bab i
DESCRIPTION
ikmTRANSCRIPT
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan membuahkan hasil meningkatnya
umur harapan hidup yang mana menyebabkan turut terjadinya peningkatan jumlah
penduduk Lanjut Usia (Lansia). Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau
lebih yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok lainnya.1
Hasil Sensus Penduduk tahun 2010, Indonesia termasuk lima besar negara dengan
jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia. Berdasarkan data dari Depkes RI,
jumlah populasi Lansia di Indonesia tahun 2010 mencapai 24 juta atau 9,77% dan UHH
(Usia Harapan Hidup) sekitar 67,4 tahun.2 Sepuluh tahun kemudian atau pada tahun 2020
perkiraan penduduk Lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34% dan UHH
sekitar 71,1 tahun. Sedangkan dari data USA Bureau of the Census, bahkan Indonesia
diperkirakan akan mengalami pertambahan warga lansia terbesar seluruh dunia, antara
tahun 1990-2025, yaitu sebesar 414%.3 Berdasarkan data BPS tahun 2010 penduduk
berusia 60 tahun ke atas di wilayah DKI Jakarta adalah sebesar 495.290 jiwa, yaitu
5,16% dari total penduduk DKI Jakarta. Menurut Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMN) Kemkes tahun 2014, Umur Harapan Hidup (UHH) manusia
Indonesia semakin meningkat dimana diharapkan terjadi peningkatan UHH dari 70,6
tahun pada tahun 2010 menjadi 72 tahun pada tahun 2014 yang akan menyebabkan
terjadinya perubahan struktur usia penduduk.4 Dengan semakin meningkatnya usia
harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat
dari tahun ke tahun. Biro Pusat Statistik mencatat bahwa 52% lanjut usia adalah wanita
dan 48% adalah laki-laki. Sebagian besar (78%) tinggal di pedesaan dan 22% sisanya
tinggal di perkotaan.5
Menurut badan kesehatan dunia WHO bahwa penduduk lansia di Indonesia pada
tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang,
balitanya tinggal 6,9% yang menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia.
Angka kesakitan Lansia adalah proporsi penduduk Lansia yang mengalami masalah
kesehatan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari selama satu bulan terakhir. Menurut
Susenas, jumlah angka kesakitan lansia di desa dan kota pada tahun 2003 sebanyak
28,48% dan pada tahun 2007 menjadi 31,11%. Data menunjukkan bahwa ada
kecenderungan angka kesakitan lanjut usia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Kondisi ini tentunya harus mendapatkan perhatian berbagai pihak. Lanjut usia yang
sakit-sakitan akan menjadi beban bagi keluarga, masyarakat dan bahkan pemerintah,
sehingga akan menjadi beban dalam pembangunan. Oleh sebab itu, kita harus
menjadikan masa lanjut usia menjadi tetap sehat, produktif dan mandiri. Hal ini tidak
akan tercapai bila kita tidak mempersiapkan masa lanjut usia sejak usia dini. Program-
program kesehatan yang ada saat ini belum cukup memberikan perhatian terhadap
kondisi Lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Salah satu contohnya adalah masih
kurangnya bentuk pembinaan, pemeriksaan, pengobatan, dan penyuluhan kepada
kelompok lansia ini. Menurut Lembaga Lanjut Usia Indonesia tahun 2010, sekitar 99%
Lansia mengkonsumsi obat dan memiliki keterbatasan fisik, sekitar 80% Lansia
mengalami kondisi kronis yang dihubungkan dengan penyakit degeneratif, dan sebanyak
25% Lansia menderita penyakit degeneratif dan hidup tergantung pada orang lain.
Sedangkan, menurut Komnas Lansia di 10 propinsi tahun 2006, diketahui gangguan
sendi adalah penyakit terbanyak dengan presentase 52,3% diikuti hipertensi 38,8%.
Suatu wilayah disebut berstruktur tua jika persentase lanjut usianya lebih dari 7
persen. Dari seluruh provinsi di Indonesia, ada 11 provinsi yang penduduk lansianya
sudah lebih dari 7 persen, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah,
Bali, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, Jawa
Barat dan Nusa Tenggara Timur. Sedangkan lima provinsi dengan persentase lansia
terendah adalah: Papua (2,15 persen); Papua Barat (2,92 persen), Kepulauan Riau (3,78
persen), Kalimantan Timur (4,53 persen), dan Riau (4,86 persen).
1.2 Rumusan Masalah
Hasil Sensus Penduduk tahun 2010, Indonesia termasuk lima besar negara dengan
jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia dengan jumlah populasi Lansia di
Indonesia tahun 2010 mencapai 24 juta.
Menurut Lembaga Lanjut Usia Indonesia tahun 2010, sekitar 99% Lansia
mengkonsumsi obat dan memiliki keterbatasan fisik, sekitar 80% Lansia mengalami
kondisi kronis yang dihubungkan dengan penyakit degeneratif, dan sebanyak 25%
Lansia menderita penyakit degeneratif dan hidup tergantung pada orang lain.
Menurut Komnas Lansia di 10 propinsi tahun 2006, diketahui gangguan sendi adalah
penyakit terbanyak dengan presentase 52,3% diikuti hipertensi 38,8%.
Menurut Susenas, jumlah angka kesakitan lansia di desa dan kota pada tahun 2003
sebanyak 28,48% dan pada tahun 2007 menjadi 31,11%.
Kualitas hidup penduduk lanjut usia umumnya masih rendah.
Program-program kesehatan yang ada saat ini belum cukup memberikan perhatian
terhadap kondisi Lansia yang jumlahnya semakin bertambah.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran program pengembangan Upaya Pelayanan Kesehatan
Lanjut Usia serta permasalahnnya di Puskesmas Tirtajaya, Kecamatan Tirtajaya,
Kabupaten Karawang periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 melalui
Strategi Puskesmas Santun Lansia sehingga dapat diselesaikan dengan
menggunakan pendekatan sistem.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Diketahuinya cakupan proporsi lanjut usia yang mendapat pemantauan gizi
berkala dengan penimbangan di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten
Karawang periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.
1.3.2.2 Diketahuinya cakupan proporsi lanjut usia yang mendapat pemeriksaan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode
Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.
1.3.2.3 Diketahuinya cakupan pemeriksaan laboratorium pada lansia di wilayah kerja
Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari 2014 sampai dengan
Desember 2014.
