bab i
DESCRIPTION
fhTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respons yang ada harus
bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkret
dalam pelaksanaannya. Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa depan
perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan. Hal ini bekaitan dengan
tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan
memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi di Indonesia.
Menurut Gilles (1986) diterjemahkan oleh Sukmana,D & Rika Widya, R
(1996), Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan
pekaryaan melalui orang lain, sedangkan managemen keperawatan adalah suatu
proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara professional. Manajer keperawatan dituntut untuk
merencanakan, mengorganisasian, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan
prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang
seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat.
Berdasarkan pengambilan data pada 26 responden (pasien yang akan
Keluar Rumah Sakit, dan telah 3 hari Masuk Rumah Sakit) tanggal 13 mei 2014
1
yang dilakukan oleh mahasiswa profesi Ners STIKES Cut Nyak Dhien Langsa
tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat inap RSUD Kabupaten Aceh
Tamiang ruang Muda Sedia Wanita didapatkan hasil bahwa 19,2% (5 pasien)
mengatakan puas terhadap pelayanan diruangan muda sedia wanita, 80,8% (21
pasien) mengatakan Tidak puas terhadap pelayanan diruang muda sedia wanita.
Model asuhan keperawatan profesional yang saat ini sedang dilaksanakan
ruang Sedia Muda adalah model asuhan keperawatan profesional dengan metode
tim. Kelebihan dari metode ini adalah memungkinkan pelayanan keperawatan
menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, serta memungkinkan
komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan
kepada anggota tim. Namun kelemahan dari metode ini adalah komunikasi
antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya
membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk
(Nursalam,2008).
Berdasarkan fenomena tersebut, maka kami mencoba menerapkan kembali
MAKP sesuai standar di ruang Muda Sedia Wanita RSUD Kabupaten Aceh
Tamiang khususnya ruang Cempaka. MAKP yang nantinya diharapkan dapat
diaplikasikan diruangan akan melaksanakan role play yang meliputi supervisi,
ronde keperawatan, timbang terima, sentralisasi obat, dan dokumentasi dengan
melibatkan perawat ruangan.
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan,
mahasiswa diharapkan dapat mengerti, memahami, dan mengaplikasikan
Fungsi-Fungsi Manajemen keperawatan dan model pemberian asuhan
keperawatan profesional yang sesuai dengan prinsip MAKP yang
dijalankan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan,
mahasiswa mampu :
a. Menganalisis situasi ruang Rawat Muda Sedia Wanita berdasarkan
Fungsi-fungsi Manajemen
b. Menerapkan konsep, teori dan prinsip-prinsip manajemen
keperawatan, dan mengintegrasikan konsep kepemimpinan dalam
pengelolaan manajemen pelayanan tingkat dasar dengan menjadi agen
pembaharu dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik pada
ruang di ruangan Muda Sedia Wanita Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Aceh Tamiang dengan situasi nyata, meliputi :
1) Melakukan pengumpulan data yang terkait dengan situasi
kepemimpinan dan manajemen keperawatan yang diidentifikasi
berdasarkan fungsi manajemen ruangan di ruangan Muda Sedia
Wanita Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang
(4M : Man, Methode, Money, Matherial)
3
2) Merumuskan analisa situasional dalam bentuk SWOT.
3) Merumuskan masalah berdasarkan fungsi-fungsi manajemen, baik
masalah manajemen pelayanan maupun manajemen asuhan
keperawatan di ruangan Muda Sedia Wanita Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Aceh Tamiang
4) Menyususn rencana peneyelesaian masalah sesuai dengan analisa
SWOT yang disususn secara operasional dalam Planning of action
(POA).
5) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana tindakan dalam POA.
6) Mengevaluasi keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan.
7) Menyusun rencana tindak lanjut berdasarkan evaluasi tindakan.
C. Menerapkan konsep, teori dan prinsip-prinsip manajemen keperawatan
dan mengintegrasikan konsep kepemimpinan dalam pengelolaan
manajemen asuhan keperawatan pada klien di Ruangan Muda Sedia
Wanita bersama perawat ruangan dengan metode Pear Group Sharing.
4
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan
dilaksanakan.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MAKP
yang diaplikasikan di ruang Muda Sedia Wanita.
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekuarangan
penerapan model MAKP di ruang Muda Sedia Wanita.
d. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi.
e. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model
asuhan keperawatan profesional ruang Muda Sedia Wanita.
2. Bagi Perawat Ruangan
a. Melalui praktek profesi manajemen keperawatan dapat diketahui
masalah-masalah yang ada di ruang Muda Sedia Wanita yang berkaitan
dengan pelaksanaan MAKP.
b. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
c. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat,
perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta
keluarga.
d. Tumbuh dan terbinanya akuntanbilitas dan disiplin diri perawat.
5
3. Bagi Pasien dan Keluarga
a. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
b. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.
4. Bagi institusi dan pendidikan
Sebagai bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan
ruangan dengan pelaksanaan model MAKP Tim.
6