bab i

57
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan membuahkan hasil meningkatnya umur harapan hidup yang mana menyebabkan turut terjadinya peningkatan jumlah penduduk Lanjut Usia (Lansia). Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok lainnya. 1 Hasil Sensus Penduduk tahun 2010, Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia. Berdasarkan data dari Depkes RI, jumlah populasi Lansia di Indonesia tahun 2010 mencapai 24 juta atau 9,77% dan UHH (Usia Harapan Hidup) sekitar 67,4 tahun. 2 Sepuluh tahun kemudian atau pada tahun 2020 perkiraan penduduk Lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34% dan UHH sekitar 71,1 tahun. Sedangkan dari data USA Bureau of the Census, bahkan Indonesia diperkirakan akan mengalami pertambahan warga lansia terbesar seluruh dunia, antara tahun 1990-2025, yaitu sebesar 414%. 3 Berdasarkan data BPS tahun 2010 penduduk berusia 60 tahun ke atas di wilayah DKI Jakarta adalah sebesar 495.290 jiwa, yaitu 5,16% dari total penduduk DKI Jakarta. Menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Kemkes tahun 2014, Umur Harapan Hidup (UHH) manusia Indonesia semakin meningkat dimana diharapkan

Upload: apriyansialfajri

Post on 19-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ikm

TRANSCRIPT

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan membuahkan hasil meningkatnya

umur harapan hidup yang mana menyebabkan turut terjadinya peningkatan jumlah

penduduk Lanjut Usia (Lansia). Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau

lebih yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok lainnya.1

Hasil Sensus Penduduk tahun 2010, Indonesia termasuk lima besar negara dengan

jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia. Berdasarkan data dari Depkes RI,

jumlah populasi Lansia di Indonesia tahun 2010 mencapai 24 juta atau 9,77% dan UHH

(Usia Harapan Hidup) sekitar 67,4 tahun.2 Sepuluh tahun kemudian atau pada tahun 2020

perkiraan penduduk Lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34% dan UHH

sekitar 71,1 tahun. Sedangkan dari data USA Bureau of the Census, bahkan Indonesia

diperkirakan akan mengalami pertambahan warga lansia terbesar seluruh dunia, antara

tahun 1990-2025, yaitu sebesar 414%.3 Berdasarkan data BPS tahun 2010 penduduk

berusia 60 tahun ke atas di wilayah DKI Jakarta adalah sebesar 495.290 jiwa, yaitu

5,16% dari total penduduk DKI Jakarta. Menurut Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMN) Kemkes tahun 2014, Umur Harapan Hidup (UHH) manusia

Indonesia semakin meningkat dimana diharapkan terjadi peningkatan UHH dari 70,6

tahun pada tahun 2010 menjadi 72 tahun pada tahun 2014 yang akan menyebabkan

terjadinya perubahan struktur usia penduduk.4 Dengan semakin meningkatnya usia

harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

dari tahun ke tahun. Biro Pusat Statistik mencatat bahwa 52% lanjut usia adalah wanita

dan 48% adalah laki-laki. Sebagian besar (78%) tinggal di pedesaan dan 22% sisanya

tinggal di perkotaan.5

Menurut badan kesehatan dunia WHO bahwa penduduk lansia di Indonesia pada

tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang,

balitanya tinggal 6,9% yang menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia.

Angka kesakitan Lansia adalah proporsi penduduk Lansia yang mengalami masalah

kesehatan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari selama satu bulan terakhir. Menurut

Susenas, jumlah angka kesakitan lansia di desa dan kota pada tahun 2003 sebanyak

28,48% dan pada tahun 2007 menjadi 31,11%. Data menunjukkan bahwa ada

kecenderungan angka kesakitan lanjut usia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Kondisi ini tentunya harus mendapatkan perhatian berbagai pihak. Lanjut usia yang

sakit-sakitan akan menjadi beban bagi keluarga, masyarakat dan bahkan pemerintah,

sehingga akan menjadi beban dalam pembangunan. Oleh sebab itu, kita harus

menjadikan masa lanjut usia menjadi tetap sehat, produktif dan mandiri. Hal ini tidak

akan tercapai bila kita tidak mempersiapkan masa lanjut usia sejak usia dini. Program-

program kesehatan yang ada saat ini belum cukup memberikan perhatian terhadap

kondisi Lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Salah satu contohnya adalah masih

kurangnya bentuk pembinaan, pemeriksaan, pengobatan, dan penyuluhan kepada

kelompok lansia ini. Menurut Lembaga Lanjut Usia Indonesia tahun 2010, sekitar 99%

Lansia mengkonsumsi obat dan memiliki keterbatasan fisik, sekitar 80% Lansia

mengalami kondisi kronis yang dihubungkan dengan penyakit degeneratif, dan sebanyak

25% Lansia menderita penyakit degeneratif dan hidup tergantung pada orang lain.

Sedangkan, menurut Komnas Lansia di 10 propinsi tahun 2006, diketahui gangguan

sendi adalah penyakit terbanyak dengan presentase 52,3% diikuti hipertensi 38,8%.

Suatu wilayah disebut berstruktur tua jika persentase lanjut usianya lebih dari 7

persen. Dari seluruh provinsi di Indonesia, ada 11 provinsi yang penduduk lansianya

sudah lebih dari 7 persen, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah,

Bali, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, Jawa

Barat dan Nusa Tenggara Timur. Sedangkan lima provinsi dengan persentase lansia

terendah adalah: Papua (2,15 persen); Papua Barat (2,92 persen), Kepulauan Riau (3,78

persen), Kalimantan Timur (4,53 persen), dan Riau (4,86 persen).

1.2 Rumusan Masalah

Hasil Sensus Penduduk tahun 2010, Indonesia termasuk lima besar negara dengan

jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia dengan jumlah populasi Lansia di

Indonesia tahun 2010 mencapai 24 juta.

Menurut Lembaga Lanjut Usia Indonesia tahun 2010, sekitar 99% Lansia

mengkonsumsi obat dan memiliki keterbatasan fisik, sekitar 80% Lansia mengalami

kondisi kronis yang dihubungkan dengan penyakit degeneratif, dan sebanyak 25%

Lansia menderita penyakit degeneratif dan hidup tergantung pada orang lain.

Menurut Komnas Lansia di 10 propinsi tahun 2006, diketahui gangguan sendi adalah

penyakit terbanyak dengan presentase 52,3% diikuti hipertensi 38,8%.

Menurut Susenas, jumlah angka kesakitan lansia di desa dan kota pada tahun 2003

sebanyak 28,48% dan pada tahun 2007 menjadi 31,11%.

