bab i

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada Industri Pertambangan selalu melaksanakan Pengolahan Bahan Galian, baik pengolahan tingkat pertama maupun tingkat berikutnya. Diharapkan bagi para mahasiswa/i dapat mengetahui Pengolahan Bahan Galian tersebut, oleh sebab itu dilaksanakanlah Praktikum Pengolahan Bahan Galian dengan mengambil sampel di PT. Fulica dan melaksanakan percobaan di Laboratorium Jurusan Teknik, Universitas Negeri Papua, untuk membekali mahasiswa/i yang telah mengambil Mata Kuliah Pengolahan Bahan Galian dan Metalurgi Pengolahan bahan galian dilakukan untuk mendapatkan prodak yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan. Untuk proses pengolahan semua jenis bahan galian yang berasal dari endapan-endapan yang terdapat pada kulit bumi, untuk dipisahkan menjadi prodak-prodak yang berupa satu macam atau lebih mineral berharga dan sisanya yang dianggap sebagai mineral berharga kurang berharga yang terdapat bersama-sama di Alam. 1.2 TUJUAN 1

Upload: fendysiidongo-metalunderground-manokwarichaos

Post on 01-Dec-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada Industri Pertambangan selalu melaksanakan Pengolahan Bahan

Galian, baik pengolahan tingkat pertama maupun tingkat berikutnya.

Diharapkan bagi para mahasiswa/i dapat mengetahui Pengolahan Bahan

Galian tersebut, oleh sebab itu dilaksanakanlah Praktikum Pengolahan Bahan

Galian dengan mengambil sampel di PT. Fulica dan melaksanakan percobaan

di Laboratorium Jurusan Teknik, Universitas Negeri Papua, untuk membekali

mahasiswa/i yang telah mengambil Mata Kuliah Pengolahan Bahan Galian

dan Metalurgi

Pengolahan bahan galian dilakukan untuk mendapatkan prodak yang

diinginkan sesuai dengan kebutuhan. Untuk proses pengolahan semua jenis

bahan galian yang berasal dari endapan-endapan yang terdapat pada kulit

bumi, untuk dipisahkan menjadi prodak-prodak yang berupa satu macam atau

lebih mineral berharga dan sisanya yang dianggap sebagai mineral berharga

kurang berharga yang terdapat bersama-sama di Alam.

1.2 TUJUAN

Adapun Tujuan Pelaksanaan Praktikum Pengolahan Bahan Galian ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui secara langsung pengolahan bahan galian pada dunia

industri.

2. Mengetahui mekanisme kerja alat pengolahan bahan galian tingkat

pertama

3. Untuk mendapatkan sampel demi proses pengujian di laboratorium.

4. Untuk menambah Ilmu / Pengalaman dalam hal pengolahan bahan galian.

5. Sebagai salah satu persyaratan kelulusan pada mata kuliah pengolahan

bahan galian dan metalurgi.

1

Page 2: BAB I

1.3 PERMASALAHAN

Permasalahan yang dijumpai dalam pelaksanaan praktikum ini adalah

kurangnya pengarahan sehingga dalam pelaksanaan praktikum tidak berjalan

dengan lancar, dan alat yang digunakan mengalami gangguan (kerusakan)

seperti percobaan analisis ayakan, tidak dapat dilaksanakan karena alat yang

digunakan dalam analisis ayakan mengalami gangguan (rusak).

1.4 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari kegiatan praktikum ini hanya membahas tentang Hand

And Quarting dan menentukan Berat Jenis dari material yang telah diamati

proses pengolahannya pada PT. Fullica.

2

Page 3: BAB I

BAB II

DASAR TEORI

2.1 GENESA BAHAN GALIAN

Sirtu di PT. Fulica Manokwari ini ditemukan dalam bentuk sirtu pantai,

sirtu sungai dan sirtu darat. Pasir dan batu (sirtu) nerupakan batuan hasil

rombakan dari batuan asal yang tidak terkonsolidasi. Sirtu ini pada umumnya

ditemukan pada aliran sungai. Potensi bahan galian sirtu di daerah ini tersebar

dan sebagian telah dimanfaatkan. Pasir dan batu di daerah ini tersebar, pada

umumnya terdapat di aliran sungai dan sebagian telah dimanfaatkan sebagau

bahan bangunan. Sirtu dapat digunakan dalam sektor konstruksi, seperti

bangunan perumahan, bangunan pertokoan, bangunan perkantoran, jembatan,

dan jalan serta fondasi.

Sirtu pantai yaitu sirtu yang terdapat di beberapa lokasi pantai dan sungai.

Beberapa lokasi sirtu yang terdapat di daerah ini telah di gali oleh penduduk

setempat untuk dijadikan sebagai bahan bangunan dan sedikit kebutuhan

sebagai tanah urug.

Sirtu sungai di jumpai di beberapa aliran sungai yang mengalir di daerah

setempat. Untuk memenuhi kebutuhan akan sirtu yang makin meningkat untuk

pembangunan di wilayah Kabupaten Manokwari ini dapat dimanfaatkan sirtu

sungai pada lokasi – lokasi.

Selain dari sirtu laut dan sirtu sungai, juga dapat dijumpai sirtu darat. Yang

dimaksud dengan sirtu darat disini adalah berupa batuan yang fragmennya

terdiri dari pasir dan fragmen batuan dengan aneka ragam ukuran fragmen

yakni dari ukuran pasir sedang hingga lebih dari 2 mm (granule) dan bahkan

pada tempat – tempat tertentu ukuran butirnya mencapai 4,5 mm, merupakan

lapisan batuan sedimen pada Formasi Kananggar yang terdiri dari perselingan

batupasir, batupasir tufaan, napal tufan, tuf dan napal pasiran denga sisipan

batugamping.

3

Page 4: BAB I

Pembentukan sirtu diproses oleh hasil letusan gunung api yang telah

mengalami transportasi baik ke arah kaki lerang, maupun terbawa oleh aliran

sungai yamg merupakan material emdapan sungai atau endapan limbah banjir,

serta merupakan batuan hasil rombakan daru batuan asal yang tidak

terkonsolidasi.

Selain proses dari hasil letusan gunung api sirtu juga terbantuk dari hasil

erosi batuan beku, batuan metamorf dan batuan sedimen kemudian mengalami

transportasi dan diendapakan pada daerah lembah – lembah sungai ataupun

daerah – daerah seperti di pantai.

Bentuk endapan sirtu berupa channel bar, point bar, endapan dataran

banjir, endapan pantai dan konglomerat di daerah perbukitan.

Sebaran sirtu ini dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu :

Sirtu yang sebarannya merupakan produk hasil letusan gunung api,

membentuk medan bergelombang hingga bukit pada kaki lereng gunung

selanjutnya disebut sirtu darat.

Sirtu yang sebannya merupakan hasil transportasi sungai (banjir) yang

diendapakan membentuk dataran banjir, selanjutnya disebut sirtu sungai.

2.2 SISTEM PENAMBANGAN

Sistem-sistem penambangan yang ada dan umum dikenal adalah :

1. Tambang terbuka (surface mining)

2. Tambang bawah tanah ( undeground mining )

3. Tambang bawah air ( underwater mining )

1. Tambang Terbuka (Surface Mining)

Adalah suatu sistem penambangan dimana seluruh aktivitas kerjanya

berhubungan langsung dengan atmosfir atau udra luar.

Berdasarkan macam material di tambang, Tambang Trebuka dapat dibagi

menjadi :

a). “Open Pit” / “Open Cut” / “Open cast” / “Open Mine”

Adalah suatu sistem penambangan yang dipergunakan /diterapakan

untuk endapan bijih yang mengandung logam.

4

Page 5: BAB I

b). “Quarry”

Suatu sistem penambangan yang dipergunakan untuk endapan

mineral-mineral industri.

c). “Strip Mine”

Suatu sistem penambangan yang digunakan untuk endapan-endapan

bijih yang letaknya horisontal atau agak miring.

d). “Alluvial Mine”

Suatau sistem penambangan yang dipergunakan untuk endapan-

endapan alluvial.

2. Tambang Bawah Tanah (Undergroung Mining)

Suatu sistem penambangan dimana seluruh aktivitas kerjanya tidak

berhubungan secara langsung dengan atmosfir atau udara luar.

