bab i

8
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apendiks disebut juga umbai cacing organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran 3-15 cm), dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar dibagian distal (Sjamsuhidajat, 2004). Apendisitis meruakan penyakit bedah mayor yang paling sering terjadi. Walaupun apendisitis dapat terjadi pada setiap usia, umumnya penyakit ini menyerang pada usia remaja khususnya 8 sampai 14 tahun, dan dewasa muda pada usia dibawah 40 tahun. Apabila peradangan pada apediks tidak segera mendapatkan pengobatan atau tindakan maka apendiks akan pecah, terjadi nekrosis, gangrene dan perforasi usus. Usus yang pecah dapat menyebabkan masuknya kuman kedalam usus, menyebabkan peritonitis yang bisa berakibat fatal serta dapat terbentuknya abses di usus (Price, S., 2006). 1

Upload: rahmadhani-nuzul-putri

Post on 08-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

HHH

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Apendiks disebut juga umbai cacing organ berbentuk tabung,

panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran 3-15 cm), dan berpangkal di sekum.

Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar dibagian distal

(Sjamsuhidajat, 2004).

Apendisitis meruakan penyakit bedah mayor yang paling sering

terjadi. Walaupun apendisitis dapat terjadi pada setiap usia, umumnya

penyakit ini menyerang pada usia remaja khususnya 8 sampai 14 tahun, dan

dewasa muda pada usia dibawah 40 tahun. Apabila peradangan pada

apediks tidak segera mendapatkan pengobatan atau tindakan maka apendiks

akan pecah, terjadi nekrosis, gangrene dan perforasi usus. Usus yang pecah

dapat menyebabkan masuknya kuman kedalam usus, menyebabkan

peritonitis yang bisa berakibat fatal serta dapat terbentuknya abses di usus

(Price, S., 2006). Setelah diagnosa apendiksitis ditegakkan, maka pasien

dipersiapkan untuk menjalani pembedahan yaitu apendiktomi.

Apendiktomi terjadi diberbagai penjuru dunia. Di India Selatan,

data dikumpulkan dan dianalisis secara statistik. Sebanyak 2.402

apendiktomi ditemukan sejak lima tahun terakhir (2006-2010). Di antara

mereka, 1114 kasus adalah laki-laki (46%) dan 1288 adalah perempuan

(54%). Total jumlah 1.961 (81,6%) kasus apendiktomi dilakukan untuk

menghilangkan resiko peradangan dan 441 (18,4%) kasus yang tersisa pada

1

Page 2: BAB I

2

kasus apendiktomi dilakukan bersama dengan prosedur lain seperti

histerektomi, dan kolektomi. Insiden apendisitis dan apendiktomi lebih

tinggi pada wanita. Survei mengungkapkan, tingkat kejadian lebih tinggi di

antara kelompok usia 16-30 tahun diikuti oleh 31-45 dan 1-15 tahun

(Naveen, K.,2013). Di Amerika Serikat, survey menunjukkan bahwa sekitar

10 % orang dapat menderita apendisitis dalam waktu tertentu. Semua usia

dapat mengalami apendisitis namun laki – laki lebih sering terkena

dibanding perempuan dengan rasio 1,5 : 1( Robbins, 2007). Insiden

apendisitis di Amerika Serikat sebanyak 680.000 orang (Anonim, 2015).

Menurut Lubis (2008) yang dikutip dalam penelitian JOM PSIK

VOL 1 NO.2, 2014 menyebutkan setiap tahun apendisitis menyerang 10 juta

penduduk Indonesia dan saat ini morbiditas angka apendisitis di Indonesia

mencapai 95 per 1000 penduduk dan angka ini merupakan tertinggi di

antara negara-negara di Association of South East Asia Nation (ASEAN).

Hasil survey Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada

tahun 2008 angka kejadian appendiksitis di sebagian besar wilayah

indonesia hingga saat ini masih tinggi. Di Indonesia, jumlah pasien yang

menderita penyakit apendiksitis pada tahun 2008 berjumlah 591.819 dan

menigakat pada tahun 2009 berjumlah 596.132 (Hidayatullah, R, 2014).

Jumlah kasus apendisitis di Jawa Tengah tahun 2009 dilaporkan sebanyak

5.980 dan 177 diantaranya menyebabkan kematian (Taufik, 2011).

Page 3: BAB I

3

Bila apendiksitis dibiarkan maka akan menyebabkan komplikiasi

yang sangat serius seperti nekrosis dan perforasi apendiks yang dapat

berkembang menjadi peritonitis atau abses (Price, S., 2006). Pembedahan

diindikasikan jika terdiagnosa apendisitis lakukan apendiktomi secepat

mungkin untuk mengurangi resiko perforasi ( Baughman C, 2000).

Di Jawa Tengah, tepatnya di RSUD Sukoharjo berdasarkan data

dalam rekam medis tahun 2014 terdapat 51 kasus pasien post operasi

apendisitis. Sedangkan untuk tahun 2015 terdapat 38 kasus pasien post

operasi apendisitis.

Berdasarkan data di atas penulis tertarik untuk membuat karya tulis

ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Post Operasi Apendisitis Pada

Ny. J di ruang Cempaka RSUD Sukoharjo”, sehingga dapat melakukan

asuhan keperawatan pada pasien post operasi apendiksitis secara baik.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Setelah melakuakan asuhan keperawatan pada pasien dengan post

operasi apendisitis penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan

secara komprehensif dan sesuai standar asuhan keperawatan yang

berlaku.

2. Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan pasien dengan post operasi

apendisitis penulis dapat:

Page 4: BAB I

4

a. Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data baik

melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

yang dibutuhkan untuk menilai keadaan pasien secara menyeluruh

pada pasien dengan post operasi apendiksiti.

b. Mampu menganalisa masalah- masalah yang muncul pada pasien

dengan post operasi apedisitis.

c. Mampu merumuskan diagnosa dan memprioritaskan masalah pada

pasien dengan post operasi apendisitis.

d. Mampu membuat perencanaan tindakan asuhan keperawatan pada

pasien dengan post operasi apendisitis

e. Mampu melaksanakan rencana asuhan keperawatan pada pasien

dengan post operasi apendisitis.

f. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah dilakukan

pada pasien dengan post operasi apendisitis.

g. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah

dilaksanakan.

C. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan dalam ilmu keperawatan mengenai peran perawat

dalam upaya memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan post

operasi apendisitis.

2. Manfaat Praktis

Page 5: BAB I

5

a. Bagi Mahasiswa

1) Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam

pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan post

operasi apendisitis.

2) Menambah ketrampilan atau kemampuan mahasiswa dalam

menerapakan asuhan keperawatan pada pasien dengan post

operasi apendisitis.

b. Bagi institusi

Sebagai bahan evaluasi sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam

melakukan asuhan keperawatan pada pasien post operasi

khususnya post operasi apendisitis.

c. Bagi lahan praktik

Dapat dijadikan bahan masukan bagi perawat di rumah sakit dalam

melakuakan tindakan asuahan keperawatan dalam rangaka

meningkatkan mutu pelayanan yang baik khususnya pada pasien

dengan post oprasi apendisitis.