bab i

21
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Islam merupakan jalan hidup (way of life) yang harus diikuti oleh seluruh umat Islam untuk merealisasikan seluruh kehendak Tuhan di muka bumi. Oleh karena itu, segala aktivitas umat Islam harus didasarkan pada prinsip syariat Islam yang asasi, yaitu dengan Al-Qur’an dan Hadist. Kedua asas tersebut diyakini akan tetap mampu menjawab segala tantangan zaman hingga hari kiamat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi merupakan salah satu bukti bahwa Al-Qur’an dan Hadist, sebagai sumber utama hukum Islam, perlu diinterpretasi ulang agar tetap mampu memberikan respon terhadap problematika kehidupan yang dihadapi umat Islam saat ini. Misalnya kloning yang merupakan salah satu wacana ilmu pengetahuan mutakhir yang sulit dirujuk secara langsung kepada Al-Qur’an dan Hadist. Konsekuensinya, para fuqaha diharuskan mencari referensi alternatif untuk menjawab persoalan tersebut. Dengan menggunakan berbagai referensi yang cukup variatif, merekapun memberikan jawaban yang saling berbeda antara satu dengan yang lainnya, bahkan tidak jarang penuh dengan nuansa spekulatif. Terkait dengan diskursus masalah kloning, Islam tidak boleh berdiam diri dan bersikap statis. Penerapan tekhnologi biologi ini memang pada mulanya hanya menyentuh ranah pengetahuan ilmiah belaka karena ia dihasilkan melalui proses (science Chapter: Error! No text of specified style in document. 1

Upload: ingga-chiesheiyha-virovyy

Post on 07-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB I.docx

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Islam merupakan jalan hidup (way of life) yang harus diikuti oleh seluruh umat Islam untuk

merealisasikan seluruh kehendak Tuhan di muka bumi. Oleh karena itu, segala aktivitas umat

Islam harus didasarkan pada prinsip syariat Islam yang asasi, yaitu dengan Al-Qur’an dan

Hadist. Kedua asas tersebut diyakini akan tetap mampu menjawab segala tantangan zaman

hingga hari kiamat.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi merupakan salah satu bukti bahwa Al-

Qur’an dan Hadist, sebagai sumber utama hukum Islam, perlu diinterpretasi ulang agar tetap

mampu memberikan respon terhadap problematika kehidupan yang dihadapi umat Islam saat

ini. Misalnya kloning yang merupakan salah satu wacana ilmu pengetahuan mutakhir yang

sulit dirujuk secara langsung kepada Al-Qur’an dan Hadist. Konsekuensinya,

para fuqaha diharuskan mencari referensi alternatif untuk menjawab persoalan tersebut.

Dengan menggunakan berbagai referensi yang cukup variatif, merekapun memberikan

jawaban yang saling berbeda antara satu dengan yang lainnya, bahkan tidak jarang penuh

dengan nuansa spekulatif.

Terkait dengan diskursus masalah kloning, Islam tidak boleh berdiam diri dan bersikap statis.

Penerapan tekhnologi biologi ini memang pada mulanya hanya menyentuh ranah

pengetahuan ilmiah belaka karena ia dihasilkan melalui proses (science exploration). Tetapi

secara langsung maupun tidak langsung, kloning dapat saja memporak-porandakan sendi-

sendi ajaran agama dan etika universal. Pada tataran ini kloning tidak saja berada pada ranah

ilmu pengetahuan, tetapi lebih jauh dari itu ia telah melakukan loncatan yang cukup jauh

terhadap disiplin ilmu lain seperti etika, social, ekonomi, gender, dan juga ilmu agama.

B.     TUJUAN

Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu agar kita semua dapat mengetahui, memahami,

dan mempelajari bagaimana hukum kloning dalam pandangan Islam dengan memperhatikan

pandangan sains dan etika kehidupan.

Cha

pter

: Err

or!

No

text

of

spec

ifie

d s

tyle

in d

ocu

men

t.

