bab i

10

Click here to load reader

Upload: lirih

Post on 24-Nov-2015

153 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

barium enema

TRANSCRIPT

BAB I

PAGE 6

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPemeriksaan radiologi dengan sinar-x sangat berperan dalam mendukung diagnosa suatu penyakit. Baik pemeriksaan dengan kontras maupun tanpa kontras. Salah satu pemeriksaan dengan menggunakan kontras adalah pemeriksaan barium enema. Pemerikasaan usus besar (colon) ini tidak akan terlihat dengan jelas jika diperiksa dengan radiografi biasa, karena usus besar (colon) merupakan jaringan lunak, untuk menampakkan daerah colon maka diperlukan pemeriksaan radiologis dengan menggunakan media kontras. Dengan berjalannya waktu, pemeriksaan radiologi colon juga mengalami perkembangan yang pesat. Pemeriksaan dengan menggunakan media kontras ganda, sebagaimana halnya pada saluran pencernaan khususnya pada colon, ternyata mampu menampilkan mukosa colon secara rinci. Salah satu pemeriksaan radiodiagnostik yang sering dilakukan untuk mendiagnosa adanya kelainan atau penyakit pada penderita yang mengalami gangguan pencernaan dikenal dengan pemeriksaan Barium Enema. Pemeriksaan Barium Enema adalah pemeriksaan secara radiologis sistim pencernaan dengan memasukkan bahan kontras kedalam usus besar (Colon), secara retrograde (Bontrager, 2001). Media kontras yang biasa digunakan adalah larutan barium sulfat dengan perbandingan konsentrasi tertentu, pada metode kontras ganda menggunakan konsentrasi tinggi dibandingkan dengan metode kontras tunggal. Untuk metode kontras tunggal menggunakan barium sulfat dengan konsentrasi 12-25 % Weigh/Volume, sedangkan metode kontras ganda dengan konsentrasi 75-95 % Weigh/Volume. Proyeksi yang biasa digunakan dalam pemeriksaan barium enema adalah proyeksi AP, Lateral, Obliq AP/PA, AP Aksial, PA, PA Aksial, LLD dan Axial Metode Chassard Lapine (Ballinger, 1995).

Pada pelaksanaannya pemeriksaan barium enema pada anak berbeda dengan pemeriksaan pada orang dewasa. Faktor yang mempengaruhi perbedaan pelaksanaan barium enema pada anak dengan pelaksanaan pada orang dewasa dikarenakan adanya pergerakan dari pasien, kesulitan berkomunikasi, penggunaan media kontras mengingat sensitifnya organ pencernaan bayi, serta faktor lainnya. Sehingga pemeriksaan barium enema pada bayi memerlukan penanganan khusus. Pada kasus ini barium enema digunakan untuk perencanaan penutupan kolostomi. Menurut teori untuk melihat dari struktur, kelainan patologis dan fisiologis anus buatan tersebut pemeriksaan yang seharusnya dilakukan adalah Lopografi (Bontrager, 2001). Lopografi adalah teknik pemeriksaan secara radiologis dari usus dengan memasukkan media kontras positif kedalam usus melalui lubang buatan (colostomy) pada daerah abdomen. Kolostomi merupakan membuat pembukaan buatan antara sebagian kolon dan permukaan tubuh. Alasan dibuat kolostomi adalah membuat pintu keluar sementara atau permanen utnuk tinja agar dapat keluar dari tubuh diatas tiap bagian kolon yang abnormal (Griffith, 1994). Biasanya pembuatan dilakukan di kolon desenden, hal ini dilakukan pada penderita yang daerah kolon dan rektumnya terdapat kelainan sehingga tidak dapat buang air besar. Salah satu indikasi tersebut adalah megakolon pada anak. Megakolon ialah suatu kelainan yang disebabkan oleh kegagalan perkembangan dari pleksus submukosa Meissner dan pleksus mensentrik aurbach (Robins dan Kumar, 1995). Patologi penyakit ini adalah karena tidak terdapat sel ganglion pleksus aurbach (aganglionosis). Bagian kolon aganglionik ini tidak dapat mengembang sehingga tetap sempit dan defekasi terganggu. Akibat gangguan defekasi ini kolon proksimal yang normal akan melebar oleh tinja yang tertimbun membentuk megakolon (Sjamsuhidrajat, 1997).Berdasarkan pengalaman yang penulis jumpai selama praktek di lapangan, penulis ingin mengemukakan adanya perbedaan antara teori yang penulis dapatkan dalam teori dengan praktek yang diterapkan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. Yaitu penggunaan teknik pemeriksaan barium enema pada pemeriksaan kolostomi. Pemeriksaan barium enema tersebut menggunakan media kontras barium sulfat 1 ons ditambah dengan kurang lebih 500 ml air. Pada teknik pemeriksaaan ini cara pemasukan media kontras dengan menggunakan spuit.Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis ingin menyajikanya dalam bentuk karya tulis ilmiah dengan judul PERANAN PEMERIKSAAN BARIUM ENEMA PADA DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN PENUTUPAN COLOSTOMY

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana teknik pemeriksaan barium enema pada anak di instalasi RSDK semarang ?

2. Mengapa pada rencana penutupan colostomy digunakan teknik pemeriksaan barium enema untuk melihat dari struktur, kelainan patologis dan fisiologis anus buatan tersebut ?

3. Apa peranan pemeriksaan barium enema pada diagnosa rencana penutupan tindakan penutupan kolostomi ?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mendiskripsikan prosedur pemeriksaan barium enema di instalasi radiologi rumah sakit dr kariadi Semarang.2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pemeriksaan barium enema dibandingkan dengan pemeriksaan lopografi.

3. Untuk mengetahui peranan pemeriksaan barium enema pada diagnosa tindakan penutupan kolostomi.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi rumah sakit

Memberikan masukan kepada instalasi radiologi rumah sakit dr Kariadi Semarang untuk meningkatkan mutu pelayanan terutama pada pemeriksaan barium enema.

2. Bagi Jurusan Radiodiagnostik Dan Radioterapi

Salah satu referensi perpustakaan bagi mahasiswa jurusan teknik radiodiagnostik dan radioterapi peliteknik kesehatan semarang.

3. Bagi Penulis

Menambah dan memperluas pengetahuan penulis mengenai prosedur dan peranan barium enema guna penutupan anus preter.

E. KEASLIAN PENELITIAN

PEMERIKSAAN LOPOGRAFI PADA DIAGNOSA TINDAKAN PENUTUPAN KOLOSTOMI DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT R.A KARTINI JEPARA. Oleh Anita Agustien Karuniawati

Hasil yang diperoleh adalah pemeriksaan menggunakan persiapan secara khusus. Menggunakan media kontras barium sulfat dan menggunakan satu proyeksi saja yaitu AP.

Persamaanya adalah tindakan perencanaan penutupan anus buatan.

Perbedaannya adalah tindakan rencana penutupan anus buatan pada colostomy menggunakan teknik pemeriksaan barium enema.

STUDI PEMERIKSAAN LOPOGRAFI PADA PENDERITA DENGAN RIWAYAT POST KOLOSTOMI PADA KASUS ATERSIA ANI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG. OLEH ANI WIDANARTI

Hasil yang diperoleh adalah fungsi dari pemeriksaan lopografi pada kasus atresia ani untuk menegakan diagnosa dan menentukan kelainannya apakah letak tinggi atau letak rendah.Proyeksi yang digunakan adalah PA dan Lateral. Pada posisi lateral mempunyai kelebihan yaitu dapat menampakan garis pubococcygeal dan jarak pembedahan sedangkan pada proyeksi PA hanya dapat menentukan jarak pembedahan saja.

Persamaanya adalah setelah dilakukan kolostomi

Perbedaanya adalah pemerikasaan yang digunakan adalah barium enema

PEMERIKSAAN LOPOGRAFI PADA KASUS KOLOSTOMI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR SARDJITO YOGYAKARTA. OLEH WAHYU ADI JATMIKO.

Hasil yang diperoleh adalah pemeriksaan lopografi pada kasus kolostomi menggunakan barium untuk kolon.

Pada bagian proximal kolon menggunakan media kontras barium sedangkan bagian distal kolon menggunakan media kontras urografin.

Menggunakan proyeksi AP dan Lateral saja

Menggunakan rektografi

Persamaanya adalah menggunakan media kontras barium sulfatPerbedaanya adalah pemeriksaan yang digunakan untuk melihat struktur dan fisiologis dari kolostomi adalah barium enema.

F. METODE PENELITIAN

1. Rencana Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian observasi dengan pendekatan studi, yang bertujuan untuk mengkaji lebih dalam tentang teknik pemeriksaan barium enema pada kasus perencanaan penutupan colostomy.

b. Lokasi Pengambilan

Pengambilan data untuk penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini mengambil lokasi di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang.

c. Waktu Pengambilan Data

Pengambilan data dimulai dari bulan Januari 2007 sampai selesai.

2. Subyek Penelitian

Subyek yang berperan dalam penelitian ini adalah pemeriksaan barium enema tersebut sedangkan untuk dapat melengkapi data penelitian, menggunakan subyek dari tenaga medis yang terkait dalam pemeriksaan barium enema yang dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang, seperti radiografer, dokter spesialis radiologi, pasien, dan dokter pengirim.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi

Penulis mengamati secara langsung dalam pelaksanaan pemeriksaan secara radiografi barium enema dengan kasus rencana penutupan colostomy di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang tidak didapatkan penulis pada saat melakukan observasi. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan satu radiografer, satu dokter spesialis radiologi,orang tua pasien dan satu dokter pengirim

c. Dokumentasi

Penulis mendokumentasikan data data yang terdiri dari hasil pemeriksaan baik radiograf maupun hasil bacaan dari radiograf.

E. Sistematika Penulisan Dalam penulisan karya tulis ini sistematika yang digunakan penulis secara garis besar adalah :

Bab I :Pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan serta sistematika penulisan.

Bab II :Bab ini berisi tentang anatomi kolon, fisiologi kolon, patologi megakolon, kolostomi, prosedur pemeriksaan barium enema, dan pertanyaan penelitian.

Bab III :Metodologi Penelitian berisi tentang jenis penelitian, lokasi pengumpulan data, waktu pengambilan data, subyek penelitian, metode pengumpulan data, alur dan konsep pemikiran penelitian, serta analisa data.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN