bab i

50
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Komunikasi adalah hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok baik dalam kehidupan sehari-hari berupa komunikasi yang disadari maupun komunikasi yang tidak disadari. 1 Berhasilnya suatu komunikasi apabila kita mengetahui dan mempelajari unsur-unsur yang terkandung dalam proses komunikasi. Unsur yang terkandung ialah sumber (resource),pesan (message), saluran (media), dan penerima (audience). Dalam proses komunikasi bersamaan tersebut diusahakan melalui tukar menukar pendapat, penyampaian pesan informasi, serta perubahan sikap dan perilaku. Efek dalam komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima akibat pesan yang diterima baik langsung maupun tidak langsung dan jika perubahan sesuai dengan komunikator maka komunikasi itu disebut efektif. 2 Komunikasi efektif sangat bermanfaat dalam memberikan pelayanan kesehatan karena dengan menerapkan komunikasi efektif kita dapat mengurangi tuntutan malpraktek dan meningkatkan kepuasan serta kepatuhan pasien. Komunikasi efektif dan empati bertujuan agar dokter dapat memperlakukan pasien sebagai manusia seutuhnya baik dalam aspek biologis, psikologis, tingkah laku, dan aspek sosial. Sehingga pada akhirnya dapat dilakukan pemeriksaan hingga penatalaksanaan yang menyeluruh dan tercapai kesembuhan pasien yang optimal. 3 1 Buku Pedoman Kerja Mahasiswa (BPKM), Modul EBP3KH, FK UNPAR,2013/2014

Upload: sherenvineraa

Post on 17-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Bab 1

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar belakang masalah Komunikasi adalah hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok baik dalam kehidupan sehari-hari berupa komunikasi yang disadari maupun komunikasi yang tidak disadari.1 Berhasilnya suatu komunikasi apabila kita mengetahui dan mempelajari unsur-unsur yang terkandung dalam proses komunikasi. Unsur yang terkandung ialah sumber (resource),pesan (message), saluran (media), dan penerima (audience). Dalam proses komunikasi bersamaan tersebut diusahakan melalui tukar menukar pendapat, penyampaian pesan informasi, serta perubahan sikap dan perilaku. Efek dalam komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima akibat pesan yang diterima baik langsung maupun tidak langsung dan jika perubahan sesuai dengan komunikator maka komunikasi itu disebut efektif.2 Komunikasi efektif sangat bermanfaat dalam memberikan pelayanan kesehatan karena dengan menerapkan komunikasi efektif kita dapat mengurangi tuntutan malpraktek dan meningkatkan kepuasan serta kepatuhan pasien. Komunikasi efektif dan empati bertujuan agar dokter dapat memperlakukan pasien sebagai manusia seutuhnya baik dalam aspek biologis, psikologis, tingkah laku, dan aspek sosial. Sehingga pada akhirnya dapat dilakukan pemeriksaan hingga penatalaksanaan yang menyeluruh dan tercapai kesembuhan pasien yang optimal.3 Dalam profesi kedokteran, komunikasi dokter-pasien merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai dokter. Kompetensi komunikasi menentukan keberhasilan dalam membantu penyelesaian masalah kesehatan pasien. Selama ini kompetensi komunikasi dapat dikatakan terabaikan, baik dalam pendidikan maupun dalam praktik kedokteran. Di Indonesia, sebagian dokter merasa tidak mempunyai waktu yang cukup untuk berbincang-bincang dengan pasiennya, sehingga hanya bertanya seperlunya. Akibatnya, dokter bisa saja tidak mendapatkan keterangan yang cukup untuk menegakkan diagnosis dan menentukan perencanaan dan tindakan lebih lanjut. Dari sisi pasien, umumnya pasien merasa dalam posisi lebih rendah di hadapan dokter, sehingga takut bertanya dan bercerita atau hanya menjawab sesuai pertanyaan dokter saja. Akibatnya komunikasi dua arah seringkali tidak terjalin dalam hubungan dokter dan pasiennya. Banyak dokter yang bersikap arogan dan terkesan tak mau mendengar pendapat pasiennya. Mayoritas penyebab masalah antara dokter dan pasien disebabkan karena salah informasi yang menyebabkan salah interpretasi. Memang kesalahan dalam praktik medis tidak mungkin dihilangkan, karena manusia bukanlah mesin dan tidak pernah ada kasus pasien yang benar-benar identik. "Pasien yang aktif bertanya dan menyampaikan pendapat serta kekhawatirannya akan sangat membantu dokter untuk memahami pasien dan penyakitnya.3 1.2 Tujuan Kegiatan kunjungan keluarga yang sebagai satuan unit terkecil dalam pelayanan kedokteran strata primer bertujuan untuk mendemonstrasikan langkah-langkah komunikasi efektif dengan baik, mendemonstrasikan pengisian berkas keluarga sebagai materi komunikasi, menyimpulkan masalah kesehatan keluarga yang dihadapi, menyusun rencana intervensi mengenai faktor pencegahan, mendemonstrasikan penyuluhan kesehatan pada keluarga, dan mengevaluasi proses dan hasil komunikasi dengan keluarga. 1.3 Manfaat Sebagai tambahan pengetahuan dan pengembangan wawasan bagi mahasiswa kedokteran yang melakukan kunjungan keluarga dalam pelayanan kesehatan maupun pembaca dalam hal komunikasi efektif. Dapat menerapkan sikap empati dan komunikasi efektif pada pasien secara tepat dan sesuai, serta sebagai bahan wacana ke depan sehingga dapat menerapkan komunikasi efektif dalam pelayanan kesehatan dengan baik.

BAB II ISI

2.1 Berkas Keluarga2.1.1 Dinamika KeluargaBerkas Keluarga

Nama mahasiswa

Novita Devy Alfionita

Nama tutor dan kelompok

Dedy Baboe / kelompok 6

Nama Keluarga Binaan : Keluarga Pak Joni

70 tahun,sebagai istri,ibu, dan nenekIbu Norsaina Nama anggota keluarga yang menjadi responden :

Usia responden dan kedudukan dalam keluarga:

Jalan Menteng 10 No 12 RT 2 RW VIII,kecamatan Jekan Raya, Palangka RayaAlamat keluarga binaan :

Bentuk Keluarga Bentuk keluarga adalah Keluarga Lansia, karena dalam keluarga ini hanya terdapat pasangan lansia dan cucu yang ikut tinggal dalam satu rumah.

Siklus Kehidupan Keluarga

Keharmonisan hubungan antar anggota keluargaBpk.Frederik

Ibu Norsaina

Martino

Tri joniAfrina

Genogram

2.1.2 Lingkungan Kehidupan KeluargaKondisi rumahRumah dari keluargaa binaan adalah rumah pribadi yang berukuran 6x14m persegi dan dibangun pada tahun 1989 dengan lantai dengan 11 jendela yang berukuran 0,5x1m dan belum pernah dilakukan renovasi hingga sekarang. Bangunan rumah terbauat dari kayu yang tergolong rumah tua. Atap terbuat dari seng. Terdiri dari 1 ruang tamu yang sekaligus dipergunakan untuk ruang keluarga, 3 kamar tidur yang saling berjejer, dapur terletak dibagiaan belakang yang sekaligus digunakan sebagai ruang makan, adanya kamar mandi dan tempat cuci piring yang berada didalam rumah. Terdapat ventilasi dan jendela yang selalu dibuka setiap pagi.

