bab i
DESCRIPTION
goodTRANSCRIPT
7/17/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-568d05109714f 1/16
BAB I
PENDAHULUAN
Sinusitis adalah peradangan pada satu atau lebih mukosa sinus paranasal.
Penyakit sinusitis selalu dimulai dengan penyumbatan daerah kompleks osteomeatal
(KOM) oleh infeksi obstruksi mekanis atau alergi, dan oleh karena penyebaran
infeksi gigi.
Sinusitis maxillaries, yang secara anatomi berada di pertengahan hidung dan
rongga mulut merupakan lokasi yang rentan terinasi organism pathogen le!at
ostium maupun le!at rongga mulut sinusitis dentogen dapat mencapai "#$ hingga
"% $ seluruh kasus sinusitis maxillaries (buku &'ar ilmu kesehatan)
Sinusitis dentogen merupakan sala satu penyebab penting sinusitis kronik.
asar sinus maksila adalah prosesus aleolaris tempat agar gigi rahang ata, sehingga
rongga sinus maksila hanya terpisahkan oleh tulang tipis dengan akar gigi, bahkan
kadangkadang tanpa tulang pembatas. *nfeksi gigi rahang atas seperti infeksi apical
akar gigi atau inflamasi 'aringan periodontal mudah menyebar secara langsun kesinus, atau melalui pembuluh darah dan limfe
+uriga adanya sinusitis dentogen pada sinusitis maksila kronik yang mengenai
satu sisi dengan ingus purulen dan napas berbau busuk. ntuk mengobatai
sinusitisnya, gigi yang terinfeksi harus dicabut atau dira!at, dan pemberian antibiotic
yang mencakup bakteri anaerob. Seringkali dilakukan irigasi sinus maksila
7/17/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-568d05109714f 2/16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI SINUS PARANASAL
Sinus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sulit
dideskripsi karena bentuknya sangat berariasi pada tiap indiidu. &da
empat pasang sinus paranasal, mulai dari yang terbesar yaitu sinus
maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sphenoid kanan dan kiri.
Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulangtulang kepala,
sehingga terbentuk rongga di dalam tulang. Semua sinus mempunyai
muara (ostium) ke dalam rongga hidung.
Secara embrionik, sinus paranasal berasal dari inaginasi mukosa
rongga hidung dan perkembangannya mulai pada fetus usia - bulan,
kecuali sinus sphenoid dan sinus frontal. Sinus maksila dan sinus etmoid
telah ada saat bayi lahir, sedangkan sinus frontal berkembang dari sinus
etmoid anterior pada anak yang berusia kurang lebih / tahun.
Pneumatisasi sinus sphenoid dimulai pada usia /"# tahun dan berasal dari
bagian posterosuperior rongga hidung. Sinussinus ini umumnya
mencapai besar maksimal pada usia antara "0"/ tahun
Sinus maksila
Sinus maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar. Saat
lahir sinus maksila berolume 1/ ml, sinus kemudian berkembang
dengan cepat dan akhirnya mencapai ukuran maksimal, "0 ml saat
de!asa.
Sinus maksila berbentuk pyramid. inding anterior sinus ialah permukaan fasial os maksila yang disebut fosa kanina, dinding
posteriornya adalah permukaan infratemporal maksila, dindingg
medialnya ialah dinding lateral rongga hidung, dinding superiornya
ialah dasar orbita dan dinding inferiornya ialah prosesus aleolaris dan
7/17/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-568d05109714f 3/16
palatum. Ostium sinus maksila berada di sebelah superior dinding
medial sinus dan bermuara ke hiatus semilunaris melalui infundibulum
etmoid
ari segi klinik yang dioerhatikan adalah2
a. asar sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang
atas, yaitu premolar (P" dan P%) molar (M" dan M%), kadang
kadang 'uga gigi taring (+) dan gigi molar M-, bahkan akar
kar gigi tersebut dapat menon'ol ke dalam sinus, sehingga
infeksi gigi geligi mudah naik ke atas menyebabkan sinusitis
b. Sinusitis maksila dapat menimbulkan komplikasi orbitac. Ostium sinus maksila terletak lebih tinggi dari dasar sinus,
sehingga drainase hanya tergantung dari gerak silia, lagipula
drainase 'uga harus melalui infundibulum yang sempit
d. *nfundibulum adalah bagian dari sinus etmoid anterior anterior
dan pembengkakan akibat rahang atau alergi pada daerah ini
dapat menghalang drainase sinus maksila dan selan'utnya
menyebabkan sinusitis.
