bab i

101
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada : Hari : Tanggal : Januari 2014 Dosen Pembimbing Utama Teuku Irwani, M.Ed Dosen Pembimbing Pembantu Izwar Syafari, M.Pd Mengetahui : Ketua Jurusan Nurlaili, M.Pd 1

Upload: aponstuner

Post on 30-Dec-2015

51 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bagi yang berminat silahkan

TRANSCRIPT

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi pada :

Hari :

Tanggal : Januari 2014

Dosen Pembimbing Utama

Teuku Irwani, M.Ed

Dosen Pembimbing Pembantu

Izwar Syafari, M.Pd

Mengetahui :Ketua Jurusan

Nurlaili, M.Pd

1

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG

PENERAPAN METODE SQ4R (SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN DI KELASVIII E MTSN MODEL MEULABOH-1

OLEH :

Nama : Siti KhatijahNIM : 2201100014Program Studi : Pendidikan Biologi

DISETUJUI :

Dosen Pembimbing Utama

Teuku Irwani, M.Ed

Dosen Pembimbing Pembantu

Izwar Syafari, M.Pd

Mengetahui :Ketua Jurusan

Nurlaili, M.Pd

MengesahkanKetua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Bina Bangsa Meulaboh

Drs. Musdiani, M.Pd

Tanggal Pengesahan : Januari 2014

2

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT

pemilik alam semesta yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat

serta salam semoga selalu tercurah kepada suri tauladan kita, pemimpin umat

manusia Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat, serta

kepada para pengikutnya yang selalu setia dan senantiasa mengikuti sunnahnya

hingga akhir zaman.

Proposal penelitian ini berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran

Group Investigation Pada Materi Struktur Dan Fungsi JaringanPada

Tumbuhan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 1

MEREUBO”. Merupakan karya tulis yang disusun berdasarkan hasil studi

literatur dan pengamatan lapangan sehingga dapat terkumpul data, baik dari

primer maupun sekunder yang kemudian diolah dan disusun sebuah desain

penelitian.

Terlepas dari segala kekurangan dan keterbatasn. Penulis berharap semoga

proposal penelitian ini dapat segera direalisasikan menjadi sebuah skripsi.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Meulaboh, 29 Januari 2014

Penulis

3

ABSTRAK

Metode pembelajaran Group Investigation memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah secara timbal balik sangat diharapkan dalam proses belajar mengajar, demi tercapainya interaksi belajar yang optimal, dan akhirnya membawa kepada pencapaian sasaran hasil belajar yang maksimal. Dari Segi guru, proses belajar dapat diamati secara tidak langsung (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 18). Sementara siswa yang terlibat dalam proses belajar kebanyakan telah merasakan bosan dengan metode ini. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata siswa mata pelajaran biologi kelas XI IPA 2 pada materi struktur dan fungsi jaringan adalah 65, nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 70. Nilai rata-rata siswa materi struktur dan fungsi jaringan dari 31 siswa yang mengikuti ujian, sebanyak 60 % atau 18 siswa yang masih di bawah standar kompetensi yang ditetapkan.

Rumusan masalah pada penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation Pada Materi Struktur Dan Fungsi Jaringanpada Tumbuhan Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 1 Meureubo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu, dituntut menggunakan angka, mulai dari pungumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006: 12). Sedangkan jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMAN 1 Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat. Waktu pelaksanaan pelitian ini adalah bulan 02 Desember s.d 10 Desember 2013. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah seluruh siswa kelas XI IA 2 Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kecamatan Meureubo yang berjumlah 23 orang. Subjek tersebut selanjutnya dijadikan sampel dalam pelaksanaan penelitian tentang penerapan metode pembelajaran group investigation materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan.

Setelah dilakukan penilaian terhadap lembar jawaban siswa maka 100 % siswa atau sebesar 23 orang siswa berhasil mencapai nilai 73 atau nilai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. Nilai ini juga menjadi acuan kepada guru pendamping dalam memberikan nilai akhir pada siswa pada saat semester 1 berakhir. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 87.

Kata Kunci : Group Investigation , PTK, Hasil Belajar, KKM.

4

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………… iLEMBAR PENGESAHAN SIDANG …………………………………………. iiKATA PENGANTAR………………………………………………………… iiiABSTRAK…………………………………………………………………….. ivDAFTAR ISI………............................................................................................ vDAFTAR TABEL…………………………………………………………….. viDAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. viiDAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. viii

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 11.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 21.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 31.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 3

1.4.1 Manfaat Bagi Penulis……………………………………….. 31.4.2 Manfaat Bagi Sekolah ……………………………………… 41.4.3 Manfaat Bagi Guru ………………………………………… 4

1.5 Hipotesis .......................................................................................... 41.6 Definisi Operasional …………………………………………….... 4

1.6.1 Metode Pembelajaran ……………………………………... 41.6.2 Group Investigaton ………………………………………… 51.6.3 Fungsi jaringan …………………………………………….. 51.6.4 Hasil belajar ………………………………………………… 51.6.5 Siswa SMA ………………………………………………… 5

BAB II LANDASAN TEORI2.1Hakikat Model Pembelajaran........................................................... 62.2Ciri-ciri Belajar Dan Pembelajaran .................................................. 72.3Hasil Belajar .................................................................................... 82.4Pengertian Group Investigation ……………………………………….. 9

1.6.6 Ciri-Ciri Metode Pembelajaran Group Investigation ………. 101.6.7 Tujuan Model Pembelajaran Grup Investigation…………… 111.6.8 Langkah-langkah model pembelajaran Group

Investigation ……………………………………………….. 121.6.9 Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Group

Invetigation ………………………………………………… 132.5Struktur Dan Fungsi Jaringan Pada Tumbuhan............................... 15

1.6.10 Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan…………………. 152.6Evaluasi Hasil Belajar..................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN

5

3.1Jenis dan Pendekatan Penelitian ..................................................... 233.2Tempat Waktu dan Penelitian .......................................................... 233.3Subjek Penelitian …………………………………………………. 233.4Rancangan Awal dan Siklus Penelitian …………………………… 243.5Tehnik Pengumpulan Data............................................................... 25

1.6.11 Observasi Lapangan……………………………………….. 251.6.12 Angket……………………………………………………… 251.6.13 Tes Formatif……………………………………………….. 26

3.6Tehnik Analisis Data ……………………………………………… 261.6.14 Analisis Observasi dan Ketuntasan Belajar Siswa………… 261.6.15 Analisis Data Angket……………………………………… 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN3.1Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) Pada

Pembelajaran IPA…………………………………………………. 291.6.16 Siklus Pertama……………………………………………… 291.6.17 Hasil Penelitian pada siklus I……………………………… 311.6.18 Hasil Penelitian pada siklus II……………………………… 361.6.19 Hasil Analisis Angket Penelitian……………………………39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN3.2 Kesimpulan…………………............................................................ 423.3 Saran…………………...................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 45

LAMPIRAN........................................................................................................ 46

6

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 2.1 Ciri-ciri Umum Pendidikan, Belajar dan Perkembangan……...

Tabel 3.1 Kriteria Observasi Siswa………………………………………

Tabel 3.2 Kriteria Nilai Ketuntasan Tes Tertulis…………………………

Tabel 4.1 Analisis Hasil Belajar Siswa Pre-Test…………………………

Tabel 4.2 Presentasi KKM Siswa………………………………………...

Table 4.3 Tabel Hasil Observasi Siswa…………………………………..

Tabel 4.4 Presentase Hasil Observasi Siswa Siklus I……………………

Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I……………………….

Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa Siklus I …………………………………...

Table 4.7 Presentase Hasil Belajar Siklus I ..……………………………

Tabel 4.8 Hasil Observasi Siswa Siklus II ……………………………….

Tabel 4.9 Presentase Hasil Observasi Siswa Siklus II……………………

Tabel 4.10 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II…………………….

Tabel 4.11 Hasil Belajar Siswa Siklus II…………………………………

Tabel 4.12 Hasil Belajar Siklus II……………………………………..………

Table 4.13 Hasil Analisis Angket Penelitian………………………….………

7

27

27

31

32

33

33

34

34

35

36

36

36

37

38

39

7

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

Gambar 2.1 Kerangka Pembelajaran Group Investigation …………………. 13

Gambar 2.2 Peta Konsep Jaringan Pada Tumbuhan………………………… 16

Gambar 2.3 Macam-macam Struktur Jaringan Pada Organ-organ

Tumbuhan……………………………………………………… 16

Gambar 2.4 Jaringan Epidermis Pada Tumbuhan ……………………….......18

Gambar 2.5 Jaringan Parenkim Pada Tumbuhan ……………………………19

Gambar 2.6 Jaringan Penyokong Pada Tumbuhan ………………………… 20

Gambar 3.1 Alur PTK ……………………………………………………….24

8

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

Lampiran I Silabus Biologi SMA kelas XI……………………………….. 48

Lampiran II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Materi Struktur dan Fungsi

Jaringan pada tumbuhan ………………………………………………….. 49

Lampiran III Materi Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan

Lampiran IV Lembar Observasi Siswa Siklus I ………………………….. 55

Lampiran V Lembar Observasi Siswa Siklus II ………………………….. 56

Lampiran VI Lembar Observasi Guru Siklus I…………………………… 57

Lampiran VII Lembar Observasi Guru Siklus II …………………………. 58

Lampiran VIII …………………………………………………………... 59

Lampiran IX Soal Pre Test…………………………………………………

Lampiran X Soal Siklus I………………………………………………….

Lampiran XI Soal Siklus II ………………………………………………

9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Guru adalah pendidik profesional (UU No 20/2003), dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik yang disertai sejumlah kompetensi (KBBI, 2007).

Pada sisi yang lain guru juga dituntut untuk menguasai metode pembelajaran

dengan baik sehingga aktivitas belajar mengajar tidak terkesan monoton dan

kurang improvisasi.

Diakui atau tidak, bahwa masih banyak guru dalam melaksanakan

aktivitas proses belajar mengajar (PBM) cenderung memakai satu metode

pembelajaran saja, bahkan sebagian guru bertahan dengan metode ceramah dan

metode diskusi.

Metode pembelajaran Group Investigation memungkinkan terjadinya

komunikasi dua arah secara timbal balik sangat diharapkan dalam proses belajar

mengajar, demi tercapainya interaksi belajar yang optimal, dan akhirnya

membawa kepada pencapaian sasaran hasil belajar yang maksimal. Oleh karena

itu diperlukan fasilitator yaitu guru, yang memiliki kemampuan untuk

menciptakan situasi belajar yang melibatkan siswa secara aktif sekaligus

membangun motivasi siswa. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan

menerapkan pembelajaran dengan berbagai metode (Supandi, 2005: 23)

Model pembelajaran Group Investigation secara perspektif filosofis

merupakan orang harus memiliki pasangan atau teman. Dalam pembelajaran

10

kooperatif model Group Investigation, interaksi sosial menjadi salah satu faktor

penting bagi perkembangan skema mental yang baru. Dimana dalam

pembelajaran ini memberi kebebasan kepada pembelajar untuk berfikir secara

analitis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif (Supandi, 2005: 55)

Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa metode lama masih banyak

dipakai oleh guru-guru dalam melakukan proses belajar mengajar. Metode

ceramah dianggap paling mudah digunakan dalam proses belajar mengajar ini,

dikarenakan tidak membutuhkan keahlian yang lebih. Dari segi guru, proses

belajar dapat diamati secara tidak langsung (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 18).

Sementara siswa yang terlibat dalam proses belajar kebanyakan telah merasakan

bosan dengan metode ini. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata siswa mata pelajaran

biologi kelas XI IPA 2 pada materi struktur dan fungsi jaringan adalah 65, nilai

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 70. Nilai rata-rata siswa materi struktur dan

fungsi jaringan dari 31 siswa yang mengikuti ujian, sebanyak 60 % atau 18 siswa

yang masih di bawah standar kompetensi yang ditetapkan.

Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis mengangkat judul “Penerapan

Metode Pembelajaran Group Investigation pada Materi Struktur dan Fungsi

Jaringan pada Tumbuhan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI

SMAN 1 Mereubo”.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk maksud tersebut, peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh

penggunaan metode Group Investigation tersebut pada hasil belajar siswa. Maka

dirumuskanlah masalah sebgai berikut :

11

1. Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran Group Investigation pada

materi IPA Siswa Kelas XI di SMAN 1 Meureubo?

2. Apakah Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation

Pada Materi Struktur Dan Fungsi Jaringanpada Tumbuhan Dapat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 1 Meureubo?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Efektifitas Penerapan metode pembelajaran Group Investigation Pada

Materi Struktur Dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 1 Meureubo

2. Pengaruh penerapan metode pembelajaran Group Investigation Pada

Materi Struktur Dan Fungsi Jaringanpada Tumbuhan Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 1 Meureubo.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian

ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Bagi Penulis

1. Memberikan pengalaman penelitian bagi penulis

2. Dapat menambah Khasanah keilmuan bagi penulis khususnya model

pembelajaran Group Investigation

3. Menjadi awal penelitian-penelitian yang akan dilakukan kemudian hari.

12

1.4.2 Manfaat Bagi Sekolah

1. Memberikan rekomendasi model pembelajaran baru di Sekolah

2. Memberikan refrensi tentang model pembelajaran Group Investigation di

sekolah

3. Menambah hasil penelitian yang telah dilakukan pada sekolah tersebut

untuk pengembangan sekolah dikemudian hari.

1.4.3 Manfaat Bagi Guru

1. Menjadi bahan pertimbangan model pembelajaran baru pagi guru yang

mengajar pelajaran IPA khususnya mata pelajaran biologi

2. Menjadi tolak ukur keberhasilan/perbandingan model pembelajaran yang

telah dipakai oleh guru.

1.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah dan tujuan

penelitian, maka dirumuskanlah sebuah hipotesis peneltian yaitu “Penerapan

metode pembelajaran Group Investigation pada materi struktur dan fungsi

jaringan pada tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar Siswa Kelas XI SMAN

1 Meureubo”.

1.6 Definisi Operasional

1.6.1 Metode Pembelajaran

Nurhadi (2004: 30) Metode pembelajaran adalah kegiatan guru secara

terprogram dalam desain instruk-sional, untuk membuat siswa belajar secara aktif,

yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

13

1.6.2 Group Investigaton

Maimunah (2005: 10) Group Investigation adalah model pembelajaran

kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari

sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan

yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui

internet.

1.6.3 Fungsi jaringan

Endang (2011: 55) Fungsi jaringan pada tumbuhan adalah struktur organ

dalam yang terdapat pada tumbuhan. Macam-macam Fungsi Sistem Jaringan pada

Tumbuhan. Sebuah sistem jaringan pada tumbuhan mengandung satu atau lebih

jaringan. Satu unit sistem jaringan tersebut akan tersusun menjadi sebuah unit

yang memiliki suatu fungsi.

1.6.4 Hasil belajar

Damayanti (2009: 200) Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan yang

dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran.Hasil belajar

merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi

guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.

1.6.5 Siswa SMA

KBBI (2007) Siswa adalah murid yang masih melakukan pembelajaran

pada tahapan sekolah dasar maupun sekolah menengah (SMP/SMA). Adapun

pengertian siswa pada skripsi ini adalah siswa SMAN 1 Kecamatan Mereubo.

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.7 Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Belajar, perkembangan dan pendidikan murupakan

hal yang menarik untuk dipelajari. Ketiga gejala tersebut terkait dengan

pembelajaran. Belajar dilakukukan oleh siswa secara individu (Dimyati dan

Mudjiono, 2009: 5).

Belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan suatu peristiwa dan

tindakan sehari-hari. Dari sisi siswa sebagai pelaku belajar dan sisi guru sebagai

pembelajar. Hubungan guru dengan siswa adalah hubungan fungsional, dalam arti

dalam arti pelaku pendidik dan pelakuk terdidik (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 7).

Selanjutnya seorang ahli memandang “belajar sebagai perilaku

berinteraksi antara individu dengan lingkungannya secara terus-menerus sehingga

terjadi perkembangan intelek individu” (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 10).

Belajar adalah suatu aktivitas individu untuk memperoleh perubahan

tingkah laku dari berbagai aspek karena stimulus dari lingkungan untuk

berkembang (Dimyati 2009: 200). Belajar merupakan suatu proses bukan

merupakan suatu hasil, karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif

dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan

(Dimyati dan Mudjiono 2009: 07). Belajar dikatakan efektif jika siswa mampu

menggunakan kemampuannya untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna

misalnya mengambil keputusan, melakukan penelitian, pemecahan masalah,

15

bahkan dapat menemukan konsep-konsep baru bukan sekadar membuktikan yang

telah ada (Sudjatmiko, 2003: 10).

1.8 Ciri-ciri Belajar Dan Pembelajaran

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai

tindakan, maka belajar dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu

terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa

memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari

oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuhan, manusia atau

hal-hal yang dijadikan bahan belajar.

Tabel 2.1 Ciri-ciri Umum Pendidikan, Belajar dan Perkembangan

Unsur-unsur Pendidikan Belajar Perkembangan1. Perilaku Guru sebagai pelaku

mendidik dan siswa yang terdidik

Siswa yang bertindak belajar atau pelajar

Siswa yang mengalami perubahan

2. Tujuan Membantu siswa untuk menjadi pribadi yang utuh

Memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup

Memperoleh perubahan mental

3. Proses Proses interaksi sebagai faktor eksternal belajar

Internal pada diri pembelajar

Internal pada diri pembelajar

4. Tempat Lembaga pendidikan sekolah dam luar sekolah

Sembarang tempat Sembarang tempat

5. Lama waktu Sepnjang hayat sesuai jenjang lembaga

Sepanjang hayat Sepanjang hayat

6. Syarat terjadi

Guru memiliki kewibawaan pendidikan

Motivasi belajar kuat

Kemauan mengubah diri

7. Ukuran keberhasilan

Terpentuk pribadi yang terpelajar

Dapat memecahkan masalah

Terjadinya perubahan positif

8. Faedah Bagi masyarakat mencerdaskan kehidupan bangsa

Bagi pembelajar mempertinggi martabat pribadi

Bagi pembelajar mempertinggi kemajuan mental

9. Hasil Pribadi sebagai pembangun yang produktif dan kreatif

Hasil beljar sebagai dampak pengjaran dan pengiring

Kemajuan ranah kognitif, afektif dan psikomotor

Sumber : Dimyati dan Mudjiono (2009: 08)

16

Berdasarkan table diatas maka dapat terlihat bahwa perbuatan dan hasil

dari belajar dapat dimanifestasikan dalam wujud: (1) pertambahan pengetahuan,

(2) penguasaan pola kognitif, apektif dan psikomotor yang bersifat ekspresif, dan

(3) terjadinya perubahan pada diri individu yang bersifat positif (Dimyati dan

Mudjiono, 2009: 08)

1.9 Hasil Belajar

Dimyati dan Mudjiono (2009: 200) hasil belajar adalah tingkat

keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan

pembelajaran.

Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan

menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar

sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam

rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh

kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri.

Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap

peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil

belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil

belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses

belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik.

Nana Sudjana (2009: 3) hasil belajar siswa didefinisikan sebagai perubahan

tingkah laku, dalam pengertian yang lebih luas hanya mencakup bidang kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi

tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

17

dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009:

3-4).

Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 26-27) menyebutkan

enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:

a) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah

dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan

fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.

b) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal

yang dipelajari.

c) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk

menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.

d) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-

bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya

mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.

e) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya

kemampuan menyusun suatu program.

f) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal

berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.

1.10 Pengertian Group Investigation

Model Group Investigation seringkali disebut sebagai metode

pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh metode

ini memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan

18

konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok belajar kooperatif

(Maimunah2005: 21).

Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan

model Group Investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa

untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari

perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic

teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi,

yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan

persamaan kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik

(Budimansyah, 2004: 7). Group Investigation adalah kelompok kecil untuk

menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut

siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam

keterampilan proses kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok

adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang

notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar

secara individual.

Eggen & Kauchak dalam Maimunah (2005: 21) mengemukakan Group

Investigation adalah strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam

kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan

tersebut dapat disimpulkan bahwa metode GI mempunyai fokus utama untuk

melakukan investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus.

1.10.1 Ciri-Ciri Metode Pembelajaran Group Investigation

19

Model pembelajaran Group Investigation merupakan model yang sulit

diterapkan dalam pembelajaran kooperatif. Eggen & Kauchak (Maimunah, 2005:

40) Model pembelajaran ini mempunyai ciri-ciri, yakni sebagai berikut:

1. Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation berpusat pada

siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga

siswa berperan aktif dalam pembelajaran.

2. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan

berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang,

setiap siswa dalam kelompok memadukan berbagai ide dan pendapat, saling

berdiskusi dan beragumentasi dalam memahami suatu pokok bahasan serta

memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok.

3. Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation siswa dilatih

untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua

kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik

yang telah dipelajari, semua siswa dalam kelas saling terlihat dan mencapai

suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.

4. Adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar

mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

5. Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation suasana

belajar terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini

dapat membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam

mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya

dalam membahas materi pembelajaran.

1.10.2 Tujuan Model Pembelajaran Grup Investigation

20

Group Investigasi membantu siswa untuk melakukan investigasi terhadap

suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai implikasi yang

positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan dan membentu mencapai

tujuan. Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan melaui

investigasi.

Group Investigation melatih siswa untuk bekerja secara kooperatif dalam

memecahkan suatu masalah. Dengan adanya kegiatan tersebut, siswa dibekali

keterampilan hidup (life skill) yang berharga dalam kehidupan bermasyarakat.

Jadi guru menerapkan model pembelajaran GI dapat mencapai tiga hal, yaitu

dapat belajar dengan penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerjas secara

kooperatf

1.10.3 Langkah-langkah model pembelajaran Group Investigation

Sharan (dalam Supandi, 2005: 6) mengemukakaan langkah-langkah

pembelajaran pada model pemelajaran GI sebagai berikut:

1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.

2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus

dikerjakan.

3. Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk materi tugas secara

kooperatif dalam kelompoknya.

4. Masing-masing kelompok membahas materi tugaas secara kooperatif

dalam kelompoknya.

5. Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok

atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.

21

6. Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil

pembahasannya.

7. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan

konsep dan memberikan kesimpulan.

8. Evaluasi

Gambar 2.1 Kerangka Pembelajaran Group Investigation(Supandi 2005: 08)

1.10.4 Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Group Invetigation

Setiap metode atau model pembelajaran pasti mempunyai ciri khas sendiri,

mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dan berikut ini

beberapa kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI). Adapu Keunggulan metode ini adalah :

1. Peningkatan belajar terjadi tidak tergantung pada usia siswa, mata pelajaran,

dan aktivitas belajar.

22

2. Pembelajaran kooperatif dapat menyebabkan unsur-unsur psikologis siswa

menjadi terangsang dan lebih aktif. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa

kebersamaan dalam kelompok, sehingga mereka dengan mudah dapat

berkomunikasi dengan bahasa yang lebih sederhana.

3. Pada saat berdiskusi fungsi ingatan dari siswa menjadi lebih aktif, lebih

bersemangat dan berani mengemukakan pendapat.

4. Pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan kerja keras siswa, lebih

giat dan lebih termotivasi.

5. Penerapan pembelajaran kooperatif dapa membantu siswa mengaktifkan

kemampuan latar belakang mereka dan belajar dari pengetahuan latar

belakang teman sekelas mereka.

6. Siswa dapat belajar dalam kelompok dan menerapkannya dalam

menyelesaikan tugas-tugas kompleks, serta dapat meningkatkan kecakapan

individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah, meningkatkan

komitmen, dapat menghilangkan prasangka buruk terhadap teman

sebayaknya dan siswa yang berprestasi dalam pembelajaran kooperatif

ternyata lebih mementingkan orang lain, tidak bersifat kompetitif, dan tidak

memiliki rasa dendam.

7. Dapat menimbulkan motivasi siswa karena adanya tuntutan untuk

menyelesaikan tugas.

Sementara kekurangan dari metode pembelajaran kooperatif model Group

Investigation adalah :

23

1. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe GI hanya sesuai untuk

diterapkan di kelas tinggi, hal ini disebabkan karena tipe GI memerlukan

tingkatan kognitif yang lebih tinggi.

2. Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang dan siswa yang

memiliki prestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan, hal ini

disebabkan oleh peran anggota kelompok yang pandai lebih dominan.

3. Adanya pertentangan antar kelompok yang memiliki nilai yang lebih tinggi

dengan kelompok yang memiliki nilai rendah.

4. Untuk menyelesaikan materi pelajaran dengan pembelajaran kooperatif akan

memakan waktu yang lebih lama dibandingkan pembelajaran yang

konvensional, bahkan dapat menyebabkan materi tidak dapat disesuaikan

dengan kurikulum yang ada apabila guru belum berpengalaman.

5. Guru membutuhkan persiapan yang matang dan pengalaman yang lama

untuk dapat menerapkan belajar kooperatif tipe GI dengan baik.

1.11 Struktur Dan Fungsi Jaringan Pada Tumbuhan

1.11.1 Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan

Macam-macam Fungsi Sistem Jaringan pada Tumbuhan.Sebuah sistem

jaringan pada tumbuhan mengandung satu atau lebih jaringan. Satu unit sistem

jaringan tersebut akan tersusun menjadi sebuah unit yang memiliki suatu fungsi.

Setiap organ pada tumbuhan terdiri atas tiga sistem jaringan, yaitu sistem jaringan

epidermis (jaringan pelindung), sistem jaringan pembuluh, dan sistem jaringan

dasar dalam Endang (2011: 55). Ketiga sistem jaringan ini saling berhubungan

pada setiap organnya. Namun, letak serta ciri khusus sistem jaringan pada setiap

24

organ akan berbeda-beda. Perhatikan gambar berikut, jaringan epidermis,

epidermis bawah, jaringan dasar dan jaringan pembuluh.

Dalam Buku Sekolah Elektronik Pelajaran Biologi Sekolah Menengah

Atas karangan Bakhtiar (2011: 03) disebutkan bahwa sel merupakan unit

struktural dan fungsional dalam kehidupan. Di dalam sel terjadi reaksi kimia dan

berbagai macam proses hidup yang merupakan ciri bahwa sel merupakan unit

fungsional. Sebagai unit struktural sel merupakan komponen penyusun jaringan

makhluk hidup. Setiap sel terdiri dari protoplasma dan membran sel. Protoplasma

kemudian terbagi lagi menjadi plasma sel atau sitoplasma dan inti sel atau

nukleus. Sitoplasma terdiri dari medium semi cair yang disebut sitosol, yang di

dalamnya terdapat organel-organel dengan bentuk dan fungsi yang terspesialisasi.

Gambar 2.2Peta Konsep Jaringan Pada Tumbuhan(Sumber : Bakhtiar, 2011: 26)

25

Gambar 2.3 Macam-macam Struktur Jaringan Pada Organ-organ Tumbuhan(Sumber : Bakhtiar, 2011: 27)

Seperti telah anda ketahui, jaringan merupakan kumpulan sel-sel yang

memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Pada tumbuhan tingkat tinggi kita

mengenal adanya beberapa jaringan utama, yaitu jaringan meristem (embrional)

dan jaringan permanen (jaringan dewasa). Jaringan meristem terdapat pada bagian

apikal (ujung) dari suatu organ tumbuhan, yaitu pada ujung akar dan ujung

batang. Oleh sebab itu, pada bagian ini akan selalu terjadi proses pertumbuhan,

misalnya terjadi perpanjangan dan percabangan, baik padaakar maupun batang.

Daerah di mana terjadi proses pertumbuhan tersebut dinamakan titik tumbuh

primer. Daerah titik tumbuh primer akan selalu mengalami pertumbuhan

memanjang. Khusus pada tumbuhan dikotil, selain titik tumbuh primer juga

terdapat titik tumbuh sekunder, yang terdapat pada bagian kambium batang.

Proses yang terjadi pada daerah titik tumbuh sekunder menyebabkan pertumbuhan

membesar suatu batang. Jaringan permanen, yaitu jaringan yang tersusun oleh sel-

sel yang sudah tidak melakukan proses pembelahan, tetapi sel-sel jaringan ini

selalu mengadakan diferensiasi yang menyebabkan terbentuknya jaringan-

jaringan yang lebih kompleks. Istilah diferensiasi pada tumbuhan adalah suatu

proses perubahan jaringan meristem menjadi jaringan-jaringan lain. Jaringan-

jaringan tersebut, yaitu jaringan epidermis, parenkim, kolenkim, sklerenkim,

26

xilem, dan floem. Untuk lebih jelasnya, masing-masing jaringan akan dijelaskan

berikut ini

a. Jaringan Epidermis (Jaringan Pelindung)

Susunan sel-sel jaringan ini sangat rapat dan tersusun oleh sederetan sel yang

berbentuk pipih, serta hampir tidak ada ruang antar sel. Jaringan ini banyak

terdapat pada permukaan tubuh tumbuhan, misalnya pada permukaan batang,

daun, akar, bunga, atau buah. Jaringan epidermis berfungsi untuk melindungi

jaringan yang berada di bawahnya. Pada daun, jaringan epidermis mengalami

perubahan bentuk menjadi mulut daun atau stomata, dan rambut-rambut daun.

Stomata berfungsi sebagai tempat keluar masuknya udara, sedangkan rambut-

rambut daun berfungsi untuk mencegah hilangnya air yang berlebihan dari tubuh

tumbuhan. Jaringan epidermis pada akar mengalami modifikasi menjadi rambut-

rambut akar yang bermanfaat untuk memperluas bidang permukaan akar sehingga

proses penyerapan air dan unsur hara oleh akar lebih efisien. Selain itu, epidermis

juga dapat mengekskresikan lapisan lilin yang disebut kutikula. Kutikula ini

berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan air yang berlebihan. Modifikasi

lain dari epidermis adalah bulu-bulu dan duri. Kedua hasil modifikasi ini

berfungsi sebagai alat pelindung tumbuhan

Gambar 2.4 Jaringan Epidermis Pada Tumbuhan(Sumber : Bakhtiar, 2011: 27)

27

b. Jaringan Parenkim (Jaringan Dasar)

Jaringan dasar pada tumbuhan disebut jaringan parenkim. Ciri jaringan ini,

yaitu sel-sel penyusunnya berukuran besar dan memiliki dinding sel yang tipis.

Parenkim umumnya memiliki susunan sel yang renggang sehingga banyak

terdapat ruang antar sel. Protoplasmanya memiliki vakuola yang besar. Jaringan

ini berfungsi sebagai jaringan pengisi. Oleh karena itu, jaringan ini terdapat di

seluruh bagian tubuh tumbuhan. Jaringan parenkim juga berfungsi sebagai tempat

penyimpanan cadangan makanan dan tempat berlangsungnya proses fotosintesis.

Dengan kata lain, jaringan parenkim merupakan tempat terjadinya proses

metabolisme pada tumbuhan. Sel-sel parenkim yang terdapat di daun mengandung

klorofil. Sel-sel parenkim ini disebut mesofil. Mesofil terdiri atas jaringan dasar

dan jaringan bunga karang (spons) yang merupakan tempat berlangsungnya

fotosintesis pada daun. Sel-sel parenkim yang mengandung klorofil dan berada di

luar daun disebut klorenkim.

Gambar 2.5 Jaringan Parenkim Pada Tumbuhan(Sumber : Bakhtiar, 2011: 27)

c. Jaringan Penyokong (Sklerenkim dan Kolenkim)

28

Jaringan penyokong pada tumbuhan dibedakan atas dua jaringan, yaitu

kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim terdapat di dasar epidermis batang dan

berfungsi untuk menguatkan batang muda, tangkai daun, dan akar. Sklerenkim

berfungsi menyokong dan menguatkan jaringan dewasa. Jaringan kolenkim

tersusun atas sel-sel yang bagian sudut dindingnya mengalami penebalan seluosa.

Gambar 2.6 Jaringan Penyokong Pada Tumbuhan(Sumber : Bakhtiar , 2011: 27)

Sel-sel jaringan kolenkim mempunyai protoplasma dan tidak mempunyai dinding

sekunder, tetapi memiliki dinding primer yang lebih tebal dibandingkan yang

terdapat pada parenkim. Biasanya kolenkim berkelompok membentuk untaian

atau silinder. Kolenkim tidak memiliki dinding sekunder dan bahan penguat

(lignin), oleh karenanya kolenkim dapat menyokong batang tanpa menghambat

pertumbuhan batang tersebut. Kolenkim akan mengalami pertumbuhan mengikuti

daun dan akar yang disokongnya

d. Jaringan Endodermis

Endodermis adalah jaringan tumbuhan yang tersusun atas sel-sel yang

sebagian dindingnya mengalami proses penebalan sehingga menjadi sel gabus,

sedangkan bagian yang tidak menebal disebut sel penerus yang berfungsi sebagai

29

tempat lewatnya air dari bagian korteks ke silinder pusat. Jaringan ini hanya

tersusun oleh satu lapisan sel.

e. Jaringan Pengangkut (Xilem dan Floem)

Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas dua macam, yaitu xilem

danfloem. Kedua jaringan ini saling mendukung satu sama lain dalam sistem

transportasi tumbuhan.

1) Xilem (Pembuluh Kayu)

Xilem atau pembuluh kayu berfungsi untuk mengangkut air dan garam

mineral dari akar menuju daun. Xilem ini terdiri atas sel-sel trakea, trakeid,

serabut xilem, dan sel-sel jaringan parenkim xilem. Trakea yang mempunyai

nama lain elemen pembuluh, merupakan bagian dari xilem yang tersusun atas

sel-sel dan berbentuk tabung yang paling berhubungan pada ujung-ujungnya.

Di bagian dinding ujung sel trakea mengalami reduksi dan berubah menjadi

lubang-lubang preforasi. Berbeda dengan trakea, bentuk sel trakeid adalah

lancip dan panjang dengan keadaan dinding sel yang berlubang-lubang.

Lubang-lubang inilah yang kita kenal sebagai noktah. Keadaan dinding sel

xilem tebal, penebalan ini disebabkan oleh kandungan zat lignin (zat kayu)

yang membentuknya.

2) Floem

Nama lain jaringan floem adalah jaringan pembuluh tapis. Jaringan ini

berperan penting alam proses pengangkutan zat-zat hasil fotosintesis dari

30

daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Floem terdiri atas buluh tapis, sel

pengiring, parenkim, dan serabut floem (sklereid). Sel-sel buluh tapis pada

floem merupakan sel-sel yang berbentuk tabung, bagian ujungnya berlubang-

lubang. Tabung buluh tapis ini akan membentuk saluran yang saling

berhubungan satu sama lain dari pangkal hingga ke ujung tumbuhan. Saluran-

saluran pembuluh ini berdekatan dengan sel-sel pengiring. Bentuk sel

pengiring adalah silinder. Ukuran sel-selnya lebih besar dibandingkan dengan

sel-sel penyusun buluh tapis. Sel-sel pengiring juga mengandung plasma yang

pekat. Sel-sel yang menyusun serabut floem bentuknya panjang dengan

keadaan ujung-ujung saling berimpitan. Keadaan dinding selnya tebal dan

berperan sebagai penguat jaringan floem. Jaringan parenkim floem tersusun

atas sel-sel yang hidup dan memiliki dinding primer yang memiliki lubang-

lubang kecil bagian tersebut disebut noktah halaman. Sel-sel jaringan

parenkim floem ini tempat menyimpan zat tepung, damar, dan kristalkristal

pada tumbuhan.

1.12 Evaluasi Hasil Belajar

Menurut Dimyati Dan Mudjiono (2009: 192),”Evaluasi hasil belajar dan

pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran

yang akan dilaksanakan, melalui kegaitan penilaian dan pengukuran belajar dan

pembelajaran”.

Sedangkan pengertian pengukuran dalam kegaitan belajar dan

pembelajaran adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan belajar dan

31

pembelajaran dengan ukuran keberhasilan belajar dab pembelajaran yang telah

ditentukan secara kuantitatif (angka).

32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu, dituntut

menggunakan angka, mulai dari pungumpulan data, penafsiran terhadap data

tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006: 12). Sedangkan jenis

penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian

Tindakan Kelas yaitu suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan

melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau

meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas secara profesional

(Masnur 2011: 9). Secara umum penelitian tindakan kelas digunakan untuk

menemukan pemecahan masalah yang dihadapi seseorang dalam tugasnya sehari-

hari dimanapun tempatnya (Masnur 2011: 7)

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMAN 1 Kecamatan Mereubo

Kabupaten Aceh Barat. Waktu pelaksanaan pelitian ini adalah bulan 02 Desember

s.d 10 Desember 2013.

3.3 Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah seluruh siswa kelas XI

IA 2 Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kecamatan Meureubo yang berjumlah 23

orang. Subjek tersebut selanjutnya dijadikan sampel dalam pelaksanaan penelitian

33

tentang penerapan metode pembelajaran group investigation materi struktur dan

fungsi jaringan pada tumbuhan.

3.4 Rancangan Awal dan Siklus Penelitian

Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada

gambar berikut:

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di

dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil

34

Gambar 3.1 Alur PTK (Arikunto, 2006: 97)

atau dampak dari diterapkannya pengajaran kontekstual model pengajaran

berbasis masalah.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang

diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam dua siklus, yaitu siklus 1, 2, dan seterusnya, dimana

masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan

membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir

masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan

kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

3.5 Tehnik Pegumpulan Data

1.5.1 Observasi Lapangan

Menurut Kerlinger dalam Arikunto (2006: 222) Metode pengumpulan data

observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan

secara sistematis dengan prosedur yang terstandar. Observasi yang akan penulis

lakukan pada SMAN 1 Meureubo adalah dengan membuat sebuah instrumen

pengamatan guru, instrumen pengamatan siswa dan instrumen pengamatan

sekolah.

1.5.2 Angket

Menurut Syadioh (2010: 219) Angket merupakan suatu

tehnik pengumpulan data atau cara pengumpulan data secara

35

tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan

responden. Peneliti akan menyebarkan angket kepada siswa

SMAN 1 Meureubo kelas XI IPA 2. Angket akan berisi mengenai

penerapan metode Group Investigation dalam proses belajar.

1.5.3 Tes Formatif

Menurut Syadioh (2010: 223) Tes hasil belajar disebut juga tes

prestasi belajar, mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun

waktu tertentu. Dalam hal ini akan dilaksanakan dua jenis tes, pre-test dan post-

test. Pre-test digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sedangkan

post-test digunakan untuk mengetahui hasil akhir dari pembelajaran dan

keberhasilan penerapan metode. Tes tulis yang digunakan adalah tes obyektif pada

setiap siklus (siklus I, siklus II dan siklus III). Tes yang digunakan terdiri dari tes

awal dan tes akhir. Soal yang digunakan berupa pilihan ganda (a, b, c, d, e). Soal

yang diberikan pada tes awal dan tes akhir sama namun posisinya diacak, jumlah

soalnya 40 butir, satu soal memiliki bobot 2.5 .

1.6 Tehnik Analisis Data

1.6.1 Analisis Observasi dan Ketuntasan Belajar Siswa

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa,yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga

diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

36

Keterangan :   = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa

Σ N = Jumlah siswa

Sumber : Arikunto, 2006: 243

Seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai

65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah

mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase

ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

P= FN

x 100

Keterangan : P = Persentase Ketuntasan

F = Jumlah siswa yang tuntas belajar

N = Jumlah siswa

Sumber (Sudjana, 2001: 120)

Tabel 3.1 Kriteria Observasi Siswa

Nilai Kriteria

4

3

2

1

Sangat Baik

Baik

Tidak

Sangat Tidak Baik

Sumber: Sugiyono (2001: 8)

Tabel 3.2 Kriteria Nilai Ketuntasan Tes Tertulis

Kriteria Ketuntasan Minimal Keterangan

>70

<70

Tuntas

Tidak Tuntas

37

Sumber : SMAN 1 Meureubo

1.6.2 Analisis Data Angket

Terdapat 2 (dua) jawaban yang akan dimasukkan ke dalam angket, yaitu

jawaban negatif dan positif (ya atau tidak). Nantinya penulis akan

mengelompokkan jawaban-jawaban tersebut sehingga akan didapatkan sebuah

persentase mayoritas jawaban siswa yang mewakili pertanyaan penellitian.

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) Pada

Pembelajaran IPA.

1.1.1 Siklus Pertama

- Perencanaan

Pelaksanaan pembelajaran Group Investigation mengharuskan guru

merencanakan segala hal terkait skema metode kelompok yang harus

didiskusikan. Kegiatan yang dilakukanb dalam hal perencanaan adalah

sebagai Berikut:

1. Guru memberikan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal

siswa dalam pembelajaran

2. Siswa dapat mengidentifikasi organ penyusun struktur jaringan

pada tumbuhan

3. Siswa dapat membandingkanstruktur dan fungsi jaringan pada

tumbuhan

4. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam

tentang topik/tema materi yang akan dipelajari.

5. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media

pembelajaran, dan sumber belajar lain;

6. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara

peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

7. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran; dan

39

8. Penggunaan medel pembelajaran kooperatif tipe group

investigation dalam pemecahan masalah terkait materi struktur dan

fungsi jaringan pada tumbuhan

- Tindakan

Tindakan yang dilaksankan oleh guru selanjutnya adalah sebagai

berikut:

1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.

2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang

harus dikerjakan.

3. Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk materi tugas secara

kooperatif dalam kelompoknya.

4. Masing-masing kelompok membahas materi tugaas secara

kooperatif dalam kelompoknya.

- Kelompok 1 : Pengertian Jaringan

- Kelompok 2 : Struktur Pembentuk Jaringan

- Kelompok 3 : Fungsi Jaringan

- Kelompok 4 : Macam-macam jaringan pada tumbuhan

- Kelompok 5 : Macam-macam jaringan pada organ tumbuhan

5. Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua

kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil

pembahasannya.

6. Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil

pembahasannya.

40

7. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi

kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan.

- Observasi

Observasi yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut :

1. Observasi nilai siswa menggunakan tes formatif untuk mengetahui

ketercapaian pembelajaran yang diperoleh siswa.

2. Nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah adalah sebesar 73 (0 –

100)

3. Observasi tindakan dan perilaku siswa selama penelitian

berlangsung. Hal ini meliputi keaktifan dalam berdiskusi, keaktifan

dan perhatian dalam presentasi serta kedisiplinan siswa.

4. Observasi guru/peneliti dilakukan oleh guru pendamping mata

pelajaran biologi

- Refleksi

Pelaksanaan refleksi yang dilakukan oleh guru adalah mengamati

tingkah laku dan tindakan siswa selama penellitian berlangsung. Alat yang

digunakan dalam refleksi tersebut adalah angket siswa (lampiran).

1.1.2 Hasil Penelitian pada siklus I

1. Hasil Penelitian Pretest

Tabel 4.1 Analisis Hasil Belajar Siswa Pre-Test

No NIS NAMA L/P PRETESTKETUNTASAN

T TT

1 2483 Hendri Praditta M. L 42   TT

2 2487 Jaka Miswandi L 34   TT

3 2496 M. Yusuf Muliadi L 46   TT

4 2457 Adek Sulaiman L 46   TT

41

5 2527 Risky Efendi L 48   TT

6 2461 Al Aziz Badrur L 30   TT

7 2480 Fitria Rahma P 28   TT

8 2482 Helma P 50   TT

9 2490 Juliana Fitri P 50   TT

10 2511 Novalia P 48   TT

11 2521 Ramalia P 44   TT

12 2553 Desi Purnawirawa P 46   TT

13 2505 Nadya Agustina P 30   TT

14 2522 Refiyati P 48   TT

15 2531 Royi Resi Triani P 46   TT

16 2557 Sonya Maya Santi P 48   TT

17 2551 Husnul Mardhiah P 46   TT

18 2509 Nona Amanda P 48   TT

19 2526 Rita Safrida P 44   TT

20 2498 Maya Juliani P 48   TT

21 2549 Yulianda Aziz P 32   TT

22 2090 Firman Hernandez L 26   TT

23   Ferzam Septiandy L 22   TT

Sumber: Tabel Hasil Pengolahan Data Penelitian

2. Presentase Nilai Hasil Pretest

Tabel 4.2 Presentasi KKM Siswa

No KKM F %KeteranaganT TT

1 2 3 4 5 61. <73 23 100 - TT2. >73 - 0 - -

Total 100Sumber: Tabel Hasil Pengolahan Data Penelitian

Siswa yang melakukan pretest pada penelitian ini ada sejumlah 23

siswa. Pretest diberikan pada saat sebelum dimulainya proses penelitian.

Hasilnya adalah 100 % siswa tidak mencapai nilai ketentasan yang

ditetapkan yaitu sebesar 73.

Dari hasil test dapat diambil sebuah kesimpulan bahwasanya, rata-

rata siswa masih belum memahami isi dari materi yang diberikan oleh

guru. Sebagian siswa yang nilainya hampir mendekati nilai KKM

42

menyatakan bahwasanya materi yang dibawakan masih terlalu sulit untuk

dipahami oleh siswa.

3. Hasil Observasi Siswa

Table 4.3 Tabel Hasil Observasi Siswa

No NIS NAMA

L/P KEAKTIFAN PERHATIAN KEDISIPLINAN PENUGASAN

TOTAL NILAI

OBSERVASI

RATA-RATA

  a b C a b c a b c a b c

1 2483 Hendri Praditta M. L 2 2 3 2 2 3 4 2 4 3 2 2 31 3

2 2487 Jaka Miswandi L 2 2 3 2 2 3 4 2 4 2 4 4 34 3

3 2496 M. Yusuf Muliadi L 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 44 4

4 2457 Adek Sulaiman L 3 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 41 3

5 2527 Risky Efendi L 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 43 4

6 2461 Al Aziz Badrur L 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 43 4

7 2480 Fitria Rahma P 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 41 3

8 2482 Helma P 2 3 2 4 2 3 4 4 4 2 3 4 37 3

9 2490 Juliana Fitri P 2 2 3 2 2 2 4 2 4 2 3 4 32 3

10 2511 Novalia P 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 43 4

11 2521 Ramalia P 2 2 3 2 2 3 4 2 4 2 3 4 33 3

12 2553 Desi Purnawirawa P 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 46 4

13 2505 Nadya Agustina P 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 45 4

14 2522 Refiyati P 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 43 4

15 2531 Royi Resi Triani P 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 45 4

16 2557 Sonya Maya Santi P 2 2 3 2 2 4 4 2 4 2 3 4 34 3

17 2551 Husnul Mardhiah P 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 45 4

18 2509 Nona Amanda P 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 43 4

19 2526 Rita Safrida P 3 4 3 3 2 2 4 3 4 2 2 4 36 3

20 2498 Maya Juliani P 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 45 4

21 2549 Yulianda Aziz P 3 4 4 4 2 3 4 4 4 2 2 4 40 3

22 2090 Firman Hernandez L 2 3 3 3 3 2 4 3 4 4 2 4 37 3

23   Ferzam Septiandy L 2 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 4 36 3

4. Presentase Hasil Observasi Siswa Siklus I

Tabel 4.4 Presentase Hasil Observasi Siswa Siklus I

No Hasil Observasi F % Keterangan1 2 3 4 51 4 11 47 Sangat Baik

2 3 12 53 Baik

Total 100Sumber: Tabel Hasil Pengolahan Data Penelitian

43

5. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I

Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I

No Hasil Observasi ∑ x x Keterangan

1 3 60 3 Baik

Sumber: Tabel Hasil Pengolahan Data Penelitian

Dari hasil observasi siswa pada Siklus I maka diperolehlah sebuah

kesimpulan yaitu, 47 % siswa berperilaku sangat baik pada saat proses

belajar mengajar berlangsung dan 53 % siswa berkelakuan baik. Hal ini

dikarenakan sebagian besar siswa masih belum maksimal dalam

pembelajaran kelompok. Siswa masih merasa malu-malu untuk

mengeluarkan pendapatnya dalam menyelesaikan tugas dalam kelompok,

siswa lebih memilih diam pada saat diskusi berlangsung.

Sementara untuk hasil observasi yang dilakukan oleh guru

pendamping di Sekolah tersebut terhadap peneliti yang bertindak sebagai

pengajar dirasa Baik dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

6. Hasil Belajar Siswa Siklus I

Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa Siklus

No NIS NAMA L/P SIKLUS IKETUNTASAN

T TT

1 2483 Hendri Praditta M. L 74 T

2 2487 Jaka Miswandi L 74 T

3 2496 M. Yusuf Muliadi L 44 TT

4 2457 Adek Sulaiman L 72 T

5 2527 Risky Efendi L 66 TT

6 2461 Al Aziz Badrur L 68 TT

7 2480 Fitria Rahma P 50 TT

8 2482 Helma P 68 TT

9 2490 Juliana Fitri P 74 T

10 2511 Novalia P 74 T

11 2521 Ramalia P 42 TT

12 2553 Desi Purnawirawa P 74 T

44

No NIS NAMA L/P SIKLUS IKETUNTASAN

T TT

13 2505 Nadya Agustina P 74 T

14 2522 Refiyati P 74 T

15 2531 Royi Resi Triani P 66 TT

16 2557 Sonya Maya Santi P 74 T

17 2551 Husnul Mardhiah P 48 TT

18 2509 Nona Amanda P 74 T

19 2526 Rita Safrida P 44 TT

20 2498 Maya Juliani P 74 T

21 2549 Yulianda Aziz P 68 TT

22 2090 Firman Hernandez L 46 TT

23   Ferzam Septiandy L 44 TT

Sumber: Tabel Hasil Pengolahan Data Penelitian

7. Presentase Hasil Belajar Siklus I

Table 4.7 Presentase Hasil Belajar Siklus I

No KKM F %KeteranaganT TT

1 2 3 4 5 61. <73 12 53 - TT2. >73 11 47 T -

Total 100Sumber: Tabel Hasil Pengolahan Data Penelitian

Pada saat setelah dilaksanakan proses belajar mengajar pada Siklus

I, peneliti kembali mengadakan test. Test yang diberikan kepada siswa

adalah soal-soal yang telah diberikan saat pretest tersebut. Maka didapati

hasil 47 % siswa dapat mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan,

sementara 53 % atau sebagian besar dari siswa masih tidak dapat

melampaui nilai KKM yang telah ditetapkan.

