bab i

27
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumor dalam arti luas hanya merupakan suatu benjolan atau pembengkakan yang dapat disebabkan oleh edema atau perdarahan dalam jaringan. Namun istilah tumor sekarang ini hanya semata-mata untuk massa neoplastik yang dapat menyebabkan benjolan pada permukaan tubuh. Suatu tumor dikatakan jinak bila ciri- ciri makroskopik dan sitologinya tergolong relatif tidak berbahaya yaitu diantaranya tetap dilokalisasi, tidak dapat menyebar ketempat yang lain, oleh karena itu biasanya mudah diangkat dengan pembedahan lokal dan tidak menyebabkan kematian. Pada tumor jinak tata nama ditambahkan dengan akhiran “oma” pada jenis sel dari mana tumor tersebut timbul. Contoh–contoh tumor jinak yaitu: fibroma, lipoma, kondroma, osteoma, leiomioma. Yang sering ditemukan yaitu lipoma. 13 Suatu tumor dikatakan ganas bila dapat menembus dan menghancurkan struktur yang berdekatan dan menyebar ketempat yang jauh (metestasis) dan dapat menyebabkan kematian. Pada tumor ganas tata nama secara langsung mengikuti tata nama tumor jinak dengan tambahan tertentu. Tumor ganas yang berasal dari masenkim atau turunannya, disebut sarkoma. Jadi nama- nama sarkoma dibentuk dari histogenesisnya, yaitu jenis sel

Upload: jadika-an-guna

Post on 27-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

knjnnnknknlll

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumor dalam arti luas hanya merupakan suatu benjolan atau

pembengkakan yang dapat disebabkan oleh edema atau perdarahan dalam

jaringan. Namun istilah tumor sekarang ini hanya semata-mata untuk massa

neoplastik yang dapat menyebabkan benjolan pada permukaan tubuh. Suatu tumor

dikatakan jinak bila ciri-ciri makroskopik dan sitologinya tergolong relatif tidak

berbahaya yaitu diantaranya tetap dilokalisasi, tidak dapat menyebar ketempat

yang lain, oleh karena itu biasanya mudah diangkat dengan pembedahan lokal dan

tidak menyebabkan kematian. Pada tumor jinak tata nama ditambahkan dengan

akhiran “oma” pada jenis sel dari mana tumor tersebut timbul. Contoh–contoh

tumor jinak yaitu: fibroma, lipoma, kondroma, osteoma, leiomioma. Yang sering

ditemukan yaitu lipoma.13

Suatu tumor dikatakan ganas bila dapat menembus dan menghancurkan

struktur yang berdekatan dan menyebar ketempat yang jauh (metestasis) dan dapat

menyebabkan kematian. Pada tumor ganas tata nama secara langsung mengikuti

tata nama tumor jinak dengan tambahan tertentu. Tumor ganas yang berasal dari

masenkim atau turunannya, disebut sarkoma. Jadi nama- nama sarkoma dibentuk

dari histogenesisnya, yaitu jenis sel penyusunnya. Contoh-contoh yaitu:

fibrosarkoma, liposarkoma, kondrosarkoma, karsinoma, rhabdisarkoma.13

Biasanya lipoma dijumpai pada usia lanjut (40-60 tahun),namun juga

dijumpai pada anak-anak dan terdapat pada wanita-wanita. Lipoma biasanya 1%

penduduk dengan tingkat prevalensi 1/1500 pada orang dewasa. Kondroma jinak

biasanya tumbuh pad tulang kecil, 50% tumbuh di tulang tulang, 10% tumbuh

pada tulang kecil di kaki. Kondroblastoma biasanya menyerang laki-laki remaja

15- 19 tahun. Leiomioma merupakan tumor yang paling sering ditemukan pada

wanita dan terbentuk dari massa sel-sel otot polos yang jinak. Tumor ewing jarang

terjadi, usia muda 10-20 tahun, pria 2:1. Liposarkoma sel bulat dan liposarkoma

pleomorfik adalah sarkoma – sarkoma derajat tinggi dan agresif 85%-90%

bermetastase. Fibrosarkoma 10% dari sarkoma muskuloskeletal dan kurang 5%

Page 2: BAB I

2

dari seluruh tumor tulang primer, laki-laki lebih banyak dari wanita, biasanya usia

