bab i

Upload: widya-ningroem

Post on 07-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kesehatan

TRANSCRIPT

16

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Istilah inflamasi berasal dari bahasa latin inflammare, yang berarti Membakar. Inflamasi disebut juga dengan peradangan. Peradangan tersebut merupakan respon tubuh terhadap adanya kerusakan sel atau jaringan yang di sebabkan karena adanya bahan kimia, ultraviolet, panas, atau adanya rangsangan agen berbahaya misalnya virus, bakteri , antigen (Nugroho, 2012). Jika penyembuhan lengkap, proses peradangan biasanya reda. Namun, kadang-kadang reaksi pertahanan inflamasi tersebut dapat menyebabkan luka jaringan progesif dan obat-obat anti-inflamasi dapat digunakan untuk memodulasi proses peradangan (Mycek, 2001;404).Obat antiinflamasi utama adalah non steroidal antiinflammatory drugs (NSAIDs). NSAIDs merupakan obat antiinflamasi ynag banyak digunakan. Obat NSAIDs mempunyai tiga tipe efek farmakologi yaitu antiiinflamasi, analgesik dan antipiretik (Nugroho, 2012). Pengurangan peradangan menggunakan obat anti-inflamasi non steroid (OAINS) sering dapat meredakan nyeri untuk waktu yang cukup signifikan (Katzung, 2010). Obat AINS banyak digunakan dikalangan masyarakat khususnya di Kasongan, baik untuk pengobatan inflamasi akut maupun inflamasi kronis. Obat-obat ini bisa diperoleh dengan resep dokter maupun tanpa resep dokter. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang profil atau gambaran penggunaan obat anti-inflamasi non steroid yang sering digunakan di RSUD Kasongan.

1B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Obat-obat apa yang termasuk golongan obat Anti-Inflamasi Nonsteroid? 2. Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid jenis apa saja yang sering dikeluarkan oleh Instalasi Farmasi Rawat Jalan di RSUD Kasongan?C. Batasan Masalah Agar dalam penlitian ini dapat terarah dan mendapat hasil yang diinginkan maka peneliti hanya membatasi masalah pada Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid yang sering digunakan berdasarkan resep dokter untuk pasien di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Kasongan periode Juni 2012 sampai Desember 2012. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dapat dibuat rumusan masalah tentang Bagaimana gambaran penggunaan Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) yang sering digunakan di RSUD Kasongan. E. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui profil atau gambaran penggunaan obat AINS yang sering digunakan di RSUD Kasongan. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktis 1) Untukmembantu menentukan kebijakan pemakaian obat di pelayanan kesehatan agar tidak terjadi adanya polifarmasi. 2) Sebagai sumber rujukan data dan informasi bagi penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat teoritis Dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang karya tulis ilmiah.

BAB IITELAAH PUSTAKA

A. Inflamasi 1. Pengertian Inflamasi Istilah Inflamasi berasal dari bahasa latin inflammare,yang berarti membakar. Inflamasi disebut juga dengan peradangan, merupakan respon biologis berupa reaksi vaskuler dengan manifestasi berupa pengiriman cairan, senyawa terlarut maupun sel-sel dari sirkulasi darah menuju ke jaringan interstisial pada daerah luka. Reaksi tersebut terkoordinasi dengan baik, bersifat dinamis dan kontinyu (Nugroho, 2012). Peradangan tersebut merupakan respon tubuh terhadap adanya kerusakan sel atau adanya yang disebabkan karena bahan kimia, ultraviolet, panas, atau adanya rangsangan agen berbahaya misalnya virus, bakteri, antigen. Istilah inflamasi tidak identik dengan infeksi. Inflamasi salah satunya disebabkan karena infeksi. Infeksi sendiri disebabkan karena invasi mikroorganisme patogen yang mengakibatkan kerusakan sel sel atau jaringan (Nugroho, 2012).B. Jenis Inflamasi dan Tanda Inflamasi 1. Jenis Inflamasi Inflamasi atau peradangan dibagi menjadi dua yaitu peradangan akut dan peradangan kronis. Peradangan akut merupakan respon awal tubuh untuk ransangan berbahaya, berlangsung dalam beberapa hari. Proses peradangan akut yang simultan akan menghasilkan peradangan kronis, yang bisa berlangsung berbulan-bulan (Nugroho, 2012). Pada peradangan akut, respon terjadi secara langsung terhadap kerusakan sel atau jaringan yang terjadi yang melibatkan sistem vaskuler lokal, sistem imun dan beberapa sel (Nugroho, 2012).

32. Tanda Inflamasi Tanda-tanda klasik pada proses peradangan akut yaittu: 1. RuborRubor disebut juga kemerahan, terjadi karena pembuluh darah arteriol yang mensuplai darah ke daerah luka mengalami vasodilatasi sehingga darah lebih banyak mengalir ke mikrosirkulasi lokal. 2. Kalor Kalor (panas) terjadi manakala aliran darah banyak yang tersuplai ke jaringan luka pada proses peradangan. Kalor merupakan sifat peradangan yang terjadi pada permukaan tubuh. 3. Dolor Dolor (sakit atau nyeri) ditimbulkan karena adanya kerusakan jaringan, yang melepaskan mediator nyeri yang akan merangsang reseptor nyeri. 4. TumorTumor disebut juga dengan istilah pembengkakan. Ini disebabkan karena adanya suplai cairan maupun sel darah merah maupun sel darah putih dari sirkulasi darah menuju jaringan interstisial. 5. Fungsio laesaFungsi laesa (perubahan fungsi) merupakan dampak reaksi peradangan yang berupa perubahan fungsi lokal yang abnormal (Nugroho, 2012). Pada peradangan kronis, Inflamasi disebabkan karena adanya kerusakan jaringan yang simultan. Peradangan kronis terjaadi apabila proses inflamasi terjadi dalam waktu lama (beberapa bulan, bahkan bisa menahun), terjadi pergeseran progesif jenis sel yang hadir pada jaringan luka (Nugroho, 2012).C. Jenis Respon Inflamasi Akut 1. Respon tubuh pada peradangan akut a. Respon inat atau bawaan (non-adaktif) Respon ini merupakan respon peradangan bawaan dari tubuh. Tahap awal pada respon ini ada pengenalan makrofag terhadap pathogen associated molecular pattern (PAMPs) dari mikroorganisme suatu komponen penting dari mikroorganisme untuk hidup maupun patogenesis (Nugroho, 2012). b. Respon adaktif Respon ini merupakan respon imunologi yang bersifat spesifik dan efisien dari inang terhadap mikroorganisme. Respon imun yang terbentuk karena pemaparan suatu mikroorganisme (Nugroho, 2012).D. Obat Anti-Inflamasi Non Steroid Obat anti-inflamasi non steroid yang lebih dikenal dengan sebutan NSAID (non steroidal anti-inflammatory drugs) adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan anti-inflamasi (anti radang) (Sudjadi dan Rohman, 2012). Klasifikasi AINS sebenarnya tidak banyak manfaat kliniknya, karena ada AINS dari subgolongan yang sama memiliki sifat yang berbeda, sebaliknya ada obat AINS yang berbeda subgolongan tetapi memiliki sifat yang serupa (Gunawan S.G., 2011).

1. Klasifikasi obat Anti-Inflamasi Non steroid AINS menurut Farmakologi Terapi Edisi 4

ASAM KARBOKSILATOBAT AINSASAM ENOLATDerivat PirazolonDerivat Oksikam PiroksikamTenoksikam AzaproapazonFenilbutazonOksifenbutazonDerivat Asam FenamatAs. MefenamatMeklofenamatDerivat Asam PropionatAs. TiaprofenatFenbudenFenoprofenFlurbiprofenIbuprofenKetoprofennaproksenDerivat Asam SilisilatAspirinBenoriliatDiflunisalSalsalatAsam AsetatDerivat Asam Asetat- Inden/Indol Derivat Asam FenilasetatDiklofenakFenklofenak

IndometasinSulindakTolmetin

Gambar Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)2. Efek Farmakodinamik Obat Anti-Inflamasi Non steroida. Efek Analgesik Sebagai analgesik, obat mirip-aspirin hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang misalnya sakit kepala, mialgia, artralgia, dan nyeri lain yang berasal dari integumen, terutama terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi. Efek analgesiknya jauh lebih lemah dari pada efek analgesik opiat. Tetapi berbeda dengan opiat, obat mirip-aspirin tidak menimbulkan ketagihan dan tidak menimbulkan efeksamping sentralyang merugikan. Obat mirip-aspirin hanya mengubah persepsi modalitas sensorik nyeri, tidak mempengaruhi sensorik lain. Nyeri akibat terpotongnya saraf eferen, tidak teratasi dengan obat mirip-aspirin. Sebaliknaya nyeri kronis pascabedah dapat diatasi dengan obat mirip-aspirin (Gunawan S.G., 2011).b. Efek Antipiretik Sebagai antipiretik, obat mirip-aspirin akan menurunkan suhu badan hanya pada keadaan demam. Walaupun kebanyakan obat ini memperlihatkan efek antipiretik in vitro, tidak semuanya berguna sebagai antipiretik karena bersifat toksik bila digunakan secara rutin atau terlalu lama (Gunawan S.G., 2011).c. Efek Anti-Inflamasi Kebanyakan obat mirip-aspirin, terutama yang baru, lebih dimanfaatkan sebagai anti-inflamasi pada pengobatan kelainan muskuloskeletal, misalnya atritis reumatoid, asteo-artritis dan spondilitis ankilosa. Tetapi harus diingat bahwa obat mirip-aspirin ini hanya meringankan gejala nyeri dan inflamasi yang berkaitan dengan penyakitnya secara simtomatik, tidak menghentikan, memperbaiki atau mencegah kerusakan jaringan pada kelainan muskuloskeletal ini (Gunawan S.G., 2011).3. Efek Samping Obat Anti-Inflamasi Non Steroid Selain menimbulkan efek terapi yang sama AINS juga memiliki efek samping yang serupa, karena didasari oleh hambatan pada sisitem biosintesis PG. Selain itu kebanyakan obat bersifat asam sehingga lebih banyak terkumpul dalam sel yang bersifat asam misalnya di lambung, ginjal dan jaringan inflamasi. Jelas bahwa efek obat maupun efek sampingnya akan lebih nyata di tempat dengan dengan kadar yang lebih tinggi (Gunawan S.G., 2011).Secara umum AINS berpotensi menyebabkan efek samping pada 3 sistem organ yaitu saluran cerna, ginjal dan hati. Klinisi sering lupa bahwa AINS dapat menyebabkan kerusakan hati. Efek samping terutama meningkat pada pasien usia lanjut. Kelompok ini paling sering membutuhkan AINS dan umumnya membutuhkan banyak obat-obatan karena menderita berbagai penyakit (Gunawan S.G., 2011).Efek samping yang paling sering terjadi adalah induksi tukak peptik (tikak duodenum dan tukak lambung) yang kadang-kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna. Beratnya efek samping ini berbeda antar obat (Gunawan S.G., 2011). Pada beberapa orang dapat terjadi reaksi hipersensitivitas terhadap aspirin dan obat mirip-aspirin. Reaksi ini umumnya berupa rinitis vasomotor, edema angioneurotik, urtikaria luas, asma bronkial, hipotensi, sampai keadaan presyok dan syok. Di antara aspirin dan obat mirip-aspirin dapat terjadi reaksi hiipersensitif silang (Gunawan S.G., 2011).E. Gambaran Umum RSUD Kasongan 1. Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KasonganRSUD Kasongan adalah rumah sakit satu-satunya yang ada di Kabupaten Katingan dan berada di ibu kota Kabupaten, untuk itu RSUD Kasongan merupakan tumpuan harapan bagi masyarakat Kabupaten Katingan sebagai tempat rujukan yang terjangkau oleh masyarakat. Pelayanan prima menjadi suatu tuntutan yang harus dilakukan dan diberikan oleh RSUD Kasongan sehingga masyarakat/pengguna jasa rumah sakit akan terpuaskan.Rumah Sakit Umum Daerah Kasongan ditetapkan sebagai rumah sakit kelas C sesuai SK Menkes Nomor 659/Menkes/SK/VII/2008 Tanggal 16 Juli 2008, Tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kasongan. Struktur organisasi RSUD Kasongan berdasarkan Peraturan Daerah tersebut maka formasi jabatan struktural yang tersedia untuk Eselon III dan IV sebanyak 13 formasi eselon. Eselon III adalah untuk jabatan Kepala RSUD, Bagian Kesekretariatan, Kepala Bidang Perencanaan, Kepala Bidang Pelayanan, Kepala Bidang Keuangan sedangkan eselon IV adalah untuk jabatan Kepala Seksi Pelayanan Medis, Kepala Seksi Keperawatan, Kepala Seksi Perencanaan, Kepala Seksi Rekam Medis, Kepala Seksi Verifikasi dan Anggaran, Kepala Seksi Perbendaharaa dan Akutansi.2. Visi, Misi, Grand Strategi, Falsafah, Nilai Dasar, Keyakinan Dasar, Motto dan Semboyan.a. VisiRumah Sakit Sebagai Pusat Pelayanan Medik dan Rujukan yang Berorientasi Terhadap Kepuasan Masyarakat, Standar Pelayanan dan Teknologi Terkini.b. MisiMewujudkan RSUD Kasongan sebagai Pilihan Utama Pelayanan Kesehatan dan Rujukan bagi Masyarakat Kabupaten Katingan.c. Grand Strategi Meningkatkan pelayanan kesehatan minimal empat (empat) Spesialis dasar.1) Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung.2) Meningkatkan profesionalisme semua pihak yang terkait dalam pelayanan Rumah Sakit (RS).3) Meningkatkan kualitas pelayanan.4) Meningkatkan kesejahteraan bagi semua pihak yang terkait dalam pelayanan RS.d. FalsafahPelanggan atau Pengunjung RS adalah insan sosial karena itu hak dan ketentramannya harus dijamin dengan cara pelayanan yang bermutu dan santun.e. Nilai DasarNilai dasar yang melandasi visi dan misi adalah kemanusiaan, kejujuran, kemandirian, merata dan manfaat.f. Keyakinan Dasar1) Keramahtamahan dalam pelayanan merupakan unsur utama yang menggambarkan citra RS.2) Mutu merupakan faktor penting demi kepentingan pasien.3) Pelayanan sesuai prosedur akan memberi rasa aman bagi pasien.4) Ilmu pengetahuan dan keterampilan sangat berpengaruh terhadap mutu pelayanan.5) Kritik yang membangun dari masyarakat akan ikut memacu kemajuan RS.6) Setiap karyawan menjalankan tugas dengan disiplin dan rasa kejujuran yang tinggi.g. MottoKepuasan anda adalah tujuan kami.h. Semboyan Lenge Tabuka, Hapan Kahanjak Atei.3. Tujuan dan SasaranUntuk mendukung Visi dan Misi yang telah ditetapkan dalam RPJM kabupaten maka Badan Pengelola RSUD Kasongan menetapkan tujuan sebagai berikut :a. Mewujudkan kualitas SDM melalui pembangunan bidang pendidikan, kesehatan dan mental spiritual, Rumah sakit, Puskesmas dan jaringannya.b. Memenuhi standar mutu serta mampu menjangkau dan dijangkau.c. Membangun sarana dan prasaranan yang handal, sentra produksi dan kawasan pemukiman memiliki akses transportasi, komunikasi dan listrik.d. Menciptakan kepemerintahan yang seluruh aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya.e. RSUD Kasongan mencapai target kinerjanya sesuai SOP dengan transparan dan akuntabel.

4. Susunan OrganisasiStruktur organisasi Rumah Sakit Umum daerah Kasongan terdiri dari :a. Direktur.b. Bagian Kesekretariatan1) Sub Bagian Kepegawaian dan Humas.2) Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga.c. Bidang Pelayanan1) Seksi Pelayanan dan Penunjang medik.2) Seksi Keperawatan.d. Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Rekam Medis1) Seksi Perencanaan dan Pengembangan2) Seksi Rekam Medise. Bidang keuangan1) Seksi Perbendaharaan dan Akutansi2) Seksi Verifikasi dan AnggaranRSUD Kasongan adalah pelaksana teknis pemerintahan Kabupaten Katingan di bidang kesehatan mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan megupayakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mempunyai fungsi :1. Menyelenggarakan Pelayanan Medis;1. Menyelanggarakan Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis;1. Menyelenggarakan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan;1. Menyelenggarakan Pelayanan Rujukan;1. Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan;1. Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan; dan1. Menyelenggarakan Administrasi Umum dan Keuangan.

5. Kegiatan Pelayanan dan Kinerja Rumah Sakit1. Pelayanan1. Rawat Jalan memberikan pelayanan sebagai berikut :1. Poli Umum1. Poli Kesehatan Ibu dan Anak1. Poli gigi dan Mulut1. Poli Spesialis Anak1. Poli Spesialis penyakit Dalam1. Poli kandungan dan Penyakit Dalam1. Poli Bedah1. Instalasi gawat darurat (IGD)1. Rawat Inap dengan fasilitas 102 tempat tidur yang terbagi dalam beberapa kelas sebagai berikut:1. Ruang Perawatan Kelas III1. Ruang Perawatan Kelas II1. Ruang Perawatan Kelas I1. Ruang Perawatan Kelas Utama1. Ruang Perawatan Kelas VIP1. Ruang Perinatologi1. Instalasi Penunjang Medis sebagai berikut :1. Instalasi Farmasi1. Instalasi Radiologi1. Instalasi Laboratorium1. Instalasi Gizi1. Instalasi Pemeliharaan Sarana-Rumah Sakit (IPS-RS)1. Layanan lainnya sebagai berikut :1. Instalasi kamar Jenazah1. Loundry1. Ambulance

1. Indikator KinerjaIndikator yang menggambarkan tingkat pemanfaatan sarana pelayanan, mutu pelayanan, dan efisiensi pelayanan meliputi :1. Bed Occupanzy Rate (BOR)Prosentase pemakaian/penggunaan tempat tidur yang menggambarkan tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan fasilitas/sarana RS.1. Average Length Of Stay (ALOS)Rata-rata lama dirawat seorang pasien yang menggambarkan tingkat efisiensi dan mutu pelayanan RS.1. Bed Turn Over (BTO)Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam setahun yang menggambarkan tingkat pemanfaatan tempat tidur.1. Turn Over Interval (TOI)Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat berisi berikutnya yang mengggambarkan tingkat efisiensi dan mutu pelayana RS.1. Net Death Rate (NDR)Angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar angka ini menggambarkan mutu pelayanan.1. Gross Death Rate (GDR)Angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar, angka ini menggambarkan mutu pelayanan.6. Instalasi Farmasi di RSUD KasonganKegiatan Instalasi Farmasi setiap tahun membuat usulan perencanaan kebutuhan rutin obat-obatan, bahan habis pakai (BHP) berdasarkan data pemakaian tiap tahun sebelumnya dan alokasi dana yang tersedia. Pelayanan resep buka 24 jam meliputi resep umum, pasien Askes PNS, pasien Jamkesmas, pasien Jamkesda, pasien PT. Bisma, dan pasien Transmigrasi.

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Kasongan Kabupaten Katingan.Jenis KegiatanFebruariMaretAprilMeiJuni

341234123412341234

Penerimaan Judulxx

Observasixx

Penyusunan Proposalxxxxxx

Pembimbingan proposalxxxxxxx

Pengumpulan Dataxxxx

Penyusunan Laporan dan Ujianxxxxxx

B. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2002: 138)Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menghitung kuantitas/jumlah penggunaan jenis dan golongan Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid yang sering digunakan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Kasongan.

14C. Populasi dan Sampel 1. PopulasiPopulasi penelitian atau universe adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti (Notoatmodjo, 2002: 79).Populasi pada penelitian ini adalah seluruh obat Anti-Inflamasi Nonsteroid yang digunakan di Instalasi Farmasi RSUD Kasongan.2. Sampel Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002: 79).Teknik pengambilan sampel pada penelitian adalah menggunakan pengambilan sampel bukan secara acak atau random. Teknik sampling yang di maksud adalah purposive sampling. Purposive Sampling adalah teknik sampling yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoadmodjo, 2002: 88). Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti menetapkan obat AINS sebagai sampel dangan pertimbangan pribadi peneliti bahwa ciri atau sifat populasi diketahui berpotensi seluruh obat AINS di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Kasongan dijadikan sampel sesuai dengan kepentingan peneliti sendiri. Sampel pada penelitian ini adalah obat AINS di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Kasongan periode Juni 2012 Desember 2012. D. Variabel Penelitian Variabel mengandung pengerrtian ukuran atau ciri ang memiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain (Notoatmodjo, 2002: 70). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis obat AINS yang dikeluarkan oleh instalasi Farmasi Rawat Jalan di RSUD Kasongan melalui resep. E. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penyusunan karya tulis ilmiah ini, peneliti mengumpulkan data berupa dokumentasi, yaitu dengan menghitung pengeluaran obat AINS di Instalasi Farmasi Rawat Jalan di RSUD Kasongan yang tercantum dalam resep dokter. F. Teknik Analisis Teknik analisis data penelitian ini adalah teknik analasis kuantitatif (tekknik statistik) yang mengolah data berbentuk angka (Notoatmodjo,2002: 189). Hasil dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tabulasi dan histogram sebagai dasar komparasi (perbandingan) antara skor yang di peroleh untuk melihat penggunaan obat AINS di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Kasongan periode Juni 2012 Desember 2012 serta digunakan rumus persentase sebagai berikut : x 100Keterangan :P : Persentase f : Frekuensi jumlah responden n : jumlah responden 100% : Bilangan tetap

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPULiLEMBAR PERSETUJUANiiKATA PENGANTARiiiDAFTAR ISIivBAB I PENDAHULUAN1A. Latar Belakang 1B. Identifikasi Masalah 2C. Batasan Masalah 2D. Rumusan Masalah 2E. Tujuan Penelitian 2F. Manfaat Penelitian 2BAB II TELAAH PUSTAKA3A. Inflamasi 3B. Jenis Inflamasi dan Tanda Inflamasi 3C. Jenis Respon Inflamasi Akut 4D. Obat Anti-Inflamasi Non Steroid 5E. Gambaran Umum RSUD Kasongan 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14A. Waktu dan Tempat Penelitian14B. Jenis Penelitian 14C. Populasi dan Sampel 15D. Variabel Penelitian 15E. Teknik Pengumpulan Data 16F. Teknik Analisis 16

ivDAFTAR PUSTAKA 17