Kualitas hidup penduduk lanjut usia umumnya masih rendah.

Program-program kesehatan yang ada saat ini belum cukup memberikan perhatian

terhadap kondisi Lansia yang jumlahnya semakin bertambah.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran program pengembangan Upaya Pelayanan Kesehatan

Lanjut Usia serta permasalahnnya di Puskesmas Tirtajaya, Kecamatan Tirtajaya,

Kabupaten Karawang periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 melalui

Strategi Puskesmas Santun Lansia sehingga dapat diselesaikan dengan

menggunakan pendekatan sistem.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Diketahuinya cakupan proporsi lanjut usia yang mendapat pemantauan gizi

berkala dengan penimbangan di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten

Karawang periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

1.3.2.2 Diketahuinya cakupan proporsi lanjut usia yang mendapat pemeriksaan

kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode

Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

1.3.2.3 Diketahuinya cakupan pemeriksaan laboratorium pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari 2014 sampai dengan

Desember 2014.

1.3.2.4 Diketahuinya cakupan penyuluhan yang dilaksanakan di masing-masing desa

pada wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari

2014 sampai dengan Desember 2014.

1.3.2.5 Diketahuinya cakupan senam lansia yang dilaksanakan di masing-masing desa

pada wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari

2014 sampai dengan Desember 2014.

1.4 Manfaat Evaluasi

1.4.1 Bagi Evaluator

Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah

Mengetahui banyaknya kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang

harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

Mengetahui sedikit banyaknya kendala yang dihadapi dalam menjalankan program

Puskesmas khususnya pada Pelayanan Upaya Kesehatan Lansia dan merangsang

cara berpikir kritis dan ilmiah.

1.4.2 Bagi Puskesmas

Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program Puskesmas Tirtajaya

disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahan masalahnya.

Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan program

Puskesmas Santun Lansia sehingga memenuhi target cakupan program.

Memberi masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran serta

masyarakat dalam melaksanakan program Puskesmas Santun Lanjut Usia.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Meningkatnya derajat kesehatan khususnya para lanjut usia di Puskesmas

Tirtajaya, Kecamatan Tirtajaya.

Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat dalam memahami dan

mengatasi masalah kesehatan usia lanjut.

Sumber informasi bagi masyarakat, sehingga masyarakat dapat meningkatkan

kesejahteraan dan taraf kualitas hidup dengan mengikuti program Puskesmas

Santun Lansia.

1.5 Sasaran

Sasaran langsung :

Semua laki-laki dan perempuan yang berusia 45-59 tahun (pra Lansia), berusia 60-69

tahun (Lanjut usia), Lansia resti ≥ 70 tahun atau ≥60 tahun dengan masalah kesehatan.

Sasaran tidak langsung :

- Keluarga yang tinggal bersama Lansia.

- Masyarakat di sekitar tempat Lansia berada.

- Organisasi sosial yang berada di wilayah tempat tinggal Lansia.

- Petugas kesehatan yang bertugas di wilayah tempat tinggal Lansia.

- Masyarakat luas lainnya.

Bab II

Materi dan Metoda

2.1 Materi

Materi yang digunakan untuk evaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil

kegiatan bulanan Puskesmas mengenai program Upaya Pelayanan Kesehatan Lansia di

wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kab. Karawang periode Januari 2014 sampai dengan

Desember 2014 yang berisikan mengenai :

1. Jumlah lansia yang mendapat pemantauan gizi berkala

2. Jumlah lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan berkala

3. Jumlah lansia yang mendapatkan pemeriksaan status gizi (IMT) secara berkala dengan

penimbangan berat badan dan tinggi badan.

4. Jumlah lansia yang mendapat penyuluhan

5. Frekuensi pelaksanaan senam lansia

2.2 Metoda

Metoda yang digunakan pada kegiatan evaluasi program ini adalah dengan melakukan

pengumpulan data, pengolahan data, analisis dan interpretasi data terhadap tolok ukur yang

ditetapkan dengan menggunakan pendekatan sistem pada pelaksanaan program upaya

kesehatan lanjut usia di Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2014 sampai dengan Desember

2014, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui masalah yang ada dan menjawab

permasalahan dengan usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan

penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.

Bab III

Kerangka Teoritis

3.1 Bagan Teori

Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling

dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan

organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan, terdiri atas :

1. Masukan (input), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem

dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga,

sarana, dana dan metode.

2. Proses (process), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem

dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.

3. Keluaran(output), adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari

berlangsungnya proses dalam sistem.

4. Lingkungan (environment), adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh

sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik

dan non fisik

5. Umpan balik (feedback), adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan

keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut

6. Dampak (impact), adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem

3.2 Tolok Ukur

Tolak ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, lingkungan, umpan balik,

dan dampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam

program Upaya Kesehatan Lanjut Usia.

Bab IV

Penyajian Data

4.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam evaluasi program ini adalah data yang diperoleh dari :

1. Data demografi Puskesmas Tirtajaya tahun 2014.

2. Data sasaran program kesehatan Puskesmas Tirtajaya tahun 2014.

3. Laporan bulanan kegiatan program kesehatan usia lanjut di wilayah kerja Puskesmas

Tirtajaya periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014..

4. Laporan triwulan kegiatan program kesehatan usia lanjut di wilayah kerja Puskesmas

Tirtajaya periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014..

4.2 Data Umum

4.2.1. Data Geografi

Puskesmas Tirtajaya mempunyai wilayah kerja administratif, dengan luas areal ±

11.362,815 Ha yang meliputi daratan, pesawahan dan tambak, mencakup 11

Desa, 48 Dusun/RW, 131 RT, dan 27.066 Kepala Keluarga (KK). UPTD

Puskesmas Tirtajaya terletak sebelah Utara-Barat dari Kabupaten Karawang,

memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Barat : Kecamatan Batujaya

Sebelah Selatan : Kecamatan Jayakerta

Sebelah Timur : Kecamatan Cibuaya

Adapun jarak tempuh Puskesmas ke Kabupaten ± 45 km dengan waktu tempuh ±

90 menit dengam menggunakan kendaraan roda empat. Jarak terjauh dari desa ke

Puskesmas yaitu desa Srikamulyan dengan jarak 8 km, dan merupakan desa

dengan waktu tempuh terlama yaitu 30 menit. Desa dengan transportasi agak sulit

yaitu Desa Medankarya, Tambaksumur, Tambaksari dan Srikamulyan.

4.2.2. Data Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya berdasarkan pada tahun

2013 yaitu sebesar 90.756 jiwa yang terdiri dari 45.159 jiwa laki-laki dan 45.597

jiwa perempuan. Pendudukterbanyak terdapat di Desa Sabajaya yaitu sebesar

11.178 jiwa luas wilayah sebesar 5,524Km2, dengan kepadatan penduduk 2.016

jiwa/Km2Sementara penduduk dengan kepadatan yang rendah berada di Desa

Tambaksariyaitu sebesar 9.479 jiwa dengan luas wilayah 34,891 Km2dengan

kepadatan penduduk 270 jiwa/Km2.penduduk 270 jiwa/Km2.

4.2.3 Tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya umumnya

tamat SD/SLTP yaitu sebanyak 16.853 orang (63,5%).

4.2.4 Mata pencarian

Mata pencarian di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya sebagian besar bermata

pencaharian petani yaitu sebanyak 9.379 KK (34,65%).

4.2.5 Jumlah penduduk miskin

Jumlah KK miskin tahun 2014 berdasarkan data dari Kecamatan Tirtajaya

sebanyak 36.458 jiwa yang tersebar di 11 Desa. Desa yang memiliki proporsi

KK miskin terbanyak adalah Pisang sambo (1.211 KK miskin), Medan karya

(1045 KK miskin) dan Tambaksumur (989 KK miskin). Sedangkan Desa yang

memiliki proporsi KK miskin terendah adalah Bolang (544), Gempolkarya

(658 KK miskin) dan Srijaya (787 KK miskin).

4.2.6 Kepercayaan Agama

Agama yang dianut sebagian besar penduduk Kecamatan Tirtajaya adalah Islam

sebanyak 100 %, Kristen Protestan/Katolik 0 %, Hindu 0 %, dan Budha 0 %.

4.3 Data Khusus

4.3.1. Masukan

a. Tenaga

Dokter umum : 3 orang

Perawat poliklinik khusus Lansia: Tidak ada

Petugas Program Lansia : 1 orang

Kader Lansia yang aktif : 5 orang

Dokter gigi : 1 orang

Bidan : 28 orang bidan swasta, 11 orang bidan desa

b. Dana

APBD Tingkat II : Cukup

Bantuan Operasional Kesehatan : Kurang

c. Sarana

1. Medis

Stetoskop

Dalam gedung : 1

Luar gedung : 1

Tensimeter

Dalam gedung : 1

Luar gedung : 1

Alat Timbangan Berdiri

Dalam gedung : 1

Luar gedung : 1

Pengukur Tinggi Badan

Dalam gedung : 1

Luar gedung : 1

Termometer

Dalam gedung : 1

Luar gedung : 1

KMS Lansia

Dalam gedung : -

Luar gedung : -

2. Non Medis

Loket pendaftaran khusus Lansia : Tidak ada

Poliklinik khusus Lansia : Tidak ada

Apotik khusus Lansia : Tidak ada

Ruang konseling khusus Lansia : Ada

Alat peraga penyuluhan : Tidak ada

Buku pencatatan kegiatan : Ada

d. Metode

Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada Lansia adalah sebagai

berikut :

Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-sehari (activity of daily living)

meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan,

mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan

sebagainya.

Pemeriksaan status mental, berhubungan dengan mental emosional

dengan menggunakan pedoman metode 2 menit (bisa dilihat di KMS

Lanjut Usia).

Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran

tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Massa Tubuh (IMT).

Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop

serta penghitungan denyut nadi selama satu menit.

Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau

ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 4.

Penyuluhan dilakukan di dalam maupun di luar gedung dalam rangka

kunjungan rumah dan konseling kesehatan yang dihadapi oleh individu

dan atau kelompok Lanjut usia.

Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok

Lansia yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan

masyarakat.

Kegiatan olahraga antara lain senam Lansia, gerak jalan santai, dan lain

sebagainya untuk meningkatkan kebugaran.

Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan setiap selesai kegiatan posbindu

Lansia atau setiap bulan oleh kader kesehatan yang diteruskan ke petugas

kesehatan untuk dilakukan rekapitulasi.

4.3.2. Proses

a. Perencanaan (Planning)

Pemeriksaan kesehatan berkala

Di dalam gedung :

Dilakukan setiap hari kerja oleh dokter atau perawat di Poliklinik Khusus

Lansia Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00 – 12.00.

Di luar gedung :

Dilakukan 1 bulan sekali dengan memeriksa tekanan darah Lansia

menggunakan tensimeter oleh bidan desa atau kader di masing-masing

posbindu pada pukul 08.00 – 10.00.

Pemantauan gizi berkala

Di dalam gedung :

Dilakukan setiap hari kerja oleh dokter atau perawat di Poliklinik Khusus

Lansia Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00 – 12.00.

Di luar gedung :

Dilakukan 1 bulan sekali dengan mengukur berat badan Lansia

menggunakan alat timbangan berat badan dan tinggi badan Lansia

menggunakan pengukur tinggi badan oleh bidan desa atau kader di

masing-masing posbindu pada pukul 08.00 – 10.00.

Pengobatan pada Lansia

Di dalam gedung :

Dilakukan setiap hari kerja oleh dokter atau perawat di Poliklinik khusus

Lansia Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00 – 12.00.

Di luar gedung :

Dilakukan 1 bulan sekali di posbindu tiap desa di wilayah kerja

Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00 – 12.00.

Pelayanan konseling pada Lansia

Di dalam gedung :

Dilakukan setiap hari kerja oleh dokter atau perawat di Poliklinik khusus

Lansia Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00 – 12.00.

Di luar gedung :

Dilakukan 1 bulan sekali di posbindu tiap desa di wilayah kerja

Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00 – 12.00.

Penyuluhan tentang kesehatan

Di dalam gedung :

Dilakukan setiap hari kerja dengan pemberian materi kesehatan Lansia

oleh petugas kesehatan di ruang tunggu Puskesmas Tirtajaya pada pukul

08.00 – 12.00. Materi penyuluhan yang disampaikan oleh petugas

kesehatan meliputi penyakit-penyakit yang sering diderita oleh Lansia,

makanan sehat yang dianjurkan, makanan yang perlu dibatasi/dipantang,

PHBS, dan masalah kesehatan lainnya.

Di luar gedung :

Dilakukan 1 bulan sekali dengan pemberian materi kesehatan Lansia oleh

bidan desa atau kader di masing-masing posbindu pada pukul 08.00 –

10.00. Materi penyuluhan yang disampaikan oleh petugas kesehatan

meliputi penyakit-penyakit yang sering diderita oleh Lansia, makanan

sehat yang dianjurkan, makanan yang perlu dibatasi/dipantang, PHBS, dan

masalah kesehatan lainnya.

Senam Lansia

Dilakukan 1 bulan sekali oleh kader puskesmas yang telah dibimbing di

masing-masing posbindu pada pukul 08.00 – 10.00.

Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan dilakukan setelah pelaksanaan posbindu oleh petugas program

Upaya Kesehatan Lanjut Usia. Pelaporan dilakukan sebulan sekali kepada

Dinkes Kab. Karawang.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian tertulis dalam melaksanakan program Upaya Kesehatan

Lanjut Usia di Puskesmas Tirtajaya, Karawang, tahun 2014.

c. Pelaksanaan (Actuating)

Pemeriksaan kesehatan berkala

Di dalam gedung :

Dilakukan setiap hari kerja oleh dokter umum dibantu oleh perawat di

poliklinik umum di Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00 – 12.00.

Di luar gedung :

Penanggung Jawab Program(Kepala Puskesmas)

H.Eko Susanto MMkes.

Petugas Pencatatan dan Pelaporan Program

(Ka. Subag Tata Usaha)Hj.Yuswati Amk

Koordinator Upaya Kesehatan Lanjut Usia

Yudiyoso MKes

Kader Terlatih

Tidak ada jadwal yang pasti untuk dilakukannya kegiatan ini, namun

kadang-kadang dilakukan 1 bulan sekali oleh bidan desa atau kader di

masing-masing posbindu pada pukul 08.00 – 10.00.

Pemantauan gizi berkala

Di dalam gedung :

Tidak ada jadwal yang pasti dilakukannya kegiatan ini. Dilakukan setiap

hari kerja oleh dokter umum dibantu oleh perawat di poliklinik umum di

Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00 – 12.00.

Di luar gedung :

Tidak ada jadwal yang pasti untuk dilakukannya kegiatan ini, namun

kadang-kadang dilakukan 1 bulan sekali oleh bidan desa atau kader di

masing-masing posbindu pada pukul 08.00 – 10.00.

Pengobatan pada Lansia

Di dalam gedung :

Dilakukan setiap hari kerja oleh dokter umum dibantu oleh perawat di

poliklinik umum di Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00 – 12.00.

Di luar gedung :

Tidak ada jadwal yang pasti untuk dilakukannya kegiatan ini, namun

kadang-kadang dilakukan 1 bulan sekali oleh bidan desa atau kader di

posbindu tiap desa di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00

– 10.00.

Pelayanan konseling pada Lansia

Di dalam gedung :

Tidak ada jadwal yang pasti untuk dilakukannya kegiatan ini, kalaupun

ada dilakukan oleh kerja oleh dokter umum dibantu oleh perawat di

poliklinik konseling Graha Semesta di Puskesmas Tirtajaya pada pukul

08.00 – 12.00

Di luar gedung :

Tidak ada jadwal yang pasti untuk dilakukannya kegiatan ini, namun

kadang-kadang dilakukan 1 bulan sekali oleh bidan desa atau kader di

posbindu tiap desa di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya pada pukul

08.00 – 10.00.

Penyuluhan tentang kesehatan

Di dalam gedung :

Tidak ada data tertulis dilakukannya kegiatan ini.

Di luar gedung :

Tidak ada data tertulis dilakukannya kegiatan ini.

Senam Lansia

Tidak ada data tertulis dilakukannya kegiatan ini.

Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan dilakukan setelah pelaksanaan posbindu oleh petugas program

Upaya Kesehatan Lanjut Usia. Pelaporan dilakukan sebulan sekali kepada

Dinkes Kab. Karawang.

d. Pengawasan (Monitoring)

Pencatatan dan pelaporan

- Bulanan dan triwulanan

Rapat

Rapat evaluasi bulanan dilakukan pada akhir tiap bulan

4.3.3. Keluaran

a. Cakupan penimbangan berat badan dan tinggi badan lansia di wilayah kerja

Puskesmas Tirtajaya selama periode Januari 2014 sampai dengan Desember

2014.

Cara hitung :

CB = A __ x 100% B x C

CB = Cakupan penimbangan

A = Jumlah lansia yang ditimbang BB dan diukur TB dalam setahun sebesar

6708 orang

B = Jumlah anggota lansia 15450 orang

C = Frekuensi pertemuan dalam setahun 12x

CB = ___6708___ X 100%15450 x 12

= 3,62%

Cakupan penimbangan BB dan TB pada lansia sebesar 3,62%.

b. Cakupan proporsi lansia yang diperiksa di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya

periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

Cara hitung :

CK = A x 100% B

CK = Cakupan lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan (TD dan status

mental)

A = Jumlah lanjut usia yang diperiksa kesehatan dalam setahun.

B = Jumlah anggota kelompok lansia.

Jumlah lansia yang diperiksa kesehatan = 6708 orang

Jumlah anggota lansia = 15450 orang

CK = 6708 x 100% 15450

= 43,42%

Cakupan lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan sebesar 43,42%.

c. Cakupan pemeriksaan laboratorium sederhana

Cara hitung :

CL = A x 100% B

CL = Cakupan pemeriksaan laboratorium sederhana (urine dan darah)

A = Jumlah lanjut usia yang diperiksa laboratorium minimal 1 kali setahun.

B = Jumlah anggota kelompok lansia.

Jumlah lansia yang diperiksa laboratorium = 130 orang

Jumlah anggota lansia = 15450 orang

CL = 130__ X 100%

15450

= 0,85%

Cakupan lansia yang mendapat pemeriksaan laboratorium sederhana sebesar 0,85%.

d. Cakupan penyuluhan untuk lansia yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Tirtajaya selama periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

Cara hitung :

Jumlah lansia yang ditimbang = 2139 orang

Jumlah anggota lansia = 15450 orang

Frekuensi pertemuan per tahun = 12 x

CB = ___2139___ X 100%15450 x 12

= 1,15%

Cakupan penimbangan BB dan TB pada lansia sebesar 1,15%.

CP = A x 100% B x CCP = Cakupan lansia yang mendapat penyuluhan

A = Jumlah lansia yang mendapat penyuluhan dalam setahun 2139 orang

B = Jumlah anggota kelompok 15450 orang

C = Frekuensi penyuluhan per tahun 12x

CP = 2139 __ x 100%

15450x12

= 1,15%

Cakupan lansia yang mendapat penyuluhan sebesar 1,15%

e. Frekuensi pelaksanaan senam lansia dalam 1 tahun : Tidak pernah

4.3.4. Lingkungan

a. Fisik

Lokasi :

Mudah dicapai oleh para Lansia dengan jarak desa terjauh adalah 8 km dari

Puskesmas yaitu Desa Srikamulyan dan merupakan desa dengan waktu

tempuh terlama yaitu 30 menit..

Transportasi

Sarana transportasi umum yaitu angkutan umum jarang melewati

Puskesmas, biasanya 30 menit sekali dan tidak ada becak di sekitar

Puskesmas. Desa dengan transportasi agak sulit yaitu Desa Medankarya,

Tambaksumur, Tambaksari dan Srikamulyan.

Fasilitas kesehatan

Tersedia fasilitas kesehatan lainnya seperti 2 praktek dokter umum swasta

dan 28 buah praktek bidan swasta.

b. Non Fisik

Pendidikan :

Sebagian besar penduduk berpendidikan rendah yaitu tamat SD/SLTP.

Ekonomi :

Sebagian besar penduduk berpendapatan rendah dimana jumlah penduduk

miskin bertambah sejak tahun 2013 sampai 2014 yaitu 40,41% menjadi

44,84% dari jumlah penduduk.

4.3.5. Umpan Balik

- Adanya rapat kerja bulanan (Lokakarya Mini Bulanan) yang membahas

laporan kegiatan setiap bulannya untuk monitoring dan mengevaluasi program

yang telah dijalankan

4.3.6. Dampak

a. Dampak langsung : belum dapat dinilai Angka Kesakitan Lansia

b. Dampak tidak langsung : belum dapat dinilai peningkatan derajat kesehatan

lansia dan peningkatan umur harapan hidup Lansia.

Bab V

Pembahasan

4.1 Masalah menurut Variabel Keluaran

No

.

Variabel Tolok

Ukur

Pencapaian Masalah

1. Cakupan proporsi lansia yang ditimbang 50% 3,62% (+) 92,76%

2. Cakupan proporsi lansia yang diperiksa 50% 43,42% (+) 13,16%

3. Cakupan lansia yang periksa laboratorium 20% 0,85% (+) 95,75%

4. Cakupan jumlah penyuluhan lansia 50% 1,15% (+) 97,7%

5. Cakupan frekwensi senam lansia 8-9 kali Tidak

pernah

(+) 100%

4.2 Masalah menurut Variabel Masukan

No

.

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

1. Sarana (Medis)

KMS Lansia Ada Tidak ada (+)

2. Sarana (Non Medis)

Apotik khusus Lansia

R. Konseling khusus Lansia

Alat peraga penyuluhan

Ada

Ada

Ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

(+)

(+)

(+)

3. Pencatatan dan pelaporan SP2TP (Sistem

Pencatatan dan

Pelaporan Terpadu

Puskesmas)

Tidak lengkap

pencatatan dan

pelaporan

(+)

4.2 Masalah menurut Variabel Proses

No

.

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

1. Penjadwalan

kegiatan

Ditetapkan penjadwalan

yang pasti dilakukannya

setiap kegiatan

Tidak ada penjadwalan

yang rutin, kegiatan

dilaksanakan

disesuaikan dengan

kondisi petugas

(+)

2. Penyuluhan Dilakukan penyuluhan

mengenai masalah

kesehatan yang biasa

terjadi pada Lansia, dan

bagi yang tidak datang ke

pertemuan dilakukan

kunjungan rumah.

Kurangnya dilakukan

kegiatan penyuluhan di

luar gedung dan tidak

terdapat data tertulis

mengenai kegiatan ini

(+)

3. Pemeriksaan

Laboratorium

Dilakukan pemeriksaan

laboratorium berkala

setiap 3 bulan pada lansia.

Tidak terdapat rujukan

dari kader/bidan desa

dan terkadang tidak ada

data tertulis dari

petugas laboratorium.

(+)

4. Senam

Lansia

Dilakukan senam lansia

oleh bidan atau kader yang

sudah dilatih sebelumnya

oleh petugas puskesmas

Kurangnya pelatihan

kepada kader oleh

petugas puskesmas

mengenai materi senam

lansia

(+)

5. Pencatatan

dan

Pelaporan

Pencatatan semua hasil

pelaksanaan kegiatan yang

dilakukan oleh kelompok

usia lanjut

Kurangnya pencatatan

hasil kegiatan Lansia

(+)

4.3 Masalah menurut Lingkungan

Transportasi : kurangnya sarana transportasi umum di wilayah desa mempengaruhi

kunjungan para Lansia ke sarana kes

Bab VI

Perumusan Masalah

Masalah-masalah yang ditemukan pada evaluasi program Upaya Kesehatan Lansia di

Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 adalah :

Masalah menurut keluaran (masalah sebenarnya) :

1. Cakupan proporsi lansia yang ditimbang (pemantauan gizi) sebesar 1,15% dari target

50%. Besarnya masalah 97,7%.

2. Cakupan proporsi lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan sebesar 43,42% dari

target 50%. Besarnya masalah 13,16%.

3. Cakupan proporsi lansia yang mendapat pemeriksaan laboratorium sebesar 0,85% dari

target 20%. Besarnya masalah 95,75%.

4. Cakupan proporsi penyuluhan lansia sebesar 3.62% dari target 50%. Besarnya masalah

92,76%.

5. Tidak ada senam lanjut usia dilaksanakan dari target 8 kali dengan masalah sebesar

100%.

Masalah menurut unsur lain (masalah penyebab)

1. Dari Masukan :

- Kurangnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelayanan Lansia sesuai

dengan strategi Puskesmas Santun Lansia seperti KMS Lansia, loket khusus Lansia,

balai pengobatan khusus Lansia, apotik khusus Lansia, ruang konseling khusus

Lansia, dan alat peraga penyuluhan.

- Kurang optimalnya sistem pencatatan hasil kegiatan yang dilakukan di luar dan di

dalam gedung.

- Tidak efektifnya tenaga kesehatan yang ada untuk memeriksa para Lansia.

- Tidak ada tenaga ahli gizi di puskesmas dan petugas/kader yang dilatih kesehatan

olahraga untuk Lansia.

2. Dari Proses :

- Kurangnya penjadwalan yang pasti dan rutin dilakukannya kegiatan.

- Kurang dilakukannya penyuluhan di luar gedung.

- Kurang dilakukannya kegiatan senam lansia.

- Kurangnya pencatatan hasil kegiatan di dalam maupun di luar gedung

3. Dari Lingkungan :

- Kurang tersedianya sarana tranpostasi umum di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya.

- Sosial ekonmi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya rendah.