3ambar ". &natomi sinus paranasal (potongan koronal)
7/17/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-568d05109714f 4/16
Kompleks OsteoMeatal (KOM)
3ambar %. Kompleks Ostio MeatalPada sepertiga tengah dinding lateral hidung yaitu di meatus
media, ada muaramuara saluran dari sinus maksila, sinus frontal dan
sinus etmoidal anterior. aerah ini rumit akan sempit dan dinamakan
kompleks osteomeatal (KOM) yang terdiri dari infundibulum etmoid
yang terdapat di belakang prosesus unsinatus, resesus frontalis, bula
etmoid, dan selsel etmoid anterior dengan ostiumnya dan ostium sinus
maksila
Sistem mukosiliar Seperti pada mukosa hidung di dalam sinus 'uga terdapat mukosa
bersilia dan palut lender diatasnya. i dalam sinus silia bergerak
secara teratur untuk mengalirkan lender menu'u ostium alamiahnya
mengikuti 'alur'alur yang sudah tertentu polanya.
4ungsi sinus paranasal
Sampai saat ini belum ada penyesuaian pendapat mengenai
fisiologi sinus paranasal. 5api beberapa teori mengemukakan
fungsinya sebagai berikut
". Sebagai pengatur kondisi udara%. Sebagai penahan suhu
-. Membantu keseimbangan kepala
. Membantu resonansi suara0. Peredam perubahan tekanan udara
7/17/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-568d05109714f 5/16
6. Membantu produksi mucus untuk membersihkan rongga hidung
B. DEFINISISinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal. Sesuai anatomi sinus
yang terkena, dapat dibagi men'adi sinusitis maksila, sinusitis etmoid,
sinusitis frontal dan sinusitis sphenoid ",%,-
6ang paling sering ditemukan ialah sinusitis maksila dan sinusitis
etmoid, sinusitis frontal dan sinusitis sphenoid lebih 'arangSinus maksila disebut 'uga antrum 7igh more, merupakan sinus yang
sering terinfeksi, oleh karena (") merupakan sinus paranasal yang terbesar,
(%) letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar, sehingga aliran secret atau
drainase dari sinus maksila hanya tergantung dari gerakan silia, (-) dasar
sinus maksila adalah dasar akar gigi (prosesus aleolaris), sehingga infeksi
gigi dapat menyebabkan sinusitis maksila () ostium sinus maksilaa
terletak di meatus medius, disekitar hiatus semilunaris yang sempit,
sehingga mudah tersumbat. "
Sinusitis maksilaris dapat ter'adi akut, berulang atau kronis, sinusitis
maksilaris akut berlangsung tidak lebih dari tiga minggu. Sinusitis akut
dapat sembuh sempurna 'ika diterapi dengan baik, tanpa adanya residu
kerusakan 'aringan pada membrane mukosa. Sinusitis kronis berlangsung
selama - bulan atau lebih dengan ge'ala yang ter'adi selama lebih dari dua
pula hari ",%,0
C. EPIDEMIOLOGI (P4)
&ngka ke'adian sinusitis sulit diperkirakan secara tepat karena tidak
ada batasan yang 'elas mengenai sinusitis. e!asa lebih sering terserang
sinusitis dibandingkan anak. 7al ini karena sering ter'adinya infeksi
saluran napas atas pada de!asa yang berhubungan dengan ter'adinya
sinusitis. -
8ald i &merika men'umpai insiden pada orang de!asa antara "#
"0$ dari seluruh kasus sinusitis yang berasal dari infeksi gigi.
9amalinggam di Madras, *ndia mendapatkan bah!a sinusitis maksila
tipe dentogen sebanyak "#$ kasus yang disebabkan oleh abses gigi dan
7/17/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-568d05109714f 6/16
abses apikal. Menurut :ecker et al dari :onn, ;erman menyatakan "#$
infeksi pada sinus maksila disebabkan oleh penyakit pada akar gigi.
3ranuloma dental, khususnya pada premolar kedua dan molar pertama
sebagai penyebab sinusitis maksila dentogen. 7ilger dari Minnesota,
&merika Serikat menyatakan terdapat "#$ kasus sinusitis maksila yang
ter'adi setelah gangguan pada gigi. epartemen 575K<=9SP 7a'i
&dam Malik sebesar "-.1>$ dan yang terbanyak disebabkan oleh abses
apikal (>".-$).
D. ETIOLOGI (pdf)
Penyebab tersering adalah ekstraksi gigi molar, biasanya molar
pertama, dimana sepotong kecil tulang di antara akar gigi molar dan sinus
maksilaris ikut terangkat. Nathaniel Highmore yang mengemukakan
tentang membran tulang tipis yang memisahkan gigi geligi dari sinus pada
tahun "10". ?5ulang yang membungkus antrum maksilaris dan
memisahkannya dengan sekat geligi tebalnya tidak melebihi kertas
pembungkus
*nfeksi gigi lain seperti abses apikal atau penyakit periodontal dapat
menimbulkan kondisi serupa. 3ambaran bakteriologik sinusitis dentogen
ini didominasi terutama oleh infeksi bakteri gram negatif. Karena itulah
infeksi ini menyebabkan pus yang berbau busuk dan akibatnya timbul bau
busuk dari hidung. Prinsip terapi adalah pemberian antibiotic, irigasi sinus
dan koreksi gangguan geligi
@tiologi sinusitis dentogen adalah
a. Pen'alaran infeksi gigi, infeksi periapikal gigi maksila dari kaninus
sampai gigi molar tiga atas. :iasanya infeksi lebih sering ter'adi
pada kasuskasus akar gigi yang hanya terpisah dari sinus oleh
tulang yang tipis, !alaupun kadangkadang ada 'uga infeksi
mengenai sinus yang dipisahkan oleh tulang yang tebal
7/17/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-568d05109714f 7/16
b. Prosedur ekstraksi gigi, misalnya terdorong gigi ataupun akar gigi
se!aktu akan diusahakan mencabutnya, atau terbukanya dasar
sinus se!aktu dilakukan pencabutan gigi
c. Pen'alaran penyakit periodontal yaitu adanya pen'alaran infeksi
dari membrane periodontal melalui tulang spongiosa ke mukosa
sinus
d. 5rauma, terutama fraktur maksila yang mengenai prosesus
aleolaris dan sinus maksila
e. &danya benda asing dalam sinus berupa fragmen akar gigi dan
bahan tambahan akibat pengisian saluran akar berlebihan
f. Osteomielitis akut dan kronis pada maksilag. Kista dentogen yang seringkali meluas ke sinus maksila, seperti
kista radikuler dan folikuler h. eiasi septum kaum nasi, polip, serta neoplasma atau tumor
dapat menyebabkan obstruksi ostium yang memicu sinusitis
E. PATOFISIOLOGI
Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan
lancarnya klirens mukosiliar (mucociliary clearance) di dalam kompleks
osteomeatal. Sinus dilapisi oleh sel epitel respiratorius. <apisan mukosa
yang melapisi sinus dapat dibagi men'adi dua yaitu lapisan viscous
superficial dan lapisan serous profunda. +airan mukus dilepaskan oleh sel
epitel untuk membunuh bakteri maka bersifat sebagai antimikroba serta
mengandungi AatAat yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh
terhadap kuman yang masuk bersama udara pernafasan. +airan mukus
secara alami menu'u ke ostium untuk dikeluarkan 'ika 'umlahnya
berlebihan.
4aktor yang paling penting yang mempengaruhi patogenesis ter'adinya
sinusitis yaitu apakah ter'adi obstruksi dari ostium. ;ika ter'adi obstruksi
ostium sinus akan menyebabkan ter'adinya hipooksigenasi, yang
menyebabkan fungsi silia berkurang dan epitel sel mensekresikan cairan
7/17/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-568d05109714f 8/16
7/17/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-568d05109714f 9/16
3angguan drainase ini akan mengakibatkan sinus mudah
mengalami infeksi. Ke'adian sinusitis maksila akibat infeksi gigi
rahang atas ter'adi karena infeksi bakteri anaerob menyebabkan
ter'adinya karies profunda sehingga sehingga 'aringan lunak gigi
dan sekitarnya rusak. Pulpa terbuka maka kuman akan masuk dan
mengadakan pembusukan pada pulpa sehingga membentuk
gangren pulpa. *nfeksi ini meluas dan mengenai selaput
periodontium menyebabkan periodontitis dan iritasi akan
berlangsung lama sehingga terbentuk pus. &bses periodontal ini
kemudian dapat meluas dan mencapai tulang aleolar
menyebabkan abses aleolar. 5ulang aleolar membentuk dasar
sinus maksila sehingga memicu inflamasi.
%. Kuman dapat menyebar secara langsung hematogen atau limfogen
dari granuloma apical atau kantong periodontal gigi ke sinus
maksila
F. GEJALA KLINIS
3e'ala sub'ektif terdiri dari ge'ala sistemik dan ge'ala local. 3e'ala
sistemik ialah demam dan rasa lesu. 3e'ala lokal pada hidung terdapat ingus
kental yang kadangkadang berbau dan dirasakan mengalir ke nasofaring.
irasakan hidung tersumbat, seringkali terdapat nyeri di daerah infraorbita,
nyeri di pipi serta nyeri ditempat lain karena nyeri alih dirasakan di dahi, dan
di depan telinga. Sekret mukopurulen dapat keluar dari hidung dan terkadang
berbau busuk. Penciuman terganggu dan ada perasaan penuh di pipi !aktu
membungkuk ke depan. 5erdapat perasaan sakit kepala !aktu bangun tidur
dan dapat menghilang hanya bila peningkatan sumbatan hidung se!aktu
berbaring sudah ditiadakan. ",%,0,1
3e'ala ob'ektif, pada pemeriksaan sinusitis maksila akut akan tampak
pembengkakakan di pipi dan kelopak mata ba!ah. Pada rinoskopi anterior
7/17/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-568d05109714f 10/16
tampak mukosa konka hiperemis dan edema. Pada sinusitis maksila, sinusitis
frontal dan sinusitis etmoid anterior tampak lender atau nana di meatus
medius. Pada rinoskopi posterior tampak mukopus di nasofaring (post nasal
drip) ",0,1
3ambar . Pus pada meatus medius 3ambar 0. Pembengkakan pipi
pada pasien sinusitisSinusitis maksilaris dari tipe odontogen harus dapat dibedakan dengan
rinogen karena terapi dan prognosa keduanya sangat berlainan. Pada
sinusitis maksilaris tipe odontogenik ini hanya ter'adi pada satu sisi serta
pengeluaran pus yang berbau busuk. i samping itu, adanya kelainan
apikal atau periodontal mempredisposisi kepada sinusitis tipe dentogen.
3e'ala sinusitis dentogen men'adi lebih lambat dari sinusitis tipe rinogen
(pdf)
G. *&3BOS*S &B P@M@9*KS&&B
iagnosis sinusitis dentogen adalah berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan lengkap pada gigi serta pemeriksaan fisik lainnya. *ni
mencakup ealuasi ge'ala klinis pasien sesuai dengan criteria &marica
&cademy of Otolaryngology 7ead and Beck Surgery (&&O, 7BS), yang
mana diagnosis sinusitis membutuhkan setidaknya % faktor mayor atau
setidaknya " faktor mayor dan % faktor minor dari serangkaian ge'ala dan
tanda klinis, ri!ayat penyakit gigi geligi, serta temuan radiologi sinus
paranasal dan ct scan. Selain itu kadang diperlukan konsultasi dengan
7/17/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-568d05109714f 11/16
departemen kedokteran gigi untuk mendukung dan membuat diagnosis
sinusitis dentogen serta penatalaksanaannya.
a. &namnesis
9i!ayat rinore purulen yang berlangsung lebih dari > hari
merupakan keluhan yang paling sering dan paling menon'ol pada
sinusitis akut, keluhan ini dapat disertai, keluhan lain seperti
sumbatan hidung, nyeri rasa tekanan pada muka, nyeri kepala,
demam, ingus belakang hidung, batuk anosmia hiposmia, nyeri
gigim nyeri telinga dan serangan mengi (wheezing ) yang
meningkat pada penderita asma
9i!ayat ge'ala sesuai dengan % kriteria mayor dan " kriteria
mayor ditambah % kriteria minor dari kumpulan ge'ala dan tanda
menurut International onsesnsus on Sinus !isease, tahun "CC-
dan %##. Kriteria mayor terdiri dari2 sumbatan atau kongesti
hidung, sekret hidung purulen, sakit kepala, nyeri atau rasa
tertekan pada !a'ah dan gangguan penghidu. Kriteria minornya
sakit kepala, nyeri atau rasa tertekan pada !a'ah dan gangguan
penghidu.
