bab i

19
Pengertian Audit Manajemen Audit Manajemen ( Management Audit ) adalah pengevalusian terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Dalam konteks audit manajemen, manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi. Audit manajemen dirancang secara sistematis untuk mengaudit aktivitas, program- program yang diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang bisa diaudit untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien, serta apakah tujuan dari program dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai dan tidak melanggar ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan. Berbagai jenis audit dilakukan untuk memastikan bahwa operasi perusahaan telah berjalan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang ada serta penggunaan sumber daya telah dilakukan secara efektif dan efisien. Pada audit kepatuhan (compliance audit), auditor berusaha mendapatkan dan mengevaluasi informasi untuk menentukan apakah pengelolaan keuangan, operasi, atau aktivitas yang lain dari suatu entitas telah sesuai dengan kriteria, kebijakan, atau regulasi yang mendasarinya. Dalam audit internal (internal audit), auditor melakukan penilaian secara independen berbagai aktivitas dalam memberikan jasanya kepada perusahaan. Audit operasional (operational auditing), memfokuskan penilaiannya pada efisiensi dan efektivitas operasi suatu entitas. Apabila pengertian audit operasional danaudit manajemen di hubungkan, maka dapat dikatakan keduanya identik. Oleh karena itu, audit manajemen dapat disebut juga audit operasional. Dari audit yang dijelaskan di atas, keseluruhan audit memiliki tujuan yang hampir sama yaitu menilai bagaimana manajemen mengoperasikan perusahaan, mengelola sumber daya yang dimiliki, meningkatkan efisiensi proses dalam mencapai tujuan perusahaan secara taat asas. Tujuan dari audit manajemen adalah untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang diberikan nantinya

Upload: jamie

Post on 19-Dec-2015

223 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Pengaruh Restitusi Pajak an Nilai Wajib Pajak Badan Terhadap Penerimaan Pajak an Nilai Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Di Kota Makassarsyahlan

TRANSCRIPT

Pengertian Audit ManajemenAudit Manajemen (Management Audit)adalah pengevalusian terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Dalam konteks audit manajemen, manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi. Audit manajemen dirancang secara sistematis untuk mengaudit aktivitas, program-program yang diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang bisa diaudit untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien, serta apakah tujuan dari program dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai dan tidak melanggar ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan.Berbagai jenis audit dilakukan untuk memastikan bahwa operasi perusahaan telah berjalan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang ada serta penggunaan sumber daya telah dilakukan secara efektif dan efisien. Padaaudit kepatuhan (compliance audit), auditor berusaha mendapatkan dan mengevaluasi informasi untuk menentukan apakah pengelolaan keuangan, operasi, atau aktivitas yang lain dari suatu entitas telah sesuai dengan kriteria, kebijakan, atau regulasi yang mendasarinya.Dalamaudit internal (internal audit), auditor melakukan penilaian secara independen berbagai aktivitas dalam memberikan jasanya kepada perusahaan.Audit operasional (operational auditing), memfokuskan penilaiannya pada efisiensi dan efektivitas operasi suatu entitas. Apabila pengertian audit operasional danaudit manajemen di hubungkan, maka dapat dikatakan keduanya identik. Oleh karena itu, audit manajemen dapat disebut juga audit operasional.Dari audit yang dijelaskan di atas, keseluruhan audit memiliki tujuan yang hampir sama yaitu menilai bagaimana manajemen mengoperasikan perusahaan, mengelola sumber daya yang dimiliki, meningkatkan efisiensi proses dalam mencapai tujuan perusahaan secara taat asas.Tujuan dari audit manajemen adalah untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut.EfisiensiEfisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasinya, sehingga dicapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki. Efisiensi berhubungan dengan metode kerja (operasi). Dalam hubungannya dengan konsepinput-proses-output,efisiensi adalah rasio antara output dan input. Seberapa besar output yang dihasilkan dengan menggunakan sejumlah tertentu input yang dimiliki perusahaan. Metode kerja yang baik akan dapat memandu proses operasi berjalan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Jadi,efisiensimerupakan ukuran proses yang menghubungkan antara input dan output dalam operasional perusahaan.

Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Rasio efisiensi tidak dinyatakan dalam bentuk absolut tetapi dalam bentuk relatif. Unit A adalah lebih efisien disbanding unit B, unit A adalah lebih efisien tahun ini disbanding tahun lalu, dan seterusnya. Karena efisiensi diukur dengan membandingkan output dan input, maka perbaikan efisiensi dapat dilakukan dengan cara:a.Meningkatkan output pada tingkat input yang sama.b.Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi peningkatan input.c.Menurunkan input pada tingkatan output yang sama.d.Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi penurunan output.Dalam pengukuran kinerja value for money, efisiensi dapat dibagi menjadi dua yaitu (a) efisiensi alokasi (efisiensi 1) dan (b) efisiensi teknis atau manajerial (efisiensi 2). Efisiensi alokasi terkait dengan kemampuan untuk mendayagunakan sumber daya input pada tingkat kapasitas optimal. Efisiensi teknis atau manajerial terkait dengan kemampuan mendayagunakan sumber daya input pada tingkat output tertentu.

EfektivitasSecara singkat pengertian efektivitas dapat dipahami sebagai tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Apakah pelaksanaan suatu program/aktivitas telah mencapai tujuannya?Efektivitasmerupakan ukuran dari output.Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Hal terpenting yang perlu dicatat adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Biaya boleh jadi melebihi apa yang telah dianggarkan, boleh jadi dua kali lebih besar atau bahkan tiga kali lebih besar daripada yang telah dianggarkan. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Temuan auditTemuan audit merupakan hal-hal yang berkaitan dengan pernyataan tentang faktabaik yang bersifat positif maupun negatif.Temuan audit yang bersifat negatif (eksepsi/defisiensi) merepresentasikan area yang memiliki tingkat risiko yang tinggi, sehingga auditor menyertakan rekomendasi untuk memperbaiki pengendalian/sistem/operasional organisasi. Dalam pelaporan hasil audit, baik temuan yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif harus disajikan secara berimbang/proporsional.Menurut Sawyeret al.(2005), audit manajemen diperlukan untuk mengidentifikasi kondisi-kondisi yang membutuhkan tindakan perbaikan. Penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma atau kriteria-kriteria yang dapat diterima disebut temuan audit (audit findings). Temuan audit bisa memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran. Misalnya, temuan-temuan tersebut dapat menggambarkan:Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil, tetapi tidak dilakukan, seperti pengiriman yang dilakukan tetapi tidak ditagih.Tindakan-tindakan yang dilarang, seperti pegawai yang mengalihkan sewa dari perlengkapan perusahaan ke perusahaan kontrak pribadi untuk kepentingannya sendiri.Tindakan-tindakan tercela, seperti membayar barang dan perlengkapan pada tarif yang telah diganti dengan tarif yang lebih rendah pada kontrak yang lebih menguntungkan.Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang seragam untuk klaim asuransi yang belum diterima padahal klaim tersebut bervariasi dalam jumlah dan signifikansinya.Eksposur-eksposur risiko yang harus dipertimbangkan.Meskipun temuan-temuan audit sering kali disebut sebagai kekurangan (deficiency), banyak organisasi merasa bahwa istilah tersebut terlalu negatif. Dalam kenyataannya, bahkan istilah temuan dianggap terlalu negatif di beberapa tempat. Kata-kata seperti kondisi dianggap lebih nyaman dan tidak memberi ancaman, serta tidak menimbulkan tanggapan defensif di pihak klien (Sawyeret al., 2005).

Temuan audit negatif/eksepsi/defisiensiKarakterisitik temuan audit negatif/eksepsi/defisiensi yang layak untuk dilaporkan, yaitu sebagai berikut:1)Signifikan dan didukung oleh bukti audit (fakta dan bukan opini),2)Objektif dan relevan dengan masalah yang dihadapi,3)Mendukung kesimpulan yang logis, beralasan, dan dapat mendorong manajemen untuk melakukan tindak lanjut berdasarkan hasil audit,4) Mungkin tidak signifikan, tetapi menunjukkan gejala masalah yang potensial terjadi di masa depan. Pelaporan secara lisan, diskusi dengan manajemenauditeedan memastikan tindak lanjut manajemen sebagai langkah preventif atau detektif, merupakan bentuk penanganan yang dapat diterima atas temuan audit yang dimaksud.Menurut Gondodiyoto (2004), temuan negatif adalah temuan berdasarkan bahan bukti audit bahwa ternyata terdapat ketidaktaatan terhadap ketentuan atau peraturan, pengeluaran uang yang tidak sepatutnya, ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan yang dapat berakibat (adanya kemungkinan/resiko/dampak) yang merugikan perusahaan, misalnya hilang atau rusaknya aset (termasuk data/informasi yang dimiliki perusahaan), tidak dipatuhinya prosedur kerja atau ketentuan atau kebijakan perusahaan, atau terjadinya kekeliruan (error/kesalahan-kelalaian, tidak disengaja) maupun penyalahgunaan (fraud/kecurangan).Temuan audit dihasilkan dari proses perbandingan antarakriteria(praktek yang diharapkan) dengankondisi(fakta atau keadaan sebenarnya), berikutpenyebabterjadinya perbedaan, danakibatyang mungkin ditimbulkannya. Langkah terakhir yang dapat diambil oleh auditor berkenaan dengan hal tersebut adalah menyusunrekomendasiyang akan diberikan kepada manajemen berdasarkan temuan audit tersebut.

Unsur temuan auditUnsur temuan audit terdiri dari beberapa hal, yaitu1.KondisiKondisi adalah keadaan atau kejadian sebenarnya yang ditemukan auditor selama proses audit dilaksanakan dan diselesaikan. Keadaan atau kejadian yang dimaksud di atas dapat berupa pelaksanaan prosedur kerja secara aktual, situasi operasional, kondisi aset, jumlah yang sebenarnya tercatat, dan lain-lain. Kondisi merupakan inti dari temuan audit, oleh karena itu harus didasarkan kepada bukti audit yang kompeten, relevan, lengkap, dan bermanfaat.Auditeemungkin dapat tidak setuju dengan kesimpulan dan interpretasi auditor, tetapiauditeetidak dapat menyangkal fakta yang mendasari suatu kondisi.Menurut Sawyeret al. (2005), istilah kondisi (condition) mengacu pada fakta-fakta yang dikumpulkan melalui observasi, pengajuan pertanyaan, analisis, verifikasi, dan investigasi yang dilakukan saat audit manajemen. Kondisi merupakan jantungnya temuan, dan informasi tersebut haruslah memadai, kompeten, dan relevan. Kondisi harus mampu mencerminkan total populasi atau sistem yang ditelaah; atau, dalam kasus terpisah, harus merupakan kelemahan yang signifikan. Klien harus menyepakati fakta-fakta yang disajikan, meskipun mereka bisa saja memperselisihkan signifikansi yang dilekatkan auditor pada temuan-temuan tersebut.2.Kriteria (praktek yang diharapkan)Kriteria menggambarkan kebijakan, prosedur, standar, hukum, atau regulasi yang ditetapkan dan harus dipatuhi olehauditee. Kriteria yang digunakan harus menggambarkan (a) tujuan yang ingin dicapai manajemen, dan (b) kualitas pencapaiannya. Praktek yang diharapkan mengacu kepada prosedur kerja yang lengkap dan dirancang untuk mencapai tujuan, serta bersifat mengikat untuk dipatuhi.3.PenyebabPenyebab dari suatu kondisi mengindikasikan mengapa masalah tersebut terjadi (atau alasan yang rasional atas terjadinya perbedaan antara kondisi dengan kriteria). Bila penyimpangan dapat diidentifikasi, dan penyebabnya diketahui, maka solusi alternatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi dapat disusun, sehingga tindakan korektif oleh manajemen terfokus kepada upaya mengatasi masalah tersebut.Menurut Sawyeret al. (2005), penyebab (cause) menjelaskan mengapa terjadi deviasi dari kriteria yang ada, mengapa sasaran tidak tercapai, dan mengapa tujuan tidak terpenuhi. Identifikasi penyebab merupakan hal penting untuk memperbaikinya. Setiap temuan audit bisa ditelusuri penyimpangannya dari apa yang diharapkan. Masalah bisa diatasi hanya jika penyimpangan ini diidentifikasi dan penyebabnya diketahui.4.AkibatAkibat merupakan dampak aktual atau potensial yang berkenaan dengan kondisi yang ditemukan (terutama kondisi yang tidak sesuai dengan kriteria). Unsur temuan audit ini diperlukan untuk meyakinkan manajemen bahwa bila kondisi yang tidak diinginkan dibiarkan akan mengakibatkan kerugian yang signifikan, sehingga manajemen terdorong atau memiliki dasar untuk melakukan tindakan korektif.Menurut Sawyeret al. (2005), akibat (effect) ditujukan untuk menjawab pertanyaan lalu kenapa. Anggaplah semua fakta telah disajikan, lalu kenapa? Siapa atau apa yang dirugikan, dan seberapa buruk? Apa konsekuensi-konsekuensinya? Akibat-akibat yang merugikan haruslah signifikan bukan hanya penyimpangan dari prosedur. Akibat merupakan elemen yang dibutuhkan untuk meyakinkan klien dan manajemen pada tingkat yang lebih tinggi bahwa kondisi yang tidak diinginkan, jika dibiarkan terus terjadi, akan berakibat buruk dan memakan biaya yang lebih besar daripada tindakan yang dibutuhkan untuk memperbaiki masalah tersebut. Untuk temuan-temuan keekonomisan dan efisiensi, akibat biasanya diukur dalam dolar atau rupiah. Dalam temuan-temuan efektivitas, akibat biasanya merupakan ketidakmampuan untuk menyelesaikan hasil akhir yang diinginkan atau diwajibkan. Akibat adalah hal yang membuat yakin dan sangat diperlukan untuk suatu temuan audit. Jika tidak disajikan ke manajemen dengan memadai maka kecil kemungkinan diambil tindakan perbaikan.5.RekomendasiRekomendasi audit merupakan solusi atau saran alternatif untuk menyelesaikan atau mengatasi masalah tertentu yang dideskripsikan dalam setiap unsur temuan audit. Rekomendasi harus bersifat :dapat dilaksanakan,operasional,spesifik, danmengidentifikasi subjek yang bertanggungjawab untuk melakukan tidak lanjut.Menurut Sawyeret al. (2005), rekomendasi (recommendation) menggambarkan tindakan yang mungkin dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang salah, dan untuk memperkuat kelemahan dalam sistem kontrol. Rekomendasi haruslah positif dan bersifat spesifik. Rekomendasi juga harus mengidentifikasi siapa yang akan bertindak.Manajemen danauditeeberkewajiban untuk memperhatikan atau memberikan tanggapan atas temuan audit, tetapitidak harusmenerima setiap rekomendasi auditor.Faktor yang perlu dipertimbangkan oleh auditor :1)Berdasarkan pertimbangan profesional, rekomendasi tersebut dapat mengatasi masalah.2)Manajemen atauauditeemampu mengimplementasikan rekomendasi yang diberikan oleh auditor. 3)Rekomendasi harus sesuai dengan sifat operasiauditee. 4)Rekomendasi harus mempertimbangkan asas biaya manfaat.5)Rekomendasi harus merepresentasikan jangka waktu dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah.Kesimpulan atau pendapat harus menempatkan berbagai temuan audit dalam perspektif yang didasarkan kepada implikasi dari temuan audit tersebut secara keseluruhan. Menurut Sawyeret al. (2005), kesimpulan (conclusion) harus ditunjang oleh fakta-fakta dan harus merupakan pertimbangan profesional, bukan berisi rincian yang tidak perlu. Dalam membuat kesimpulan, tim konsultan jelas memiliki peluang untuk memberikan kontribusi kepada organisasi. Jika tim konsultan secara konsisten menyajikan kesimpulan yang bisa menghasilkan kinerja yang baru dan tingkatan kinerja yang lebih tinggi, mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas produksi, menghilangkan pekerjaan yang tidak dibutuhkan, mendayagunakan kekuatan teknologi, meningkatkan kepuasan pelanggan, meningkatkan jasa, dan meningkatkan posisi kompetitif organisasi, maka audit manajemen jelas bernilai.Kesimpulan dapat dan seharusnya menyajikan tindakan potensial dan menunjukkan bahwa manfaat memperbaiki kesalahan akan melebihi biayanya. Besarnya kerugian yang ditunjukkan pada bagian akibat merupakan dasar dibutuhkannya tindakan perbaikan.

