bab i

6
Pengaruh Perbedaan Strain Drosophila melanogaster Terhadap Lama Tahap Perkawinan Laporan Proyek Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Genetika I Yang dibina oleh Prof.Dr.Siti Zubaidah, M.Pd Disusun Oleh: Kelompok 12/Offering G – 2013 Indah Nur Fadhlina (130342603488) Nur Hayati (130342615307)

Upload: lailatul-qomariyah

Post on 09-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

genetika

TRANSCRIPT

Page 1: Bab I

Pengaruh Perbedaan Strain Drosophila melanogaster

Terhadap Lama Tahap Perkawinan

Laporan Proyek

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Genetika I

Yang dibina oleh Prof.Dr.Siti Zubaidah, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 12/Offering G – 2013

Indah Nur Fadhlina (130342603488)

Nur Hayati (130342615307)

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGATAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGIApril 2015

Page 2: Bab I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu ciri makhluk hidup adalah bereproduksi. Menurut Tenzer

(1998), reproduksi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan jenis.

Lalu Kusmindarti (1998) dan Ehrman (1981) dalam Corebima (1993) dalam

Hartanti (1998) menambahkan bahwa reproduksi utamanya pada hewan,

umumnya dapat terjadi secara seksual maupun aseksual. Reproduksi aseksual

masih ditemukan pada hewan tingkat rendah namun pada hewan tingkat tinggi

hanya ditemukan reproduksi seksual dimana ada perkawinan antara individu

jantan dan individu betina yang sejenis atau satu spesies.

Setiap makhluk hidup memiliki karakteristik tersendiri dalam melakukan

perkawinannya termasuk Drosophila melanogaster. Perkawinan pada Drosophila

melanogaster dimulai ketika hewan tersebut telah mencapai kedewasaan seksual.

Menurut Fowler (1973) dalam Hartanti (1998), pada umumnya individu jantan

akan kawin ketika sudah mencapai kematangan seksual yaitu kira-kira berumur 12

jam setelah menetas. Pada individu betina mereka tidak akan kawin selama selang

waktu 12 jam pertama setelah keluar dari pupa. Biasanya individu betina akan

menolak kawin dengan jantan, hal tersebut menunjukkan bahwa individu betina

belum mencapai aktivitas maksimum kematangan seksual sampai berumur 48

jam. D. Melanogaster dianggap telah mencapai kedewasaan seksual setelah

mampu menghasilkan dan mengeluarkan spermatozoa (untuk individu jantan) dan

ootid (untuk individu betina).

Pada D. melanogaster, perkawinan terdiri dari beberapa tahap. Menurut

Sokolowski (2001) ada 6 tahap perkawinan, yaitu orientating, tapping, singing,

licking, attempting copulation, copulation. Perilaku perkawinan tersebut dapat

saja berbeda waktu dan perilaku yang ditunjukkan oleh setiap yang berbeda. oleh

karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang pengaruh perbedaan

strain terhadap lama tahap perkawinan pada Drosophila Melanogaster.

Page 3: Bab I

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. adakah pengaruh perbedaan strain Drosophila Melanogaster terhadap

lama tahap perkawinan?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan

dari penelitian ini sebagai berikut.

1. untuk mengetahui pengaruh perbedaan strain Drosophila Melanogaster

terhadap lama tahap perkawinan.

1.4 Kegunaan

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut

1. Memberikan tambahan pengetahuan tentang perbedaan tentang tahap-

tahap perkawinan pada Drosophila melanogaster bagi khalayak umum

khususnya mahasiswa Biologi yang menempuh matakuliah Genetika.

2. Memberikan tambahan pengetahuan tentang pengaruh perbedaan strain

Drosophila melanogaster terhadap lama tahap perkawinan.

3. Melatih keterampilan dan kesabaran dalam melakukan penelitian.

4. Melatih mahasiswa untuk melakukan penelitian dan berfikir secara analisis

mengenai suatu permasalahan.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan ruang lingkup dan batasan

masalah sebagai berikut.

1. Penelitian ini dibatasi pada Drosophila melanogaster strain N, e dan bdp.

2. Aspek yang diamati dalam penelitian ini hanya dibatasi pada lama tahap-

tahap perkawinan Drosophila melanogaster strain N, e dan bdp.

3. Penelitian ini hanya terbatas pada persilangan yang dilakukan yaitu

persilangan ♂N >< ♀N, persilangan ♂e >< ♀e ,persilangan ♂bdp ><

♀bdp.

Page 4: Bab I

1.6 Asumsi Penelitian

Adapun asumsi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Faktor internal seperti umur Drosophila melanogasteryang disilangkan

dianggap sama.

2. Kondisi medium yang digunakan pada setiap botol dianggap sama.

3. Faktor-faktor lingkungan di sekitar Drosophila melanogasterseperti

kelembapan, suhu, atau cahayanya dianggap sama.

4. Semua perlakuan yang dilakukan pada setiap ulangan dianggap sama.

5. Kemampuan Drosophila melanogasterdalam melakukan perkawinan

dianggap sama.

1.7 Definisi Operasional

Untuk menghindari adanya kesalahan dalam penafsiran, maka ada beberapa

konsep yang perlu di definisikan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Strain adalah suatu kelompok intra-spesifik yang memiliki hanya satu atau

sejumlah kecil ciri yang berbeda, biasanya secara genetik dalam keadaan

homozigot untuk ciri-ciri tersebut atau galur murni. Ciri tersebut biasanya

dipertahankan secara sengaja misalnya untuk kepentingan di bidang

pertanian ataupun untuk kepentingan eksperimen, tidak ada beda yang

jelas antara strain dan varietas (king F. C. 1985 dalam Muliati, 2000).

2. Lama tahap perkawinan adalah lamanya keseluruhan waktu pada tiap-tiap

tahap perkawinan dalam satuan detik.