empat puluhan, sering menyerang tungkai femur distal atau tibia proksimal. Dari

kasus sarkoma muskuloskletal, rhabdomiosarkoma dijumpai sekitar 19%. 4,5,6,7

Biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH) adalah suatu tindakan memeriksa

suatu bagian tubuh dengan cara menyuntikkan sebuah jarum yang halus (lebih

kecil dari jarum suntik biasa) kebagian yang membenjol, lalu melakukan aspirasi

(penyedotan) untuk mengambil isi benjolan tersebut. Selanjutnya bahan hasil

sedotan itu dikirim ke dokter Ahli Patologi untuk diperiksa. Beberapa keuntungan

BAJAH untuk pasien yaitu dapat diterima pasien dan tidak menimbulkan rasa

nyeri, serta tidak menimbulkan jaringan parut dan komplikasi.1

Pada dasawarsa terakhir ini, sitologi biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH),

dipergunakan secara luas dalam bidang diagnosis berbagai tumor, baik sebagai

diagnostik preoperatif maupun konfirmatif.2

Penelitian lain mengenai ketepatan diagnostik dari BAJAH, dari hasil

penelitian Sensitivitas Sheikh F A dari 2623 sample, didapatkan sensivitas 94%,

spesifisitas 98%. Lester J Lay Field MD dari 176 sample, didapatkan sensivitas

81,81%, spesifisitas 95,23% dengan akurasi diagnostik 90,62%.3

Telah dilakukan penelitian awal, tentang akurasi diagnostik tentang

BAJAH, penelitian Agoes Tino, dari 70 sample didapatkan BAJAH sensivitas

87,5%, spesifisitas 96,3%, dan akurasi diagnostiknya 91,4%.3

Berdasrkan data di atas peneliti ingin melakukan penelitian bagaimana

akurasi biopsi aspirasi terhadap hasil histopatologi tumor muskuloskletal di rumah

sakit umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimana akurasi biopsi aspirasi tumor muskuloskletal

terhadap histopatologi di Rumah Sakit Pirngadi Medan.

Page 3: BAB I

3

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui frekuensi umur yang melakukan biopsi aspirasi dengan hasil

jinak dan ganas di Rumah Sakit Umum Dr.umum Pirngadi Medan tahun

2012.

2. Mengetahui frekuensi jenis kelamin yang melakukan biopsi aspirasi

dengan hasil jinak dan ganas di Rumah Sakit Umum Dr.umum Pirngadi

Medan tahun 2012.

3. Mengetahui lokasi tumor histopatologi muskuloskletal yang melakukan

biopsi aspirasi dengan hasil jinak dan ganas di Rumah Sakit Umum

Dr.umum Pirngadi Medan tahun 2012.

4. Mengetahui akurasi biopsi aspirasi dengan hasil histopatologi tumor

muskuluskletal di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Melalui penelitian ini, penelitian dapat menerapkan dan memanfaatkan

ilmu yang didapat selama pendidikan dan menambah pengetahuan dan

pengalaman dalam membuat penelitian ilmiah.

2. Dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan

biopsi aspirasi pada muskuloskletal.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat rujukan pada penelitian selanjutnya.

4. Dapat menjadi perencanaan tindakan pencegahan dan pengobatan yang

lebih tepat dan efisien tentang gambaran yang berhubungan dengan

kejadian biopsi aspirasi tumor muskuloskletal di Rumah Sakit Pirngadi

Medan.

Page 4: BAB I

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem muskuloskletal menentukan bentuk dan gerakan tubuh manusia.

Istilah penyakit muskuloskletal mencakup sejumlah besar keadaan yang berkisar

dari lesi lokal jinak di tulang, seperti osteokondroma hingga penyakit generalisata

yang mengancam nyawa, seperti distrofi otot.8

2.1 Tumor jinak

Tumor jinak/benigna tumbuh progresif lambat dengan ekspansi dibatasi

simpai jaringan ikat derivat stromanya yang menyatu dengan fibrosis jaringan

serikat oleh desakan pertumbuhan tumor.8

2.1.1 Gambaran dan Gejala Klinis Lipoma

Lipoma merupakan tumor jinak jaringan lunak yang paling sering

ditemukan pada orang dewasa dengan tumbuh di daerah subkutan pada segala

lokasi kendati paling sering didaerah punggung,bahu serta leher. Tumor ini dapat

pula timbul dalam otot rangka, mediastinum, retroperitoneum atau dinding usus..9

Lipoma merupakan tumor yang biasanya berukuran kecil dan memiliki

kapsula yang halus dengan menunjukan jaringan adiposa yang normal, matur serta

berwarna putih. Kadang-kadang beberapa contoh aptikal terjadi dalam jaringan

subkutan ketika tumor ini seharusnya tidak salah tafsirkan dengan liposarkoma.9

2.1.2 Gambaran dan Gejala Klinis Kondroma Jinak

Kondroma jinak biasanya terjadi pada orang yang berusia 10-30 tahun,

timbul di bagian tengah tulang. Beberapa jenis kondroma menyebabkan nyeri.