Penderita Gejaa dan tanda
De!a"a dan
ana#
Mayor Minor
Kongesti hidung atau sumbatan,
Sekret hidung post nasal
purulen, 9asa nyeri tekanan
penuh di !a'ah, 3angguan
penghidu (hiposmia, anosmia),demam
emam
Sakit kepala
Bapas berbau
4atiDue
:atuk Sakit gigi
7idung berbau
7/17/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-568d05109714f 12/16
ntuk mengetahui adanya kelainan pada sinus maksilaris dilakukan
inspeksi, palpasi, dan sinuskopi. Selain itu perlu dilakukan transluminasi,
radiologi dan ct scan
a. *nspeksi
Pemeriksaan yang diperhatikan ialah pembengkakan pada muka.
Pembengkakakn di pipi sampai kelopak mata ba!ah yang ber!arna
kemerahmerahan mungkin menun'ukan sinusitis maksilaris akut
b. Palpasi
Byeri tekan pada pipi dan nyeri ketuk di gigi menun'ukan adanya
sinusitis maksilaris
c. 5ransiluminasi
Pemeriksaan ini menun'ukan adanya perbedaan sinus kanan dan kiri.
Sinus yang sakit akan tampak lebih gelap.
d. Pemeriksaan radiologi
4oto posisi !aters tampak adanya edema mukosa dan cairan dalam
sinus. ;ika cairan tidak penuh akan tampak gambaran air fluidleel
e. +5 scan
Metode mutakhir yang lebih akurat untuk melihat kelainan sinus
maksilaris adalah pemeriksaan +5 scan untuk menilai anatomi dan
sinus, adanya penyakit dalam hidung dan sinus secara keseluruhan dan
perluasannya. Bamun karena mahal hanya diker'akan sebagai
penun'ang diagnosis sinusitis kronik yang tidak membaik dengan
pengobatan atau preoperasi sebagai panduan operator saat melakukan
operasi sinus
f. Pemeriksaan mikrobiologik dengan tes resistensi
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil secret dari meatus
media atau superior, untuk mendapat antibiotic yang tepat guna lebih
7/17/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-568d05109714f 13/16
baik bila diambil secret yang keluar dari punsi sinus maksila.
Kebanyakan sinusitis tidak disebabkan infeksi oleh streptokokus
pneumonia, haemophilus influenAa. 3ambaran bakteriologik dan
sinusitis yang berasal dari gigi geligi didominasi oleh infeksi gram
negatie sehingga menyebabkan pus berbau busuk dan akibatnya
timbul bau busuk dari hidung.
H. DIAGNOSIS BANDING
Kelainan pada sinus maksilaris lainnya yang berkaitan dengan
penyakit odontogenik
a. Kista yang terbentuk dari mukosa sinus termasuk pseudokista,
mukokel, dan yang paling sering kista retensi
b. 5umortumor 'inak atau lesi seperti tumor dapat menyebabkan
penyimpangan, ekspansi atau erosi dinding sinus. *ni termasuk
ameloblastoma,odontoma, tumor epithelial odontogenik
c. 5umor ganas termasuk keganasan gingial, kistik adenoid dan
sarcoma
I. PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan sinusitis dentogen
a. &tasi masalah gigi
b. Penderita dengan sinusitis akut yang diserta demam dan kelemahan
sebaiknya beristirahat ditempat tidur. iusahakan agar kamar tidur
mempunyai suhu dan kelembaban udara tetap
c. Konseratif, diberikan obatobatan antibiotikm dekongestanm,
antihistamin, kortikosteroid dan irigasi sinus
d. Operatif. :eberapa macam tindakan bedah sinus yaitu antrostomi
meatus inferior +ald!ell<ue, etmoidektomi intra dan ekstra nasal,
trepanasi sinus frontal, dan bedah sinus endoskopik fungsional
7/17/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-568d05109714f 14/16
&kut
iberikan terapi medikamentosa berupa antibiotic empiric
(%x% 'am ) antiniotik yang diberikan lini * yakni golongan penisilin
atau kotrimoksaAol terapi tambahan yakni obat dekongesan oral dan
topical. Mukolitik untuk memperlancar drainase dan analgetik untuk
menghilangkan rasa nyeri. Pada pasien atopi, diberikan antihistamin
atau kortikosteroid topical. ;ika ada perbaikan maka pemberian
antibiotic diteruskan sampai mencukupi "#" hari.
;ika tidak ada perbaikan maka dilakukan ronget foto polos atas
atau +5 scan dan atau nasoendoskopi. :ila dari pemeriksaan tersebut
ditemukan kelainan maka dilakukan terapi sinusitis kronik. 5ak ada
kelainan maka dilakukan ealuasi diagnosis yakni ealuasi
komprehensif dan kultur
5erapi pembedahan pada sinusitis akut 'arang diperlukan,
kecuali bila telah ter'adi komplikasi ke orbita atau intracranial, atau
bila ada nyeri yang hebat karena secret tertahan oleh sumbatan.
