bab i

9
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang mempunyai organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan (Mandriwati, 2007; h. 3). Kehamilan wanita di bagi dalam 3 trimester yaitu trimester pertama di mulai sejak usia 0 sampai 12 minggu, trimester kedua di mulai usia sejak 13 sampai 28 minggu, dan trimester ketiga di mulai sejak usia 28 sampai 40 minggu (Wiknjosastro, 2007; h.125). Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat dan cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang kehamilan tidak sesuai yang diharapkan. Dari 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. (Prawirohardjo 2009; h.281). Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian resiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya (Saifuddin, 2007; h.89). Masalah-masalah yang biasanya terjadi dalam masa kehamilan adalah perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur, nyeri perut hebat, bengkak muka atau tangan, bayi kurang bergerak seperti biasa (Pusdiknakes, 2003; h.91).

Upload: ruth-octavt

Post on 02-Jan-2016

38 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

document

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap

wanita yang mempunyai organ reproduksi sehat, yang telah mengalami

menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang

organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami

kehamilan (Mandriwati, 2007; h. 3). Kehamilan wanita di bagi dalam 3

trimester yaitu trimester pertama di mulai sejak usia 0 sampai 12 minggu,

trimester kedua di mulai usia sejak 13 sampai 28 minggu, dan trimester

ketiga di mulai sejak usia 28 sampai 40 minggu (Wiknjosastro, 2007; h.125).

Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan

menghasilkan kelahiran bayi yang sehat dan cukup bulan melalui jalan lahir,

namun kadang kehamilan tidak sesuai yang diharapkan. Dari 80-90 %

kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan yang

disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis.

(Prawirohardjo 2009; h.281). Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan

akan menjadi masalah. Sistem penilaian resiko tidak dapat memprediksi

apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya (Saifuddin, 2007;

h.89).

Masalah-masalah yang biasanya terjadi dalam masa kehamilan adalah

perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur,

nyeri perut hebat, bengkak muka atau tangan, bayi kurang bergerak seperti

biasa (Pusdiknakes, 2003; h.91).

Page 2: BAB I

2

Kejadian masalah pada masa kehamilan menurut Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) kejadian perdarahan postpartum (28%),

hipertensi dalam kehamilan (24%), infeksi (11%), abortus tidak aman (5%).

Hal ini dapat menyebabkan tingginya angka kematian ibu (Depkes RI, 2009;

h.1).

Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat

penurunan AKI pada dasarnya mengacu pada Intervensi Empat Pilar “Safe

Motherhood” yaitu Keluarga Berencana (KB), pelayanan antenatal,

persalinan yang bersih dan aman, pelayanan obstetri esensial. Tujuan dari

upaya “Safe Motherhood” adalah menurunkan angka kesakitan dan

kematian ibu dengan menjamin tersedianya pelayanan antenatal yang

bermutu baik. Tersedianya pelayanan antenatal pada kehamilan ini sangat

penting untuk mencegah adanya komplikasi obstetri dan deteksi sedini

mungkin serta ditangani secara tepat (Saifuddin, 2002; h. 5).

Salah satu komplikasi kehamilan trimester pertama adalah

perdarahan pervaginam yang pada umumnya di sebabkan oleh abortus,

Kehamilan Ektopik Terganggu (KET), dan mola hidatidosa sedangkan pada

kehamilan trimester ketiga di sebabkan oleh plasenta previa dan solusio

plasenta (Saifuddin, 2006; h. 143). Abortus merupakan penghentian atau

berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin viabel (usia kehamilan 20

minggu) (Jones, 2002; h. 96).

Abortus sendiri dibedakan menjadi dua yaitu abortus spontan dan

abortus buatan/provokatus. Abortus spontan terdiri dari abortus imminens,

abortus insipiens, abortus inkomplit, abortus komplit, abortus habitualis,

missed abortion, abortus infeksiosa. Sedangkan abortus buatan terdiri dari

Page 3: BAB I

3

abortus provokatus medicinalis dan abortus provokatus kriminalis (Farrer,

2001; h. 52-55) .

