bab i
DESCRIPTION
Silabus dan Program semesterTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan
materi yang terdapat di alam berupa campuran.Untuk memperoleh materi murni dari suatu
campuran, kita harus melakukan pemisahan.Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk
memisahkan campuran.Perusahaan air minum, memperoleh air jernih dari air sungai melalui
penyaringan pasir dan arang.Air murni untuk keperluan laboratorium atau farmasi diperoleh
melalui teknik pemisahan destilasi.Untuk memisahkan minyak bumi menjadi komponen-
komponennya seperti elpiji, bensin, minyak tanah, dilakukan melalui teknik pemisahan destilasi
bertingkat.Logam aluminium dipisahkan dari bauksit melalui teknik pemisahan
elektroforesis.Itulah beberapa contoh teknik pemisahan yang berguna untuk memperoleh materi
yang lebih murni.Melalui teknik pemisahan ternyata menghasilkan materi yang lebih penting dan
lebih mahal nilainya.
Pembahasan pada bab ini akan difokuskan pada teknik pemisahan ekstraksi. Ekstraksi
pelarut pada umumnya digunakan untuk memisahkan sejumlah gugus yang diinginkan dan
mungkin merupakan gugus pengganggu dalam analisis secara keseluruhan.Kadang-kadang
gugus-gugus pengganggu ini diekstraksi secara selektif.Teknik pengerjaan meliputi penambahan
pelarut organik pada larutan air yang mengandung gugus yang bersangkutan. Dalam pemilihan
pelarut organik diusahakan agar kedua jenis pelarut (dalam hal ini pelarut organik dan air) tidak
saling tercampur satu sama lain. Selanjutnya proses pemisahan dilakukan dalamcorong pemisah
dengan jalan pengocokan beberapa kali. Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak dapat
campur (immiscible).
Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air
merupakan metode pemisahan yang paling baik dan popular. Alasan utamanya adalah bahwa
pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro ataupun mikro.Seseorang tidak
memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pemisah.Prinsip metode ini
didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak
saling bercampur seperti benzene, karbon tetraklorida atau kloroform.Batasannya adalah zat
terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut.Teknik ini dapat
digunakan untuk preparative dan pemurnian.Mula-mula metode ini dikenal dalam kimia analisis,
kemudian berkembang menjadi metode yang baik, sederhana, cepat dan dapat digunakan untuk
ion-ion logam yang bertindak sebagai tracer (pengotor) dan ion-ion logam dalam jumlah
makrogram.
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud ekstraksi pelarut?
2.Bagaimana penentuan Koeisien Distribusi?
3.Apa yang dimaksud ekstraksi berulang kali?
4.Bagaimana selektivitas ekstraksi?
5.Apa saja jenis ekstraksi?
6.Bagaimana teknik ekstraksi?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengantar Ekstraksi Pelarut
Ekstraksi adalah teknik yang sering digunakan bila senyawa organik (sebagian besar
hidrofob) dilarutkan atau didispersikan dalam air. Pelarut yang tepat (cukup untuk melarutkan
senyawa organik; seharusnya tidak hidrofob) ditambahkan pada fasa larutan dalam airnya,
campuran kemudian diaduk dengan baik sehingga senyawa organik diekstraksi dengan baik.
Lapisan organik dan air akan dapat dipisahkan dengan corong pisah, dan senyawa organik dapat
diambil ulang dari lapisan organik dengan menyingkirkan pelarutnya. Pelarut yang paling sering
digunakan adalah dietil eter C2H5OC2H5, yang memiliki titik didih rendah (sehingga mudah
disingkirkan) dan dapat melarutkan berbagai senyawa organik.
Tekhnik ini bermanfaat untuk memisahkan campuran senyawa dengan berbagai sifat
kimia yang berbeda. Contoh yang baik adalah campuran fenol C6H5OH, anilin C6H5NH2 dan
toluen C6H5CH3, yang semuanya larut dalam dietil eter. Pertama anilin diekstraksi dengan asam
encer. Kemudian fenol diekstraksi dengan basa encer. Toluen dapat dipisahkan dengan
menguapkan pelarutnya. Asam yang digunakan untuk mengekstrak anilin ditambahi basa untuk
mendaptkan kembali anilinnya, dan alkali yang digunakan mengekstrak fenol diasamkan untuk
mendapatkan kembali fenolnya.
Bila senyawa organik tidak larut sama sekali dalam air, pemisahannya akan lengkap.
Namun nyatanya, banyak senyawa organik, khususnya asam dan basa organik dalam derajat
tertentu larut juga dalam air. Hal ini merupakan masalah dalam ekstraksi. Untuk memperkecil
kehilangan yang disebabkan gejala pelarutan ini, disarankan untuk dilakukan ekstraksi berulang.
Anggap anda diizinkan untuk menggunakan sejumlah tertentu pelarut. Daripada menggunakan
keseluruhan pelarut itu untuk satu kali ekstraksi, lebih baik menggunakan sebagian-sebagian
pelarut untuk beberapa kali ekstraksi. Kemudian akhirnya menggabungkan bagian-bagian pelarut
tadi. Dengan cara ini senyawa akan terekstraksi dengan lebih baik.
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara dua fasa cair yang tidak
saling bercampur. Ekstraksi pelarut digunakan untuk analisis makro maupun mikro dan juga
untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif didalam laboratorium organik,anorganik, atau biokimia.
Corong pemisah adalah alat yang paling sederhana untuk dapat digunakan selain ekstraksi
Soxhleet dan alat “Counter Current Craig”
2.2 Hukum Distribusi
Hukum distribusi atau partisi dapat dirumuskan: bila suatu zat terlarut terdistribusi antara
dua pelarut yang tidak dapat campur, maka pada suatu temperatur yang konstan untuk setiap
spesi molekul terdapat angka banding distribusi yang konstan antara kedua pelarut itu, dan angka
banding distribusi ini tidak tergantung pada spesi molekul lain apapun yang mungkin ada. Harga
angka banding berubah dengan sifat dasar pelarut, sifat dasar zat terlarut, dan temperatur
(Svehla, 1990).
Hukum distribusi adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan aktivitas zat
terlarut dalam satu pelarut jika aktivitas zat terlarut dalam pelarut lain diketahui, asalkan kedua
pelarut tidak tercampur sempurna satu sama lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien
distribusi diantaranya:
1. Temperatur yang digunakan
Semakin tinggi suhu maka reaksi semakin cepat sehingga volume titrasi
menjadi kecil, akibatnya berpengaruh terhadap nilai k.
2. Jenis pelarut
Apabila pelarut yang digunakan adalah zat yang mudah menguap maka akan sangat
mempengaruhi volume titrasi, akibatnya berpengaruh pada perhitungan nilai k.
3. Jenis terlarut
Apabila zat akan dilarutkan adalah zat yang mudah menguap atau higroskopis, maka akan
mempengaruhi normalitas (konsentrasi zat tersebut), akibatnya mempengaruhi harga k.
4. Konsentrasi
Makin besar konsentrasi zat terlarut makin besar pula harga k.
Harga K berubah dengan naiknya konsentrasi dan temperatur. Harga k tergantung jenis
pelarutnya dan zat terlarut. Menurut Walter Nersnt, hukum diatas hanya berlaku bila zat
terlarut tidak mengalami disosiasi atau asosiasi, hukum di atas hanya berlaku untuk komponen
yang sama.
Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak dapat campur menawarkan banyak
kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis. Bila suatu zat terlarut membagi diri antara
dua cairan yang tidak dapat campur, ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat
terlarut dalam dua fasa pada kesetimbangan. Suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua
zairan yang tidak dapat campur. Sedemikian rupa sehingga angka banding konsentrasai pada
kesetimbangan adalah konstanta pada temperatur tertentu.
Ekstraksi meliputi distribusi zat terlarut diantara dua pelarut yang tidak dapat campur.
Pelarut umum dipakai adalah air dan pelarut organik lain seperti CHCl3, eter atau pentana.
Garam anorganik, asam-asam dan basa-basa yang dapat larut dalam air bisa dipisahkan dengan
baik melalui ekstraksi ke dalam air dari pelarut yang kurang polar. Ekstraksi lebih efisien bila
dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut yang lebih kecil daripada jumlah pelarutnya
banyak tetapi ekstraksinya hanya sekali (Arsyad, 2001).
Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap, ekstraksi kontinyu,
dan ekstraksi counter current. Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana.
Caranya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan
pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi
yang akan diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan
(Khopkar, 1990).
Kesempurnaan ekstraksi tergantung pada pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan. Hasil
yang baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut
sedikit-sedikit.
Ekstraksi pelarut adalah proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran
berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur. Ekstraksi
pelarut umumnya digunakan untuk memisahkan sejumlah gugus yang diinginkan dan mungkin
merupakan gugus pengganggu dalam analisis secara keseluruhan. Kadang-kadang gugus-gugus
pengganggu ini diekstraksi secara selektif.
Teknik pengerjaan meliputi penambahan pelarut organik pada larutan air yang
mengandung gugus yang bersangkutan. Dalam pemilihan pelarut organik agar kedua jenis
pelarut tidak saling tercampur satu sama lain. Selanjutnya proses pemisahan dilakukan dalam
corong pisah dengan jalan pengocokan beberapa kali.
Untuk memilih jenis pelarut yang sesai harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Harga konstanta distribusi tinggi untuk gugus yang bersangkutan dan konstanta distribusi rendah
untuk gugus pengotor lainnya.
2. Kelarutan pelarut organik rendah dalam air.
3. Viskositas kecil dan tidak membentuk emulsi dengan air.
4. Tidak mudah terbakar dan tidak bersifat racun.
5. Mudah melepas kembali gugs yang terlarut didalamnya ntk keperluan analisa lebih lanjut.
Menurut Nerst jika suatu solute (zat terlarut) terdistribusi antara dua cairan yang tidak
saling tercampur, maka dalam keadaan yang beresetimbangan terdapat hubungan devinit antara
konsentrasi zat terlarut dengan kedua cairan bersangkutan.
Hukum Distribusi Nerst mengemukakan bahwa suatu solut akan membagikan diri dengan
sendirinya kedalam dua cairan (pelarut organik dan air) yang tidak bercampur setelah dikocok
dan dibiarkan terpisah sedemikian rupa sehingga perbandingan konsentrasi solut didalam kedua
pelarut tersebut tetap dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut disebut
koefisien distribusi (KD). Jika CO dan Ca masing-masing adalah konsentrasi solut pada pelarut
organik dan air maka rumus koefisien distribusi dapat ditulis
KD =
Keterangan :
KD : Koefisien distribusi.
CO : Konsentrasi spesi C pada fasa 1.
Ca : Konsentrasi spesi C pada fasa 2.
Ekstraksi campuran-campuran merupakan suatu teknik dimana suatu larutan (biasanya
dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (biasanya organik), yang pada
hakikatnya tidak tercampurkan dengan yang pertama, dan menimbulkan perpindahan satu atau
lebih zat terlarut (solut) ke dalam pelarut kedua itu. Untuk suatu zat terlarut A yang
didistribusikan antara dua fasa tidak tercampurkan a dan b, hukum distribusi (atau partisi) Nernst
menyatakan bahwa asal keadaan molekulnya sama dalam kedua cairan dan temperatur adalah
konstan : Dimana KD adalah sebuah tetapan, yang dikenal sebagai koefisien distribusi (atau
koefisien partisi) (Basset, 1994).
Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak dapat campur menawarkan banyak
kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis. Bila suatu zat terlarut membagi diri antara
dua cairan yang tidak dapat campur, ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat
terlarut dalam dua fasa pada kesetimbangan. Suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua
zairan yang tidak dapat campur. Sedemikian rupa sehingga angka banding konsentrasai pada
kesetimbangan adalah konstanta pada temperatur tertentu.
Jika dalam kondisi :
Solut terionisasi dalam salah satu pelarut
Solut berasosiasi dalam salah satu pelarut
Zat terlarut dapat bereaksi dengan salah satu pelarut
Maka diartikan solut tidak berada dalam rumus molekul yang sama didalam kedua fasa
pelarut. Untuk itu didefinisikan suatu besaran baru yang disebut angka banding distribusi (D).
Jika zat terlarut adalah senyawa X maka angka banding distribusi dapat dinyatakan dengan
rumus:
D =
Hubungan D dengan KD
Suatu asam lemah dalam fasa air , HB terionisasi menjadi H dan B. Anion sisa asam [B]
tidak menembus masuk kedalam fasa organik . Hubungan D dengan KD dapat dicari sebagai
berikut:
HB H + B
D =
KDHB=
Ka =
[B-] =
D = atau
D =
D=
Maka dapat dikatakan ketergantungan perbandingan koefisien distribusi dari asam lemah,
tetapan ionisasinya dan pH dari fasa air.
Ekstraksi meliputi distribusi zat terlarut diantara dua pelarut yang tidak dapat campur.
Pelarut umum dipakai adalah air dan pelarut organik lain seperti CHCl3, eter atau pentana.
Garam anorganik, asam-asam dan basa-basa yang dapat larut dalam air bisa dipisahkan dengan
baik melalui ekstraksi ke dalam air dari pelarut yang kurang polar. Ekstraksi lebih efisien bila
dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut yang lebih kecil daripada jumlah pelarutnya
banyak tetapi ekstraksinya hanya sekali (Arsyad, 2001).
Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap, ekstraksi kontinyu,
dan ekstraksi counter current. Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana.
Caranya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan
pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi
yang akan diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan
(Khopkar, 1990).
Kesempurnaan ekstraksi tergantung pada pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan. Hasil
yang baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut
sedikit-sedikit.
Persen Terekstraksi
Persen Terekstraksi adalah banyaknya mol zat yang terekstraksi kedalam fasa organik
dibagi dengan banyaknya mol total dalam fasa organik dan fasa air kali 100
%E = x 100
Bila kedua penyebut dan pembilang dibagi dengan = D, maka penyelesaian
persamaan diatas menghasilkan rumus :
% E =
Va =volum fasa air
Vo= volum fasa organik
Persamaan diatas akan menjadi lebih sederhana bila Va=Vb sehingga diperoleh:
%E =
%E =
Syarat – Syarat Ekstraksi Pelarut
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam ekstraksi pelarut adalah :
a) Angka bonding ( ikatan ) yang tinggi untuk zat terlarut, angka bonding ( Ikatan ) yang
rendah untuk zat-zat pengotor.
b) Kelarutan yang rendah untuk fase air.
c) Viskositas yang cukup rendah.
d) Tidak mudah terbakar.
e) Mudah mengambil kembali zat terlarut dari pelarut
2.3 Ekstraksi Berulang
Semakin besar Jumlah zat yang akan terekstrak jika harga Va / Vb diperkecil dan akan
semakin efisien proses ekstraksi jika ekstraksi dilakukan berulangkali dengan jumlah volum fasa
organic yang sama. Menghitung banyaknya zat yang tertinggal setelah n kali ekstraksi sangat
penting, yaitu untuk menghitung person solute terekstrak, dan juga menentukan keefektifan
pekerjaan ekstraksi yang dilakukan.
Fraksi analit tertinggal atau yang tidak terekstrak dapat dinyatakan dengan rumrus :
f = 1 -
f =
Perkalian f dengan Wo yaitu banyaknya gram solute (analit) mula-mula yang terkandung dalam
volum fasa air (Va) akan menghasilkan banyaknya gram solute (analit) yang tertinggal dadalam
fasa air (W) setelah satu kali ekstraksi dengan menggunakan Vo fasa organic.
W = Wa
Bila dilakukan n kali ekstraksi secara terpisah dengan menggunakan volum fasa organic yang
sama (Vo), maka banyakny solute yang tertinggal dalam fasa air adalah :
W = Wa
Dimana :
W = gram solute tertinggal dalam fsa air
Wa = gram solute mula-mula
n = jumlah kali ekstraksi
2.4 Selektivitas Ektraksi
Besarnya angka banding distribusi relative kedua solute menentukan kemampuan untuk
memisahkan dua solute, misalnya solute A dan solute B yang nilai D nya masing-masing adalah
DA dan DB , maka factor pemisah kedua solute (β) kedua solute tersebut dapat didefinisikan:
DA / DB dimana DA > DB.
Pemisahan dua solute berdasarkan nilai β nya, dengan kondisi percobaan 1 kali ekstraksi,
volum kedua fasa dibuat sama, dapat dilihat berdasarkan tabel berikut.
DA DB B % A terekstraksi % B terekstraksi
102
10 10 99,0 90,9
1 102 99,0 50,0
10-1 103 99,0 9,1
10-2 104 99,0 1,0
10-3 105 99,0 0,1
Pemisahan dapat tercapai secara kuantitatif jika nilai β paling idak sebesar 105. Pemisahan dapat
dibuat lebih efesien dengan pengaturan proporsi fasa organic terhadap air. Ratio optimum untuk
pemisahan yang paling baik diberikan dalam persamaan-persamaan Bush-Densen:
VA / VB = (1/DA DB)1/2
2.5. Macam-Macam Sistem Ekstraksi
Beberapa cara dapat mengklasifikasikan sistem ekstraksi. Cara kalsik adalah
mengklasifikasi berdasarkan sifat zat yang diekstraksi, sebagai khelat atau system ion
berasosiasi. Akan tetapi klasifikasi sekarang didasarkan pada hal yang lebih ilmiah, yaitu proses
ekstraksi.
Suatu sifat dasar agar solut dapat terekstrak dari fasa air ke fasa organik adalah solut
tersebut harus menjadi tidak bermuatan. Penetralan muatan tersebut dapat mereduksi gaya
elektrostatik antara solut dengan air,yaitu dengan sendirinya akan mengurangi kelarutannya
dalam fasa air.
Ada dua jenis senyawa solut yang akan dibahas yaitu:
1.Senyawa molekul netral,kovalen,misalnya : I2, GeCl4, C6H5COOH
2.Senyawa kompleks logam ,tak bermuatan,misalnya kompleks logam asetil aseton,8-
hidroksikuinolin,dan senyawa kompleks asossiasi lain.
2.5.1. Ekstraksi Molekul Netral,Kovalen
Bila tidak ada reaksi yang bersaing ,untuk ekstraksi jenis ini rumusan untuk efisiensi
ekstraksi sama seperti yang sudah dibahs dibagian sebelumnya.Tetapi bila ada reaksi-reaksi
tertentu didalm sistem tersebut,maka harus dipertimbangkan pengaruh reaksi tersebut terhadap
nilai D nya.
Adapun reaksi yang mungkin terjadi adalah:
a. Reaksi Dissosiasi
Misalnya pada ekstraksi asam karboksilat,dengan pola pemisahan:
CH3COOH Fasa Organik
↓↑
CHCOOH ⇄ CH3COOH + H+ Fasa air
Ka
Dengan Ka = konstanta ionisasi CH3COOH
b.Reaksi Pembentukan Kompleks s
Misalnya pada ekstraksi iodin (I2) dalam sistem pelarut air yang mengandung ion iodida
dan NaCl. Penambahan iodida pada sistem yang demikian ini menyebabkan pembentukan
kompleks :
I2 + I ⇄ I3 Kf = [I3] / [I]
sehingga pola pemisahan dapat dituliskan:
I2 Fasa Organik
↓↑
I2 + I ⇄ I3 Fasa air
Kf = Konstanta pembentukan kompleks I3
c.Reaksi Assosiasi
Angka banding distribusi umumnya akan semakin besar jika terjadi reaksi assosiasi dalam
fasa organik.Misalnya asam karboksilat yang dapat membentuk dimer dalm pelarut yang
kepolarannya rendah,seperti benzena dan CCl4 dengan reaksi:
Kd =
Kd = konstanta dimensasi
Pola pemisahannya adalah :
2 RCOOH ⇄ (RCOOH)2 Fasa Organik
↓↑
RCOOH Fasa air
2.5.2. Ekstraksi Ion Logam
Ekstraksi ion logam adalah salah satu penggunaan penting ekstraksi pelarut. Untuk dapat
diekstraksi pelarut,ion logam harus diubah menjadi ion yang tidak bermuatan (molekul netral)
dan mirip senyawa organik.Hal ini perlu dilakukan karena ion logam mempunyai kecenderungan
tidak larut dalam pelarut-pelarut organik atau pelarut non polar. Biasanya pengubahannya
dilakukan dengan dua cara yaitu:
a.Pembentukan senyawa kompleks assosiasi ion
b.Pembentukan Kompleks khelat
a.Pembentukan Kompleks Assosiasi Ion
Pembentukan kompleks assosiasi ion dapat dilakukan dengan penggabungan ion logam
kedalam suatu molekul besar yang kemudian digabungkan (diasosiasikan) ion lain yang
muatannya berlawanan sehingga membentuk suatu senyawa pasangan logam. Pasangan ion ini
dapat berupa:
1.Pasangan ion dimana ion logam terikat dalam suatu anion
2.Pasangan ion dimana ion logam terikat dalam suatu kation
1. Pasangan ion dimana ion logam terikat dalam suatu anion
Reaksi pembentukannya secara umum :
⇄Contoh:
Besi (III) secara kuantitatif dapat diabstraj dari medium asam klorida kedalam dietil eter.Terjadi
peristiwa dimana senyawa kompleks kloro besi (III) dikoordinasi oleh atom oksigen dari
pelarut.Dalam hal ini pelarut mendesak air terkoordinasi . Ion yang terbentuk bergabung dengan
molekul pelarut yang terkoordinasi dengan proton.Reaksi pembentukannya :
Fe3+ + 4Cl- FeCl4-
FeCl4- + H+ { H+, FeCl4
- }
Kation dan anion terikat dengan molekul eter :
{H+ (eter)+, FeCl4 (eter)}-
Dengan cara yang mirip permanganat membentuk suatu pasangan ion dengan ion tetra
fenil arsonium dengan membentuk suatu pasangan ion dengan rumus [ (C6H5) As+,
MnO4-],sehingga membuatnya seperti molekul senyawa organik dan kemudian dapat diekstrak
kedalam metilen klorida.
2.Pasangan ion dimana ion logam terikat dalam suatu kation
Reaksi pembentuknya secara umum :⇄⇄
Mn+ + (n+a) X-1 MXn+a
Ma-n+a + aY+ (aY;MXa-) n+a
Mn+ + bB MBbn+
MBbn+ + nX- {MBbn+ , nX-}
Contoh:
Cu2+ + O-phen Cu (phen)2+
Cu (phen)2+ + 2ClO4- {Cu(phen)2+,2ClO4
-}
b. Pembentukan Kompleks Khelat
Ligan pengkhelat mempunyai peranan penting dalam ekstraksi logam.Khelat logam
merupakan tipe senyawa koordinasi dimana ion logam bergabung dengan basa polifungsional
yang menempati dua atau lebih posisi pada lingkaran koordinasi dari ion logam untuk
membentuk senyawa siklik.
Rumus Pembentukannya secara umum :⇄Dalam persamaan reaksi diatas M adalah ion Logam,R anion dan n Valensi.Jika kedua
gugus basa tidak bermuatan,maka terbentuk khelat bermuatan poisitif.Jika kedua gugus basa
bermuatan negatif ganda maka terbentuk khelat negatif.Jika kedua gugus basa bermuatan negatif
tunggal,maka terbentuk khelat netral.Kebanyakan reagen pengkhelat membentuk senyawa
kompleks berwarna dan ini dapat dijadikan dasar untuk penentuan ion logam secara
spektrofotometri.Kompleks khelat seringkali tidak dapat larut dalam air tetapi larut dalam pelarut
organik seperti kloroform,karbon tetraklorida dll.Pembentukan kompleks khelat merupakan cara
yang paling luas penggunaannya dalam ekstraksi ion logam.
Contoh:
Cu2+ + 2H2CH2CH2NH2 → Cu(NH2CH2CH2NH2)2+
MRnMn+ + nR
Suatu zat pengkelat lain yang sangat penting untuk ekstraksi pelarut dari ion logam adalah
difeniltiokarbazon atau “ditizon” .Ditizon dan kelat logamnya sangat tak-dapat larut dalam air,
tetapi dapat larut dalam pelarut semacam kloroform dan karbon letraklorida. Larutan reagensia
itu sendiri adalah hijau tua, semenlara kompleks logam adalah violet tua, merah, jingga, kuning
atau warna lain bergantung pada ion logamnya, logam yang membentuk ditizonat antara lain Mn,
Fe, Co, Ni, Cu, Zn, Pd, Ag, Cd, In, Sn, dan Pb.
2.6 Teknik ekstraksi
Teknik ekstraksi dapat dibedakan menjadi tiga cara, yaitu:
1. Ekstraksi bertahap ( batch ekstraction=ekstraksi sederhana)
2. Eksraksi kontinyu
3. Ekstraksi arah berlawana ( counter current extraction)
2.6.1 Teknik ekstraksi bertahap
Pelaksanaan ekstraksi ini dilakukan menggunakan alat corong pemisah dan merupakan
metode ekstraksi paling sederhana. Zat yang akan diekstraks dilarutkan dalam air kemudian
dimasukkan dalam corong pemisah. Pelarut pengekstrak( biasa pelarut organik) ditambah kepada
larutan air agar zat terlarut dapat diekstrak kedalam cairan pengekstrak. Cara ini dilakukan jika
harga D cukup besar (>1000). Banyaknya zat yang tidak terekstrak (tertinggal) pada fasa pelarut
semula, dicari berdasarkan persamaan :
Jika zat yang akan diekstrak berada dalam campuran, maka syarat ekstraksi dengan teknik
ini adalah D dari zat tersebut harus besar (D=5 sampai 10 atau lebih besar), sedang zat lain harus
kecil (<0,0001)
Gambar: peralatan ekstraksi sederhana
2.6.2. Teknik kontinyu
Ekstraksi sampai habis memungkinkan pemisahan komponen-komponen dalam
campuran yang mempunyai nilai pembanding distribusi kurang menguntungkan (D <1), atau jika
faktor pemisah mendekati satu. Dipakai peralatan khusus, didalam mana pelarut organik secara
otomatis disuling, didinginkan dan dialirkan secara terus menerus melalui lapisan air. Hasil
ekstraksi setara dengan beberapa ratus kali ekstraksi memakai pelarut murni organik, dapat
diperoleh dalam waktu kurang lebih satu jam memakai peralatan yang tidak terlalu banyak
memerlukan perhatian. Pada prinsipnya didalam peralatan tersebut terjadi aliran kontinyu (terus-
menerus) dari pelarut malalui suatu larutan zat yang akan diekstrak.
Gambar: alat
2.6.3 Ekstraksi dengan arah berlawanan menurut Craig
Metoda ekstraksi ini dikenal dengan metoda ekstraksi Craig. Metoda ini merupakan salah
satu dari berbagai cara untuk memisahkan dua zat atau lebih, apabila perbandingan distribusi (D)
dari zat-zat tersebut perbedaannya kecil sekali. Proses ”counter current Craig” ini merupakan
fraksionasi secara bertahap dengan menggunakan peralatan khusus. Alat yang digunakan pada
prinsipnya terdiri dari sejumlah besar (bisa 100 atau lebih) tabung-tabung pengekstrak yang
identik, yang berfungsi sebagai corong pemisah. Seperti yang disajikan pada gambar tabung-
tabung pengekstrak itu diberi nomor dari nol (0) dan seterusnya, yang disimbulkan dengan r.
Pada proses selanjutnya, setelah dilakukan pengocokkan untuk mencapai kesetimbangan
distribusi, maka fasa atas yang lebih ringan dari pada fasa bawah dipindahan ke tabung nomor
berikutnya, yang sudah mengandung fasa bawah yang baru. Pengocokkan dan pemindahan ini
dilakukan berulang kali. Jumlah kali pemindahan dinyatakan dengan n, yang bermula dari nol.
Agar lebih jelas, marilah kita ikuti contoh berikut, yaitu distribusi 1000 mg zat X, dengan Dx =
1, Va = V0, menurut skema yang tertera pada gambar, sampai 5 tahap pertama. Dari gambar
dapat dilihat pada langkah awal (n=0) 1000 mg zat terlarut dalam fasa air ditambahkan fasa
organik (misalnya eter) dengan volume sama (Va = V0). Setelah dikocok dan tercapai
kesetimbangan distribusi, maka fasa atas (fasa organik=fasa eter) akan berisi 500 mg zat X,
demikian juga fasa bawah (fasa air). Pada langkah selanjutnya fasa atas dipindahkan ke tabung
1yang sebelumnya telah berisi fasa air, sedangkan pada tabung 0 diisi lagi fasa organik segar.
Setelah kedua tabung dikocok dan tercapai kesetimbangan, distribusi zat X dalam kedua tabung
masing-masing adalah 250/250 (lihat gambar). Sekarang fasa atas tabung 1 dipindahkan ke
tabung 2 yang sebelumnya telah berisi fasa air, dan fasa atas tabung 0 dipindah ke tabung 1.
Tabung 0 diisi lagi dengan fasa organik segar dari reservoir. Setelah ke tiga tabung dikocok dan
mencapai kesetimbangan, maka distribusi zat X dalam ketiga tabung tersebut berturut-turut
adalah 125/125; 250/250; 125/125. Begitu seterusnya langkah-langkah itu dikerjakan sampai
pada n = 4. Pada setiap langkah selalu diisi fasa pelarut organik segar dari reservoir. Untuk n<50,
rumus:
Dimana = fraksi solut yang terkandung dalam tabung ke r setelah n kali pemindahan.
D = perbandingan distribusi.
Simbol ! adalah fungsi faktorial. Contoh: 4! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24
No.
tabung
Jumla
h
pemindahan
0 1 2 3 4
0
ekstra
ksi 1
5
00
5
00
0 0 0 0
1
Ekstra
ksi 2
2
50
2
50
2
50
2
50
0 0 0
2
Ekstra
ksi 3
1
25
1
2
50
2
1
25
1
0 0
re
servoir
re
servoir
re
servoir
25 50 25
3
Ekstra
ksi 4
6
2,5
6
2,5
1
87,5
1
87,5
1
87,5
1
87,5
6
2,5
6
2,5
0
4
Ekstra
ksi 5
3
1,25
3
1,25
1
25
1
25
1
87,5
1
87,5
1
25
1
25
3
1,25
3
1,25
Fraksi
total dalam
tiap tabung
pada n= 4
0,0
625
0,2
50
0,3
750
0,2
50
0,0
625
Gambar: skema ekstraksi menurut arah berlawanan dari Craig
re
servoir
re
servoir
LAPORAN HASIL DISKUSI
1. Pertanyaan dari : Roudhotul Fitria
Dijawab oleh : Amelia pertiwi (salah)
M.Ali Husni (benar)
Pertanyaan:
Ekstraksi pelarut dari uranium dengan 8-hidroksikunolin pada CHCl3 digunakan 15 ml fase
organik dan aqua jika %E 76,8 %.Hitunglah perbandingan distribusinya.
Jawaban:
%E =
76,8 % =
76,8 D +76,8 =100 D
76,8 = 100D – 16,8D
76,8 = 23,2 D
D = = 3,31
2. Pertanyaan dari : Sinta Marito
Dijawab Oleh : Yeni Yulia Sari
Haryati
Ismalia Yestrik
Pertanyaan :
Apakah prinsip dasar dari metode pemisahan ekstraksi?
Jawaban: buku khopkar halaman 85
Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan perbandingan tertentu
antara dua pelarut yang tidak saling bercampur.
Prinsip ini dinyatakan oleh Nernst dalam distribusi yang menyatakan bahwa apabila suatu
komponen zat terlarut terdistribusi dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur, maka
perbandingan konsentrasi pada saat kesetimbangan pada temperatur tertentu merupakan
suatu konstanta yang dinamakan dengan konstanta distribusi.
Hukum Fasa Gibbs : memberikan hubungan antara derajat kebebasan dalam suatu system
dengan komponen dan fase.
P + V = C + 2
Keterangan :
P = fase
C = Komponen
V = Derjat kebebasan
Pada ekstraksi pelarut , kita mempunyai P = 2 , yaitu fase air dan organik, C= 1, yaitu zat
terlarut di dalam pelarut dan fase air pada temperatur dan tekanantetap, sehingga V = 1,
jadi kita akan dapat : 2 + 1 = 1+2, yaitu P + V = C + 2
3. Pertanyaan dari :Wanda Ika Wahyuni
Dijawab oleh : Melta Fina
Anggi Desviana
Pertanyaan:
Untuk membedakan antara pasangan ion dan suatu molekul netral dalam pelaruttak polar
cukup sulit,bagaimana cara membedakannya?
Jawaban:
jika komponen-komponen-nya tetap bersama-sama di dalam air, spesies itu akan disebut suatu
molekul; jika komponen itu cukup dipisahkan oleh air sehingga tak dapat dideteksi sebagai
suatu kesatuan, maka entitas itu akan disebut suatu pasangan ion.
4. Pertanyaan dari : Putri Dzulhijjah
Dijawab oleh : Yuni permata sari (benar)
Pertanyaan :
Apakah alasan ektraksi dilakukan berulang kali?
Jawaban :
Semakin besar jumlah zat yang akan terekstrak jika harga Va / Vo diperkecil(memperbesar
volume fasa organik) dan semakin efesien proses ekstraksi jika ekstraksi dilakukan berulang
kali dengan jumlah fasa organic yang sama. Menghitung banyaknya zat tertinggal setelah
berulang kali ekstraksi itu sangat bagus dan penting, supaya ekstraksi dapat dilakukan secara
efektif.
5. Pertanyaan dari : Putri Dzulhijjah
Dijawab oleh : Vita fatmawati (salah)
Riska Putri Perjuanda (salah)
Fitriatul Hasanah (benar)
Pertanyaan :
Bagaimanakah syarat pelarut dua fase dapat dilakukan ekstraksi berulang?
Jawaban :
Dalam mempertimbangkan dua fase dapat dilakukan ekstraksi berulang adalah :
Zat-zat pelarut tersebut hanya berbeda sedikit dalam kecenderungannya untuk beralih dari
pelarut satu ke palerut lain.
Satu fase dapat bergerak sementara bersentuhan dengan fase yang lain.
Kedua fase bergerak, terus menerus kontak sama lain dengan arah yang berlawanan.
Satu fase dapat berulang dikontakkan dengan porsi yang segar dari fase kedua. Dan dapat
diterapkan bila bila suatu zat secara kuantitatif tetap tinggal dalam satu fase.
Hubungan antara jenis zat yang dilarutkan dengan pelarutnya
Sifat kepolaran
Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan lebih mudah menguap
Meninggalkan substansi terlarut yang didapatkan
6. Pertanyaan dari : Roudhotul Fitria
Dijawab oleh : Friska Kristiyanti
Pertanyaan:
Apa yang dimaksud dengan senyawa khelat logam dan apa yang dihasilkan dari proses
pengkhelatan?
Jawaban:
Senyawa khelat logam adalah senyawa organik dimana sebuah ion logam menjadi bagian dari
satu cincin heterosiklik atau lebih dengan berinteraksi dengan gugus fungsional dalam zat
pengkhelat.Proses pengkhelatan menghasilkan sebuah molekul netral atau ion kompleks