1.3.2.4 Diketahuinya cakupan penyuluhan yang dilaksanakan di masing-masing desa
pada wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari
2014 sampai dengan Desember 2014.
1.3.2.5 Diketahuinya cakupan senam lansia yang dilaksanakan di masing-masing desa
pada wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari
2014 sampai dengan Desember 2014.
1.4 Manfaat Evaluasi
1.4.1 Bagi Evaluator
Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah
Mengetahui banyaknya kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
Mengetahui sedikit banyaknya kendala yang dihadapi dalam menjalankan program
Puskesmas khususnya pada Pelayanan Upaya Kesehatan Lansia dan merangsang
cara berpikir kritis dan ilmiah.
1.4.2 Bagi Puskesmas
Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program Puskesmas Tirtajaya
disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahan masalahnya.
Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan program
Puskesmas Santun Lansia sehingga memenuhi target cakupan program.
Memberi masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran serta
masyarakat dalam melaksanakan program Puskesmas Santun Lanjut Usia.
1.4.3 Bagi Masyarakat
Meningkatnya derajat kesehatan khususnya para lanjut usia di Puskesmas
Tirtajaya, Kecamatan Tirtajaya.
Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat dalam memahami dan
mengatasi masalah kesehatan usia lanjut.
Sumber informasi bagi masyarakat, sehingga masyarakat dapat meningkatkan
kesejahteraan dan taraf kualitas hidup dengan mengikuti program Puskesmas
Santun Lansia.
1.5 Sasaran
Sasaran langsung :
Semua laki-laki dan perempuan yang berusia 45-59 tahun (pra Lansia), berusia 60-69
tahun (Lanjut usia), Lansia resti ≥ 70 tahun atau ≥60 tahun dengan masalah kesehatan.
Sasaran tidak langsung :
- Keluarga yang tinggal bersama Lansia.
- Masyarakat di sekitar tempat Lansia berada.
- Organisasi sosial yang berada di wilayah tempat tinggal Lansia.
- Petugas kesehatan yang bertugas di wilayah tempat tinggal Lansia.
- Masyarakat luas lainnya.
Bab II
Materi dan Metoda
2.1 Materi
Materi yang digunakan untuk evaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil
kegiatan bulanan Puskesmas mengenai program Upaya Pelayanan Kesehatan Lansia di
wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Kab. Karawang periode Januari 2014 sampai dengan
Desember 2014 yang berisikan mengenai :
1. Jumlah lansia yang mendapat pemantauan gizi berkala
2. Jumlah lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan berkala
3. Jumlah lansia yang mendapatkan pemeriksaan status gizi (IMT) secara berkala dengan
penimbangan berat badan dan tinggi badan.
4. Jumlah lansia yang mendapat penyuluhan
5. Frekuensi pelaksanaan senam lansia
2.2 Metoda
Metoda yang digunakan pada kegiatan evaluasi program ini adalah dengan melakukan
pengumpulan data, pengolahan data, analisis dan interpretasi data terhadap tolok ukur yang
ditetapkan dengan menggunakan pendekatan sistem pada pelaksanaan program upaya
kesehatan lanjut usia di Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2014 sampai dengan Desember
2014, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui masalah yang ada dan menjawab
permasalahan dengan usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan
penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.
Bab III
Kerangka Teoritis
3.1 Bagan Teori
Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling
dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan
organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan, terdiri atas :
1. Masukan (input), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga,
sarana, dana dan metode.
2. Proses (process), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
3. Keluaran(output), adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment), adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh
sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik
dan non fisik
5. Umpan balik (feedback), adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut
6. Dampak (impact), adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem
3.2 Tolok Ukur
Tolak ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, lingkungan, umpan balik,
dan dampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam
program Upaya Kesehatan Lanjut Usia.
Bab IV
Penyajian Data
4.1 Sumber Data
Data yang digunakan dalam evaluasi program ini adalah data yang diperoleh dari :
1. Data demografi Puskesmas Tirtajaya tahun 2014.
2. Data sasaran program kesehatan Puskesmas Tirtajaya tahun 2014.
3. Laporan bulanan kegiatan program kesehatan usia lanjut di wilayah kerja Puskesmas
Tirtajaya periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014..
4. Laporan triwulan kegiatan program kesehatan usia lanjut di wilayah kerja Puskesmas
Tirtajaya periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014..
4.2 Data Umum
4.2.1. Data Geografi
Puskesmas Tirtajaya mempunyai wilayah kerja administratif, dengan luas areal ±
11.362,815 Ha yang meliputi daratan, pesawahan dan tambak, mencakup 11
Desa, 48 Dusun/RW, 131 RT, dan 27.066 Kepala Keluarga (KK). UPTD
Puskesmas Tirtajaya terletak sebelah Utara-Barat dari Kabupaten Karawang,
memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Barat : Kecamatan Batujaya
Sebelah Selatan : Kecamatan Jayakerta
Sebelah Timur : Kecamatan Cibuaya
Adapun jarak tempuh Puskesmas ke Kabupaten ± 45 km dengan waktu tempuh ±
90 menit dengam menggunakan kendaraan roda empat. Jarak terjauh dari desa ke
Puskesmas yaitu desa Srikamulyan dengan jarak 8 km, dan merupakan desa
dengan waktu tempuh terlama yaitu 30 menit. Desa dengan transportasi agak sulit
yaitu Desa Medankarya, Tambaksumur, Tambaksari dan Srikamulyan.
4.2.2. Data Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya berdasarkan pada tahun
2013 yaitu sebesar 90.756 jiwa yang terdiri dari 45.159 jiwa laki-laki dan 45.597
jiwa perempuan. Pendudukterbanyak terdapat di Desa Sabajaya yaitu sebesar
11.178 jiwa luas wilayah sebesar 5,524Km2, dengan kepadatan penduduk 2.016
jiwa/Km2Sementara penduduk dengan kepadatan yang rendah berada di Desa
Tambaksariyaitu sebesar 9.479 jiwa dengan luas wilayah 34,891 Km2dengan
kepadatan penduduk 270 jiwa/Km2.penduduk 270 jiwa/Km2.
4.2.3 Tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya umumnya
tamat SD/SLTP yaitu sebanyak 16.853 orang (63,5%).
4.2.4 Mata pencarian
Mata pencarian di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya sebagian besar bermata
pencaharian petani yaitu sebanyak 9.379 KK (34,65%).
