bab i
DESCRIPTION
BAB 1TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Politeknik Kesehatan
Kemenkes Pontianak selalu berperan aktif dalam menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas dengan berlatar belakang kesehatan
lingkungan.
Kesehatan lingkungan perlu diterapkan dalam rangka mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat, yaitu keadaan lingkungan bebas dari
risiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia.
Upaya ini akan meningkatkan mutu lingkungan hidup, salah satu
tujuannya adalah lingkungan hidup yang sehat, perilaku sehat dan
terjaminnya kesehatan masyarakat secara merata.
Derajat kesehatan yang optimal yang dapat dicapai dengan
berbagai upaya, yang salah satunya mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat, diperlukan dukungan dari sumber daya manusia yang
berpengetahuan luas dan terampil di bidang kesehatan lingkungan.
Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan kebutuhan hidup
yang tidak dapat diabaikan, dan lingkungan yang tercemar dan kotor
akan mempengaruhi kesehatan manusia.Timbulnya pencemaran dan
mewabahnya berbagai penyakit menunjukkan ketidakmampuan dari
sumber daya manusia yang menanganinya. Jurusan Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak sebagai salah
satu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan
kesehatan DIII dan DIV bidang Kesehatan Lingkungan selalu berupaya
menghasilkan lulusan yang mampu dan terampil dalam melaksanakan
berbagai tugas dalam bidangnya, berkepribadian tinggi, bertanggung
jawab, percaya diri, serta mampu mengembangkan diri dalam bidang
profesinya.
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIKUM
A. Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
(BBTKLPP) Surabaya
1. Sertifikasi
a. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/310/Kpts/013/2012
Tentang Penunjukan Laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular Surabaya
sebagai Laboratorium Lingkungan di Jawa Timur tanggal 4 Juni
2012.
b. Sertifikasi Akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN)
tanggal 28 Januari 2005 No. LP-241-IDN untuk Laboratorium
Pengujian
c. Sertifikasi Akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN)
tanggal 20 Oktober 2011 No. LK-144-IDN untuk Laboratorium
Kalibrasi
d. Sertifikasi Tanda Registrasi Kompetensi Laboratorium Lingkungan
Kementerian Negara Lingkungan Hidup tanggal 3 Juni 2010
Nomor Registrasi Kompetensi : 0022/LPJ/Labling-1/LRK/
2. Dasar hukum
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2349/MENKES/PER/ XI/2011
BBTKL PP Surabaya tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian
Penyakit.
3. Alat-alat Laboratorium
a. Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)
b. Gas Chromatography(GC, GCD,GC FID)
c. GC MS (GC Mass Spectrophotometer)
d. Total Organic Carbon (TOC)
e. Spectrophotometer
f. Bio Oxidation
g. Indoor Air Pollution Control Equipment
h. Biosafety Cabinet Level II beserta PCR machine
i. ELISA reader+woasher Gell electrophoresis+doc
j. Laminar Flow
k. Frezer – 80°C & -20°C
l. Ambient Air Pollution Equipment (Stationary & Mobile)
m. Alat pengukur emisi sumber tidak bergerak serta getaran
n. Alat pengukur medan magnet (mengetahui adanya radiasi)
o. Surveymeter Pengion & Non-pengion (mengukur intensitas radiasi)
p. Fluorescence mikroskop (pemeriksaan mikrobiologi)
q. Peralatan kalibrasi masa
r. Peralatan kalibrasi volumetric
s. Alat Kalibrasi Suhu (thermometer,coldchain,waterbath,incubator)
t. Peralatan Kalibrasi Spectrophotometer
u. Standar Acuan untuk Kalibrasi pHmeter, TDSmeter, Turbidimeter
v. Peralatan Kalibrasi Sound Level Meter
w. Peralatan Kalibrasi High Volume Air Sampler
x. High Speed Refrigerated centrifuge untuk kultur bakteri
y. Incubator aerob dan anaerob untuk pengeraman bakteri
z. Alat uji benthos dan plankton
aa. Freeze Dryer; Alat pengering bakteri suhu rendah.
bb. BD Phoenix 100° untuk mengidentifikasi kuman/bakteri
4. Instalasi
a. Pengertian
Instalasi merupakan fasilitas penunjang penyelenggaraan program
kegiatan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi BBTKLPP.
Instalasi dipimpin oleh seorang kepala instalasi dalam jabatan non
struktural. Dalam melaksanakan tugas dibantu oleh kelompok jabatan
fungsional teknis dan jabatan fungsional umum. Jumlah dan jenis
instalasi disesuaikan dengan kebutuhan BBTKLPP, yang diputuskan
oleh Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.
b. Macam instalasi BBTKLPP Surabaya
1) Instalasi Pelayanan Teknik
2) Instalasi Pendidikan dan Pelatihan Teknis
3) Instalasi Media Informasi, Kehumasan, dan Perpustakaan
4) Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perkantoran
5) Instalasi Pengamatan Pes dan Zoonosis Lainnya
6) Instalasi Bioteknologi Media Lingkungan & Biomarker
7) Instalasi Radioaktifitas Media Lingkungan & Biomarker
8) Instalasi Pengembangan Metode, Kendali Mutu, & Kalibrasi
9) Instalasi Teknologi PP & PL
10) Instalasi Teknologi Pengendalian Vektor & Binatang Percobaan
11) Instalasi Pengembangan Teknologi Media & Reagensia
12) Instalasi Pengembangan Teknologi Tepat Guna
13) Instalasi Pemeliharaan Sarana Laboratorium
14) Instalasi Kimia Fisika Media Air
15) Instalasi Kimia Fisika Limbah Cair
16) Instalasi Kimia Fisika Media Udara
17) Instalasi Kimia Fisika Padatan, Material & Biomarker
18) Instalasi Biologi Media Lingkungan & Biomarker
5. Visi dan Misi
a. Visi
Pusat unggulan regional pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan untuk mendukung tercapainya masyarakat sehat yang
mandiri dan berkeadilan
b. Misi
1) Meningkatkan kinerja surveilans berbasis laboratorium dengan
fokus deteksi dini faktor resiko dan respon cepat kejadian.
2) Meningkatkan kinerja kajian dan analisis dampak kesehatan
lingkungan terhadap kawasan dan sentra-sentra pembangunan
serta kemampuan analisis risiko kesehatan terhadap kawasan
rawan pencemaran dan bencana.
3) Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan daya dukung
laboratorium uji dan kalibrasi melalui pengembangan metode dan
manajemen mutu,untuk mempercepat upaya pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan.
4) Meningkatkan kemampuan pengembangan teknologi tepat guna
dengan mengutamakan potensi sumber daya lokal berbasis
budaya masyarakat.
5) Mengembangkan jejaring kerja dan kemitraan dengan berbagai
pemangku kepentingan guna mempercepat pencapaian tujuan
dan sasaran pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
6) Menciptakan Tata kelola kepemerintahan yang baik.
6. Tugas Pokok dan Fungsi
a. Pelaksanaan surveilans epidemiologi
b. Pelaksanaan analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL)
c. Pelaksanaan laboratorium rujukan
d. Pelaksanaan pengembangan model dan teknologi tepat guna
e. Pelaksanaan uji kendali mutu dan kalibrasi
f. Pelaksanaan penilaian dan respon cepat, kewaspadaan dini dan
penanggulangan KLB/wabah dan bencana
g. Pelaksanaan surveilans faktor risiko penyakit tidak menular
h. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
i. Pelaksanaan kajian dan pengembangan teknologi pengendalian
penyakit kesehatan lingkungan dan kesehatan matra
j. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumah-tanggaan BBTKLPP
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Kegiatan
Jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam pengenalan BBTKLPP adalah
sebagai berikut.
1. Pengenalan BBTKLPP Surabaya
2. Pengujian pH (KCl) tanah
3. Pengujian Total Kjedahl Nitrogen (TKN) tanah
B. Waktu
Praktikum lapangan di BBTKLPP dilaksanakan selama 5 hari, yaitu
dari 9-13 Maret 2015.
C. Lokasi
1. Laboratorium fisika dan kimia
2. Laboratorium Teknologi Tepat Guna (TTG)
3. Praktik lapangan (area Bebek Sinjai di Bangkalan, Madura)
4. Laboratorium kimia udara
D. Prosedur Kerja
1. Laboratorium fisika dan kimia
a. Pengujian pH (KCl) tanah
1) Prinsip
Ion H+ dalam suspensi larutan KCl 1N sampel tanah diukur
konsentrasinya dalam ukuran unit pH secara elektromagnetrikal
dengan menggunakan pH meter.
2) Metode
Elektrometri sesuai dengan Materi Kursus AMDAL B Universitas
Airlangga, 1991.
3) Peralatan
a) Neraca atau timbangan analitik dengan ketelitian 0,0001 gram
b) Beaker glass 250 ml
c) Stirer
d) Magnet stirer atau pengaduk magnet
e) pH meter digital dengan sensitifitas hingga 0,01 unit pH
f) elektrode pH meter
g) gelas ukur 100 ml
h) spatula
i) Botol gelas dengan polietilen tertutup
4) Pereaksi
a) Aquades yang berkualitas p.a
b) Larutan buffer pH (pH 4, pH 7 dan pH 10) untuk kalibrasi pH
meter
c) Larutan KCl 1N (dibuat dengan cara melarutkan KCl
sebanyak 74,5 gram dalam 1 liter aquades).
5) Prosedur kerja
a) Membuat larutan KCl 1N
- Ditimbang KCl sebanyak 37 gram dengan menggunakan
timbangan analitik kasar.
- Ditambah dengan kembali menimbang 0,25 gram KCl
menggunakan timbangan analitik ketelitian 0,0001 gram.
- Kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass.
- Ditambahkan aquades 500 ml dan diaduk hingga
homogen.
- Dimasukkan ke dalam labu ukur.
- Selanjutnya diberi label berisi tulisan : KCl 1 N dan tanggal
pembuatan (12 Maret 2015).
b) Pengujian pH (KCl)
- Dilakukan kalibrasi pH meter dengan menggunakan
larutan buffer pH 7, diperiksa ulang dengan pH 4 dan pH
10.
- Ditimbang 50 gram sampel tanah kering udara ke dalam
beaker glass.
- Dimasukkan sampel tanah dalam beaker glass
- Ditambahkan larutan KCl 1 N sebanyak 50 ml.
- Kemudian tempatkan beaker glass yang berisi larutan KCl
dan sampel tanah di atas stirer, dimasukkan magnet stirer
dan dihidupkan stirer selama 30 menit (dilakukan dengan
hati-hati. Jaga agar panas yang timbul dari motor stirer
tidak mempengaruhi suhu suspensi).
- Matikan stirer dan biarkan larutan selama 1 menit,
kemudian celupkan elektrode dari pH meter. Baca nilai pH
setelah stabil selama beberapa menit.
- Jika pembacaan pH sudah konstan, catat nilai pH sampai
0,01 unit. Jika berubah, baca kembali pH selang 1 menit.
- Angkat elektrode dari larutan kemudian dicelupkan dalam
aquades.
- Kalibrasi kembali pH meter dengan buffer pH 7 setiap
digunakan untuk memeriksa sampel sebanyak 20 sampel.
6) Diagram alir pengujian pH (KCl) tanah
b. Pengujian Total Kjedahl Nitrogen (TKN) tanah
1) Prinsip
Ditimbang 50 gram sampel tanah kering udara . masukkan ke dalam stirer
Ditambahkan larutan KCl 1 N sebanyak 50 ml
Dimasukkan magnet stirer, tempatkan beaker glass di atas stirer. Dihidupkan selama 30 menit.
Stirer dimatikan, biarkan selama 1 menit.
Dicelupkan elektrode pH meter, baca nilai pH-nya.
Unsur N organik dan anorganik dalam sampel uji di-destruksi
pada temperatur tertentu dengan H2SO4 pekat. Ion amonium
yang terbentuk kemudian ditentukan melalui titrasi dengan
H2SO4 0,01 N dengan indikator brom kresol hijau.
2) Metode
Titrimetri (metode kjedahl) sesuai dengan IK KEPMB No 11.
3) Peralatan
a) Gelas piala 1000 ml
b) Labu ukur 1000 ml
c) Pipet
d) Buret
e) Labu kjedahl
4) Pereaksi
a) H2SO4 p.a
b) Campuran selen; ditimbang 250 gram K2SO4, 50 gram
CuSO4 5.H2O dan 5 gram Se. Dicampur dan digerus sampai
halus dan tercampur merata.
c) Penunjuk campuran; larutkan 0,330 gram brom kresol hijau
dan 0,165 gram metil merah dalam 500 ml etanol
d) NaOH 0,05 N
e) Asam borat penunjuk
- Larutkan 20 gram H3BO3 dalam sekitar 700 ml aquades
panas dalam gelas piala 1000 ml
- Setelah larutan dingin dimasukkan dalam labu ukur 1000
ml yang telah berisi 200 ml etanol dan 20 ml campuran.
- Setelah smeua isi labu ukur tercampur rata, tambahkan
0,05 N NaOH dengan hati-hati sampai terjadi perubahan
warna dari merah jambu menjadi hijau muda (cara
melihatnya adalah diambil 1 ml larutan ini kemudian 1 ml
aquades, dan lihat perubahan warnanya).
- Kemudian tambahkan aquades sampai tanda batas dan
diaduk rata.
f) NaOH 40%
Dilarutkan 400 gram NaOH dengan 600 ml aquades dalam
gelas piala 1000 ml.
g) H2SO4 0,01 N
5) Prosedur kerja
a) Ditimbang 0,5 gram sampel tanah (ukuran butir < 0,5 mm)
b) Masukkan ke dalam labu ukur kjedahl, ditambah 1 gram
campuran selen dan 5 ml H2SO4 pekat, lalu dipanaskan
dengan perlahan labu semi mikro kjedahl ke dalam blok
digest sampai air menguap dan berbuih.
c) Kemudian kurangi pemanasan dan setelah digest bersih,
didihkan digest bersih tersebut selama 2,5 jam. Pengaturan
suhu dilakukan sampai asam yang mengembun melewati
ketiga leher labu.
d) Setelah destruksi sempurna terjadi, lalu dinginkan kemudian
diberikan 50 ml aquades.
e) Selanjutnya hasil destruksi diencerkan dengan aquades
menjadi 100 ml.
f) Setelah ditambahkan 20 ml NaOH 40%, segera didestilasi.
g) Hasil destilasi ditampung dengan 20 ml asam borat penunjuk
sampai warna penampung menjadi hijau dan volume sekitar
50 ml.
h) Titrasi dengan H2SO4 0,01 N sampai titik akhir.
6) Diagram alir pengujian N total sedimen
0,5 gram sampel (ukuran butir < 0,5 mm)
Ditambah 1 gram campuran selen dan 5 ml H2SO4 p.a
Destruksi pada temperatur 3000C
Dinginkan, dan diberi 50 ml aquades
7) Perhitungan
N total (% )=(ml titrasi sampel−ml titrasi blanko )×normalitas H 2SO4×0,014
berat sampel ¿¿
8) Hasil praktikum
a) Diketahui: kode sampel 3453
Berat sampel 3453 (1) = 0,5029 gram
Berat sampel 3453 (2) = 0,5076 gram
b) Ditanya : N total (%)
c) Jawab:
2. Laboratorium udara
a. Pengujian kualitas udara parameter NH3
1) Peralatan
2) Bahan
3) Prosedur kerja
a) Pindahkan larutan contoh uji dalam labu ukur 25 ml (1 blanko
dan 3 sampel).
b) Ambil 10 ml larutan penyerap (blanko), masukkan dalam labu
ukur 25 ml.
c) Tambahkan ke dalam labu ukur masing-masing 2 ml larutan
penyangga, 5 ml larutan fenol dan 2,5 ml larutan pereaksi
hipoklorit dan homogenkan.
Hasil destruksi diencerkan sampai 100 ml
Ditambahkan 20 ml NaOH 40% segera destilasi
Hasil destilasi ditampung dengan 20 ml asam borat
Titrasi dengan H2SO4 0,01 N
d) Tambahkan air suling sampai tanda tera, lalu homogenkan
dan diamkan selama 30 menit.
e) Pilih panjang gelombang 630 nm dan siapkan 2 kuvet, isi
keduanya dengan blanko.
f) Masukkan dalam spektrofotometer UV VIS, klik auto zero.
g) Isi salah satu kuvet dengan contoh uji dan klik read.
h) Catat konsentrasi yang tertera di layar komputer.
b. SO2
1) Peralatan
a) Labu ukur 25 ml
b) Kuvet
c) Spektrofotometer UV VIS
2) Bahan
a) Sulfanic acid
b) Air suling
c) Formaldehid 0,2%
d) Contoh uji
3) Prosedur kerja
a) Ambil 10 ml contoh uji (suhu kamar) masukkan dalam labu
ukur 25 ml (1 blanko dan 3 sampel).
b) Tambahkan masing-masing 1 ml sulfanic acid, diamkan 10
menit.
c) Tambahkan 2 ml formaldehid (0,2%) dan 5 ml larutan
pararosalinin.
d) Tepatkan dengan air suling sampai tanda tera.
e) Diamkan selama 30 menit.
f) Pilih panjang gelombang 550 nm, dan siapkan 2 kuvet, isi
keduanya dengan blanko.
g) Masukkan dalam spektrofotometer UV VIS, klik auto zero.
h) Isi salah satu kuvet dengan contoh uji.
i) Klik read, baca konsentrasi yang tertera dilayar komputer.
j) Cetak atau print hasil pembacaan spektrofotometer.
c. H2S
1) Peralatan
a) Labu ukur 25 ml
b) Pipet tetes
c) Kuvet
d) Spektrofotometer UV VIS
2) Bahan
a) Sampel
b) Larutan penyerap (blanko)
c) FeCl3
3) Prosedur kerja
a) Ambil 10 ml sampel (suhu kamar), masukkan dalam labu ukur
25 ml (1 blanko dan 3 sampel).
b) Masukkan 10 ml larutan penyerap (blanko), masukkan dalam
labu ukur.
c) Tambahkan masing-masing 0,5 ml larutan amin dan 3 tetes
FeCl3.
d) Masukkan sisa contoh uji/blanko sampai tanda batas, kocok
dan biarkan sampai 15 menit.
e) Pilih panjang gelombang 670 nm, dan siapkan 2 kuvet.
f) Masukkan dalam spektrofotometer UV VIS, klik auto zero.
g) Isi salah satu kuvet dengan sampel.
h) Klik read, baca konsentrasi yang tertera di layar komputer.
d. O3
1) Peralatan
a) Labu ukur 25 ml
b) Pipet tetes
c) Kuvet
d) Spektrofotometer UV VIS
2) Bahan
a) Sampel
b) Larutan penyerap (blanko)
c) FeCl3
3) Prosedur kerja
a) Siapkan spektrofotometer UV VIS sesuai peyunjuk
pemakaian.
b) Pilih panjang gelombang 352 nm.
c) Siapkan 2 buah kuvet.
d) Isi keduanya dengan blanko (larutan penyerap).
e) Masukkan dalam spektrofotometer UV VIS.
f) Klik auto zero.
g) Isi salah satu kuvet dengan contoh uji dan klik read.
h) Baca konsentrasi yang tertera di layar komputer.
e. NO2
1) Peralatan
a) Labu ukur 25 ml
b) Pipet tetes
c) Kuvet
d) Spektrofotometer UV VIS
2) Bahan
a) Sampel
b) Larutan penyerap (blanko)
c) FeCl3
3) Prosedur kerja
a) Siapkan spektrofotometer UV VIS sesuai petunjuk
pemakaian.
b) Pilih panjang gelombang 550 nm.
c) Siapkan 2 buah kuvet.
d) Isi keduanya dengan blanko (larutan penyangga).
e) Masukkan dalam spektrofotometer UV VIS.
f) Klik auto zero.
g) Isi salah satu kuvet dengan contoh uji.
h) Catat konsentrasi yang tertera di layar komputer.
3. Praktik lapangan
a. Pengambilan sampel partikulat debu
1) Hal yang harus diperhatikan
a) Posisi penempatan peralatan HVAS di lapangan
b) Arah dan kecepatan angin; ditentukan dengan menggunakan
kompas atau dengan memperhatikan posisi matahari
c) Suhu, kelembaban dan kecepatan angin diukur dengan
menggunakan thermo-hygrometer
d) Pengaturan air flow atau laju alir disesuaikan dengan
parameter gas yang akan di-sampling:
- NO2 = 0,4 L/menit
- O3 = 0,5-3 L/menit
- SO2 = 0,5-1 L/menit
- NH3 = 1-2 L/menit
- H2S = 1-2 L/menit
e) Ketinggian tempat
f) Waktu; jika pengambilan sampel 24 jam (sesuai SOP) atau
dilakukan
2) Prosedur kerja
No ParameterSampel
1 2 3
1 NO2Absorben 0,034 0,021 0,002
Konsentrasi 1,5493 0,9767 0,09542
2 H2SAbsorben -0,003 -0,008 -0,011
Konsentrasi -0,03488 -0,1001 -0,1334
3 SO2Absorben 0,014 -0,1415 -0,006
Konsentrasi 0,6398 -0,5211 -0,1939
4 NH3Absorben 0,040 -0,047 -0,98
Konsentrasi 0,6697 -0,7967 -1,6232