Jika tidak menimbulkan nyeri,tidak perlu diangkat atau di obati. Untuk memantau

perkembangannya, dilakukan dengan rontgen. Jika tumor tidak dapat didiagnosa

melalui foto rontgen perlu dilakukan biopsi untuk menentukan apakah tumor

tersebut bisa berkembang menjadi kanker atau tidak.10

Tumor jinak ini tersusun dari kartilago hialin.

Kondroma yang terdapat di dalam tulang dinamakan enkondroma dan

varian ini dianggap muncul dari sisa-sisa kartilago epifisis. Sekitar

Page 5: BAB I

5

sepertiga kasus tumbuh dalam tulang tubular yang pendek pada jari-jari

tangan dan biasanya ditemukan di antara dewasa muda. Dalam

pemeriksaan radiologis, kondroma terlihat sebagai gambaran radiolusen

dengan batas yang jelas dan disertai klasifikasi titik-titik yang tersebar.

Kondroma dapat tunggal atau multipel. Bentuk multipel nonfamilial

dikenal sebagai enkondromatosis atau penyakit ollier, dan familial dengan

kondroma yang multipel dan disertai hemangioma dikenal sebagai

sindrom Maffucci.

Enkondroma tampak sebagai massa keras, berbatas jelas, berkilau yang

meluas ditulang dari bagian tengah dan menyebabkan penipisan

korteks,secara mikroskopis, enkondroma terdiri atas lobulus-lobulus

kartilago hialin dengan selularitas rendah.

Transformasi kondroma sporadis yang soliter menjadi bentuk sarkoma

jarang terjadi kendati pada tumor multipel dalam berbagai sindrom

sistemis transformasi sarkomatosa (biasanya menjadi kondromasarkoma)

dapat terjadi.

Kondroma biasnya asistomatik tetapi dapat pula menimbulkan deformatis

tulang, nyeri dan fraktur. Lesi pada tangan dan kaki hampir selalu terjadi

sebagai lesi yang tidak berbahaya kendati dapat muncul kembali jika

pengangkatannya tidak sempurna. Kondroma pada tulang panjang

menghasilkan diagnosis diferensial kondrosarkoma dengan diferensiasi

yang baik.10

2.1.3 Gambaran dan Gejala Klinis Kondroblastoma

Kondroblastoma jarang terjadi. Tumor yang tumbuh pada ujung tulang ini,

biasanya timbul pada usia anak berusia 10-20 tahun. Ia dapat menimbulkan nyeri,

yang juga merupakan petunjuk adanya penyakit tersebut. Pengobatan bisa

dilakukan dengan pengangkatan melalui pembedahan, namun meskipun telah

dilakukan pembedahan, tumor ini bisa timbul kembali. Laki-laki lebih sering

terkena daripada wanita dengan perbandingan 2:1. Tempat yang sering terkena

adalah femur bagian distal, tibia bagian proksimal, dan humerus bagian

proksimal.7

Page 6: BAB I

6

Kondroblastoma terjadi pada daerah epifisis. Secara radiologis,

kondroblastoma tampak sebagai lesi lusen berbatas tegas yang dapat menunjukan

adanya kalsifikasi. Secara mikroskopis, kondroblastoma sangat seluler. Sel yang

dominan adalah kondroblas embionik, yang tampak sebagai sel bulat kecil dengan

sedikit sitoplasma, sel-sel ini cukup seragam, dengan sedikit aktivitas mitotik.

Sel-sel raksasa seperti osteoklas berinti banyak sering ditemukan. Biasanya

ditemukan daerah pembentukan kartilago. Sering terjadi kalsifikasi.10

Tumor ini hampir selalu ditemukan di dalam epifisis pasien yang tulang

masih imatur (jangan salah tafsirkan dengan tumor sel raksasa atau

kondrosarkoma clear cell, yang keduanya terjadi pada lokasi yang sama tetapi

biasanya ditemukan di antara pasien-pasien yang berusia lanjut).

Sel-sel tumor berbentuk poliginal yang tersusun dalam lembaran dan

kadang-kadang dikelilingi oleh pola seperti jalinan benang dari kartilago

hialin. Nukleus sel tersebut sering menunjukkan lekukan yang dalam atau

alur longitudinal.

Sel-sel raksasa multinukleus yang mirip osteoklas dapat ditemukan dan

cukup banyak untuk menunjukkan tumor sel raksasa pada tulang.

Tumor ini bersifat jinak, tetapi sekitar 1% dapat bermetastasis, yang

biasanya terjadi sesudah fraktur patologis atau rekurensi multipel.

Metastasis disembuhkan melalui reseksi.9

2.1.4 Gambaran dan Gejala Klinis Leiomioma

Leiomioma merupakan tumor yang paling sering ditemukan pada wanita

dan terbentuk dari massa sel-sel otot polos yang jinak. Tumor ini paling sering

terjadi pada wanita dalam usia reproduktif aktif, berhubungan dengan stimulasi

hormon estrogen dan memiliki korelasi dengan sejumlah kelainan sitogenetik

yang spesifik.

Lesi tumor berupa nodul dengan batas tegas, diskret, bulat, kenyal dan

berwarna putih-kelabu di dalam miometrium (intramural), di bawah lapisan serosa

(subserosa), atau tepat di bawah endometrium (submukosa). Leiomioma dapat

mengalami degenerasi kistik dan kalsifikasi. Tumor ini dapat asimtomatik atau

berkaitan dengan perdarahan uterus yang abnormal, nyeri kelainan kandung

Page 7: BAB I

7

kemih, dan gangguan fertilitas. Transformasi menjadi bentuk ganas sangat jarang

ditemukan.9

2.2 Tumor Ganas

Tumor ganas/maligna tumbuh progresif cepat dengan ekspansi

invasif/infiltratif ke jaringan sekitar; ada kalanya terbentuk simpai semu jaringan

ikat berisi akar-akar sel parenkim, sehingga sukar pengangkatan atau

pembersihannya secara total atau radikal oleh sifat invasif ini, melalui berbagai

macam cara dan jalan tertentu terjadi penyebaran metastasis yaitu terlepasnya sel

parenkim dan ikatan jaringan di tempat pertumbuhan primer, dengan melakukan

migrasi sampai di tempat baru yang jauh dari fokus primer, untuk tumbuh

membentuk tumor sejenis sebagai neoplasma sekunder metastatik di tempat baru

tersebut.8

2.2.1 Gambaran dan Gejala Klinis Tumor Ewing

Tumor Ewing (Sarkoma Ewing) muncul pada pubertas, dimana tulang

Tumbuh sangat cepat. Jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 10

tahun dan hampir tidak pernah ditemukan pada anak-anak Afro-Amerika. Tumor

bisa tumbuh di bagian tubuh manapun, namun yang paling sering di tulang

panjang anggota gerak, panggul atau dada. Tumor juga bisa tumbuh di tulang

tengkorak atau tulang pipi lainnya. Laki-laki terkena dua kali lebih sering dari

pada wanita. Awalnya (oleh Ewing) dianggap berasal dari sel endotel, sekarang

tumor ini diyakini berasal dari sel-sel neuroektodermal berdasarkan positivitas

enolase spesifik-neuron, enzim transmiter koligernik yang dapat dideteksi, yang

dilaporkan pada beberapa tumor neuroepitelial lain. Sarkoma Ewing terjadi pada

tulang panjang, iga, tulang pelvis, tulang belakang , dan meluas merusak rongga

medula, korteks tulang dan jaringan lunak di sekililingnya. Secara radiologis,

sarkoma Ewing tampak sebagai lesi radiolusen yang destruktif pada diafisis, yang

menginfiltrasi korteks dari dalam. Pembentukan tulang periosteal reaktif dapat

menimbulkan gambaran berlapis-lapis.10

Sarkoma Ewing adalah neoplasma yang sangat ganas dan tumbuh cepat

yang cenderung menyebar melalui aliran darah pada stadium awal. Sarkoma

Page 8: BAB I

8

Ewing berespon terhadap pengobatan kemoterapi yang agresif. Angka daya tahan

hidup 5 tahun secara keseluruhan adalah 30-40%.11

2.2.2 Gambaran dan Gejala Klinis Liposarkoma

Liposarkoma jauh lebih jarang terjadi dan cendrung berupa massa tumor

yang berukuran sangat besar. Pada dasarnya, liposarkoma bisa terdapat di setiap

bagian tubuh dan tidak harus terjadi pada jaringan adiposa saja. Sebagian besar

tumor ini tumbuh dalam jaringan lunak yang dalam dan kemudian mengikuti

perjalanan penyakit yang sangat bergantung pada ciri-ciri morfologisnya.9

Liposarkoma menempati sekitar 21,4% dari seluruh sarkoma jaringan

lunak. Umumnya terjadi pada dewasa, khususnya terbanyak usia 40-60 tahun. Di

setiap lokasi berjaringan lemak dapat timbul liposarkoma, lokasi predileksi

adalah retroperitoneal, ekstrimitas bawah, torso. Durasi penyakit sangat

bervariasi. Bahaya utama terletak pada pertumbuhan invasif lokal dan rekurensi

berulng-ulang.11

Tumor sering kali lobular, konsistensi lunak, liposarkoma yang timbul di

retroperitoneum ada kalanyatak memiliki batas tegas dengan jaringan lemak

normal, penampang irisan tumor berwarna kuning keputihan. Dibawah

mikroskop: dapat dibagi menjadi lima jenis, yaitu miksoid berdiferensiasi baik,

miksoid berdiferensiasi buruk, pleomorfik, sel bulat dan lipomatoid. Liposarkoma

diferensiasi baik sangat mirip dengan lipoma, sering memiliki cukup banyak

jaringan lipoid yang cukup matur, di dalam liposarkoma diferensiasi buruk

terdapat lipoblas, ukuran sel bervariasi, dan terdapat berbagai bentuk

dismorfisme.11

Sarkoma jenis ini tumbuh relatif lambat. Umumnya berupa massa

berlokasi dalam, berbatas tidak jelas dan tidak nyeri. Dengan berkembangnya

penyakit, dapat timbul nyeri, gejala desakan terkait dan gangguan fungsi.

Liposarkoma di retroperitoneal lebih sulit dideteksi dengan klinis, paasien sering

datang dengan komplikasi, seperti hernia inguinal, oedem tungkai bawah atau

tanda atau tanda desakan organ dalam. Pada stadium lanjut dapat disertai

penurunan berat badan, pengurusan, dll.11

Page 9: BAB I

9

2.2.3 Gambaran dan Gejala Klinis Fibrosarkoma

Fibrosarkoma paling sering ditemukan di antara berbagai sarkoma

jaringan lunak. Tapi belakangan ini dengan perbaikan dan peningkatan teknik

diagnosis. Sebagian tumor yang terbentuk dari serat kolagen yang diproduksi sel

spindel di diagnosis sebagai histiositoma fibrosa maligna, neurilemoma maligna,

dll. Sehingga proporsi fibrosarkoma dalam sarkoma jaringan lunak menurun.9

Fibrosarkoma adalah tumor ganas berasl dari sel fibroblas. Konsistensinya

lembut, permukaan irisan umumnya berwarna abu-abu putih dan warna daging

ikan, dapat terjadi nekrosis, hemoragi dan transformasi. Dapat timbul ‘kapsul

semu’. Namun bila tumor tubuh relatif besar, batasnya sering tidak jelas, bentuk

dapat tidak beraturan berekspansi menonjol ke jaringan sekitarnya. Dibawah

mikroskop: struktur jaringan sangat dismorfik, bukan hanya terdapat sangat

banyak gambaran mitosi, tapi dapat timbul sel datia tumor berbentuk sangat aneh.

Pola ekspansi utamanya adalah pertumbuhan invasif lokal, dan bukan metastasis

jauh, eksisi bedah sulit tuntas. Oleh karena itu, faktor utama pengancam pasien

dari fibrosarkoma bukanlah metastasis, melainkan rekurensi refratek. Jika timbul

diseminasi hematogen, terutama metastasis ke paru. Pada sedikit kasus dapat juga

timbul metastasis kelenjar limfe regional. Fibrosarkoma sering berupa massa

berukuran besar yang tampak seolah-olah berkapsul (padahal tidak), tetapi tumor

ini tidak bersifat infiltrasi.10

Usia prediliksi fibrosarkoma adalah 30-55 tahun, wanita agak lebih

banyak dari pria, dapat timbul di setiap lokasi tubuh, namun paling sering timbul

di ekstrimitas. Gejala utamanya berupa tumor tidak nyeri. Perjalan penyakit

lambat, bervariasi dari beberapa minggu hingga 20 tahun, bila menekan saraf

dapat timbul nyeri. Permukaan tumor yang berlingkup luas, bervolume besar

dapat mengalami udem, venodilitasi, ulseras dan perdarahan. Secara keseluruhan

60% hingga 80% pasien dapat bertahan hidup selama 5 tahun dengan metode

terapi yang tersedia saat ini.9

Page 10: BAB I

10

2.2.4 Gambaran dan Gejala Klinis Rhabdomiosarkoma

Rhabomiosarkoma merupakan sarkoma jaringan lunak yang paling sering

ditemukan pada anak-anak. Tumor ini dibagi menjadi tiga tipe utama berdasarkan

ciri-ciri morfologinya:

Embrional (yang meliputi varian botroid [seperti kumpulan buah anggur]

dan gelendong)

Alveolar

Pleomorfik.

Pola botroid pada dasarnya merupakan varian morfologi dengan pola

embrional Yang pada lokasi submukosa, menonjol ke dalam suatu rongga

(misalnya vagina, kandung kemih sebagai massa berbentuk buah anggur sehingga

diberi nama botroid).

Sekitar 90% rhabdomiosarkoma embrional dan alveolar terjadi sebelum

usia 20 tahun. Rhabdomiosarkoma embrional sering timbul pada anak-

anak di daerah yang tidak mengandung banyak otot rangka seperti kepala,

leher dan regio urogenital. Sebaliknya rhabdomiosarkoma alveolar terjadi

pada anak-anak yang lebih tua dan umumnya tumbuh pada otot rangka

ekstrimitas.

Varian embrional dan alveolar merupakan tumor dengan diferisiansi yang

sering memperlihatkan diferensiasi otot rangka setempat dalam bentuk sel-

sel rhabdomioblas. Sel-sel ini memiliki sitoplasma yang berlimpah,

eksentrik serta eosinofilik dan dapat mempelihatkan gambaran seran-

lintang.

Diferensiasi rhabdomioblastik hanya dapat dilihat dengan mikroskop

elektron atau teknik imunohistokimia (filamen tebal dan tipis dengan

gambaran atau positivitas imunoperoksidae dengan desmin, miogenin serta

Myo D1). Varian alveolar ditandai oleh translokasi kromosom 2:13.

Tipe pleomorfik jarang terdapat dan terjadi pada pasien yang berusia lebih

tua dari 45 tahun. Tumor ini tersusun dari sel-sel tumor atipikal berukuran

besar yang sebagian di antaranya mempelihatkan sitoplasma berlimpah

Page 11: BAB I

11

dengan gambaran seran-lintang. Varian ini mempunyai prognosis yang

buruk.

Tumor otot rangka biasanya ditangani dengan komunikasi terapi

pembedahan bersama kemoterapi radiasi. Variasi alveolar dan pleomorfik

merupakan tipe yang paling agresif dan mempunyai prognosis yang

paling buruk.9

2.3 Sitologi Biopsi Aspirasi Jarum Halus

Biopsi aspirasi merupakan alat diagnostik jaringan dengan cara memeriksa

sejumlah sel dari ekstrak tumor atau nodul yang diambil dengan mempergunakan

jarum dan tabung suntik.

Biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH) merupakan sarana diagnostik

terobosan (invasive diagnostic) yang banyak dipergunakan dalam diagnosis

berbagai tumor. Peralatan dan tekniknya sangat sederhana, murah dan

diagnosisnya tepat.

2.3.1 Indikasi Biopsi Aspirasi Jarum Halus

Biopsi aspirasi dapat dilakukan pada hampir semua tumor dengan

berbagai indikasi yaitu:

Diagnosis preoperatif dengan sangkaan klinis, tumor maligna operable.

Diagnosis konfirmatif dengan sangkaan klinis, tumor maligna inoperable.

Diagnosis konfirmatif dengan sangkaan klinis tumor Recurrent.

Diagnosis konfirmatif tumor metastasis.

Diagnosis tumor neoplasma atau non neoplasma.

Diagnosis kista, benigna atau maligna.

Mengambil bahan untuk pemeriksaan mikrobiologi.

Mengambil bahan penelitian jaringan.

2.3.2 Teknik Biopsi Aspirasi Jarum Halus

Teknik biopsi aspirasi adalah langkah-langkah kegiatan, mulai dari

persiapan pasien, pendekatan pasien, pengambilan ekstrak atau aspirat tumor dan

pembuatan sedian hapus.

Page 12: BAB I

12

a) Persiapan alat

Peralatan yang dipergunakan terdiri dari jarum dengan tabung suntik, alat

pemegang tabung suntik, kaca obyek, bahan pengawet alkohol 70-90%,

desinfektan dan plaster steril.

b) Pendekatan pasien

Pendekatan pasien dimulai dengan anamnesis. Kemudian dijelaskan secara

singkat tujuan biopsi aspirasi. Suasana “wawancara” dengan pasien dibuat

sedemikian rupa, sehingga pasien tidak merasa takut dan bersifat

kooperatif. Biasanya pasien memberi respon yang baik dan tidak menolak

biopsi aspirasi. Namun, kadang-kadang pasien merasa takut pada “tusuk

jarum”, apalagi arah jarum dari depan leher, terutama pada waktu biopsi

aspirasi tiroid.

c) Pengambilan aspirasi tumor

1) Nodul atau tumor difiksasi diantara jari tangan, sambil kulit di atasnya

direnggangkan.

2) Jarum diinsersi ke dalam massa tumor

3) Piston ditarik ke arah proksimal dan ditekan di dalam tabung menjadi

negatif; jarum digerakkan maju mundur. Sehingga ekstrak/aspirat yang

mengandung sejumlah sel tumor masuk kedalam lumen tabung suntik

4) Sebelum dicabut, piston dalam tabung suntik dikembalikan pada

tempat semula dengan cara melepaskan pegangan.

5) Aspirat dikeluarkan dan dibuat sediaan hapus, di keringkan di udara

dan dikirim ke laboratorium pusat pemeriksaan kanker.1

2.3.3 Komplikasi Biopsi Aspirasi Jarum Halus

Biopsi aspirasi dengan menggunakan jarum halus, biasanya tidak

menimbulkan komplikasi yang berarti, namun perlu dipertimbangkan beberapa

kelainan yang mungkin terjadi sebagai efek trauma yaitu perdarahan dan

hematom, infeksi sekunder dan penyebaran tumor.2

2.3.4 Keuntungan Biopsi Aspirasi Jarum Halus

Penggunaan biopsi aspirasi dalam diagnosis tumor sangat menguntungkan

ditinjau dari segi manajemen tumor yaitu lebih sederhana, penggunaan alat lebih

Page 13: BAB I

13

selektif dan alternatif pengobatan dapat segera dilakukan. Dari segi pelayan

onkologik karena teknik dan peralatan biopsi aspirasi yang sederhana mudah dan

cepat maka terutama rumah sakit pemerintah dapat meningkatkan pelayanan

onkologik dan menurunkan biaya operasional rumah sakit. Bagi pasien,

keuntungan di dapat dari segi psikologi (rasa cemas dan takut dipersingkat),

biaya, hasil pemeriksaan yang cepat, dan mendapat pengobatan dengan segera.1

2.4 Kerangka Teori

Sitologi biopsi aspirasi jarum halus

Histopatologi jaringan

Muskuloskletal

Tumor jinak Tumor ganas

Ewing sarkoma

Liposarkoma

Fibrosarkoma

Rhabdomiosarkoma

Lipoma

Kondroma jinak

Kondroblastoma

Liomioma

Page 14: BAB I

14

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian kesehatan yang dilakukan adalah metode penelitian survei

analitik prospektif (cohort) mengacu pada data-data yang diperoleh dari rekam

medik bagian Patologi Anatomi Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun

2012 12.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi di Medan.

Waktu penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai Desember 2012.

3.3 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua penderita tumor pada muskuluskletal

dengan menggunakan biopsi aspirasi jarum halus di Rumah Sakit Umum

Dr.Pirngadi Medan tahun 2012. Populasi tersebut adalah 42 orang.

3.4 Besar Sampel penelitian

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menerapkan secara random

sampling (probability samples), yaitu pengambilan sampel secara acak dengan

teknik pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling)

dimana setiap anggota atau unit populasi mempunyai kesempatan yang sama

untuk diseleksi sebagai sampel.

3.5. Kriteria Sampel

Page 15: BAB I

15

Tabel 3.1 kriteria sampel

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

Pasien yang melakukan pemeriksan

biopsi aspirasi tumor

muskuloskletal di Rumah Sakit

Umum Dr. Pirngadi Medan dari

Januari-Desember 2012

Pasien yang bukan penderita tumor

muskuloskletal dari hasil biopsi

aspirasi

Pasien dengan Histopatologi tumor

muskuloskletal di Rumah Sakit

Umum Dr. Pirngadi Medan dari

Januari-Desember 2012

3.6. Teknik Pengambilan Data

Data sampel di ambil dari pasien yang menderita tumor pada organ

muskuluskletal dan telah melakukan biopsi aspirasi jarum halus di Rumah Sakit

Pirngadi Medan.

3.7. Kerangka Konsep

3.8. Definisi Operasional

Biopsi Aspirasi Muskuluskletal

Histopatologi Muskuluskletal

Page 16: BAB I

16

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Definisi Operasional

Alat Ukur

Dan Cara

Ukur

Hasil UkurSkala

Ukur

Biopsi

Aspirasi

tindakan memeriksa

suatu bagian tubuh

dengan cara menyuntik-

kan sebuah jarum yang

halus (lebih kecil dari

jarum suntik biasa)

kebagian yang

membenjol, lalu

melakukan aspirasi

(penyedotan) untuk

mengambil isi benjolan

tersebut.

Data

Rekam

medik RSU

Dr.

Pirngadi

Medan

tahun 2012

Seluruh tumor

jinak dan ganas

pada

muskuloskletal

Ordinal

Akurasi Suatu indeks yang

menunjukkan alat ukur

tersebut benar-benar

mampu mengukur ciri-

ciri dari sesuatu yang

ingin di ukur

Uji

sensitivitas

dan

spesifitas

Presentasi

akurasi dari uji

sensitivitas dan

spesifitas

berdasrkan

analisa data

Nominal

Histopat

ologi

tumor

Muskulo

skletal

Pemeriksaan jaringan

tumor muskuloskletal

dari sediaan biopsi

aspirasi

Data rekam

medik RSU

Dr.

Pirngadi

Medan

2012

Ordinal

3.9 Metode Dan Analisa Data

Page 17: BAB I

17

Data yang berhasil dikumpulkan berupa data kualitatif yang kemudian di

olah dan selanjutnya di sajikan dalam bentuk tabel dan di deskripsikan. Penelitian

cohort adalah suatu penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika

korelasi antara faktor resiko dengan efek melalui pendekatan longitudinal ke

depan atau prospektif. Artinya, faktor resiko yang akan dipelajari diidentifikasi

dulu, kemudian diikuti ke depan secara prospektif timbulnya efek, yaitu penyakit

atau salah satu indikator status kesehatan.

3.10 Akurasi Pada Tumor Muskuloskletal

Sensitifitas =

Spesifitas =

Rumus diatas ditentukan berdasarkan tabel berikut:

Tabel 3.3 rumus

Pemeriksaan

Kenyataan

Total

(jumlah)Kelompok kasus Kelompok kasus

Biopsi aspirasi (+) A B A + B

Biopsi aspirasi (-) C D C + D

Total (jumlah) A + C B + D n

Keterangan:

AA + C

DB + D

Page 18: BAB I

18

A : Menyatakan bahwa dari pemeriksaan biopsi aspirasi ditemukan

keganasan pada muskuloskletal (+) dan dari pemeriksaan histopatologi

muskuloskletal benar / terbukti dijumpai keganasan pada muskuloskletal (+).

B : Menyatakan bahwa dari pemeriksaan biopsi aspirasi ditemukan

keganasan pada muskuloskletal (+) dan dari pemeriksaan histopatologi tidak

terbukti dijumpai keganasasan pada muskuloskletal (-).

C : Menyatakan bahwa dari pemeriksaan biopsi aspirasi tidak ditemukan

kegansasan pada muskuloskletal (-) dan dari pemeriksaan histopatologi dijumpai

keganasan pada muskuloskletal (+).

D : Menyatakan bahwa dari pemeriksaan biopsi aspirasi tidak ditemukan

keganasan pada muskuloskletal (-) dan dari pemeriksaan histopatologi

benar/terbukti tidak dijumpai keganasan pada muskuloskletal (-).