bab i

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peledakan merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatu operasi peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang di terapkan . Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu hendak nya terlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. peralatan peledakan (Blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakan berulang kali, misalnya blasting machine, crimper dan sebagainya. Sedangkan perlengkapan peledakan hanya dipergunakan dalam satu kali proses peledakan atau tidak bisa digunakan berulang kali. Untuk setiap metode peledakan, perlengkapan dan peralatan yang diperlukan berbeda-beda. Oleh karena itu agar tidak terjadi kerancuan dalam pengertian, maka dibuat sistematika berdasarkan tiap-tiap metode peledakan dalam arti bahwa perlengkapan dan peralatan akan dikelompokan berdasarkan metodenya. Hal-hal ini sangat erat hubungannya dengan hasil pelaksanaan persiapan peledakan itu sendiri. Pelaksanaan persiapan peledakan yang kurang baik akan mengakibatkan hasil peledakan yang mengandung resiko bahaya keselamatan orang maupun peralatan. 1

Upload: alzur-zanni

Post on 05-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blasting

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peledakan merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan)

dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatu

operasi peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan

dan peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang di terapkan .

Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu hendak nya

terlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. peralatan

peledakan (Blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakan berulang

kali, misalnya blasting machine, crimper dan sebagainya. Sedangkan

perlengkapan peledakan hanya dipergunakan dalam satu kali proses peledakan

atau tidak bisa digunakan berulang kali. Untuk setiap metode peledakan,

perlengkapan dan peralatan yang diperlukan berbeda-beda. Oleh karena itu agar

tidak terjadi kerancuan dalam pengertian, maka dibuat sistematika berdasarkan

tiap-tiap metode peledakan dalam arti bahwa perlengkapan dan peralatan akan

dikelompokan berdasarkan metodenya. Hal-hal ini sangat erat hubungannya

dengan hasil pelaksanaan persiapan peledakan itu sendiri. Pelaksanaan

persiapan peledakan yang kurang baik akan mengakibatkan hasil peledakan

yang mengandung resiko bahaya keselamatan orang maupun peralatan.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari pembuatan laporan ini mengenalkan kepada praktikan

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendahuluan peledakan

1.2.2 Tujuan

Mengetahui serta memahami definisi peledakan.

Mengetahui serta memahami kegiatan pendahuluan peledakan serta hal-

hal yang berkaitan didalamnya.

1

Page 2: BAB I

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Peledakan

2.1.1 Definisi Peledakan

Peledakan merupakan kegiatan pemecahan suatu material

(batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau Proses terjadinya

ledakan massa batuan yang melepaskan gas dengan temperatur dan

tekanan tinggi. Letupan tersebut kemudian menempatkan massa batuan

mengalami tekanan yang sangat tinggi sehingga menyebabkan massa

batuan dengan resistensi di bawah tekanan dari letupan mengalami

perubahan bentuk menjadi pecahan-pecahan kecil. Oleh karena itu, untuk

menghancurkan suatu jenis batuan tertentu, diperlukan ledakan dengan

daya yang sesuai.

Sumber : www.sigicom.com/applications/infra-blastin/Foto 2.1

Peledakan Overburden

Peledakan dalam penambangan bertujuan untuk memudahkan

proses pengangkutan dengan mengubah massa batuan menjadi

berukuran lebih kecil. Adapun aplikasi dari peledakan ialah:

Penelitian geologi

Penambangan terbuka

Penambangan bawah tanah

Eksplorasi seismik

2

Page 3: BAB I

3

Konstruksi

Sumber : uteulay.wordpress.comFoto 2.2

Pemasangan Bahan Peledak Pada Tambang Bawah Tanah

Peledakan suatu massa batuan dalam pertambangan, pada

banyak kasus dilakukan dalam lubang bor atau ruang kosong yang

terdapat dalam batuan. Teknik peledakan yang dipakai tergantung dari

tujuan peledakan dan pekerjaan atau proses lanjutan setelah peledakan.