Lingkungan Tempat tinggal Responden tinggal di lingkungan perumahan yang terjamin keamanannya dengan jalan yang belum diaspal. Rumah antar warga letaknya jarang. Jalan untuk menuju responden sedikit becek namun cukup lebar kurang lebih 4 meter. Keadaan parit disekitar rumah responden kecil dan sempit namun aliran air yang mengalir cukup deras. Adanya tempat pembuangan umum di daerah perumahan namun tidak terlalu efektif, untuk sampah pribadi keluarga ini memilih untuk mengumpulkan, mengeringkan, dan membakarnya. Gotong royong antar warga sangat jarang terjadi terbukti dengan kegiatan gotong royong yang pernah dilakukan sekali saat membuat parit atau aliran air.

Air bersih dan sanitasisumber air yang dipergunakann untuk sehari-hari berasal dari air tanah dengan menggunakan hitachi untuk mengambilnya yang ditampung didalam ember. Kamar mandi dan tempat cuci piring berada dalam rumah. Septic tank berjarak sekitar 10 meter dari rumah. Air yang dipergunakan sehari-hari jernih dan tidak berbau. Sumber air dipergunakan untuk mandi, konsumsi, cuci piring dan pakaian. Jarak antara dapur dengan kamar mandi berjarak 2,5 meter.

2.1.3. Gaya Hidup KeluargaPola dietKeluarga ini makan 3 kali sehari secara rutin dan dengan porsi secukupnya. Menu makan pagi, siang dan malam dengan kecendrungannya sama yaitu: nasi putih, ikan goreng, ayam goreng, dan sayur. Yang menyiapkan makanan biasanya adalah ibu. Setiap hari responden mengkonsumsi buah-buahan umumnya pisang. Tidak ada anggota yang memiliki hobi makan di luar (jajan), namun ibu (responden) memiliki pantangan untuk tidak mengkonsumsi belinjo dan tidak mengkonsumsi banyak gula.

Kebiasaan OlahragaKeluarga ini tidak memiliki kebiasaan berolahraga secara khusus. Dulu Kedua responden sering berolahraga bulu tangkis, namun sekarang kegiatan berolahraga dilakukan dengan bekerja seperti mencari kayu bakar, berkebun, dan membersihkan rumah.

Kebiasaan burukSalah satu anggota keluarga yang memiliki kebiasaan buruk adalah kepala keluarga yaitu merokok. Namun kebiasaan buruk itu dilakukan saat sedang bekerja dikebun belakang rumah. Alasannya melakukan kebiasaan tersebut untuk mengusir nyamuk saat bekerja di kebun belakang rumah karena lingkungan daerah kebun semak-semak dan bersampingan dengan kolam ikan. Tidak ada usaha untuk mengatasi hal tersebut, dikarenakan responden yang bersangkutan tidak mengalami kecanduan merokok.

2.1.4. Pemenuhan Kebutuhan

Primer/sekunder/tersierkebutuhan primer keluarga responden telah terpenuhi. Pendapatan untuk kebutuhan keluarga ini dari hasil pensiunan bapak (responden) yaitu Rp 2.350.000. kebutuhan seperti pangan, sandang, rumah, pakaian sudah terpenuhi. Untuk biaya pendidikan cucu di tingkat peendidikan sekolah dasar ditanggung oleh bapak (responden), kemudian adanya kebun nanas dan singkong, kolam ikan dan ternak ayam.

Kebutuhan sekunder keluarga ini cukup terpenuhi terlihat dari ketersediaan adanya tivi, peralatan dapur, 1 buah motor, handphone, dan kulkas.

Kebutuhan tersier keluarga ini tidak terpenuhi dikarena kondisi keuangan keluarga ini tidak memungkinkan.

2.1.5. Layanan KesehatanKetersediaan

Kemampuan

Kepuasan Keluarga

Keluarga ini memperoleh layanan kesehatan dari puskesmas Menteng Palangkaraya yang berjarak sekitar 300 meter dari rumah responden. Tempat pelayanan kesehatan mudah dikunjungi dan dihubungi. Dulu responden seminggu sekali mengunjungi puskesmas, sekarang responden mengunjungi puskesmas hanya apabila merasa sakit saja. Responden ke puskesmas untuk cek darah dan tekanan darah. Bapak (responden) pernah mendapat surat rujukan kerumah sakit pemerintah setempat karena terjadi kecelakaan yang menyebabkan patah tulung dibagian rusuk.

Keluarga responden memiliki asuransi kesehatan (ASKES), dan menurut responden biaya berobat murah dan cukup terjangkau, jarak ke pelayanan kesehatan bisa menggunakan kendaraan bermotor maupun jalan kaki

Keluarga mempunyai pusat layanan kesehatan langganan, yaitu puskesmas Menteng. Responden merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas Menteng Palangkaraya dikarenakan pelayanan yang ramah setiap berobat dan keadilan dalam biaya pengobatan.

Diskusi : Dalam keluarga responden, kesehatan anggota keluarga dapat dikatakan cukup baik. Karena, tidak ada anggota keluarga yang mengkonsumsi alkohol dan ada anggota keluarga yang merokok namun kebiasaan buruk itu jarang dilakukan. Pada pemenuhan gizi keluarga sudah dapat dikatakan terpenuhi. Karena, dalam keseharian keluarga responden makan tiga kali sehari dan ditambah lagi, keluarga responden sering mengkonsumsi buah-buahan setiap harinya. Untuk kelayakan tempat tinggal, keluarga responden telah memiliki tempat yang layak dan cukup untuk menampung semua anggota keluarga inti. Pemenuhan kebutuhan air untuk keluarga juga telah terpenuhi, karena telah memakai air dari sumur bor.

Simpulan : Keluarga responden dapat digolongkan sebagai keluarga yang sehat. Namun, Ibu Norsaina(responden) mengalami penyakit diabetes yang harus dicegah dengan melakukan diet dan tidak sembarangan mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar gula yang tinggi dan Bpk.Frederik memiliki penyakit hipertensi yang dapat dicegah dengan pola diet dan mengurangi konsumsi makanan yang memiliki kadar lemak yang tinggi . Keadaan dan lingkungan rumah dapat dikatakan baik, hanya saja perlu diberi perhatian khusus, agar penyakit tidak mudah bersarang. Pola diet yang teratur harus tetap dijaga agar kebutuhan gizi responden dapat tepat terpenuhi.