4.2.5 Jumlah penduduk miskin
Jumlah KK miskin tahun 2014 berdasarkan data dari Kecamatan Tirtajaya
sebanyak 36.458 jiwa yang tersebar di 11 Desa. Desa yang memiliki proporsi
KK miskin terbanyak adalah Pisang sambo (1.211 KK miskin), Medan karya
(1045 KK miskin) dan Tambaksumur (989 KK miskin). Sedangkan Desa yang
memiliki proporsi KK miskin terendah adalah Bolang (544), Gempolkarya
(658 KK miskin) dan Srijaya (787 KK miskin).
4.2.6 Kepercayaan Agama
Agama yang dianut sebagian besar penduduk Kecamatan Tirtajaya adalah Islam
sebanyak 100 %, Kristen Protestan/Katolik 0 %, Hindu 0 %, dan Budha 0 %.
4.3 Data Khusus
4.3.1. Masukan
a. Tenaga
Dokter umum : 3 orang
Perawat poliklinik khusus Lansia: Tidak ada
Petugas Program Lansia : 1 orang
Kader Lansia yang aktif : 5 orang
Dokter gigi : 1 orang
Bidan : 28 orang bidan swasta, 11 orang bidan desa
b. Dana
APBD Tingkat II : Cukup
Bantuan Operasional Kesehatan : Kurang
c. Sarana
1. Medis
Stetoskop
Dalam gedung : 1
Luar gedung : 1
Tensimeter
Dalam gedung : 1
Luar gedung : 1
Alat Timbangan Berdiri
Dalam gedung : 1
Luar gedung : 1
Pengukur Tinggi Badan
Dalam gedung : 1
Luar gedung : 1
Termometer
Dalam gedung : 1
Luar gedung : 1
KMS Lansia
Dalam gedung : -
Luar gedung : -
2. Non Medis
Loket pendaftaran khusus Lansia : Tidak ada
Poliklinik khusus Lansia : Tidak ada
Apotik khusus Lansia : Tidak ada
Ruang konseling khusus Lansia : Ada
Alat peraga penyuluhan : Tidak ada
Buku pencatatan kegiatan : Ada
d. Metode
Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada Lansia adalah sebagai
berikut :
Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-sehari (activity of daily living)
meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan,
mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan
sebagainya.
Pemeriksaan status mental, berhubungan dengan mental emosional
dengan menggunakan pedoman metode 2 menit (bisa dilihat di KMS
Lanjut Usia).
Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Massa Tubuh (IMT).
Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop
serta penghitungan denyut nadi selama satu menit.
Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 4.
Penyuluhan dilakukan di dalam maupun di luar gedung dalam rangka
kunjungan rumah dan konseling kesehatan yang dihadapi oleh individu
dan atau kelompok Lanjut usia.
Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok
Lansia yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat.
Kegiatan olahraga antara lain senam Lansia, gerak jalan santai, dan lain
sebagainya untuk meningkatkan kebugaran.
Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan setiap selesai kegiatan posbindu
Lansia atau setiap bulan oleh kader kesehatan yang diteruskan ke petugas
kesehatan untuk dilakukan rekapitulasi.
4.3.2. Proses
a. Perencanaan (Planning)
Pemeriksaan kesehatan berkala
Di dalam gedung :
Dilakukan setiap hari kerja oleh dokter atau perawat di Poliklinik Khusus
Lansia Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00 – 12.00.
Di luar gedung :
Dilakukan 1 bulan sekali dengan memeriksa tekanan darah Lansia
menggunakan tensimeter oleh bidan desa atau kader di masing-masing
posbindu pada pukul 08.00 – 10.00.
Pemantauan gizi berkala
Di dalam gedung :
Dilakukan setiap hari kerja oleh dokter atau perawat di Poliklinik Khusus
Lansia Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00 – 12.00.
Di luar gedung :
Dilakukan 1 bulan sekali dengan mengukur berat badan Lansia
menggunakan alat timbangan berat badan dan tinggi badan Lansia
menggunakan pengukur tinggi badan oleh bidan desa atau kader di
masing-masing posbindu pada pukul 08.00 – 10.00.
Pengobatan pada Lansia
Di dalam gedung :
Dilakukan setiap hari kerja oleh dokter atau perawat di Poliklinik khusus
Lansia Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00 – 12.00.
Di luar gedung :
Dilakukan 1 bulan sekali di posbindu tiap desa di wilayah kerja
Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00 – 12.00.
Pelayanan konseling pada Lansia
Di dalam gedung :
Dilakukan setiap hari kerja oleh dokter atau perawat di Poliklinik khusus
Lansia Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00 – 12.00.
Di luar gedung :
Dilakukan 1 bulan sekali di posbindu tiap desa di wilayah kerja
Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00 – 12.00.
Penyuluhan tentang kesehatan
Di dalam gedung :
Dilakukan setiap hari kerja dengan pemberian materi kesehatan Lansia
oleh petugas kesehatan di ruang tunggu Puskesmas Tirtajaya pada pukul
08.00 – 12.00. Materi penyuluhan yang disampaikan oleh petugas
kesehatan meliputi penyakit-penyakit yang sering diderita oleh Lansia,
makanan sehat yang dianjurkan, makanan yang perlu dibatasi/dipantang,
PHBS, dan masalah kesehatan lainnya.
Di luar gedung :
Dilakukan 1 bulan sekali dengan pemberian materi kesehatan Lansia oleh
bidan desa atau kader di masing-masing posbindu pada pukul 08.00 –
10.00. Materi penyuluhan yang disampaikan oleh petugas kesehatan
meliputi penyakit-penyakit yang sering diderita oleh Lansia, makanan
sehat yang dianjurkan, makanan yang perlu dibatasi/dipantang, PHBS, dan
masalah kesehatan lainnya.
Senam Lansia
Dilakukan 1 bulan sekali oleh kader puskesmas yang telah dibimbing di
masing-masing posbindu pada pukul 08.00 – 10.00.
Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dilakukan setelah pelaksanaan posbindu oleh petugas program
Upaya Kesehatan Lanjut Usia. Pelaporan dilakukan sebulan sekali kepada
Dinkes Kab. Karawang.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian tertulis dalam melaksanakan program Upaya Kesehatan
Lanjut Usia di Puskesmas Tirtajaya, Karawang, tahun 2014.
c. Pelaksanaan (Actuating)
Pemeriksaan kesehatan berkala
Di dalam gedung :
Dilakukan setiap hari kerja oleh dokter umum dibantu oleh perawat di
poliklinik umum di Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00 – 12.00.
Di luar gedung :
Penanggung Jawab Program(Kepala Puskesmas)
H.Eko Susanto MMkes.
Petugas Pencatatan dan Pelaporan Program
(Ka. Subag Tata Usaha)Hj.Yuswati Amk
Koordinator Upaya Kesehatan Lanjut Usia
Yudiyoso MKes
Kader Terlatih
Tidak ada jadwal yang pasti untuk dilakukannya kegiatan ini, namun
kadang-kadang dilakukan 1 bulan sekali oleh bidan desa atau kader di
masing-masing posbindu pada pukul 08.00 – 10.00.
Pemantauan gizi berkala
Di dalam gedung :
Tidak ada jadwal yang pasti dilakukannya kegiatan ini. Dilakukan setiap
hari kerja oleh dokter umum dibantu oleh perawat di poliklinik umum di
Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00 – 12.00.
Di luar gedung :
Tidak ada jadwal yang pasti untuk dilakukannya kegiatan ini, namun
kadang-kadang dilakukan 1 bulan sekali oleh bidan desa atau kader di
masing-masing posbindu pada pukul 08.00 – 10.00.
Pengobatan pada Lansia
Di dalam gedung :
Dilakukan setiap hari kerja oleh dokter umum dibantu oleh perawat di
poliklinik umum di Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00 – 12.00.
Di luar gedung :
Tidak ada jadwal yang pasti untuk dilakukannya kegiatan ini, namun
kadang-kadang dilakukan 1 bulan sekali oleh bidan desa atau kader di
posbindu tiap desa di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00
– 10.00.
Pelayanan konseling pada Lansia
Di dalam gedung :
Tidak ada jadwal yang pasti untuk dilakukannya kegiatan ini, kalaupun
ada dilakukan oleh kerja oleh dokter umum dibantu oleh perawat di
poliklinik konseling Graha Semesta di Puskesmas Tirtajaya pada pukul
08.00 – 12.00
Di luar gedung :
Tidak ada jadwal yang pasti untuk dilakukannya kegiatan ini, namun
kadang-kadang dilakukan 1 bulan sekali oleh bidan desa atau kader di
posbindu tiap desa di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya pada pukul
08.00 – 10.00.
Penyuluhan tentang kesehatan
Di dalam gedung :
Tidak ada data tertulis dilakukannya kegiatan ini.
Di luar gedung :
Tidak ada data tertulis dilakukannya kegiatan ini.
Senam Lansia
Tidak ada data tertulis dilakukannya kegiatan ini.
Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dilakukan setelah pelaksanaan posbindu oleh petugas program
Upaya Kesehatan Lanjut Usia. Pelaporan dilakukan sebulan sekali kepada
Dinkes Kab. Karawang.
d. Pengawasan (Monitoring)
Pencatatan dan pelaporan
- Bulanan dan triwulanan
Rapat
Rapat evaluasi bulanan dilakukan pada akhir tiap bulan
4.3.3. Keluaran
a. Cakupan penimbangan berat badan dan tinggi badan lansia di wilayah kerja
Puskesmas Tirtajaya selama periode Januari 2014 sampai dengan Desember
2014.
Cara hitung :
CB = A __ x 100% B x C
CB = Cakupan penimbangan
A = Jumlah lansia yang ditimbang BB dan diukur TB dalam setahun sebesar
6708 orang
B = Jumlah anggota lansia 15450 orang
C = Frekuensi pertemuan dalam setahun 12x
CB = ___6708___ X 100%15450 x 12
= 3,62%
Cakupan penimbangan BB dan TB pada lansia sebesar 3,62%.
b. Cakupan proporsi lansia yang diperiksa di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya
periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.
Cara hitung :
CK = A x 100% B
CK = Cakupan lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan (TD dan status
mental)
A = Jumlah lanjut usia yang diperiksa kesehatan dalam setahun.
B = Jumlah anggota kelompok lansia.
Jumlah lansia yang diperiksa kesehatan = 6708 orang
Jumlah anggota lansia = 15450 orang
CK = 6708 x 100% 15450
= 43,42%
Cakupan lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan sebesar 43,42%.
c. Cakupan pemeriksaan laboratorium sederhana
Cara hitung :
CL = A x 100% B
CL = Cakupan pemeriksaan laboratorium sederhana (urine dan darah)
A = Jumlah lanjut usia yang diperiksa laboratorium minimal 1 kali setahun.
B = Jumlah anggota kelompok lansia.
Jumlah lansia yang diperiksa laboratorium = 130 orang
Jumlah anggota lansia = 15450 orang
CL = 130__ X 100%
15450
= 0,85%
Cakupan lansia yang mendapat pemeriksaan laboratorium sederhana sebesar 0,85%.
d. Cakupan penyuluhan untuk lansia yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Tirtajaya selama periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.
Cara hitung :
Jumlah lansia yang ditimbang = 2139 orang
Jumlah anggota lansia = 15450 orang
Frekuensi pertemuan per tahun = 12 x
CB = ___2139___ X 100%15450 x 12
= 1,15%
Cakupan penimbangan BB dan TB pada lansia sebesar 1,15%.
CP = A x 100% B x CCP = Cakupan lansia yang mendapat penyuluhan
A = Jumlah lansia yang mendapat penyuluhan dalam setahun 2139 orang
B = Jumlah anggota kelompok 15450 orang
C = Frekuensi penyuluhan per tahun 12x
CP = 2139 __ x 100%
15450x12
= 1,15%
Cakupan lansia yang mendapat penyuluhan sebesar 1,15%
e. Frekuensi pelaksanaan senam lansia dalam 1 tahun : Tidak pernah
4.3.4. Lingkungan
a. Fisik
Lokasi :
Mudah dicapai oleh para Lansia dengan jarak desa terjauh adalah 8 km dari
Puskesmas yaitu Desa Srikamulyan dan merupakan desa dengan waktu
tempuh terlama yaitu 30 menit..
Transportasi
Sarana transportasi umum yaitu angkutan umum jarang melewati
Puskesmas, biasanya 30 menit sekali dan tidak ada becak di sekitar
Puskesmas. Desa dengan transportasi agak sulit yaitu Desa Medankarya,
Tambaksumur, Tambaksari dan Srikamulyan.