Untuk mencapai pekerjaan peledakan yang optimum sesuai dengan

rencana, perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

Karakteristik batuan yang diledakkan.

Karakteristik bahan peledak yang digunakan.

Teknik atau metode peledakan yang diterapkan.

2.1.2 Prosedur Peledakan

Pengamanan Selama Persiapan

Pengamanan ini lebih ditujukan kepada orang atau karyawan yng

mendekati atau melewati daerah peledakan, maka untuk itu harus diberi tanda

peringatan sehingga orang lain tahu bahwa saat ini ada kegiatan persiapan

peledakan. Tanda peringatan ini dapat berupa bendera dengan warna yang

mencolok dan ukuran yang cukup dapat dilihat dari jauh.

Pembuatan Primer

Sebelum detonator atau sumbu ledak diamsukan kedalam dinamit

maka harus terlabih dahulu diperiksa keadaannya. Untuk detonator biasa,

periksa apakah ada benda-benda kecil didalamnya. Untuk sumbu bakar,

Page 4: BAB I

4

periksa keadaan ujung sumbu apakah atau tidak baik lagi. Sebaiknya

ujung sumbu sebelum dipakai selalu dipotong sedikit (kira-kira 2 cm).

Untuk sumbu ledak diperiksa keadaan ujung, apakah lembab atau

berkurang. Untuk detonator listrik sebaikny diteset dengan blasting

ohmeter. Pada waktu pengetestan detonator dimasukan kedalam lobang

ledapyang amsih kosong. Setelah ditest kedua ujung leg wirenya harus

diikat kembali satu sama lain.

Pengisian Lobang Ledak

1. Periksa lebih dahulu keadaan lobang. Pemeriksaan ini dapat dilakukan

dengan pantulan sinar dari sepotong cermin atau tongkat kayu yng

cukup panjang.

2. Waktu memasukan primer kedalam lobang harus berhati-hati sehingga

detonator atau sumbu tidak terlepas dari dalam dinamit, serta sumbu

atau leg wirenya tidak terluka.

3. Hindari pemakaian leg wire yang terlalu pendek, namun kalu terpaksa

sambungan-sambungan harus di isolasi dengan baik.

4. Dilarang memadakkan primer (tapping).

5. Diameter primer harus lebih kecil daridiameter lubang ledak. Bila waktu

memasukan primer agak susahturunnya kedalam lobang maka dapat

dibantu/didorong dengan tongkat kayu dengan perlahan-lahan.

6. Setelah primer sampai benar-benar didasar lobang maka bahan

peledak dapat dimasukan. Bila memakai bahan peledak ANFO maka

dilarang memadatkannya sehingga berat jenisnya bertambah.

7. Pengisian bahan peledak,paling banyak 2/3 dari tinggi lobang ledak.

8. Dilarang memakai bahan peledak yang sudah rusak.

Steaming

Bahan steaming,dari tanah liat atau pasir halus. Jangan memakai

bahan-bahan kertas bekas pembungkus bahan peledak atau daun-

daunan. Steaming harus dibuat cukup padat, untuk itu perlu dipadatkan

(di-tapping) dengan tongkat kayu. Steaming yang baik akan mengurangi

suara ledakan.

Penyambungan Rangkaian

Perlindungan untuk pemegang Exploder/Blasting Machine

Page 5: BAB I

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penyimpanan Bahan Peledak

Penyimpanan bahan peledak sangat perlu diperhatikan karena

kesalahan- kesalahan yang dilakukan pada waktu penyimpanan bahan

peledak ini dapat menyebabkan kecelakaan kerja maupun penurunan

kualitas kerja. Untuk mengurangi bahaya-bahaya yang dapat timbul pada

waktu penyimpanan bahan peledak harus memperhatikan peraturan serta

petunjuk yang ada. Persyaratan umum tata cara penyimpanan bahan

peledak diatur berdasarkan KEPMEN No. 555.K/26/M.PE/1995 dan

Peraturan kepala kepolisisan Negara Republik Indonesia Nomor 2

tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan dalam

kegiatan peledakan adalah sebagai berikut :

1. Bahan peledak harus disimpan dalam kemasan aslinya dan

dicantumkan tanggal penyerahan bahan peledak tersebut ke gudang, tulisan

harus jelas pada kemasannya dan mudah dibaca tanpa memindahkan

kemasan.

2. Detonator harus disimpan terpisah dengan bahan peledak lainnya di dalam

gudang bahan peledak peka detonator.

3. Bahan peledak peka detonator tidak boleh disimpan di gudang bahan

peledak primer atau di gudang bahan ramuan bahan peledak.

4. Bahan peledak peka primer dapat disimpan bersama-sama di dalam gudang

bahan peledak peka detonator tetapi tidak boleh disimpan bersama-

sama dalam gudang bahan ramuan bahan peledak.

5. Bahan ramuan bahan peledak dapat disimpan bersama-sama didalam

gudang bahan peledak peka primer dan peka detonator.

6. Amunisi dan jenis mesiu lainnya hanya dapat disimpan dengan bahan

peledak lain di dalam gudang bahan peledak apabila ditumpuk pada tempat

terpisah dan semua bagian yang terbuat dari besi harus dilapisi dengan plat

tembaga atau aluminium atau ditutupi dengan beton sampai tiga meter dari

lantai.

5

Page 6: BAB I

6

7. Temperatur ruangan bahan peledak :

1) Bahan ramuan tidak boleh melebihi lima puluh lima derajat celcius.

2) Peka detonator tidak boleh melebihi tiga puluh lima derajat celcius.

Bahan Peledak yang disimpan di tambang hanya pada gudang yang telah

mempunyai izin dengan kapasitas tertentu sebagaimana ditetapkan oleh

Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang secara tertulis. Apabila gudang

bahan peledak terletak diluar wilayah tempat usaha pertambangan dan

akan digunakan untuk kegiatan pertambangan, harus mendapat

persetujuan tertulis dari Pelaksana Inspeksi Tambang. Sedangkan

bahan peledak yang akan digunakan untuk kegiatan lain harus

mendapat persetujuan dari Kepala Inspeksi Tambang.

3.2 Gudang Bahan Peledak di Permukaan Tanah

Adapun Persyaratan mengenai gudang bahan peledak di permukaan

tanah menurut Bab II Keputusan Menteri Pertambangan dan

Energi No.555.K/26/M.PE/1995 dan Peraturan kepala kepolisisan

Negara Republik Indonesia Nomor 2 adalah sebagai berikut :

1. Pasal Lima Puluh Lima tentang Pengaturan Ruangan :

1) Gudang berbentuk bangunan untuk menyimpan bahan peledak

peka detonator harus terdiri dari dua ruangan yaitu :

Ruangan belakang untuk tempat penyimpanan bahan

peledak.

Ruangan depan untuk penerimaan dan pengeluaran bahan

peledak.

Ruangan gudang bahan peledak dari jenis lainnya dapat

terdiri dari satu ruangan tetapi harus disediakan tempat

khusus untuk pemeriksaan dan atau perhitungan bahan

peledak yang letaknya berdekatan tetapi menjadi satu

dengan gudang tersebut

2) Pintu ruangan belakang tidak boleh berhadapan langsung

dengan pintu ruangan depan dan kedua pintu tersebut dilengkapi

kunci yang kuat.

2. Pasal Lima Puluh Enam tentang Gudang Bahan Peledak Sementara:

1) Gudang bahan peledak peka detonator :

Page 7: BAB I

7

a. Gudang berbentuk bangunan :

1. Dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar

2. Dibuat dengan atap seringan mungkin.

3. Dibuat dengan dinding yang pejal.

4. Dilengkapi dengan lubang ventilasi pada bagian atas

dan bawah.

