bab i
DESCRIPTION
1TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun
2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja (selanjutnya ditulis K3)
merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi
perdagangan barang dan jasa antar Negara yang harus dipenuhi oleh seluruh
Negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut
serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia ; telah ditetapkan
Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan,
yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan prilaku sehat, memperoleh
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
yang berisi upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup
sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerjaan. Selain itu, pengelola tempat kerja wajib melakukan
segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan,
pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja.
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 1
1.2 Rumusan masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan laporan Tugas Pengenalan
Profesi ini adalah mengenai hal-hal berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang
berlaku di PT Pusri ?
2. Apakah manfaat dari pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
terhadap perlindungan dan produktifitas pekerja?
3. Faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3)?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin didapatkan dalam penulisan proposal Tugas
Pengenala Profesi kali ini pada blok ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana organisasi K3 di PT. Pusri
2. Untuk mengetahui angka kecelakaan kerja mulai dari angka kejadian
kecelakaan tertinggi dan terendah yang terjadi di PT. Pusri .
3. Untuk mengetahui peralatan dan perlengkapan yang digunakan para
karyawan dalam upaya peningkatan keselamatan kerja di PT. Pusri.
4. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja
(K3) di PT Pusri.
5. Untuk mengetahui manfaat apa saja yang didapat dan dirasakan oleh
pekerja dari pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)di PT.
Pusri.
6. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di PT. Pusri.
7. Untuk mengetahui penyakit-penyakit yang sering timbul akibat kerja di PT
Pusri
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 2
8. Untuk mengetahui bahan-bahan berbahaya yang menimbulkan penyakit
akibat kerja di PT Pusri
9. Untuk mengetahui manajemen sistem keselamatan kerja yang telah
dilaksanakan di PT Pusri
10. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang telah dilakukan oleh PT
Pusri dalam melaksanakan K3 sehingga karyawan aman dan terbebas dari
penyakit yang dapat ditimbulkan dari pekerjaan di PT. Pusri.
1.4 Manfaat
Observasi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang berbagai
macam peraturan perundangan keselamatan kesehatan kerja (K3) di Indonesia.
Bagaimana pelaksanaan peraturan perundangan keselamatan kesehatan kerja (K3)
sehingga dapat memberikan perlindungan pekerja.
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi kerja yang
terbebas dari ancaman bahaya yang mengganggu proses aktivitas dan
mengakibatkan terjadinya cedera, penyakit, kerusakan harta benda, serta
gangguan lingkungan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan faktor yang
mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja
(termasuk pekerja kontrak dan kontraktor), tamu atau orang lain di tempat kerja
(OHSAS, 2007).
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian
secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi
baik jasa maupun industri (Mangkunegara, 2002).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan satu upaya pelindungan
yang diajukan kepada semua potensi yang dapat menimbulkan bahaya. Hal
tersebut bertujuan agar tenaga kerja dan orang lain yang ada di tempat kerja selalu
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 4
dalam keadaan selamat dan sehat serta semua sumber produksi dapat digunakan
secara aman dan efisien (Suma’mur, 2006).
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan instrumen yang memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat
kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi
oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko
kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap
sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai
bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada
masa yang akan datang (Prasetyo, 2009).
Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan
mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Maka
menurut Mangkunegara (2002) tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja
adalah sebagai berikut:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
selektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atau kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 5
Sedangkan menurut Suma’mur (2006) tujuan dari keselamatan dan
kesehatan kerja yaitu:
1. Agar setiap pekerja mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
baik secara fisik, sosial dan psikologis.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
dan seefektif mungkin.
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan perlindungan kesehatan gizi
pekerja.
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian dan partisipasi kerja.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atau kondisi kerja.
7. Agar setiap pekerja merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
Tujuan dari penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut Satria
(2008 ) adalah sebagai berikut:
1. Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja
2. Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan
efisien
3. Menjamin proses produksi berjalan lancar
2.2 Keselamatan Kerja
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya
selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka
(accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan
sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis
mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 6
berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil
resiko terjadinya kecelakaan (Syaaf, 2007).
Keselamatan mencakup kedua istilah yaitu resiko keseamatan dan resiko
kesehatan. Dalam kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan, yaitu
Keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan,
kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Resiko keselamatan merupakan aspek-
aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran
listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh,
penglihatan, dan pendengaran. Semua itu sering dihubungan dengan perlengkapan
perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang
membutuhkan pemeliharaan dan latihan (Leon C Meggison yang dikutip oleh
Prabu Mangkunegara(2000:161).
Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil
budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja (Purnama, 2010).
Kerja adalah faktor yang sangat penting agar suatu proyek dapat berjalan
dengan lancar. Dengan situasi yang aman dan selamat, para pekerja akan bekerja
secara maksimal dan semangat.Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan
yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan di tempat kerja yang mencakup
tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi
pekerja (Simanjuntak, 1994).
Keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang
berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,
landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna
menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 7
kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan
Alat Pelindung Diri (APD), perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang
manusiawi (Mangkunegara, 2002)
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya
selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan
salah satu faktor yang harus dilakukanm selama bekerja, karena tidak yang
menginginkan terjadinya kecelakaan di dunia ini. Keselamatan kerja sangat
bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan
(Slamet, 2012).
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja
b. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c. Teliti dalam bekerja
d. Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan
kesehatan kerja.
Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan
kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin
tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja (Jackson, 1999)
Pasal 3 Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
menentukan bahwa syarat-syarat keselamatan kerja yang harus diperhatikan oleh
pengusaha akan diatur lebih lanjut. Namun, peraturan perundangan yang
dimaksudkan sampai sekarang belum ada. Peraturan perundangan warisan Hindia
Belanda masih dapat dijadikan pedoman syarat-syarat keselamatan kerja, yaitu :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
Untuk mencegah atau mengurangi kecelakaan ini banyak sekali upaya
yang dapat dilakukan oleh pengusaha. Dalam Veiligheidregelement (Peraturan
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 8
Keamanan Kerja), antara lain dinyatakan bahwa agar peralatan pabrik tidak atau
kurang menimbulkan bahaya, maka :
1. Ban penggerak, rantai, dan tali yang berat harus diberikan alat
penadah, jika putus tidak akan menimbulkan bahaya.
2. Mesin-mesin harus terpelihara dengan baik, mesin yang berputar harus
diberikan penutup agar jangan saampai beterbangan jika kurang tahan
dalam putaran yang keras.
3. Ban penggerak, rantai, atau tali yang dilepaskan harus tergantung,
maka gantungan itu harus dibuat sedemikian rupa agar tidak
menyentuh ban penggerak.
4. Harus tersedia alat pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, yang dapat dilakukan
dengan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran, memberikan kesempatan
atau jalan menyelamatkan diri bagi pekerja/buruh jika terjadi kebakaran, dan
memberikan alat perlindungan lainnya untuk mengantisipasi kemungkinan
terjadinya kebakaran.
c. Mencegah atau mengurangi bahaya peledakan. Peledakan biasanya sering
terjadi pada perusahaan-perusahaan yang mengerjakan bahan-bahan yang
mudah meledak. Perusahaan-perusahaan yang demikian pada setiap ruangan
kerja haruslah disediakan sekurang-kurangnya satu pintu yang cepat terbuka
untuk keluar. Bahan-bahan yang akan dikerjakan di ruang kerja tidak boleh
melebihi jumlah yang seharusnya dikerjakan. Harus pula dipasang alat-alat
kerja yang menjamin pemakaiannya akan aman dari bahaya peledakan.
d. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai, menyelenggarakan suhu
udara yang baik, memelihara ketertiban dan kebersihan, mengamankan dan
memelihara bangunan.
e. Mencegah agar jangan sampai terkena aliran listrik yang berbahaya. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Bagian alat listrik yang mempunyai tegangan minimal 250 volt
haruslah tertutup.
2. Sambungan-sambungan kabel listrik harus diberikan pengaman.
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 9
3. Bangunan-bangunan yang diatasnya terbentang kawat listrik harus
diperiksa sewaktu-waktu dan jika perlu diberikan pembungkus
(isolasi) agar terhindar dari tegangan.
Tujuan Keselamatan dan kesehatan
Menurut Mangkunegara (2002) bahwa tujuan dari keselamatan dan
kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Agar setiap pegawai/tenaga kerja mendapat jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya,
selektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai/tenaga kerja.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar tehindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atau kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai/tenaga kerja merasa aman dan terlindungi dalam
bekerja.
2.3 Kesehatan Kerja
Kesehatan berasal dari bahasa Inggris ‘health’, yang dewasa ini tidak
hanya berarti terbebasnya seseorang dari penyakit, tetapi pengertian sehat
mempunyai makna sehat secara fisik, mental dan juga sehat secara sosial. Dengan
demikian pengertian sehat secara utuh menunjukkan pengertian sejahtera (well-
being). Kesehatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun pendekatan praktis
juga berupaya mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan manusia
menderita sakit dan sekaligus berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 10
pendekatan untuk mencegah agar manusia tidak menderita sakit, bahkan menjadi
lebih sehat (Mily, 2009).
Kesehatan adalah sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan
hidup. Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya sosial dan
pribadi, serta kemampuan fisik ((WHO, 1986).
Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain (UU No.29,
2004):
1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit
atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua
organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan
spiritual.
a. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
b. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan
sebagainya.
c. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa
syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam
fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat
dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat
spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua
aturan-aturan agama yang dianutnya.
3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan
orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama
atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling
toleran dan menghargai.
4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam
arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong
terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 11
belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan
sendirinya batasan ini tidak berlaku.
Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik
jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan
terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan
lingkungan kerja maupun penyakit umum.(UU Pokok Kesehatan RI No. 9, Bab 1
pasal 2, 1960)
Kesehatan kerja adalah suatu upaya untuk mempertahankan dan
meningkatkan derajat kesejahtaraan fisik, mental dan sosial yang setinggi-
tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan
diantara pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja
dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan,
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
diadaptasikan dengan kapabilitas fisiologi dan psikologi; dan diringkaskan
sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada jabatannya
(WHO, 1995)
Kesehatan kerja disamping mempelajari faktor-faktor pada pekerjaan yang
dapat mengakibatkan manusia menderita penyakit akibat kerja (occupational
disease) maupun penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya (work-related
disease) juga berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau pendekatan
untuk pencegahannya, bahkan berupaya juga dalam meningkatkan kesehatan
(health promotion) pada manusia pekerja tersebut (Mia, 2011).
Tujuan kesehatan kerja:
1. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang
setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial.
2. Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh konisi lingkungan kerja.
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 12
3. Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau pekerjaan dengan
tenaga kerja.
4. Meningkatkan produktivitas pekerja. (WHO, 1995)
2.4 Indikator-indikator dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Indikator Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), meliputi:
a. Faktor manusia/pribadi (personal factor): Faktor manusia disini meliputi,
antara lain kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologi, kurangnya
pengetahuan dan keterampilan/keahlian, dan stress serta motivasi yang
tidak cukup.
b. Faktor kerja/lingkungan: Meliputi, tidak cukup kepemimpinan dan
pengawasan, rekayasa, pembelian/pengadaan barang, perawatan, standar-
standar kerja dan penyalahgunaan. (Budiono dkk, 2003)
2.5 Aspek-aspek dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
Menurut Anoraga (2005) mengemukakan aspek-aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) meliputi:
a. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan tempat dimana seseorang atau karyawan
dalam beraktifitas bekerja. Lingkungan kerja dalam hal ini menyangkut
kondisi kerja, seperti ventilasi, suhu, penerangan dan situasinya.
b. Alat kerja dan bahan
Alat kerja dan bahan merupakan suatu hal yang pokok dibutuhkan oleh
perusahaan untuk memproduksi barang. Dalam memproduksi barang, alat-
alat kerja sangatlah vital yang digunakan oleh para pekerja dalam
melakukan kegiatan proses produksi dan disamping itu adalah bahan-
bahan utama yang akan dijadikan barang.
c. Cara melakukan pekerjaan
Setiap bagian-bagian produksi memiliki cara-cara melakukan pekerjaan
yang berbeda-beda yang dimiliki oleh karyawan. Cara-cara yang biasanya
dilakukan oleh karyawan dalam melakukan semua aktifitas pekerjaan,
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 13
misalnya menggunakan peralatan yang sudah tersedia dan pelindung diri
secara tepat dan mematuhi peraturan penggunaan peralatan tersebut dan
memahami cara mengoperasionalkan mesin.
Menurut Budiono dkk (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) antara lain:
a) Beban kerja
Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya
penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan.
b) Kapasitas kerja
Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan,
kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
c) Lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik,
maupun psikososial.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Aspek dan Faktor
yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) antara lain
lingkungan kerja, alat kerja dan bahan, cara melakukan pekerjaan, beban kerja,
kapasitas kerja, dan lingkungan kerja.
2.6 Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Manajemen sebagai satu ilmu perilaku yang mencakup aspek sosial dan
eksak tidak terlepas dari tanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja, baik
dari segi perencanaan maupun pengambilan keputusan dan organisasi.
Manajemen seharusnya menyadari (Silalahi, 1995):
1. Adanya biaya pencegahan
2. Kerugian akibat kecelakaan menimpa karyawan dan peralatan
3. Antara biaya pencegahan dan kerugian akibat kecelakaan terdapat selisih
yang sukar ditetapkan
4. Kecelakaan kerja selalu menyangkut manusia, peralatan, dan proses.
5. Manusia merupakan faktor dominan dalam setiap kecelakaan.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu masalah penting dalam
setiap masalah operasional, baik di sektor tradisional maupun sektor modern.
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 14
Masalah yang terjadi khususnya dalam masyarakat yang sedang beralih dari satu
kebiasaan kepada kebiasaan lain, perubahan-perubahan pada umumnya
menimbulkan beberapa permasalahan yang jika tidak ditanggulangi secara cermat
dapat membawa berbagai akibat buruk bahkan fatal. Permasalahan yang dapat
menimbulkan kecelakaan kerja memerlukan manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja komprehensif antara lain dengan (Simajuntak, 1994):
a. Menghimpun informasi dan data kasus kecelakaan secara periodik
b. Mengidentifikasi sebab-sebab kasus kecelakaan kerja
c. Menganalisa dampak kecelakaan kerja bagi pekerja sendiri, bagi
pengusaha dan bagi masyarakat pada umumnya.
d. Merumuskan saran-saran bagi pemerintah, pengusaha dan pekerja untuk
menghindari kecelakaan kerja.
e. Memberikan saran mengenai sistem kompensasi atau santunan bagi
mereka yang menderita kecelakaan kerja.
f. Merumuskan sistem dan sarana pengawasan, pengaman lingkungan kerja,
pengukuran tingkat bahaya, serta kampanye menumbuhkan kesadaran dan
penyuluhan keselamatan dan kesehatan kerja.
Pemerintah mengajak pengusaha dan serikat pekerja untuk menyusun
kebijaksanaan dan program yang melindungi pekerja, masyarakat dan lingkungan
dari kecelakaan kerja. Pengusaha diwajibkan menyusun sistem pencegahan
kecelakaan kerja termasuk identifikasi dan analisis sumber kecelakaan, cara
mengurangi akibat kecelakaan, perencanaan dan pemasangan instalasi pengaman,
penugasan tenaga khusus dan ahli di bidang keselamatan kerja, melaksanakan
inspeksi secara regular, serta menyusun program penyelamatan darurat bila terjadi
bencana atau kecelakaan kerja. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja: PER. 05/MEN/1996,
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dibagi menjadi tiga tingkatan
yang kemudian akan digunakan sebagai dasar audit internal perusahaan yaitu:
a. Tingkat awal adalah perusahaan kecil atau perusahaan dengan tingkat
resiko rendah harus menetapkan sebanyak 64 kriteria.
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 15
b. Tingkat transisi adalah perusahaan sedang atau perusahaan dengan tingkat
resiko menengah harus menetapkan sebanyak 122 kriteria
c. Tingkat lanjutan adalah perusahaan besar atau perusahaan dengan tingkat
resiko tinggi harus menetapkan sebanyak 166 kriteria.
2.7 Kecelakaan Kerja
Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud
dengan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga
semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda (Peraturan
Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998) .
Kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang terjadi pada saat seseorang
melakukan pekerjaan. Kecelakaan kerja merupakan peristiwa yang tidak
direncanakan yang disebabkan oleh suatu tindakan yang tidak berhati-hati atau
suatu keadaan yang tidak aman atau kedua-duanya. (Sheddy Nagara, 2008:177-
180)
Kecelakaan kerja adalah terjadinya suatu kejadian akibat kontak antara
ernegi yang berlebihan (agent) secara akut dengan tubuh yang menyebabkan
kerusakan jaringan/organ atau fungsi faali (Foressman, 1973).
Terdapat banyak faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja.
Kecelakaan dan penyakit kerja dapat terjadi pada saat seseorang mengoperasikan
alat kerja atau produksi, antara lain karena (Foressman, 1973) :
1. Pekerja yang bersangkutan tidak terampil atau tidak mengetahui cara
mengoperasikan alat-alat tersebut.
2. Pekerja tidak hati-hati, lalai, terlalu lelah atau dalam keadaan sakit.
3. Tidak tersedia alat-alat pengaman.
4. Alat kerja atau produksi yang digunakan dalam kesedaan tidak baik atau
tidak layak pakai lagi.
Kecelakaan kerja dapat dikategorikan dalam beberapa akibat yang
ditimbulkannya seperti (Simajuntak, 1994):
a. Meninggal dunia, termasuk kecelakaan yang paling fatal yang
menyebabkan penderita meninggal dunia walaupun telah mendapatkan
pertolongan dan perawatan sebelumnya.
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 16
b. Cacat permanen total adalah cacat yang mengakibatkan penderita secara
permanen tidak mampu lagi melakukan pekerjaan produktif karena
kehilangan atau tidak berfungsinya lagi bagian-bagian tubuh, seperti:
kedua mata, satu mata dan satu tangan atau satu lengan atau satu kaki. Dua
bagian tubuh yang tidak terletak pada satu ruas tubuh.
c. Cacat permanen sebagian adalah cacat yang mengakibatkan satu bagian
tubuh hilang atau terpaksa dipotong atau sama sekali tidak berfungsi.
d. Tidak mampu bekerja sementara, dimaksudkan baik ketika dalam masa
pengobatan maupun karena harus beristirahat menunggu kesembuhan,
sehingga ada hari-hari kerja hilang dalam arti yang bersangkutan tidak
melakukan kerja produktif.
Penyakit akibat kerja disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain adalah
sebagai berikut (Silalahi, 1995):
1. Faktor biologis
2. Faktor kimia termasuk debu dan uap logam
3. Faktor fisik termasuk kebisingan/getaran, radiasi, penerangan, suhu, dan
kelembaban.
4. Faktor fisiologis
5. Faktor tekanan mental/stress.
2.8 Pengenalan Bahaya Di Lingkungan Kerja
WHO membedakan empat kategori penyakit akibat kerja yaitu sebagai
berikut (Depkes RI, 2006):
1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya
pneumoconiosis.
2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya
karsinoma bronkhogenik.
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara
faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya bronchitis kronis.
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 17
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada
sebelumnya, misalnya asma.
Terdapat 31 jenis penyakit yang timbul karena hubungan kerja, antara lain
(kep. Presiden RI No.22, 1993):
1. Pneumoconiosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentuk jaringan
parut (silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberculosis yang
silikosisnya merupakan factor utama penyebab cacat atau kematian.
2. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang disebabkan
oleh debu logam keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang disebabkan
oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat
perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis alergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik.
6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaan yang beracun.
7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaan yang
beracun.
8. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor atau persenyawaan yang beracun.
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaan yang beracun.
10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaan yang beracun.
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaan yang beracun.
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaan yang beracun.
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbale atau persenyawaan yang beracun.
14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaan yang beracun.
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan
hidrokarbon alifatik atau aromatik yang beracun.
17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun.
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau
homolognya yang beracun.
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 18
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.
20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas tau uap penyebab asfiksia atau
keracunan seperti karbon monoksida hidrogensianida, hidrogensulfida atau
derivatnya yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
23. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan
otot-otot, urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi atau saraf tepi).
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan
lebih.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yang
mengion.
26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi,
atau biologik.
27. Penyakit kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh pic, bitumen,
minyak mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu zat
tersebut.
28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang
didapatkan dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi
khusus.
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi
atau kelembaban udara tinggi.
31. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk obat.
2.9 Faktor penyebab penyakit akibat kerja
Dalam ruang atau ditempat kerja biasanya terdapat faktor-faktor yang
menjadi sebab penyakit akibat kerja, antara lain (Notoatmodjo, 2007):
1. Golongan fisik, seperti:
a. Suara, yang bisa menyebabkan pekak/tuli.
b. Radiasi sinar-sinar radioaktif dapat menyebabkan penyakit susunan darah
dan kelainan kulit.
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 19
c. Suhu, apabila terlalu tinggi dapat menyebabkan heat stroke, heat cramps,
atau hyperpyrexia. Sedangkan suhu-suhu yang rendah dapat menimbulkan
frostbite, trenchfoot, dan hypothermia.
d. Tekanan tinggi dapat menyebabkan caisson disease.
e. Penerangan lampu yang kurang baik misalnya dapat menyebabkan
kelainan pada indera penglihatan atau kesilauan yang memudahkan
terjadinya kecelakaan.
2. Golongan kimia (chemis), yaitu:
a. Debu yang menyebabkan pneumoconioses, diantaranya silicosis,
asbestosis, dan lainnya.
b. Uap yang diantaranya menyebabkan metal fume fever, dermatitis atau
keracunan.
c. Gas, misalnya keracunan oleh CO dan H2S.
d. Larutan yang dapat menyebabkan dermatitis.
e. Awan atau kabut, misalnya racun serangga, racun jamur dan lainnya yang
dapat menimbulkan keracunan.
3. Golongan infeksi, misalnya oleh bibit penyakit anthrax, brucella, AIDS, dan
lainnya.
4. Golongan fisiologis, yang disebabkan oleh keselahan-kesalahan konstruksi
mesin, sikap badan yang kurang baik, salah cara melakukan suatu pekerjaan dan
lain-lain yang kesemuanya menimbulkan kelelahan fisik, bahkan lambat laun
dapat menyebabkan perubahan fisik pada tubuh pekerja.
5. Golongan mental-psikologis, yang terlihat misalnya pada hubungan kerja yang
tidak baik, atau keadaan pekerjaan yang monoton yang menyebabkan kebosanan.
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 20
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Lokasi Pelaksanaan
PT Pusri Palembang
3.2 Waktu Pelaksanaan
3.2.1. Waktu
Adapun waktu pelaksanaan kegiatan tugas pengenalan profesi ini adalah :
Hari, tanggal : Selasa, 13 Mei 2014
Waktu : 09.00 – 12.00 Wib
3.3 Subjek Tugas Mandiri
1. Mendengarkan pengarahan tentang pelaksanaan sistem K3 di PT Pusri
2. Melihat sistem pelaksanaan K3 di PT Pusri
3.4 Langkah Kerja
1. Membuat proposal
2. Melakukan konsultasi kepada pembimbing Tugas Pengenalan Profesi
3. Meminta izin kepada karyawan PT Pusri untuk melakukan Tugas
Pengenalan Profesi
4. Melihat pelaksanaan sistem K3 di PT Pusri
5. Membuat laporan Tugas Pengenalan Profesi dari data yang sudah
didapatkan.
3.5 Pengumpulan data
Melakukan observasi langsung terhadap sistem pelaksanaan K3 di PT.
Pusri Palembang.
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 21
3.6 Pengolahan data
Analisis deskriptif yaitu pengolahan data yang dilakukan dengan cara
membandingkan teori dan data di lapangan
Palembang, Mei 2014
Kelompok Tutorial 1
Mengetahui dan menyetujui,
Pembimbing Kelompok Tutorial 1
dr. Putri Zalika
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berikut adalah hasil yang didapatkan dari Tugas Pengenalan Profesi yang
kami lakukan yaitu :
a. Organisasi K3 PT. Pusri
Organisasi K3 PT. Pusri yang kami dapatkan adalah sebagai berikut :
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 23
Sie Material & Plkp
Staf TKK
Superintenden Pengendalian LH
Superintenden Hyperkes
Superintenden Pengendalian Pencemaran
Shift Supervisor PK&KK
Superintenden PK&KK
MANAJER K3LH
DIREKTUR PRODUKSI
b. Angka kecelakaan kerja yang terjadi di PT.Pusri
Angka kecelakaan yang terjadi di PT.Pusri selama 3 tahun terakhir ini
adalah 0 sehingga untuk tahun ini PT.Pusri akan dianugrahi
perusahaan dengan zero accident.
c. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan para pekerja dalam upaya
peningkatan keselamatan kerja di PT. Pusri
Berikut adalah peralatan dan perlengkapan yang digunakan oleh para
pekerja dalam meningkatkan keselamatan kerja di PT.Pusri :
1. Safety Helmet
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai
kepala secara langsung.
2. Sepatu Karet (sepatu boot)
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek
ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan
kimia, dsb.
3. Sepatu pelindung (safety shoes)
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol
dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan
fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat,
benda panas, cairan kimia, dsb.
4. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di
tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan.
Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi
masing-masing pekerjaan.
5. Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 24
Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat
yang bising.
6. Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di
tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
Sedangkan untuk kenyamanan masyarakat yang tinggal di sekitar
Pabrik
d. Pelaksanaan keselamatan kerja yang dilakukan PT. Pusri
Pelakasanaan keselamatan kerja yang telah dilakukan oleh PT.Pusri
adalah sebagai berikut :
1. Melakukan identifikasi bahaya serta membuat Saran saran
Keselamatan
2. Memberikan Pelatihan K3 untuk karyawan.
3. Melakukan pengamanan pada pekerjaan berbahaya dengan
menerapkan work permit system.
4. Memberikan Pengarahan K3 untuk Karyawan & Kontraktor
5. Melakukan Inspeksi serta Razia K3 di area pabrik
6. Melaksanakan penanggulangan kebakaran di Pabrik, maupun
komplek perumahan PT. Pusri.
7. Melaksanakan pengaturan kendaraan luar non milik yang akan
masuk ke area Pabrik dgn menerbitkan Izin Masuk Pabrik (IMP).
8. Memberikan izin mengemudikan kendaraan Dinas Perusahaan
diarea pabrik dgn menerbitkan SIM Pabrik, SIM Forklift.
9. Melakukan monitoring kondisi lingkungan kerja ( bising, debu, gas
beracun, penerangan, cuaca kerja) serta pengendalian vektor
penyakit (fogging, anjing liar, vaksinasi anti rabies).
10. Melakukan pembinaan kesehatan karyawan dengan melaksanakan
program Pemeriksaan kesehatan berkala, senam kesegaran
jasmani / fitness dll.
11. Pengawasan menu gizi kerja, higiene dan sanitasi kantin, kualitas
air minum, kolam renang)
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 25
12. Melaksanakan Latihan PKD Kecil & Besar
13. Melaksanakan Rapat P2K3 setiap Triwulan
14. Melakukan Audit K3 Internal & Eksternal
e. Manfaat yang dapat dirasakan oleh para karyawan mengenai
pelaksanaan K3 di PT. Pusri
Manfaat yang dapat dirasakan oleh para karyawan mengenai
pelaksanaan K3 di PT.Pusri adalah sebagai berikut :
1. Karyawan merasa aman dan nyaman saat bekerja di sekitar
lingkungan PT.Pusri
2. Karyawan siap dan tanggap dalam menangani kecelakaan
kerja yang terjadi di PT.Pusri
3. Karyawan dapat bekerja sesuai dengan standar keamanan yang
ditetapkan oleh PT.Pusri.
f. faktor yang mempengaruhi pelaksanaan K3 di PT. Pusri
Faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) di PT. Pusri antara lain :
1. Lingkungan kerja (Lingkungan kerja dalam hal ini lingkungan
kerja yang kondusif menyangkut kondisi kerja, seperti suhu dan
penerangan)
2. Alat kerja dan bahan (Dalam memproduksi barang, alat-alat kerja
vital yang digunakan oleh para pekerja haruslah aman untuk
melakukan kegiatan proses produksi dan disamping itu adalah
bahan-bahan utama yang akan dijadikan barang juga aman bagi
kesehatan)
3. Cara melakukan pekerjaan (misalnya menggunakan peralatan
yang sudah tersedia dan alat pelindung diri secara tepat dan
mematuhi peraturan penggunaan peralatan tersebut dan
memahami cara mengoperasionalkan mesin), beban kerja
(lamanya waktu bekerja karyawan)
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 26
4. Kondisi pekerja (dimana kondisi pekerja merupakan hal penting
karena menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja).
g. Bahan-Bahan berbahaya yang terdapat di lingkungan PT. Pusri
Bahan-bahan berbahaya yang terdapat didalam lingkungan kerja di
PT.Pusri antara lain adalah zat kimia berupa Amonia, Asam sulfat,
Karbondioksida, Nitrogen, dimana semua zat berbahaya tersebut
diolah untuk dijadikan pupuk dan semua bahan berbahaya tersebut
selalu dikontrol setiap harinya guna meningkatkan keselamatan dan
kesehatan di sekitar lingkungan kerja PT.Pusri.
h. Penyakit yang terjadi di lingkuhan kerja PT Pusri pada tahun 2013
Berdasarkan data bagian Hiperkes PT Pusri penyakit yang terjadi
pada karyawan pada tahun 2013 adalah sebagai berikut :
a. Kolesterol meningkat (30%)
b. Overweight (27 %)
c. Trigliserida meningkat (21 %)
d. Asam Urat meningkat (13%)
e. Silinder/kristal urin (9 %)
f. Obesitas (8 %)
g. SGPT/SGOT meningkat (7 %)
h. Gula darah meningkat (7 %)
i. Karies (6 %)
j. Underweight (5 %)
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 27
0
100
200
300
400
500
600
Laki-laki
Grafik 1
Grafik kelainan kesehatan pada karyawan PT Pusri tahun 2013
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Shift
Grafik 2
Grafik kesehatan karyawan PT.Pusri berdasarkan pola kerja tahun 2013
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 28
0
50
100
150
200
250
21-3031-4041-50> 50
Grafik 3
Grafik kelainan keshatan karyawan PT.Pusri berdasarkan umur pada tahun 2013
i. Manajemen sistem keselamatan kerja yang dilaksanakan di PT. Pusri
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 29
j. Upaya yang telah dilakukan oleh PT. Pusri untuk meningkatkan
pelaksanaan K3.
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 30
70 orang
111050
Bid. Kes Industri
Direktur Produksi
GM. Pemeliharaan
Bid. Kes Kerja
Bid. Kes Lingkungan
Si Material’s
Bid. Audit & SMK3
Bid. Pengelolaan LK
Bid. Pelatihan K3 Si Shift PK & KK
Kelompok TKK Bagian HyperkesBagian PK & KK
Keselamatan & Kesehatan Kerja
DepartemenK3 & LH
1. Bertanggung jawab atas upaya pengendalian keselamatan
karyawan dan keselamatan pabrik dan lingkungannya dari
bahaya.
2. Bertanggung jawab atas upaya pengendalian hygiene
Perusahaan dan Kesehatan karyawan dari penyakit akibat
kerja.
3. Menetapkan prosedur Keselamatan Kerja dalam Sistem
Manajemen K3 (SMK3) untuk mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja sehingga tercipta tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif.
4. Melakukan perencanaan pengembangan dan peningkatan
kemampuan keterampilan karyawan dalam menunjang
produktifitas kerja yang aman di seluruh lingkungan
perusahaan.
5. Melakukan investigasi kecelakaan dan mencari faktor-faktor
penyebabnya.
6. Melakukan identifikasi bahaya dan pengendalian resikonya
4.2 Pembahasan
Tugas pengenalan profesi yang kami lakukan pada hari selasa
tanggal 13 Mei 2014 mengenai keselamatan dan kesehatan kerja di
PT.Pusri dimana pada saat itu kami diberikan pengarahan oleh perwakilan
dari pihak PT.Pusri.
Kami diberikan informasi berupa bagaimana pelaksanaan K3
dilingkukan kerja PT.Pusri dan informasi yang disampaikan adalah
sebagai berikut.
PT. Pusri mempunyai 4 (empat) unit pabrik urea dengan masing-
masing pabrik terdiri atas 3 (tiga) bagian yaitu sebagai berikut :
a. Pabrik Amoniak
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 31
Pabrik Amoniak ialah pabrik yang menghasilkan amoniak sebagai
hasil utama dan carbon dioxide sebagai hasil samping yang
keduanya merupakan bahan baku pabrik urea.
b. Pabrik Urea
Proses pembuatan Urea dibuat dengan bahan baku gas CO2 dan
liquid NH3 yang disupply dari Pabrik Amoniak.
c. Pabrik Offsite/Utilitas
Pabrik utilitas adalah pabrik yang menghasilkan bahan-bahan pembantu
maupun energi yang dibutuhkan oleh pabrik amoniak dan urea. Produk
yang dihasilkan dan diolah dari pabrik utilitas ini antara lain sebagai
berikut :
1. Air bersih
2. Air pendingin
3. Air demin
4. Udara pabrik
5. Udara instrument
6. Tenaga listrik
7. Uap air
Sedangkan kapasitas masing-masing pabrik adalah
Pabrik Amoniak Urea
- Pusri - IB 1.350 Ton/hari 1.725 Ton/hari
- Pusri - II 660 Ton/hari 1.725 Ton/hari
- Pusri - III 1.000 Ton/hari 1.725 Ton/hari
- Pusri - IV 1.000 Ton/hari 1.725 Ton/hari
-------------------------------------------
- Total 4.010 Ton/hari 6.900 Ton/hari
Total Jumlah Karyawan Pusat Produksi PT Pusri per September 2010
sebanyak 2.064 orang.
Oleh karena itu, untuk menjamin kesehatan dan keselamatan kerja maka
PT Pusri menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(SMK 3) yang dilandasi falsafah “sehat sebelum selama dan setelah bekerja” dan
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 32
memiliki struktur organisasi yang telah disampaikan di hasil dan berkut adalah
pembagian dari struktur organisasi dari sistem kesehatan dan keselamatan kerja di
PT. Pusri.
Pada sistem kesehatan dan keselamatan kerja ini terdapat beberapa bagian
yaitu :
Bagian PK&KK : 50 orang Bagian Hyperkes : 11 orang
Superintenden : 1 orang Superintenden : 1 orang.
Shift Supervisor : 5 orang Staf Hygiene Persh : 9 orang
Foreman senior : 4 orang Teknisi Senior : 1 orang
Foreman Shift : 16 orang
Inspektur Senior : 16 orang
Fireman : 8 orang
Seksi Perlengkapan & Matl Kelompok TKK.
Foreman Senior : 1 orang Staf Tek Kes Kerja : 10 orang
Staf Pelkpan & Mat : 3 orang
Insp Sr Plkp & Mat : 3 orang
Jumlah Total : 78 orang ( Aktual 69 orang ).
Selain itu kami juga diberikan informasi berupa visi dan misi dai
pelaksanaan sistem kesehatan dan keseamatan kerja di PT. Pusri yaitu
sebagai berikut :
Visi dan Misi K3 PT. Pusri
VISI
Terciptanya kondisi tempat kerja yang memenuhi standar
keselamatan dan kesehatan sesuai ketentuan peraturan dan
perundangan.
MISI
Mencegah terjadinya kecelakaan kerja, kebakaran dan peledakan
serta sakit akibat kerja dengan menerapkan Sistim Manajemen K3
serta selalu melakukan upaya perbaikan berkelanjutan.
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 33
Tugas pokok sistem kesehatan dan keselamatan kerja di PT. Pusri adalah
sebagai berikut :
Tugas Pokok K3 di PT. Pusri:
Program Kerja Hiperkes PT. Pusri
1. Evaluasi pemeriksaan kesehatan tahunan
2. Pembinaan olahraga (Senam kesegaran, sarana olahraga di
pabrik)
3. Pengawasan menu gizi kerja
4. Pengendalian vektor penyakit (penyemprotan nyamuk,
vaksinasi rabies, pemberantasan anjing liar)
5. Pengawasan kualitas kolam renang
6. Penyediaan obat P3K di unit kerja
7. Pengawasan higiene dan sanitasi kantin
8. Housekeeping
9. Pengukuran faktor risiko lingkungan kerja yang dapat
berdampak pada karyawan yaitu kebisingan, debu, gas
beracun, penerangan dan cuaca kerja.
10. Flushing line drinking water
11. Donor darah
12. Evaluasi kualitas air minum
Aktifitas dan Kegiatan K3 di PT. Pusri
PT. Pusri juga menerapkan sistem kerja shift yaitu pada pagi hari jam
07.00 – 15.00, sore jam 15.00 – 23.00, dan malam jam 23.00 – 07.00. Pada
saat bekerja pihak PT. Pusri juga mewajibkan setiap pegawainya
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa :
PT. Pusri maka PT. Pusri telah melakukan pengolahan terhadap
amoniak sesuai batas yang ditentukan sehingga bau amoniak yang
dikeluarkan tidak mengganggu kesehatan masyarakat dan juga disekitar
pabrik dibebaskan dari tanaman-tanaman untuk mengurangi angin di sekitar
pabrik sehingga bau hasil amoniak tidak mengganggu masyarakat.
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 34
Untuk manfaat dari penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) di PT. Pusri yaitu terciptanya kondisi tempat kerja yang
memenuhi standar keselamatan kesehatan sesuai ketentuan peraturan dan
perundangan, mencegah terjadinya kecelakaan kerja, kebakaran dan
peledakan serta sakit akibat kerja.
Selain itu dibagian sistem kesehatan dan keselamatan kerja PT. Pusri
terdapat bagian hiperkes atau higiene perusahaan dan kesehatan kerja.
Hiperkes bertujuan untuk sebagai berikut :
1. Untuk melindungi karyawan dari gangguan kesehatan karena
faktor pekerjan dan lingkungan kerjanya.
2. Meningkatkan dan pemeliharaan kesehatan karyawan &
karyawati agar tetap sehat
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan yang telah dikemukan diatas, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di PT. Pusri yaitu
dengan cara melakukan evaluasi pemeriksaan kesehatan tahunan,
pembinaan olahraga (Senam kesegaran, sarana olahraga di pabrik),
pengawasan menu gizi kerja, pengendalian vektor penyakit
(penyemprotan nyamuk, vaksinasi rabies, pemberantasan anjing liar),
pengawasan kualitas kolam renang, penyediaan obat P3K di unit
kerja, pengawasan higiene dan sanitasi kantin, housekeeping,
pengukuran faktor risiko lingkungan kerja yang dapat berdampak pada
karyawan yaitu kebisingan, debu, gas beracun, penerangan dan cuaca
kerja, flushing line drinking water, donor darah dan evaluasi kualitas
air minum
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 35
2. Faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
PT. Pusri antara lain lingkungan kerja, alat kerja dan bahan, cara
melakukan pekerjaan, beban kerja, dan kondisi pekerja.
3. Manfaat penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
PT. Pusri yaitu terciptanya kondisi tempat kerja yang memenuhi
standar keselamatan kesehatan sesuai ketentuan peraturan dan
perundangan, mencegah terjadinya kecelakaan kerja, kebakaran dan
peledakan serta sakit akibat kerja.
4. Bahan-bahan berbahaya yang terdapat didalam lingkungan kerja di
PT.Pusri antara lain adalah zat kimia berupa Amonia, Asam sulfat,
Karbondioksida, Nitrogen, dimana semua zat berbahaya tersebut
diolah untuk dijadikan pupuk dan semua bahan berbahaya tersebut
selalu dikontrol setiap harinya guna meningkatkan keselamatan dan
kesehatan di sekitar lingkungan kerja PT.Pusri.
5.2 Saran
1. Bagi PT. Pusri
Untuk lebih meningkatkan kembali sistem Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) sehingga bisa menjaga dan meningkatkan
kesehatan dan keselamatan kerja para karyawan yang ada di PT. Pusri
serta mengoptimalkan penggunaan alat pelindung diri (APD) sehingga
tercapai tujuan dari kesehatan dan keselamatan kerja dari PT. Pusri itu
sendiri serta mengurangi kecelakaan akibat kerja.
2. Bagi Karyawan PT. Pusri
Hendaknya para karyawan dapat memberikan dukungan yang positif
serta mematuhi segala peraturan dan kebijakan yang terkait dengan
sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Pusri sehingga
bisa terciptanya kondisi tempat kerja yang memenuhi standar
keselamatan kesehatan sesuai ketentuan peraturan dan perundangan,
mencegah terjadinya kecelakaan kerja, kebakaran dan peledakan serta
sakit akibat kerja.
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 36
3. Bagi Mahasiswa
a. Harus memaksimalkan sarana dan alat dalam memperoleh
pengetahuan dan pengalaman khususnya segala hal yang
berkaitan tentang sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3).
b. Harus datang tepat waktu sehingga pengarahan dan pemberian
informasi mengenai sistem pelaksanaan K3 di PT Pusri dapat
disampaikan seluruhnya sehingga informasi yang diinginkan
bisa terpenuhi semuanya.
DAFTAR PUSTAKA
Suardi, R. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Penerbit
PPM, Jakarta
Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Mangkunegara, A.A. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT
Remaja Rosda Karya, Bandung
Darmanto, R. 1999. Kesehatan Kerja di Perusahaan. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
http://www.depkes.go.id/ diakses pada tanggal 24 April 2013
Santoso, G. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Prestasi
Pustaka, Jakarta.
Rivai, V. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori
ke Praktik. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sugeng, A.M., dkk. 2005. Kesehatan dan keselamatan Kerja Edisi Kedua. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 37
Anoraga, P. 2005. Psikologi Kerja. Cetakan Ketiga. Jakarta :PT. Rineka Cipta.
Artikel ‘Health and safety as a Return on Investment’, oleh Syamsul Arifin,SKM
Budiono, S. Jusuf. Pusparini, A. 2003. Bunga Rampai HIPERKES&KK. Cetakan
I. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Departemen Tenaga Kerja, Pembinaan Operasional P2K3 Modul Dasar-Dasar
Keselamtan dan Kesehatan Kerja, 1998/1999
Dr. Suma’mur P.K., M.Sc. (1989). Keselamatan Kerja & Pencegahan
Kecelakaan. Penerbit CV. Haji Masagung. Jakarta.
Dr.Gempur Santoso,Drs.,M.Kes, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
(Jakarta : Prestasi Pustaka), 2004.
Effendy, Nasrul. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat, edisi 2. Jakarta :
EGC, 1998.
Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja
Permenaker No. PER.05/MEN/1996 : Tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998 tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
Pusat Kesehatan kerja dalam www.depkes.go.id
Rachman, Abdul, et al, 1990. Pedoman Studi Hiperkes pada Institusi Pendidikan
Tenaga Sanitasi, Jakarta : Depkes RI, Pusdiknakes.
Setyaningsih, Yuliani, 2002. Pengantar ergonomi dalam Kumpulan Materi Kuliah
Program Matrikulasi. Semarang : FKM UNDIP
Silalahi, Benet dan Silalahi, Rumondang, 1985. Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo.
Sumakmur, 1988, Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta : Haji
Masagung.
Sumakmur, 1993. Keselamatan dan pencegahan kecelakaan. Jakarta : Haji
Masagung.
Undang-undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960 Tentang Pokok-pokok
Kesehatan
www.kompas.co.id, diakses tanggal 24 Apil 2013
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 38
www.pusri.co.id, diakses tanggal 24 April 2013
LAMPIRAN
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 39
Gambar 1
Anggota tutorial 3
Gambar 2
Dokumentasi pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja PT.Pusri
Tugas Pengenalan Profesi BLOK XVIII 40