Penggunaan sumber daya secara ekonomis dan efisienMenurut Tugiman (1997), audit manajemen harus menilai keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya yang ada. Manajemen bertanggung jawab menetapkan standar operasional yang dipergunakan untuk mengukur keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya dalam suatu kegiatan. Audit manajemen bertanggung jawab untuk menentukan beberapa hal sebagai berikut, yaitu:1)Telah ditetapkan suatu standar operasional untuk mengukur keekonomisan dan efisiensi;2)Standar operasional tersebut telah dipahami dan dipenuhi;3)Berbagai penyimpangan atau deviasi dari standar operasional telah diidentifikasi, dianalisis, dan diberitahukan kepada berbagai pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindakan korektif;4)Tindakan korektif telah dilakukan.Pemeriksaan yang berhubungan dengan keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya haruslah mengidentifikasi berbagai keadaan seperti:1)Fasilitas-fasilitas yang tidak dipergunakan sepenuhnya,2)Pekerjaan yang tidak produktif.3)Berbagai prosedur yang tidak dapat dibenarkan berdasarkan pertimbangan biaya, dan4)Terlalu banyak atau terlalu sedikitnya jumlah staf.

2.Diskusi mengenai artikelDefisiensi dalam hal ini adalah kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh manajemen dan diungkapkan sebagai temuan audit dalam proses audit manajemen. Defisiensi ini harus diketahui dan diungkapkan selama proses audit manajemen. Hal ini penting agar manajemen mengetahui defisiensi apa yang ada di organisasi dan memperbaiki defisiensi tersebut.Jenis-jenis defisiensi yang ada di organisasi menurut pandapat kami sangat banyak. Mungkin saja defisiensi tersebut disebabkan oleh lemahnya sistem yang dibuat oleh manajemen dan kurangnya kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki oleh manajemen. Menurut pendapat kami, jenis-jenis defisiensi ini harus cepat diketahui oleh manajemen. Hal ini akan sangat membantu untuk memperbaiki kinerja organisasi sehingga organisasi dapat beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang ada.Defisiensi yang terdapat dalam organisasi harus diungkapkan pada saat akhir proses audit manajemen. Defisiensi-defisiensi yang ditemukan atau dalam hal ini merupakan temuan audit harus diungkapkan dengan jelas dan objektif kepada manajemen. Jika sudah diungkapkan secara jelas dan objektif, maka manajemen akan mengetahui bahwa sebenarnya organisasi memiliki kelemahan atau kekurangan. Dari defisiensi atau temuan audit ini nantinya akan diketahui penyebab defisiensi dan dampak atau akibat yang terjadi pada organisasi jika defisiensi ini tidak diperbaiki. Dari dampak atau akibat tersebut, manajemen akan mengetahui seberapa besar pengaruh defisiensi tersebut terhadap kinerja organisasi. Melihat dampak atau akibat yang mungkin terjadi pada organisasi yang terjadi akibat adanya defisiensi, maka disusunlah rekomendasi yang dapat dilaksanakan oleh manajemen. Rekomendasi ini dimaksudkan untuk menghilangkan adanya defisiensi atau paling tidak mengurangi dampak atau akibat defisiensi tersebut terhadap organisasi.Tujuan dari ditemukannya defisiensi ini adalah agar organisasi dapat menggunakan sumber daya yang dimiliki secara ekonomis dan efisien. Mungkin saja defisiensi yang ada selama ini di organisasi mengakibatkan organisasi menggunakan sumber daya secara tidak baik. Rekomendasi yang dihasilkan dari proses audit manajemen akan membantu manajemen untuk menghilangkan defisiensi yang ada sehingga kinerja organisasi dapat meningkat.

3.KesimpulanBerdasarkan artikel dan pembahasan, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu1.Defisiensi dalam hal ini merupakan kekurangan atau kelemahan yang terdapat di organisasi. Jika defisiensi ini tidak dihilangkan maka akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi.2.Defisiensi yang ditemukan selama proses audit manajemen harus dijelaskan dengan jelas dan objektif kepada manajemen.3.Rekomendasi yang dihasilkan pada akhir proses audit manajemen diharapkan dapat mengurangi defisiensi yang ada pada organisasi sehingga organisasi dapat menggunakan sumber daya yang dimiliki secara lebih ekonomis dan efisien.

