bab i
DESCRIPTION
Infark Myocard Akut (IMA) merupakan salah satu diagnosis rawat inap tersering di negara maju. Laju mortalitas awal (30 hari) pada IMA adalah 30% dengan lebih dari separuh kematian terjadi sebelum pasien mencapai rumah sakit. Walaupun laju mortalitas menurun sebesar 30% dalam 2 dekade terakhir, sekitar 1 diantara 25 pasien yang tetap hidup pada perawatan awal, meninggal dalam tahun pertama setelah IMA.TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infark Myocard Akut (IMA) merupakan salah satu diagnosis rawat inap
tersering di negara maju. Laju mortalitas awal (30 hari) pada IMA adalah 30%
dengan lebih dari separuh kematian terjadi sebelum pasien mencapai rumah sakit.
Walaupun laju mortalitas menurun sebesar 30% dalam 2 dekade terakhir, sekitar 1
diantara 25 pasien yang tetap hidup pada perawatan awal, meninggal dalam tahun
pertama setelah IMA.
Menurut WHO (2008), pada tahun 2002 penyakit infark miokard akut,
merupakan penyebab kematian utama di dunia. Terhitung sebanyak 7.200.000
(12,2%) kematian terjadi akibat penyakit infark miokard akut di seluruh dunia.
Penyakit infark miokard akut adalah penyebab utama kematian pada orang
dewasa. Infark miokard akut adalah penyebab kematian nomor dua di negara
berpenghasilan rendah, dengan angka mortalitas 2.470.000 (9,4%). Di Indonesia
pada tahun 2002 penyakit infark miokard akut merupakan penyebab kematian
pertama dengan angka mortalitas 220.000 (14%).
Infark miokard akut (IMA) adalah suatu keadaan di mana terjadi nekrosis
otot jantung akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan suplai oksigen
yang terjadi secara mendadak. Penyebab yang paling sering adalah terjadinya
sumbatan koroner sehingga terjadi gangguan aliran darah. Sumbatan tersebut
terjadi karena ruptur plak yang menginduksi terjadinya agregasi trombosit,
pembentukan trombus, dan spasme koroner.
Menurut kriteria WHO, diagnosis IMA dapat ditegakkan apabila
didapatkan dua dari tiga kelainan sebagai berikut yaitu adanya (1) keluhan nyeri
dada yang karakteristik, (2) abnormalitas gambaran elektrokardiografi yang
spesifik, (3) adanya peningkatan kadar serum enzim – enzim cardiac.
1
2
Keadaan IMA merupakan keadaan yang lazim terlihat oleh semua dokter,
sehingga pengetahuan umum tentang manifestasi klinis, gambaran fisik dan
penatalaksanaan IMA penting.
1.2 Tujuan
1. Bagaimana mendiagnosis IMA secara tepat berdasarkan gejala klinis
dan pemeriksaan fisik?
2. Bagaiman membaca interpretasi EKG?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan mampu mendiagnosis IMA secara tepat berdasarkan
gejala klinis dan pemeriksaan fisik.
2. Mengetahui dan mampu membaca EKG.
3. Meningkatkan kemampuan penulisan ilmiah di bidang kedokteran
khususnya di bagian ilmu penyakit dalam.
4. Memenuhi salah satu syarat ujian kepaniteraan Klinik senior di Bagian
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas Islam Malang
RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang.
4.4 Manfaat
4.4.1 Manfaat Keilmuan
Diharapkan laporan kasus ini dapat memberikan tambahan ilmu
pengetahuan tentang IMA antara lain penyebab, patofisiologi, gejala dan tanda,
penanganannya, serta membaca interpretasi EKG.
4.4.2 Manfaat Praktis
Diharapkan laporan kasus ini dapat memberikan tambahan literatur dalam
menghadapi kasus IMA.
.