Fasilitas kesehatan
Tersedia fasilitas kesehatan lainnya seperti 2 praktek dokter umum swasta
dan 28 buah praktek bidan swasta.
b. Non Fisik
Pendidikan :
Sebagian besar penduduk berpendidikan rendah yaitu tamat SD/SLTP.
Ekonomi :
Sebagian besar penduduk berpendapatan rendah dimana jumlah penduduk
miskin bertambah sejak tahun 2013 sampai 2014 yaitu 40,41% menjadi
44,84% dari jumlah penduduk.
4.3.5. Umpan Balik
- Adanya rapat kerja bulanan (Lokakarya Mini Bulanan) yang membahas
laporan kegiatan setiap bulannya untuk monitoring dan mengevaluasi program
yang telah dijalankan
4.3.6. Dampak
a. Dampak langsung : belum dapat dinilai Angka Kesakitan Lansia
b. Dampak tidak langsung : belum dapat dinilai peningkatan derajat kesehatan
lansia dan peningkatan umur harapan hidup Lansia.
Bab V
Pembahasan
4.1 Masalah menurut Variabel Keluaran
No
.
Variabel Tolok
Ukur
Pencapaian Masalah
1. Cakupan proporsi lansia yang ditimbang 50% 3,62% (+) 92,76%
2. Cakupan proporsi lansia yang diperiksa 50% 43,42% (+) 13,16%
3. Cakupan lansia yang periksa laboratorium 20% 0,85% (+) 95,75%
4. Cakupan jumlah penyuluhan lansia 50% 1,15% (+) 97,7%
5. Cakupan frekwensi senam lansia 8-9 kali Tidak
pernah
(+) 100%
4.2 Masalah menurut Variabel Masukan
No
.
Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1. Sarana (Medis)
KMS Lansia Ada Tidak ada (+)
2. Sarana (Non Medis)
Apotik khusus Lansia
R. Konseling khusus Lansia
Alat peraga penyuluhan
Ada
Ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
(+)
(+)
(+)
3. Pencatatan dan pelaporan SP2TP (Sistem
Pencatatan dan
Pelaporan Terpadu
Puskesmas)
Tidak lengkap
pencatatan dan
pelaporan
(+)
4.2 Masalah menurut Variabel Proses
No
.
Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1. Penjadwalan
kegiatan
Ditetapkan penjadwalan
yang pasti dilakukannya
setiap kegiatan
Tidak ada penjadwalan
yang rutin, kegiatan
dilaksanakan
disesuaikan dengan
kondisi petugas
(+)
2. Penyuluhan Dilakukan penyuluhan
mengenai masalah
kesehatan yang biasa
terjadi pada Lansia, dan
bagi yang tidak datang ke
pertemuan dilakukan
kunjungan rumah.
Kurangnya dilakukan
kegiatan penyuluhan di
luar gedung dan tidak
terdapat data tertulis
mengenai kegiatan ini
(+)
3. Pemeriksaan
Laboratorium
Dilakukan pemeriksaan
laboratorium berkala
setiap 3 bulan pada lansia.
Tidak terdapat rujukan
dari kader/bidan desa
dan terkadang tidak ada
data tertulis dari
petugas laboratorium.
(+)
4. Senam
Lansia
Dilakukan senam lansia
oleh bidan atau kader yang
sudah dilatih sebelumnya
oleh petugas puskesmas
Kurangnya pelatihan
kepada kader oleh
petugas puskesmas
mengenai materi senam
lansia
(+)
5. Pencatatan
dan
Pelaporan
Pencatatan semua hasil
pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan oleh kelompok
usia lanjut
Kurangnya pencatatan
hasil kegiatan Lansia
(+)
4.3 Masalah menurut Lingkungan
Transportasi : kurangnya sarana transportasi umum di wilayah desa mempengaruhi
kunjungan para Lansia ke sarana kes
Bab VI
Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang ditemukan pada evaluasi program Upaya Kesehatan Lansia di
Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 adalah :
Masalah menurut keluaran (masalah sebenarnya) :
1. Cakupan proporsi lansia yang ditimbang (pemantauan gizi) sebesar 1,15% dari target
50%. Besarnya masalah 97,7%.
2. Cakupan proporsi lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan sebesar 43,42% dari
target 50%. Besarnya masalah 13,16%.
3. Cakupan proporsi lansia yang mendapat pemeriksaan laboratorium sebesar 0,85% dari
target 20%. Besarnya masalah 95,75%.
4. Cakupan proporsi penyuluhan lansia sebesar 3.62% dari target 50%. Besarnya masalah
92,76%.
5. Tidak ada senam lanjut usia dilaksanakan dari target 8 kali dengan masalah sebesar
100%.
Masalah menurut unsur lain (masalah penyebab)
1. Dari Masukan :
- Kurangnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelayanan Lansia sesuai
dengan strategi Puskesmas Santun Lansia seperti KMS Lansia, loket khusus Lansia,
balai pengobatan khusus Lansia, apotik khusus Lansia, ruang konseling khusus
Lansia, dan alat peraga penyuluhan.
- Kurang optimalnya sistem pencatatan hasil kegiatan yang dilakukan di luar dan di
dalam gedung.
- Tidak efektifnya tenaga kesehatan yang ada untuk memeriksa para Lansia.
- Tidak ada tenaga ahli gizi di puskesmas dan petugas/kader yang dilatih kesehatan
olahraga untuk Lansia.
2. Dari Proses :
- Kurangnya penjadwalan yang pasti dan rutin dilakukannya kegiatan.
- Kurang dilakukannya penyuluhan di luar gedung.
- Kurang dilakukannya kegiatan senam lansia.
- Kurangnya pencatatan hasil kegiatan di dalam maupun di luar gedung
3. Dari Lingkungan :
- Kurang tersedianya sarana tranpostasi umum di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya.
- Sosial ekonmi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya rendah.
Bab VII
Prioritas Masalah
Masalah sebenarnya dari program menurut keluaran :
A. Tidak ada senam lanjut usia dilaksanakan dari target 8 kali dengan masalah sebesar 100%.
B. Cakupan proporsi lansia yang mendapat pemeriksaan laboratorium sebesar 0,85% dari
target 20%. Besarnya masalah 95,75%.
C. Cakupan proporsi lansia yang ditimbang (pemantauan gizi) sebesar 3,62% dari target
50%. Besarnya masalah 92,76%.
D. Cakupan proporsi penyuluhan lansia sebesar 1,15% dari target 50%. Besarnya masalah
97,7%.
E. Cakupan proporsi lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan sebesar 43,42% dari target
50%. Besarnya masalah 13,16%.
Prioritas masalah :
Parameter Masalah
A B C D E
1 Besarnya masalah 2 3 4 5 4
2. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan 2 3 4 5 4
3. Keuntungan sosial bila masalah selesai 2 4 4 5 5
4. Teknologi yang tersedia 4 2 4 5 4
5. Sumber daya yang tersedia 3 3 3 4 5
Total 13 15 19 24 22
Keterangan derajat masalah :
5 = Sangat penting 2 = Kurang penting
No
4 = Penting 1 = Sangat kurang penting
3 = Cukup penting
Yang menjadi prioritas masalah dalam evaluasi program Upaya Kesehatan Lansia di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang adalah :
1. Cakupan proporsi lansia yang mendapat penyuluhan sebesar 3.62% dari target 50%.
Besarnya masalah 92,76%..
2. Cakupan proporsi lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan sebesar 43,42% dari target
50%. Besarnya masalah 13,16%.
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1 Masalah 1
Cakupan jumlah penyuluhan lansia sebesar 3.62% dari target 50%. Besarnya masalah
92,76%..
Penyebab dari unsur masukan :
- Kurangnya alat peraga penyuluhan yang lebih menarik dan lebih mudah dimengerti
oleh para Lansia. Beberapa Lansia kurang tertarik membaca brosur dikarenakan
masalah penurunan fungsi penglihatan.
Penyebab dari unsur proses :
- Kurang aktifnya petugas kesehatan untuk melakukan kunjungan rumah para Lansia
yang sulit menjangkau fasilitas kesehatan.
- Kurangnya pencatatan dan dokumentasi mengenai kegiatan penyuluhan baik di dalam
maupun di luar gedung sehingga mempengaruhi hasil pelaporan yang ada.
- Penyuluhan dilakukan tidak merata dan tidak terjadwal secara rutin.
Penyelesaian :
- Membuat penjadwalan yang lebih pasti dan rutin untuk melakukan penyuluhan dan
memberikan penyuluhan dengan lebih menarik.
- Menyiapkan alat peraga penyuluhan yang lebih menarik dan mudah dimengerti untuk
para Lansia.
- Petugas kesehatan harus lebih aktif dalam melakukan kunjungan rumah sehingga
semua Lansia dipastikan mendapatkan penyuluhan tentang kesehatannya.
- Meninjau kembali SP2TP sebagai pedoman pencatatan dan pelaporan.
- Sering dilaksanakannya penyuluhan tentang bermacam informasi penyakit yang
terkait Lansia dan masalah gizi oleh petugas terkait kepada Lansia maupun
keluarganya.
- Diberikannya makanan tambahan untuk Lansia saat penyuluhan di dalam gedung
dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi sehingga menarik para Lansia untuk
selalu hadir di setiap penyuluhan.
8.2 Masalah 2
Cakupan proporsi lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan sebesar 43,42% dari
target 50%. Besarnya masalah 13,16%.
Penyebab dari unsur masukan :
- Kurangnya pemanfaatan sarana medis seperti KMS Lansia dalam melakukan
pemeriksaan kesehatan Lansia secara komprehensif dengan alasan Lansia sering lupa
membawa atau menaruh KMS yang sudah diberikan.
- Kurangnya sarana transportasi umum di wilayah kerja Puskesmas sehingga
mempengaruhi kunjungan Lansia ke sarana kesehatan.
Penyebab dari unsur proses :
- Kurangnya penjadwalan yang rutin pelaksanaan posbindu Lansia sehingga Lansia
sering tidak tahu jika dilakukan posbindu di sekitar rumahnya.
- Kurangnya pencatatan dan dokumentasi kegiatan pemeriksaan kesehatan di posbindu
sehingga mempengaruhi hasil pelaporan.
Penyelesaian :
- Mengusahakan pemanfaatan KMS Lansia dalam rangka mengontrol kesehatan
Lansia. Jika perlu KMS Lansia disimpan oleh kader aktif ataupun petugas kesehatan
sehingga Lansia tidak lupa untuk membawa KMS dalam tiap pemeriksaan.
- Petugas kesehatan di Puskesmas sebagai penanggung jawab program Lansia ini
harusnya lebih menetapkan jadwal yang pasti dan rutin untuk pelaksanaan posbindu
di masing-masing desa.
- Mengefektifkan tenaga petugas kesehatan yang memeriksa Lansia yang sudah ada
sehingga bisa efisien memantau perkembangan kesehatan Lansia.
- Memberikan penyuluhan kepada Lansia tentang penyakit yang sering diderita oleh
Lansia serta pola hidup sehat.
- Mengajukan usulan untuk menyediakan sarana transportasi demi kelancaran upaya
kesehatan Lansia
- Meninjau kembali SP2TP sebagai pedoman pencatatan dan pelaporan.
Bab IX
Penutup
9.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program kegiatan upaya kesehatan lansia yang dilakukan dengan cara
pendekatan sistem di Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang dan wilayah kerja
sekitarnya pada periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 terdapat beberapa
masalah, yang menjadi prioritas masalah adalah:
1. Cakupan proporsi lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan sebesar 43,42% dari
target 50%. Besarnya masalah 13,16%. Penyebab dari masalah ini adalah:
- Kurangnya pemanfaatan sarana medis seperti KMS Lansia dalam melakukan
pemeriksaan kesehatan Lansia secara komprehensif dengan alasan Lansia sering lupa
membawa atau menaruh KMS yang sudah diberikan.
- Kurangnya sarana transportasi umum di wilayah kerja Puskesmas sehingga
mempengaruhi kunjungan Lansia ke sarana kesehatan.
- Kurangnya penjadwalan yang rutin pelaksanaan posbindu Lansia sehingga Lansia
sering tidak tahu jika dilakukan posbindu di sekitar rumahnya.
- Kurangnya pencatatan dan dokumentasi kegiatan pemeriksaan kesehatan di posbindu
sehingga mempengaruhi hasil pelaporan.
