bab i

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limfoma adalah tipe kanker yang terjadi pada limfosit (tipe sel darah putih pada sistem kekebalan tubuh vertebrata), yang berasal dari jaringan limfoid mencakup sistem limfatik dan imunitas tubuh. Tumor ini bersifat heterogen, ditandai dengan kelainan umum yaitu pembesaran kelenjar limfe diikuti splenomegali, hepatomegali, dan kelainan sumsum tulang. Tumor ini dapat juga dijumpai ekstra nodal yaitu di luar sistem limfatik dan imunitas antara lain pada traktus digestivus, paru, kulit, dan organ lain. Limfoma adalah bagian dari grup penyakit yang disebut kanker Hematological. Pada abad ke-19 dan abad ke-20, penyakit ini disebut penyakit Hodgkin karena ditemukan oleh Thomas Hodgkin tahun 1832. Limfoma dikategorikan sebagai limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. Terdapat banyak tipe limfoma, dalam garis besar limfoma dibagi dalam 4 bagian, diantaranya limfoma Hodgkin (LH), limfoma non-Hodgkin (LNH), Histiositosis X, dan Mycosis Fungoides. Dalam praktek, yang dimaksud limfoma adalah LH dan LNH, sedangkan Histiositosis X dan Mycosis Fungoides sangat jarang ditemukan.

Upload: tatikwidayati

Post on 06-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Limfoma adalah tipe kanker yang terjadi pada limfosit (tipe sel darah putih

pada sistem kekebalan tubuh vertebrata), yang berasal dari jaringan limfoid

mencakup sistem limfatik dan imunitas tubuh. Tumor ini bersifat heterogen, ditandai

dengan kelainan umum yaitu pembesaran kelenjar limfe diikuti splenomegali,

hepatomegali, dan kelainan sumsum tulang. Tumor ini dapat juga dijumpai ekstra

nodal yaitu di luar sistem limfatik dan imunitas antara lain pada traktus digestivus,

paru, kulit, dan organ lain. Limfoma adalah bagian dari grup penyakit yang disebut

kanker Hematological.

Pada abad ke-19 dan abad ke-20, penyakit ini disebut penyakit Hodgkin

karena ditemukan oleh Thomas Hodgkin tahun 1832. Limfoma dikategorikan sebagai

limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. Terdapat banyak tipe limfoma, dalam

garis besar limfoma dibagi dalam 4 bagian, diantaranya limfoma Hodgkin (LH),

limfoma non-Hodgkin (LNH), Histiositosis X, dan Mycosis Fungoides. Dalam

praktek, yang dimaksud limfoma adalah LH dan LNH, sedangkan Histiositosis X dan

Mycosis Fungoides sangat jarang ditemukan.

1.2  Perumusan Masalah

1.    Apa yang dimaksud Limfoma Hodgkin (Penyakit Hodgkin)?

2.    Bagaimana etiologi dari Limfoma Hodgkin (Penyakit Hodgkin)?

3.    Bagaimana klasifikasi dari Limfoma Hodgkin (Penyakit Hodgkin)?

4.    Bagaimana gejala klinis dari Limfoma Hodgkin (Penyakit Hodgkin)?

5.    Bagaimana terapi / pengobatan dari Limfoma Hodgkin (Penyakit Hodgkin)?

6.    Bagaimana komplikasi dari Limfoma Hodgkin (Penyakit Hodgkin)?

7. Bagaimana asuhan keperawatan dari Limfoma Hodgkin (Penyakit Hodgkin)?

Page 2: BAB I

1.3  Tujuan

1.    Untuk mengetahui pengertian dari Limfoma Hodgkin (Penyakit Hodgkin).

2.    Untuk mengetahui etiologi dari Limfoma Hodgkin (Penyakit Hodgkin).

3.    Untuk mengetahui klasifikasidari Limfoma Hodgkin (Penyakit Hodgkin).

4.    Untuk mengetahui gejala klinis dari Limfoma Hodgkin (Penyakit Hodgkin).

5.    Untuk mengetahui terapi / pengobatan dari Limfoma Hodgkin (Penyakit Hodgkin).

6.    Untuk mengetahui komplikasi dari Limfoma Hodgkin (Penyakit Hodgkin).

7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari Limfoma Hodgkin (Penyakit Hodgkin).

Page 3: BAB I

BAB II

KONSEP MEDIS

2.1 Pengertian

Limfoma adalah suatu kanker (keganasan) dari sistem limfatik (getah bening).

Sistem limfatik membawa tipe khusus dari sel darah putih (leukosit) yang disebut

limfosit melalui suatu jaringan dari saluran tubuler (pembuluh getah bening) ke

seluruh jaringan tubuh, termasuk sumsum tulang. Tersebarnya jaringan ini

merupakan suatu kumpulan limfosit dalam nodus limfatikus yang disebut kelenjar

getah bening. Limfosit yang ganas (sel limfoma) dapat bersatu menjadi kelenjar

getah bening tunggal atau dapat menyebar di seluruh tubuh, bahkan hampir di

semua organ. Dua tipe utama dari limfoma adalah Limfoma Hodgkin (yang lebih

sering disebut Penyakit Hodgkin) dan Limfoma Non-Hodgkin. Limfoma Burkitt

dan mikosis fungoides termasuk ke dalam jenis Limfoma Non Hodgkin.

Limfoma Hodgkin adalah kelompok neoplasma maligna/ganas yang muncul

dalam kelenjar limfe atau jaringan limfoid ekstranodal yang ditandai dengan

proliferasi atau akumulasi sel-sel asli jaringan limfoid (limfosit, histiosit dengan

pra-sel dan derivatnya). Penyakit Hodgkin (Limfoma Hodgkin) adalah suatu jenis

limfoma yang dibedakan berdasarkan jenis sel kanker tertentu yang disebut sel

Reed-Stenberg, yang memiliki tampilan yang khas dibawah mikroskop. Sel Reed-

Sternberg memiliki limfositosis besar yang ganas yang lebih besar dari satu inti

sel. Sel-sel tersebut dapat dilihat pada biopsi yang diambil dari jaringan kelenjar

getah bening, yang kemudian diperiksa dibawah mikroskop.

2.2 Etiologi

Limfoma merupakan golongan gangguan limfoproliferatif. Penyebabnya tidak

diketahui, tetapi dikaitkan dengan virus, khususnya virus Epstein Barr yang

ditemukan pada limfoma Burkitt. Adanya peningkatan insiden penderita limfoma

Hodgkin dan non-Hodgkin pada kelompok penderita AIDS (Acquired Immuno

Deficiency Syndrome) pengidap virus HIV, tampaknya mendukung teori yang

Page 4: BAB I

menganggap bahwa penyakit ini disebabkan oleh virus. Awal pembentukan tumor

pada gangguan ini adalah pada jaringan limfatik sekunder (seperti kelenjar limfe

dan limpa) dan selanjutnya dapat timbul penyebaran ke sumsum tulang dan

jaringan lain. Penyakit ini tampaknya tidak menular. Penyakit ini lebih sering

terjadi pada pria. Penyakit Hodgkin bisa muncul pada berbagai usia, tetapi jarang

terjadi sebelum usia 10 tahun. Paling sering ditemukan pada usia diantara 15-34

tahun dan diatas 60 tahun.

2.3 Klasifikasi

Penyakit Hodgkin diklasifikasikan ke dalam empat kelompok berdasarkan

karakteristik dasar jaringan yang terlihat dibawah mikroskop.

Jenis Gambaran Mikroskopik KejadianPerjalanan

Penyakit

Limfosit

Predominan

Sel Reed-Stenberg sangat

sedikit tapi ada banyak limfosit

3% dari

kasusLambat

Sklerosis

Noduler

Sejumlah kecil sel Reed-

Stenberg dan campuran sel

darah putih lainnya; daerah

jaringan ikat fibrosa

67% dari

kasusSedang

Selularitas

Campuran

Sel Reed-Stenberg dalam

jumlah yang sedang dan

campuran sel darah putih

lainnya

25% dari

kasusAgak Cepat

Deplesi

Limfosit

Banyak sel Reed-Stenberg dan

sedikit limfosit jaringan ikat

fibrosa yang berlebihan

5% dari

kasusCepat

Page 5: BAB I

Limfoma Hodgkin lebih bersifat lokal, berekspansi dekat, cenderung intra

nodal, hanya di mediastinum, dan jarang metastasis ke sumsum tulang. ia juga dapat

terjadi metastasis melalui darah.

Stadium dan Prognosis Penyakit Hodgkin

Stadium Penyebaran penyakit

Kemungkin untuk

sembuh

(angka harapan hidup

selama 15 tahun tanpa

penyakit lebih lanjut)

I

Terbatas ke kelenjar getah

bening dari satu bagian tubuh

(misalnya leher bagian kanan)

Lebih dari 95%

II

Mengenai kelenjar getah bening

dari 2 atau lebih daerah pada sisi

yang sama dari diafragma, diatas

atau dibawahnya

(misalnya pembesaran kelenjar

getah bening di leher dan ketiak)

90%

III

Mengenai kelenjar getah bening

diatas & dibawah diafragma

(misalnya pembesaran kelenjar

getah bening di leher dan

selangkangan)

80%

IV Mengenai kelenjar getah bening

dan bagian tubuh lainnya

(misalnya sumsum tulang, paru-

60 - 70%

Page 6: BAB I

paru atau hati

2.4 Gejala Klinis

Gejala dari penyakit Hodgkin biasanya mengalami pembengkakan atau

pembesaran kelenjar getah bening, paling sering di leher, tapi kadang-kadang di

ketiak dan pangkal paha. Pada limfoma Hodgkin, 80% terdapat pada kelenjar

getah bening leher, kelenjar ini tidak lahir multiple, bebas atas konglomerasi satu

sama lain. Walaupun biasanya tidak nyeri, pembesaran tersebut bisa

menimbulkan nyeri dalam beberapa jam setelah penderita meminum alkohol

dalam jumlah yang banyak (intake alkohol 15-20%). Kadang pembesaran kelenjar

getah bening berada jauh di dalam dada atau perut, yang biasanya tidak nyeri dan

ditemukan secara tidak terduga pada pemeriksaan rontgen dada atau CT scan

untuk keperluan lain.

Gejala lainnya adalah demam tipe pel-Ebstein dimana suhu tubuh meninggi

selama beberapa hari yang diselingi dengan suhu normal atau di bawah normal

selama beberapa hari atau beberapa minggu, berkeringat di malam hari, gatal-

gatal, nafsu makan menurun, daya kerja menurun, berat badan menurun lebih dari

10% tanpa diketahui penyebabnya, terkadang disertai sesak nafas, dan pola

perluasan limfoma Hodgkin sistematis secara sentripetal dan relatif lebih lambat.

Gejala dari Penyakit Hodgkin

Gejala Penyebab

Berkurangnya jumlah sel darah merah

(menyebabkan anemia, sel darah putih

dan trombosit, kemungkinan nyeri

tulang)

Limfoma sedang menyebar ke

sumsum tulang

Page 7: BAB I

Hilangnya kekuatan otot

suara serak

Pembesaran kelenjar getah bening

menekan saraf di tulang belakang

atau saraf pita suara

Sakit kuning (jaundice)Limfoma menyumbat aliran

empedu dari hati

Pembengkakan wajah, leher & alat

gerak atas (sindroma vena kava

superior)

Pembesaran kelenjar getah bening

menyumbat aliran darah dari

kepala ke jantung

Pembengkakan tungkai dan kakiLimfoma menyumbat aliran getah

bening dari tungkai

Keadaan yang menyerupai pneumonia Limfoma menyebar ke paru-paru

Berkurangnya kemampuan untuk

melawan infeksi dan meningkatnya

kecenderungan mengalami infeksi

karena jamur dan virus

Penyakit sedang menyebar

2.5 Terapi / Pengobatan

Sebagian besar limfoma ditemukan pada stadium lanjut yang merupakan

penyakit dalam terapi kuratif. Penemuan penyakit pada stadium awal masih

merupakan faktor penting dalam terapi kuratif walaupun tersedia berbagai jenis

kemoterapi dan radioterapi. Terapi yang dapat dilakukan berdasarkan derajat

penyakit dan histopatologiknya adalah sebagai berikut :

1.      Radioterapi / Radiasi

Page 8: BAB I

Pasien Hodgkin derajat I dan II dapat menjalani radioterapi ini tanpa harus

dikombinasi dengan terapi lain. Dosis yang diberikan umumnya 4000 rads. Untuk

derajat I, yang menjadi radiation port-nya antara lain leher, supraclavicular,

ketiak, dan upper mediastinal nodes. Radiation port untuk Hodgkin derajat II

(diafragma atas) meliputi, leher, supraclavicular, aksila, dan mediastinal nodes,

high periaortic nodes, dan splenic pedicle nodes, sedangkan untuk Hodgkin

derajat II (diafragma bawah) melalui inverted Y port yang meliputi inguinal, iliac,

periaortic dan splenic pedicle nodes. Khusus untuk Hodgkin derajat III dibedakan.

Derajat IIIa diterapi dengan radioterapi sedangkan derajat IIIb diterapi dengan

kemoterapi.

2.      Kemoterapi

Kemoterapi kombinasi dapat menjadi pilihan kuratif pada banyak pasien

Hodgkin. Dan umumnya sangat baik diberikan pada Hodgkin derajat IIIb dan IV.

Kemoterapi multiagen yang biasanya menjadi pilihan adalah MOPP yang

diantaranya : Mustargen, Oncovin, Procarbazine, dan Prednison. Keempat

regimen di atas digolongkan dalam program MOPP. Dan sampai saat ini program

ini masih dipakai untuk penanganan Hodgkin dengan derajat penyakit yang berat.

3.      Stem Cell Transplantation

Stem cell transplantation atau transplantasi sel induk merupakan prosedur

bedah dengan mengganti sel-sel tubuh yang rusak pada pasien dengan

menyuntikkan sel yang telah dikemas kepada tubuh pasien. Sel-sel induk

penderita terlebih dahulu akan diambil untuk dibekukan dan disimpan.

4.      Pengobatan alternatif lain adalah regimen ABVD (Adriamycin, Bleomycin,

Vincristine, dan Dacarbazine) atau BCVPP (Bischorethylnitrosourea,

Cyclophosphamide, Vinblastine, Prednison, dan Procarabine). Kedua pengobatan

alternatif tersebut memiliki efikasi yang sama dengan MOPP. Bedanya MOPP

Page 9: BAB I

memiliki toksisitas jangka panjang yang lebih tinggi dibanding ABVD dan

BVCPP.

2.6 Komplikasi

Sebagian besar komplikasi dari penyakit Hodgkin dikarenakan terapi yang

diberikan pada pasien.

Efek-efek umum yang merugikan berkaitan dengan kemoterapi meliputi :

alopesia, mual, muntah, supresi sumsum tulang, stomatitis, dan gangguan

gastrointestinal. Infeksi adalah komplikasi potensial yang paling serius yang

mungkin dapat menyebabkan syok sepsis. Efek jangka panjang dari kemoterapi

meliputi kemandulan, kardiotoksik, dan fibrosis pulmonal.

Efek samping terapi radioterapi dihubungkan dengan area yang diobati

meliputi : hipotiroid (terjadi setelah dada dan leher diradiasi), komplikasi jantung

dan paru-paru (tergantung seberapa banyak dosis kumulatif dari antrasiklin

(berdampak pada jantung), Bleomycin (berdampak pada paru-paru), dan dosis

radiasi yang diberikan pada radioterapi).

Bila pengobatan pada nodus limfa servikal atau tenggorokan maka akan

terjadi hal-hal sebagai berikut : mulut kering, disfagia, mual, muntah, rambut

rontok, dan penurunan produksi saliva. Bila dilakukan pengobatan pada nodus

limfa abdomen, efek yang mungkin terjadi adalah muntah, diare, keletihan, dan

anoreksia.

Page 10: BAB I

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1  Pengkajian

Gejala pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal, tidak

terasa nyeri, mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal paha).

Pembesaran kelenjar tadi dapat dimulai dengan gejala penurunan berat badan,

demam, keringat malam. Hal ini dapat segera dicurigai sebagai Limfoma. Namun

tidak semua benjolan yang terjadi di sistem limfatik merupakan Limfoma. Bisa

saja benjolan tersebut hasil perlawanan kelenjar limfe dengan sejenis virus atau

mungkin tuberculosis limfa. .

Pada pengkajian data yang dapat ditemukan pada pasien limfoma antara lain :

1.    Data subjektif

a.    Demam berkepanjangan dengan suhu lebih dari 38°C

b.    Sering keringat malam

c.    Cepat merasa lelah

d.   Badan lemah

e.    Mengeluh nyeri pada benjolan

f.     Nafsu makan berkurang

2.    Data Obyektif

a.   Timbul benjolan yang kenyal, mudah digerakkan pada leher, ketiak atau

pangkal paha

b.  Wajah pucat

c.   Kebutuhan dasar :

AKTIVITAS/ISTIRAHAT

Gejala :

a)    Kelelahan, kelemahan atau malaise umum

b)   Kehilangan produktifitas dan penurunan toleransi latihan

Page 11: BAB I

c)    Kebutuhan tidur dan istirahat lebih banyak

Tanda :

Penurunan kekuatan, bahu merosot, jalan lamban dan tanda lain yang

menunjukkan kelelahan

SIRKULASI

Gejala :

Palpitasi, angina/nyeri dada

Tanda :

a)    Takikardia, disritmia

b)   Sianosis wajah dan leher (obstruksi drainase vena karena pembesaran nodus

limfa adalah kejadian yang jarang)

c)    Ikterus sklera dan ikterik umum sehubungan dengan kerusakan hati dan

obtruksi duktus empedu dan pembesaran nodus limfa (mungkin tanda lanjut),

pucat (anemia), diaforesis, keringat malam

INTEGRITAS EGO

Gejala :

a)    Faktor stress, misalnya sekolah, pekerjaan, keluarga

b)   Takut / ansietas sehubungan dengan diagnosis dan kemungkinan takut mati

c)    Takut sehubungan dengan tes diagnostik dan modalitas pengobatan

(kemoterapi dan terapi radiasi)

d)   Masalah finansial : biaya rumah sakit, pengobatan mahal, takut kehilangan

pekerjaan sehubungan dengan kehilangan waktu kerja

e)    Status hubungan : takut dan ansietas sehubungan menjadi orang yang

tergantung pada keluarga

Tanda :

Berbagai perilaku, misalnya marah, menarik diri, pasif

Page 12: BAB I

ELIMINASI

Gejala :

a)    Perubahan karakteristik urine dan atau feses

b)   Riwayat obstruksi usus, contoh intususepsi, atau sindrom malabsorbsi

(infiltrasi dari nodus limfa retroperitoneal)

Tanda :

a)    Nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan pembesaran pada palpasi

(hepatomegali)

b)   Nyeri tekan pada kudran kiri atas dan pembesaran pada palpasi

(splenomegali)

c)    Penurunan haluaran urine urine gelap / pekat, anuria (obstruksi uretal / gagal

ginjal)

d)   Disfungsi usus dan kandung kemih (kompresi batang spinal terjadi lebih

lanjut)

MAKANAN/CAIRAN

Gejala :

a)    Anoreksia/kehilangna nafsu makan

b)   Disfagia (tekanan pada easofagus)

c)    Adanya penurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan sama dengan 10%

atau lebih dari berat badan dalam 6 bulan sebelumnya dengan tanpa upaya diet

Tanda :

a)    Pembengkakan pada wajah, leher, rahang atau tangan kanan (sekunder

terhadap kompresi vena kava superior oleh pembesaran nodus limfa)

b)   Ekstremitas : edema ekstremitas bawah sehubungan dengan obtruksi vena

kava inferior dari pembesaran nodus limfa intra abdominal (non-Hodgkin)

c)    Asites (obstruksi vena kava inferior sehubungan dengan pembesaran nodus

limfa intraabdominal)

Page 13: BAB I

NEUROSENSORI

Gejala :

a)    Nyeri saraf (neuralgia) menunjukkan kompresi akar saraf oleh pembesaran

nodus limfa pada brakial, lumbar, dan pada pleksus sakral

b)   Kelemahan otot, parestesia

Tanda :

a)    Status mental : letargi, menarik diri, kurang minat umum terhadap sekitar

b)   Paraplegia (kompresi batang spinaldari tubuh vetrebal, keterlibatan diskus

pada kompresiegenerasi, atau kompresi suplai darah terhadap batng spinal)

NYERI / KENYAMANAN

Gejala :

a)    Nyeri tekan/nyeri pada nodus limfa yang terkena misalnya, pada sekitar

mediastinum, nyeri dada, nyeri punggung (kompresi vertebra), nyeri tulang umum

(keterlibatan tulang limfomatus)

b)   Nyeri segera pada area yang terkena setelah minum alkohol

Tanda :

Fokus pada diri sendiri, perilaku berhati-hati

PERNAPASAN

Gejala :

Dispnea pada kerja atau istirahat; nyeri dada

Tanda :

a)    Dispnea, takikardia

b)   Batuk kering non-produktif

c)    Tanda distres pernapasan, contoh : peningkatan frekuensi pernapasan dan

kedaalaman penggunaan otot bantu, stridor, sianosis

d)   Parau / paralisis laringeal (tekanan dari pembesaran nodus pada saraf

laringeal)

Page 14: BAB I

KEAMANAN

Gejala :

a)    Riwayat sering / adanya infeksi (abnormalitas imunitas seluler pencetus

untuk infeksi virus herpes sistemik, TB, toksoplasmosis atau infeksi

bakterial)

b)   Riwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer

tinggi virus Epstein-Barr)

c)    Riwayat ulkus / perforasi perdarahan gaster

d)   Pola sabit adalah peningkatan suhu malam hari terakhir sampai beberapa

minggu (demam pel-Ebstein) diikuti oleh periode demam, keringat malam

tanpa menggigil

e)    Kemerahan / pruritus umum

Tanda :

a)    Demam menetap tak dapat dijelaskan dan lebih tinggi dari 38°C tanpa gejala

infeksi

b)   Nodus limfe simetris, tak nyeri, membengkak / membesar (nodus servikal

paling umum terkena, lebih pada sisi kiri daripada kanan, kemudian nodus

aksila dan mediastinal)

c)    Nodus dapat terasa kenyal dan keras, diskret dan dapat digerakkan,

pembesaran tonsil

d)   Pruritus umum

e)    Sebagian area kehilangan pigmentasi melanin (vitiligo)

SEKSUALITAS

Gejala :

a)    Masalah tentang fertilitas / kehamilan (sementara penyakit tidak

mempengaruhi, tetapi pengobatan mempengaruhi)

b)    Penurunan libido

PENYULUHAN / PEMBELAJARAN

Page 15: BAB I

Gejala :

a)    Faktor resiko keluargaa (lebih tinggi insiden diantara keluarga pasien

Hodgkin dari pada populasi umum)

b)   Pekerjaan terpajan pada herbisida (pekerja kayu / kimia)

3.2  Diagnosa Keperawatan

1.    Nyeri b.d agen cedera biologi

2.    Hyperthermia b.d tidak efektifnya termoregulasi sekunder terhadap inflamasi

3.    Ketidakseimbangan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah

4.    Kurang pengetahuan b.d kurang terpajan informasi

5.    Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif b.d pembesaran nodus

medinal / edema jalan nafas.

3.3  Intervensi

1.      Nyeri b.d agen cedera biologi

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri klien

berkurang/hilang dengan kriteria hasil :

a.    Skala nyeri 0 - 3

b.    Wajah klien tidak meringis

c.    Klien tidak memegang daerah nyeri

Intervensi :

a.    Kaji skala nyeri dengan PQRST

Rasional : untuk mengetahui skala nyeri klien dan untuk mempermudah

dalam menentukan intervensi selanjutnya

b.    Ajarkan klien teknik relaksasi dan distraksi

Rasional : teknik relaksasi dan distraksi yang diajarkan kepada klien,

dapat membantu dalam mengurangi persepsi klien terhadap nyeri yang

dideritanya

c.    Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik

Page 16: BAB I

Rasinal : obat analgetik dapat mengurangi atau menghilangkan nyeri yang

diderita oleh klien

2.      Hyperthermia b.d tidak efektifnya termoregulasi sekunder terhadap

inflamasi

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan suhu tubuh klien

turun / dalam keadaan normal dengan kriteria hasil : suhu tubuh dalam batas

normal (35,9 - 37,5°C)

Intervensi :

a.    Observasi suhu tubuh klien

Rasional : dengan memantau suhu tubuh klien dapat mengetahui keadaan

klien dan juga dapat mengambil tindakan dengan tepat

b.    Berikan kompres hangat pada dahi, aksila, perut dan lipatan paha

Rasional : kompres dapat menurunkan suhu tubuh klien

c.    Anjurkan dan berikan minum yang banyak kepada klien (sesuai dengan

kebutuhan cairan tubuh klien)

Rsional : dengan banyak minum diharapkan dapat membantu menjaga

keseimbangan cairan dalam tubuh klien

d.   Kolaborasi dalam pemberian antipiretik

Rasional : antipiretik dapat menurunkan suhu tubuh

3.    Ketidakseimbangan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual,

muntah

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selam 3 x 24 jam diharapkan

kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dengan kriteria hasil :

a.    Menunjukkan peningkatan berat badan / berat badan stabil

b.    Nafsu makan klien meningkat

c.    Klien menunjukkan perilaku perubahan pola hidup untuk

mempertahankan berat badan yang sesuai

Intervensi :

Page 17: BAB I

a.    Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai

Rasional : mengidentifikasi defisiensi nutrisi dan juga untuk intervensi

selanjutnya

b.    Observasi dan catat masukan makanan klien

Rasional : mengawasi masukan kalori

c.    Timbang berat badan klien tiap hari

Rasional : mengawasi penurunan berat badan dan efektivitas intervensi

nutrisi

d.   Berikan makan sedikit namun frekuensinya sering

Rasional : meningkatkan pemasukan kalori secara total dan juga untuk

mencegah distensi gaster

e.    Kolaborasi dalam pemberian suplemen nutrisi

Rasional : meningkatkan masukan protein dan kalori

4.    Kurang pengetahuan b.d kurang terpajan informasi

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan sela 1 x 24 jam diharapkan

diharapkan klien dan keluarganya dapat mengetahui tentang penyakit yang

diderita oleh klien dengan kriteria hasil :

a.    Klien dan keluarga klien dapat memahami proses penyakit klien

b.    Klien dan keluarga klien mendapatkan informasi yang jelas tentang

penyakit yang diderita oleh klien

c.    Klien dan keluarga klien dapat mematuhi proses terapiutik yang akan

dilaksanakan

Intervensi :

a.    Berikan komunikasi terapiutuk kepada klien dan keluarga klien

Rasional : memudahkan dalam melakukan prosedur terpiutuk kepada

klien

b.    Berikan KIE mengenai proses penyakitnya kepada klien dan keluarga

klien

Page 18: BAB I

Rasional : klien dan keluarga klien dapat mengetahui proses penyakit

yang diderita oleh klien

5.    Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif b.d pembesaran nodus

medinal / edema jalan nafas

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selam 3 x 24 jam

diharapkan bersihan jalan nafas klien efektif / normal dengan kriteria hasil

:

a.    Klien dapat bernafas dengan normal / efektif

b.    Klien bebas dari dispnea, sianosis

c.    Tidak terjadi tanda distress pernafasan

Intervensi :

a.    Kaji frekuensi pernafasan, kedalaman, irama

Rasional : perubahan dapat mengindikasikan berlanjutnya

keterlibatan / pengaruh pernafasn yang membutuhkan upaya intervensi

b.    Tempatkan pasien pada posisi nyaman, biasanya dengan kepala

tempat tidur tinggi/atau duduk tegak ke depan kaki digantung

Rasional : memaksimalkan ekspansi paru, menurunkan kerja

pernafasan, dan menurunkan resiko aspirasi

c.    Bantu dengan teknik nafas dalam dan atau pernafasan bibir /

diafragma. Abdomen bila diindikasikan

Rasional : membantu meningkatkan difusi gas dan ekspansi jalan nafas

kecil, memberikan klien beberapa kontrol terhadap pernafasan,

membantu menurunkan ansietas

d.   Kaji respon pernafasan terhadap aktivitas

Rasional : penurunan oksigenasi selular menurunkan toleransi aktivitas

BAB IV

Page 19: BAB I

PENUTUP

4.1  Kesimpulan

I.        Konsep Medis dari Limfoma Hodgkin (Penyakit Hodgkin) :

Limfoma adalah suatu kanker (keganasan) dari sistem limfatik (getah bening).

Limfoma Hodgkin adalah kelompok neoplasma maligna/ganas yang muncul

dalam kelenjar limfe atau jaringan limfoid ekstranodal yang ditandai dengan

proliferasi atau akumulasi sel-sel asli jaringan limfoid (limfosit, histiosit dengan

pra-sel dan derivatnya).

Limfoma merupakan golongan gangguan limfoproliferatif. Penyebabnya tidak

diketahui, tetapi dikaitkan dengan virus, khususnya virus Epstein Barr yang

ditemukan pada limfoma Burkitt.

Limfoma Hodgkin (Penyakit Hodgkin), terbagi atas 4 jenis, yaitu :  Limfosit

Predominan (Rich Limphocyte), Sklerosis Noduler (Nodular Sclerosing

limphocyte), Selularitas Campuran (Mixed Cellularity), dan Deplesi Limfosit

(Limphocyte Depletio).

Stadium dan Prognosis Penyakit Hodgkin yaitu : Pada Stadium I, penyebaran

penyakit terbatas ke kelenjar getah bening dari satu bagian tubuh (misalnya leher

bagian kanan); pada Stadium II, penyebaran penyakit mengenai kelenjar getah

bening dari 2 atau lebih daerah pada sisi yang sama dari diafragma, diatas atau

dibawahnya (misalnya pembesaran kelenjar getah bening di leher dan ketiak);

Pada Stadium III, penyebaran penyakit mengenai kelenjar getah bening diatas &

dibawah diafragma (misalnya pembesaran kelenjar getah bening di leher dan

selangkangan); dan pada Stadium IV, penyebaran penyakit mengenai kelenjar

getah bening dan bagian tubuh lainnya (misalnya sumsum tulang, paru-paru atau

hati.

Gejala Klinis dari Limfoma Hodgkin (Penyakit Hodgkin) yaitu : Pembengkakan

kelenjar getah bening (80% terdapat pada kelenjar getah bening leher, kelenjar ini

tidak lahir multiple, bebas atas konglomerasi satu sama lain), demam tipe pel-

Ebstein, gatal-gatal, keringat malam, berat badan menurun lebih dari 10% tanpa

Page 20: BAB I

diketahui penyebabnya, nafsu makan menurun, daya kerja menurun, Terkadang

disertai sesak nafas, nyeri setelah mendapat intake alkohol (15-20%), dan pola

perluasan limfoma Hodgkin sistematis secara sentripetal dan relatif lebih lambat.

Terapi / pengobatan yang dapat dilakukan untuk menanagani Limfoma Hodgkin

(Penyakit Hodgkin) adalah Radioterapi / Radiasi, Kemoterapi, Stem Cell

Transplantation, dan Pengobatan alternatif lain adalah regimen ABVD

(Adriamycin, Bleomycin, Vincristine, dan Dacarbazine) atau BCVPP

(Bischorethylnitrosourea, Cyclophosphamide, Vinblastine, Prednison, dan

Procarabine).

Komplikasi dari penyakit Hodgkin akibat terapi / pengobatan yang diberikan

pada pasien, meliputi : alopesia, mual, muntah, anoreksia, supresi sumsum tulang,

stomatitis, gangguan gastrointestinal, kemandulan, kardiotoksik, fibrosis

pulmonal, hipotiroid, komplikasi jantung dan paru-paru, mulut kering, disfagia,

rambut rontok, dan penurunan produksi saliva.

II.     Konsep Keperawatan :

Adapun diagnosa keperawatan pada pasien Limfoma Hodgkin (penyakit

Hodgkin) yaitu :

1.    Nyeri b.d agen cedera biologi

2.    Hyperthermia b.d tidak efektifnya termoregulasi sekunder terhadap inflamasi

3.    Ketidakseimbangan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah

4.    Kurang pengetahuan b.d kurang terpajan informasi

5.    Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif b.d pembesaran nodus

medinal / edema jalan nafas.

4.2  Saran

Sebagai mahasiswa keperawatan kita harus mengetahui tentang penyakit Hodgkin

ini, hal ini ditujukan apabila mahasiswa menemukan kasus penyakit Hodgkin di

lingkungannya, mahasiswa dapat melakukan tindakan lebih awal dengan meminta

pasien memeriksakan dirinya ke dokter. Selain itu, asuhan keperawatan pada

klien dengan penyakit Hodgkin sangat penting dipelajari siswa agar siswa dapat

Page 21: BAB I

membuat asuhan keperawatan pada klien dengan Hodgkin dan merawat klien jika

berhadapan langsung dengan klien dengan penyakit Hodgkin.

Pencegahan yang bisa dilakukan untuk penyakit Hodgkin pun sebenarnya masih

belum jelas sebab penyebabnya belum dapat dipastikan. Namun ada beberapa hal

yang bisa dijadikan pencegahan bagi penderita Hodgkin agar tidak mendapat

komplikasi.

Pencegahan yang dimaksud antara lain : sebisa mungkin mengonsumsi obat-obat

sesuai dengan resep dokter saja untuk menghindari dosis berlebih dari obat-obat

seperti antrasiklin ataupun bleomycin dan bagi pasien pria tidak ada salahnya

untuk menyimpan spermanya di bank sperma untuk menghindari adanya

kemungkinan menjadi infertil setelah diterapi dengan obat-obat yang

mengandung agen alkylator.

DAFTAR PUSTAKA

Metha, Atul & Victor Hoffbrand. 2008. At A Glance Hematologi Edisi ke-2.

Erlangga. Jakarta.

Page 22: BAB I

Limfoma Hodgkin.pdf

\