bab i

Upload: atika-bashirati-ilman

Post on 05-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PPI

TRANSCRIPT

1

BAB IPENDAHULUAN

Persalinan preterm merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan neonatus. Persalinan preterm berkisar 6-10% dari seluruh kehamilan dan merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian perinatal tanpa kelainan kongenital yaitu 75% dari seluruh kematian perinatal.1Menurut World Health Organization (WHO), di antara 130 juta bayi yang lahir setiap tahun di seluruh dunia, 8 juta meninggal sebelum mencapai tahun pertama kehidupan mereka. Di Amerika Serikat, 17-34% dari kematian bayi ini dikaitkan dengan pretermitas, dan hanya sekitar setengah kasus preterm dihasilkan dari penyebab yang dapat diidentifikasi.2Angka kejadian persalinan preterm cenderung makin meningkat setiap tahunnya. Data di Amerika Serikat menunjukan bahwa angka kejadian persalinan preterm telah meningkat dari 9,5% pada tahun 1980 menjadi 11% pada tahun 2000. Sementara di negara berkembang 10% dari seluruh kelahiran.2 Di Indonesia angka kejadian berat badan lahir rendah dan preterm masih tinggi yakni sekitar 14% dari sekitar 4 juta kelahiran. Kematian perinatal untuk bayi-bayi ini adalah 5-6 kali dibandingkan dengan berat badan lahir cukup. Dengan demikian, kelahiran preterm tetap menjadi suatu masalah kesehatan yang utama.2Penyebab dari terjadinya persalinan preterm sangat beragam, di antaranya adalah komplikasi medis dan obstetrik seperti pre-eklampsia, gawat janin, Intrauterine Growth Restriction (IUGR), solusio plasenta serta Intrauterine Fetal Death (IUFD), dan juga sering terjadi persalinan spontan preterm dengan atau tanpa disertai Ketuban Pecah Dini (KPD). Faktor resiko yang lain antara lain tingkat sosio-ekonomi, riwayat lahir mati, dan kehamilan di luar nikah.3Prinsip penatalaksanaan pada persalinan preterm yang utama adalah secara konservatif dengan mempertahankan kehamilan. Jika harus diterminasi, jenis persalinan yang akan dilakukan harus dipertimbangkan dengan baik sehingga diharapkan dapat mencegah mortalitas dan morbiditas pada bayi prematur. Tindakan operatif seksio sesarea tidak memberikan prognosis yang lebih baik bila tidak ada indikasi.3 Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba untuk membahas kasus partus prematurus iminens dengan riwayat ketuban pecah dini di Ruang Bersalin RSUD Dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo.