bab i

9
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah pelayanan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan oleh pemerintah dan atau masyarakat secara terpadu, terintegrasi, dan berkesinambungan (Departemen Kesehatan R.I, 2009). Penyelenggaraan upaya kesehatan didukung oleh sumber daya kesehatan yang terdiri atas tenaga kesehatan, sarana kesehatan, perbekalan kesehatan, pengelolaan kesehatan, serta penelitian dan pengembangan kesehatan. Apotek merupakan salah satu sarana kesehatan yang berperan penting dalam pendistribusian dan pemberian informasi obat kepada masyarakat. Sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan, apotek memiliki peranan penting dalam upaya 1

Upload: tyas-friska-dewi

Post on 28-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah

keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

ekonomis. Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat yang optimal adalah pelayanan peningkatan kesehatan (promotif),

pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan

pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan oleh pemerintah dan

atau masyarakat secara terpadu, terintegrasi, dan berkesinambungan

(Departemen Kesehatan R.I, 2009).

Penyelenggaraan upaya kesehatan didukung oleh sumber daya

kesehatan yang terdiri atas tenaga kesehatan, sarana kesehatan, perbekalan

kesehatan, pengelolaan kesehatan, serta penelitian dan pengembangan

kesehatan. Apotek merupakan salah satu sarana kesehatan yang berperan

penting dalam pendistribusian dan pemberian informasi obat kepada

masyarakat.

Sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan, apotek memiliki

peranan penting dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Menurut

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009 tentang

Pekerjaan Kefarmasian, dijelaskan bahwa apotek adalah sarana pelayanan

kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. Pelayanan

kefarmasian yang dimaksud adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung

jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud

mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu

sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau

penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,

pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat

tradisional.

1

Page 2: BAB I

Apotek berdasarkan Kepmenkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002

adalah suatu tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian, penyaluran perbekalan

farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1027/Menkes/SK/IX/2004

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di apotek dijelaskan bahwa apoteker

adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah

mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan

berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker

(Departemen Kesehatan R.I, 2004).

Pelayanan apotek saat ini telah berubah orientasi dari drug oriented

menjadi patient oriented dengan berasaskan pharmaceutical care. Kegiatan

pelayanan farmasi yang tadinya hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai

komoditi telah diubah menjadi pelayanan yang komprehensif dan bertujuan

untuk meningkatkan kualitas hidup pasien (Departemen Kesehatan R.I, 2004).

Pelayanan yang bermutu selain mengurangi risiko terjadinya

medication error, juga memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat

sehingga masyarakat akan memberikan persepsi yang baik terhadap apotek.

Untuk menjamin mutu pelayanan farmasi kepada masyarakat, telah

dikeluarkan standar pelayanan farmasi apotek yang meliputi sumber daya

manusia, sarana dan prasarana, pelayanan resep (tidak hanya meliputi

peracikan dan penyerahan obat tetapi juga termasuk pemberian informasi

obat), konseling, memonitor penggunaan obat, edukasi, promosi kesehatan,

dan evaluasi terhadap pengobatan (antara lain dengan membuat catatan

pengobatan pasien). Semakin pesatnya perkembangan pelayanan apotek dan

semakin tingginya tuntutan masyarakat, menuntut pemberi layanan apotek

harus mampu memenuhi keinginan dan selera masyarakat yang terus berubah

dan meningkat (Departemen Kesehatan R.I, 2004).

2

Page 3: BAB I

Sebagai bentuk pendidikan dan latihan bagi calon apoteker untuk

memahami dan mengerti peran dan tanggung jawab apoteker di apotek serta

mengetahui segala kegiatan di apotek, maka Program Studi Pendidikan Profesi

Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan PT.

Kimia Farma Apotek Bisnis Manajer Bandung menyelenggarakan Praktek

Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di apotek, khususnya apotek Kimia Farma 51,

Jalan Ir. H. Juanda No.69 Bandung, yang dilaksanakan pada tanggal 2 - 31

Agustus 2012.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker

Berdasarkan latar belakang diatas, program PKPA di apotek ini

bertujuan agar calon apoteker dapat mempelajari melalui pengalaman kerja

langsung semua kegiatan-kegiatan yang ada di apotek, diantaranya adalah:

1. Meningkatkan pemahaman calon apoteker mengenai peran, fungsi, posisi

serta tanggung jawab seorang apoteker dalam memberikan pelayanan

kefarmasian di apotek.

2. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan,

keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan

kefarmasian di apotek.

3. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk melihat dan

mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam

rangka pengembangan praktek farmasi komunitas di apotek.

4. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai

tenaga farmasi yang profesional.

5. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di

apotek.

3

Page 4: BAB I

1.3 Waktu dan Tempat Praktek Kerja Profesi Apoteker

1.3.1 PT. Kimia Farma Apotek

Kimia Farma merupakan salah satu perusahaan terdepan dalam

industri farmasi Indonesia. Perusahaan farmasi pertama didirikan pada

awal tahun 1917 di Hindia Timur yang bernama NV Chemicalien

Handle Rathkamp & Co. Pada tahun 1958 dengan adanya kebijakan

nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda, pemerintah melebur

sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhinneka Kimia Farma.

Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk hukumnya diubah

menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT. Kimia Farma (Persero).

Sejak tanggal 4 Juli 2001 Kimia Farma menjadi perusahaan publik di

Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

PT. Kimia Farma Tbk. sejak tahun 2002 terdiri dari 2 anak

perusahaan yaitu PT. Kimia Farma Apotek dan PT. Kimia Farma

Trading & Distribution. PT. Kimia Farma Apotek sekarang memiliki

404 Apotek yang tersebar di seluruh Indonesia, sedangkan PT. Kimia

Farma Trading & Distribution saat ini memiliki 3 wilayah pasar

(Sumatra, DKI & Jateng, dan Jatim & Indonesia wilayah timur), dan

41 cabang PBF (Pedagang Besar Farmasi).

Tujuan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. adalah turut serta dalam

melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan serta program pemerintah

di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya,

khususnya kegiatan usaha di bidang industri kimia, farmasi, biologi,

dan kesehatan serta industri makanan dan minuman. Selain itu juga

bertujuan untuk mewujudkan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. sebagai

salah satu pemimpin pasar (market leader) di bidang farmasi yang

tangguh.

Terdapat dua jenis apotek di Kimia Farma, yaitu Apotek

Administrator yang sekarang disebut sebagai Business Manager (BM)

dan Apotek Pelayanan. Apotek BM membawahi beberapa Apotek

Pelayanan yang berada dalam suatu wilayah. Apotek BM bertugas

4

Page 5: BAB I

menangani pembelian, penyimpanan barang dan administrasi apotek

pelayanan yang berada di bawahnya.

Melalui konsep BM diharapkan pengelolaan aset dan keuangan

dari apotek dalam satu area menjadi lebih efektif dan efisien,

demikian juga kemudahan dalam pengambilan keputusan-keputusan

yang menyangkut antisipasi dan penyelesaian masalah. Secara umum

keuntungan yang didapat melalui konsep BM adalah :

a. Apotek-apotek pelayanan akan lebih fokus pada kualitas

pelayanan, sehingga mutu pelayanan akan meningkat yang

diharapkan berdampak pada peningkatan penjualan. Fokus dari

apotek pelayanan adalah pelayanan perbekalan farmasi dan

informasi obat pasien sehingga layanan apotek yang berkualitas

dan berdaya saing mendukung dalam pencapaian laba melalui

penjualan setinggi-tingginya.

b. Koordinasi modal kerja menjadi lebih mudah.

c. Efisiensi biaya administrasi dengan mengurangi jumlah tenaga

administrasi.

d. Meningkatkan bargaining dengan pemasok untuk memperoleh

sumber barang dagangan yang lebih murah.

1.3.2 Visi dan Misi PT. Kimia Farma Apotek

Visi PT. Kimia Farma Apotek adalah menjadi perusahaan

jaringan layanan farmasi terkemuka di Indonesia dan berkomitmen

pada peningkatan kualitas kehidupan, kesehatan, dan lingkungan.

Sedangkan misinya adalah mengembangkan industri kimia dan farmasi

dengan melakukan penelitian dan pengembangan produk yang

inovatif, mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan terpadu (health

care provider) yang berbasis jaringan distribusi dan jaringan apotek,

dan yang terakhir adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia

dan mengembangkan sistem informasi perusahaan.

5

Page 6: BAB I

1.3.3 Apotek Kimia Farma 51 Bandung

Apotek Kimia Farma 51 berada di Jl Ir. H. Juanda no 69

Bandung yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan berada di

pusat kota.

Bangunan Apotek Kimia Farma 51 terdiri dari ruang

penerimaan resep, ruang penyiapan obat, ruang racik, ruang tunggu

pasien, ruang praktik dokter, ruang penyerahan obat dan konsultasi

dengan apoteker, ruang swalayan farmasi, mushola, kamar mandi,

gudang obat dan alat kesehatan serta tempat parkir.

Apotek Kimia Farma 51 dipimpin oleh Manajer Apotek

Pelayanan yang bertanggung jawab baik dalam

pelayanan,pengelolaan administrasi maupun dalam pengelolaan

sumber daya manusia. Manajer Apotek Pelayanan membawahi

langsung 2 Supervisor apotek yang dibantu oleh 3 apoteker

Pelayanan Informasi Obat, asisten apoteker bagian peracikan,

asisten apoteker bagian pembelian, pembantu asisten apoteker.

6