Bab VII

Prioritas Masalah

Masalah sebenarnya dari program menurut keluaran :

A. Tidak ada senam lanjut usia dilaksanakan dari target 8 kali dengan masalah sebesar 100%.

B. Cakupan proporsi lansia yang mendapat pemeriksaan laboratorium sebesar 0,85% dari

target 20%. Besarnya masalah 95,75%.

C. Cakupan proporsi lansia yang ditimbang (pemantauan gizi) sebesar 3,62% dari target

50%. Besarnya masalah 92,76%.

D. Cakupan proporsi penyuluhan lansia sebesar 1,15% dari target 50%. Besarnya masalah

97,7%.

E. Cakupan proporsi lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan sebesar 43,42% dari target

50%. Besarnya masalah 13,16%.

Prioritas masalah :

Parameter Masalah

A B C D E

1 Besarnya masalah 2 3 4 5 4

2. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan 2 3 4 5 4

3. Keuntungan sosial bila masalah selesai 2 4 4 5 5

4. Teknologi yang tersedia 4 2 4 5 4

5. Sumber daya yang tersedia 3 3 3 4 5

Total 13 15 19 24 22

Keterangan derajat masalah :

5 = Sangat penting 2 = Kurang penting

No

4 = Penting 1 = Sangat kurang penting

3 = Cukup penting

Yang menjadi prioritas masalah dalam evaluasi program Upaya Kesehatan Lansia di wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang adalah :

1. Cakupan proporsi lansia yang mendapat penyuluhan sebesar 3.62% dari target 50%.

Besarnya masalah 92,76%..

2. Cakupan proporsi lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan sebesar 43,42% dari target

50%. Besarnya masalah 13,16%.

Bab VIII

Penyelesaian Masalah

8.1 Masalah 1

Cakupan jumlah penyuluhan lansia sebesar 3.62% dari target 50%. Besarnya masalah

92,76%..

Penyebab dari unsur masukan :

- Kurangnya alat peraga penyuluhan yang lebih menarik dan lebih mudah dimengerti

oleh para Lansia. Beberapa Lansia kurang tertarik membaca brosur dikarenakan

masalah penurunan fungsi penglihatan.

Penyebab dari unsur proses :

- Kurang aktifnya petugas kesehatan untuk melakukan kunjungan rumah para Lansia

yang sulit menjangkau fasilitas kesehatan.

- Kurangnya pencatatan dan dokumentasi mengenai kegiatan penyuluhan baik di dalam

maupun di luar gedung sehingga mempengaruhi hasil pelaporan yang ada.

- Penyuluhan dilakukan tidak merata dan tidak terjadwal secara rutin.

Penyelesaian :

- Membuat penjadwalan yang lebih pasti dan rutin untuk melakukan penyuluhan dan

memberikan penyuluhan dengan lebih menarik.

- Menyiapkan alat peraga penyuluhan yang lebih menarik dan mudah dimengerti untuk

para Lansia.

- Petugas kesehatan harus lebih aktif dalam melakukan kunjungan rumah sehingga

semua Lansia dipastikan mendapatkan penyuluhan tentang kesehatannya.

- Meninjau kembali SP2TP sebagai pedoman pencatatan dan pelaporan.

- Sering dilaksanakannya penyuluhan tentang bermacam informasi penyakit yang

terkait Lansia dan masalah gizi oleh petugas terkait kepada Lansia maupun

keluarganya.

- Diberikannya makanan tambahan untuk Lansia saat penyuluhan di dalam gedung

dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi sehingga menarik para Lansia untuk

selalu hadir di setiap penyuluhan.

8.2 Masalah 2

Cakupan proporsi lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan sebesar 43,42% dari

target 50%. Besarnya masalah 13,16%.

Penyebab dari unsur masukan :

- Kurangnya pemanfaatan sarana medis seperti KMS Lansia dalam melakukan

pemeriksaan kesehatan Lansia secara komprehensif dengan alasan Lansia sering lupa

membawa atau menaruh KMS yang sudah diberikan.

- Kurangnya sarana transportasi umum di wilayah kerja Puskesmas sehingga

mempengaruhi kunjungan Lansia ke sarana kesehatan.

Penyebab dari unsur proses :

- Kurangnya penjadwalan yang rutin pelaksanaan posbindu Lansia sehingga Lansia

sering tidak tahu jika dilakukan posbindu di sekitar rumahnya.

- Kurangnya pencatatan dan dokumentasi kegiatan pemeriksaan kesehatan di posbindu

sehingga mempengaruhi hasil pelaporan.

Penyelesaian :

- Mengusahakan pemanfaatan KMS Lansia dalam rangka mengontrol kesehatan

Lansia. Jika perlu KMS Lansia disimpan oleh kader aktif ataupun petugas kesehatan

sehingga Lansia tidak lupa untuk membawa KMS dalam tiap pemeriksaan.

- Petugas kesehatan di Puskesmas sebagai penanggung jawab program Lansia ini

harusnya lebih menetapkan jadwal yang pasti dan rutin untuk pelaksanaan posbindu

di masing-masing desa.

- Mengefektifkan tenaga petugas kesehatan yang memeriksa Lansia yang sudah ada

sehingga bisa efisien memantau perkembangan kesehatan Lansia.

- Memberikan penyuluhan kepada Lansia tentang penyakit yang sering diderita oleh

Lansia serta pola hidup sehat.

- Mengajukan usulan untuk menyediakan sarana transportasi demi kelancaran upaya

kesehatan Lansia

- Meninjau kembali SP2TP sebagai pedoman pencatatan dan pelaporan.

Bab IX

Penutup

9.1 Kesimpulan

Dari hasil evaluasi program kegiatan upaya kesehatan lansia yang dilakukan dengan cara

pendekatan sistem di Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang dan wilayah kerja

sekitarnya pada periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 terdapat beberapa

masalah, yang menjadi prioritas masalah adalah:

1. Cakupan proporsi lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan sebesar 43,42% dari

target 50%. Besarnya masalah 13,16%. Penyebab dari masalah ini adalah:

- Kurangnya pemanfaatan sarana medis seperti KMS Lansia dalam melakukan

pemeriksaan kesehatan Lansia secara komprehensif dengan alasan Lansia sering lupa

membawa atau menaruh KMS yang sudah diberikan.

- Kurangnya sarana transportasi umum di wilayah kerja Puskesmas sehingga

mempengaruhi kunjungan Lansia ke sarana kesehatan.

- Kurangnya penjadwalan yang rutin pelaksanaan posbindu Lansia sehingga Lansia

sering tidak tahu jika dilakukan posbindu di sekitar rumahnya.

- Kurangnya pencatatan dan dokumentasi kegiatan pemeriksaan kesehatan di posbindu

sehingga mempengaruhi hasil pelaporan.

2. Cakupan jumlah penyuluhan lansia sebesar 3.62% dari target 50%. Besarnya masalah

46.38%. Penyebab dari masalah ini adalah:

- Kurangnya alat peraga penyuluhan yang lebih menarik dan lebih mudah

dimengerti oleh para Lansia. Beberapa Lansia kurang tertarik membaca brosur

dikarenakan masalah penurunan fungsi penglihatan.

- Kurang aktifnya petugas kesehatan untuk melakukan kunjungan rumah para

Lansia yang sulit menjangkau fasilitas kesehatan.

- Kurangnya pencatatan dan dokumentasi mengenai kegiatan penyuluhan baik

di dalam maupun di luar gedung sehingga mempengaruhi hasil pelaporan yang

ada.

- Penyuluhan dilakukan tidak merata dan tidak terjadwal secara rutin.

9.2 Saran

Ditujukan kepada Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang, dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

- Menetapkan jadwal yang pasti dan rutin untuk dilakukannya kegiatan posbindu

sehingga para Lansia lebih mudah mengingat untuk datang ke posbindu.

- Meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat sehingga kepedulian

masyarakat terhadap kesehatan Lansia dapat ditingkatkan.

- Mengusulkan kepada Dinas Kesehatan untuk menyediakan sarana alat peraga

penyuluhan yang sifatnya mudah dimengerti dan menarik bagi para Lansia.

- Meningkatkan pemanfaatan sarana KMS Lansia dalam memantau kesehatan

berkala dan gizi berkala pada setiap Lansia.

- Pencatatan program upaya kesehatan Lansia tiap bulannya harus dilengkapi agar

berguna sebagai masukan untuk menjalankan program di bulan berikutnya.

- Menjalankan fungsi utama Puskesmas sebagai pusat kesehatan strata pertama

dengan menjalankan ciri-ciri Puskesmas Santun Lansia seperti yang telah

diterapkan oleh Kementrian Kesehatan RI melalui buku pedoman Puskesmas

Santun Lansia.

Apabila saran ini dilaksanakan, maka diharapkan masalah tersebut dapat teratasi dan

tidak akan terulang kembali pada pelaksanaan program Upaya Kesehatan Lansia

melalui strategi Puskesmas Santun Lansia di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya,

Kabupaten Karawang pada periode mendatang.

Daftar Pustaka

1. Pedoman Puskesmas Santun Lanjut Usia bagi petugas Kesehatan. Direktorat bina

kesehatan komunitas ditjen bina kesehatan masyarakat kementrian kesehatan RI. Jakarta :

Departemen Kesehatan RI. 2010.

2. Depkes RI. Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Usila tahun 2000. Jakarta: Direktorat

Jiwa Depkes RI.

3. Darmojo RB. Demografi dan epidemiologi populasi lanjut usia. Dalam: Martono H,

Pranarka K, editor. Buku ajar Beodhi-Darmojo Geriatri. Edisi IV. Jakarta: Balai Penerbit

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009. h.35-54.

4. Badan Biro Statistik. Profil Penduduk Lanjut Usia di Indonesia. Diunduh dari

http://jakarta.bps.go.id/ , 28 September 2013

5. Jumlah Lansia Indonesia, Lima Besar Terbanyak di Dunia. Edisi 2010. Diunduh dari

http://www.menkokesra.go.id/content/jumlah-lansia-indonesia-lima-besar-terbanyak-di-

dunia.

6. Dines Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Buku Pemantauan Kesehatan Pribadi Lanjut Usia

2004. Pemerintah Propinsi Jawa Barat Dinas Kesehatan.

7. Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas. Puskesmas

Tirtajaya. Tahun Penilaian 2014.

Lampiran I

Gambar Puskesmas Tirtajaya Kab.Karawang

Lampiran II

Struktur Organisasi Puskesmas Tirtajaya Tahun 2014

Kepala UPTD Puskesmas RengasdengklokH. Eko Susanto, MM.Kes

Ka SuBag Tata UsahaHj.Yuswati, Amk

Koordinator Petugas Operasional Pelayanan dan

Jaminan Kesehatan

Njang, Amk

Koordinator Petugas Operasional Kesehatan Keluarga & Promosi

Kesehatan

Eti Kurniawati, SKM

Koordinator Petugas Operasional Pengendalian

Penyakit&Penyehatan Lingkungan_____________________

Suhendar, SKM

*Sumber Data: Data Demografi Puskesmas Tirtajaya Tahun 2014

Lampiran III

Profil Puskesmas Tirtajaya Tahun 2014

Tabel 1. Luas Area Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tirtajaya tahun 2014

No Desa Luas Wilayah (H)

1 Tambak Sumur 3.568.620

2 Tambak Sari 3.489.089

3 Srikamulyan 626.033

4 Medan Karya 584.459

5 Pisang Sambo 552.400

6 Sabajaya 544.000

7 Srijaya 493.899

8 Bolang 474.056

9 Kutamakmur 442.195

10 Gempolkarya 310.064

11 Sumurlaban 278.000

Koordinator Petugas Lansia______________________

Yudiyoso, M.Kes

Koordinator Petugas Operasional Perkesmas

_______________________H. Nana Mulyadi, S.Kep

Jumlah 11,362,815

Sumber : Data Umum Laporan Tahunan Puskesmas Tirtajaya Tahun 2014

Tabel 2.Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah KerjaPuskesmas Tirtajaya Tahun 2014

No. Tingkat Pendidikan Presentase(%)

1. SD/SLTP 67,10

2. SLTA 20,44

3. Tidak Tamat SD 9,95

4. Sarjana 2,49

Total 100

Sumber : Data demografi Puskesmas Tirtajaya tahun 2014

Tabel 3. Persentase Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya Tahun 2014

No. Pekerjaan Persentase (%)

1. Petani 35,09

2. Buruh 26,20

3. Lain-lain 22,41

4. Pedagang 15,12

5. PNS/TNI 0,99

Total 100

*Sumber : Data demografi Puskesmas Tirtajaya tahun 2014

Tabel 4. Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Wilayah KerjaPuskesmas Tirtajaya Tahun 2014

No. Agama Presentase(%)

1. Islam 100

2. Budha 0

3. Protestan 0

4. Katolik 0

5. Hindu 0

Total 100

* Sumber : Data demografi Puskesmas Tirtajaya tahun 2014

Tabel 5. Klasifikasi Jenis Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya Tahun 2014

No. Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah

1. Puskesmas Pembantu (PUSTU) 1 unit

2. Pusling 11 Desa

3. PONED 1 buah

4. Praktek dokter swasta 2 orang

5. Praktek bidan swasta 28 buah

6. POSYANDU 48 buah

7. BP Sore 2 unit

8. Dokter gigi 1 orang

9. Kader Posyandu 230 orang

10 Posbindu 5 unit

10. Posyandu 48 unit

* Sumber : Data demografi Puskesmas Tirtajaya Tahun 2014

Tabel 6. Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya Tahun 2014

Nama Posbindu Kelurahan Kriteria Posbindu

Melati Pisang Sambo Madya

Dahlia Tambaksumur Madya

Nusa Indah Srijaya Madya

Anggrek Kutamakmur Madya

Kecubung Bolang Madya

_____________________________________________________________________

* Sumber : Data demografi Puskesmas Tirtajaya Tahun 2014

UPTD Puskesmas Tirtajaya mempunyai wilayah kerja administratif, dengan luas areal

± 11.362,815 Ha yang meliputi daratan, pesawahan dan tambak, mencakup 11 Desa, yaitu:

1. Desa Pisangsambo

2. Desa Sabajaya

3. Desa Medankarya

4. Desa Tambaksumur

5. Desa Tambaksari

6. Desa Srijaya

7. Desa Srikamulyan

8. Desa Kutamakmur

9. Desa Bolang

10. Desa Gempolkarya

11. Desa Sumurlaban

Puskesmas Tirtajaya terletak sebelah Utara-Barat dari Kabupaten Karawang, memiliki batas-

batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Barat : Kecamatan Batujaya

Sebelah Selatan : Kecamatan Jayakerta

Sebelah Timur : Kecamatan Cibuaya

Lampiran IV. Variabel dan Tolok Ukur Keberhasilan

No. VARIABEL TOLOK UKUR KEBERHASILAN

1. Masukan

1.1. Tenaga

- Dokter Umum

- Bidan

- Perawat

1 orang

1 orang

1 orang

- Koordinator Kesehatan Lansia

- Tokoh masyarakat

- Kader

- Petugas laboratorium

- Ahli gizi

- Petugas kesehatan/kader yang

dilatih olahraga

1.2. Dana

- APBD

1.3. Sarana

Medis

- Stetoskop

- Tensimeter

- Timbangan berat badan

- Pengukur Tinggi badan

- Laboratorium

- KMS Lansia

Non medis

- Ruang pendaftaran khusus lansia

- Ruang tunggu khusus lansia

- Balai pengobatan khusus lansia

- Ruang balai lansia

- Loket obat khusus lansia

- Ruang pelayanan rujukan khusus

lansia

- Toilet khusus lansia

1 orang

1 orang

3 orang

1 orang

1 orang

1 orang

Ada

3 buah

1 buah

1 buah

1 buah

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

1.4. Metode

1. Konseling

2. Penyuluhan

3. Pemeriksaan kesehatan berkala

4. Pelayanan rujukan

5. Pelaksanaan pengajian

6. Pemanfaatan pelayanan Puskesmas

7. Pencatatan dan pelaporan

Dengan wawancara

Dilakukan didalam dan luar gedung

Diperiksa 1 kali tiap bulan dengan KMS

lansia

Pelayanan rujukan ke puskesmas jika

terdapat kelainan pada hasil pemeriksaan

Kegiatan pengajian (lintas sektoral) harus

lebih dari 2 jenis

Pelayanan dalam gedung setiap hari kerja

selama 24 jam

SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan

Terpadu Puskesmas)

2 Proses

2.1. Perencanaan

Ada perencanaan tertulis mengenai :

a. Konseling

b. Penyuluhan

c. Pemeriksaan kesehatan berkala

d. Pelaksanaan pengajian

Dilakukan setiap hari kerja oleh bidan di

Puskesmas da diluar gedung dengan

memberikan informasi kepada para lansia

Dilakukan pada hari kerja oleh bidan atau

kader di Puskesmas dan diluar gedung

dengan memberikan informasi tentang

kesehatan lansia

Dilakukan setiap hari kerja oleh dokter di

puskesmas atau bidan di luar gedung

Dilakukan sesuai kebutuhan dan dilakukan

e. Pelayanan rujukan

f.Pemanfaatan pelayanan puskesmas

g. Pencatatan dan Pelaporan

kegiatan tambahan

Dilakukan setiap hari kerja oleh dokter

maupun bidan di puskesmas, berupa sistem

rujukan bagi pasien dengan efek samping

maupun komplikasi yang berat yang tidak

dapat ditangani oleh tenaga medis di luar dan

dalam gedung.

Dilakukan dengan ciri-ciri santun lansia.

Setiap akhir bulan oleh bidan di puskesmas,

berupa kegiatan pencatatan hasil kegiatan

program KB di puskesmas setempat dan

dilaporkan setiap bulan.

3 Keluaran

1. Frekuensi pertemuan

2. Kehadiran kader setiap pertemuan

3. Cakupan penimbangan

4. Cakupan pemeriksaan kesehatan

5. Cakupan penyuluhan

6. Senam lanjut usia (per tahun)

7. Kegiatan sektor terkait (jenis)

8. Pendanaan kegiatan berasal dari

masyarakat

8 kali

3 orang

50%

50%

50%

8 kali

Tidak ada

Tidak ada

4 Lingkungan

4.1. Fisik

a. Lokasi

b. Transportasi

c. Fasilitas kesehatan lain

4.2. Non fisik

a. Pendidikan

b. Sosial ekonomi

c. Agama

Mudah dijangkau

Tersedia sarana transportasi

Ada dan dapat dijalin kerjasama yang baik

Tidak menjadi faktor penghambat

Tidak menjadi faktor penghambat

Tidak menjadi faktor penghambat

5 Umpan balik

5.1. Pelaporan yang lengkap dan sesuai

dengan waktu yang ditentukan akan

dapat digunakan sebagai masukan

dalam gerakan keluarga berencana.

5.2.Rapat kerja yang membahas laporan

kegiat-an setiap bulannya untuk

mengevaluasi program yang telah

dijalankan.

Adanya pelaporan setiap bulan secara

lengkap mengenai semua kegiatan Usia

Lanjut.

Ada hasil rapat kerja

6 Dampak

6.1. Langsung

a. Menurunkan jumlah lansia dengan

keterbatasan fisik

b. Mewujudkan lansia yang mandiri

6.2. Tidak langsung

Meningkatkan kesehatan usia lanjut

yang sesuai dengan Indonesia sehat

Diharapkan penurunan jumlah lansia dengan

ketergantungan

Diharapkan dapat mewujudkan lansia yang

mandiri

Diharapkan dapat tercapai

2015.