Judul Contoh Skripsi Akuntansi Perpajakan SOFT COPYKODE O 16 (PDF)ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIK USAHA KECIL MENENGAH DALAM PELAPORAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DI DAERAH JOGJAKARTA (Studi Kasus pada Usaha Coffeeshop di Daerah Jogjakarta), 06TA_EVALUASI PENINGKATAN KONTRIBUSI PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN ANGGARAN 2004-2008,09TA_EVALUASI PENINGKATAN KONTRIBUSI PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN ANGGARAN 2004-2008, 09ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN KLATEN PERIODE 1998-2002,03EVALUASI TENTANG PAJAK HIBURAN JENIS PERMAINAN BILLIARD TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA, 05ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SERTA UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN PENGARUH TERHADAP PENGHASILAN KENA PAJAK PADA PERUM PEGADAIAN PUSAT, 07TA-PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI PAJAK DENGAN ADANYA SUNSET POLICY SERTA KONTRIBUSINYA DALAM PERPAJAKAN DI KPP PRATAMA KARANGANYARANALISIS PERLAKUAN ZAKAT DALAM PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI (STUDI KOMPARASI ANTARA PERATURAN PERPAJAKAN INDONESIA DENGAN MALAYSIA), 08PENGARUH PERBEDAAN PAJAK KORPORAT DI AMERIKA SERIKAT DAN INDONESIA TERHADAP NILAI RASIO-RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN, 07Untukmemesanjudul-judul SKRIPSI / TESIS ataumencarijudul-judulyang lainsilahkan hubungi Customer Service kami, dengan nomor kontakWhatApp0852.2588.7747 (AS)atauBBM : 2B7D0DB6Judul Contoh Skripsi Akuntansi Perpajakan KODE O 05 (MS WORD)ANALISIS PENGARUH PERENCANAAN PAJAK TERHADAP LABA PERUSAHAAN (Studi Kasus pada PT. Wana Awet Mas Temanggung), 05PERSEPSI WAJIB PAJAK BADAN TERHADAP PAJAK PENGHASILAN (Studi Kasus Pengusaha-Pengusaha di Wilayah DIY), 06PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA KENDARAAN DENGAN METODE CAPITAL LEASE PADA PT.IGLAS SEBAGAI LESSEE, 07Judul Contoh Skripsi Akuntansi Perpajakan HARD COPYKODE E-1KEBIJAKSANAAN PENETAPAN HARGA TRANSFER SEBAGAI MEDIA PENGENDALIAN PAJAK PENGHASILAN BAGI PERUSAHAAN MULTINASIONAL 88TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK DENGAN PENYITAAN TERHADAP BARANG-BARANG WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK MALANG 98KOREKSI PAJAK ATAS LABA USAHA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KETENTUAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT. INDUSTRI KERETA API MADIUN 02KEBAJIKAN REKLAFIKASI BIAYA-BIAYA KE DALAM BIAYA YANG DIAKUI OLEH PERATURAN PERPAJAKAN DALAM UPAYA MENGHEMAT PAJAK PADA PERUSAHAAN ROKOK DJAGUNG PADI MALANG 02ANALISA PENGGUNAAN LAPORAN PEMERIKSAAN AKUNTANSI PUBLIK SEBAGAI DASAR PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN BERKAITAN DENGAN ADANYA PERBEDAAN PENGAKUAN BIAYA [STUDI KASUSS PADA PT. SARI AYU INDONESIA] 02ANALISA PENGGUNAAN LAPORAN PEMERIKSAAN AKUNGTANSI PUBLIK SEBAGAI DASAR PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN BERKAITAN DENGAN ADANYA PERBEDAAN PENGAKUAN BIAYA [STUDI KASUS PADA PT. SARI AYU INDONESIA] 02SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN DATI II BANYUWANGI 02ANALISIS KOMPARASI PERLAKUAN SELISIH KURS DALAM PERSPEKTIF AKUNTANSI DAN PERPAJAKANPERSEPSI WAJIB PAJAK BADAN TERHADAP PENANGANAN SPT TAHUN PPH 2001Judul Contoh Skripsi Akuntansi Perpajakan KODE O-2ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN MENURUT PERUSAHAAN DAN MENURUT UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN PADA CV PENATARAN BLITARPOTENSI PBB KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN KOTA YOGYAKARTA, 