2. Cakupan jumlah penyuluhan lansia sebesar 3.62% dari target 50%. Besarnya masalah
46.38%. Penyebab dari masalah ini adalah:
- Kurangnya alat peraga penyuluhan yang lebih menarik dan lebih mudah
dimengerti oleh para Lansia. Beberapa Lansia kurang tertarik membaca brosur
dikarenakan masalah penurunan fungsi penglihatan.
- Kurang aktifnya petugas kesehatan untuk melakukan kunjungan rumah para
Lansia yang sulit menjangkau fasilitas kesehatan.
- Kurangnya pencatatan dan dokumentasi mengenai kegiatan penyuluhan baik
di dalam maupun di luar gedung sehingga mempengaruhi hasil pelaporan yang
ada.
- Penyuluhan dilakukan tidak merata dan tidak terjadwal secara rutin.
9.2 Saran
Ditujukan kepada Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang, dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
- Menetapkan jadwal yang pasti dan rutin untuk dilakukannya kegiatan posbindu
sehingga para Lansia lebih mudah mengingat untuk datang ke posbindu.
- Meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat sehingga kepedulian
masyarakat terhadap kesehatan Lansia dapat ditingkatkan.
- Mengusulkan kepada Dinas Kesehatan untuk menyediakan sarana alat peraga
penyuluhan yang sifatnya mudah dimengerti dan menarik bagi para Lansia.
- Meningkatkan pemanfaatan sarana KMS Lansia dalam memantau kesehatan
berkala dan gizi berkala pada setiap Lansia.
- Pencatatan program upaya kesehatan Lansia tiap bulannya harus dilengkapi agar
berguna sebagai masukan untuk menjalankan program di bulan berikutnya.
- Menjalankan fungsi utama Puskesmas sebagai pusat kesehatan strata pertama
dengan menjalankan ciri-ciri Puskesmas Santun Lansia seperti yang telah
diterapkan oleh Kementrian Kesehatan RI melalui buku pedoman Puskesmas
Santun Lansia.
Apabila saran ini dilaksanakan, maka diharapkan masalah tersebut dapat teratasi dan
tidak akan terulang kembali pada pelaksanaan program Upaya Kesehatan Lansia
melalui strategi Puskesmas Santun Lansia di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya,
Kabupaten Karawang pada periode mendatang.
Daftar Pustaka
1. Pedoman Puskesmas Santun Lanjut Usia bagi petugas Kesehatan. Direktorat bina
kesehatan komunitas ditjen bina kesehatan masyarakat kementrian kesehatan RI. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI. 2010.
2. Depkes RI. Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Usila tahun 2000. Jakarta: Direktorat
Jiwa Depkes RI.
3. Darmojo RB. Demografi dan epidemiologi populasi lanjut usia. Dalam: Martono H,
Pranarka K, editor. Buku ajar Beodhi-Darmojo Geriatri. Edisi IV. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009. h.35-54.
4. Badan Biro Statistik. Profil Penduduk Lanjut Usia di Indonesia. Diunduh dari
http://jakarta.bps.go.id/ , 28 September 2013
5. Jumlah Lansia Indonesia, Lima Besar Terbanyak di Dunia. Edisi 2010. Diunduh dari
http://www.menkokesra.go.id/content/jumlah-lansia-indonesia-lima-besar-terbanyak-di-
dunia.
6. Dines Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Buku Pemantauan Kesehatan Pribadi Lanjut Usia
2004. Pemerintah Propinsi Jawa Barat Dinas Kesehatan.
7. Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas. Puskesmas
Tirtajaya. Tahun Penilaian 2014.
Lampiran II
Struktur Organisasi Puskesmas Tirtajaya Tahun 2014
Kepala UPTD Puskesmas RengasdengklokH. Eko Susanto, MM.Kes
Ka SuBag Tata UsahaHj.Yuswati, Amk
Koordinator Petugas Operasional Pelayanan dan
Jaminan Kesehatan
Njang, Amk
Koordinator Petugas Operasional Kesehatan Keluarga & Promosi
Kesehatan
Eti Kurniawati, SKM
Koordinator Petugas Operasional Pengendalian
Penyakit&Penyehatan Lingkungan_____________________
Suhendar, SKM
*Sumber Data: Data Demografi Puskesmas Tirtajaya Tahun 2014
Lampiran III
Profil Puskesmas Tirtajaya Tahun 2014
Tabel 1. Luas Area Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tirtajaya tahun 2014
No Desa Luas Wilayah (H)
1 Tambak Sumur 3.568.620
2 Tambak Sari 3.489.089
3 Srikamulyan 626.033
4 Medan Karya 584.459
5 Pisang Sambo 552.400
6 Sabajaya 544.000
7 Srijaya 493.899
8 Bolang 474.056
9 Kutamakmur 442.195
10 Gempolkarya 310.064
11 Sumurlaban 278.000
Koordinator Petugas Lansia______________________
Yudiyoso, M.Kes
Koordinator Petugas Operasional Perkesmas
_______________________H. Nana Mulyadi, S.Kep
Jumlah 11,362,815
Sumber : Data Umum Laporan Tahunan Puskesmas Tirtajaya Tahun 2014
Tabel 2.Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah KerjaPuskesmas Tirtajaya Tahun 2014
No. Tingkat Pendidikan Presentase(%)
1. SD/SLTP 67,10
2. SLTA 20,44
3. Tidak Tamat SD 9,95
4. Sarjana 2,49
Total 100
Sumber : Data demografi Puskesmas Tirtajaya tahun 2014
Tabel 3. Persentase Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya Tahun 2014
No. Pekerjaan Persentase (%)
1. Petani 35,09
2. Buruh 26,20
3. Lain-lain 22,41
4. Pedagang 15,12
5. PNS/TNI 0,99
Total 100
*Sumber : Data demografi Puskesmas Tirtajaya tahun 2014
Tabel 4. Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Wilayah KerjaPuskesmas Tirtajaya Tahun 2014
No. Agama Presentase(%)
1. Islam 100
2. Budha 0
3. Protestan 0
4. Katolik 0
5. Hindu 0
Total 100
* Sumber : Data demografi Puskesmas Tirtajaya tahun 2014
