bab i

5
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Imunisasi telah terbukti sebagai salah satu upaya dalam kesehatan masyarakat yang sangat penting sebagai alat dalam pencegahan penyakit, maka oleh karena itu di berbagai negara imunisasi merupakan program utama suatu negara dan merupakan salah satu pencegahan penyakit yang utama di dunia. Penyelenggaraan imunisasi secara internasional diatur secaar universal melalui berbagai kesepakatan yang difasilitasi oleh World Health Organization (WHO). 1 Penyakit tetanus merupakan masalah yang serius dan dapat berakibat pada kematian. Penyakit ini dapat mengenai semua umur, tetapi lebih sering pada bayi baru lahir, atau disebut dengan tetanus neonatorum. Tetanus ini menyerang siapa saja, anak – anak juga orang dewasa. Bahkan bayi baru lahir sekalipun, yang bisa berakibat fatal. Guna mempercepat penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi, Departemen Kesehatan telah melaksanakan berbagai program yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak dan salah satunya adalah pencegahan tetanus neonatorum. 2

Upload: reni-susianti

Post on 10-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Imunisasi telah terbukti sebagai salah satu upaya dalam kesehatan masyarakat

yang sangat penting sebagai alat dalam pencegahan penyakit, maka oleh karena itu di

berbagai negara imunisasi merupakan program utama suatu negara dan merupakan

salah satu pencegahan penyakit yang utama di dunia. Penyelenggaraan imunisasi

secara internasional diatur secaar universal melalui berbagai kesepakatan yang

difasilitasi oleh World Health Organization (WHO).1

Penyakit tetanus merupakan masalah yang serius dan dapat berakibat pada

kematian. Penyakit ini dapat mengenai semua umur, tetapi lebih sering pada bayi

baru lahir, atau disebut dengan tetanus neonatorum. Tetanus ini menyerang siapa

saja, anak – anak juga orang dewasa. Bahkan bayi baru lahir sekalipun, yang bisa

berakibat fatal. Guna mempercepat penurunan angka kematian ibu dan kematian

bayi, Departemen Kesehatan telah melaksanakan berbagai program yang

berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak dan salah satunya adalah pencegahan

tetanus neonatorum.2

Saat ini tetanus neonatorum merupakan salah satu penyebab utama kematian

bayi di Indonesia yang timbul sebagai akibat masih rendahnya cakupan pelayanan

antenatal dan imunisasi TT. Rendahnya hasil cakupan imunisasi TT lengkap pada ibu

hamil dari penyakit tetanus. Keadaan ini dengan sendirinya akan mengurangi

keberhasilan program imunisasi secara keseluruhan (junaedi,2010) Keberhasilan

program imunisasi masih terdapat kendala yang berpotensi untuk menurunkan

pencapaian imunisasi yang dapat berakibat dalam peningkatan kasus/kejadian Luar

Biasa (KLB) sampai wabah yang disebabkan oleh Penyakit yang Dapat Dicegah

Dengan Imunisasi (PD3I).3

Page 2: BAB I

Penyakit tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada

neonatus (bayi berusia kurang dari 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani,

yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang system syaraf pusat.

Bakteri ini secara umum terdapat ditanah, jadi ia bisa ditemukan pada debu, pupuk,

kotoran hewan, dan sampah. Spora kuman tersebut masuk ke dalam tubuh bayi

melalui pintu masuk satu-satunya, yaitu tali pusat, yang dapat terjadi pada saat

pemotongan tali pusat ketika bayi lahir maupun pada saat perawatan sebelum

terlepasnya tali pusat. Masa inkubasi 3-28 hari, rata-rata 6 hari. Apabila masa

inkubasi kurang dari 7 hari, biasanya penyakit lebih parah dan angka kematiannya

tinggi.4

Depkes RI menyatakan penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi

pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. Penyebab langsung kematian ibu

adalah perdarahan (28%), eklamsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab tidak

langsung kematian ibu adalah Kurang Energi Kronik (KEK) pada kehamilan (37%)

dan anemia pada kehamilan (40%).1 Upaya-upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu

dan anak di Indonesia telah lama dilakukan yaitu sejak berdirinya Balai Kesehatan

Ibu dan Anak (BKIA) pada Tahun 1950 yang memberi pelayanan berupa perawatan

kehamilan, persalinan, perawatan bayi dan anak, pendidikan kesehatan, pelatihan

dukun bayi dan pelayanan keluarga berencana.2

Menurut Dinkes RI (2001) program making pregnancy safer (MPS) di

Indonesia ditetapkan target untuk tahun 2010 adalah meningkatkan cakupan

pelayanan antenatal (K1) menjadi 95% termasuk cakupan TT1, sedangkan cakupan

kunjungan ke empat (K4) menjadi 90% termasuk cakupan TT2.5

Berdasarkan profil kesehatan Sumatra barat cakupan imunisasi tetanus masih

sangat jauh dari target nasional. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di provinsi

Sumatra Barat pada tahun 2011 sebesar 85,74% dari target renstra 88%. Cakupan

kunjungan ibu hamil K4 di Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2013 menurun dari

tahun sebelumnya menjadi 75,80% dari target renstra. Cakupan imunisasi TT2 pada

ibu hamil di provinsi Sumatra Barat pada tahun 2011 sebanyak 69,9% dan pada

Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2013 sebanyak 57,2% hal ini menunjukan dari

Page 3: BAB I

tahun 2011 sampai 2013 cakupan imunisasi semakin menurun, serta Kabupaten

Pesisir Selatan termasuk kedalam lima terendah cakupan imunisasi tetanusnya

setelah kabupaten kepulauan mentawai di urutan pertama.6

Sedangkan data yang diperoleh dari dari dinas kesehatan banyuwangi tahun

2009 cakupan TT hanya mencapai 11,3%. Data cakupan imunisasi TT yang

diperoleh dari puskesmas gitik tahun 2009 adalah cakupan TT1 sebesar 27 (3,1%),

sedangkan cakupan pelayanan antenatal (K4) sebesar 739 dengan cakupan TT2

sebesar 64 (8,6%).7

Di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi, terdapat 10,05% cakupan imunisai

TT1, dan terdapat 14,99% cakupan imunisasi TT2 di tahun 2013. Oleh karena itu,

penulis tertarik untuk mengetahui jumlah cakupan imunisasi TT bumil 2014 dan

mengidentifikasi maslah dalam pelaksanaan imunisasi TT bumil di Puskesmas Putri

Ayu Kota Jambi.

2.2 Tujuan

2.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi permasalahan dan mencari jalan keluar atau solusi

dalam pelaksanaan imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu

Kota Jambi tahun 2014.

2.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui jumlah cakupan imunisasi TT bumil dari bulan Januari-

Oktober 2014 di wilayah kerja di Puskesmas Putri Ayu.

2. Untuk mengidentifikasi masalah-masalah dalam pelaksanaan kegiatan

imunisasi TT bumil di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota tahun

2014.

Page 4: BAB I

3. Untuk menentukan prioritas masalah pada pelaksanaan kegiatan imunisasi

TT bumil di wilayah kerja Puskesmas Koni Kota Jambi. Untuk

menentukan langkah-langkah yang dapat diambil dalam pemecahan

masalah dalam imunisasi TT bumil di Puskesmas Putri Ayu.

4. Untuk menentukan alternatif-alternatif pemecahan masalah dalam

pelaksanaan kegiatan imunisasi TT bumil di wilayah kerja Puskesmas

Putri Ayu.