bab i

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit kronis yang menjadi permasalahan dunia. Tuberkulosis paru menyerang semua usia baik laki-laki dan perempuan. Tuberkulosis paru (TB paru) di akibatkan oleh infeksi Micobacterium tubercolosis. Micobacterium tubercolosis merupakan jenis bakteri basil yang bergabung membentuk rantai dan bersifat tahan asam (Sears, 2011). Menurut WHO (2011) jumlah kasus Tuberkulosis paru di dunia pada Tahun 2010 tercatat 8,8 juta dengan jumlah korban meninggal 1,4 juta jiwa. WHO mencanangkan penyakit tuberkulosis sebagai “Global Emergency”. Indonesia memiliki jumlah kasus terbesar ke-4 dari 22 negara setelah China, India, Amerika dan Indonesia peringkat ke-9 dari 27 negara Multi Drugs Resistant (MDR-TB) di dunia. Tuberkulosis paru di Indonesia merupakan penyakit yang mengakibatkan kematian ke-2 setelah kardiovaskuler. Setiap tahunnya di Indonesia

Upload: riskasari-pratiwi

Post on 24-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangTuberkulosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit kronis yang menjadi permasalahan dunia. Tuberkulosis paru menyerang semua usia baik laki-laki dan perempuan. Tuberkulosis paru (TB paru) di akibatkan oleh infeksi Micobacterium tubercolosis. Micobacterium tubercolosis merupakan jenis bakteri basil yang bergabung membentuk rantai dan bersifat tahan asam (Sears, 2011). Menurut WHO (2011) jumlah kasus Tuberkulosis paru di dunia pada Tahun 2010 tercatat 8,8 juta dengan jumlah korban meninggal 1,4 juta jiwa. WHO mencanangkan penyakit tuberkulosis sebagai Global Emergency. Indonesia memiliki jumlah kasus terbesar ke-4 dari 22 negara setelah China, India, Amerika dan Indonesia peringkat ke-9 dari 27 negara Multi Drugs Resistant (MDR-TB) di dunia. Tuberkulosis paru di Indonesia merupakan penyakit yang mengakibatkan kematian ke-2 setelah kardiovaskuler. Setiap tahunnya di Indonesia terdapat 450.000 kasus tuberkulosis paru semua usia dengan 64.000 jiwa mengalami kematian (WHO, 2011). Kasus tertinggi di Indonesia pada tahun 2012 yaitu di Provinsi Jawa Barat sebesar 34.301 kasus dengan 267 kasus tuberkulosis paru anak BTA positif dan diikuti oleh Provinsi Jawa Timur sebesar 41.467 kasus dengan 234 kasus BTA positif pada anak. Penularan tuberkulosis paru pada anak di Indonesia berkisar seperlima dari seluruh kasus. Kasus tuberkulosis paru pada anak tersebar pada usia 0-14 tahun (Kemenkes RI, 2012). Alsagaff & Mukty, 2002 menyatakan bahwa kasus tuberkulosis paru pada anak tertinggi dengan jumlah 42% terjadi pada rentang usia 7-14 tahun. Tuberkulosis paru anak diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan terkait pencegahan terhadap bakteri Micobacterium tubercolosis, sehingga anak mudah tertular dari lingkungan. Penularan mudah terjadi melalui inhalasi, 1 pasien berpotensi menularkan pada 10-15 orang (Hidayat, 2008). Jember merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki kasus tuberkulosis paru tertinggi setelah Surabaya (Dinkes Jawa Timur, 2012). Hal ini diinterpretasikan dengan Case Datection Rate (CDR) Kabupaten Jember melebihi target program penanggulangan tuberkulosis paru nasional minimal 70% (Kemenkes RI, 2011). Pada tahun 2010 kasus tuberkulosis paru di Kabupaten Jember berjumlah 2.563 kasus (75,93%), pada tahun 2011 jumlah kasus tuberkulosis paru meningkat menjadi 2.598 kasus (83,97%), sedangkan pada tahun 2012 jumlah kasus tuberkulosis paru BTA positif di Kabupaten Jember mengalami penurunan dengan jumlah 2.108 kasus (81,4%) yang tersebar di 49 puskesmas Kabupaten Jember. Dari jumlah kasus tuberkulosis paru BTA positif di Kabupaten Jember, 6,1% merupakan kasus pada anak-anak (Dinkes Jember, 2012). Puskesmas Kasiyan merupakan salah satu puskesmas yang berada di Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Wilayah kerja puskesmas Kasiyan terdiri dari Desa Kasiyan Timur, Wringin Telu, Mlokorejo, Karang Anom, Bagon, Kasiyan, Jambe Arum, dan Wonosari. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, prosentase jumlah kasus baru pasien tuberkulosis paru BTA positif di wilayah kerja Puskesmas Kasiyan mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai 2012. Pada tahun 2010, penemuan kasus baru di puskesmas Kasiyan Kecamatan Puger berjumlah 28,5%, pada tahun 2011 meningkat 58,1%, dan pada tahun 2012 berjumlah 66,7% (Dinkes Jember, 2012). Menurut hasil studi pendahuluan peneliti ke puskesmas Kasiyan, jumlah kasus tuberkulosis paru di wilayah kerja puskesmas Kasiyan pada tahun 2012 meliputi: Desa Kasiyan Timur 23 kasus, Desa Mlokorejo 21 kasus, Desa Kasiyan 12 kasus, Desa Jambe Arum 21 kasus, Desa Bagon 6 Kasus, Desa Wonosari 11 kasus dan Desa Wringintelu 6 kasus. Desa Wringintelu terdiri dari 3 dusun, yaitu Dusun Pakem, Dusun Sonokeling, dan Dusun Krajan. Data puskesmas Kasiyan tahun 2012 dari ke tiga dusun di Desa Wringintelu terdapat dua dusun yang memiliki kasus tuberkulosis yaitu Dusun Pakem 4 kasus dan Dusun Krajan 2 kasus (Puskesmas Kasiyan, 2012). Pengetahuan masyarakat tentang tuberkulosis paru masih rendah, 40,6% masyarakat menggambarkan alasan tidak perlu menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan terkait pemahaman bahwa gejala batuk dapat sembuh dengan sendirinya (Riskesdas, 2010). Yulfira, 2011 dalam penelitiannya masyarakat beranggapan bahwa penyakit TB paru tidak berbahaya dan sikap masyarakat kurang peduli terhadap gejala yang dialaminya dengan membiarkan batuk yang lebih dari 3 minggu, menganggap hal tersebut tidak serius sehingga tidak segera mencari pengobatan. Usia 65-74 tahun merupakan kelompok umur tertinggi berjumlah 6,3% kasus tuberkulosis paru yang tidak melakukan pengobatan. Usia yang sudah tidak produktif akan menghabiskan waktu yang lebih lama didalam rumah atau lingkungan tempat tinggal, sehingga lingkungan keluarga khususnya anak yang lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah dan rumah merupakan kelompok dengan risiko tinggi tertular tuberkulosis paru (Riskesdas, 2010). Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala bagian P2K&PL Kabupaten Jember, menyatakan bahwa penularan TBC pada anak dikabupaten Jember sangat tinggi, oleh sebab itu perlu dilakukan upaya pencegahan salah satunya dengan memberikan pendidikan kesehatan pada anak. Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan dalam bidang kesehatan. Pendidikan merupakan upaya pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan kesehatan. Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan didasarkan kepada pengetahuan dan kesadaran melalui proses belajar. Proses belajar yang paling efektif selain di keluarga yaitu di sekolah. Pemberian pendidikan kesehatan merupakan salah satu peran yang penting bagi perawat di semua bagian, baik diklinik maupun di komunitas (Potter&Perry, 2005). Promosi kesehatan dengan memberikan pendidikan kesehatan di sekolah merupakan langkah yang strategis dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat, karena sekolah merupakan lembaga yang didirikan guna membina dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan anak sekolah merupakan kelompok yang sangat peka untuk menerima perubahan atau pembaharu dikarenakan kelompok anak sekolah sedang berada dalam taraf pertumbuhan, perkembangan, peka terhadap stimulus sehingga mudah dibimbing, diarahkan, dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan hidup sehat (Notoatmodjo,2005). Pertumbuhan dan perkembangan yang optimal mempengaruhi kecerdasan dan kekreatifan seorang anak. Kebiasaan hidup bersih sangat baik di berikan pada usia kanak-kanak agar anak memiliki konsep dan kebiasaan untuk berprilaku hidup sehat. Di Indonesia anak sekolah dasar adalah anak dengan usia rata-rata 6-12 tahun. Pada usia tersebut, anak berada dalam dua tugas perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun) dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun) (Supriadi, 2010). Anak usia 6-12 tahun, banyak mengembangkan kemampuan interaksi sosial, belajar tentang nilai moral, budaya lingkungan luar, dan mengambil bagian dalam kelompok (Wong, 2000). Menurut teori perkembangan kognitif Piaget (1986) anak berusia 7-11 tahun mulai berfikir logis dan masuk akal. Di usia tersebut anak mampu mengklasifikasikan, mengurutkan, menyusun dan mengatur fakta untuk menyelesaikan suatu masalah. Anak dapat bersosialisasi tidak berfikir terpusat pada diri sendiri (Supartini, 2004).Menurut Havighus (1985, dalam Supriadi, 2010), anak usia sekolah dasar mempunyai tugas perkembangan antara lain: belajar bergaul, bekerja antar kelompok, dan membina hidup sehat. Pada usia anak sekolah, mempunyai keinginan yang cukup tinggi terutama menyangkut intelektual anak yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan atau senang melakukan beberapa percobaan, dan dapat berfikir secara abstrak, sehingga anak memungkinkan menerima hal atau teori-teori baru (Supriadi, 2010). Usia 8-12 tahun anak mencapai ingatan dengan intensitas paling besar dan paling kuat. Daya menghafal dan mengingat yang kuat mampu membuat anak menampung meteri baru (Ahmadi, 2005). Menurut Oswald Kroh (dalam buku Ahmadi, 2005) pada usia 10-12 tahun dalam masa ini anak mulai berfikir kritis dan mencapai tingkat berfikir yang abstrak. Anak-anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh karena itu pendidik hendaknya menggunakan model pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan peserta didik berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran (Supriadi, 2010). Model pembelajaran merupakan suatu alat atau media yang digunakan untuk menyampaikan materi kepada siswa agar siswa dapat dengan mudah menerima materi tersebut. Keberhasilan pembelajaran tidak hanya tergantung pada strategi yang digunakan namun peran aktif dari siswa sangat berperan dalam pembelajaran. Permainan berupa kuis merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk pembelajaran (Mubarak, 2007). Metode active learning suatu metode pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pemberi materi. Quiz team adalah salah satu metode active learning dengan menggunakan kuis sebagai evaluasi akhir suatu pembelajaran. Quiz team dibagi menjadi tiga kelompok dan dibutuhkan kerjasama antar anggota dalam tim (Silberman, 2009). Semua usia peserta didik mampu membuat suatu pertanyaan sederhana yang akan dilombakan antar kelompok berupa Quiz team, dalam hal ini anak dituntut aktif dan saling bekerjasama (Anita Lie, 2008). . Anak yang berada di Dusun Sonokeling Desa Wringintelu Kecamatan Puger berisiko terhadap penularan tuberkulosis paru. SDN 02 Wringintelu merupakan sekolah dasar yang berada di Dusun Sonokeling Desa Wringintelu Kecamatan Puger Studi pendahuluan peneliti ke 8 siswa SDN 2 Wringintelu, menyatakan bahwa mereka tidak tahu tuberkulosis paru dan dampaknya bagi kesehatan. Berdasarkan permasalahan tersebut, yaitu kurangnya pengetahuan anak terhadap tuberkulosis paru berpotensi untuk meningkatkan jumlah kasus tuberculosis paru pada anak sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh quiz team terhadap pengetahuan dan sikap siswa kelas V dalam pencegahan tuberkulosis paru di SDN 02 Wringintelu Kecamatan Puger Kabupaten Jember.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan masalah adakah pengaruh quiz team terhadap pengetahuan dan sikap siswa kelas V dalam pencegahan tuberkulosis paru di SDN 02 Wringintelu Kecamatan Puger Kabupaten Jember ?

1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan umumUntuk mengetahui pengaruh quiz team terhadap pengetahuan dan sikap siswa kelas V dalam pencegahan tuberkulosis paru di SDN 02 Wringintelu Kecamatan Puger Kabupaten Jember. 1.3.2 Tujuan khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: a. mengidentifikasi pengetahuan tentang pencegahan tuberkulosis paru pada siswa kelas V sebelum pemberian pendidikan kesehatan dengan metode Quiz team di SDN 02 Wringintelu Kecamatan Puger Kabupaten Jember;b. mengidentifikasi sikap tentang pencegahan tuberkulosis paru pada siswa kelas V sebelum pemberian pendidikan kesehatan dengan metode quiz team di SDN 02 Wringintelu Kecamatan Puger Kabupaten Jember. c. mengidentifikasi pengetahuan dan sikap tentang pencegahan Tuberkulosis paru pada siswa kelas V setelah pemberian pendidikan kesehatan dengan metode quiz team di SDN 02 Wringintelu Kecamatan Puger Kabupaten Jember. . 1.4 Manfaat 1.4.1 Bagi penelitia. dapat digunakan sebagai penerapan ilmu pengetahuan peneliti dalam bidang keperawatan;b. menambah pengalaman dan pengetahuan peneliti tentang pengaruh quiz team terhadap pengetahuan siswa anak SD dalam pencegahan tuberkulosis paru.1.4.2 Bagi institusi pendidikan/ sekolah/ intansi terkaitDapat digunakan masukan dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa kelas V dalam belajar dengan metode Quiz team.1.4.3 Bagi profesi keperawatana. dapat digunakan bahan penelitian keperawatan lebih lanjut;b. dapat digunakan untuk melakukan asuhan keperawatan sebagai tindakan preventif pencegahan tuberkulosis paru pada anak. 1.4.4 Bagi masyarakatDengan metode pembelajaran tersebut anak dapat memahami dan meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang pencegahan tuberkulosis paru sehingga dapat menginformasikan kepada orang tua dan masyarakat.

1.5 Keaslian Penelitian Penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan oleh Nurul Latifa pada tahun 2012 dengan judul Efektifitas Metode Pembelajaran Aktif Tipe quiz team Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Terhadap Hasil Belajar IPA di SD 1 Ngadirejo Kabupaten Temanggung. Penelitian tersebut menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes, instrument yang digunakan adalah soal tes. Tujuan umum penelitian terdahulu mengetahui efektifitas quiz team pada mata pelajaran IPA kelas IV terhadap hasil pembelajaran IPA.Sedangkan penelitian yang sekarang adalah penelitian pre eksperimen dengan desain one group pre tes post tes dengan teknik pengambilan sampel sistem random sampling. Tujuan penelitian sekarang mengetahui pengaruh quiz team terhadap pengetahuan siswa kelas V dalam pencegahan tuberkulosis paru di SDN 02 Wringintelu Kecamatan Puger Kabupaten Jember.