Berdasarkan cara penyanggaanya Tambang Bawah tanah dibedakan

menjadi :

Untuk Batu bara:

a. “Long wall Method”

b. “ Room and pillar method”

Untuk endapan bijih:

a. “Open stope methods”

i. “Glory Hole” (undeground)

ii. “Gophering”

iii. “Shrinkage stoping”

iv. “Sub Level Stoping”

b. “Supported Methods”

i. “Cut and fill”

ii. “Stull stoping”

iii. “square setting stoping”

iv. “Shrink and fill stoping”

5

Page 6: BAB I

c. “Caving Methods”

i. “Block caving”

ii. “Sublevel Caving”

iii. “Top slicing”

Sistem Penambangan yang diterapkan di PT. Fullica adalah Sistem

Tambang Terbuka dengan Metode Quarry, karena endapan bahan galian yang

ditambang adalah bahan galian industri ( golongan C ).

2.3 PROSES PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

Alat yang digunakan

Dalam proses pengolahan bahan galian yang ada pada PT. Fullica

adalah dengan menggunakan alat Crusher.

Crusher adalah komponen dari peralatan pemecah batu yang berfungsi

untuk memecah dan mengurangi ukuran bahan (batu). Umumnya terdiri dari

pemecah batu primer tergantung dari kombinasi peralatan aggregat. Pada

umumnya primer crusher terdiri dari beberapa jenis jaw crusher, diantaranya:

Gyratory Crusher

Impactors Crusher

Single Crusher

Ketiga jenis crusher diatas mampu mengurangi ukuran batu yang besar

(max 91,44 s/d 121,92 cm), Untuk batu yang berukuran lebih kecil dapat

menggunakan Twin atau Triple Roll Crusher, Cone Crusher, atau

Hammermill.

6

Page 7: BAB I

Tipe Crusher yang Digunakan

Tipe Crusher yang digunakan pada Pengolahan Bahan Galian yang ada

pada PT. Fullica adalah Shuang Quan Jaw Crusher. Dengan spesifikasi

sebagai berikut :

Capasitas : 18 m³ / House

Tehnical Stand : JB.T 3279-91

Produksi Date : 4 April 2003

Type : PEX 150 x 750 MM

Size of Feed Opening : 10 – 40 mm

Max feed size : 120 mm

Weight : 3300 kg

Electic motor power : 15 kw

Speed : 970 r/min

Jaw Crusher adalah jenis crusher yang paling banyak digunakan untuk

Crusher Primer. Jenis ini paling efektif digunakan untuk batuan sedimen

sampai batuan yang paling keras seperti granit atau basalt. Jaw Crusher

merupakan mesin penekan (compression) dengan rasio pemecahan 6 : 1.

Umumnya untuk material hasil peledakan, material yang berukuran sampai

dengan 90% dari bukaan feednya dapat diterima. Untuk kerikil, karena

umumnya berbentuk bulat, disarankan pemakaian material dengan ukuran

80% dari bukaan. Secara umum, diseharge material dua kali setting Crusher.

Gradasi keluaran diatur dengan bukaan discharge setting.

Rangkaian dari Jaw Crusher

Rangkaian dari jaw crusher yang digunakan pada proses pengolahan pada

PT. Fulica yaitu :

a. Spidel

b. Grisly

c. Hopper

d. Jaw primer

7

Page 8: BAB I

Gambar 1 : Rangkaian Spidel sampai pada Jaw Crusher Primer

e. Jaw sekunder

f. Belt conveyor

Gambar 2 : Rangkaian Jaw Crusher dan Belt Conveyor

g. Screening

Gambar 3 : Rangkaian Screening

Mekanisme Kerja.

8

Page 9: BAB I

Mekanisme Kerja dari alat Jaw Crusher yang digunakan pada PT. Fullica

adalah material (pengumpan) Dimasukkan kedalam Hoper, kemudian

material masuk melalui Screen untuk memisahkan material yang agak halus

dengan material yang berbentuk bongkah-bongkahan. Setelah itu, material

yang tertahan pada Screen(yang berukuran besar) akan masuk dalam Crusher

Primer untuk mengecilkan ukuran material yang busar, kemudian disalurkan

kebagian bawah dari jaw Crusher dan material tersebut dimuat kejaw Crusher

sekunder, untuk mengecilkan ukuran material dari jaw Crusher Primer sesuai

dengan permintaan (pasar) atau persyaratan untuk proses pengolahan lebih

lanjut. Setelah itu material hasil pengecilan ukuran dari jaw Crusher sekunder

di muat melalui belt conveyo menuju Screen. Screen yang digunaka adalah

screen tiga tingkat dengan menghasilkan empat prodak yang barlaina ukuran

dan yang lolos pada screen terahir adalah dianggap sebagai tailing.

Gambar 4 : Proses Pengecilan Ukuran Batuan Dengan Menggunakan Jaw

Crusher

9

Page 10: BAB I

BAB III

PENGOLAHAN DATA

Hand and Quarting

Alat dan bahan yang digunakan :

a. Sampel yang berukuran halus

b. Kertas

c. Cawan

d. Timbangan

e. Kuas

f. Mistar untuk pemotong

Prosedur percobaan

a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b. Ambil sampel secukupnya dan tempatkan pada kertas

c. Di aduk dari setiap sisi kertas dengan arah yang berlawanan sebanyak

4 kali

d. Kemudian sampel tersebut dibuat kerucut dan ratakan hingga

berbentuk lingkaran

e. Lalu sampel tersebut dibagi menjadi 4 bagian yang sama besar dan

ambil 2 sisi yang berhadapan atau berlawanan

f. Lakukan langkah c, d dan e pada sampel yang telah diambil dari sisi

yang berhadapan

g. Timbang hasilnya dan catat berapa berat sampel tersebut

10

Page 11: BAB I

3.2. Berat Jenis

Alat dan bahan yang digunakan :

a. Sampel yang berukuran halus

b. Gelas ukur 2 buah

c. Cawan 1 buah

d. Timbangan

e. Kuas

f. Air

Prosedur percobaan

a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b. Ambil sampel yang telah diketahui beratnya atau telah ditimbang

c. Masukkan sampel ke dalam gelas ukur

d. Masukkan air sebanyak 200 ml ke dalam gelas ukur

e. Masukkan air ke dalam gelas ukur yang berisi sampel

f. Kemudian catat kenaikan yang terjadi

g. Kemudian olah data yang telah diperoleh.

Pengolahan data.

Diketahui :

- Berat cawan : 92 gram

- Berat Cawan + Conto : 123 gram

- Jumlah Air : 200 ml

- Jumlah Air + Conto : 2008 ml

Berat Conto = (Berat Cawan + Conto) - Berat cawan

= 123 gram - 92 gram

= 31 gram

Besar kenaikan = (Jumlah Air + Conto) - Jumlah Air

= 2008 ml - 2000 ml

= 8 ml

11

Page 12: BAB I

Ditanyakan :

Berat Jenis ( BJ ) = ....... ?

Penyelesaian :

Berat Jenis ( BJ ) =

=

= 3, 875 gram/ml

12

Page 13: BAB I

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Dari hasil kegiatan praktikum yang dilaksanakan pada PT. Fullica dan

Laboratorium Teknik Universitas Negeri Papua saya menyimpulkan :

1. Sirtu di PT. Fulica Manokwari ini ditemukan dalam bentuk sirtu pantai,

sirtu sungai dan sirtu darat.

2. Sistem Penambangan yang diterapkan di PT. Fullica adalah Sistem

Tambang Terbuka dengan Metode Quarry

3. Dalam proses pengolahan bahan galian yang ada pada PT. Fullica adalah

dengan menggunakan alat Crusher.

4. Berat Jenis dari sirtu yang ada pada PT. Fullica adalah 3, 875 gram/ml

SARAN

Dari hasil kegiatan praktikum yang dilaksanakan pada PT. Fullica dan

Laboratorium Teknik Universitas Negeri Papua adalah :

1. Untuk Kedepanya Diharapkan Sebelum melaksanakan Praktikum Peserta

harus diberi Pengarahan terlebih dahulu.

2. Untuk Percobaan kedepannya diharapkan alat yang digunakan pada

percobaan laboratorium diperbaharui atau diganti (bagi alat yang

bermasalah/rusak)

13

Page 14: BAB I

LAMPIRAN

1. Dokumentasi Di PT. Fullica

Gambar Rangkaian Jaw Crusher

Gambar Material yang lolos pada grisli

Gambar Rangkaian Screen

14

Page 15: BAB I

Gambar Material yang berukuran agak kasar

Gambar Material yang berukuran kecil

Gambar Material yang berukuran sangat kecil

15

Page 16: BAB I

Gambar Material yang berukuran halus (Debu )

2. Dokumentasi Alat yang ada pada Laboratorium

Gambar Cawan

Gambar Timbangan Analitik

16

Page 17: BAB I

Gambar Gelas ukur dan air suling

17