Hal ini dikarenakan sebagaian besar siswa masih kurang dalam

menyimak pemaparan-pemaparan yang diberikan oleh peneliti dalam hal

penjelasan materi dab masih banyak siswa yang tidak mengeluarkan

pendapatnya saat diskusi berlangsung.

1.1.3 Hasil Penelitian pada siklus II

45

1. Hasil Observasi Siswa Siklus II

Tabel 4.8 Hasil Observasi Siswa Siklus IINo

NIS NAMAL/P KEAKTIFAN PERHATIAN KEDISIPLINAN PENUGASAN

TOTAL NILAI

OBSERVASI

RATA-RATA

  a b c a b c a b c a b c1 2483 Hendri Praditta M. L 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 42 42 2487 Jaka Miswandi L 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 42 43 2496 M. Yusuf Muliadi L 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 44 44 2457 Adek Sulaiman L 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 41 35 2527 Risky Efendi L 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 43 46 2461 Al Aziz Badrur L 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 43 47 2480 Fitria Rahma P 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 42 48 2482 Helma P 3 4 3 4 4 3 4 4 4 2 3 4 42 49 2490 Juliana Fitri P 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 43 410 2511 Novalia P 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 43 411 2521 Ramalia P 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 42 412 2553 Desi Purnawirawa P 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 46 413 2505 Nadya Agustina P 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 45 414 2522 Refiyati P 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 43 415 2531 Royi Resi Triani P 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 45 416 2557 Sonya Maya Santi P 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 42 417 2551 Husnul Mardhiah P 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 45 418 2509 Nona Amanda P 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 43 419 2526 Rita Safrida P 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 42 420 2498 Maya Juliani P 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 45 421 2549 Yulianda Aziz P 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 43 422 2090 Firman Hernandez L 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 42 423   Ferzam Septiandy L 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 42 4

2. Presentase Hasil Observasi Siswa Siklus II

Tabel 4.9 Presentase Hasil Observasi Siswa Siklus II

No Hasil Observasi F % Keterangan

1 2 3 4 51 4 22 97 Sangat Baik

2 3 1 3 Baik

Total 100Sumber: Tabel Hasil Pengolahan Data Penelitian

3. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II

Tabel 4.10 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II

No Hasil Observasi ∑ X Keterangan

1 3 60 3 Baik

Sumber: Tabel Hasil Pengolahan Data Penelitian

Dari hasil observasi siswa pada Siklus II maka diperolehlah hasil

97 % siswa sudah berkelakuan dengan sangat baik. Siswa sudah mampu

46

mnegeluarkan pendapatnya pada saat proses diskusi berlangsung dan siswa

senantiasa menyimak penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh guru

terkait dengan pembelajaran Struktur dan fungsi organ pada tumbuhan.

Terdapat 3 % siswa berkelakuan baik, peneliti yakin hal tersebut

merupakan sebuah kewajaran dalam hal pembelajaran dan siswa yang

berkelakuan baik tersebut juga mengikuti pembelajaran dengan baik juga.

Observasi terhadap guru peneliti yang dilakukan oleh guru

pendamping juga menunjukkan angka baik. Masih terdapat beberapa

kekurangan dalam hal penyampaian materi yang dilaksanakan oleh

peneliti. Hal tersebut dapat menjadi masukan kepada peneliti untuk lebih

baik ke depan.

4. Hasil Belajar Siswa Siklus II

Tabel 4.11 Hasil Belajar Siswa Siklus II

No NIS NAMA L/PSIKLUS

I

KETUNTASAN

T TT

1 2483 Hendri Praditta M. L 86 T  

2 2487 Jaka Miswandi L 96 T  

3 2496 M. Yusuf Muliadi L 88 T  

4 2457 Adek Sulaiman L 76 T  

5 2527 Risky Efendi L 74 T  

6 2461 Al Aziz Badrur L 92 T  

7 2480 Fitria Rahma P 92 T  

8 2482 Helma P 90 T  

9 2490 Juliana Fitri P 90 T  

10 2511 Novalia P 84 T  

11 2521 Ramalia P 76 T  

12 2553 Desi Purnawirawa P 88 T  

13 2505 Nadya Agustina P 96 T  

14 2522 Refiyati P 90 T  

15 2531 Royi Resi Triani P 96 T  

16 2557 Sonya Maya Santi P 96 T  

17 2551 Husnul Mardhiah P 92 T  

18 2509 Nona Amanda P 96 T  

47

No NIS NAMA L/PSIKLUS

I

KETUNTASAN

T TT

19 2526 Rita Safrida P 84 T  

20 2498 Maya Juliani P 86 T  

21 2549 Yulianda Aziz P 74 T  

22 2090 Firman Hernandez L 74 T  

23   Ferzam Septiandy L 74 T  

Sumber: Tabel Hasil Pengolahan Data Penelitian

5. Presentase Hasil Belajar Siklus II

Tabel 4.12 Hasil Belajar Siklus II

No KKM F %KeteranaganT TT

1 2 3 4 5 61. <70 0 0 - TT2. >70 23 100 T -

Total 100Sumber: Tabel Hasil Pengolahan Data Penelitian

Pada akhir pembelajaran Siklus II atau siklus akhir, peneliti

melakukan postest guna mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai

dalam proses belajar mengajar. Hasil yang diperoleh peneliti sangat

memuaskan, setelah dilakukan penilaian terhadap lembar jawaban siswa

maka 100 % siswa atau sebesar 23 orang siswa berhasil mencapai nilai 73

atau nilai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. Nilai ini juga menjadi

acuan kepada guru pendamping dalam memberikan nilai akhir pada siswa

pada saat semester 1 berakhir. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada

siklus II adalah 87.

1.1.4 Hasil Analisis Angket Penelitian

Table 4.13 Hasil Analisis Angket Penelitian

48

No Pertanyaan Ya TidakPersentase(%)Ya Tidak

1 2 3 4 5 61 Apakah anda sering melakukan

pembelajaran menggunakan metode

kelompok18 5 78 12

2 Apakah materi yang diberikan pada

kelompok merupakan pokok bahasan

atau sub bahasan pembelajaran biologi23 0 100 0

3 Apakah guru membimbing anda dalam

melakukan pembagian kelompok dan

mengarahkan nya25 0 100 0

4 Apakah anda senang dengan metode

pembelajaran kelompok 20 3 87 13

5 Apakah anda sering diminta untuk

maju ke depan mempresentasikan hasil

diskusi kelompok anda ?23 0 100 0

6 Apakah anda mengerjakan semua

tugas ? 20 3 87 13

7 Apakah anda menyelesaikan tugas

secara bersama-sama?  20  3 87 13

8 Apakah metode pembelajaran

kelompok menurut anda efektif dalam

proses pembelajran20 3 100 13

9 Apakah tugas yang diberikan sesuai

dengan materi yang diajarkan ? 23 0 100 0

10 Apakah metode diskusi kelompok

yang diberikan kepada anda dapat   

memudahkan memahami konsep

19 4 83 17

49

No Pertanyaan Ya TidakPersentase(%)Ya Tidak

1 2 3 4 5 6pembelajaran biologi

Sumber: Tabel Hasil Pengolahan Data Penelitian

Setelah Siklus II berakhir, peneliti menyebarkan angket untuk mengetahui

bagaimana perkembangan proses belajar mengajar siswa pada saat terdahulu.

Point pertama yang ingin diketahui mengenai intensitas penggunaan metode

kelompok dalam proses pembelajaran dari 23 siswa, 18 orang atau sebesar 78 %

menyatakan bahwa sering menggunakan metode kelompok dalam proses

pembelajaran. Dan 100 % siswa menyatakan materi yang diberikan pada

kelompok merupakan pokok bahasan atau sub bahasan pembelajaran biologi.

Terdapat 13 % siswa yang tidak menyukai sistem pembelajaran kelompok

dalam proses pembelajaran. Beberapa siswa tersebut merasa sistem pembelajaran

kelompok membatasi mereka dalam hal kreatifitas dalam mengerjakan tugas dan

merasa dibatasi dalam kelompok.

Dalam melaksanakan pengerjaan tugas, seluruh siswa atau 87 % siswa

mengerjakan seluruh tugas yang diberikan oleh guru, tetapi terdapat 13 % siswa

yang masih belum menyelesaikan seluruh tugas yang diberikan. Hal ini

dikarenakan kendala waktu yang cukup singkat dan tingkat kesulitan dari soal

yang diberikan oleh guru.

Pada akhir bagian angket 83 % siswa merasa metode pembelajaran

kelompok dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam proses

pembelajaran dan terdapat 17 % siswa yang merasa pembelajaran kelompok tidak

menyelesaikan masalah-masalah dalam proses pembelajaran, penyebabnya adalah

50

siswa berpendapat sistem kelompok sulit bagi diri siswa untuk melakukan

pengembangan diri.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

51

Setelah dilaksanakan penelitian tentang Penerapan Metode Group

Investigation Pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Pada Tumbuhan Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 1 Meureubo, maka diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat Pengaruh yang signifikan pada penerapan Metode Group

Investigation Pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Pada Tumbuhan

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 1 Meureubo.

Hal ini terlihat pada pelaksanaan post test siklus II. Sebanyak 100 % atau

23 siswa memperoleh nilai diatas KKM yang ditetapkan oleh sekolah.

2. Pada saat pelaksanaan Siklus II berlangsung, 97 % siswa berperilaku

sangat baik pada saat proses belajar mengajar dan 3 % siswa berkelakuan

baik. Terjadi kenaikan yang cukup signifikan sebesar 50% pada siswa

yang berperilaku sangat baik.

3. 83 % siswa merasa metode pembelajaran kelompok dapat menyelesaikan

masalah-masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran dan terdapat

17 % siswa yang merasa pembelajaran kelompok tidak menyelesaikan

masalah-masalah dalam proses pembelajaran, penyebabnya adalah siswa

berpendapat sistem kelompok sulit bagi diri siswa untuk melakukan

pengembangan diri.

4. Hasil wawancara menunjukkan bahwa kesuluruhan proses pembelajaran

yang dilaksanakan di SMAN 1 Meureubo berjalan cukup baik. Kesulitan

yang dihadapi yaitu kurangnya sarana dan prasarana pendukung

pembelajaran. Contohnya adalah keterbatasan infokus yang terdapat di

52

Sekolah, hal ini mengharuskan guru mengatur jadwal yang ketat dalam

penggunaannya

5.2 Saran

Setelah penelitian berlangsung didapat beberapa rekomendasi atau saran

yang berguna untuk kebaikan di masa mendatang. Antara lain :

1. Untuk SMAN 1 Meureubo sebaiknya dapat mengirim atau mengutus

beberapa orang guru untuk mengikuti pelaksanaan berbagai seminar dan

loka karya terkait metode pembelajaran yang dapat diterapkan kepada

siswa guna meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Dinas Pendidikan Aceh Barat sebaiknya terus menerus melakukan

penelitian dan pemantauan terhadap proses belajar mengajar di Sekolah-

sekolah. Hal ini dimaksudkan supaya terciptanya generasi pendidikan

yang dapat bersaing setelah menyelesaikan masa studinya.

3. Untuk Dewan Guru sebaiknya dapat melakukan pengembangan dalam

metode pembelajaran. Pengembangan ini sangat berguna untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa karena metode pengajaran lama

seperti ceramah sudah tidak efektif dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa

4. Untuk Mahasiswa STKIP Bina Bangsa, skripsi ini dapat menjadi acuan

atau pedoman dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Berbagai

refrensi dan pedoman yang digunakan diharapkan dapat menjadi acuan

dalam pembuatan dokumen-dokumen skripsi lainnya sehingga dapat

53

menambahkan kekayaan pengetahuan khususnya di Lingkungan STKIP

Bina Bangsa.

54

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta :Rineka Cipta

Bakhtiar, S. 2011. Biologi SMA / MA Kelas XI, Jakarta : Pusat Kurikulum Dan Perbukuaan, Kementrian Pendidikan Nasional

Budimansyah. 2004. Belajar Kooperatif Model Penyelidikan Kelompok dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas V SD. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program studi pendidikan Bahasa dan Sastra SD. Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Dimyati dan Mudjiono.2009. Belajar dan Pembelajaran Belajar dan Pembelajaran .Jakarta: Rineka Cipta

Endang , S. 2011. Buku Sekolah Elektronik Ilmu Pendidikan Alam SMA Mata Pelajaran Biologi Kelas XI. Jakarta: Depdiknas.

Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif.Jakarta : Raja Grafindo Persada

Maimunah. 2005. Pembelajaran Volume Bola dengan Belajar Kooperatif Model GI pada Siswa Kelas X SMA Laboratorium UM. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Masnur, Muslich. 2011. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah. Jakarata : Bumi Akasara

Nana , Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Konstektual Penerapan dalam KBK. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sudjatmiko. 2003 . Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan – Dijen Dikdasmen Depdiknas

Sukmadinata, Syaodih Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Supandi. 2005. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode GI untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sutopo, HB. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

55

LAMPIRAN

56

SILABUS

Nama Sekolah : SMAN 1 Mereubo Kelas/ Program : XI / IPAMata Pelajaran : Biologi Semester :1Tingkat Pendidikan : SMAN 1 Meureubo TahunPelajaran : 2013/2014

Standar Kompetensi : 1. Memahami struktur dan fungsi Jaringan sebagai unit terkecil kehidupan

KompetensiDasarKompetensiSebagai

HasilBelajar

NilaiBudaya Dan KarakterBangsa

Kewirausahaan/

EkonomiKreatif

MateriPembelajaran

KegiatanPembelajaran

IndikatorPencapaianKompetensi

PenilaianAlokasiWakt

u

SumberBelajar

1.1. Mendeskripsikankomponen kimiawi Jaringan, struktur, danfungsi Jaringans ebagai unit terkecil kehidupan

Membuat peta konsep Jaringan

Membuat Kelompok Diskusi Jaringan Tumbuhan

Mendiskusikan dalam kelompok tentang

Menggambar Jaringansesuai dengan hasil Diskusi Kelompok

Membedakan struktur Jaringan hidup dan Jaringan mati

Membedakan struktur Jaringan tumbuhan

Jujur Kerja keras Toleransi Rasa ingin

tahu Komunikati

f Menghargai

prestasi Tanggung

Jawab Peduli

lingkungan

Percaya diri Berorientasi

tugas dan hasil

Struktur Jaringan dan fungsi Jaringan meliputi:1. Membran

Jaringan2. Sitoplasma3. Inti Jaringan

Jaringan tumbuhan

Jaringan prokariotik dan Jaringan eukariotik

Mengamati struktur Jaringan tumbuhan

Membuat Kelompok diskusi Jaringan tumbuhan

Menggambar struktur Jaringan berdasarkan hasil Diskusi kelompok

Membandingkan struktur Jaringan hidup dan Jaringan mati

Membandingkan struktur Jaringan tumbuhan

Menjelaskan struktur dan fungsi membran Jaringan, sitoplasma, dan inti Jaringan

Mendeskripsikan perbedaan struktur Jaringan prokariotik dan eukariotik

Uji Kompetensi Tertulis.Soal pilihan Ganda sebannyak 35 Soal, terdiri dari Pretest dan Post Test

4 x 45 Sumber:Buku

Biologi kelas XI SMA

Lingkungan sekitar

InternetBSE

Biologi

Bahan: LKS, Pedoman Diskusi Kelompok

Mengetahui :Guru Mata Pelajaran Biologi

Meulaboh, 15 Desember 2013Peneliti,

48

Sukma MurniNIP. 197604242005042001

Siti KhatijahNIM. 2201100014

49

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

JenjangSekolah : SMAN 1 Mereubo

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : XI

Alokasi waktu : 4 X 40’ ( 2x Pertemuan )

Standar Kompetensi 1.

Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

Kompetensi Dasar 1.1

Mendeskripsikan komponen kimiawi Jaringan, struktur, dan fungsi Jaringan sebagai unit terkecil kehidupan

A. Indikator Pembelajaran1. Menjelaskan struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan2. Membandingkan struktur sel hidup dan sel mati3. Membandingkan struktur sel dan jaringan pada tumbuhan4. Menjelaskan struktur dan fungsi Jaringan5. Mendeskripsikan perbedaan struktur jaringan

B. Tujuan Pembelajaran1. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan2. Siswa dapat menyebutkan organ Siswa dapat menjelaskan struktur dan

fungsi jaringan pada tumbuhan3. Siswa dapat mengidentifikasi organ penyusun jaringan pada tumbuhan4. .Siswa dapat Menjelaskan struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan5. Siswa dapat Mendeskripsikan perbedaan struktur sel dan jaringan pada

tumbuhan

C. Materi PembelajaranSistempernafasan pada manusia dan hubungannyadengankesehatan.

Fungsi Dan Struktur Jaringan Pada Tumbuhan1. Jenis-jenis jaringan pada tumbuhan2. Organ-organ pembentuk jaringan pada tumbuhan

Fungsi Jaringan pada tumbuhan

50

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline)

Rasa hormat dan perhatian (respect)

Tekun (diligence) Tanggungjawab

(responsibility)

Ketelitian (carefulness)

D. Metode Pembelajaran1. Pendekatan : Pembelajaran Kooperatif2. Metode : Diskusi, informasi, eksperimen dan

observasi3. Model Pembelajaran : Group Investigation

E. Langkah-langkah Pembelajaran1. KegiatanPendahuluan

Motivasi dan Apersepsi: Ketika Anda pergi ke Sekolah apakah anda memperhatikan

bagaimana bentuk dalam tumbuhan? Apakah tumbuhan memiliki sel seperti manusia dan hewan? Apayang membuat anda tertarik mempelajari sel tumbuhan ?

Prasyaratpengetahuan: Apakah yang dimaksuddengan jaringan ? Apakah yang dimaksudStruktur dan Fungsi jaringan tumbuhan ?

Praeksperimen: Perhatikan jaringan tumbuhan di depan

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:1. Guru memberikan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal

siswa dalam pembelajaran2. Siswa dapat mengidentifikasi organ penyusun struktur jaringan pada

tumbuhan 3. Siswa dapat membandingkanstruktur dan fungsi jaringan pada

tumbuhan 4. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam

tentang topik/tema materi yang akan dipelajari.5. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media

pembelajaran, dan sumber belajar lain;6. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara

peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

51

7. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

8. Penggunaan medel pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam pemecahan masalah terkait materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan.

ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru:1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.

( Karakter yang diharapkan Ketelitian)2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang

harus dikerjakan. ( Karakter yang diharapkanTanggungJawab)3. Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk materi tugas secara

kooperatif dalam kelompoknya.(Karakter yang diharapkan Rasa Hormat,Perhatian )

4. Masing-masing kelompok membahas materi tugaas secara kooperatif dalam kelompoknya.- Kelompok 1 : Pengertian Jaringan- Kelompok 2 : Struktur Pembentuk Jaringan- Kelompok 3 : Fungsi Jaringan- Kelompok 4 : Macam-macam jaringan pada tumbuhan- Kelompok 5 : Macam-macam jaringan pada organ tumbuhan

5. Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.

6. Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya.

7. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan.

KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi, guru:1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa 2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

3. Kegiatan PenutupDalam kegiatan penutup, guru:a. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.b. Guru memberi tugas rumah.

Pertemuan Keduai. Kegiatan Pendahuluan

Motivasi

52

Bagaimana bentuk dari sel tumbuhan ? Sebutkan organ-organ penyusun sel tersebut ?

