bab i

2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan esensial bagi setiap manusia yang berguna untuk memulihkan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, mengatur proses di dalam tubuh, perkembangbiakan, dan menghasilkan energi untuk kepentingan berbagai kegiatan tubuh (T HAHIR et al., 2005). Pada hakekatnya pangan untuk kebutuhan manusia harus mempunyai jaminan keamanan untuk mencegahnya dari pencemaran bahaya biologis (berupa bakteri patogenik, parasit, cacing, virus, kapang/cendawan dan riketsia), bahaya kimia (berupa mikotoksin, cemaran logam berat dan residu antibiotika), bahaya fisik (serpihan kaca, potongan kayu, logam, batu, rambut, benang, dll), dan bahaya asing lainnya yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan (S CHMIDT et al., 2003; B AHRI et al., 2005; THAHIR et al., 2005). Diantara bahaya tersebut di atas, ternyata beberapa cemaran biologis, toksin dan bahan kimia pada pangan dapat mengakibatkan munculnya foodborne diseases, yaitu penyakit pada manusia yang ditularkan melalui makanan atau minuman yang tercemar (SCHMIDT et al., 2003). Saat ini foodborne diseases telah menjadi salah satu isu penting bagi kesehatan masyarakat. Lebih dari 250 foodborne diseases telah dilaporkan di seluruh dunia. Sebagian besar penyakit tersebut bersifat infeksius yang disebabkan oleh virus, bakteri, parasit dan kapang (A NONYMOUS, 1994; ALTEKRUSE et al., 2008). Salah satu bakteri yang mengkontaminasi makanan (kerang, udang dan hasil laut lainnya) dan

Upload: evi-kurniawati-harisman

Post on 18-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

toksik

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan esensial bagi setiap manusia yang berguna untuk memulihkan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, mengatur proses di dalam tubuh, perkembangbiakan, dan menghasilkan energi untuk kepentingan berbagai kegiatan tubuh (T HAHIR et al., 2005). Pada hakekatnya pangan untuk kebutuhan manusia harus mempunyai jaminan keamanan untuk mencegahnya dari pencemaran bahaya biologis (berupa bakteri patogenik, parasit, cacing, virus, kapang/cendawan dan riketsia), bahaya kimia (berupa mikotoksin, cemaran logam berat dan residu antibiotika), bahaya fisik (serpihan kaca, potongan kayu, logam, batu, rambut, benang, dll), dan bahaya asing lainnya yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan (S CHMIDT et al., 2003; B AHRI et al., 2005; THAHIR et al., 2005).

Diantara bahaya tersebut di atas, ternyata beberapa cemaran biologis, toksin dan bahan kimia pada pangan dapat mengakibatkan munculnya foodborne diseases, yaitu penyakit pada manusia yang ditularkan melalui makanan atau minuman yang tercemar (SCHMIDT et al., 2003). Saat ini foodborne diseases telah menjadi salah satu isu penting bagi kesehatan masyarakat. Lebih dari 250 foodborne diseases telah dilaporkan di seluruh dunia. Sebagian besar penyakit tersebut bersifat infeksius yang disebabkan oleh virus, bakteri, parasit dan kapang (A NONYMOUS, 1994; ALTEKRUSE et al., 2008).Salah satu bakteri yang mengkontaminasi makanan (kerang, udang dan hasil laut lainnya) dan menyebabkan keracunan makanan serta gastroenteritis (diare akut) adalah bakteri Vibrio parahaemolyticus (Dumontet et al 2000). Bakteri ini patogen dan mempunyai daya virulensi yang tinggi pada makanan laut khususnya udang (Sudheesh and Xu 2002).

Ikan dan kerang-kerangan dapat terkontaminasi dari lingkungan hidup ikan tersebut atau dari lingkungan pengolahan. Jika ikan tersebut diperoleh dari laut yang telah terkena polusi limbah, ikan tersebut kemungkinan terkontaminasi bakteri patogen. Vibrio parahaemolyticus adalah kontaminan yang umum terdapat pada ikan dan makanan laut lainnya terutama dari perairan Asia Timur. Bakteri ini dapat dihilangkan dengan pemanasan, akan tetapi sanitasi yang kuramg baik dapat menyebabkan terjadinya rekontaminasi.