03PERENCANAAN PAJAK (TAX PLANNING ) DALAM RANGKA PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK KHUSUSNYA PAJAK PENGHASILAN PADA PT. ANEKA REGALINDO SIDOARJO, 04PENGARUH ALOKASI PAJAK ANTAR PERIODA BERDASARKAN PSAK NO.46 TERHADAP KOEFISIEN RESPON LAB AKUNTANSI, 07Judul Contoh Skripsi Akuntansi Perpajakan KODE Y-05PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA MENURUT UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN 1995 DAN STANDART AKUNTANSI KEUANGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN [STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN TENUN PELANGI LAWANG] 97HARGA TRANSFER SEBAGAI ALAT PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL [SUATU TINJAUAN TEORITIS DARI PERPAJAKAN] 98PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN ATAS PEMBERIAN FRINGE BENEFITS DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT. INDUSTRI SANDANG II [PERSERO] UNIT PABRITEKS TEGAL [MENURUT UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1995] 97PERBEDAAN PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS BEBAN MENURUT UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1994 DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 1995 [STUDI KASUS PADA CV. BRANTAS MALANG] 97DAMPAK PAJAK PENGHASILAN TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN KUNINGAN KRISNA DI JUANA 96PERBEDAAN KONSEP PENGUKURAN LABA KENA PAJAK ANTARA PRINSIP AKUNTANSI YANG DITERIMA UMUM DENGAN UU NO. 10 TAHUN 1994 TENTANG PAJAK PENGHASILAN [DESKRIPSI PERENCANAAN LABA] STUDI KASUS PADA PD TARU MARTANI YK 01PENGARUH STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK 00PENGARUH KREDIT DAN DANA MASYARAKAT TERHADAP LABA SETELAH PAJAK [STUDI KASUS PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK] 03ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN PEMBEBANAN BIAYA MENURUT UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN [STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PLASTIK MENARA PASURUAN] 99ANALISIS PAJAK PERTAMBAHAN NIALI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH PADA PENJUALAN TERHADAP ALIRAN KAS PADA PT. TIGA BERLIAN AUTO GRAHA SEMARANG 99ANALISIS PERBEDAAN LAPORAN KEUANGAN MENURUT PERUSAHAAN DENGAN KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN PERPAJAKAN [STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MINUMAN TRADISIONAL] 99INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEBAGAI SALAH SATU CARA MENINGKATKAN PENDAPATAN DAERAH DI DIPENDA KAB. DATI II MALANG 99PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PENGARUHNYA PADA LAPORAN KEUANGAN PADA PT. SUMBER URIP MALANG 99ANALISIS PERBANDINGAN SEWA GUNA USAHA MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI PERPAJAKAN PADA PT. MERPATI DUTA NIAGA DI MALANG 99PENYESUAIAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN ATAS PAJAK PENGHASILAN NO. 10 TAHUN 1994 PADA CV. SUMBER JATI KEDIRIPENGENDALIAN INTERN TERHADAP PAJAK DAERAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KAB. DATI II TABANAN 99ANALISIS PENGENDALIAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (PPnBM) TERHADAP TRANSAKSI E-COMMERRCE MELALUI INTERNET 98EFEKTIVITAS PUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN, PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BLITAR DALAM MENGHADAPI OTONOMI BEBAS 01EVALUASI LAPORAN KEUANGAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PERATURAN PERPAJAKAN DALAM MENENTUKAN PAJAK PENGHASILAN YANG TERHUTANG OLEH KONTRAKTOR MINYAK ASING YANG BEKERJA ATAS DASAR KONTRAK PRODUCTION SHARING [STUDI KASUS PADA TOTAL INDONESIA] 98

1. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai2. Proses Pemberian Keputusan Persetujuan Angsuran Atas Utang Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah3. Dasar Pengenaan Pajak Reklame Oleh Dinas Pertamanan Kota Medan4. Mekanisme Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Oleh PT.Perushaan Listrik Negara (Persero) Cabang Medan5. Tata Cara Penagihan Utang Pajak Dengan Surat Paksa Kepada Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai6. Tata Cara Pelaksanaan Sita Terhadap Wajib Pajak Badan Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan7. Sistem Informasi Dan Manajemen Objek Pajak Dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat8. Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kenderaan Bermotor Pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Di Bawah Satu Atap (Samsat) Putri Hijau Medan9. Mekanisme Penerimaan Dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Medan Utara10. Prosedur Permohonan Pengurangan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur11. Penelitian Faktur Pajak Sebagai Upaya Untuk Menghindari Penyalahgunaan Dalam Pemberian Restitusi Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia12. Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Atas Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I13. Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Bagi Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur14. Tata Cara Penyelesaian Administrasi Pemindahan Nomor Pokok Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota15. Tata Cara Pnetapan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Unit Pelaksana Terpadu (UPTD) Samsat Medan Utara.16. Tata Cara Pelaksanaan Pengolahan Permohonan Keberatan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat17. Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota18. Tata Cara Penghapusan Npwp Dan Pencabutan Pkp Di Kpp Medan Polonia19. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (WP) Dalam Pembayaran Pajak Restoran Di Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) Kota Medan20. Tata Cara Pemungutan/Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Pegawai Biro Pusat Administrasi Sumatera Utara21. Prosedur Penghitungan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh PASAL 21) Atas Pegawai Tetap (Studi Penelitian : PT.Rajawali Nusindo Medan)22. Praktik Kerja Lapangan Mandiri Pelaksanaan Pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 Badan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam23. Pengelolaan Pajak Hotel Di Dinas Pendapatan Kabupaten Karo24. Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Dalam Upaya Meningkatkan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai25. Kontribusi Pajak Hotel Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Karo26. Prosedur Pelaksanaan Permohonan Pengurangan Wajib Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur27. Upaya Meningkatkan Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.28. Tata Cara Pelaksanaan Penagihan atau Pemungutan pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Salak.29. Tata Cara Pengisian SPT Pajak Restoran Di Dinas Penapatan Daerah Kota Medan30. Peranan Pemeriksaan Lapangan Dalam Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah31. Mekanisme Pengenaan Dan Pemungutan Pajak Parkir Pada Dinas Pendapatan Kota Medan.32. Upaya Peningkatan Pajak Hiburan Pada Dinas Pendapatan Kota Medan.33. Pengelolaan Pajak Hiburan Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.34. Tata Cara Penghitungan Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perkebunan Di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)35. Perbandingan Mekanisme Pendaftaran Wajib Pajak Dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Pajak Secara Manual Dengan Secara Elektronik (Melalui Jasa Internet) Di Kantor Pelayanan Pajak Tebing Tinggi.36. Prosedur Pengenaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Atau Bangunan Di Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan37. Hubungan Antara Wajib Pajak dengan Pemeriksa Pajak Dalam Pemeriksaan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Balige.38. Tata cara perhitungan PPh pasal 21 Orang Pribadi bagi Kepala Sub Bagian Keuangan pada Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara.39. Penetapan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Dikantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur40. Mekanisme Perhitungan dan Pembayaran Pajak Restoran Pada Hotel Pardede Medan41. Prosedur Pengisian Dan Penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja42. Prosedur Restitusi Pajak Pertambahan Nilai Bagi Pengusaha Kena Pajak Yang Melakukan Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan43. Mekanisme Pengenaan Dan Pemungutan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan44. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan45. Pengenaan Sanksi Administrasi Terhadap Keterlambatan Pembayaran Pajak Reklame Pada Dinas Pertamanan Kota Medan.46. Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di Kantor Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Tebing Tinggi.47. Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Dalam Rangka Menunjang Pembangunan Daerah (studi kasus pada Desa Silumajang Kabupaten Labuhan Batu48. Pelaksanaan Penagihan Tunggakan Pajak Terhadap Wajib Pajak Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota49. Mekanisme Pengajuan Permohonan Pengangsuran Dan Penundaan Pembayaran Pajak Hiburan Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan50. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Pembayaran Pajak Restoran Di Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

