bab i

29
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Ideologi adalah gagasan yang disusun secara sistematis dan diyakini kebenarannya untuk diwujudkan dalam kehidupan. Bisakah kita bayangkan jika sebuah negara tanpa adanya ideologi?, dari pengertian tersebut kita tahu betapa pentingnya ideologi bagi sebuah negara. Negara Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki ideologi Pancasila yang dimana mencakup berbagai hal, seperti dalam bidang ketatanegaraan negara maupun dalam bidang sosial dan budaya Tujuan Tujuan dalam penulisan makalah ini agar mahasiswa dapat memahami betapa pentingnya ideologi bagi suatu negara yang mencakup dalam berbagai aspek

Upload: fedri-baysar

Post on 25-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

agama I

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang MasalahIdeologi adalah gagasan yang disusun secara sistematis dan diyakini kebenarannya untuk diwujudkan dalam kehidupan. Bisakah kita bayangkan jika sebuah negara tanpa adanya ideologi?, dari pengertian tersebut kita tahu betapa pentingnya ideologi bagi sebuah negara. Negara Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki ideologi Pancasila yang dimana mencakup berbagai hal, seperti dalam bidang ketatanegaraan negara maupun dalam bidang sosial dan budayaTujuanTujuan dalam penulisan makalah ini agar mahasiswa dapat memahami betapa pentingnya ideologi bagi suatu negara yang mencakup dalam berbagai aspek

BAB IIPEMBAHASAN

Pengertian dan Pentingnya Ideologi bagi Suatu Negara Setiap bangsa di dunia memerlukan ideologi. Ideologi merupakan hal yang penting dalam penyelenggaraan negara. Ideologi menjadi hal yang wajib dimiliki setiap bangsa. Setiap bangsa pun memiliki pendapat atau pandangan ideologi yang berbeda-beda.a). Pengertian IdeologiAda beberapa pengertian ideologi, antara lain sebagai berikut :Ideologi berarti suatu gagasan berdasarkan pemikiran yang sedalam-dalamnya dan merupakan hasil pemikiran filsafat.Ideologi adalah ajaran, doktrin, teori, atau ilmu yang diyakini kebenarannya dan disusun secara sistematis serta diberi petunjuk pelaksanaannya dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah yang timbul dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Ideologi adalah seperangkat nilai, ide, dan cita-cita beserta pedoman dan metode dalam melaksanakan atau mewujudkannya.Ideologi adalah seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik yang menjadi pedoman seseorang atau sekelompok orang.Ideologi juga berarti seperangkat gagasan dan keyakinan yang dapat menjadi pegangan dalam kehidupan manusia. Dapat disimpulkan bahwa pengertian Ideologi adalah gagasan yang disusun secara sistematis dan diyakini kebenarannya untuk diwujudkan dalam kehidupan. Dalam Ideologi terkandung konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan, dasar pikiran yang terdalam, dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Pada akhirnya, Ideologi suatu negara adalah suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki, diyakini kebenarannya, dan menimbulkan tekad untuk mewujudkannya. Jadi, Ideologi didasarkan pada filsafat negara. Ideologi disertai penggunaan kekuatan (power) guna mewujudkannya maka Ideologi dekat dengan kekuasaan politik.b). Pentingnya Ideologi bagi Suatu Negara Ideologi menjadi suatu yang sangat penting dan vital bagi kelangsungan hidup suatu kelompok atau sebuah bangsa. Hal itu disebabkan Ideologi memberikan kejelasan identitas nasional, member inspirasi akan cita-cita dan pendorong dalam tujuan masyarakatnya. Dengan Ideologi yang jelas, suatu negara akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana mengenal dan memecahkan masalah politik, ekonomi, sosial, budaya dan hankam yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju.