Tabel 5. Klasifikasi Jenis Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya Tahun 2014
No. Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah
1. Puskesmas Pembantu (PUSTU) 1 unit
2. Pusling 11 Desa
3. PONED 1 buah
4. Praktek dokter swasta 2 orang
5. Praktek bidan swasta 28 buah
6. POSYANDU 48 buah
7. BP Sore 2 unit
8. Dokter gigi 1 orang
9. Kader Posyandu 230 orang
10 Posbindu 5 unit
10. Posyandu 48 unit
* Sumber : Data demografi Puskesmas Tirtajaya Tahun 2014
Tabel 6. Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya Tahun 2014
Nama Posbindu Kelurahan Kriteria Posbindu
Melati Pisang Sambo Madya
Dahlia Tambaksumur Madya
Nusa Indah Srijaya Madya
Anggrek Kutamakmur Madya
Kecubung Bolang Madya
_____________________________________________________________________
* Sumber : Data demografi Puskesmas Tirtajaya Tahun 2014
UPTD Puskesmas Tirtajaya mempunyai wilayah kerja administratif, dengan luas areal
± 11.362,815 Ha yang meliputi daratan, pesawahan dan tambak, mencakup 11 Desa, yaitu:
1. Desa Pisangsambo
2. Desa Sabajaya
3. Desa Medankarya
4. Desa Tambaksumur
5. Desa Tambaksari
6. Desa Srijaya
7. Desa Srikamulyan
8. Desa Kutamakmur
9. Desa Bolang
10. Desa Gempolkarya
11. Desa Sumurlaban
Puskesmas Tirtajaya terletak sebelah Utara-Barat dari Kabupaten Karawang, memiliki batas-
batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Barat : Kecamatan Batujaya
Sebelah Selatan : Kecamatan Jayakerta
Sebelah Timur : Kecamatan Cibuaya
Lampiran IV. Variabel dan Tolok Ukur Keberhasilan
No. VARIABEL TOLOK UKUR KEBERHASILAN
1. Masukan
1.1. Tenaga
- Dokter Umum
- Bidan
- Perawat
1 orang
1 orang
1 orang
- Koordinator Kesehatan Lansia
- Tokoh masyarakat
- Kader
- Petugas laboratorium
- Ahli gizi
- Petugas kesehatan/kader yang
dilatih olahraga
1.2. Dana
- APBD
1.3. Sarana
Medis
- Stetoskop
- Tensimeter
- Timbangan berat badan
- Pengukur Tinggi badan
- Laboratorium
- KMS Lansia
Non medis
- Ruang pendaftaran khusus lansia
- Ruang tunggu khusus lansia
- Balai pengobatan khusus lansia
- Ruang balai lansia
- Loket obat khusus lansia
- Ruang pelayanan rujukan khusus
lansia
- Toilet khusus lansia
1 orang
1 orang
3 orang
1 orang
1 orang
1 orang
Ada
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
1.4. Metode
1. Konseling
2. Penyuluhan
3. Pemeriksaan kesehatan berkala
4. Pelayanan rujukan
5. Pelaksanaan pengajian
6. Pemanfaatan pelayanan Puskesmas
7. Pencatatan dan pelaporan
Dengan wawancara
Dilakukan didalam dan luar gedung
Diperiksa 1 kali tiap bulan dengan KMS
lansia
Pelayanan rujukan ke puskesmas jika
terdapat kelainan pada hasil pemeriksaan
Kegiatan pengajian (lintas sektoral) harus
lebih dari 2 jenis
Pelayanan dalam gedung setiap hari kerja
selama 24 jam
SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas)
2 Proses
2.1. Perencanaan
Ada perencanaan tertulis mengenai :
a. Konseling
b. Penyuluhan
c. Pemeriksaan kesehatan berkala
d. Pelaksanaan pengajian
Dilakukan setiap hari kerja oleh bidan di
Puskesmas da diluar gedung dengan
memberikan informasi kepada para lansia
Dilakukan pada hari kerja oleh bidan atau
kader di Puskesmas dan diluar gedung
dengan memberikan informasi tentang
kesehatan lansia
Dilakukan setiap hari kerja oleh dokter di
puskesmas atau bidan di luar gedung
Dilakukan sesuai kebutuhan dan dilakukan
e. Pelayanan rujukan
f.Pemanfaatan pelayanan puskesmas
g. Pencatatan dan Pelaporan
kegiatan tambahan
Dilakukan setiap hari kerja oleh dokter
maupun bidan di puskesmas, berupa sistem
rujukan bagi pasien dengan efek samping
maupun komplikasi yang berat yang tidak
dapat ditangani oleh tenaga medis di luar dan
dalam gedung.
Dilakukan dengan ciri-ciri santun lansia.
Setiap akhir bulan oleh bidan di puskesmas,
berupa kegiatan pencatatan hasil kegiatan
program KB di puskesmas setempat dan
dilaporkan setiap bulan.
3 Keluaran
1. Frekuensi pertemuan
2. Kehadiran kader setiap pertemuan
3. Cakupan penimbangan
4. Cakupan pemeriksaan kesehatan
5. Cakupan penyuluhan
6. Senam lanjut usia (per tahun)
7. Kegiatan sektor terkait (jenis)
8. Pendanaan kegiatan berasal dari
masyarakat
8 kali
3 orang
50%
50%
50%
8 kali
Tidak ada
Tidak ada
4 Lingkungan
4.1. Fisik
a. Lokasi
b. Transportasi
c. Fasilitas kesehatan lain
4.2. Non fisik
a. Pendidikan
b. Sosial ekonomi
c. Agama
Mudah dijangkau
Tersedia sarana transportasi
Ada dan dapat dijalin kerjasama yang baik
Tidak menjadi faktor penghambat
Tidak menjadi faktor penghambat
Tidak menjadi faktor penghambat
5 Umpan balik
5.1. Pelaporan yang lengkap dan sesuai
dengan waktu yang ditentukan akan
dapat digunakan sebagai masukan
dalam gerakan keluarga berencana.
5.2.Rapat kerja yang membahas laporan
kegiat-an setiap bulannya untuk
mengevaluasi program yang telah
dijalankan.
Adanya pelaporan setiap bulan secara
lengkap mengenai semua kegiatan Usia
Lanjut.
Ada hasil rapat kerja
6 Dampak
6.1. Langsung
a. Menurunkan jumlah lansia dengan
keterbatasan fisik
b. Mewujudkan lansia yang mandiri
6.2. Tidak langsung
Meningkatkan kesehatan usia lanjut
yang sesuai dengan Indonesia sehat
Diharapkan penurunan jumlah lansia dengan
ketergantungan
Diharapkan dapat mewujudkan lansia yang
mandiri
Diharapkan dapat tercapai