Rencana Kegiatan:Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya berdiet garam dan daging bagi penderita diabetes, serta kebersihan lingkungan untuk meningkatkan kesehatan keluarga.Penanggung jawab

Tandatangan tutor

Puspa negara

dr. Wahyuningsih Djaali

2.2 Kendala Hampir tidak ada kendala ketika melakukan kegiatan PKL1 ini, karena responden bisa menggunakn bahasa Indonesia dengan sangat lancer, kemudian karena rumah responden masih terjangkau, bisa menggunakan sepeda motor. Keluarga ini juga menyambut kami dengan ramah dan menjawab pertanyaan-pertanyaan kami dengan sabar dan hanya saja ada beberapa pertanyaan yang tidak bisa dijawab, karena responden tidak ingat tentang beberapa informasi yang berhubungan dengan hal yang kami tanyakan. Keluarga ini juga mudah mengerti maksud dari pertanyaan kami, sehingga tidak membuang waktu untuk bertanya kembali dengan pertanyaan yang sama.2.3 Tinjauan Pustaka2.3.1 Rumah

2.3.1.1 Pengertian Rumah

Menurut Undang-undang RI Nomor 4 Tahun 1992 menjelaskan bahwa rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempa ttinggal dan sarana pembinaan keluarga.4

2.3.1.2 Standar Rumah Sehat

Menurut Depkes RI, ada beberapa prinsip standar rumah sehat. Prinsip ini dapat dibedakan atas dua bagian :1. Yang berkaitan dengan kebutuhan kesehatan, terdiri atas :a. Perlindungan terhadap penyakit menular, melalui pengadaan air minum, sistem sanitasi, pembuangan sampah, saluran air, kebersihan personal dan domestik, penyiapan makanan yang aman dengan struktur rumah yang aman dengan memberi perlindungan. 4

b. Perlindungan terhadap trauma/benturan, keracunan dan penyakit kronis dengan memberikan perhatian pada struktur rumah, polusi udara rumah, polusi udara dalam rumah, keamanan dari bahaya kimia dan perhatian pada pnggunaan rumah sebagai tempat bekerja. 4

c. Stress psikologi dan sosial melalui ruang yang adekuat, mengurangi privasi, nyaman, memberi rasa aman pada individu, keluarga dan akses pada rekreasi dan sarana komunitas pada perlindungan terhadap bunyi. 4

2. Berkaitan dengan kegiatan melindungi dan meningkatkan kesehatan terdiri atas :a. Informasi dan nasehat tentang rumah sehat dilakukan oleh petugas kesehatan umumnya dan kelompok masyarakat melalui berbagai saluran media dan kampanye.b. Kebijakan sosial ekonomi yang berkaitan dengan perumahan harus mendukung penggunaan tanah dan sumber daya perumahan untuk memaksimalkan aspek fisik, mental dan sosial.c. Pembangunan sosial ekonomi yang berkaitan dengan perumahan dan hunia harus didasarkan pada proses perencanaan, formulasi dan pelaksanaan kebijakan publik dan pemberian pelayanan dengan kerjasama intersektoraldalam manajemen dan perencanaan pembangunan, perencanaan perkotaan dan penggunaan tanah, standar rumah, disain, dan konstruksi rumah, pengadaan pelayanan bagi masyarakat dan monitoring serta analisis situasi secara terus menerus.

d. Pendidikan pada masyarakat profesional, petugas kesehatan, perencanaan dan penentuan kebijakan akan pengadaan dan penggunaan rumah sebagai sarana peningkatan kesehatan.e. Keikutsertaan masyarakat dalam berbagai tingkat melalui kgiatan mandiridiantara keluarga dan perkampungan.4

2.3.1.3 Komponen Rumah

1. Lantai

Lantai harus cukup kuat untuk manahan beban di atasnya. Bahan untuk lantai biasanya digunakan ubin,kayu plesteran, atau bambu dengan syarat-syarat tidak licin, stabil tidak lentur waktu diinjak, tidak mudah aus, permukaan lantai harus rata dan mudah dibersihkan, yang terdiri dari:41. Lantai anah stabilitas Lantai tanah stabilitas terdiri dari tanah,pasir, semen, dan kapur, seperti tanah tercampur kapur dan semen, dan untuk mencegah masuknya air kedalam rumah sebaiknya lantai dinaikkan 20 cm dari permukaan tanah.4

2. Lantai papan Pada umumnya lantai papan dipakai di daerah basah/rawa. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemasanan lantai adalah : 4a. Sekurang-kurangnya 60 cm diatas tanah dan ruang bawah tanah harus ada aliranair yang baik.b. Lantai harus disusun dengan rapi dan rapat satu sama lain,sehingga tidak adalubang-lubang ataupun lekukan dimana debu bisa bertepuk. Lebih baik jika lantai seperti ini dilapisi dengan perlak atau kampal plastik ini juga berfungsisebagai penahan kelembaban yang naik dari dikolong rumah. 4c. Untuk kayu-kayu yang tertanam dalam air harus yang tahan air dan rayap sertauntuk konstruksi diatasnya agar digunakan lantai kayu yang telah dikeringkan dan diawetkan. 43. Lantai ubin Lantai ubin adalah lantai yang terbanyak digunakan pada bangunan perumahan karena : Lantai ubin murah/tahan lama,dapat mudah dibersihkan dan tidak dapat mudah dirusak rayap. 4

2. DindingAdapun syarat-syarat untuk dinding antara lain:41. Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat sendiri, beban tekanan angin, dan bila sebagai dinding pemikul harus pula dapat memikul beban diatasnya.2. Dinding harus terpisah dari pondasi oleh suatu lapisan air rapat air sekurang-kurangnya 15 cm di bawah permukaan tanah sampai 20 cm di atas lantai bangunan, agar air tanah tidak dapat meresap naik keatas, sehingga dinding tembok terhindar dari basah dan lembab dan tampak bersih tidak berlumut.3. Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebarnya kurang dari 1 m dapat diberi susunan batu tersusun tegak diatas batu,batu tersusun tegak diatas lubang harus dipasang balok lantai dari beton bertulang atau kayu awet.4. Untuk memperkuat berdirinya tembok bata digunakan rangka pengkaku yang terdiri dari plester-plester atau balok beton bertulang setiap luas 12 meter.

3. Langit langit

Dibawah kerangka atap/ kuda-kuda biasanya dipasang penutup yang disebut langit-langit yang tujuannya antara lain: 41. Untuk menutup seluruh konstruksi atap dan kuda-kuda penyangga agar tidak terlihat dari bawah, sehingga ruangan terlihat rapi dan bersih.

2. Untuk menahan debu yang jatuh dan kotoran yang lain juga menahan tetesan air hujan yang menembus melalui celah-celah atap.3. Untuk membuat ruangan antara yang berguna sebagai penyekat sehingga panas atas tidak mudah menjalar kedalam ruangan dibawahnya.Adapun persyaratan untuk langit-langit yang baik adalah:a. Langit-langit harus dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap.

b. Langit-langit harus menutup rata kerangka atap kuda-kuda penyangga dengan konstruksi bebas tikus.

c. Tinggi langit-langit sekurang-kurangnya 2,40 dari permukaan lantaid. Langit-langit kasaunya miring sekurang-kurangnya mempunyai tinggi rumah 2,40 m,dan tinggi ruang selebihnya pada titik terendah titik kurang dari 1,75m.