Macam-Macam Ideologi di Dunia Di dunia ini dikenal adanya dua Ideologi yang banyak dianut oleh negara-negara di dunia, yaitu Ideologi Liberal dan Komunis.a). Ideologi Liberal Pada akhir abad ke-18 di Eropa terutama di Inggris terjadilah revolusi di bidang ilmu pengetahuan, kemudian berkembang kea rah revolusi teknologi dan industri. Perubahan tersebut membawa perubahan orientasi kehidupan masyarakat, baik di bidang sosial, ekonomi maupun politik. Paham liberal berkembang dari akar-akar rasionalisme, yaitu paham yang meletakkan rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi. Materialisme yang meletakkan materi sebagai nilai tertinggi. Empirisme yang mendasarkan atas kebenaran fakta Empiris (yang dapat ditangkap dengan indera manusia). Individualisme yang meletakkan nilai dan kebebasan individu sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan masyarakat dan negara. Hal itu barpangkal dari dasar bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas. Manusia menurut paham liberal memandang bahwa manusia sebagai manusia pribadi, dan terlepas dari manusia lainnya. Manusia sebagai individu memiliki potensi dan senantiasa berjuang untuk dirinya sendiri. Manusia akan menjadi ancaman bagi manusia lainnya yang menurut istilah Hobbes disebut homo homini lupus (homo = manusia, lupus = serigala). Oleh karena itu, . Manusia sebagai individu memiliki potensi dan senantiasa berjuang untuk dirinya sendiri. Manusia akan menjadi ancaman bagi manusia lainnya yang menurut istilah Hobbes disebut homo homini lupus (homo = manusia, lupus = serigala). Oleh karena itu, manusia harus membuat suatu perlindungan bersama. Negara menurut liberalism harus tetap menjamin kebebasan induvidu dan manusia secara bersama-sama mengatur negara. Berdasarkan latar belakang timbulnya, paham liberalism merupakan sintesia dari beberapa paham, antara lain paham materialism, rasionalisme, empirisme, dan individualisme. Oleh karena itu, penerapan teknologi senantiasa di dasari oleh aliran-aliran dan paham-paham secara keseluruhan. Berkembangnya paham liberalisme mengakibatkan munculnya individualism dan masyarakat kapitalis. Jika paham liberalisme dihubungkan dengan konsep demokrasi maka akan melahirkan demokrasi liberal. Kebebasan manusia dalam realisasi demokrasi liberal senantiasa mendasarkan atas kebebasan individu di atas segala-galanya. Rakyat merupakan hakikat tingkatan tertinggi dalam negara sehingga dimungkinkan akan berkedudukan lebih tinggi dari pada nilai religious. Hal ini harus dipahami karena demokrasi liberal akan mencakup seluruh sendi kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, antara lain bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan kehidupan keagamaan atau kehidupan religious. Atas dasar inilah perbedaan sifat serta karakter bangsa sering menimbulkan gejolak dalam menerapkan demokrasi yang mendasar pada paham liberalism. Termasuk di Indonesia sendiri pada masa reformasi ini, tidak semua orang memahami makna demokrasi sehingga penerapannya terkadang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Akibatnya, banyak menimbulkan konflik. Jika paham liberalisme dihubungkan dengan masalah Agama maka negara memberi kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing. Namun, dalam negara liberal juga diberi kebebasan untuk tidak percaya terhadap Tuhan atau atheis. Bahkan negara liberal member kebebasan warganya untuk menilai da mengkritik agama. Nilai-nilai agama dalam negara dipisahkan dan dibedakan dengan negara. Keputusan dan ketentuan kenegaraan terutama peraturan perundang-undangan sangat ditentukan oleh kesepakatan individu sebagai warga negaranya. Walaupun ketentuan tersebut bertentangan dengan norma-norma agama. Misalnya, Undang-Undang Aborsi di Negara Irlandia tetap diberlakukan walaupun ditentang oleh gereja dan agama lainnya karena Undang-Undang tersebut merupakan hasil referendum. Berdasarkan