5. Mempunyai hanya satu pintu.

6. Dilengkapi dengan alat penangkal petir dengan

resistans

7. (Hambatan) pembumian lebih kecil dari lima Ohm. g)

Bebas kebakaran radius tiga puluh meter.

8. Lantai gudang terbuat dari bahan yang tidak

menimbulkan percikan bunga api.

9. Tidak boleh ada besi yang tersingkap sampai tiga meter

dari lantai.

b. Gudang berbentuk Kontener :

1. Terdapat dari plat logam dengan ketebalan minimal

tiga milimeter.

2. Dilengkapi lubang ventilasi pada bagian atas dan

bawah. c) Dilapisi dengan kayu pada bagian dalam.

3. Dibuat sedemikian rupa sehingga air hujan tidak dapat

masuk. e) Mempunyai satu pintu.

4. Dilengkapi dengan alat penangkal petir dengan

resistans

5. (Hambatan) pembumian lebih kecil dari lima Ohm.

c. Kapasitas Gudang Bahan Peledak Sementara tidak boleh

lebih dari :

1. Empat Ribu Kilogram untuk gudang berbentuk bangunan.

2. Dua Ribu Kilogram untuk gudang berbentuk kontiner.

2) Gudang Bahan Peledak Peka Primer :

1. Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi syarat

sebagaimana dimaksud dalam ayat satu, kecuali huruf a

butir ke tiga dan mempunyai kapasitas tidak lebih dari

Sepuluh Ribu Kilogram.

Page 8: BAB I

8

2. Gudang berbentuk kontener harus memenuhi syarat

sebagaimana dimaksud ayat satu, kecuali huruf b butir

ketiga dan mempunyai kapasitas tidak lebih dari lima ribu

kilogram.

3) Gudang-gudang Ramuan Bahan Peledak :

1. Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi syarat

sebagaimana dimaksud ayat satu, kecuali huruf a butir ke

tiga dan mempunyai kapasitas tidak lebih dari Sepuluh Ribu

Kilogram.

2. Gudang berbentuk kontener harus memenuhi syarat

sebagaimana dimaksud ayat satu, kecuali huruf b butir

ketiga dan mempunyai kapasitas tidak lebih dari Sepuluh

Ribu Kilogram.

3. Pasal Lima Puluh Tujuh tentang Gudang Transit

1) Bahan Peledak Peka Detonator tidak boleh disimpan dalam

gudang bahan peledak transit dan harus disimpan langsung

digudang utama.

2) Gudang Bahan Peledak Peka Primer :

a. Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi syarat

sebagaimana dimaksud dalam pasal lima puluh enam ayat

satu, kecuali huruf a butir kedelapan dan mempunyai

kapasitas tidak lebih dari Lima Ratus Ribu Kilogram.

b. Gudang berbentuk kontener harus memenuhi syarat

sebagaimana dimaksud dalam ayat satu, kecuali huruf b

butir ketiga.

3) Gudang Bahan Ramuan Bahan Peledak :

a. Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi syarat

sebagimana dimaksud dalampasa l Lima Puluh Enam ayat

satu, kecuali butir ketiga dan kedelapan.

b. Gudang berbentuk kontener hanya boleh ditempatkn pada

lokasi yang telah mendapatkan Izin Kepala Pelaksana

Inspeksi Tambang dan bahan ramuan bahan peledak

tersebut harus tetap terseimpan dalam kemasan aslinya.

Page 9: BAB I

9

4) Gudang berbentuk Bangunan untuk Bahan Ramuan Bahan

Peledak harus memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada

pasal Lima Puluh Enam ayat satu, kecuali huruf a butir ketiga

dan delapan dengan ketentuan tambahan :

a. Lantai tidak terbuat dari kayu atau bahan yang dapat

menyerap lelehan Amonium Nitrat.

b. Bangunan dan daerah sekitarnya haru kering.

c. Bagian dalam Gud ang serta planet tidak boleh

menggunakan besi galvanisir, seng, tembaga atau timah

hitam.

d. Kapasitas gudang tidak boleh lebih dari Dua Juta Kilogram.