Pengetahuan Prasyarat Siswa telah memahami tentang struktur dan fungsi jaringan

pada tumbuhan

ii. Kegiatan Inti Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Siswa dapat mengerti dan paham tentang materi yang di diskusikan

pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang struktur dan fungsi

jaringan pada tumbuhan

Siswa dapat menyebutkan organ penyusun jaringan pada tumbuhan

Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam

tentang topik/tema materi yang akan dipelajari

Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media

pembelajaran, dan sumber belajar lain;

Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara

peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran; dan

ElaborasiDalam kegiatan elaborasi, guru: Guru menugaskan siswa untuk kembali pada kelompok yang telah

dibentuk pada pertemuan sebelumnya Siswa dengan arahan dan pemantauan guru kembali melanjutkan

diskusi tentang struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan Guru menugaskan kelompok yang telah menyelesaikan diskusinya

untuk maju memaparkan hasil temuan pada diskusi kelompok tersebut.

Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

53

Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi, guru:

Memberikan Umpan Balik Positif Dan Penguatan Dalam Bentuk Lisan, Tulisan, Isyarat, Maupun Hadiah Terhadap Keberhasilan Peserta Didik,

Memberikan Konfirmasi Terhadap Hasil Eksplorasi Dan Elaborasi Peserta Didik Melalui Berbagai Sumber,

Memfasilitasi Peserta Didik Melakukan Refleksi Untuk Memperoleh Pengalaman Belajar Yang Telah Dilakukan,

Memfasilitasi Peserta Didik Untuk Memperoleh Pengalaman Yang Bermakna Dalam Mencapai Kompetensi Dasar:

Berfungsi Sebagai Narasumber Dan Fasilitator Dalam Menjawab Pertanyaan Peserta Didik Yang Menghadapi Kesulitan, Dengan Menggunakan Bahasa Yang Baku Dan Benar;

Membantu Menyelesaikan Masalah; Memberi Acuan Agar Peserta Didik Dapat Melakukan Pengecekan

Hasil Eksplorasi; Memberi Informasi Untuk Bereksplorasi Lebih Jauh; Memberikan Motivasi Kepada Peserta Didik Yang Kurang Atau

Belum Berpartisipasi Aktif.

3. KegiatanPenutupDalam kegiatan penutup, guru:

bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

Mengadakan Post test

F. Media Pembelajaran

54

1. Gambar Encarta Organ Tumbuhan

2. Kotak Arisan bernomor

G. Penilaian.Indikator Pencapaian

Kompetensi

Teknik

Penilaian

Bentuk

InstrumenInstrumen/ Soal

Menjelaskan struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan

Membandingkan struktur sel hidup dan sel mati

Membandingkan struktur sel tumbuhan

Menjelaskan struktur dan fungsi membran sel, sitoplasma, dan inti sel

Mendeskripsikan perbedaan struktur sel prokariotik dan eukariotik

Tes tulis

Tes tulis

Tes PG pre

test

Tes PG

post test

Pembentukan Cabang Akar

Pada Tumbuhan Dikotil Terjadi

Karena Aktivitas ….

A. Floem

B. Endodermis

C. Parenkim

D. Perisikel

E. Korteks

Soal terdiri dari pilihan ganda

yang berjumlah 35 butir soal.

H. Sumber Pembelajaran1. Buku IPA Terpadu

Tim Abdi Guru. 2007. IPA Biologi SMA Kelas XI . Gramedia : Jakarta

Syamsuri, Istamar. 2007. Buku Biologi . Erlangga : Jakarta8. Buku IPA yang relevan

Kamaludin, Andi . 2007, Bebas Remidial Pintar IPA Biologi Kelas XI SMA . Andi Publisher : Jakarta

Kamaludin, Andi . 2007, Super Pintar IPA Biologi SMA Kelas XI. Andi Publisher : Jakarta

9. Buku Sekolah Elektronik ( BSE) Kemendiknas

Mengetahui :Guru Mata Pelajaran Biologi

Sukma MurniNIP. 197604242005042001

Meulaboh, 15 Desember 2013Peneliti,

Siti KhatijahNIM. 2201100014

55

56

LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS I

Komponen Siswa

No Hal yang Diamati Skor

Siswa 1 2 3 4

1 Keaktifan dalam pembagian kelompok

a. Siswa tertib dalam pembagian kelompokb. Siswa langsung berbaur saat sudah berada di

kelompokc. Siswa lansung mencari jawaban dari materi yang

diberikan untuk kelompok

2 Keaktifan Dalam kelompok:

a. Siswa aktif dalam berdiskusib. Siswa aktif Menyampaikan pendapatnya saat

kelompok presentasic. Siswa aktif mengajukan pertanyaan

3 Perhatian siswa dalam kelompok :

a. Diam, tenangb. Terfokus pada materic. Antusias

4 Keaktifan Siswa saat presentasi

a. Penyampaian Presentasi Di Depan Kelasb. Cara Penyampaian Informasi Saat Di Depan Kelasc. Pemberian jawaban pada saat presentasi di depan

kelas5 Penugasan :

a. Mengerjakan semua tugasb. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai waktunyac. Mengerjakan sesuai dengan perintah

Keterangan;

4 : Sangat Baik

3 : Baik

2 : Tidak Baik

1 : Sangat Tidak Baik

57

LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS II

Komponen Siswa

No Hal yang Diamati Skor

Siswa 1 2 3 4

1 Keaktifan dalam pembagian kelompok

d. Siswa tertib dalam pembagian kelompoke. Siswa langsung berbaur saat sudah berada di

kelompokf. Siswa lansung mencari jawaban dari materi yang

diberikan untuk kelompok

2 Keaktifan Dalam kelompok:

d. Siswa aktif dalam berdiskusie. Siswa aktif Menyampaikan pendapatnya saat

kelompok presentasif. Siswa aktif mengajukan pertanyaan

3 Perhatian siswa dalam kelompok :

d. Diam, tenange. Terfokus pada materif. Antusias

4 Keaktifan Siswa saat presentasi

d. Penyampaian Presentasi Di Depan Kelase. Cara Penyampaian Informasi Saat Di Depan Kelasf. Pemberian jawaban pada saat presentasi di depan

kelas5 Penugasan :

d. Mengerjakan semua tugase. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai waktunyaf. Mengerjakan sesuai dengan perintah

Keterangan;

4 : Sangat Baik

3 : Baik

2 : Tidak Baik

1 : Sangat Tidak Baik

58

LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS I

Komponen GuruNo Hal yang Diamati Skor

Guru 1 2 3 41 Penguasaan Materi:

a. Kelancaran menjelaskan materi b. Kemampuan menjawab pertanyaan

c. Keragaman pemberian contoh 2 Sistematika penyajian:

a. Ketuntasan uraian materib. Uraian materi mengarah pada tujuanc. Urutan materi sesuai dengan SKKD

3 Penerapan Metode:a. Ketepatan pemilihan metode sesuai materib. Keseuaian urutan sintaks dengan metode yang digunakanc.Mudah diikuti siswa

4 Penggunaan Media:a. Ketepatan pemilihan media dengan materi b. Ketrampilan menggunakan mediac. Media memperjelas terhadap materi

5 Performance:a. Kejelasan suara yang diucapkanb. Kekomunikatifan guru dengan siswac. Keluwesan sikap guru dengan siswa

6 Pemberian Motivasi:a. Keantusiasan guru dalam mengajarb. Kepedulian guru terhadap siswac. Ketepatan pemberian reward dan punishman

Keterangan;4 : Sangat Baik3 : Baik2 : Tidak Baik1 : Sangat Tidak Baik

Mengetahui :Guru Mata Pelajaran Biologi

Sukma MurniNIP. 197604242005042001

Meulaboh, 15 Desember 2013Peneliti,

Siti KhatijahNIM. 2201100014

59

LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS II

Komponen GuruNo Hal yang Diamati Skor

Guru 1 2 3 41 Penguasaan Materi:

a. Kelancaran menjelaskan materi b. Kemampuan menjawab pertanyaan

c. Keragaman pemberian contoh 2 Sistematika penyajian:

a. Ketuntasan uraian materib. Uraian materi mengarah pada tujuanc. Urutan materi sesuai dengan SKKD

3 Penerapan Metode:a. Ketepatan pemilihan metode sesuai materib. Keseuaian urutan sintaks dengan metode yang digunakanc.Mudah diikuti siswa

4 Penggunaan Media:d. Ketepatan pemilihan media dengan materi e. Ketrampilan menggunakan mediaf. Media memperjelas terhadap materi

5 Performance:d. Kejelasan suara yang diucapkane. Kekomunikatifan guru dengan siswaf. Keluwesan sikap guru dengan siswa

6 Pemberian Motivasi:d. Keantusiasan guru dalam mengajare. Kepedulian guru terhadap siswaf. Ketepatan pemberian reward dan punishman

Keterangan;4 : Sangat Baik3 : Baik2 : Tidak Baik1 : Sangat Tidak Baik

Mengetahui :Guru Mata Pelajaran Biologi

Sukma MurniNIP. 197604242005042001

Meulaboh, 15 Desember 2013Peneliti,

Siti KhatijahNIM. 2201100014

60

ANGKET SISWA

A. Jawab pertanyaan di bawah ini dengan menconteng ya atau tidak.

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah anda sering melakukan pembelajaran

menggunakan metode kelompok

2 Apakah materi yang diberikan pada kelompok merupakan

pokok bahasan atau sub bahasan pembelajaran biologi

3 Apakah guru membimbing anda dalam melakukan

pembagian kelompok dan mengarahkan nya

4Apakah anda senang dengan metode pembelajaran

kelompok

5Apakah anda sering diminta untuk maju ke depan

mempresentasikan hasil diskusi kelompok anda ?

6 Apakah anda mengerjakan semua tugas ?

7 Apakah anda menyelesaikan tugas secara bersama-sama?

8Apakah metode pembelajaran kelompok menurut anda

efektif dalam proses pembelajran

9Apakah tugas yang diberikan sesuai dengan materi yang

diajarkan ?

10

Apakah metode diskusi kelompok yang diberikan kepada

anda dapat    memudahkan memahami konsep

pembelajaran biologi

61