1

Page 2: BAB I

C.    BATASAN MASALAH

Pengertian Kloning

Sejarah Kloning

Macam-macam Kloning

Prosedur dan Mekanisme Kloning Manusia

Keuntungan dan Kerugian Kloning

Pandangan Hukum Islam Terhadap Kloning Manusia

BAB II

Cha

pter

: Err

or!

No

text

of

spec

ifie

d s

tyle

in d

ocu

men

t.

2

Page 3: BAB I

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN KLONING

Secara etimologis, kloning berasal dari kata “clone” yang diturunkan dari bahasa Yunani

“klon”, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman. Kata ini digunakan

dalam dua pengertian, yaitu :

a.       Klon sel yang artinya menduplikasi sejumlah sel dari sebuah sel yang  memiliki sifat-

sifat genetiknya identik. dan

b.      Klon gen atau molekular, artinya sekelompok salinan gen yang bersifat identik yang

direplikasi dari satu gen dimasukkan dalam sel inang.

Sedangkan secara terminologis, kloning adalah proses pembuatan sejumlah besar sel atau

molekul yang seluruhnya identik dengan sel atau molekul asalnya. Kloning dalam  bidang

genetika merupakan replikasi segmen DNA tanpa melalui proses seksual. Itulah sebabnya

kloning juga dikenal dengan istilah rekombinasi DNA. Rekombinasi DNA membuka peluang

baru dalam terobosan teknologi untuk mengubah fungsi dan perilaku makhluk hidup sesuai

dengan keinginan dan kebutuhan manusia.

Metode kloning berbeda dengan pembuahan biasa, karena sel telur tidak lagi memerlukan sel

sperma untuk pembuahannya. Secara sederhana dapat disebutkan bahwa bayi “klon” dibuat

dengan mempersiapkan sel telur yang sudah diambil intinya kemudian digabungkan dengan

sel donor yang merupakan sel dewasa dari suatu organ tubuh. Hasil gabungan tersebut

kemudian ditanamkan ke dalam rahim dan dibiarkan berkembang dalam rahim sampai lahir.

B.     SEJARAH KLONING

a.       Pada tahun 1962, ahli biologi Jhon Gurdon dari universitas Oxford berhasil

mengkloning katak afrika selatan.

b.      Tahun 1977 Karl Illmense dan Peter Hoope berhasil mengkloning tikus dari 1 induk.

c.      Tanggal 12 Desember 2002 Clonaid sebuah perusahaan biotek AS berhasil

mengkloning manusia pertama yang diberi nama Eve.

d.     Tanggal 14 februari 2003 para ilmuan Rosalin Institute dari Skotlandia mengumumkan

berhasil mengkloning domba Dolly dengan dana 2,1 juta U$.

Tetapi, dari 277 usaha cloning yang dilakukan terhadap sel tubuh dan sel telur, hanya 13 saja

yang berhasil tumbuh. Itupun hanya Dolly saja yang berhasil terus tumbuh dan lahir dengan

Cha

pter

: Err

or!

No

text

of

spec

ifie

d s

tyle

in d

ocu

men

t.

3

Page 4: BAB I

selamat. Sedangkan sumber lain menyebutkan bahwa dari 277 usaha cloning, embrio yang

berhasil terbentuk adalah sebanyak 30 buah. Dari embrio-embrio tersebut yang berhasil hidup

hanya satu yaitu yang dapat hidup mencapai umur 5,5 tahun.

C.    MACAM-MACAM KLONING

Jika ditinjau dari cara kerja dan tujuan pembuatannya, kloning dapat dibedakan menjadi 3

macam, yaitu :

a.       Kloning Embrional (Embryonal Cloning)

Kloning embrional adalah teknik yang dilakukan untuk memperoleh kembar identik, meniru

apa yang terjadi secara alamiah. Setelah pembuahan terjadi, beberapa buah sel dipisahkan

dari embrio hasil pembuahan. Setiap sel tersebut kemudian dirangsang dalam kondisi tertentu

untuk tumbuh dan berkembang menjadi embrio duplikat yang selanjutnya diimplementasikan

dalam uterus agar berkembang menjadi individu baru yang memiliki komposisi materi

genetik yang sama dengan klonnya.

b.      Kloning DNA Dewasa (Adult DNA Cloning) atau disebut  juga kloning

reproduktif (Reproductive Cloning)

Kloning DNA dewasa atau kloning reproduktif adalah rekayasa genetis untuk memperoleh

duplikat dari seorang individu yang sudah dewasa. Dalam teknologi ini, inti sel berisi materi

genetik difusikan ke dalam sel telur. Hasil fusi dirangsang dengan kejutan listrik agar

membelah membentuk embrio yang kemudian diimplementasikan ke dalam uterus agar

berkembang menjadi janin.

c.       Kloning Terapeutik (Therapeutic Cloning).

Kloning terapeutik adalah rekayasa genetis untuk memperoleh sel, jaringan atau organ dari

satu individu tertentu untuk tujuan pengobatan atau perbaikan kesehatan. Dari embrio hasil

rekonstruksi ‘DNA-sel telur”, diambil sel-sel bakalnya yang disebut dengan istilah stem

cell. Stem cell adalah sel bakal yang dapat berkembang menjadi berbagai macam jaringan

atau organ sesuai dengan induktor (rangsangan). Melalui kloning terapeutik ini dapat

dikatakan suplai jaringan dan organ menjadi tidak terbatas, sehingga seseorang yang

memerlukan cangkokan jaringan atau organ tidak perlu menunggu lama tanpa kepastian.

D.    PROSEDUR DAN MEKANISME KLONING MANUSIA

Cha

pter

: Err

or!

No

text

of

spec

ifie

d s

tyle

in d

ocu

men

t.

4

Page 5: BAB I

Secara teoretis, prosedur dan mekanisme kloning terhadap makhluk hidup sedikitnya harus

melalui empat tahap yang diurutkan secara sistematis. Keempat tahap itu adaah isolasi

fragmen DNA, penyisipan fragmen DNA ke dalam vektor, transformasi, dan seleksi hasil

kloning. 

Dalam tataran aplikasi, rentetan proses kloning dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa

langkah konkrit berikut, yaitu:

1.      Mempersiapkan sel stem, yaitu suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel

tubuh. Sel ini diambil dari makhluk hidup yang hendak dikloning.

2.      Sel stem diambil inti selnya yang mengandung informasi genetik kemudian dipisahkan

dari sel.

3.      Mempersiapkan sel telur, yaitu sebuah sel yang diambil dari makhluk hidup dewasa

kemudian intinya dipisahkan.

4.      Inti sel dari stem diimplementasikan ke sel telur.

5.      Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah

menjadi embrio.

6.      Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri dan siap

diimplementasikan ke dalam rahim.

7.      Embrio tumbuh dalam rahim menjadi janin dengan kode genetik persis sama dengan sel

stem donor.

E.     KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN KLONING

Meskipun penuh resiko, kloning juga menjanjikan keuntungan antara lain sebagai berikut :

·       Proses pembuahan yang dilakukan melalui teknologi ini dapat menolong pasangan-

pasangan tidak subur untuk memperoleh keturunan.

·         Manusia dapat mengkloning ginjal untuk kebutuhan pencangkokan ginjal bagi mereka

yang mengalami gagal ginjal.

·         Manusia juga dapat mengkloning tulang sumsum untuk anak-anak dan dewasa untuk

penyakit leukimia.

·         Manusia dapat mempelajari bagaimana menghidupkan dan mematikan sel. Dengan

demikian, kloning diharapkan akan mampu mengobati penyakit kanker yang menggerogoti

sel-sel tubuh manusia.

·         Teknologi kloning dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh

kelainan genetis pada manusia.

Cha

pter

: Err

or!

No

text

of

spec

ifie

d s

tyle

in d

ocu

men

t.

5

Page 6: BAB I

Manfaat yang disebutkan di atas hanya sebagian kecil dari puluhan manfaat yang dapat

dinikmati manusia, khususnya dalam pengembangan dunia pengobatan. Namun aplikasi

kloning dalam dunia medis tidak selamanya berjalan mulus dan memiliki banyak resiko. Ada

sejumlah kendala teknis yang dihadapi oleh para peneliti di bidang ini. Antara lain adanya

resiko sel-sel embryonik Stem Cells (ESC) tersebut yang dapat berkembang menjadi sel-sel

tumor maupun kanker.

Beberapa implikasi negatif dari kloning dilihat dari aspek teologi dan etika adalah :

·         Proses penciptaan manusia merupakan hak prerogatif Allah semata. Dengan

mengkloning manusia, berarti telah memasuki dan mengintervensi ranah kekuasaan Allah.

·         Para ilmuwan yang mengadakan kloning tidak mempercayai bahwa Allah adalah

pencipta yang paling sempurna terhadap seluruh makhluk.

·         Tuhan telah menciptakan manusia berdasarkan keragaman. Dengan Kloning

keragaman tersebut akan hilang dengan sendirinya.

·         Penghargaan terhadap hasil kreasi para ilmuwan Kloning akan merangsang para

ilmuwan lainnya untuk berlomba-lomba menciptakan kreasi-kreasi baru lainnya tanpa

memperdulikan etika.

·         Untuk pengkloningan manusia, diperlukan sejumlah percobaan yang belum tentu akan

berhasil secara maksimal. Dan hal ini tentu akan merugikan pihak yang akan menjadi bahan

percobaan tersebut.

·         Kloning akan menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap psikologi manusia

Kloning. Tidak ada satu orangpun yang bisa  menjelaskan identitas individual dan hubungan

manusia Kloning dengan orang yang memesannya.

“Dan janganlah orang-orang yang kafir itu mengira, bahwa mereka akan dapat lolos (dari

kekuasaan Allah). Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan (Allah).”  (QS. Al-

Anfal:59)

F.     PANDANGAN ISLAM TERHADAP KLONING MANUSIA

Untuk menetapkan hukum Kloning, para ulama kentemporer menggunakan ijtihad insya’I

karena persoalan tersebut belum dibahas dalam kitab-kitab fiqh klasik.

1.      Ditinjau dari sisi hifzh al-din (memelihara agama), kloning manusia tidak membawa

dampak negative terhadap keberadaan agama.

2.      Ditinjau dari sisi hifzh al-nafs (memelihara jiwa), kloning tidak menghilangkan jiwa

bahkan justru melahirkan jiwa yang baru.

Cha

pter

: Err

or!

No

text

of

spec

ifie

d s

tyle

in d

ocu

men

t.

6

Page 7: BAB I

3.      Dilihat dari sisi hifzh al-‘aql (memelihara akal), memelihara manusia kloning juga tidak

mengancam eksistensi akal, bahkan keberhasilan Kloning yang sempurna dapat membuat

manusia mempunyai akal cerdas.

4.      Namun jika dilihat dari sisi hifzh al-nasl (memelihara keturunan), kloning manusia

dipertanyakan. Dalam pandangan islam, masalah keturunan merupakan sesuatu yang sangat

essensial, karena keturunan mempunyai hubungan erat dengan hukum yang lain seperti

pernikahan, warisan, muhrim, dan sebagainya. Dan apabila ditinjau dari sisi hifzh al-mal

(memelihara harta), akan terkait dengan mashlahat dan mafsadat yang diperoleh dai usaha

pengkloningan. Andaikata Kloning terhadap manusia hanya kan menghambur-hamburkan

harta, tanpa adanya keseimbangan dengan manfaat yang diperoleh, maka Kloning menjadi

terlarang.

            Berkaitan dengan penciptaan manusia, Al-Qur’an menyatakan bahwa manusia

diciptakan sebagai makhluk paling sempurna di antara seluruh makhluk yang ada di alam

semesta. Hal itu secara tegas dinyatakan Allah dalam surat At-Tin ayat : 4 yaitu :

“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”

            Penjelasan Allah dalam A-Qur’an tentang kesempurnaan penciptaan manusia di

antara segala makhluk ciptaan-Nya yang lain, tentu tidak dapat dibantah oleh orang-orang

beriman. Dengan menggunakan logika sederhana dapat digeneralisasi bahwa sesuatu yang

sudah sempurna, kemudian disempuranakan lagi, tentu saja dapat menghilangkan sifat

kesempurnaannya, bahkan bisa berakibat rusak sama sekali.

Majma’ Buhuts Islamiyyah Al-Azhar di kairo mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa

Kloning manusia itu haram dan harus di perangi serta di halang-halangi dengan berbagai

cara. Naskah fatwa itu juga menguatkan bahwa Kloning manusia telah menjadikan manusia

yang di muliakan Allah SWT menjadi objek penelitian dalam percobaan, serta melahirkan

berbagai masalah pelik lainnya. Fatwa tersebut juga mensinyalir bahwa Islam tidak

menentang ilmu pengetahuan yang bermanfaat, bahkan sebaliknya, Islam justru mendukung

bahkan memuliakan para ilmuwan. Namun, bila ilmu pengetahuan itu membahayakan serta

tidak mengandung manfaat, maka Islam mengharamkan dengan melindungi dari bahaya

tersebut.

“Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan

dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan

kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan”. (QS. Al-Isra

: 70).

Cha

pter

: Err

or!

No

text

of

spec

ifie

d s

tyle

in d

ocu

men

t.

7

Page 8: BAB I

Praktik Kloning manusia berimplikasi negatif secara langsung pada hukum-hukum yang

ditetapkan Al-Qur’an dan hadist, yaitu :

·         Hubungan perkawinan. Kloning mampu memproduksi manusia tanpa melalui

hubungan seksual. Dan proses tersebut bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadist yang

menetapkan bahwa untuk memperoleh keturunan diharuskan melalui hubungan seksual yang

di legislasi oleh sebuah lembaga perkawinan yang sah.

·         Warisan dan garis keturunan. Kloning dapat berakibat munculnya kesamaran dalam hal

penentuan garis keturunan yang akan mempengaruhi oleh hukum pembagian warisan.

·         Pemeliharaan anak. Kloning juga dapat menimbulkan kesamaran dalam masalah

kewajiban untuk memelihara dan mendidik anak hasil produksi Kloning. Islam sangat

memperhatikan hubungan psikologis yang terjalin antara anak dan orang tua. Bila seorang

anak lahir dari hasil kloning, maka akan timbul kesulitan untuk memastikan siapakah sosok

ayah atau sosok ibu yang akan dijadikan tempat perlindungan psikologisnya.

Cha

pter

: Err

or!

No

text

of

spec

ifie

d s

tyle

in d

ocu

men

t.

8

Page 9: BAB I

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan isi makalah, kami dapat menyimpulkan bahwa :

1.      Kloning adalah salah satu metode rekayasa genetika dengan cara mengambil materi

genetik dari sel donor yang sifatnya diinginkan dan mengkulturkannya di dalam sel telur

untuk menghasilkan embrio baru yang sifatnya sama dengan materi genetik sel donor.

2.      Kloning secara garis besar dibagi menjadi 3 jenis, yaitu  Kloning

Embrional (Embryonal Cloning), Kloning DNA Dewasa (Adult DNA Cloning), Kloning

Terapeutik (Therapeutic Cloning).

3.      Kloning ditinjau dari segi etika, maupun Islam diperbolehkan selama kloning tersebut

tidak menimbulkan kerugian yang lebih banyak daripada kebaikannya bagi manusia serta

tidak merusak aqidah Islam.

4.      Kloning manusia adalah haram, karena bertentangan dengan fitrah kejadian manusia

sebagaimana yang telah ditentukan oleh Allah Swt. dan hal ini juga dapat membuat manusia

ragu akan keesaan Allah Swt.

Cha

pter

: Err

or!

No

text

of

spec

ifie

d s

tyle

in d

ocu

men

t.

9

Page 10: BAB I

DAFTAR PUSTAKA

Daulay, Saleh Partaonan dkk. Kloning Dalam Perspektif Islam. Bandung: Teraju. 2005

Ligninger, A.L. Dasar-dasar Biokimia Jilid 3. Jakarta: Erlangga. 1994

‘Ulwan, Taufiq.  Ketika Allah Swt. Memperlihatkan Kuasa-Nya.  Jakarta Timur: Penerbit

Almahira. 2009

http://rudyct.tripod.com/sem1_021/ardi_kapahang.Htm. diakses pada tanggal 11 Desember

2011

http://www.syariahonline.com/artikel/data/0000000f.htm diakses pada tanggal 11 Desember

2011

- See more at: http://rouf-artikel.blogspot.com/2012/12/kloning-terhadap-manusia-menurut-

islam.html#sthash.5kKFIphs.dpuf

Cha

pter

: Err

or!

No

text

of

spec

ifie

d s

tyle

in d

ocu

men

t.

10

Page 11: BAB I

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ ii

DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang................................................................................. 1

B. Tujuan..............................................................................................

C. Rumusan Masalah............................................................................ 1

BAB II ISI

A. Pengertian Kloning.......................................................................

B.    Sejarah Kloning..............................................................................

C.    Macam-macam Kloning.................................................................

D.    Prosedur dan Mekanisme Kloning Manusia.................................

E.     Keuntungan dan Kerugian Kloning.............................................

F.     Pandangan Islam Terhadap Kloning Manusia..............................

BAB III PENUTUP

A.    Simpulan...................................................................................... 8

B.     Saran ............................................................................................ 8

Daftar Pustaka............................................................................................ 9

iii

Cha

pter

: Err

or!

No

text

of

spec

ifie

d s

tyle

in d

ocu

men

t.

11

Page 12: BAB I

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyeleseikan tugas makalah ini

yang bertemakan “ KLONING DALAM PANDANGAN ISLAM”, dengan baik dan tepat

pada waktunya.

Saya menyusun tugas makalah ini dengan maksud untuk memenuhi tugas

“AGAMA”. Dimana dengan adanya tugas makalah ini, saya dapat mengetahui prosedur

terjadinya kloning manusia terhadap pandangan islam. Dan tak lupa kami dapat menyusun

tugas makalah ini dengan baik dan benar berkat bantuan dari :

1. Ka Prodi S1 Keperawatan : Bu. Muarrofah Kep rts, M kes

2. Dosen agama : Bu. Khusnul Khotimah

Adapun kesulitan-kesulitan dalam mengerjakan tugas makalah ini, namun saya berusaha

untuk lebih baik dan saksama. Sehingga tugas ini dapat saya kerjakan dengan baik.

Saya menyadari bahwa dalam membuat makalah ini, hasilnya masih jauh dari

kesempurnaan. Mungkin masih ada kekurangan atau kesalahan yang saya tidak sadari, karena

itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi baiknya makalah ini.

Akhir kata semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jombang, 11 januari 2014

iii

Cha

pter

: Err

or!

No

text

of

spec

ifie

d s

tyle

in d

ocu

men

t.

12

Page 13: BAB I

Kelompok 14

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang........................................................................................1

2. Tujuan......................................................................................................2

3. Rumusan Masalah....................................................................................2

BAB II ISI

1. Pengertian KDM............................................................................................3

2. Hal – hal yang mendasari pemahaman KDM..............................................3

3. Riwayat hidup A. Maslow.........................................................................4

4. Pengrtian motivasi......................................................................................5

5. Hirarki kebutuhan Maslow...........................................................................5

6. Implikasi teori maslow bagi kehidupan ..........................................................10

7. Faktor yang mempengaruhi KDM..............................................................11

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan...................................................................................................12

2. Saran.........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

Cha

pter

: Err

or!

No

text

of

spec

ifie

d s

tyle

in d

ocu

men

t.

13

Page 14: BAB I

Cha

pter

: Err

or!

No

text

of

spec

ifie

d s

tyle

in d

ocu

men

t.

14