutu Terdiri dari 9 elemen Penerapannya bersifat sukarela

Hubungan Standar Audit dengan Standar Pengendalian Mutu

Standar audit yang ditetapkan oleh IAI berkaitan dengan pelaksanaan penugasan audit secara individual;Standar pengendalian mutu berkaitan dengan praktik audit kantor akuntan publik secara keseluruhan

Page 31: Bab I

31

Elemen-elemen Pengendalian Mutu

1. Independensi2. Penetapan personil

pada suatu penugasan

3. Konsultasi4. Supervisi5. Pengangkatan

pegawai6. Pengembangan

profesional

7. Pengembangan karyawan

8. Penerimaan dan keberlanjutan karyawan

9. Inspeksi