BAB I PENGERTIAN AUDITINGPengertian AuditingAuditing adalah suatu proses untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti tentang informasi mengenai kejadian ekonomi, yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dimana hasilnya akan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan.Tujuan AuditingTujuan Audit Laporan KeuanganMenyatakan pendapat dari kewajaran laporan keuangan yang disajikan, yang dalam segala hal yang material atas posisi keuangan, hasil operasi, perubahan modal dan arus kas perusahaan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.Memberikan keyakinan pada direksi dan para pemegang saham bahwa harta perusahaan telah dikelola dengan baik dan aman.Mengidentifikasikan area dimana efisiensi dapat diperbaiki dan penghematan biaya dapat dilakukan.Tujuan Audit OperasionalMenelaah metode dan prosedur yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai efisiensi dan efektifitas.Menemukan sebab-sebab tercapainya efisiensi dan efektifitas usaha.Melakukan evaluasi terhadap ekonomis, efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber dayanya.Melaporkan hasil audit, memberikan rekomendasi tindakan perbaikan, serta meminta tanggapan dari pihak manajemen perusahaan yang diaudit.Tujuan Audit KetaatanMempertimbangkan apakah pihak yang diaudit (auditee) telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak yang memiliki otoritas yang lebih tinggi.Mengetahui apakah karyawan telah bekerja sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan oleh manajemen.Memberikan laporan tentang kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan dengan kebijakan yang telah ditetapkan.Mamfaat AuditingPreventive control.Audit dapat mencengah kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam melaksanakan aktivitas perusahaan karena kinerja pihak manajemen perusahaan akan lebih baik apabila mengetahui tugas yang dilaksanakannya akan diaudit.Detective controlProses audit dapat mendeteksi kemungkinan terjadinya penyimpangan sehingga kekeliruan yang terjadi dapat diperbaiki.Reporting control.Laporan audit akan mengungkapan kekeliruan yang terjadi dalam penyusunan laporan keuangan suatu perusahaan sehingga laporan yang dihasilkan oleh pihak manajemen perusahaan mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum.

Jenis-Jenis AuditingAudit Laporan Keuangan (Financial Statement Audi )Audit laporan keuangan merupakan audit atau pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor idependen terhadap laporan keuangan suatu entintas, yang bertujuan untuk menentukkan apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan sesuai dengan kriteriakriteria tertentu.Audit Operasional (Operational Audit)Audit operasional merupakan suatu kegiatan review atau penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi yang bertujuan untuk untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomis. Laporan hasil audit manajemen meliputi rekomendasi tindakan perbaikan.Audit Ketaatan (Compliance Audit).Audit ketaatan merupakan suatu audit yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan telah mentaati peraturan dan kebijakan yang berlaku baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan (manajemen, dewan komisaris) maupun pihak ekstern (Pemerintah, Bapepam, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak). Hasil pemeriksaan ketaatan umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang atas dipatuhinya prosedur dan aturan yang telah ditetapakan. Audit ini bisa dilakukan baik oleh Kantor Akuntan Publik atau bagian Internal Audit.

10

11