Kronik
;ika ditemukan faktr predisposisinya, maka dilakukan
tatalaksan yang sesuai dan diberi terapi tambahan. ;ika ada perbaikan
maka pemberian antibiotic mencukupi "#" hari
;ika factor predisposisi tidak ditemukan maka terapi sesuai
pada episode akut lini ** terapi tambahan. Sambil menunggu ada atau
tidaknya perbaikan diberikan antibiotic alternatie > hari atau buat
kultur. ;ika ada perbaikan teruskan antibiotic mencukupi "#" hari.
;ika ada perbaikan ealuasi kembali dengan pemeriksaan
nasoendoskopi ('ika irigasi 0x tidak membaik). ;ika ada obstruksi
7/17/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-568d05109714f 15/16
kompleks osteomeatal maka dilakukan tindakan yaitu :S@4 atau
bedah konensional. ;ika tidak ada obstruksi maka ealuasi diagnosis
aerah sinus yang sakit bias dilakukan diatermi gelombang
pendek. ;ika ada sinusitis maksila dilakukan pungsi dan irigasi sinus,
sedang sinusitis etmoid, frontal atau sphenoid dilakukan tindakan
pencucian
Pembedahan
9adikal
Sinus maksila dengan operasi col!elllue. Pengobatan ini
dilakukan bila pengobatan konseratif gagal. 5erapi radikal
dilakukan dengan mengangkat mukosa yang patologik dan
membuat drainase dari sinus yang terkena. ntuk sinus maksila
dilakukan operasi col!elllue. Pembedahan ini dilakukan dengan
anestesi umum atau lokal. ;ika dengan loka, analgesic intranasal
dicapai dengan menempatkan tampon kapas yang dibasahi kokain
$ atau ttetrakain %$ dengan efedrin "$ diatas dan diba!ah
konka media. Prokain atau lidokain %$ dengan tambahan efedrinduntikan di fosa kanina. Suntikan dilan'utkan ke superior untuk
saraf intraorbital. *nsusu horiAontal dibuat di sulkus ginggiobukal,
tepat diatas akar gig. *nsisi dilakukan di superior gigi taring dan
molar ke dua. *nsis menembus mukosa dan periosteum. Periosteum
diatas fosa kanina dieleasi sampai kanalis infraorbitalis, tempat
saraf orbita diidentifikasi dan secara hatihati dilindungi
J. KOMPLIKASI
Komplika sinusitis adalah kelainan orbital disebabkan oleh sinusitis
paranasal yang berdekatan dengan mata. 6ang paling sering ialah sinusitis
etmoid, kemudian sinusitis frontal dan maksila. Penyebaran infeksi ter'adi
melalui tromboflebitis dan perkontinuitatum. Kelainan yang dapat timbul
7/17/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-568d05109714f 16/16
ialah edema palpebra, selulitis orbita, abses subperiostal, abses orbita dan
selan'utnya dapat ter'adi thrombosis sinus kaernosus. Komplikasi lain
adalah infeksi orbital menyebabkan mata tidak dapat digerakkan serta
kebutaan karena tekanan pada nerus optikus. Osteomielitis dan abses
subperiosteal paling sering timbul akibat sinusitis frontal dan biasanya
ditemukan pada anakanak. Pada osteomielitis sinus maksila dapat timbul
fistula oroantral atau fistula pada pipi *nfeksi otak yang paling berbahaya
karena penyebaran bakteri ke otak melalui tulang atau pembuluh darah. *ni
dapat 'uga mengakibatkan meningitis, abses otak dan abses ekstradural
atau subdural. Komplikasi sinusitis yang lain adalah kelainan paru seperti
bronkitis kronis dan bronkiektasi. &danya kelainan sinus paranasal disertai
dengan kelainan paru ini disebut sinobronkitis. Selain itu, dapat 'uga
menyebabkan kambuhnya asma bronchial yang sukar dihilangkan
sebelum sinusitisnya disembuhkan.
K. PROGNOSIS
Prognosis sangat tergantung an kepada tindakan pengobatan yang
dilakukan dan komplikasi penyakit. ;ika drainase sinus membaik dengan
terapi antibiotik atau terapi operatif maka pasien mempunyai prognosis
yang baik