pandangan filosofi tersebut hampir dapat dipastikan bahwa dalam system negara liberal membedakan dan memisahkan antara negara dengan agama atau bersifat sekuler. Intisari paham liberalism bertitik tolak dari hak kebebasan manusia sejak lahir dan tidak diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa, kecuali dengan persetujuannya.b). Ideologi Sosialisme KomunisBerkembangnya paham individualism-liberalisme yang berakibat munculnya masyarakat kapitalis mengakibatkan penderitaan rakyat sehingga komunisme muncul sebagai reaksi atas penindasan rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung pemerintah. Bertolak belakang dengan paham liberalism-individualisme, komunisme yang dicetuskan melalui pemikiran Karl Marx memandang bahwa hakikat kebebasan, dan hak individu itu tidak ada. Ideologi komunisme mendasarkan pada suatu keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya hanya makhluk social saja. Manusia pada hakekatnya merupakan sekumpulan relasi sehingga yang mutlak adalah komunitas, bukannya individualitas. Jika paham komunisme dihubungkan dengan konsep demokrasi maka demokrasi individualis itu tidak ada karena tidak adanya hak individu. Dalam masyarakat terdapat kelas-kelas yang saling berinteraksi secara dialektis, yaitu kelas kapitalis dan kelas proletar. Walaupun bertentangan namun saling membutuhkan. Sebab kaum kapitalis dalam melaksanakan usahanya membutuhkan banyak tenaga dari kaum proletar. Begitu juga kaum proletar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan pekerjaan. Kelas kapitalis senantiasa melakukan penindasan atas kelas proletar. Oleh karena itu, penindasan itu harus dihilangkan. Hal itu dapat dilakukan hanya dengan melalui suatu revolusi (perubahan). Hal inilah yang merupakan konsep kaum komunis untuk melakukan suatu perubahan terhadap struktur masyarakat secara revolusioner. Menurut komunisme, Ideologi hanya diperuntukan bagi masyarakat secara keseluruhan. Etika Ideologi Komunis adalah mendasarkan suatu kebaikan hanya pada kepentingan demi keuntungan kelas masyarakat secara totalitas (keseluruhan). Atas dasar inilah, komunisme mendasarkan moralnya pada keuntungan kelasnya sehingga segala cara dapat dihalalkan.Ideologi Negara Republik IndonesiaIdeologi negara Republik Indonesia yang tercermin dan terkandung dalam pembukaan UUD 1945 adalah Ideologi perjuangan, yaitu jiwa dan semangat perjuangan bangsa untuk mewujudkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dalam alinea I Pembukaan UUD 1945 terkandung motivasi, dasar dan pembenaran perjuangan (Kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan) ; alinea II mengandung cita-cita bangsa Indonesia (Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur) ; alinea III memuat petunjuk atau tekad pelaksanaannya (Kemerdekaan atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa) ; alinea IV memuat tugas negara atau tujuan nasional, penyusunan Undang-Undang dasar, bentuk susunan negara yang berkedaulatan rakyat, dan dasar negara pancasila.Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok pikiran yang dijiwai pancasila dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945. Ini berarti pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945 itu tidak lain adalah Pancasila yang kemudian dijabarkan dalam pasal-pasal dari UUD 1945. Pancasila yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 memenuhi persyaratan sebagai suatu Ideologi negara karena memuat ajaran, doktrin, teori, ilmu tentang cita-cita (ide) bangsa Indonesia yang diyakini kebenarannya dan disusun secara sistematis serta diberi petunjuk pelaksanaannya. Adapun pentingnya Ideologi Negara Republik Indonesia adalah sebagai pegangan dan pedoman penyelenggara negara dan rakyat Indonesia dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah politik, ekonomi, sosial, budaya dan hankam yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju.

