bab i
DESCRIPTION
sads wdasdasdsa daTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Investasi adalah penanaman dana dalam jumlah tertentu yang ditentukan oleh
kemampuan dalam memprediksi masa depan. Kebutuhan untuk mempersiapkan
masa depan sedini mungkin melalui perencanaan kebutuhan mendorong manusia
untuk melakukan investasi. Dewasa ini banyak sekali pilihan untuk berinvestasi,
diantaranya dengan tabungan, deposito, maupun investasi melalui pasar modal.
Masing-masing pilihan investasi tentu memiliki profil hasil dan resiko (return &
risk profile) yang berbeda. Pasar Modal adalah kegiatan yang berhubungan
dengan perdagangan modal, seperti saham, obligasi dan reksadana. Pasar modal
berfungsi menghubungkan investor, perusahaan dan institusi pemerintah melalui
perdagangan instrumen keuangan jangka panjang. Seperti pilihan investasi yang
lain, pilihan melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga mengandung
resiko. Besar kecilnya resiko di pasar modal sangat di pengaruhi oleh keadaan
negara khususnya di bidang ekonomi, politik dan sosial.
1.2. Tujuan
Tujuan penulisan makalah adalah untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang
berpengaruh terhadap penurunan Index Harga Saham Gabungan (IHSG) di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Indeks Harga Saham Gabungan
Indeks Harga Saham Gabungan atau yang lebih dikenal dengan IHSG, tentu
menjadi sebuah istilah yang akrab di telinga sebagian masyarakat. Terlebih bagi
para investor pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks
yang mengukur harga saham yang dijual di bursa. Secara garis besar merupakan
suatu alat ukur/indikator dari pergerakkan harga-harga saham yang ditransaksikan
di suatu bursa efek dalam kurun waktu tertentu. Bagi investor, IHSG dapat
dijadikan suatu pedoman dalam mengambil keputusan berinvestasi namun ini
tidak mutlak harus diikuti karena dalam memutuskan untuk membeli atau menjual
saham hendaknya berdasarkan informasi yang tepat dan matang, tingkat
pertumbuhan yang diharapkan dan jangka waktu yang ditetapkan.
IHSG merupakan salah satu indikator penting bagi perekonomian suatu Negara.
Naik turunnya IHSG menunjukkan naik turunnya minat investasi, khususnya yang
dilakukan melalui lantai bursa. Dibandingkan dengan bentuk-bentuk investasi
lain, investasi di lantai bursa memang lebih genuine dalam mengukur minat
publik dalam berinvestasi. IHSG bisa menunjukkan kemampuan lingkungan
ekonomi dalam menarik minat investor. Secara sederhana naiknya IHSG
menggambarkan bahwa lingkungan ekonomi tampak semakin menarik bagi
investor.
Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa Inggris disebut
juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite) merupakan salah satu
indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; dahulu
Bursa Efek Jakarta (BEJ)). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983,
sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ, Indeks ini mencakup
pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI.
Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada
tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat
pada saat itu berjumlah 13 saham.[1] Posisi tertinggi yang pernah dicapai IHSG
adalah 3.357,032 poin yang tercatat pada 15 September 2010. 3.I Metode
perhitungan Pertama-tama akan dihadirkan metode-metode yang umumnya
digunakan untuk menyusun indeks saham. Secara umum, ada dua jenis rumusan
untuk membentuk indeks saham. Pertama rumus atau metode yang dikenal
dengan nama Weighted Average. Rumusnya adalah (Sigma)PxQ/Nd kemudian
dikali dengan 100. P adalah harga saham di pasar reguler. Q adalah bobot saham
(jumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia). Nd adalah nilai dasar, yaitu
nilai yang dibentuk berdasarkan jumlah saham yang tercatat di BEI yang masuk
dalam daftar penghitungan indeks. Nilai dasar bisa berubah jika ada aksi korporasi
yang menyebabkan jumlah saham berkurang atau bertambah. Sederhananya,
setiap saham dihitung terlebih dahulu kapitalisasi pasar.
Kemudian dijumlahkan seluruh kapitalisasi pasar per saham atas sahamsaham
yang diperhitungkan dalam indeks, lalu dibagi dengan nilai dasar, kemudian
dikalikan dengan 100. Nah, kapitalisasi pasar per saham yang di total ini berbeda
dengan nilai kapitalisasi pasar seluruh saham di BEI, karena ada sahamsaham
yang tidak perhitungkan dalam penghitungan indeks. Sahamsaham yang tidak
diperhitungkan ini menjadi rahasia BEI. Pihak BEI memiliki kriteria sendiri atas
sahamsaham yang bisa dimasukkan dalam penghitungan IHSG. Jadi boleh
dibilang, IHSG merupakan nilai representatif atas ratarata harga seluruh saham di
BEI berdasarkan jumlah saham tercatat. Itulah kenapa disebut sebagai
Weightened Average nilai harga ratarata terhadap bobot atau jumlah saham.
Rumus kedua adalah apa yang disebut sebagai Average. Penghitungannya mirip
dengan rumus pertama. Hanya saja, tidak memasukkan bobot atau jumlah saham
tercatat dalam penghitungan. Rumusnya adalah (Sigma)P/Nd dikali 100. IHSG =
{\sum p \over d} x 100 dimana p adalah Harga Penutupan di Pasar Reguler,x
adalah Jumlah Saham, dan d adalah Nilai Dasar.
Metode ini dipakai oleh indeks saham industri Dow Jones (Dow Jones Industrial
Average/DJIA). Alasan indeks ini tidak memasukkan bobot sebagai pengali harga
saham karena DJIA merupakan indeks 30 saham terpilih di bursa New York.
Sebanyak 30 saham yang masuk dalam DJIA diasumsikan telah memiliki bobot
yang setara, sehingga penghitungan bobot dianggap tidak perlu lagi. Sebagai
catatan, 30 saham ini boleh dibilang mewakili setiap industri di Amerika Serikat
(AS) dan memiliki likuiditas transaksi yang tinggi. Kalau boleh disamakan, indeks
LQ45 memiliki karakter yang mirip dengan DJIA, meskipun rumus penghitungan
yang dipakai tetap sama seperti rumus yang dipakai dalam menghitung IHSG.
Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah Nilai Pasar dari total saham yang tercatat
pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah Nilai Pasar adalah total perkalian setiap
saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam program
restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut. Formula perhitungannya
adalah sebagai berikut: Rata - Rata IHSG = {\ Jumlah IHSG periode harian
selama 1 bulan \over Jumlah periode waktu selama 1 bulan} Perhitungan Indeks
merepresentasikan pergerakan harga saham di pasar/bursa yang terjadi melalui
sistem perdagangan lelang.
Nilai Dasar akan disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten
atau terdapat faktor lain yang tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian akan
dilakukan bila ada tambahan emiten baru, HMETD (right issue), partial/company
listing, waran dan obligasi konversi demikian juga delisting. Dalam hal terjadi
stock split, dividen saham atau saham bonus, Nilai Dasar tidak disesuaikan karena
Nilai Pasar tidak terpengaruh. Harga saham yang digunakan dalam menghitung
IHSG adalah harga saham di pasar reguler yang didasarkan pada harga yang
terjadi berdasarkan sistem lelang. Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu
setelah penutupan perdagangan setiap harinya.
Dalam waktu dekat, diharapkan perhitungan IHSG dapat dilakukan beberapa kali
atau bahkan dalam beberapa menit, hal ini dapat dilakukan setelah sistem
perdagangan otomasi diimplementasikan dengan baik. 3.2 Gambaran Mengenai
Komponen-Komponen Pembentuk IHSG Serta Faktor-Faktor Apa Saja yang
Membuat IHSG Berubah-Ubah. Sekarang akan dibahas mengenai faktor-faktor
apa saja yang membuat level IHSG bergerak naik atau turun. Pertama tentunya
harga saham. Namun tidak hanya itu. Kenaikan atau penurunan tajam harga satu
saham memang berpengaruh terhadap pergerakan IHSG. Namun seberapa besar
kenaikan itu mempengaruhi IHSG tergantung pada bobot saham tersebut. Jadi
sederhananya, kenaikan atau penurunan IHSG sangat bergantung pada pergerakan
saham-saham berkapitalisasi besar. Berangkat dari sinilah kemudian muncul
beberapa saham yang disebutsebut sebagai motor penggerak IHSG. Sebut saja
saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Saham ini memiliki saham
tercatat mencapai 20,159 miliar saham. Dengan harga saat ini sebesar Rp 8.700,
maka kapitalisasi pasar TLKM mencapai Rp 175,383 triliun. Nilai itu mencapai
10% dari total nilai kapitalisasi pasar seluruh saham di BEI yang masuk dalam
penghitungan IHSG. Kapitalisasi pasar BEI saat ini sekitar Rp 1.700 triliun.
Dengan kapitalisasi pasar sebesar itu, kenaikan atau penurunan harga sebesar Rp
50 poin saja akan memberikan pengaruh pada level IHSG.
Saham TLKM memang tercatat sebagai saham dengan kapitalisasi terbesar di
BEI. Lain halnya dengan saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR). Saham
BNBR yang tercatat di BEI mencapai 93,721 miliar saham, jauh lebih besar dari
TLKM. Akan tetapi, harga saham BNBR saat ini sebesar Rp 127 yang berarti nilai
kapitalisasi pasar BNBR sebesar Rp 11,902 triliun. Angka tersebut tidak sampai
1% dari kapitalisasi pasar BEI. Jadi, meskipun BNBR mengalami kenaikan harga
atau penurunan harga sebesar 35% pun tidak akan memberi pengaruh besar
terhadap perubahan level IHSG.
Lain halnya jkalau suatu saat harga saham BNBR mencapai Rp 5.000, dapat
dipastikan kenaikan atau penurunan tipis harga saham BNBR akan memberi
pengaruh besar pada level IHSG. Oleh sebab itu, jika level IHSG naik tajam,
dapat dipastikan hal itu didorong oleh kenaikan hargaharga saham berkapitalisasi
besar atau yang lebih dikenal sebagai Huge Cap. Jadi wajar saja, kalau saham
TLKM naik tajam, level IHSG pun akan terkerek naik secara tajam pula.
Kelemahan penghitungan ini adalah karena rumus ini memasukkan sahamsaham
yang kurang aktif diperdagangkan serta memasukkan faktor bobot atau jumlah
saham secara keseluruhan dalam penghitungannya. Contohnya, saham TLKM
hanya ditransaksikan sebanyak 1 lot dan mengalami kenaikan sebesar Rp 300 hari
ini. Kapitalisasi pasar yang terbentuk mewakili seluruh 20,159 miliar saham
TLKM. Jadi level IHSG sudah pasti akan terangkat. Dan metode ini ikut
memasukkan sahamsaham yang kurang aktif diperdagangkan, malah terkadang
tergolong saham tidur. Ini akan memangkas representasi pasar IHSG secara riil,
karena sahamsaham yang tidak ditransaksikan ikut dimasukkan dalam
penghitungannya. Kendati demikian, BEI menganggap metode yang dipakai ini
sudah cukup mewakili pergerakan seluruh saham harian di lantai bursa.
2.2 Sejarah nilai IHSG
3.4 Komponen Indeks Harga Saham Gabungan Inilah komponen komponennya
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Ada 9 sektor yang mencantumi komponen
komponennya yaitu Pertanian, Pertambangan, Industri. Dasar, Aneka Industri,
Industri Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan dan Perdagangan
dan sektor khusus, seperti KOMPAS 100, JII, LQ45, BISNIS 27, PEFINDO 25
dan SRI KEHATI. Semua emiten yang tercatat di BEI juga tercatat tergantung
dengan tipe usahanya dan likuidasinya sendiri. Pertanian 1. Tanaman Pangan 2.
BISI International Tbk 3. Perkebunan 4. Astra Agro Lestari Tbk 5. Gozco
Plantations Tbk 6. PP London Sumatra Tbk 7. Sampoerna Agro Tbk 8. SMART
Tbk 9. Tunas Baru Lampung Tbk 10. Bakrie Sumatra Plantations Tbk Peternakan
1. Cipendawa Tbk. 2. Multibreeder Adirama Ind. Tbk 3. Perikanan 4. Central
Proteinaprima Tbk 5. Dharma Samudera Fishing International Tbk 6. Inti Agri
Resources Tbk 7. Lainnya 8. Bumi Teknoultra Unggul Tbk Pertambangan 1.
Pertambangan Batubara 2. Adaro Energy Tbk 3. ATPK Resources Tbk 4. Bumi
Resources Tbk 5. Bayan Resources Tbk 6. Indo Tambangraya Megah Tbk 7.
Resource Alam Indonesia Tbk 8. Perdana Karya Perkasa Tbk 9. Tambang
Batubara Bukit Asam Tbk 10. Petrosea Tbk 11. Pertambanagn Minyak dan Gas
12. Apexindo Pratama Duta Tbk 13. Elnusa Tbk 14. Energi Mega Persada Tbk 15.
Medco Energi International Tbk 16. Radiant Utama Interinsco Tbk 17.
Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya 18. Aneka Tambang (Persero) Tbk
19. Cita Mineral Investindo Tbk 20. International Nickel Ind. Tbk 21. Timah Tbk
22. Pertambangan BatuBatuan 23. Central Korporindo Int'l Tbk 24. Citatah
Industri Marmer Tbk 25. Mitra Investindo Tbk Industri Dasar & Kimia 1. Semen
2. Indocement Tunggal Prakasa Tbk 3. Holcim Indonesia Tbk 4. Semen Gresik
(Persero) Tbk 5. Keramik, Perselen dan Kaca 6. Asahimas Flat Glass Tbk 7.
Arwana Citramulia Tbk 8. Intikeramik Alamasri Inds. Tbk 9. Keramika Indonesia
Assosiasi Tbk 10. Mulia Industrindo Tbk 11. Surya Toto Indonesia Tbk 12.
Logam dan Sejenisnya 13. Alumindo Light Metal Inds. Tbk 14. Betonjaya
Manunggal Tbk 15. Citra Tubindo Tbk 16. Indal Aluminium Industry Tbk 17.
Itamaraya Gold Industri Tbk 18. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk 19. Jaya Pari
Steel Tbk 20. Lion Metal Works Tbk 21. Lion Mesh P. Tbk 22. Pelangi Indah
Canindo Tbk 23. Tembaga Mulia Semanan Tbk Kimia 1. Budi Acid Jaya Tbk 2.
Duta Pertiwi Nusantara Tbk 3. Ekadharma International Tbk 4. Eterindo
Wahanatama Tbk 5. Intanwijaya Internasional Tbk 6. Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk 7. Indo Acidatama Tbk 8. Tri Polyta Indonesia Tbk 9. Unggul
Indah Cahaya Tbk Plastik dan Kemasan 1. Aneka Kemasindo Utama Tbk 2.
Argha Karya Prima Inds. Tbk 3. Asiaplast Industries Tbk 4. Berlina Tbk 10.
Dynaplast Tbk 11. Titan Kimia Nusantara Tbk 12. Kageo Igar Jaya Tbk 13.
Leyand International Tbk 14. Sekawan Intipratama Tbk 15. Siwani Makmur Tbk
16. Tunas Alfin Tbk. (A) 17. Tunas Alfin Tbk. (B) 18. Trias Sentosa Tbk Pakan
Ternak 1. Japfa Tbk 2. Malindo Feedmill Tbk 3. Charoen Pokphand Indonesia
Tbk 4. Sierad Produce Tbk Kayu dan Pengolahannya 1. Barito Pacific Tbk 2.
Daya Sakti Unggul Tbk 3. Sumalindo Lestari Jaya Tbk 4. Tirta Mahakam
Resources Tbk Pulp dan Kertas 1. Fajar Surya Wisesa Tbk 2. Indah Kiat Pulp &
Paper Tbk 3. Toba Pulp Lestari Tbk 4. Kertas Basuki Rachmat Ind. Tbk 5.
Surabaya Agung Industry P. Tbk 6. Suparma Tbk 7. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
Tbk Otomotif dan Komponennya 1. Astra International Tbk 2. Astra Otoparts Tbk
3. Indo Kordsa Tbk 4. Goodyear Indonesia Tbk 5. Gajah Tunggal Tbk 6.
Indomobil Sukses Int'l Tbk 7. Indospring Tbk 8. Multi Prima Sejahtera Tbk 9.
Multistrada Arah Sarana Tbk 10. Nipress Tbk 11. Prima Alloy Steel Tbk 12.
Selamat Sempurna Tbk 13. Allbond Makmur Usaha Tbk 14. Sugi Samapersada
Tbk Tekstil & Garmen 1. Polychem Indonesia Tbk 2. Argo Pantes Tbk 3. Saham
Seri B (Centex) Tbk 4. Centex (Preferen) Tbk 5. Delta Dunia Petroindo Tbk 6.
Eratex Djaja Tbk 7. Ever Shine Textile Inds. Tbk 8. Panasia Indosyntec Tbk 9.
Indorama Syntetics Tbk 10. Karwell Indonesia Tbk 11. Hanson International Tbk
12. Saham Seri B Hanson Int'l Tbk 13. Apac Citra Centertex Tbk 14. Panasia
Filament Inti Tbk 15. Pan Brothers Tex Tbk 16. Polysindo Eka Perkasa Tbk 17.
Roda Vivatex Tbk 18. Ricky Putra Globalindo Tbk 19. Sunson Textile
Manufacture Tbk 20. Teijin Indonesia Fiber Tbk 21. Nusantara Inti Corpora Tbk
22. Unitex Tbk Alas Kaki 1. Primarindo Asia Infrastructure Tbk 2. Sepatu Bata
Tbk 3. Surya Intrindo Makmur Tbk Kabel 1. KMI Wire and Cable Tbk 2. Jembo
Cable Company Tbk 3. Kabelindo Murni Tbk 4. Supreme Cable Manufacturing
Company Tbk 5. Sumi Indo Kabel Tbk 6. Voksel Electric Tbk Elektronika 1. Sat
Nusapersada Tbk 2. Ratu Prabu Energi Tbk 3. Asia Natural Resources Tbk 4.
First Media Tbk 5. Myoh Technology Tbk Industri Barang Konsumsi 1. Ades
Waters Indonesia Tbk 2. Aqua Golden Mississippi Tbk 3. Cahaya Kalbar Tbk 4.
Davomas Abadi Tbk 5. Delta Djakarta Tbk 6. Indofood Sukses Makmur Tbk 7.
Mayora Indah Tbk 8. Multi Bintang Indonesia Tbk 9. Prasidha Aneka Niaga Tbk
10. Sekar Bumi Tbk 11. Sekar Laut Tbk 12. Siantar Top Tbk 13. Tiga Pilar
Sejahtera Tbk 14. Ultra Jaya Milk Tbk Rokok 1. BAT Indonesia Tbk 2. Bentoel
International Tbk 3. Gudang Garam Tbk 4. H M Sampoerna Tbk Farmasi 1.
Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga 2. Peralatan Rumah Tangga III.
IHSG Indonesia Terbaik di Asia Pasifik Tahun 2009 Guncangan politik beberapa
bulan terakhir yang seolah digambarkan oleh sebagian pengamat sebagai
“bencana berbahaya” ternyata tak banyak berdampak pada sector ekonomi. Itu
artinya, pelaku pasar tetap menaruh kepercayaan kepada pemerintah, khususnya
Presiden SBY, yang dinilai mampu mengendalikan keamanan yang dibutuhkan
investor. Pemerintah dalam lima tahun ke depan menargetkan pertumbuhan
ekonomi 7% dari saat ini 4%. Kemudian angka kemiskinan ditargetkan turun dari
14% menjadi 8 hingga 10% serta tingkat pengangguran dari 8% menjadi 5% atau
6%. Presiden menilai keberhasilan Indonesia menjadi salah satu dari sedikit
negara yang mencatat pertumbuhan ekonomi positif pada 2009 didukung
sejumlah faktor, antara lain kondisi politik yang relatif stabil, kohesi sosial yang
baik, dan keamanan yang terjaga. Faktor lainnya adalah penegakan hukum,
keberhasilan kampanye antikorupsi, desentralisasi yang tertata,serta kerja sama
luar negeri yang konkret. Setidaknya terdapat lima isu penting yang akan menjadi
fokus pemerintah di periode kedua ini. Kelima isu tersebut adalah investasi,
infrastruktur, pembiayaan, pasar domestik, dan kerja sama global. Selain itu
diharapkan peranan pasar modal dalam menggerakkan sektor riil semakin
meningkat tahun ini. Peningkatan peran ini diarahkan demi mengurangi angka
kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja. Menkeu optimistis pasar modal
dapat lebih berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Sejalan
dengan itu pemerintah akan sungguhsungguh menjaga stabilitas pertumbuhan
industri pada 2010. tahun 2009 lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
mencatatkan kenaikan terbaik di ASEAN. Pertumbuhan ini, tidak hanya
disebabkan sentimen positif dari dalam negeri, melainkan juga faktor fundamental
perusahaan. Pada akhir 2009, indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI
ditutup pada level 2.534,36, melambung 86,98% dibandingkan penutupan tahun
2008. Prestasi ini membuat kinerja pasar saham Indonesia menjadi yang terbaik di
ASEAN dan nomor dua di Asia Pasifik. Positifnya kinerja IHSG karena ditopang
oleh prestasi riil perusahaan terbuka dan stabilitas makroekonomi yang terjaga
sepanjang 2009. Total laba bersih seluruh emiten di BEI hingga kuartal III 2009
naik 48,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Para pelaku pasar
modal juga memberikan dukungan besar kepada pemerintah dan Bank Indonesia
agar secara konsisten meminimalkan dampak krisis keuangan global.
Sebagaimana kita tahu, tahun lalu terjadi puncak krisis keuangan global yang
meruntuhkan kepercayaan ekonomi dunia. Dalam kondisi seperti itu, pemerintah
kemudian merelaksasi berbagai kebijakan untuk mendorong perekonomian.
Pemerintah juga berupaya terus menjaga komunikasi dan kredibilitas di hadapan
para pelaku pasar. Selain itu, Indonesia menjadi salah satu negara yang mampu
mencatat pertumbuhan ekonomi positif pada 2009. Bahkan salah satu yang terbaik
di antara negaranegara G20. Untuk tahun ini sejumlah indicator ekonomi
menunjukkan situasi perekonomian global semakin membaik. Sejumlah kalangan
memberikan apresiasi positif atas prestasi IHSG ini. Peningkatan kontribusi pasar
modal terhadap perekonomian secara keseluruhan memang tidak mudah. Hal itu
sangat tergantung kondisi perekonomian. Dengan asumsi mengejar pertumbuhan
ekonomi 5,5%, dibutuhkan dana sebesar Rp. 2.100 triliun. Sementara itu total
nilai emisi saham, obligasi, dan right issue di pasar modal selama 2009 hanya
Rp38,86 triliun atau 1,85% dari total kebutuhan dana untuk menciptakan
pertumbuhan ekonomi 5,5%. V. kesimpulan Indeks harga saham gabungan
merupakan indikator utama yang menggambarkan harga saham di pasar modal.
Umumnya semua indeks harga saham gabungan (composite) diberbagai negara
menggunakan metode rata-rata tertimbang termasuk di Bursa Efek Indonesia.
Indeks Harga Saham Gabungan (composite) mempunyai beberapa fungsi atau
gambaran kinerja suatu bursa diantaranya, yaitu: · Sebagai indikator trend pasar. ·
Sebagai indikator tingkat keuntungan. · Sebagai Benchmark kinerja suatu
portofolio. · Memfasilitasi pembentukan portopolio dengan strategi pasif.
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