bab i
DESCRIPTION
wrewgtsfsTRANSCRIPT
-
7/17/2019 BAB I
1/2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asma merupakan penyakit inflamasi kronik pada saluran napas yang
melibatkan berbagai sel imun terutama sel mast, eosinofil, limposit T, makropag,
neutrofil dan sel epitel, serta meningkatnya respon saluran napas (hipereaktivitas
bronkus) terhadap berbagai rangsangan. Inflamasi kronik ini akan menyebabkan
obstruksi saluran napas yang ditandai adanya mengi episodik, batuk, dan rasa
sesak di dada terutama pada malam hari atau pagi hari dengan derajat yang
bervariasi dan bersifat reversibel baik dengan atau tanpa pengobatan.1,2
ampai saat ini, penyakit asma masih menunjukkan prevalensi yang
tinggi. !erdasarkan data dari "#$ (2%%2) dan &I'A (2%11), di seluruh dunia
diperkirakan terdapat %% juta orang menderita asma dan tahun 2%2 diperkirakan
jumlah pasien asma men*apai +%% juta. elain itu setiap 2% orang, ada satu orang
meninggal karena asma setiap tahunnya. #asil penelitian International study of
asthma and allergies in childhood (IAA) pada tahun 2%% diperkirakan
prevalensi asma di Indonesia meningkat dari +,2- hingga ,+- dari seluruh
penduduk Indonesia.2,
erangan asma akut adalah episode perburukan gejalagejala asma se*ara
progresif. &ejala yang dimaksud adalah sesak napas, batuk, mengi, dada rasa
tertekan atau berbagai kombinasi gejala tersebut. /ada umumnya, eksaserbasi
disertai distress pernapasan. erangan asma ditandai oleh penurunan /0 atau
01. 3erajat serangan asma bervariasi mulai dari yang ringan, sedang, berat dan
serangan yang mengan*am ji4a. erangan asma akut biasanya timbul akibat
pajanan terhadap faktor pen*etus (paling sering infeksi virus atau alergen),
1
-
7/17/2019 BAB I
2/2
2
sedangkan serangan berupa perburukan yang bertahap men*erminkan kegagalan
pengelolaan jangka panjang penyakit.+
aktor penting dalam pengelolaan asma adalah penanganan eksaserbasi
dengan penilaian berat serangan merupakan kun*i pertama dalam penanganan
serangan asma akut. /enanganan serangan karena penilaian berat serangan yang
tidak tepat berakibat pada pengobatan yang tidak adekuat. 5ondisi penanganan
tersebut menyebabkan perburukan asma yang menetap, menyebabkan serangan
berulang dan semakin berat sehingga berisiko jatuh dalam keadaan asma akut
berat bahkan fatal. Asma dalam serangan berat atau mengan*am ji4a adalah
kondisi yang ga4at darurat yang memerlukan penanganan medis yang tepat dan
*epat.6
!erdasarkan data diatas, dapat diketahui bah4a serangan asma akut
merupakan perburukan gejalagejala asma yang bersifat progresif dan dapat
meningkatkan risiko mortalitas dan morbiditas sehingga diagnosis dan
penatalaksanaan yang tepat pada penderita serangan asma akut diharapkan dapat
meningkatkan prognosis. #al ini mendasari penulis untuk mengkaji lebih lanjut
mengenai diagnosis dan penatalaksanaan pada serangan asma akut.