4. Pasal Lima Puluh delapan tentang Gudang Utama :

1) Gudang penyimpanan bahan peledak peka detonator harus

memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal Lima

Puluh Enam ayat satu, huruf a dan mempunyai kapasitas tidak

lebih dari Seratus Lima Puluh Ribu Kilogram.

2) Gudang bahan peledak peka primer harus memenuhi

syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal Lima Puluh Enam

ayat satu, huruf a dan mempunyai kapasitas tidak lebih dari Lima

Ratus Ribu Kilogram.

3) Gudang bahan ramuan bahan peledak :

a. Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi syarat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal Lima Puuh Enam ayat

satu, kecuali huruf a butir ketiga dan mempunyai kapsitas

tidak lebih dari Lima Ratus Ribu kilogram.

b. Untuk Gudang berbentuk Tangki harus memenuhi syarat

sebagai berikut :

a) Tangki tidak boleh terbuat dari tembaga, timah hitam,

seng atau besi galvanisir.

b) Pada bagian atas harus tersedia bukaan sebagai lubang

pemeriksaan dan harus tersedia tempat khusus bagi

operator untuk melakukan pemeriksaan.

c) Pipa pengeluaran harus terletak pada bagian bawah.

Page 10: BAB I

10

d) Pada bagian atas harus tersedia katup untuk

pengeluaran tekanan udara yang berlebihan.

c. Untuk gudang berbentuk Kontener harus memenuhi

syarat sebagaimana dimaksud pada Pasal Lima Puluh Enam

ayat satu, kecuali huruf b butir ketiga.

5. Pasal Lima Puluh Sembilan tentang Jarak Aman

1) Cara menetapkan jarak aman gudang peka detonator ditentukan

sebagai berikut :

a. Setiap Seribu detonator Nomor delapan detara dengan satu

kilogram bahan peka detonator yang kekuatannya melebihi

detonator Nomor delapan, harus disesuaikan lagi dengan

ketentuan pabrik pembuatnya.

b. Setiap Tiga Ratus Tiga Puluh meter sumbu ledak dengan

spesifikasi Lima Puluh sampai dengan Enam Puluh grain

setara dengan Empat Kilogram bahan peledak peka

detonator.

2) Jarak aman gudang sebagaimana ditetapkan pada Pasal Lima

Puluh Tiga ayat satu, Pasal Lima Puluh Enam ayat satu, dan

Pasal Lima Puluh delapan ayat satu ditetapkan.

3.3 Gudang Bahan Peledak di Bawah Tanah

Adapun persyaratan mengenai gudang bahan peledak di bawah

tanah menurut Bab II Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi

N0.555.K/26/M.PE/1995 dan Peraturan kepala kepolisisan Negara Republik

Indonesia Nomor 2 adalah sebagai berikut :

1. Pasal Enam Puluh tentang Konstruksi dan Lokasi Gudang di Bawah Tanah :

1) Gudang bawah tanah harus dibangun dilokasi kering, bebas dari

kemungkinan bahaya api, jauh dari jalan masuk udara utama, terlindung

dari kemungkinan jatuhan batuan dan banjir serta harus terpisah dari

tempat kerja di tambang.

2) Konstruksi gudang harus cukup kuat mempunyai dinding yang rata serta

dilengkapi dengan lubang ventilasi dan aliran udara yang cukup.

Page 11: BAB I

11

3) Lokasi gudang dibawah tanah dalam garis lurus sekurang-kurangnya

berjarak :

a. Seratus meter dari sumuran tambang

b. Dua Puluh Lima meter dari tempat kerja

c. Sepuluh meter dari lubang naik atau lubang turun.

d. Lima Puluh meter dari lokasi peledakan

e. Pasal Enam Puluh Satu tentang Pengaturan Ruangan Gudang di

Bawah Tanah

2. Pasal Enam Puluh Satu tentang Pengaturan Ruangan Gudang :

1) Kering dan datar

2) Hanya mempunyai satu pintu yang kuat dan dapat dikunci.

