bab i

Upload: fernando-p-tarigan-silangit

Post on 07-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dd

TRANSCRIPT

BAB I

8 1 BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terus-menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara adil dan merata, serta mengembangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan negara yang maju dan demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam rangka mencapai sasaran tersebut diperlukan berbagai sarana penunjang, antara lain berupa tatanan hukum yang mendorong, menggerakkan, dan mengendalikan berbagai kegiatan pembangunan di bidang ekonomi Penjelasan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Salah satu aktivitas ekonomi yang mampu mendorong kemajuan pembangunan nasional adalah aktivitas pasar modal. Peranan pasar modal dalam pembangunan dapat terlihat dari penjelasan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Begitu pentingnya aktivitas tersebut sehingga penting untuk diatur secara yuridis agar adanya kepastian hukum berusaha sehingga menciptakan iklim kondusif di dunia usaha. pasar modal bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pasar modal mempunyai peran strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha, termasuk usaha menengah dan kecil untuk pembangunan usahanya, sedangkan di sisi lain pasar modal juga merupakan wahana investasi bagi masyarakat, termasuk pemodal kecil dan menengah. Menarik ketika melihat data yang disajikan oleh Bapepam tentang perkembangan pasar modal Indonesia, yaitu meningkat sangat cepat setelah mengalami kemunduran pasca krisis moneter 1998. Perputaran dan pengumpulan uang (kapitalisasi) meningkat dari tahun ke tahun www.bapepam.go.id, Cetak Biru Edukasi Masyarakat di Bidang Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Non-Bank, diakses 5 Oktober 2009. Dalam cetak biru tersebut diuraikan bahwa nilai kapitalisasi pasar di BEJ meningkat 59% dari Rp. 1.249,1 triliun di tahun 2006 menjadi Rp. 1.988,3 triliun di tahun 2007. Dalam periode yang sama, total nilai transaksi saham di BEJ meningkat 135,62%, dari Rp. 445,71 triliun menjadi Rp. 1.050,2 triliun di tahun 2007. Sejalan dengan peningkatan tersebut, nilai transaksi saham harian di BEJ juga meningkat 131,52%, dari Rp. 1,84 triliun/hari di tahun 2006 menjadi Rp. 4,26 triliun/hari di tahun 2007 ini. Industri Reksa Dana Indonesia juga menemui momentum kebangkitannya kembali pasca penurunan kinerjanya yang cukup tajam di tahun 2005. Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana tumbuh sebesar 75,02% dari Rp 52,28 triliun di tahun 2006 menjadi Rp. 91,5 triliun di tahun 2007. Jumlah Reksa Dana mengalami peningkatan dari 399 Reksa Dana di tahun 2006 menjadi 469 Reksa Dana di tahun 2007 atau tumbuh sebesar 17,54%..Data yang disajikan diatas tentu memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia yang memang bertumbuh sejak krisis ekonomi global tahun 1998, namun, pasar modal juga merupakan aktivitas penuh resiko tinggi dimana pihak penanam modal (investor) dapat mengalami kerugian karena belum tentu pihak investor memahami aktivitas di pasar modal itu sendiri Irfan Iskandar, Pengantar Hukum Pasar Modal Bidang Kustodian, Djambatan , Jakarta, 2001, hlm. 14. . Krisis dapat terjadi sebagai akibat praktek-praktek buruk para pelaku ekonomi yang menimbulkan dampak negatif berkepanjangan dan signifikan Irsan Nasarudin, et al, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, cetakan ke-5, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 3..Pasar modal sebagai alternatif pendanaan bagi pengembangan dunia usaha mempunyai peranan strategis dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional, juga berfungsi sebagai salah satu sarana investasi bagi pemodal yang mempunyai kelebihan dana. Oleh karenanya, peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal secara akomodatif selayaknya mengacu kebiasaan di pasar internasional Kata sambutan dari Abdul Bari Azed, Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia dalam Irsan Nasarudin, et al, Aspek Hukum Pasar Modal di Indonesia, cetakan ke-5, Prenada Media, Jakarta, 2008, hlm.ii.. Peranan pasar modal bagi pembagunan nasional selain alat ukur bagi investasi juga merupakan alat ukur tingkat kepercayaan pemodal domestik dan pemodal internasional. Sebagai instrumen keuangan, maka pasar modal hanya dapat berkembang dengan baik bila didukung dengan prinsip wajar, transparan dan aman Indra Safitri, artikel Peranan Hukum Pasar Modal Dalam Perkembangan Ekonomi Indonesia, www.legalitas.org/artikel/perdata.php.net, diakses 6 September 2009. . Pendapat tersebut sangat relevan mengingat dimensi pasar modal sangat luas sehingga tidak mudah mendeteksi adanya kecurangan dari perilaku pelaku usaha bidang pasar modal. Salah satu kasus yang cukup menarik di akhir tahun 2008 adalah ketika penarikan dana besar-besaran terjadi pada Bank Century akibat penyelewengan Manajer Investasi dalam hal ini diwakilkan oleh PT. Antaboga Deltasekuritas membuat lebih dari 200 nasabah menggugat (bahkan meningkat menjadi kasus pidana) Bank Century beserta PT. Antaboga ke pengadilan www.hukumonline.com, diakses 30 Sepetember 2009. lihat juga www.kompas.com /read/ xml/2008/12/07, diakses 15 Oktober 2009.. Produk reksadana yang diterbitkan perusahaan manajemen investasi ini kini membuat resah investornya. Mereka tidak bisa mencairkan dana investasinya yang ditawarkan lewat Bank Century yang kebanyakan investor merupakan nasabah Bank Century. Konsekuensi dari kasus ini membuat regulator di bidang pasar modal harus membuat formulasi menutup celah bagi terjadinya kecurangan oleh pihak Manajer Investasi. Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama dua sejawatnya, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sedang merumuskan transformasi sistem dan mekanisme pasar modal baru. Tujuannya, tidak lain adalah untuk menciptakan iklim investasi yang lebih sehat dan transparan. Harus diakui, saat ini sistem dan mekanisme pasar modal masih memberikan peluang bagi tangan-tangan jahil investor maupun broker nakal untuk melakukan aksi-aksi yang hanya menguntungkan dirinya sendiri www.detikfinance.com/read/2009/10/06, diakses 15 Oktober 2009.. Contoh kasus lain yang berkaitan dengan penyimpangan Manajer Investasi adalah kasus PT Sarijaya Permana Sekuritas di awal tahun 2009. Komisaris utama perusahaan sekuritas papan atas ini diduga melarikan dana nasabah sekitar Rp 245 miliar http://www.hukumonline.com/detail.asp?id=20843&cl=Berita, diakses 15 Oktober 2009. . Kasus ini terungkap setelah Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) melakukan pemeriksaan terhadap Sarijaya. Hasilnya, Bapepam-LK mengindikasikan adanya penyalahgunaan rekening efek nasabah yang dilakukan oleh Komisaris Utama Sarijaya. Secara yuridis, Reksa Dana dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi ini dapat diperhatikan dari 2 sisi, yaitu sebagai lembaga dan sebagai perorangan Adler Haymans Manurung, Reksa Dana Investasiku, Penerbit Kompas, Jakarta, 2008, hlm. 3. lihat juga Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 18 dan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Pasar Modal Pasal 23-28. . Sebagai badan usaha maka perusahaan investasi harus mempunyai izin perusahaan untuk mengelola dana, dimana izin tersebut diperoleh dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) bagi perusahaan yang bergerak dan berusaha di Indonesia sebelum melakukan transaksi bisnis bidang pasar modal. Transaksi yang dimaksud adalah aktivitas Perusahaan Investasi menyangkut produk-produk surat berharga di pasar modal oleh perusahaan investasi diperdagangkan pada bursa (bursa efek) yang diharapkan akan memperoleh keuntungan dalam waktu dan kondisi tertentu. Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan efek atau saham perusahaan serta obligasi pemerintah. Bursa efek tersebut, bersama-sama dengan pasar uang merupakan sumber utama permodalan eksternal bagi perusahaan dan pemerintah. Biasanya terdapat suatu lokasi pusat, setidaknya untuk catatan, namun perdagangan kini semakin sedikit dikaitkan dengan tempat seperti itu, karena bursa saham modern kini adalah jaringan elektronik, yang memberikan keuntungan dari segi kecepatan dan biaya transaksi. Perdagangan dalam bursa hanya dapat dilakukan oleh seorang anggota, sang pialang saham di pasar modal www.wikipedia.com/bursa.efek/php.net, diakses 9 Oktober 2009. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Pasar Modal mempunyai peran strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha, termasuk usaha menengah dan kecil untuk pembangunan usahanya, sedangkan di sisi lain Pasar Modal juga merupakan wahana investasi bagi masyarakat, termasuk pemodal kecil dan menengah. Dipenuhinya asas kepastian hukum dalam bidang ekonomi khususnya pasar modal akan membawa dampak positif bagi Indonesia kaerna akan mendatangkan pemodal untuk merasa yakin dan aman akan keselamatan dan kenyamanan berusaha di Indonesia. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis berminat untuk mengadakan penelitian dan penulisan mengenai aktivitas di pasar modal terkait penjualan dan pembelian saham yang dilakukan oleh perusahaan investasi (manajer investasi) dalam bentuk skripsi yang berjudul :KEDUDUKAN, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB HUKUM MANAJER INVESTASI DALAM TRANSAKSI REKSA DANA SAHAM DI PASAR MODAL.

B. Rumusan PermasalahanPermasalahan yang akan dianalisis dalam skripsi ini dirumuskan sebagai berikut :Bagaimanakah kedudukan hukum perusahaan investasi (manajer investasi) dalam transaksi reksa dana saham di pasar modal ?Perbuatan hukum apa saja yang menjadi wewenang perusahaan investasi (manajer investasi) dalam transaksi reksa dana saham di pasar modal ?Bagaimanakah tanggung jawab hukum perusahaan investasi (manajer investasi) atas kesalahan atau kelalaian yang menimbulkan kerugian bagi pihak investor dalam transaksi reksa dana saham di pasar modal ?

C. Ruang LingkupRuang lingkup pembahasan dalam skripsi ini hanya membatasi kajian tentang kedudukan, wewenang dan tanggung jawab hukum manajer investasi terkait transaksi jual beli reksa dana saham di pasar modal terhadap kerugian yang dialami oleh investor (nasabah).

D. Tujuan PenelitianTujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah :Untuk menganalisis dan menjelaskan kedudukan hukum perusahaan investasi (manajer investasi) dalam penjualan dan pembelian reksa dana saham di pasar modal;Untuk menganalisis dan menjelaskan perbuatan hukum yang menjadi wewenang perusahaan investasi (manajer investasi) dalam transaksi reksa dana saham di pasar modal;Untuk menganalisis dan menjelaskan tanggung jawab hukum perusahaan investasi (manajer investasi) atas kesalahan atau kelalaian yang menimbulkan kerugian bagi pihak investor dalam transaksi reksa dana saham di pasar modal.

E. Manfaat PenelitianAdapun manfaat penelitian dan penulisan skripsi ini adalah :Manfaat Teoritis

Agar dapat mengembangkan ilmu hukum khususnya bagi mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya yang masih relatif sedikit mengulas mengenai aktivitas pasar modal Indonesia.Manfaat Praktis

Agar dapat bermanfaat sebagai bahan referensi bagi para pelaku reksa dana saham, yaitu investor, perusahaan investasi (manajer investasi) dan Bapepam-LK selaku regulator dan lembaga pengawas aktivitas di pasar modal .

F. Metode Penelitian1. Jenis PenelitianJenis penelitian skripsi ini adalah penelitian hukum normatif, yang menurut Jhonny Ibrahim adalah suatu prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya. Logika keilmuan dalam penelitian hukum normatif dibangun berdasarkan disiplin ilmiah dan cara-cara kajian hukum normatif, yaitu ilmu hukum yang objeknya ilmu hukum itu sendiri Jhonny Ibrahim, Teori dan Mentode Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia, Malang, 2006, hlm. 47. . Pendapat tersebut selaras dengan pendapat Soerjono Seokanto mengenai pengertian penelitian normatif, yaitu penelitian hukum kepustakaan yang mencakup penelitian terhadap asas-asas hukum, penelitian terhadap sistemik hukum, penelitian terhadap sinkronisasi hukum, penelitian terhadap perbandingan hukum, dan penelitian sejarah hukum Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm. 14.. Peristilahan penelitian hukum normatif lainnya diberikan oleh Soetandyo Wignjosoebroto yaitu penelitian doktrinal, yang terdiri dari Soetandyo Wignjosoebroto di dalam Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. 42. :Penelitian yang berupa usaha inventarisasi hukum positif;Penelitian yang berupaya menemukan asas-asas dan dasar falsafah hukum positif, dan;Penelitian yang berupa usaha penemuan hukum in concreto yang layak diterapkan untuk menyelesaikan suatu perkara hukum tertentu.

2. Pendekatan PenelitianPendekatan penelitian yang dimaksud bertujuan mendapatkan informasi dari berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari jawabannya Peter Mahmud Marzuki, Penelitian hukum, cetakan ke-5, Kencana, 2005, hlm. 93. . Adapun yang menjadi pendekatan di dalam penelitian ini adalah :Pendekatan perundang-undangan, yaitu melakukan penelitian dari berbagai aturan yang menjadi fokus sekaligus tema sentral dalam penelitian yang akan dilakukan, dengan cara melakukan pendekatan terhadap Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Pasar Modal, Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Pasar Modal, Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal, Keputusan Ketua Pengawas Pasar Modal Kep-01/PM/1996 tentang Pemeriksaan Reksa Dana, Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-13/PM/2002 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan, Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-14/PM/2002 tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan, Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/18/PBI/2005 tentang Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, Peraturan Bapepam No. IX.C.6-Keputusan Ketua Bapepam No.Kep22/PM/2004 tentang Pedoman dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Reksa Dana, dan aturan perundang-undangan lainnya yang relevan dengan topik pembahasan. Pemahaman tentang dasar hukum (ratio legis) juga diikuti dengan pemahaman mengenai dasar filosofi (ontologis) lahirnya suatu undang-undang;

Pendekatan sejarah, yaitu melakukan penelitian dengan cara mengetahui latar belakang sejarah dari pembuatan Undang-Undang, dalam hal ini Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Pasar Modal;

Pendekatan kasus, yaitu melakukan penelitian dengan cara mempelajari penerapan norma-norma atau kaidah hukum yang dilakukan dalam praktek hukum, berupa kasus-kasus yang telah terjadi serta menggunakan hasil analisisnya untuk bahan masukan dalam penulisan skripsi ini Jhonny Ibrahim, Op Cit, hlm. 248-269. lihat juga Peter Mahmud Marzuki, Ibid, hlm. 93-95.

.

Pendekatan Filsafat hukum, yaitu melakukan penelitian dengan cara memahami hal-hal mendasar, meluas tidak hanya memandang dari hukum positif saja, mencapai hakekat kebenaran hakiki dengan cara-cara pemikiran yang rasional, metodis, sistematis, koheren dan integral Darji Darmodiharjo, Pokok-Pokok Filasafat Hukum (Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum Indonesai), Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006, hlm. 154. Lihat juga www.badilag.net. Huda Lukoni, Filsafat Hukum dan Perannya dalam Pembentukan Hukum di Indonesia, 2007, diakses 25 November 2009.

3. Jenis dan Sumber Bahan-Bahan HukumPenelitian hukum normatif memakai data sekunder yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier Soerjono Soekanto, et al, Penelitian Hukum Normatif, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm. 29-31.. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang memiliki kekuatan mengikat berupa peraturan perundang-undangan, antara lain :

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal;Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan;Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal; Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Pasar Modal;Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal;Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Investasi Pemerintah;Keputusan Ketua Pengawas Pasar Modal Kep-01/PM/1996 tentang Pemeriksaan Reksa Dana;Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-13/PM/2002 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan;Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-14/PM/2002 tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan;Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/18/PBI/2005 tentang Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia;Peraturan Bapepam No. IX.C.6-Keputusan Ketua Bapepam No.Kep22/PM/2004 tentang Pedoman dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Reksa Dana;

Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan primer yang antara lain berupa literatur-literatur hukum pasar modal dan penanaman modal, hukum perbankan, hukum perusahaan, dan karya tulis di bidang hukum yang relevan dengan topik pembahasan.

Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan hukum sebagai penunjang yang dapat memberikan petunjuk-petunjuk dan penjelasan-penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, antara lain kamus hukum, kamus di bidang pasar modal, media cetak, dan media elektronik.

4. Pengumpulan Bahan-Bahan HukumPengumpulan bahan-bahan hukum dalam penelitian skripsi dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan (library research), yaitu mengumpulkan dan menginventarisasi bahan-bahan kepustakaan seperti literatur-literatur hukum khususnya di bidang pasar modal, hasil penelitian, buku-buku ilmiah tentang pasar modal dan reksa dana, penanaman modal, perusahaan, media cetak dan atau elektronik, serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian yang akan dilakukan.

5. Pengolahan Bahan-Bahan HukumPengolahan bahan-bahan hukum dalam penelitian skripsi ini menggunakan sistemasi material hukum, meliputi :Teknis, yaitu kegiatan semata-mata untuk menghimpun dan menata material penelitian;

Teleologis, yaitu mensistemasi bahan-bahan hukum berdasarkan subtansi atau isi hukum;

Sistemasi eksternal, yaitu mensistemasi hukum dalam rangka mengintegrasikannya ke dalam tatanan masyarakat yang selalu berkembang dan ke dalam pandangan hidup yang dianut masyarakat Bernard Arief Sidharta, Refleksi Tentang Struktur Ilmu Hukum, Madar Maju, Bandung, 2000, hlm. 151.

6. Analisis Bahan-Bahan HukumAnalisis dalam penelitian skripsi ini dilakukan dengan cara penafsiran terhadap bahan hukum primer, yaitu :Penafsiran Gramatikal atau Konteks, yaitu teknik penafsiran yang dilakukan dengan cara mempelajari mempelajari dan menggunakan hubungan kalimat. Penafsiran ini dapat juga dikatakan sebagai penafsiran tata bahasa dan arti kata-kata;Penafsiran Sejarah, yaitu penafsiran sejarah hukum (sejarah aturan perundang-undangan) yang mencakup :Sejarah hukum, menyelidiki dasar sejarah terjadinya hukum tersebut;Sejarah undang-undangnya, menyelidiki maksud pembentuk undang-undang (perundang-undangan) pada waktu membuat undang-undang tersebut.Penafsiran Sistematikal, yaitu penafsiran yang menghubungkan pasal yang satu dengan pasal yang lain dalam suatu perundang-undangan sehingga kita mengerti maksudnya Soedjono Dirdjosisworo, Pengantar Ilmu Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm. 156-158. Lihat juga Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 1993. hlm. 98-104.;Penafsiran Teleologis, yaitu penafsiran terhadap suatu perundang-undangan dengan menyelidiki maksud dan tujuan aturan perundang-undangan tersebut.

7. Penarikan KesimpulanPenarikan kesimpulan dalam penelitian skripsi ini menggunakan cara deduktif, yaitu penarikan kesimpulan yang berdasarkan sebuah asumsi umum dan kemudian dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan yang lebih khusus dari turunan asumsi umum tersebut Peter Salim, Et al, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Modern English Press, Jakarta, 2002, hlm. 327. . Penarikan secara deduktif sering juga disebut sebagai penarikan kesimpulan secara silogisme /silogismus, yaitu pola pikir yang disusun dari dua pernyataan yang dibedakan atas premis mayor (pernyataan umum) dan premis minor (pernyataan lanjutan) kemudian dihasilkan kesimpulan Bambang Sugono, Loc cit, hlm. 13..