Nilai-Nilai Pancasila dalam Sosio-Budaya Bangsa Indonesia

a. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa

Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa bukanlah suatu kepercayaan yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya melalui penalaran, melainkan suatu kepercayaan yang berpangkal dari kesadaran manusia sebagai mahkluk Tuhan. Keyakinan yang demikian maka negara Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, dan negara memberi jaminan sesuai dengan keyakinannya, dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya.

Bagi kita di Indonesia tidak boleh ada sikap dan perbuatan yang anti ketuhanan yang Maha Esa, serta anti kehidupan beragama. Sebagai sila pertama menjadi sumber pokok nilai-nilai kehidupan, yang menjiwai dan mendasari serta membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab, penggalangan persatuan Indonesia yang telah membentuk negara RI yang berdaulat penuh, bersifat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Hakekat pengertian nilai-nilai diatas sesuai dengan Pernyataan dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu keyakinan atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Dalam sila pertama ini tercakup nilai religi yang mengatur hubungan negara dan agama, hubungan manusia dengan Sang Pencipta, serta nilai yang menyangkut hak asasi yang paling asasi.

b. Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Dalam sila ini merupakan norma untuk menilai apa pun yang menyangkut kepentingan manusia sebagai mahkluk Tuhan yang mulai dengan kesadaran martabat dan derajatnya. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran sikap dan perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani dalam hubungannya dengan norma-norma kebudayaan.Nilai-nilai dalam sila ini adalah merupakan refleksi dari martabat serta harkat manusia yang memiliki potensi kultural. Potensi tersebut sebagai hal yang bersifat universal atau keseluruhan dan dipunyai oleh semua bangsa tanpa kecuali. Menurut sila ini setiap manusia Indonesia adalah bagian dari warga dunia, yang menyakini adanya prinsip persamaan harkat dan martabatnya sebagai hamba Tuhan. Dalam sila kedua ini menyangkut nilai-nilai hak dan kewajiban asasi manusia Indonesia. Setiap Warga negara dijamin hak dan kebebasannya yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, dengan orang seorang, atau masyarakatnya, dan alam lingkungannya. Di dalamnya mengandung nilai cinta kasih yang harus dikembangkan nilai etis yang menhargai keberanian untuk membela kebenaran, santun dan menghormati harkat kemanusiaan.

c. Nilai Persatuan Indonesia Sila ketiga ini meliputi makna persatuan dan kesatuan dalam arti ideologis, ekonomi, politik, sosial budaya, dan keamanan. Nilai persatuan ini dikembangkan dari pengalaman sejarah bangsa Indonesia, yang senasib dan didorong untuk mencapi kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Dan bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi. Perwujudan ini adalah manifestasi paham kebangsaan yang memberi tempat bagi keragaman budaya atau etnis. Paham ini yang terdapat dalam sila ini merupakan wujud asas kebersamaan, solidaritas, serta rasa bangga dan kecintaan kepada bangsa dan kebudayaannya.Sila ini mengandung nilai-nilai kerohanian dan nilai etis yang mencakup kedudukan dan martabat manusia Indonesia untuk menghargai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan masyarakat. Nilai yang menjunjung tinggi tradisi kejuangan dan kerelaan untuk berkorban dan membela kehormatan bangsa dan negara.

d. Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyaratan/perwakilan.

Dalam sila ini, diakui bahwa negara RI menganut asas demokrasi yang bersumber kepada nilai-nilai kehidupan yang berakar dalam budaya bangsa Indonesia. Perwujudan demokrasi itu dipersepsi sebagai paham kedaulatan rakyat, yang bersumber nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan. Penghargaan yang tinggi terhadap nilai musyawarah mencerminkan sikap pandangan hidup bahwa kemauan rakyat mencerminkan nilai kebenaran dan keabsahan yang tinggi.

Di dalam sila ini terungkap nilai yang mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat yang harus didahulukan. Sila ini menghargai sikap etis berupa tanggung jawab yang harus ditunaikan, sebagai amanat seluruh rakyat. Tanggung jawab itu bukan hanya ditujukan kepada manusia, tetapi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sila ini pun mengandung pengakuan atas nilai kebenaran dan keadilan dalam menegakan kehidupan yang bebas, adil dan sejahtera.

e. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Nilai-nilai yang terkandung dalam sila ini meliputi nilai keselarasan, keseimbangan, dan keserasian yang menyangkut hak dan kewajiban yang dimiliki oleh rakyat Indonesia, tanpa membedakan asal suku, agama yang dianut, keyakinan politik, serta tingkat ekonominya. Didalam sila inipun terkandung nilai kedermawanan kepada sesama, memberi tempat kepada sikap hidup hemat, sederhana, dan kerja keras.

Sila kelima ini juga mengembangkan nilai untuk menghargai karya, dan norma yang menolak adanya kesewenang-wenangan, serta pemerasan kepada sesama. Juga mengandung nilai vital yaitu keniscayaan secarabersama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial, dalam makna untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Nilai-nilai yang tercakup dalam sila ini memberi jaminan untuk mencapai taraf kehidupan yang layak dan terhormat sesuai dengan kodratnya, dan menempatkan nilai demokrasi dalam bidang ekonomi dan sosial

Sistem Kenegaraan Pancasila Tegak Sebagai Negara Demokrasi dan Negara Hukum

Berdasarkan asas filosofis-ideologis Pancasila maka pendiri negara (PPKI) dengan jiwa kepemimpinan dan kenegarawanan dan dengan musyawarah mufakat menetapkan dan mengesahkan dasar negara Pancasila sebagai terumus di dalam Pembukaan UUD 45. UUD 45 seutuhnya adalah jabaran dasar negara Pancasila (seutuhnya) untuk ditegakkan sebagai sistem kenegaraan Pancasila. Dasar negara ini bersifat tetap dan imperatif (mengikat dan memaksa) semua warganegara untuk mendidikkan, mengembangkan, membela dan membudayakannya. Sesungguhnya secara filosofis-ideologis-konstitusional bangsa Indonesia menegakkan kemerdekaan dan kedaulatan dalam tatanan negara Proklamasi, sebagai NKRI berdasarkan Pancasila-UUD 45, dengan asas dan identitas fundamental, sebagai asas kerokhanian-normatif-filosofis-ideologis bangsa dan negara. Karenanya memberikan asas budaya dan moral politik nasional NKRI sebagaimana diamanatkan di dalam UUD Proklamasi 45. Artinya, dasar negara Pancasila (filsafat Pancasila) ditegakkan dan dikembangkan sebagai sistem ideologi negara (ideologi nasional). Secara kelembagaan negara, ditegakkan sebagai sistem kenegaraan (in casu: sistem kenegaraan Pancasila; analog dengan: sistem negara kapitalisme-liberalisme; dan sosialisme, atau marxisme-komunisme-atheisme). Demi integritas sistem kenegaraan Pancasila sebagai diamanatkan UUD Proklamasi 45, maka secara imperatif (mutlak, mengikat dan memaksa) Pemerintah bersama semua komponen bangsa berkewajiban untuk menegakkan dan membudayakannya; dalam makna menegakkan budaya dan moral Pancasila sebagai bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa dan beragama dalam negara demokrasi dan negara hukum NKRI. Sistem kenegaraan Pancasila terjabar dalam UUD Proklamasi 45 seutuhnya; untuk ditegakkan dan diwariskan bagi generasi penerus! ---bukan untuk diselewengkan, apalagi diubah/diamandemen dan atau diganti, yang samasekali menyimpang/tidak sama kualitas dan integritas martabatnya. (Renungkan dengan akal dan budinurani bagaimana kondisi bangsa dalam NKRI dengan kepemimpinan nasional, dan praktek budaya neo-liberalisme: sosial politik dan ekonomi dalam era reformasi dan era UUD 2002)

A.Filsafat Pancasila Sebagai Sistem Ideologi Nasional Bahwa sesungguhnya UUD Negara adalah jabaran dari filsafat negara Pancasila sebagai ideologi nasional (Weltanschauung); asas kerokhanian negara dan jatidiri bangsa. Karenanya menjadi asas normatif-filosofis-ideologis-konstitusional bangsa; menjiwai dan melandasi cita budaya dan moral politik nasional, terjabar secara konstitusional:1.Negara berkedaulatan rakyat (= negara demokrasi: sila IV).2.Negara kesatuan, negara bangsa (nation state, wawasan nasional dan wawasan nusantara: sila III), ditegakkan sebagai NKRI.3.Negara berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat): asas supremasi hukum demi keadilan dan keadilan sosial: oleh semua untuk semua (sila I-II-IV-V); sebagai negara hukum Pancasila.4.Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab (sila I-II) sebagai asas moral kebangsaan kenegaraan RI; ditegakkan sebagai budaya dan moral manusia warga negara dan politik kenegaraan RI.

5.Negara berdasarkan asas kekeluargaan (paham persatuan: negara melindungai seluruh tumpah darah Indonesia, dan seluruh rakyat Indonesia. Negara mengatasi paham golongan dan paham perseorangan: sila III-IV-V); ditegakkan dalam sistem ekonomi Pancasila (M Noor Syam, 2000: XV, 3). Semua asas filosofis-ideologis, sebagai asas kerohanian bangsa dan negara ---terutama asas keseimbangan HAM dan KAM--- demikian terjabar dalam UUD Proklamasi: sebagai negara berkedaulatan rakyat (demokrasi), dan negara hukum (Rechtsstaat). Jadi, adalah menjadi amanat dan kewajiban semua lembaga negara, kepemimpinan nasional dan warganegara untuk melaksanakan amanat filosofis-ideologis dan konstitusional dimaksud. NKRI dengan identitas dan integritas sebagai negara demokratis dan negara hukum menegakkan HAM dengan asas budaya dan moral politik yang dijiwai moral filsafat Pancasila ---yang beridentitas theisme-religious---. Amanat konstitusional ini secara kenegaraan terutama menegakkan moral Ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab; dalam NKRI sebagai negara hukum (Rechtsstaat) demi supremasi hukum dan keadilan serta keadilan sosial (oleh semua, untuk semua).

B. Keunggulan Bangsa dan Nusantara Indonesia Raya Keunggulan sistem kenegaraan Pancasila makin sempurna berkat didukung oleh keunggulan natural dan kultural serta SDM bangsa Indonesia. Kita bangsa Indonesia wajib bersyukur dan bangga atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa bahwa bangsa dan NKRI diberkati dengan berbagai keunggulan potensial, terutama:1. Keunggulan natural (alamiah): nusantara Indonesia amat luas (15 juta km2, 3 juta km2 daratan + 12 juta km2 lautan, dalam gugusan 17.584 pulau); amat subur dan nyaman iklimnya; amat kaya sumber daya alam (SDA); amat strategis posisi geopolitiknya: sebagai negara bahari (maritim, kelautan) di silang benua dan samudera sebagai transpolitik-ekonomi dan kultural postmodernisme dan masa depan (MNS 2000: 23 30).2. Keunggulan kuantitas-kualitas manusia (SDM) sebagai rakyat dan bangsa; merupakan asset primer nasional: 235 juta dengan karakteristika dan jatidiri yang diwarisinya sebagai bangsa pejuang (ksatria) ---silahkan dievaluasi bagaimana identitas dan kondisi kita sekarang!--- dalam era reformasi.3. Keunggulan sosiokultural dengan puncak nilai filsafat hidup bangsa (terkenal sebagai filsafat Pancasila) yang merupakan jatidiri nasional, jiwa bangsa, asas kerokhanian negara dan sumber cita nasional sekaligus identitas dan integritas nasional.4. Keunggulan historis; bahwa bangsa Indonesia memiliki sejarah keemasan: kejayaan negara Sriwijaya (abad VII - XI); dan kejayaan negara Majapahit (abad XIII - XVI) dengan wilayah kekuasaan kedaulatan geopolitik melebihi NKRI sekarang (dari Taiwan sampai Madagaskar).5. Keunggulan sistem kenegaraan Pancasila sebagai negara Proklamasi 17 Agustus 1945; terjabar dalam asas konstitusional UUD 45, yang makin kokoh dan besar berkat Asas Wawasan Nusantara dalam integritas NKRI.

Berdasarkan semua keunggulan dimaksud, bangsa dan NKRI senantiasa menghadapi tantangan neo-imperialisme dan neo-komunisme dalam dinamika globalisasi-liberalisasi dan postmodernisme! Artinya, kondisi kekayaan alam (SDA) dan kondisi sosial politik yang mengalami degradasi wawasan nasional mendorong neo-imperialisme termasuk neo-PKI untuk memiliki dan menguasai Indonesia Raya.

UUD Proklamasi 45 Sebagai Perwujudan Sistem Kenegaraan Pancasila Sistem kenegaraan RI secara formal adalah kelembagaan nasional yang bertujuan mewujudkan asas normatif filosofis-ideologis (in casu dasar negara Pancasila) sebagai kaidah fundamental dan asas kerokhanian negara di dalam kelembagaan negara bangsa (nation state) dengan asas wawasan nasional dan asas wawasan nusantara!

A. Sistem Kenegaraan Pancasila Bangsa dan negara modern menegakkan sistem kenegaraannya berdasarkan ajaran atau sistem filsafat dan atau sistem ideologi.sebagai dijelaskan di atas (Bagian IA). Sesungguhnya nilai fundamental pandangan hidup bangsa (filsafat hidup, Weltanschauung), sekaligus sebagai jiwa bangsa (jatidiri nasional, Volksgeist) diangkat dan dikukuhkan sebagai dasar negara (ideologi negara, ideologi nasional) sebagai terumus di dalam Pembukaan UUD Proklamasi 45. Artinya, nilai fundamental filsafat Pancasila dijabarkan di dalam UUD Proklamasi seutuhnya ( Pembukaan, Batang Tubuh dan Penjelasannya). Nilai-nilai fundamental konstitusional ini berlaku, dan ditegakkan secara kebangsaan dan kenegaraan dengan asas imperatif. Nilai fundamental ini memberikan identitas dan integritas sebagai sistem kenegaraan Pancasila.

Sistem kenegaraan Pancasila dimaksud, perwujudannya terlukis dalam skema 1 Perwujudan Sistem NKRI Berdasarkan Pancasila - UUD 45

T A P M P R

U U D 45

P A N C A S I L A

Asas normatif fundamental ini bersumber dari sistem filsafat Pancasila yang memancarkan identitas martabatnya sebagai sistem filsafat theisme-religious. (Bandingkan dengan berbagai sistem filsafat yang melandasi sistem kenegaraan dari: negara komunisme, negara liberalisme-kapitalisme; negara sosialisme, zionisme maupun fascisme). Jadi, bangsa dan NKRI secara normatif memiliki integritas dan kualitas keunggulan sistem kenegaraan; karenanya kita optimis dapat menjadi bangsa dan negara jaya (MNS, 2000: 45) Sistem kenegaraan Pancasila bersifat tetap sekaligus sebagai perwujutan jiwa bangsa, jati diri nasional dan pandangan hidup bangsa. Karenanya, sistem kenegaraan Pancasila tidak dapat diubah oleh siapapun, dan lembaga apapun --- kecuali melalui revolusi, sebagaimana yang diperjuangkan oleh gerakan ekstrim kanan: DI, TII, NII maupun ekstrim kiri: PKI : 1948 dan 1965 (G30S/PKI). Karenanya, semua gerakan itu makar itu ditumpas (diperangi) oleh rakyat bersama TNI . Tegasnya, dalam kurun waktu 1948, 1950 1958 ; berpuncak dengan 1965 yang terjadi ialah penumpasan atas potensi separatisme-ideologi dalam wilayah NKRI. Semua komponen bangsa secara imperatif wajib menumpas separatisme ideologi yang mengancam integritas nasional dan NKRI. Semua komponen bangsa dalam NKRI setia bela negara dengan menegakkan integritas sistem kenegaraan Pancasila. Secara filosofis-ideologis dan konstitutsional NKRI memiliki integritas keunggulan sebagai terpancar dalam predikat Indonesia Raya.B. Sistem Ideologi Nasional Pancasila ditegakkan dalam N-Sistem Nasional Secara filosofis-ideologis dan konstitusional bangsa Indonesia berkewajiban (imperatif) mengembangkan dan membudayakan N-Sistem Nasional (sejumlah sistem nasional). Karena dasar negara RI berasal dari filsafat hidup Pancasila, maka dengan resmi dasar negara RI dinamakan dasar negara Pancasila. Berdasarkan analisis normatif-filosofis-ideologis dan konstitusional demikian, wajarlah NKRI sebagai negara Proklamasi kita namakan dengan predikat: negara Pancasila atau sistem kenegaraan Pancasila. Karenanya, semua fungsi kelembagaan nasional adalah melaksanakan, menegakkan, mengembangkan dan membudayakan sistem nasional sebagai dimaksud dalam skema 2. Jadi, NKRI berdasarkan UUD Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat dinamakan: NKRI sebagai sistem kenegaraan Pancasila. Sistem kenegaraan Pancasila ini terjabar secara konstitusional dalam UUD Proklamasi (UUD 45). Karenanya, secara imperatif (categorical imperative) mutlak ditegakkan asas-asas normatif filosofis-ideologis dan konstitusional berikut: Untuk meningkatkan kesyukuran, kebanggaan nasional dan wawasan nasional, bangsa Indonesia menegakkan asas-asas normatif-filosofis-ideologis dan konstitusional sistem kenegaraan Pancasila sebagai diamanatkan oleh PPKI dalam UUD Proklamasi 45 kepada kita dan generasi penerus demi integritas dan martabat nasional. Demi diantara berbagai sistem ideologi Pancasila, NKRI menegakkan N-Sistem Nasional, sebagai terlukis dalam skema 2.berikut

