bab i

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setelah krisis ekonomi 1998, sektor energi di Indonesia mengalami dinamisasi perubahan yang cukup signifikan yang utamanya sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan permintaan energi dan perubahan regulasi akibat tingginya harga-harga energi tak terbarukan (minyak bumi). Hal tersebut merupakan implikasi langsung dari terus berkurangnya cadangan minyak bumi, baik itu di Indonesia maupun dalam lingkup yang lebih luas (global). Terlebih lagi, sejak tahun 2004 Indonesia telah menjadi net importer minyak bumi. Sebagai akibatnya, sejak tahun 2008 Indonesia juga telah keluar dari OPEC. Sektor energi listrik termasuk sektor yang cukup terpengaruh dengan dinamisasi tersebut, sebagaimana telah diketahui bahwasanya selama ini minyak bumi merupakan sumber energi yang cukup dominan dan penting dalam unit pembangkitan. Data energi mix menunjukkan bahwa 36% dari total raw material yang di convert menjadi energi listrik berupa minyak bumi (Indonesia Energy Outlook 2010). Selain itu, minyak bumi sangat berperan untuk mengatasi adanya peak power tiap harinya. Hal tesebut dikarenakan minyak bumi sangat dibutuhkan sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, salah satu pembangkit yang flexible terhadap perubahan permintaan daya yang cukup fluktuatif. Oleh karena itu, adanya perubahan dari ketersediaan ataupun harga secara signifikan akan berpengaruh juga secara signifikan pada ketersediaan dan keberlangsungan energi listrik. Terlebih lagi, demand terhadap energi listrik saat ini terus meningkat tiap tahunnya dengan rata-rata proyeksi pertumbuhan permintaan daya listrik per tahun sekitar 7.7% sampai 2016. Selain itu perluasan jangkauan listrik juga masih sangat dibutuhkan mengingat rasio elektifikasi Indonesia masih cukup rendah, sekitar 63,4%. Untuk itu penting dicarikan sebuah solusi untuk permasalahan ini semisal dengan mencari bahan alternatif lain.

Upload: heissenriyadhovic

Post on 29-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setelah krisis ekonomi 1998, sektor energi di Indonesia mengalami dinamisasi perubahan yang cukup signifikan yang utamanya sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan permintaan energi dan perubahan regulasi akibat tingginya harga-harga energi tak terbarukan (minyak bumi). Hal tersebut merupakan implikasi langsung dari terus berkurangnya cadangan minyak bumi, baik itu di Indonesia maupun dalam lingkup yang lebih luas (global). Terlebih lagi, sejak tahun 2004 Indonesia telah menjadi net importer minyak bumi. Sebagai akibatnya, sejak tahun 2008 Indonesia juga telah keluar dari OPEC.

Sektor energi listrik termasuk sektor yang cukup terpengaruh dengan dinamisasi tersebut, sebagaimana telah diketahui bahwasanya selama ini minyak bumi merupakan sumber energi yang cukup dominan dan penting dalam unit pembangkitan. Data energi mix menunjukkan bahwa 36% dari total raw material yang di convert menjadi energi listrik berupa minyak bumi (Indonesia Energy Outlook 2010). Selain itu, minyak bumi sangat berperan untuk mengatasi adanya peak power tiap harinya. Hal tesebut dikarenakan minyak bumi sangat dibutuhkan sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, salah satu pembangkit yang flexible terhadap perubahan permintaan daya yang cukup fluktuatif. Oleh karena itu, adanya perubahan dari ketersediaan ataupun harga secara signifikan akan berpengaruh juga secara signifikan pada ketersediaan dan keberlangsungan energi listrik. Terlebih lagi, demand terhadap energi listrik saat ini terus meningkat tiap tahunnya dengan rata-rata proyeksi pertumbuhan permintaan daya listrik per tahun sekitar 7.7% sampai 2016. Selain itu perluasan jangkauan listrik juga masih sangat dibutuhkan mengingat rasio elektifikasi Indonesia masih cukup rendah, sekitar 63,4%. Untuk itu penting dicarikan sebuah solusi untuk permasalahan ini semisal dengan mencari bahan alternatif lain.

Saat ini, sumber bahan bakar alternatif yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah sumber daya hayati atau biofuel. Bahan baku hayati untuk biofuel dapat berasal dari produk-produk dan limbah pertanian yang sangat berlimpah di Indonesia Di tengah kondisi finansial PLN yang kurang mendukung, pengadaan energi alternatif perlu dilakukan. Sejumlah alternatif pengadaan energi listrik memang dapat ditempuh dengan berbagai cara. Selain mengolah bahan bakar dari fosil, energi terbarukan seperti panas bumi cukup menarik dikembangkan. Namun penggunaan bahan bakar fosil memerlukan sistem transportasi yang intensif. Demikian juga pengadaan bahan bakar gas yang perlu sistem pipa rumit dan mahal. Sementara energi panas bumi hanya untuk beberapa tempat di sejumlah pulau saja. Itu pun masih tergolong mahal. Dari sekian banyak alternatif, efisiensi pengadaan energi patut memperhitungkan ketersediaan sumber energi di tempat energi itu diperlukan. Oleh karena itu, energi hidro skala kecil, mikrohidro, energi surya, energi angin, biofuel, dan energi biomassa masuk ke dalam daftar pilihan. Saat ini, sumber bahan bakar

Page 2: BAB I

alternatif yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah sumber daya hayati atau biofuel. Bahan baku hayati untuk biofuel dapat berasal dari produk-produk dan limbah pertanian yang sangat berlimpah di Indonesia. Laporan ini akan membahas mengenai biodiesel (salah satu jenis biofuel) sebagai salah satu alternatif solusi permasalahan listrik di Indonesia.

Beberapa pertimbangan berikut ini dapat menjelaskan pentingnya mencari diversifikasi raw material untuk pembangkit listrik dalam bentuk minyak bumi. Selain itu beberapa penjelasan berikut dapat menjelaskan pentingnya diversifikasi energi minyak di Indonesia, utamanya dikaitkan dengan pembangkitan tenaga listrik.

Energi Mix di Indonesia

Gambar 1.1. Grafik perbandingan sumber energi yang dikonfersi ke listrik

Grafik diatas menunjukan kebutuhan estimasi PLN mengenai kebutuhan sumber energi primer yang akan dikonversikan ke energi listrik. Terlihat bahwa energi dari sektor minyak bumi masih memegang peranan cukup penting, meskipun trennya diproyeksikan persentasenya menurun. Tingginya dan semakin mahalnya harga minyak membuat PLN berupaya untuk meminimalisisasi penggunaan minyak sebagai pembangkitan untuk tahun-tahun kedepan. Meskipun kedepannya persentase minyak sebagai energi mix kecil besarnya, perlu diketahui bahwa demand listrik terus naik, sehingga jumlah kebutuhan akan energi dari minyak pun diperkirakan masih cukup banyak. Selain itu penggunaan batubara seharusnya dikurangi karena walaupun murah, batubara tidak ramah lingkungan, di samping bahan bakar subtitusi minyak dibutuhkan untuk menanggulangi fluktuasi beban yang fluktuatif sehingga loss energi yang hilang karena hal tersebut dapat diminimalisasi.

Page 3: BAB I

Konsumsi Listrik di Indonesia

Gambar 1.2. Grafik konsumsi listrik di Indonesia dalam kWh (source : Indonesia Energy Outlook 2010)

Terlihat bahwa konsumsi listrik di Indonesia mencapai 140 TWh pada 2010 dan terus diproyeksikan naik sebesar 7,7% hingga 2016. Dengan itu, dapat dihitung seberapa besar kebutuhan listrik di masa depan. Sebagai acuan, menurut RUKN 2006-2026, kebutuhan listrik di Indonesia pada 2016 mencapai 240 TWH dan meningkat terus mencapai 440 TWH pada 2026. Ini menunjukkan bahwa meski proporsi energi mix untuk minyak diproyeksikan mengecil, namun demand energi semakin naik sehingga kebutuhan suplai listrik dari minyak nominalnya tetap besar.

Kondisi Umum Perminyakan di Indonesia

Page 4: BAB I

Gambar 1.3. Grafik Produksi dan Konsumsi Minyak di Indonesia (Source : Indonesia Energy Outlook 2010)

Dari data yang dirilis Indonesia Energy Outlook 2010 menunjukan jumlah produksi dan kebutuhan minyak bumi dari tahun 2001 – 2010 Indonesia. Produksi minyak di Indonesia dari tahun 1955 – 1998 dapat memenuhi kebutuhan/konsumsi masyarakat Indonesia tanpa harus mengimpor dari luar negeri bahkan dapat melakukan ekspor. Sekitar tahun 2003 sampai sekarang, produksi minyak di Indonesia telah mengalami penurunan dikarenakan cadangan minyak bumi semakin menipis padahal di sisi lain kebutuhan semakin meningkat.

Tabel 1.1. Cadangan minyak bumi Indonesia dan berbagai negara lain ( Source : US Geological Survey Oil and Gas 1995-20011 ).

Page 5: BAB I

Keterangan : Unit in 1000 Liters

Table1.2. Konsumsi bahan bakar di Indonesia (Source : Indonesian Department of Industry in 2000-2005 )

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, maka Indonesia terpaksa harus mengimpor dari luar negeri. Maka untuk menyelesaikan masalah defisit itu diperlukan energi alternatif, dalam hal ini biodiesel untuk memenuhi kebutuhan energi di Indonesia. Apalagi melihat produksi minyak Indonesia yang diproyeksikan semakin menipis sampai tahun 2021.

Oleh karena itu diversifikasi energi (minyak bumi) untuk keperluan pembangkitan energi listrik sangat dibutuhkan akibat semakin menipisnya cadangan minyak bumi sebagai energi yang tidak terbarukan. Biodiesel adalah salah satu alternatif yang prospeknya cukup cerah untuk dikembangkan . Dengan memanfaatkan lahan kritis yang ada, bisa didapat jumlah biodiesel yang menghasilkan energi cukup besar. Karena sifat dari biodiesel yang mirip dengan solar, maka peranan solar sebagai bahan bakar PLTD (pembangkit dengan fleksibilitas tinggi) bisa digantikan biodiesel sehingga biodiesel dapat digunakan sebagai salah satu alternatif solusi mengatasi permasalahan listrik di Indonesia. Sebagai nilai tambah, biodiesel juga lebih ramah lingkungan.

1.2. Rumusan Masalah Bagaimana biodiesel dapat dipergunakan sebagai bahan bakar mesin diesel pada

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel. Bagaimana mendesain plant biodiesel agar dapat menghasilkan produk biodiesel

yang sesuai standar/spesifikasi mesin diesel sehingga menghasilkan output energi listrik.

1.3. Batasan Masalah Mendasain Biodiesel Plant (resize) dengan proses pretreatment crude oil

menggunakan H3PO4, proses esterifikasi menggunakan reactor jenis Continous Flow Reactive Destillation , dan proses netralisasi menggunakan sistem washing berdasarkan literatur dari A. Singh, Peterson dan B. He, J. Thompson.

Page 6: BAB I

Mendesain biodiesel plant yang menghasilkan produk bahan bakar biodiesel sesuai standar ASTM D6751 agar dapat dipergunakan pada mesin MAN seri 18 V48/B60

1.4. Tujuan Mewujudkan dasain Biodiesel Plant dengan output produk sebesar 11,5 L/s. Mewujudkan desain Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dengan bahan bakar biodiesel

dari biodiesel plant hingga menghasilkan daya listrik sebesar 189 MW. Mewujudkan desain Biodiesel Plant dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dalam

bentuk 3 dimensi dan PID .