4. Atap Secara umum konstruksi atap harus didasarkan kepada perhitungan yang teliti dan dapat dipertanggung jawabkan kecuali untuk atap yang sederhana tidak disyaratkan adanya perhitungan-perhitungan. Maksud utama dari pemasangan atap adalah untuk melindungi bagian-bagian dalam bangunan serta penghuninya terhadap panas dan hujan, oleh karena itu harus dipilih penutup atap yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: 41. Rapat air serta padat dan Letaknya tidak mudah bergeser2. Tidak mudah terbakar dan bobotnya ringan dan tahan lamaBentuk atap yang biasa digunakan ialah bentuk atap datar dari konstruksi beton bertulang dan bidang atap miring dari genteng, sirap, seng gelombang atauasbes semen gelombang. Pada bidang atap miring mendaki paling banyak digunakan penutup/atap genteng karena harga rumah dan cukup awet.

5. Pembagian Ruangan

Telah dikemukakan dalam persyaratan rumah sehat, bahwa rumah sehat harus mempunyai cukup banyak ruangan-ruangan seperti : ruang duduk/ruang makan kamar tidur, kamar mandi, jamban, dapur, tempat cuci pakaian, tempat berekreasi dan tempat beristirahat, dengan tujuan agar setiap penghuninya merasa nikmat dan merasa betah tinggal di rumah tersebut. Adapun syarat-syarat pembagian ruangan yang baik adalah sebagai berikut : 41. Adanya pemisah yang baik antara ruangan kamar tidur kepala keluarga (suami istri) dengan kamar tidur anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, terutama anak-anak yang sudah dewasa.2. Memilih tata ruangan yang baik, agar memudahkan komunikasi dan perhubungan antara ruangan didalam rumah dan juga menjamin kebebasan dan kerahasiaan pribadi masing-masing terpenuhi.3. Tersedianya jumlah kamar/ruangan kediaman yang cukup dengan luas lantai sekurang kurangnya 6 m2 agar dapat memenuhi kebutuhan penghuninya untuk melakukan kgiatan kehidupan.4. Bila ruang duduk digabung dengan ruang tidur, maka luas lantai tidak boleh kurang dari 11 m2 untuk 1 orang, 14 m2 bila digunakan 2 orang, dalam hal ini harus dipisah.5. Dapur (a) Luas dapur minimal 14 m2 dan lebar minimal 1,5 m2, (b) Bila penghuni tersebut lebih dari 2 orang, luas dapur tidak boleh kurang dari 3 m2,(c) Di dapur harus tersedia alat-alat pengolahan makanan, alat-alat masak, tempat cuci peralatan dan air bersih, (d) Didapur harus tersedia tempat penyimpanan bahan makanan. Atau makanan yang siap disajikan yang dapat mencegah pengotoran makanan oleh lalat, debu dan lain-lain dan mencegah sinar matahari langsung.

6. Kamar Mandi dan jamban keluargaa. Setiap kamar mandi dan jamban paling sedikit salah satu dari dindingnya yang berlubang ventilasi berhubungan dengan udara luar. Bila tidak harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis untuk mengeluarkan udara dari kamar mandi dan jamban tersebut, sehingga tidak mengotori ruangan lain.b. Pada setiap kamar mandi harus bersih untuk mandi yang cukup jumlahnya.c. Jamban harus berleher angsa dan 1 jamban tidak boleh dari 7 orang bila jamban tersebut terpisah dari kamar mandi.

6. Ventilasi

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar kedalam suatu ruangan dan pengeluaran udara kotoran suatu ruangan tertutup baik alamiah maupun secara buatan. Ventilasi harus lancar diperlukan untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat merugikan kesehatan manusia pada suatu ruangan kediaman yang tertutup atau kurang ventilasi. Pengaruh-pengaruh buruk itu ialah : 41. Berkurangnya kadar oksigen diudara dalam ruangan kediaman.2. Bertambahnya kadar asam karbon (CO2) dari pernafasan manusia.3. Bau pengap yang dikeluarkan oleh kulit, pakaian dan mulut manusia.4. Suhu udara dalam ruangan naik karena panas yang dikeluarkan oleh badan manusia.5. kelembaban udara dalam ruang kediaman bertambah karena penguapan air dan kulit pernafasan manusia.Dengan adanya ventilasi silang (cross ventilation) akan terjamin adanya gerak udara yang lancar dalam ruang kediaman. Caranya ialah dengan memasukkan kedalam ruangan udara yang bersih dan segar melalaui jendela atau lubang angin di dinding, sedangkan udara kotor dikeluarkan melalui jendela/lubang angin di dinding yang berhadapan. 4

7. Pencahayaan

Menurut Depkes RI bahwa cahaya yang cukup kuat untuk penerangan didalam rumah merupakan kebutuhan manusia. Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya buatan dan cahaya alam.4

2.3.2 Sarana Sanitasi

A. Penyediaan Air Bersiha. Jarak antara sumber air dengan sumber pengotoran (seperti septik tank, tempat pembuangan sampah, air limbah) minimal 10 meter.b. Pada sumur gali sedalam 3 meter dari permukaan tanah dibuat kedap air,yaitu dilengkapi dengan cincin dan bibir sumur.

c. Penampungan air hujan pelindung air, sumur artesis atau terminal air atau perpipaan/kran atau sumur gali terjaga kebersihannya dan dipelihara rutin.4

2.3.3 Penggunaan Jamban

Pembuangan tinja manusia yang terinfeksi yang dilaksanakan secara tidak layak tanpa memenuhi persyaratan sanitasi dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah dan sumber-sumber penyediaan air. Disamping itu, juga akan dapat memberi kesempatan bagi lalat-lalat dari species tertentu untuk bertelur, bersarang, makan bahan tersebut, serta membawa infeksi, menarik hewan ternak, tikus serta serangga lain yang dapat menyebarkan tinja dan kadang-kadang menimbulkan bau yang tidak dapat ditolerir. Adapun persyaratan sarana pembuangan tinja yang baik dan memenuhi syarat kesehatan adalah: 41. Tidak terjadi kontaminasi pada tanah permukaan.2. Tidak terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin masuk ke mata air atau sumur.3. Tidak terjadi kontaminasi pada air permukaan.4. Excreta tidak dapat dijangkau oleh lalat atau kuman.5. Tidak terjadi penanganan Excreta segar. Apabila tidak dapat dihindarkan, harus ditekan seminimal mungkin.6. Harus bebas dari bau serta kondisi yang tidak sedap.7. Metode yang digunakan harus sederhana serta murah dalam pembangunan dan penyelenggaraannya.

2.3.4 Sarana Pembuangan Sampah Pembuangan sampah adalah kegiatan menyingkirkan sampah dengan metode tertentu dengan tujuan agar sampah tidak lagi mengganggu kesehatan lingkungan atau kesehatan masyarakat. Ada dua istilah yang harus dibedakan dalam lingkup pembuangan sampah solid waste (pembuangan sampah saja) dan final disposal (pembuangan akhir). Pembuangan sampah yang berada di tingkat pemukiman yang perlu diperhatikan adalah:a. Penyimpanan setempat (onsite storage)Penyimpanan sampah setempat harus menjamin tidak bersarangnya tikus, lalat dan binatang pengganggu lainnya serta tidak menimbulkan bau. Oleh karena itu persyaratan kontainer sampah harus mendapatkan perhatian.b. Pengumpulan sampahTerjaminnya kebersihan lingkungan pemukiman dari sampah juga tergantung pada pengumpulan sampah yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah atau oleh pengurus kampung atau pihak pengelola apabila dikelola oleh suatu real estate misalnya. Keberlanjutan dan keteraturan pengambilan sampah ke tempat pengumpulan merupakan jaminan bagi kebersihan lingkungan pemukiman. Sampah terutama yang mudah membusuk (garbage) merupakan sumber makanan lalat dan tikus. Lalat merupakan salah satu vektor penyakit terutama penyakit saluran pencernaan seperti Thypus abdominalis, Cholera. Diare dan Dysentri.4

2.3.5 Gaya Hidup Keluarga Pada dasarnya arti diet yang sebenarnya adalah pengaturan pola makan. Diet tidak selalu identik dengan pembatasan makanan. Tujuan diet bisa untuk menurunkan berat badan, bagi yang kelebihan berat badan, untuk meningkatkan berat badan bagi yang kekurangan berat badan, atau untuk mengendalikan suatu gangguan penyakit agar tidak semakin parah serta untuk membantu penyembuhan suatu penyakit. Menerapkan pola makan yang sehat ini harus dilandasi dengan pengetahuan gizi yang baik. Panduan untuk melakukan diet ada bermacam-macam, di antaranya adalah :51. Diet Rendah Kalori Yaitu panduan diet yang terdiri dari susunan empat sehat limasempurna atau dikenal juga sebagai pedoman umum gizi seimbang, yang meliputi: makanan pokok, sumber protein nabati dan hewani, sayuran, buah-buahan, serta ditambah dengan susu. Kecukupan asupan kalori dihitung berdasarkan jenis kelamin, berat badan, dan aktifitas. Diet rendah kalori ini membatasi konsumsi sumber karbohidrat dan lemak sebesar 500 1000 kalori di bawah kebutuhan normal, dengan harapan dapat terjadi pengurangan kelebihan berat badan sebesar setengah sampai satu kilogram. Terdiri dari tiga macam pilihan, yaitu : diet 1700 kalori, diet 1500 kalori, dan diet 1200 kalori. 5

2. Diet Tinggi Protein atau Diet Metode Atkins Yaitu metode diet dengan cara membebaskan mengkonsumsi banyak protein atau lemak (seperti daging, ayam, telur, keju atau susu berlemak), tetapi konsumsi karbohidrat (seperti nasi, mie, roti dan kentang) sangat terbatas atau tidak diizinkan. Konsumsi buah sangat dibatasi. Dengan adanya keterbatasan asupan karbohidrat, tubuh akan membakar lemak sebagai sumber energi, yang akan mengakibatkan hilangnya nafsu makan sehingga diharapkan mempercepat penurunan berat badan. 5 Diet ini memerlukan pengawasan dari dokter atau ahli gizi, karena terlalu beresiko, seperti munculnya rasa mual, bau mulut, bau keringat, gagal ginjal, merusak pembuluh arteri, meningkatkan resiko penyakit jantung, kurang gizi, sampai ancaman jiwa. Diet ini merupakan diet jangka pendek (kurang satu bulan), sehingga disarankan untuk melakukan perombakan pola makan menjadi lebih menyehatkan, apabila penurunan berat badan sudah terpenuhi. 53. Diet Golongan Darah Yaitu diet dengan pola makan sesuai dengan golongan darahnya. Pada dasarnya metode diet ini menganjurkan untuk mengkonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan serta menghindari makananjunk food. 5 Aturan pola makan diet jenis ini dapat dilihat pada Tabel Diet Golongan Darah : Golongan DarahMakanan Yang DianjurkanMakanan Yang Dihindari

ODaging, ayam, ikan, sayuran, buah-buahanRoti, donat, mie, bakso, makanan dari gandum/terigu, jagung, makanan dari susu, jeruk

ASayuran, makanan dari kedelai, makanan laut, padi-padian kecuali makanan dari gandum/terigu, kacang-kacangan, dan buah-buahan.Daging, ginjal, kacang merah, makanan dari susu

BDaging, makanan dari susu, padi-padian, kacang-kacangan, dan buah-buahan.Ayam, jagung, lentil, kacang tanah, wijen, makanan dari gandum/terigu

ABAyam, makanan laut, makanan dari susu, tahu, kacang-kacangan, padi-padian, buah segar dan sayuran.Daging, ginjal, kacang merah, wijen, jagung

Gambar table diet golongan darah54. Diet Makrobiotik Yaitu diet yang berasal dari budaya makan Tiongkok Kuno, yang menggali ajaran Tao, yakni mengutamakan keseimbangan Yin-Yang. Dalam diet ini, disarankan mengkonsumsi makanan yang mengandung Yin-Yang seimbang, seperti buah, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, aneka rumput laut, padi-padian berkulit ari, serta lauk hasil laut, dan membatasi mengkonsumsi makanan yang terlalu Yin (seperti nasi putih, minyak goreng, susu, gula, kopi, kue-kue, dan food additives) serta makanan yang terlalu Yang (seperti daging, telur, ayam, keju, garam). 55. Diet Food Combining Yaitu diet dengan mengatur asupan makanan dengan kombinasi tertentu, menurut siklus alamiah sistem pencernaan, dan disesuaikan dengan kebutuhan asam-basa tubuh, sehingga tubuh dapat menyerap sari makanan secara optimal, tidak banyak terbentuk sampah metabolisme di tubuh. 5 Aturan diet food combining ini adalah : waktu pagi hingga siang hari (pukul 4 11) konsumsilah makanan yang mudah dicerna, seperti buah-buahan, atau jus buah. Setelah pukul 11, diperbolehkan makan makanan lengkap dengan kombinasi tertentu, yaitu : makanan sumber karbohidrat dikombinasikan dengan sayuran atau bahan nabati lain (seperti tempe, tahu). Lauk hewani dikombinasikan dengan sayuran dan bukan dengan sumber karbohidrat. 5

6. Diet Vegetarian Yaitu diet dengan berpantang mengkonsumsi daging hewan, tapi masih diperbolehkan makan produk hewani tanpa membunuh, seperti telur, susu beserta hasil olahannya. Karena banyak mengkonsumsi bahan makanan nabati yang kaya serat, maka pola diet ini dapat mencegah atau mengurangi resiko penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung, kanker, tekanan darah tinggi, serta kadar kolesterol berlebihan. 52.3.6 Olah RagaA. Jenis Olahraga1. Aerobik adalah : Olahraga yang dilakukan secara terus- menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh. Misalnya : Jogging, senam,renang, bersepeda.2. Anaerabik adalah : Olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Misalnya : Angkat besi, lari sprint 100 M, tenis lapangan, bulu tangkis.B. Manfaat Olahraga1. Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah yang ditandai dengan :a. Denyut nadi istirahat menurunb. Isi sekuncup bertambah.c. Kapasitas bertambah.d. Penumpukan asam laktat berkurang.e. Meningkatkan pembuluh darah kolateral.f. Meningkatkan HDL Kolesterol.g. Mengurangi aterosklerosis.2. Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang yang ditandai pada :a. Pada anak : mengoptimalkan pertumbuhan.b. Pada orang dewasa : memperkuat masa tulang, menurunkan nyeri sendi kronis pada pinggang, punggung dan lutut.3. Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapat mengurangi cedera.4. Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan mempertahankan berat badan ideal.5. Mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit seperti :a. Tekanan darah tinggi : mengurangi tekanan sistolik dan diastol ik. b. Penyakit jantung koroner : menambah HDL- kolesterol dan mengurangi lemak tubuh.c. Kencing manis : menambah sensitifitas insulin.d. Infeksi : meningkatkan sistem imunitas.6. Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitifitas hormon terhadap jaringan tubuh.7. Meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui peningkatan pengaturan kekebalan tubuh.8. Penelitian Kavanagh, latihan aerobik 3 kali seminggu selama 12 minggu.a. Meningkatkan pembuluh darah kolateral.b. Meningkatkan HDL kolesterol.c. Mengurangi aterosklerosis.C. Persiapan Sebelum Olah Raga1. Pilih olahraga yang digemari, aman, mudah, dan murah.2. Sebaiknya sebelum melakukan olahraga dilakukan pemeriksaan pendahuluan untuk menentukan dosis yang aman dan jenis olahraga yang cocok (tespembebanan/stress test) terutama bila :a. Ada keluhan seperti sering pusing, sesak nafas, nyeri dada.b. Berpenyakit seperti penyakit jantung koroner, asma, kencing manis, hipertensi, dll.c. Berusia diatas 30 tahun.3. Sebaiknya gunakan pakaian dan sepatu olahrag a yang sesuai dan nyaman.4. Jangan lakukan olahraga setelah makan kenyang, sebaiknya tunggu sampai 2 jam.5. Minum minuman yang sejuk dan sedikit manis (manis jambu).D. Olahraga Yang Baik Dan Benar1. Olahraga daapt dimulai sejak usia muda hingga usia lanjut.2. Dapat dilakukan dimana saja, dengan memperhatikan lingkungan yang mana dan nyaman, bebas polusi, tidak menimbulkan cedera, misalnya : dirumah, tempat kerja, dan dilapangan. 3. Olahraga hendaknya dilakukan secara bervariasi, berganti - ganit jenisnya supaya tida k monoton.4. Dilakukan secara bertahap dimulai dari pemanasan 5 - 10 menit, diikuti dengan latihan inti minimal 20 menit dan diakhiri dengan pendinginan selama 5 - 10 menit.5. Frekuensi latihan dilakukan secara teratur 3 - 5 kali per minggu.6. Intensitas lati han :a. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh harus mencapai 70% -85% denyut nadi maksimal (DNM). DNM adalah denyut nadi maksimal yang dihitung berdasarkan : DNM = 220 - UMURb. Untuk membakar lemak dengan intensitas yang lebih ringan yaitu 60 - 70 % DNM. membakar lemak orang tersebut harus berolahraga dengan denyut nadi mencapai : 60% x 180 = 108 s/d 70% x 180 = 126.7. Waktu Mulai semampunya, ditambah secara perlahan - lahan. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh (endurence) perlu waktu antara 1/2 - 1 jam, untuk membakar lemak perlu waktu lebih lama (lebih dari satu jam).E. Yang Perlu Diperhatikan Setelah Berolahraga1. Jangan langsung makan kenyang setelah berolahraga, makanlah makanan l unak/cairan seperti bubur kacang hijau.2. Minumlah secukupnya bila banyak berkeringat dan jangan langsung mandi.3. Gantilah pakaian olahraga yang digunakan bila terlalu basah.F. Yang Tidak Dianjurkan Berolahraga1. Bila sedang demam.2. Untuk olahraga jalan bila terdapat varises pada kaki dan pada, nyeri pada sendi terutama pada lutut.3. Penyakit- penyakit :a. Tekanan darah tinggi tidak terkontrol. b. Kencing manis tidak terkontrol.c. Kelainan katup jantung.2.3.7 Perilaku Kesehatan

Menurut, perilaku dipandang dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri. Perilaku manusia merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon atau reaksi individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan) maupun aktif (disertai tindakan).Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek. Respon ini berbentuk dua macam yaitu : 5

(1) Bentuk pasif Adalah respon internal, yaitu yang terjadi dalam diri manusia dan tidaksecara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Misalnya seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu dapat mencegah suatu penyakit tertentu. Contoh lain seseorang yang menganjurkan orang lain untuk mengikuti keluarga berencana (KB) meskipun ia tidak ikut KB. Dari kedua contoh tersebut terlihat bahwa si ibu telah mempunyai sikap yang pasif untuk mendukung KB, meskipun dia sendiri belum melakukan secara konkrit terhadap kedua hal tersebut, oleh karena itu perilaku mereka ini masih terselubung (Cover Behavior). 5

(2) Bentuk aktif Yaitu apabila perilaku tersebut jelas dapat di observasi secara langsung, misalnya pada contoh kedua tersebut diatas si ibu suadah membawa anaknya ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lain untuk imunisasi dan orang pada kasus kedua sudah menjadi aksptor KB. Oleh karena itu perilaku mereka ini sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata ( Overt Behavior). 52.3.9 Pemenuhan Kebutuhana. Kebutuhan primer Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus/wajib terpenuhi, artinya apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka manusia akan mengalami kesulitan dalam hidupnya. Contoh: sandang (pakaian), pangan (konsumsi), papan (tempat tinggal), dan pekerjaan. 5b. Kebutuhan sekunder Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi,agarkehidupan manusia berjalan dengan baik. Contoh: pendidikan , pariwisata, rekreasi, hiburan.5c. Kebutuhan tersier Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Contoh:mobil, motor, komputer, handphone, tablet, dll. 5 2.3.10 Pelayanan Kesehatan a. Ketersediaan Suatu layanan kesehatan dapat dikatakan tersedia jika memiliki ketersediaan obat yang tepat, jenis, jumlah, mutu dan waktu di setiap unit pelayanan kesehatan .6b. Kemampuan Asuransi merupakan perlindungan terhadap resiko keuangan yang disediakan pihak insurer. Asuransi juga dapat diartikan sebagai alat penggabungan resiko dari dua atau lebih orang-orang atau perusahaan melalui sumbangan aktual atau yang dijanjikan untuk membentuk asuransi kesehatan merupakan salah satu cara terbaik untuk mengantisipasi mahalnya biaya pelayanan kesehatan. 6c. Kepuasan Kepuasan dapat dirasakan oleh pasien berkaitan dengan perbandingan antara harapan dan kenyataannya, yaitu jika harapan atau kebutuhan sama dengan layanan yang diberikan maka pasien akan puas. Jika layanan yang diberikan pada pasien kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan pasien maka klien menjadi tidak puas. Kepuasan pasien merupakan perbandingan antara harapan yang dimiliki oleh pasien dengan kenyataan yang diterima oleh pasien dengan kenyataan yang diterima oleh pasien pada saat menerima pelayanan . 6 Kepuasan pasien terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa faktor dalam antara lain : 6 a. Kualitas produk atau jasa Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk atau jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi pasien terhadap kualitas produk atau jasa dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan kualitas produk atau jasa yang sesungguhnya dan komunikasi perusahaan terutama iklan dalam mempromosikan rumah sakitnya. b. Kualitas pelayanan Kualitas pelayanan memegang peranan penting dalam industri jasa. Pelanggan dalam hal ini pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. c. Faktor emosional Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum terhadap pasien memilih rumah sakit yang sudah mempunyai pandangan rumah sakit mahal, cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi.d. Harga Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam penentuan kualitas guna mencapai kepuasan pasien. Meskipun demikian elemen ini mempengaruhi pasien dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi berharga murah, memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien. e. Biaya Mendapatkan produk atau jasa, pasien tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa pelayanan, cenderung puas terhadap jasa pelayanan.

2.3.11 Diabetes Mellitus

a. Definsi Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemi yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin dan atau kerja insulin, sehingga terjadi abormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Secara klinik Diabetes mellitus adalah sindroma yang merupakan gabungan kumpulan gejala-gejala klinik yang meliputi aspek metabolik dan vaskuler yaitu hiperglikemipuasa dan post prandial, aterosklerotik dan penyakit vaskuler mikroangiopati, sertahampir semua organ tubuh akan terkena dampaknya. Diagnosis DM menurut PERKENI atau yang dianjurkan ADA(American Diabetes Association) jika hasil pemeriksaan gula darah: 1) Kadar gula darah sewaktu lebih atau sama dengan 200mg/dl; 2) Kadar gula darah puasa lebih atau sama dengan 126 mg/dl; 3) Kadar gula darah lebih atau sama dengan 200mg/dl pada 2 jam setelah beban glukosa 75gram pada tes toleransi glukosa.7b. Diagnosis Diagnosis DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah, tidak dapat ditegakkan hanya atas dasar adanya glukosuria saja. Dalam menegakkan diagnosis DM harus diperhatikan asal bahan darah yang diambil dan cara pemeriksaan yang dipakai. Untuk diagnosis DM, pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan glukosa darahplasmavena. Untuk memastikan diagnosis DM, pemeriksaan glukosa darah seyogyanya dilakukan di laboratorium klinik yang terpercaya . Untuk memantau kadar glukosa darah dapat dipakai bahan darah kapiler. Saat ini banyak dipasarkan alat pengukur kadar glukosa darah cara reagen kering yang umumnya sederhana dan mudah dipakai. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah memakai alat-alat tersebut dapat dipercaya sejauh kalibrasi dilakukan dengan baik dan cara pemeriksaan sesuai dengan cara standar yang dianjurkan. Secara berkala , hasil pemantauan dengan cara reagen kering perlu dibandingkan dengan cara konvensional. 7

3. PengelolaanTujuan :1.Jangka pendek: menghilangkan keluhan/gejala DM dan mempertahankan rasa nyaman dan sehat. 72.Jangka panjang: mencegah penyulit, baik makroangiopati, mikroangiopati maupun neuropati, dengan tujuan akhir menurunkan morbiditas dan mortilitas DM.73.Cara: menormalkan kadar glukosa, lipid, insulin.Mengingat mekanisme dasar kelainan DM tipe-2 adalah terdapatnya faktor genetik,tekanan darah, resistensi insulin dan insufisiensi sel beta pankreas, maka cara-cara untuk memperbaikikelainan dasar yang dapat dikoreksiharus tercermin pada langkah pengelolaan. 74.Kegiatan: mengelola pasien secara holistik, mengajarkan perawatan mandiri dan melakukan promosi perubahan perilaku. 7Pilar utama pengelolaan DM :

1.Edukasi2. Perencanaan makan Pada dasarnya, pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan disertai dengan latihan jasmani yang cukup selama beberapa waktu (2-4 minggu). Bila setelah itu kadar glukosa darah masih belum dapat memenuhi kadar sasaran metabolik yang diinginkan, baru dilakukan intervensi farmakologik dengan obat-obat anti diabetes oral atau suntikan insulin sesuai dengan indikasi. Dalam keadaan dekompensasi metabolik berat, misalnya ketoasidosis, DM dengan stres berat, berat badan yang menurun dengan cepat, insulin dapat segera diberikan. Pada keadaan tertentu obat-obat anti diabetes juga dapat digunakan sesuai dengan indikasi dan dosis menurut petunjuk dokter. Pemantauan kadar glukosa darah bila dimungkinkan dapat dilakukan sendiri di rumah, setelah mendapatpelatihan khusus untuk itu. 7

1.EdukasiDiabetes Tipe 2 biasa terjadi pada usia dewasa, suatu periode dimana telah terbentuk kokoh pola gaya hidup dan perilaku. Pengelolaan mandiri diabetes secara optimal membutuhkan partisipasi aktif pasien dalam merubah perilaku yang tidak sehat. Tim kesehatan harus mendampingi pasien dalam perubahan perilaku tersebut, yang berlangsung seumur hidup.Keberhasilan dalam mencapai perubahan perilaku, membutuhkan edukasi, pengembangan keterampilan (skill), dan motivasi yang berkenaan dengan: 7 makan makanan sehat;

kegiatan jasmani secara teratur;

menggunakan obat diabetes secara aman, teratur, dan pada waktu-waktu yang spesifik;

melakukan pemantauan glukosa darah mandiri dan memanfaatkan berbagai informasi yang ada;

melakukan perawatan kaki secara berkala;

mengelola diabetes dengan tepat;

mengembangkan sistem pendukung dan mengajarkan keterampilan;

dapat mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan.

Edukasi (penyuluhan) secara individual dan pendekatan berdasarkan penyelesaian masalah merupakan inti perubahan perilaku yang berhasil. Perubahan perilaku hampir sama dengan proses edukasi dan memerlukan penilaian, perencanaan, implementasi, dokumentasi, dan evaluasi. 7b.Perencanaan makanDiabetes tipe 2 merupakan suatu penyakit dengan penyebab heterogen, sehingga tidak ada satu cara makan khusus yang dapat mengatasi kelainan ini secara umum. Perencanaan makan harus disesuaikan menurut masing-masing individu. Pada saat ini yang dimaksud dengan karbohidrat adalah gula, tepung dan serat, sedang istilah gula sederhana/simpel, karbohidrat kompleks dan karbohidrat kerja cepat tidak digunakan lagi. Penelitian pada orang sehat maupun mereka dengan risiko diabetes mendukung akan perlunya dimasukannya makanan yang mengandung karbohidrat terutama yang berasal dari padi-padian, buah-buahan, dan susu rendah lemak dalam menu makanan orang dengan diabetes. Banyak faktor yang berpengaruh pada respons glikemik makanan, termasuk didalamnya adalah macam gula: (glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa), bentuk tepung (amilose, amilopektin dan tepung resisten), cara memasak, proses penyiapan makanan, dan bentuk makanan serta komponen makanan lainnya (lemak, protein). Pada diabetes tipe 1 dan tipe 2, pemberian makanan yang berasal dari berbagai bentuk tepung atau sukrosa, baik langsung maupun 6 minggu kemudian ternyata tidak mengalami perbedaan repons glikemik, bila jumlah karbohidratnya sama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah total kalori dari makanan lebih penting daripada sumber atau macam makanannya. 7

2.3.12 Hipertensi a. Definisi Hipertensi Hipertensi atau penyakit darah tinggi, adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh tekanan darah melebihi daripada tahap normal, untuk jangka masa yang berterusan.8 b. Diagnosis Hipertensi seringkali disebut sebagai silent killer karena pasien dengan hipertensi esensial biasanya tidak ada gejala (asimptomatik). Penemuan fisik yang utama adalah meningkatnya tekanan darah. Pengukuran rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol ditentukan untuk mendiagnosis hipertensi. Tekanan darah ini digunakan untuk mendiagnosis dan mengklasifikasikan sesuai dengan tingkatnya. 8 c.Penatalaksanaan Hipertensi Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan: 1. Terapi nonfarmakologi 2. Terapi farmakologi 1. Terapi nonfarmakologi Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus melakukan perubahan gaya hidup. Perubahan yang sudah terlihat menurunkan tekanan darah dapat sesuai dengan rekomendasi dari JNC VII. Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien dengan hipertensi, modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya tekanan darah ke hipertensi padapasien-pasien dengan tekanan darah prehipertensi. Modifikasi gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan tekanan darah adalah mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium; diet rendah natrium; aktifitas fisik; dan mengkonsumsi alkohol sedikit saja. Pada sejumlah pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan terapi satu obat antihipertensi; mengurangi garam dan berat badan dapat membebaskan pasien dari menggunakan obat. Program diet yang mudah diterima adalah yang didisain untuk menurunkan berat badan secara perlahan-lahan pada pasien yang gemuk dan obes disertai pembatasan pemasukan natrium dan alkohol. Untuk ini diperlukan pendidikan ke pasien, dan dorongan moril. Fakta-fakta berikut dapat diberitahu kepada pasien supaya pasien mengerti rasionalitas intervensi diet: 8a. Hipertensi 2 3 kali lebih sering pada orang gemuk dibanding orang dengan berat badan ideal b. Lebih dari 60 % pasien dengan hipertensi adalah gemuk (overweight) c. Penurunan berat badan, hanya dengan 10 pound (4.5 kg) dapat menurunkan tekanan darah secara bermakna pada orang gemuk d. Obesitas abdomen dikaitkan dengan sindroma metabolik, yang juga prekursor dari hipertensi dan sindroma resisten insulin yang dapat berlanjut ke DM tipe 2, dislipidemia, dan selanjutnya ke penyakit kardiovaskular.e. Diet kaya dengan buah dan sayuran dan rendah lemak jenuh dapat menurunkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi.f. Walaupun ada pasien hipertensi yang tidak sensitif terhadap garam, kebanyakan pasien mengalami penurunaan tekanan darah sistolik dengan pembatasan natrium. JNC VII menyarankan pola makan DASH yaitu diet yang kaya dengan buah, sayur, dan produk susu redah lemak dengan kadar total lemak dan lemak jenuh berkurang. Natrium yang direkomendasikan < 2.4 g (100 mEq)/hari. Aktifitas fisik dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga aerobik secara teratur paling tidak 30 menit/hari beberapa hari per minggu ideal untuk kebanyakan pasien. Studi menunjukkan kalau olah raga aerobik, seperti jogging, berenang, jalan kaki, dan menggunakan sepeda, dapat menurunkan tekanan darah.. Pasien harus konsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olah-raga mana yang terbaik terutama untuk pasien dengan kerusakan organ target. Merokok merupakan faktor resiko utama independen untuk penyakit kardiovaskular. Pasien hipertensi yang merokok harus dikonseling berhubungan dengan resiko lain yang dapat diakibatkan oleh merokok. 8

2.Terapi Farmakologi Ada 9 kelas obat antihipertensi . Diuretik, penyekat beta, penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI), penghambat reseptor angiotensin (ARB), dan antagonis kalsium dianggap sebagai obat antihipertensi utama (tabel 5). Obat-obat ini baik sendiri atau dikombinasi, harus digunakan untuk mengobati mayoritas pasien dengan hipertensi karena bukti menunjukkan keuntungan dengan kelas obat ini. Beberapa dari kelas obat ini (misalnya diuretik dan antagonis kalsium) mempunyai subkelas dimana perbedaan yang bermakna dari studi terlihat dalam mekanisme kerja, penggunaan klinis atau efek samping. Penyekat alfa, agonis alfa 2 sentral, penghambat adrenergik, dan vasodilator digunakan sebagai obat alternatif pada pasien-pasien tertentu disamping obat utama. 8 2.3.13 Landasan Teori

Menurut H.L Blum dalam Sarwono, menjelaskan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat. Faktor lingkungan yaitu karakter fisik alamiah dari lingkungan dan faktor individu berupa perilaku, yaitu perilaku perorangan dan kebiasaan yang mengabaikan hygiene perorangan.

BAB IIIPENUTUP3.1 SimpulanKomunikasi efektif sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kita sebagai dokter harus selalu menerapkan komunikasi efektif untuk bisa mendapatkan informasi yang tepat dan lengkap dari responden. Melalui kegiatan keluarga binaan inilah kita dapat belajar berkomunikasi secara efektif dengan orang lain yang memiliki beragam perilaku dan masalah kesehatan. Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, kita dapat melakukan intervensi dan promosi kesehatan demi meningkatkan pola hidup sehat. 3.2 SaranMenggunakan komunikasi efektif dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari adalah salah satu upaya dalam tujuan tercapainya kesembuhan pasien yang optimal. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada seluruh kalangan masyarakat akan membantu mengotpimalkan kesehatan.

6Buku Pedoman Kerja Mahasiswa (BPKM), Modul EBP3KH, FK UNPAR,2013/2014Daftar Pustaka1. Anwar Arifin. 1977 Komunikasi Dalam Teori. Bandung : penerbit Armico.2. Koesanto, Djono. 2012. KOMUNIKASI EFEKTIF. Palangka Raya: Program Studi Pendidikan Dokter Universtas Palangka Raya.3. Yahya, M.2005. Komunitas Dokter Pasien, Percepat Kesembuhanhttp://www.mensagroup.com/media_center/healty_news/healty_news2.html10 Januari 2014 (15:23).4. UU RI No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman UU RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan UU RI No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang Peraturan Menteri Pembangunan Perumahan No. 5/PERMEN/M/2007 tentang Masyarakat Berpenghasilan Rendah.5. Anne Ahira. (t.t.). Pengertian Pola Hidup Sehat. AnneAhira.com Content Team. Diunduh pada Tanggal 10 Januari 2014.6. Rahmulyono, A. 2008. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien Puskesmas. Yogyakarta. Available online at http://www.pdf-search-engine.com (diakses 10 Januari 2014). 7. Hadisaputro S, Setyawan H. Epidemiologi dan faktor-faktor risiko terjadinya diabetes mellitus tipe 2. Dalam Diabetes mellitus ditinjau dari berbagai aspek penyakit. 2007;133-53.2003 World Health Organization (WHO) / International Society of Hypertension Statement on Management of Hypertension. J Hypertens 2003;21:1983-1992