bab i

43
BAB I Pendahuluan

Upload: wanda-chiee-babbyface

Post on 18-Dec-2015

228 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ini terbaru

TRANSCRIPT

BAB IPendahuluan

BAB IPENDAHULUAN

A. PendahuluanDitjen Dikdasmen (2006) tentang standar kompetensi kelompok B, menyebutkan bahwa anak mampu mengekspresikan diri dan bewrkreasi dengan berbagai gagasan, imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni.Menurut Santoso (Ramli,2005:1) anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang masa usia lahir sampai 8 tahun. Anak usia ini dapat dikatakan sebagai usia emas (Golden Age) karena pada masa usia dini merupakan masa yang paling efektif untuk pengembangan potensi dalam mengembangakan aspek perkembangannya yang meliputi pengembangan pembiasaan emoral dan nilai-nilai agama, sosial emosional dan kemandirian) bahasa, kognitif, motorik dan seni.Oleh karena itu sebagai orang tua dan pendidik harus pandai memberikan rangsangan yang berupa pendidikan yang disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh peserta didik Pola asuh yang baik sejak didik akan besar pula pengaruhnya bagi tumbuh kembangnya seorang anak terutama dari lingkungan terdekat anak. Lingkungan terdekat ini meliputi keluarga dan budaya serta kehidupan sosial yang berkembang dan berlangsung di sekitarnya, tempat dimana anak dibesarkan. Hal ini akan menjadi modal awal bagi anak untuk belajar berkomunikasi, bersosialisasi serta menyalurkan energinya, mengekspresikan emosinya dan mengembangakan kreativitasnya.Pada dasarnya setiap peserta didik di karuniai potensi kreatif sejak lahir. Hal ini dapat kita lihat dari perilaku bayidalam mengeksplorasi apapun yang ada di sekitarnya secara alamiah. Mereka dapat menikmati warna, cahaya, gerakan dan bunyi. Selain itu, juga dapat kita lihat pada perilaku anak usia dini yang secara alamiah gemar bertanya, mencoba, memperhatikan hal-hal yang baru. Semua kegemaran yang timbul dalam diri anak merupakan potensi kreatif yang sangat dibutuhkan hingga mereka dewasa nanti, oleh karena itu upaya perangsangan kreativitas pada usia dini sangant penting sekali.Orang tua dan pendidik sebenarnya memahami tentang pentingnya mengembangkan kreativitas anak usia dini, namun dalam pelaksanaannya masih banyak ditemukan kesulitan yang berkenaan dengan mengembangkan kreativitas pada anak usia dini. Kesulitan atau hambatan yang dihadapi oleh orang tua dan pendidik mungkin berasal dari program yang seharusnya di kembangakan dan karakteristik mereka dalam mengembangakan kreativitas anak usia dini. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks) saat ini mengakibatkan perubahan-perubahan di berbagai bidang kehidupan.Kreativitas anak di dalam melakukan kegiatan menempel dari bahan alam masih tergolong rendah dilihat dari segi aspek indikator memperhatikan penjelasan guru, ketepatan dalam menggunakan alat peraga, kemampuan bertanya, menempel dengan baik. Sehingga masih belum bisa menerima, memperhatikan penjelasan dari peneliti secara detail. Oleh karena itu solusi dalam meningkatkan kreativitas anak, peneliti melakukan kegiatan menempel dari bahan alam, berupa memberi pengarahan, penjelasan secara detail agar anak selalu memperhatikan peneliti, memberikan bimbingan bagaimana menggunakan media kepada anak untuk melatih kemampuan menempel dengan tepat, sehingga dengan menggunakan media tersebut dapat meningkatkan kecermatan, kecepatan gerakan jari-jari anak.Kenyataan ketika anak masuk Taman Kanank-Kanak, kebanyakan diantara mereka yang mulai di hadapkan pada tuntutan untuk menjadi anak yang manis, penurut, duduk manis dan tidak berbicara saat diberi pembelajaran. Proses pembelajaran di dalam kelas di dominasi oleh kegiatan belajar yang hanya mengarahkan anak untuk menghafalkan informasi saja, anak di paksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi, anak tidak dituntut untuk memahami dan menghubungkan informasi yang diingatnya itu dengan kehidupan sehari-hari anak.Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan tersebut kurang mendorong anak untuk mendapat mengembangakan kemampuan berfikir. Selain itu juga, berbagai aturan-aturan yang seharusnya belum perlu di terapkan pada anak mulai bermunculan sehingga dapat mengurangi kebebasan dalam berkreasi dan mengekspresikan diri.Untuk mengoptimalkan potensi kreatif yang dimiliki anak usia dini agar mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang mereka miliki sehingga perlu dilakukan suatu upaya yang kreatif agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dengan keadaan yang nyaman, menyenangkan dan bermakna dalam diri anak. Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan oleh orang tua dan pendidik melalui kegiatan bermain, sebab mengembangkan kreativitas anak usia dini tidak bisa dilepaskan dari faktor bermain. Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan esensial bagi anak usia dini, melalui kegiatan bermain memungkinkan anak untuk belajar tentang diri mereka sendiri, orang lain dan lingkungan, selain itu juga dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreatifitas, bahasa, emosi, nilai dan siap hidup.Berdasarkan latar belakang di atas, mengenai pentingnya mengembangkan kreativitas anak sejak usia dini, maka peneliti menyususn judul Meningkatkan motorik halus melalui kegiatan menempel dari bahan alam untuk anak didik kelompok B di RA Salsabila Camp Tanggulangin-Sidoarjo.

B. Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakng di atas dapat diidentifikasi perumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut ;1. Bagaimana upaya meningkatkan motorik halus melalui kegiatan menempel dari bahan alam untukanak didik kelompok B di RA Salsabila Camp Tanggulangin-Sidoarjo.2. Kurang pahamnya para orang tua dan pendidik dalam mengembangkan kreativitas untuk anak usia dini.

C. Tujuan PenelitianBerdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka peneliti bertujuan untuk 1. Mengetahui upaya meningkatkan motorik halus melalui kegiatan menempel dari bahan alam untuk anak didik kelompok B di RA Salsabila Camp. Tanggulangin-Sidoarjo 2. Mengetahui kreativitas anak dapat di tingkatkan.3. Melaksanakan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran menempel dari bahan alam yang lebih baik. D. Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Bagi guru a) Memperkaya wawasan guru tentang beberapa pengembangan kreativitas yang dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajarb) Untuk dapat meningkatkan kemampuan mengajar dan profesionalismenya dalam memecahkan masalah pembelajaran khususnya dalam kegiatan menempel dari bahan alam.2. Bagi siswa/ anak didika) Memperkenalkan permainan menempel dari bahan alam shingga dapat meningkatkan potensi daya kreativitas anak.b) Anak mampu menuangkan ide dan kreativitasnya dalam kegiatan menempel dari bahan alam yang dapat meningkatkan fungsi otot motorik halus anak dan menmbuhkan jiwa seni anak.3. Bagi Sekolaha) Sebagai masukan dalam melaksanakan pembelajaran nemempel dari bahan alam untuk pengembangan kegiatan pembelajaran di RA Salsabila Camp Tanggulangin-Sidoarjob) Untuk memperkaya teori-teori yang telah ada terutama dalam pengembangan kreativitas anak.

4. Bagi Orang tuaa) Sebagai pengetahuan bagaimanacara memfasilitasi dan menstimulasi kemampuan anak dalam meningkatkan kreativitas menempel dari bahan alam.

BAB IIKajian Pustaka

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. MOTORIK HALUSPada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang, bahkan hamper sempurna walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyususn balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini di sebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu sendiri.Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan dan tubuh secara bersasmaan antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis, menggambar, menempel.

1. Pengertian Motorik HalusSumanti (2005:143) menyatakan bahwa motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang seiring membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan penggunaan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek.Hal yang sama dikemukakan oleh Yudho dan Rudyanto (2005:118) menyatakan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggambar, menempel dan menyusun balok dan memasukkan kelereng.Demikian pula menurut Bambang Sujiono (2008:12.5) menyatakan bahwa motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti ketrampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi seperti menggunting kertas, menggambar, mewarnai, menganyam serta menempel. Namun tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama.Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yng sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konsistensi perkembangan individu menurut Hurlock (1996) adalah sebagai berikut :a) Melalui keterampilan motorik anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang, seperti anak merasa senang dengan memiliki ketrampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.b) Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalm kehidupannya ke kondisi yang independen. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.c) Melalui perkembangan motorik anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis menmpel dan baris berbaris.d) Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya, bahkan dia akan terkucilkan atau menjadi anak yang finger (terpinggirkan).

2. Perkembangan Motorik Halus AnakKemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubugan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinue secara rutin seperti : bermain puzzle, menyusun balok, memasukkan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat kertas dan sebagainya.Kecerdasan motorik halus anak berbeda-beda dalam hal kekuatan maupun ketepatannya. Perbedaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan anak dan stimulasi yang didapatkannya.Lingkungan (orang tua) mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam kecerdasan motorik halus anak. Lingkungna dapat meningkatkan ataupun menurunkan taraf kecerdasan anak, terutama pada masa-masa pertama kehidupannya.Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Disetiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin banyak yang ingin dilihat dan di dengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya.Jika kurang mendapatkan rangsangan anak akan bosan, tetapi bukan berarti anda boleh memaksa si kecil. Tekanan, persaingan, penghargaan, hukuman atau rasa takut dapat mengganggu usaha yang dilakukan si kecil.Terdapat dua dimensi dalam perkembangan motorik halus anak yang diuraikan oleh Gesell(1971) yaitu :1) Kemampuan memegang dan memanipulasi benda-benda2) Kemampuan dalam koordinasi mata dan tangan Beberapa dimensi perkembangan motorik halus anak :a) Melakukan kegiatan dengan satu lengan seperti mencoret-coret dengan alat tulisb) Membuka halaman buku berukuran besar satu per satuc) Memakai dan melepas sepatu berperekat/tanpa talid) Memakai dan melepas kaos kakie) Memutar pegangan pintuf) Memutar tutup botolg) Membangun menara dari 4-8 balokh) Memegang pensil/krayon besari) Mengaduk dengan sendok dan garpu tanpa menumpahkan makananj) Memegang gunting dan memotong kertask) Menggulung, menempel, menguleni, menekan dan menarik adonan atau tanah liat.

3. Kegunaan Motorik HalusKegunaan / peningkatan motorik halus anak melalui kegiatan bermain. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yan gditujukan kepada anak sejak lahir dan sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Perkembangan motorik berkembang dengan kematangna syaraf dan otot.Dalam standar kompetensi kurikulum TK tercantum bahwa tujuan pendidikan di TK adalah membantu mengembangakan berbagai potensi anak baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kogniitif, bahasa, fisik, motorik, kemandirian dan seni untuk memasuki pendidikan selanjutnya. Memperkenalkan dan melatih gerakan motorik halus anak, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dengan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil.Menggunakan motorik halus adalah dengan cara menggerakkan otot-otot halus pada jari dan tangan. Gerakan ini keterampilan bergerak, yang bisa mencakup beberapa fungsi yaitu melalui keterampilan motorik halus anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang dan anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah.Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunankan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat.Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK antara lain anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, memakai sepatu dan sebagainya.Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak misalnya : menggunting kertas, menganyam kertas, menempel tapi tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan pada tahap yang sama dalam melakukan gerakan motorik halus, anak juga memerlukan dukungna keterampilan fisik serta kematangan mental.Kegunaan motorik halus adalah :1) Mengembangkan kemandirian Contohnya : memakai baju sendiri, mengikat tali sepatu dll2) Mengembangkan sosialisasiContohnya : ketika anak menempel, menggambar bersama teman-temannya3) Mengembangkan konsep diriContohnya : anak telah mandiri dalam melakukan aktivitas tertentu4) Kebanggaan diri, anak yang mandiri akan merasa bangga terhadap kemandirian yang dilakukannya.5) Berguna bagi ketrampilan dalam aktivitas sekolah misalnya : memegang pensil atau pulpen.

B. KREATIVITASKreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau m enemukan sesuatu yang sudah ada sehingga manfaatnya bernilai lebih di bandingkan sebelumnya.Pada dasarnya setiap manusia di lahirkan di dunia memiliki potensi untuk menjadi kreatif yang dapat berkembang dan ditingkatkan melalui pembelajaran yang tepat.1. Pengertian Kreativitas AnakMenurut Anna Cralt (2000:11) kreativitas anak adalah berkaitan dengan imajinasi atau manifestasi kecerdikan dalam pencarian yang bernilai Teori Rogers Menekan (1962) bahwa sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diiri mewujudkan potensi dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.Teori Clark Moustakis (1967) psikolog humanistik lain yang termuka menyatakan bahwa beraktivitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam dan dengan orang lain.

2. Ciri-ciri Kreativitas AnakMenurut Paul Torrance dalam Koclami (2011:24) mengembangkan ciri-ciri tindakan kreatif anak yang prasekolah adalah :1) Anak prasekolah yang kreatif belajar dengan cara yang kreatif yaitu dimana anak belajar untuk memenuhi kebutuhannya melalui eksperimen, eksplorasi, manipulasi dan bermain2) Anak prasekolah yang kreatif memililki rentang perhatian yang panjang terhadap hal membutuhkan usaha kreatif. Anak yang kreatif tidak mudah bosan terhadap sesuatu yang baru seperti mainan, biasanya ketertarikannya lebih dari 60 menit bahkan lama.3) Anak prasekolah yang kreatif belajar banyak melalui fantasi dan pemecahan permasalahn dengan menggunakan pengalaman.

3. Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Kreativitas AnakMenurut Clark dalam Zainal Abidin (2010:3) yang mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas yaitu :Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaanSituasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaanSituasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatuSituasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirianSituasi yang menekankan inisiatif diri untuk menggali, mengamati, bertanya, merasa, mengklasifikasikan, mencatat, menterjemahkan, memperkenalkan, menguji hasil perkiraan dan mengkomunikasikannya.

C. MEDIAMenurut Pamadhi, Hajar dan Sukardi S. Evan (2008) media adalah bahan yang dapat digunakan untuk menuangkan gagasan seseorang seperti kerktas, kanvas, kain, papan, triplek, haid barel, keramik, kaleng, plastik, spon, daun, pita serta bahan lainnya.Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa media adalah komponen sumber belajar siswa yang dapat mendorong siswa untuk belajar, berimajinasi dan mengembangkan potensi yang dimiliki melalui kegiatan bermain.

D. MENEMPELPada anak usia dini menempel berkaitan dengan perkembangan motorik halus dan motorik kasar, lebih jauh lagi menempel juga dapat meningkatkan kemampuan otak kanan untuk penglihatan(visualisasi) yang nantinya dapat meningkatkan semua aktivitas intelektual anak.

1. Pengertian Menempel/KolaseMenempel/kolase dalam pengertian yang paling sederhana adalah penyusunan berbagai macambahan pada sehelai kertas yang diatur. Anak-anak di kelas biasanya memilih dan mengatur potongan bentuk dari kertas, kain bahan-bahan bertekstur lalu meletakkan di tempat yang mereka suka sebagai bagian dari pengalaman mereka dapat membuat keputusan sendiri tentang penggunaan warna, ukuran dan bentuk. Adapun beberapa macam kolase yaitu : 1) Menempel/kolase dengan kertas dan kain 2) Menempel/kolase dengan tekstur

2. Beberapa pendapat menurut para ahlinya tentang menempel/ kolase yaitu : 1) Menurut M. Soleh Kasim (1981:10) kolase adalah menggambar dengan teknik tempelan 2) Menurut Muharam E. (1992:84) menyatakan : menempel/kolase adalah teknik melukis dan menggunakan warna-warni kepingan batu, kaca, marmer, keramik, kayu yang di tempelkan. Kolase merupakan bentuk gambar yang diwujudkan dengan menyyusun kepingan berwarna yang di olesi lem kemudian ditempelkan pada bidang gambar.3) Menurut Budiono MA (2005:15) mengartikan menempel/kolase sebagai komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan yang ditempelkan pada permukaan gambar.4) Menurut Sunaryo A(2002:8-9) menyatakan keterampilan menempel/kolase merupakan aktivitas yang penting dan kompleks.5) Menurut Susanto M (2002:63) menyatakan bahwa kata kolase yang dalam bahasa inggris disebut collage berasal dari kata coller dalam bahasa perancis yang berarti merekat. Selanjutnya kolase dipahami sebagai suatuteknik seni menempel berbagai macam materi selain cat seperti kertas, kain, kaca, logam, kulit telur, dan sebagainya kemudian dikombinasi dengan menggunakan cat (minyak) atau teknik lainnya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat di simpilkan bahwa kolase adalah kegiatan menempel ke dalam bentuk gambar yang telah di tentukan.

3. Sejarah Menempel/KolaseDalam sejarahnya seni kolase berkembang pesat di Venice Italia, kira-kira abad 17 selanjutnya berkembang di Perancis, Inggris, Jerman dan di kota-kota lain di Eropa. Kolase menjadi media yang di gemari kalangan seniman karena unik dan menuntut kreativitas tinggi. Pelukis Pablo Picasso, Georges Braque dan Max Ernst terkenal dengan karya lukis memakai teknik kolase kertas, kain dan sebagainya. Henri Mattise adalah salah satu seniman yang beralih kepada seni kolase ketika jari-jari tangannya terserang arthritis sehingga tidak mampu melukis lagi.

4. Manfaat Menempel/Kolase bagi Anak Usia DiniManfaat menempel bagi anak usia dini adalah :a) Melatih motorik halusb) Meningkatkan kreativitasc) Melatih konsentrasid) Mengenal warnae) Mengenal bentukf) Melatih memecahkan masalahg) Mengasah kecerdasan spasialh) Melatih ketekunani) Meningkatkan kepercayaan diri

BAB IIIRencana Perbaikan

BAB IIIRENCANA PERBAIKAN

A. Subjek Penelitian1. Lokasi penelitianDalam penelitian ini akan dilaksanakan di RA Salsabila Camp. Perumahan mutiara Citra Asri Blok N. 5 No. 1-2 Tanggulangin Sidoarjo. Penetapan lokasi atau tempat untuk penelitian ini dengan pertimbangan bahwa peneliti adalah salah satu guru yang mengajar di sekolah tersebut, sehingga untuk memudahkan dalam pencarian data dan peluang waktu yang luas serta dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi peneliti.2. Waktu penelitianMelalui beberapa alasan dan pertimbangan maka peneliti menentukan menggunakan waktu penelitian pada bulan maret sampai April 2015 semester genap tahun ajaran 2014/2015. Waktu keseluruhan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 2 bulan. Dengan deskripsi Perencanaan Pelaksanaan masing-masing siklus 1 dan 2 adalah sebagai berikut :a.Pelaksanaan siklus 1 yaitu selama 5 hari di mulai tanggal 2 Maret 2015 sampai 6 Maret 2015b. Pelaksanaan siklus 2 yaitu selama 5 hari dimulai tanggal 16 Maret sampai 20 Maretl 20153. Tema PenelitianDalam penelitian peniliti akan mengambil tema pada semester Genap tahun ajaran 2014/2015 yaitu tema Rekreasi dengan 2 subtema : Kendaraan darat, udara dan laut.4. Kelompok AnakSubyek dari penelitian ini adalah Siswa Usia 5-6 tahun yaitu siswa Kelompok B dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa. Pertimbangan penelitian memilih subjek peneliti adalah guru kelas dari Kelompok B di RA Salsabila Camp Perumahan Mutiara Citra Asri Blok N5 No.1-2 Tanggulangin-Sidoarjo, sehingga mempermudah peneliti dan melaksanakan penelitian.5. Karakteristik AnakAlasan dari peneliti memilih subjek penelitian siswa kelompok B yaitu karena disesuaikan dengan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58 tahun 2009 tentang Standart Pendidikan Anak Usia Dini dimana tingkat pencapaian perkembangan motorik halus tingkat pencapaian perkembangannya menyatakan bahwa metode pembelajaran yang sesuai untuk mengembangkan motorik anak misalnya metode bermain, metode demonstrasi atau pemberian tugas (Bell Gredler 1986;1)

B. Deskripsi Rencana Tiap Siklus.1. Rencana Pelaksanaan Pelaksanaan Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Setiap siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/ observasi dan refleksi. Sedangkan langkah pada siklus berikutnya yaitu siklus 2 adalah merupakan perencanaan yang sudah diperbaiki dari siklus sebelumnya.a. Rencana Tindakan* Siklus 1 Merupakan langkah-langkah yang dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan penelitian meliputi :1. Menyusun dan mempersiapkan rencana pembelajaran berupa rencana kegiatan, RKM dan RKH2. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan gambar sesuai tema rekreasi beserta alat gambar berupa spidol, pensil, krayon dan bahan alam3. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi guru, lembar observasi siswa dan lembar kerja anak*Siklus 2Langkah-langkah yang dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan penelitian berupa perbaikan dari siklus sebelumnya meliputi :1. Menyusun dan mempersiapkan rencana pembelajaran berupa rencana kegiatan, RKM dan RKH.2. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan berupa set gambar sesuai tema: rekreasi beserta alat gambar, pensil, buku gambar dan krayon3. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi guru, lembar observasi siswa dan lembar kerja anak.

b. Langkah-langkah PerbaikanSecara rinci tahap-tahap perbaikan pembelajaran siklus 1 dan 2 adalah sebagai berikut :1) Perbaikan Pembelajaran Siklus 1 PerencanaanSebelum melakukan perbaikan pembelajaran terlebih dahulu peneliti melakukan perencanaan berupa menyusun skenario rencana perbaikan yang disesuaikan dengan tema dan fokus masalah yang diteliti, kemudian menyiapkan media yang sesuai dengan tema dan rencana pembelajaran, menyiapkan rencana kegiatan (RK, RKM, RKH dan instrumen penilaian) Kegiatan Awal (30 menit)a. Anak-anak duduk membentuk setengah lingkaran dengan posisi guru berada didepanb. Guru memberi penguat berupa bercakap-cakap menghormati orang lebih tua "guru sesuai tema yang akan dilaksanakan yaitu : kendaraan darat, udara dan laut. Kegiatan Inti ( 60 menit)a. Sebelum kegiatan dimulai guru menjelaskan tugas/kegiatan yang akan diprogramkan hari itu.b. Anak-anak diminta untuk mengambil tempat duduk yang telah disediakanc. Ada 3 macam tugas atau lembar kerja yang sesuai dengan temaGuru memberikan kebebasan anak untuk memilih salah satu tugas yang dikerjakan duluan.d. Guru mengamati kegiatan anak untuk memilih salah satu tugas yang dikerjakan duluand. Guru mengamati kegiatan kegiatan anak dan mengobservasi hasil kerja anake. Anak-anak yang sudah selesai mengerjakan 5 macam tugas atau lembar kerja diberi kesempatan untuk bermain balok/mainan di depan kelas dengan posisi duduk berkelompok supaya tidak mengganggu teman-temannya yang sedang mengerjakan lembar kerja. Kegiatan Penutup (30 menit)a.Pada kegiatan ini guru memberi tanya jawab tentang kreasib. Guru memberikan motivasi pada anak agar anak lebih percaya diri terhadap hasil yang dibuatnya dengan memperlihatkan hasil lembar kerja dan memberikan reward berupa nilai bintang () serta tepuk tangan. Pengamatan Pengamatan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dengan kriteria penilaian berupa: Konsentrasi atau perhatian anak, kegiatan anak dan hasil kerja anak yang akan dituangkan dalam format tabel penilaian hasil kerja anak RefleksiSetelah melaksanakan perbaikan pembelajaran dan melakukan pengamatan maka penelitian dapat menilai kelemahan dan kelebihan selama proses pembelajaran juga dapat menilai hasil kerja anak yang akan dijadikan acuan untuk perbaikan di siklus selanjutnya.

2) Perbaikan Pembelajaran Siklus 2 PerencanaanSebelum melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 maka selanjutnya peneliti melakukan perencanaan untuk perbaikan pembelajaran di siklus 2 berupa : menyusun skenario rencana perbaikan yang di sesuaikan dengan tema dan fokus masalah yang di teliti, dan akan diperbaiki. Kemudian menyiapkan media yang sesuai dengan tema dan rencana pembelajaran, menyiapkan rencana kegiatan(RK), RKM, RKH dan instrumen penilaian. PelaksanaanSama dengan siklus 1 pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di bagi menjadi 3 kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan Awal ( 30 menit)a. Anak-anak duduk membentuk setengah lingkaran dengan posisi guru berada didepan anak-anak b. Guru memberi penguatan berupa tanya jawab, bercakap-cakap dan bernyanyi sesuai dengan tema yang akan dilaksanakan yaitu rekreasi Kegiatan Inti ( 60 menit)a. Sebelum kegiatan dimulai guru menjelaskan tugas/kegiatan yang akan diprogramkan hari itu.b. Pada kegiatan siklus 2 ini guru memperbaiki metode pembelajaran secara berkelompok sehingga pembelajaran lebih berfokusc. Anak-anak diminta untuk mengambil tempat duduk dengan posisi membentuk kelompok yang terditi dari 4 kelompok masing-masing 7 anakd. Guru membagikan lembar kerja anak untuk dikerjakan sesuai dengan temae. Tak lupa guru memberikan penguatan pada anak berupa contoh kegiatan di papan tulis untuk diperlihatkan sebelumnya.f. Guru mengamati kegiatan kegiatan anak dan mengobservasi hasil kerja anak secara berkelompok Kegiatan Penutup ( 30 menit)Pada kegiatan ini guru memberikan motivasi pada anak agar anak lebih percaya diri terhadap hasil yang dibuatnya dengan memperlihatkan kepada anak-anak hasil lembar kerja dan memberikan reward berupa nilai bintang () serta tepuk tangan. PengamatanSama dengan siklus 1 pengamatan di lakukan pad saat kegiatan pembelajaran berlangsung dengna kriteria penilaian berupa : konsentrasi atau perhatian anak, kegiatan anak dan hasil kerja anak akan di tuangkan dalam format tabel penilaian hasil kerja anak. RefleksiSetelah melaksanakan perbaikan pembelajaran dan melakukan pengamatan maka peneliti dapat menilai kelemahan dan kelebihan selama proses pembelajaran juga dapat menilai hasil kerja anak. Apabila pada siklus 2 ini hasil yang di dapatkan sudah banyak memperoleh kemajuan sesuai dengan yang di rencanakan maka penelitian dianggap cukup sampai siklus 2.

2. Prosedur Pelaksanaan PTKPenelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) dimana penelitian ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru di kelasnya melalui refleksi diri utnuk memperbaiki hasil belajar sisiwa.Langkah-langkah dalam pelaksanaan PTK ini merupakan suatu daur atau siklus yang terdiri dari beberapa tahap yaitu : merencanakan tindakan, mengamati dan melakukan refleksi (Wardhani, IGAK dan Kuswaya Wihardit, 2011)Secara umum langkah-langkah dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut :

Dalam pelaksanaan penelitian ini yang bertindak sebagai penilai adalah kepala sekolah tempat peneliti mengajar atau pengawas sekolah maupun dosen yang bersangkutan yang ditunjuk sebagai pembimbing untuk menilai baik perencanaan (RK,RKM,RKH) ataupun pelaksanaan yang ditunjukkan melalui APKG PKP dan APKG PKP 2.Sedangkan sebagai penilai atau supervisor adalah seseorang yang ditunjuk oleh UPBJJ-UT setempat untuk membimbing dan membantu pelaksanaan PKP.Tugas dan wewenang supervisor 2 dan penilai :1) Membimbing mahasiswa di sekolah tempat mengajar terkait perbaikan kegiatan pengembangan 2) Memberi masukan terhadap pembuatan rancangan satu siklus, skenario perbaikan dan RKH yangpembuatan refleksi di susun mahasiswa3) Mengamati dan menilai mahasiswa pada pelaksanaan kegiatan pengembangan4) Memberi masukan terhadap kinerja mahasiswa setelah pelaksanaan perbaikan berlangsung melalui bimbingan dalam pembuatan refleksi5) Memeriksa kesesuaian antar jurnal pembimbing PKP dengan laporan PKP yang dibuat mahasiswa.

Prosedur umum kegiatan pengembangan yang dilakukan mahasiswa adalah sebagai berikut :a) Mahasiswa mengikuti bimbingan dan persyaratan supervisor 2 yang telah di tetapkanb) Mahasiswa mencari dan mengikuti persyaratan dari penilai yang telah ditetapkanc) Baik penilai atau supervisor 2 mengisi form kesediaan menjadi penilai dan supervisor 2 kemudian form tersebut dilaporkan oleh mahasiswad) Mahasiswa melakukan bimbingan untuk pembuatan laporan, pembuatan rancangan siklus beserta refleksinya lengkap dengna RKH dan APKGnya.e) Mahasiswa membuat laporan PKP dan karya ilmiah untuk diperiksa oleh pembimbing dan supervisorf) Menyiapkan simulasi perbaikan kegiatan pengembangan3. Rencana Pengamatan dan Pengambilan DataPengamatan dan pengambilan data dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan metode pengambilandata berupa observasi dan penilaian hasil karya anak.Instrumen yang dinilai dalam penelitian ini adalah berupa kemampuan dalam menempel dari bahan alam yaitu kreativitas menempel, kerapian dalam menempel dan hasi akhir menempel anak.Kriteria penilaian hasil karya anak diwujudkan dalam 3 macam penilaian berupa bintang 1 (), bintang 2 () dan bintang 3 ().Hasil penilaian dapat dilihat berdasarkan tabel penilaian di bawah ini :

NONAMA

1SAVA

2DIRLA

3SASYA

4AYRA

5RIZA

6WALDAN

7KAISYAR

8ABIMANYU

9IRSYAD

10DIERGA

11MESSY

12AISYAH

13RAHMAN

14SABRINA

15GLENIS

16SAAD

17AAN

18VINO

19RAVA

20INDAH

21CINTA

22MADIN

23RARAS

24PUTRI

25MEGA

26FARIS

27NAFIS

28NAURA

TOTAL

PRESENTASE

Keterangan : (): Anak belum berkembang(): Anak mulai berkembang(): Anak berkembang sesuai harapanPerhitungan persentase nilai yang diperoleh anak berdasarkan hasil karya yang di buatnya dapat dihitung dengan menggunakan rumus prosentase sebagai berikut :

Presentase (%) = Jumlah nilai anak x 100%Jumlah anakDengan standar keberhasilan di katakan tuntas jika persentase skor yang di dapatkan mencapai 75% keatas (Wardhani, IGAK dan Kuswaya Wihardit, 2011)

4. Rencana Refleksi Yang Akan DilakukanSetelah melaksanakan perbaikan pembelajaran dan melakukan pengamatan maka tahap selanjutnya adalah melakukan refleksi, jika pada siklus 1 masih banyak kelemahan atau hasil yang didapatkan tidak sesuaii harapan ( kurang dari 75% ) maka akan dilanjutkan untuk perbaikan pada siklus 2.Refleksi dilakukan setiap akhir pembelajaran (setelah pembelajaran dalam 1 RKH selesai ). Tujuan refleksi adalah untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran berjalan lancar dan untuk merencanakan perbaikan pembelajaran di siklus selanjutnya jika hasil yang didapatkan tidak sesuai harapan.Refleksi juga dilakukan untuk mengetahui apa saja kelemahan dan keunggulan pembelajaran yang dilakukan ndan apakah metode yang digunakan sudah tepat dan efektif.Apabila dalam melakukan refleksi dirasa hasilnya kurang memuaskan maka akan dilakukan rancangan perbaikan untuk siklus selanjutnya.Pada penelitian ini perencanaa dilakukan dengan menggunakan 2 siklus di harapkan melalui 2 siklus ini maka hasil belajar akan berhasil dengan tuntas artinya persentase skor yang dihasilkan lebih dari 75%.

BAB IVHasil dan Pembahasan

BAB VKesimpulan dan Saran

Daftar Pustaka

Lampiran