N-SISTEM NASIONAL*SOSIO-BUDAYA & FILSAFAT HIDUPSISTEM EKONOMISISTEM POLITIKSISTEM HUKUM NASIONALFILSAFAT HUKUMFILSAFAT NEGARAN E G A R A H U K U MNUSANTARA (ALH-SDA) & BANGSA (SDM) INDONESIA

*) =N = sejumlah sistem nasional, terutama: 1. Sistem filsafat Pancasila2. Sistem ideologi Pancasila3. Sistem Pendidikan Nasional (berdasarkan) Pancasila4. Sistem hukum (berdasarkan) Pancasila 5. Sistem ekonomi Pancasila6. Sistem politik Pancasila (= demokrasi Pancasila)7. Sistem budaya Pancasila8. Sistem Hankamnas, Hankamrata

BAB IIIPENUTUP

Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Sunoto, mengenal filsafat Pancasila, 1981-1984.

Prof. Darji Darmodiharjo, SH. Dan Letjen. TNI Purn. Sutopo Yuwono, Pendidikan Pancasila.

Al-Ahwani, Ahmad Fuad 1995: Filsafat Islam, (cetakan 7), Jakarta, Pustaka Firdaus (terjemahan pustaka firdaus).Ary Ginanjar Agustian, 2003: Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ, Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (edisi XIII), Jakarta, Penerbit Arga Wijaya Persada.Avey, Albert E. 1961: Handbook in the History of Philosophy, New York, Barnas & Noble, Inc.Kartohadiprodjo, Soediman, 1983: Beberapa Pikiran Sekitar Pancasila, cetakan ke-4, Bandung, Penerbit Alumni. Mohammad Noor Syam 2007: Penjabaran Fislafat Pancasila dalam Filsafat Hukum (sebagai Landasan Pembinaan Sistem Hukum Nasional), disertasi edisi III, Malang, Laboratorium Pancasila.2000: Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia (Wawasan Sosio-Kultural, Filosofis dan Konstitusional), edisi II, Malang Laboratorium Pancasila. Murphy, Jeffrie G & Jules L. Coleman 1990: Philosophy of Law An Introduction to Jurisprudence, San Francisco, Westview Press.Notonagoro, 1984: Pancasila Dasar Filsafat Negara, Jakarta, PT Bina Aksara, cetakan ke-6.UUD 1945, UUD 1945 Amandemen, Tap MPRS MPR RI dan UU yang berlaku. (1966; 2001, 2003) dan PP RI No. 6 tahun 2005.

20