bab i

4
BAB I PENDAHULUAN Disfungsi ereksi adalah salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada pria di mana prevalensinya meningkat sejalan dengan terjadinya penuaan. Penyakit ini juga termasuk disfungsi seksual paling sering terdiagnosis pada populasi laki-laki usia tua. Sejumlah penyakit dapat berpotensi memperburuk fungsi seksual pada orang tua, bersamaan dengan polifarmasi, terkait dengan penyebab disfungsi ereksi terdapat beberapa faktor yang menyebabkan yaitu arterial, neurogenik, hormonal, kavernosal, iatrogenik dan psikogenik. Pada studi cross-sectional yang berbasis komunitas, di antara pria berusia 40-49 tahun, prevalensi disfungsi berat (complete/severe) sebesar 5%, sedangkan disfungsi ereksi sedang (moderate) sebesar 17%. Pada pria berusia 70-79 tahun, prevalensi disfungsi erekesi berat (complete/severe) sebesar 15%, sedangkan disfungsi ereksi sedang (moderate) sebesar 34%. Dengan bertambahnya jumlah populasi lanjut usia, maka insidensi disfungsi ereksi juga meningkat. Pada tahun 2025, jumlah laki-laki yang mengalami disfungsi ereksi di Eropa diperkirakan mencapai 43 juta orang dan

Upload: ratih-kusuma-dewi-arfa

Post on 18-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dddfajfa

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Disfungsi ereksi adalah salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada pria di mana prevalensinya meningkat sejalan dengan terjadinya penuaan. Penyakit ini juga termasuk disfungsi seksual paling sering terdiagnosis pada populasi laki-laki usia tua. Sejumlah penyakit dapat berpotensi memperburuk fungsi seksual pada orang tua, bersamaan dengan polifarmasi, terkait dengan penyebab disfungsi ereksi terdapat beberapa faktor yang menyebabkan yaitu arterial, neurogenik, hormonal, kavernosal, iatrogenik dan psikogenik. Pada studi cross-sectional yang berbasis komunitas, di antara pria berusia 40-49 tahun, prevalensi disfungsi berat (complete/severe) sebesar 5%, sedangkan disfungsi ereksi sedang (moderate) sebesar 17%. Pada pria berusia 70-79 tahun, prevalensi disfungsi erekesi berat (complete/severe) sebesar 15%, sedangkan disfungsi ereksi sedang (moderate) sebesar 34%. Dengan bertambahnya jumlah populasi lanjut usia, maka insidensi disfungsi ereksi juga meningkat. Pada tahun 2025, jumlah laki-laki yang mengalami disfungsi ereksi di Eropa diperkirakan mencapai 43 juta orang dan diduga di seluruh dunia terdapat 322 juta pria. Di Indonesia belum ada data pasti tentang jumlah pria yang mengalami DE dan disfungsi seksual lainnya. Diduga kurang dari 10% pria yang menikah di Indonesia mengalami disfungsi ereksi.Laki-laki memiliki ciri kejantan apabila memiliki kemampuan untuk ereksi yang adekuat untuk hubungan seksual. Terjadinya kelainan ereksi tersebut dapat berakibat krisis kepercayaan diri dan depresi. Tanpa menghiraukan penyebab dari kelainan ereksi, terdapat

Men have varyi ng degrees o f a " he-man" image that is ma inta ined by th eability to have erections adequate for sexua l intercour se. The onset of erectiledi sorder, therefore, produces narcissistic injury and depression. Regardl ess ofthe cause o f erectile disorder, th ere is often a psychical overlay, substrate ,correlate, or sequel.Psychoanalyti c formulations (3) indicate unconscious intrapsyc hic conflictsrooted in unresolved Oedipal problems, with a defense against incest-gui lt andconsequent castration anxie ty or a defense against unconscious hostility andsadistic impulses toward women. Feelings of masculine inadequacy and unconscioushomosexual fixation are also implicated as causative fac tors in erectiledisorder. Masters and Johnson (4) reported three cases of primary impotencewith a history of specific sexua l overtures by their mothers.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan seorang laki-laki untuk mencapai atau mempertahankan ereksi penis sehingga mencapai hubungan seksual yang memuaskan. Batasan tersebut berhubungan penting dengan dua aspek baik psikologis dan perilakuMen have varyi ng degrees o f a " he-man" image that is ma inta ined by th eability to have erections adequate for sexua l intercour se. The onset of erectiledi sorder, therefore, produces narcissistic injury and depression. Regardl ess ofthe cause o f erectile disorder, th ere is often a psychical overlay, substrate ,correlate, or sequelv