3) Memiliki ruangan sebagai penerima dan penyimpan barang yaitu

ruangan bagian depan yang berdekatan dengan pintu utama, kemudian

ruangan bagian belakang yang jauh dari ruangan pintu utama. Kedua

ruangan harus memiliki kondisi yang layak pakai sebagi tempat

penyimpanan dan penerimaan barang, seperti luas yang memadai dan

kondisi yang stabil.

3.4 Pengangkutan Bahan Peledak

Persyaratan mengenai ketentuan pengangkutan bahan peledak

sebagaimana yang diatur pada Pasal Tujuh Puluh dua Bab II Keputusan Menteri

Pertambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995 dan Peraturan kepala

kepolisisan Negara Republik Indonesia Nomor 2 adalah sebagai berikut :

1. Bahan peledak harus diserahkan dan disimpan digudang dalam jangka

waktu tidak lebih dari Dua Puluh Empat Jam.

2. Dilarang mengangkut bahan peledak tanpa peti aslinya.

3. Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang mengeluarkan petunjuk teknis untuk

mengatur pengangkutan, pemindahan atau pengiriman.

4. Kepala Inspeksi Tambang harus membuat peraturan perusahaan tentang

Keselamatan Kerja.Untuk Melakukan pengangkutan bahan peledak dari

gudang kelokasi peledakan maupun ketempat penimbunan yang lain

harus diperhatikan ketentuan berikut :

1. Jumlah bahan peledak

2. Proses pengangkutan bahan peledak.

Page 12: BAB I

12

3. Waktu pengangkutan.

4. Tingkah laku seperti merokok dan lainnya yang dapat membahayakan.

5. Pengangkutan dilakukan siang hari.

6. Pengangkutan melalui sumur tambang harus dilakukan secara mekanis.

7. Didalam kerangkeng bahan peledak dilarang orang yang tidak

berkepentingan ikut serta.

8. Selain detonator maka bahan peledak hanya dapat diberikan kepada

pegawai yang mengawasi.

9. Proses pemindahan harus dibawa didalam peti.

Cara-cara pengangkutan ramuan bahan peledak :

1. Kendaraan pengangkutan harus dalam keadaan baik.

2. Peralatan kompresi yang digunakan harus bertekanan rendah.

3. Kendaraan pencampur tidak boleh dipakai mencampur di jala raya.

4. Dilarang merokok.

5. Terpal penutup harus tahan api.

6. Dilarang membawa bahan asam.

7. Dilarang membawa ramuan peledak didalam satu buah kendaraaan

secara bersama-sama.

8. Kendaraan pengangkut harus membawa alat-alat pemadam api.

9. Apabila api telah menyebar pada ramuan bahan peledak,

segeralah tinggalkan kendaraan.

3.5 Operasi Peledakan

Operasi peledakan diatur oleh Kepmen 555 dan Peraturan kepala

kepolisisan Negara Republik Indonesia Nomor 2. Untuk melakukan pekerjaan

peledakan, terlebih dahulu dilapangan dipersiapkan lubang-lubang bor didaerah

yang akan diledakkan. Sebelum pemboran dilakukan pada daerah tersebut

terlebih dahulu diperiksa apakah ada lubang bor yang berisi bahan peledak yang

belum meledak pada operasi peledakan sebelumnya. Sambil menunggu selesai

pengeboran dilapangan, dipersiapkan bahan peledak, bahan pembantu

peledakan, serta alat-alat kerja yang dibutuhkan. Pada saat menangani

pekerjaan peledakan tersebut perlu mengindahkan hal-hal berikut:

1. Bahan Peledak diletakkan ditempat yang teduh.

Page 13: BAB I

13

2. Sebelum terpasang primer, penempatan bahan peledak dan detonator

dilapangan harus terpisah dan tertutup.

3. Pemasangan primer diusahakan supaya diedarkan ketiap lubang-lubang

bor.

4. Sebelum memasukkan bahan peledak kedalam lubang bor terlebih dahulu

lubang bor diperiksa dengan tongkat kayu atau bambu.

5. Kabel detonator harus dihubungkan pendek.

6. Untuk mengisi bahan peledak keluang bor dapat dibantu dengan

menggunakan tali.

7. Untuk pengisian penyumbat dapat dipakai dengan pasir halus.

8. Pada saat penyambungan kabel rangkaian dengan kabel utama

menuju tempat perlindungan, kembali diperiksa rangkaiannya, dan

tahanannya.

9. Apabila pada saat pemasangan primer serta memasukkannya kedalam

lubang bor keadaan cuaca mendung atau hujan dan disertai petir, maka

persiapan peledakan harus dihentikan dan segera menyingkir dan

meninggalkannya.

Page 14: BAB I

BAB IV

KESIMPULAN

Peledakan merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan)

dengan menggunakan bahan peledak atau Proses terjadinya ledakan massa

batuan yang melepaskan gas dengan temperatur dan tekanan tinggi. Sebelum

melakukan kegiatan peledakan dilakukan kegiatan pendahuluan dahulu. Hal ini

bertujuan agar bertujuan agar peledakan dapat dilakukan tepat sasaran tanpa

melakukan kesalahan yang mengakibatkan kerugian. Kegiatan Pendahuluan

tersebut antara lain :

1. Pengamanan selama persiapan

2. Pembuatan Primer

3. Pengisian Lubang ledak

4. Steaming

5. Penyambungan Rangkaian

6. Perlindungan untuk pemegang exploder

Hal-hal yang perlu diketahui agar pekerjaan dapat dilakukan

dengan aman telah diatur berdasarkan KEPMEN No 555 dan Peraturan

Kepala Kepolisian Neegara Republik Indonesia antara lain :

1. Penyimpanan Bahan Peledak

2. Gudang Bahan Peledak di permukaan Tanah

3. Gudang Bahan Peledak di bawah Tanah

4. Pengangkutan Bahan Peledak

5. Operasi Peledakan

Tindakan yang perlu dilakukan agar terhindar dari kecelakaan

yaitu :

1. Meniadakan/memperkecil bagian yang berbahaya dan Perlengkapan

perlu diberi pengamanan.

2. Bagian yang mungkin mendatangkan bahaya kecelakaan kerja diberi

pengaman.

3. Pemasangan tanda peringatan pada tempat-tempat yang berbahaya.

14

Page 15: BAB I

15

4. Perhatikan hal-hal yang tidak penting jangan dibawa pada saat operasi

dilaksanakan seperti merokok dan lainnya.

Setiap gudang penyimpanan harus dilengkapi tempat khusus

untuk pemeriksaan dan perhitungan bahan peledak yang letaknya

berdekatan tetapi tidak menjadi satu dengan gudang tersebut.

Page 16: BAB I

16

DAFTAR PUSTAKA

Bieniawski, Z.T., 2006, “New Applications of the Excavability Index for Selection of Tbm Types and Predicting Their Performance”, www.geocontrolandina.com/publicaciones/2086_new_applications_of_excavability_index_for_selection_of_tbm_types.pdf. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2015

International Society of Explosive Engineers, 1998, “Blasters’ Handbook 17th

Edition”, Sosiety of Explosive Engineers Inc., Cleveland, Ohio.

Ipungji, 2014, “Dasar-Dasar Teknik Peledakan”, www.slideshare.net/ipungji/ dasar-dasar-peledakan-untuk-tambang-umum. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2015.

Young, George J., 1951, “Elements of Mining”, McGraw-Hill Book Company Inc., Oakland, California.