Abortus imminens merupakan perdarahan pervaginam pada trimester

pertama kehamilan, yang disebabkan oleh kelainan pertumbuhan hasil

konsepsi (kelainan kromosom, lingkungan uterus yang kurang sempurna,

dan pengaruh dari luar), kelainan pada plasenta, penyakit yang diderita ibu

(infeksi) (Wiknjosastro, 2005; h. 147). Salah satu komplikasi abortus

imminens adalah perdarahan yang bisa mengakibatkan anemia.

Angka kejadian abortus kira-kira 15% dari semua kehamilan, sebagian

besar terjadi pada trimester pertama 1-2% terjadi keguguran spontan dan

terjadi setelah minggu ke-12, sedangkan 70%-80% dari semua ibu yang

didiagnosis menderita ancaman keguguran pada trimester pertama tetapi masih

dapat melanjutkan kehamilannya hingga cukup bulan (Chalik,1998; h. 5).

Tabel.1.1. Angka kejadian abortus di RSUD ambarawa di ruang VK(bugenvil) dari tahun 2008 sampai dengan 2010

TahunAbortus

imminensAbortusInsipient

Abortusincomplit

Abortuskomplit

2008 39 22 14 402009 70 41 86 302010 33 20 46 35

Jumlah 142 83 146 105

Berdasarkan tabel. 1.1. data yang diperoleh di RSUD ambarawa tahun

2010, jumlah kasus abortus mencapai (134) orang. Dimana abortus

imminens sebanyak 33 orang (24,62 %), abortus insipient sebanyak 20

orang (14,92 %), abortus incomplitus sebanyak 46 orang (34,32 %),abortus

complitus sebanyak 35 orang (26,11 %). Angka kejadian abortus tersebut

mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

Page 4: BAB I

4

Table 1. 2. Angka kejadian abortus imminens di RSUD Ambarawa,ruang bugenvil tahun 2011, bulan Januari sampai dengan Maret

BulanAbortus

ImminensAbortusInsipient

Abortusinkomplet

Abortuskomplit

Januari 19 5 - 1Februari 12 8 1 2

Maret 12 6 - 2Jumlah 43 19 1 5

Dari tabel. 1. 2. Data bulanan yang di peroleh dari bulan januari sampai

dengan maret, pada tahun 2011, angka kejadian abortus sebanyak (68)

orang. Abortus imminens sebanyak 43 orang (63,4 %),abortus insipiens 19

orang (27,94 %), abortus inkomplit 1 orang (1,47 %), abortus complitus 5

orang (7,35 %). Dari data bulanan tahun 2011, abortus imminens mencapai

posisi tertinggi yaitu sebanyak 43 orang (63,4 %).

Standar operasi prosedur di RSUD Ambarawa pada tahun 2011 dengan

abortus imminens adalah Abortus harus diberikan penatalaksanaan yang

tepat dan harus segera ditangani, sehingga kejadian ancaman keguguran

(abortus imminens) tidak berlanjut menjadi abortus tidak terhindarkan, dan

kehamilan dapat diselamatkan atau dipertahankan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

melaksanakan studi kasus dengan judul “Asuhan kebidanan pada ibu hamil

patologi dengan Abortus Imminens di RSUD Ambarawa pada Tahun 2011”.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Penulis dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil

patologis dengan abortus imminens secara komprehensif dengan

menerapkan manajemen 7 langkah varney.

Page 5: BAB I

5

2. Tujuan khusus

a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian yang tepat pada ibu

hamil patologis dengan abortus imminens.

b. Penulis mampu melaksanakan interpretasi data yang terdiri dari

diagnose kebidanan, masalah, kebutuhan pada ibu hamil patologis

dengan abortus imminens.

c. Penulis mampu menentukan adanya diagnose potensial yang dapat

terjadi pada ibu hamil patologis dengan abortus imminens.

d. Penulis mampu membuat antisipasi atau tindakan segera terhadap

diagnosa potensial yang muncul pada ibu hamil patologis dengan

abortus imminens.

e. Penulis mampu menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu

hamil patologis dengan abortus imminens.

f. Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil

patologis dengan abortus imminens.

g. Penulis mampu mengevaluasi hasil asuhan kebidanan ibu hamil

patologis dengan abortus imminens.

D. Ruang Lingkup

1. Ruang ingkup keilmuan

Asuhan kebidanan ini adalah ilmu kebidanan kehamilan patologis,

terutama pada kehamilan dengan abortus imminens dan anemia ringan .

2. Tempat

Asuhan kebidanan ini dilaksanakan di RSUD Ambarawa.

3. Waktu

Asuhan kebidanan ini dilaksanakan bulan desember 2010 sampai

dengan bulan Juli 2011.

Page 6: BAB I

6

E. Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis

Dapat digunakan untuk menambah pengetahuan tentang kehamilan

dengan abortus imminens dan anemia ringan, serta mampu

menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil patologis dengan

abortus imminens.

2. Bagi institusi

Dapat digunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi sejauh mana

mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil

patologis dengan abortus imminens.

3. Bagi lahan praktik atau Bidan

Dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan bagi bidan agar

dapat memberikan pelayanan, komunikasi, informasi dan edukasi, yang

tepat sesuai kondisi pasien.

4. Bagi masyarakat

Dapat di gunakan sebagai bahan tambahan pengetahuan bagi

pasien untuk dapat mengenali secara dini kehamilan abortus,

pembagian abortus dan ciri-cirinya. Terutama abortus imminens dengan

ditandai keluarnya bercak-bercak darah dan nyeri di bagian perut

bawah. Sehingga jika ditemukan tanda tersebut segera mengambil

tindakan untuk menangani dengan memeriksakan diri ke tenaga

kesehatan.

Page 7: BAB I

7

F. Metode Pengumpulan Data

Menurut Notoatmodjo (2002; h. 35). Adapun teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam menyusun karya ilmiah ini meliputi:

1. Wawancara

Adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan

data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara

lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap-

cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face). Jadi data

tersebut diperoleh langsung dari responden melalui suatu pertemuan

atau percakapan. Wawancara sebagai pembantu utama dari metode

observasi. Gejala-gejala sosial yang tidak dapat terlihat atau diperoleh

melalui observasi dapat digali dari wawancara (Notoatmodjo, 2002; h.

139).

2. Observasi

Merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan

pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk

mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. Dalam metode

observasi ini, instrument yang dapat digunakan, antara lain: lembar

observasi, panduan pengamatan (observasi) atau lembar checklist

(Hidayat, 2007; h. 99).

3. Pemeriksaan fisik

Terdiri dari pemeriksaan atau pengukuran fisik dan pengkajian

umum fisik. Pengukuran fisik meliputi pengukuran suhu, denyut nadi,

pernafasan, tekanan darah, tinggi badan, dan berat badan. Pengkajian

umum merupakan pengkajian fisik dari ujung rambut hingga ujung kaki

(Hidayati, 2009; h. 39).

Page 8: BAB I

8

4. Studi dokumentasi

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengambil

data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut dapat

berupa gambar, tabel atau daftar periksa, dan film documenter (Hidayat,

2007; h. 100).

5. Daftar perpustakaan

Studi kepustakaan merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti dalam rangka mencari landasan teoretis dari permasalahan

penelitian. Selain itu studi kepustakaan juga merupakan dokumentasi

dari tinjauan menyeluruh terhadap karya publikasi dan non publikasi,

sehingga peneliti bisa memastikan bahwa tidak ada variabel penting

dimasa lalu yang ditemukan berulang kali mempunyai pengaruh atas

masalah, yang terlewatkan (Sekaran, 2006; h. 42).

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menggunakan

sistematika penulisan yang telah ditentukan. Adapun penulisan tersebut

adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, ruang

lingkup, manfaat penulisan, metode pengumpulan data dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Menguraikan tentang definisi abortus, etiologi, fisiologi atau patofisiologi,

tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan medis.

Page 9: BAB I

9

BAB III TINJAUAN KASUS

Menguraikan tentang kasus ibu hamil dengan abortus imminens meliputi

pengkajian, interpretasi data, diagnose potensial, tindakan segera,

intervensi, implementasi dan evaluasi.

BAB IV PEMBAHASAN

Berisi tentang pembahasan terhadap masalah yang ada dan juga

merupakan kesenjangan antara pandangan secara teori dengan kenyataan

di lapangan.

BAB V PENUTUP

Berisi simpulan dan saran dari hasil bahasan yang dapat menjawab

permasalahan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN