bab i

10
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan pernah dialami oleh hampir semua individu sebagai akibat masalah hidup yang dihadapi, misalnya kondisi dirawat di rumah sakit akan mengalami kecemasan dan stres. Kecemasan individu yang di rawat di rumah sakit disebabkan berbagai faktor, baik dari faktor petugas kesehatan, lingkungan yang baru maupun proses perawatan yang dijalani. Kecemasan tidak hanya dirasakan oleh pasien sendiri tapi juga keluarganya. Keluarga merasa cemas dengan perkembangan kondisi anggota keluarganya, pengobatan dan biaya perawatan. Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan 1

Upload: ardy-serizawa

Post on 08-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

oke

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kecemasan pernah dialami oleh hampir semua individu sebagai akibat

masalah hidup yang dihadapi, misalnya kondisi dirawat di rumah sakit akan

mengalami kecemasan dan stres. Kecemasan individu yang di rawat di

rumah sakit disebabkan berbagai faktor, baik dari faktor petugas kesehatan,

lingkungan yang baru maupun proses perawatan yang dijalani.

Kecemasan tidak hanya dirasakan oleh pasien sendiri tapi juga

keluarganya. Keluarga merasa cemas dengan perkembangan kondisi anggota

keluarganya, pengobatan dan biaya perawatan. Kecemasan (ansietas/anxiety)

adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan

ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak

mengalami gangguan dalam hal menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA,

masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan

kepribadian/splitting of personality), perilaku dapat terganggu tapi masih dalam

batas-batas normal (Hawari, 2011).

Kecemasan adalah suatu keadaan patologik yang ditandai oleh

perasaan ketakutan diikuti dan disertai tanda somatik, Kecemasan merupakan

1

Page 2: BAB I

respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, atau

konfliktual, salah satu penyebab kecemasan pasien adalah tindakan

hemodialisis.Terdapat hubungan tindakan hemodialisa dengan tingkat

kecemasan klien gagal ginjal kronik di RSUP Prof Dr.R.D Kandou Manado,

dengan nilai a = 0,05 dan p = 0,000 dengan Jumlah respon yang paling banyak

menjalani tindakan hemodialisa kronik 110 orang. Dan Jumlah pasien dengan

tingkat kecemasan adalah tingkat kecemasan berat sebanyak 79 orang.

Kecemasan berasal dari perasaan tidak sadar yang berada didalam

kepribadian sendiri, dan tidak berhubungan dengan objek yang nyata atau

keadaan yang benar-benar ada (Musa dkk, 2015).

Pengaruh logo terapi individu paradoxical intention (sebuah pendekatan

untuk hidup lebih bermakna) terhadap penurunan kecemasan pada pasien

gagal ginjal kronik yang menjalani terapi Hemodialisis di RS Islam Cempaka

Putih Jakarta Pusat. Respon analisa kecemasan pada pasien gagal ginjal yang

menjalani hemodialisa sebelum dan sesudah logo terapi individu paradoxical

intention pada kelompok intervensi dengan hasil uji statistic menunjukan

adanya perubahan kecemasan terhadap perubahan respon psikologis, kognitif,

dan prilaku sebelum dan sesudah pemberian intervensi logo terapi individu

paradoxical intention ada hubungan yang signifikan (p.value<0,05). Dan

respon tingkat kecemasan sebelum dan sesudah tindakan tarik nafas pada

kelompok control menunjukan adanya perubahan kecemasan terhadap respon

2

Page 3: BAB I

psikologis, kognitif dan prilaku sebelum dan sesudah tarik napas dalam ada

hubungan yang signifikan (p-value <0,05). (Ningsi. 2012).

Menurut WHO (World Health Organization) melaporkan bahwa

penyakit ginjal biasanya disebabkan oleh komplikasi dari penyakit lain yang

dapat menyebabkan kematian. Dengan gejala awal yang khas seperti pasien

mengalami mual, muntah, diare, maag dan gelisah. Dan setelah itu gejala lain

akan muncul seperti oliguria, polipagi, polidipsi anoreksia, dan fatingue. Pasien

yang menderita gagal ginjal kronik akan mengalami, kelemahan ekstermitas

atas dan bawah sampai kelumpuhan syaraf dan paling parah pasien akan

meninggal. Sementara itu pasien yang menjalani tindakan hemodialisis 12

diantara 21 pasien (51%) yang meninggal atau 51% (WHO, 2013).

Jumlah pasien gagal ginjal kronik di indonesia diperkirakan 50orang

persatu juta penduduk, 60%nya adalah usia dewasa dan usia lanjut sedangkan

Jumlah pasien yang membutuhkan cuci darah atau dialisis mencapai 150.000

orang. Namun pasien yang sudah mendapatkan terapi dialysis baru sekitar

100.000 orang (Kemenkes 2013). Perhimpunan Nefrolog (ahli ginjal dan

hipertensi), Indonesia atau Pernefri melaporkan setiap tahunnya terdapat

200.000 kasus baru gagal ginjal stadium akhir. Tetapi tidak semua pasien

terlayani kebutuhan cuci darah karena keterbatasan unit mesin dialisis.

Jumlah mesin dialisis di seluruh Indonesia baru 2.400 mesin yang masing-

masing melayani 6 pasien perhari (Depkes RI, 2014).

3

Page 4: BAB I

Berdasarkan Data yang diperoleh oleh peneliti pada hari rabu tanggal

3-juni-2015 dari dinas kesehatan provinsi Sulawesi tengah mengatakan jumlah

kasus gagal ginjal kronik yang di ambil dari seluruh Puskesmas yang ada di

wilayah Provinsi Sulawesi tengah pada tahun 2013 adalah 142 kasus lama

dan ada 2 kasus baru, pada tahun 2014 ada 145 kasus lama dan 113 kasus

baru(Dinkes ProvSulteng, 2014).

Berdasarkan data darirekam medik RSUD UndataPalu Provinsi

Sulawesi Tengah penderita gagal ginjal pada tahun 2013 sejumlah 243 pasien

dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 yaitu sebanyak 331 pasien, dan

menurut data dari Ruangan Hemodialisa RSUD Undata jumlah pasien yang

menjalani Hemodialisa pada tahun 2013 sebanyak 174 pasien dan pada

tahun 2014 mengalami peningkatan yaitu jumlah 198 pasien dan terhitumg

sejak januari sampai juni tahun 2015 ada 34 pasien yang menjalani

hemodialisa dengan Jumlah rata-rata tindakan Hemodialisis setiap bulannya

sebanyak 500 kali, dimana tiap pasien terjadwal menjalani tindakan

hemodialisis1-2 kali bahkan ada sampai 3 kali perminggu(RSUD Undata Palu,

2014).

Berdasarkan data yang di peroleh peneliti selama turun dinas dan

yang menjadi alasan kenapa mengangkat judul ini adalah banyak pasien

gagal ginjal yang menolak untuk menjalani tindakan hemodialisis dengan

alasan takut serta cemas, adapula yang sudah menjalani dalam kurung waktu

4

Page 5: BAB I

berbulan-bulan tapi berhenti dengan alasan sudah pasrah tetapi pasien yang

sudah menjalani tindakan hemodialisis dalam kurung 1 tahun keatas keadaan

psikis sudah baik atau mekanisme kopingnya sudah baik (mampu menerima

keadaannya). Seperti yang kita katahui jika kecemasan pasien berlebih itu

hanya akan memperburuk kondisi pasien, sedangkan pada pasien yang baru

menjalani tindakan hemodialisis terjadi kecemasan yang berat.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

bagaimana gambaran tingkat kecemasan pasien gagal ginjal dengan tindakan

Hemodialisis di Ruangan Hemodialisa RSUD Undata Palu Provinsi Sulawesi

Tengah tahun 2015?

C. Tujuan Penelitian

Diketahui tingkat kecemasan pasien gagal ginjal yang menjalani

tindakan hemodialisis di Ruangan Hemodialisa RSUD Undata Palu provinsi

Sulawesi Tengah.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi kesehatan

bagi petugas kesehatan di RSUD Undata Palu Provinsi Sulawesi Tengah.

5

Page 6: BAB I

2. Bagi STIK IJ Palu

Sebagai bahan tambahan informasi pada perpustakaan STIK IJ Palu

Program Studi Ilmu Keperawatan dan sebagai bahan bacaan bagi

mahasiswa lainnya.

3. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan sebagai bahan pertimbangan

untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam dengan variabel yang

lebih luas.

6