bab i

43
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geodesi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai peta mulai dari pengukuran sampai dengan perepresentasian dari bumi dan benda benda langit lainnya, termasuk juga medan gaya beratnya masing dalam ruang tiga dimensi yang berubah dengan waktu menurut international Association of Gepdesy. Sebagaimana yang diketahui peta sangat berperan dalam dunia pertambangan seperti dalam perencanaan pembangunan diberbagai bidang, salah satunya dalam pertambangan. Salah satu cara untuk membuat peta yaitu dengan ilmu ukur tanah. Sedangkan Ilmu ukur tanah itu sendiri merupakan bagian dari ilmu Geodesi. Dalam pembuatan peta ini, dibutuhkan suatu alat yang dapat menyajikan data berupa beda tinggi dari ; benang atas, benang tengah, dan benang bawah; azimuth, zenith, koordinat, elevasi dan lain-lain. Adapun alat tersebut berupa waterpass, theodolite, penyipat datar, dan lain-lain. Dengan demikian, laboratorium eksporasi mengadakan praktikum perpetaan dengan mengadakan pengukuran di Kampus Unisba 1, yang kemudian ouput-nya berupa peta situasi dan peta topografi daerah tersebut. Menginggat pentingnya ilmu dan kegiataan ini dalam dunia pertambangan. 1.2 Maksud Dan Tujuan

Upload: gilar-antasya-muharam

Post on 24-Nov-2015

23 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

bab

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Geodesi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai peta mulai dari pengukuran sampai dengan perepresentasian dari bumi dan benda benda langit lainnya, termasuk juga medan gaya beratnya masing dalam ruang tiga dimensi yang berubah dengan waktu menurut international Association of Gepdesy. Sebagaimana yang diketahui peta sangat berperan dalam dunia pertambangan seperti dalam perencanaan pembangunan diberbagai bidang, salah satunya dalam pertambangan. Salah satu cara untuk membuat peta yaitu dengan ilmu ukur tanah. Sedangkan Ilmu ukur tanah itu sendiri merupakan bagian dari ilmu Geodesi. Dalam pembuatan peta ini, dibutuhkan suatu alat yang dapat menyajikan data berupa beda tinggi dari ; benang atas, benang tengah, dan benang bawah; azimuth, zenith, koordinat, elevasi dan lain-lain. Adapun alat tersebut berupa waterpass, theodolite, penyipat datar, dan lain-lain. Dengan demikian, laboratorium eksporasi mengadakan praktikum perpetaan dengan mengadakan pengukuran di Kampus Unisba 1, yang kemudian ouput-nya berupa peta situasi dan peta topografi daerah tersebut. Menginggat pentingnya ilmu dan kegiataan ini dalam dunia pertambangan.

1.2Maksud Dan Tujuan1.2.1 Maksud Praktikum ini bermaksud untuk memberi pengetahuan, wawasan mengenai pengukuran dengan menggunakan alat theodolit dan mengelola datanya sehingga output-nya menghasilkan peta situasi dan peta topografi. 1.2.2 Tujuan Dapat mengetahui cara pengukuran dengan menggunakan alat berupa theodolite. Dapat mengetahui cara pengelolaan data dari hasil pengukuran menggunkan alat theodolite. Dapat mengetahui faktor-fakor yang mempengaruhi keakuratan data (koreksi) dari hasil pengukuran. Dapat membuat peta situasi dan peta topografi hasil data pengelolaan dari pengukuran. Dapat menganalisa peta situasi dan peta topografi dengan keadaan sebenarnya.

BAB IILANDASAN TEORI

2.1Thedolite Dalam bidang geodesi dan ukur tanah terdapat bermacam-macam alat pengukur sudut dan jarak. Untuk geodesi itu sendiri didefenisikan sebagai ilmu posisi, dan dengan hasil yang diperoleh maka Ilmu Kartografi bertugas untuk menggambarkannya di atas kertas atau media elektronik dalam bentuk peta (Akhbar, 2003). Theodolit merupakan bagian dari suatu alat dari pemetaan yang termasuk bagian alat ukur tanah yang dipergunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Lain halnya dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik).Selain itu juga, theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survey dan pemetaan. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop juga dipasangkan pada piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington 1997).Sedangkan survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien (Farrington 1997)Instrumen pertama lebih seperti alat survey theodolit benar adalah kemungkinan yang dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus Habermehl) di Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod.Alat survey theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787 dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar yang terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri.Di dalam pekerjaan pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut verticalnya dibuat 90.Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk menguker ketinggian suatu bangunan bertingkat

Foto 2.1Theodolite

2.2Prosedur Pengukuran Menentukan titik detail utama, titik BM, dan titik detail tambahan. Mendirikan statip tepat diatas patok dititik detail utama dengan cara meluruskan unting-unting jatuh tepat diatas patok. Menempatkan Theodolite diatas statip, lalu kait dengan baut dimana salah seorang di statip bagian atas dan seorang lagi di Theodolite bagian bawah sampai kencang. Sebelum kita melakukan segala penyetelan, segala pengunci horizontal dan vertikal pada Theodolite harus bebas semua. Menyetel nivo bawah ( nivo bulat ) yaitu menempatkan gelembung yang ada di nivo bulat agar tepat di tengah-tengah lingkaran, dengan cara memutar sekrup penyetel A, B, C dengan cara memutar sekrup dengan arah berlawanan sehingga gelembung terletak tepat di lingkaran. Menyetel nivo atas ( nivo tabung ) yaitu menempatkan gelembung nivo yang ada di nivo tabung agar tepat di tengah-tengah tanda dengan jalan memutar salah satu sekrup penyetel nivo tabung sampai gelembung jatuh tepat di tengah-tengah tanda. Dengan catatan bahwa gelembung di nivo bulat tidak boleh berpindah tempat ( keluar dari lingkaran ). Jadi kedua gelembung nivo harus tepat di tengah-tengah. Mengenolkan detik yang ada di teropong pada lensa sebelah kanan dengan memutar sekrup penyetel menit detik yang terletak pada sebelah kanan teropong. Memutar lempeng yang terletak pada bagian bawah Theodolite yang bertujuan untuk mengenolkan horizontalnya. Sambil memutar lempeng kita melihat teropong pada lensa sebelah kanan, apakah sudah horizontal atau belum. Apabila sudah horizontal lalu putar pengunci horizontal dengan cara memutar searah jarum jam. Penguncinya terletak diatas lempeng, maka horizontal sudah terkunci. Mengutarakan kompas dengan melihat kompas yang ada dibagian atas pesawat. Bila garis putih sudah tepat atau masuk tanda, maka pesawat sudah menghadap utara. Kemudian dikunci dengan pengunci arah utara, dengan cara memutar searah jarum jam. Penguncinya terletak di bawah lempeng, maka arah utara sudah terkunci. Menyetel pesawat agar membentuk sudut 270 terhadap sudut vertikal dengan cara menaik turunkan teropong sambil melihat pada lensa sebelah kanan, apakah sudah 270 atau belum. Apabila sudah tepat 270 lalu kunci dengan pengunci vertikal, dengan cara memutar searah jarum jam. Pengunci terletak disamping teropong, maka arah vertikal sudah terkunci. Menempatkan baak atau rambu ukur pada titik detail tambahan, titk BM, dan kedelapan titik yang mengapit. Membuka kunci horizontal, untuk memutar pesawat sampai baak kelihatan pada lensa. Setelah terlihat lalu kunci kembali pengunci horizontal. Membaca BA, BT, BB pada baak dengan melihat pada teropong lensa sebelah kiri, apabila pembacaan kurang jelas, kita harus memutar penyetel diagfragma lensa sampai baak bias terbaca dengan jelas. Membaca sudut vertikal dengan melihat pada teropong lensa sebelah kanan,. Dengan cara memuter penyetel menit, detik sampai derajat jatuh tepat pada tengah-tengah diantara dua garis, lalu membaca besar sudut menit, detik sampai derajat. Membaca sudut horizontal dengan melihat pada teropong lensa sebelah kanan. Dengan cara memutar penyetel menit, detik sampai derajat jatuh tepat pada tengah-tengah diantara dua garis, lalu membaca besar sudut menit, detik pada arah horizontal. Setelah selesai di titik detail utama A, kemudian memindahkan pesawat ke titik detail B, begitu seterusnya untuk titik detail utama C, D, E, F. Melakukan hal yang sama pada nomor 2 sampai pada dengan nomor 10 untuk penyetelan alat. 2.2.1Pengukuran Kerangka HorizontalDalam menentukan posisi horizontal ada dua macam pengukuran, yaitu polygon utama dan polygon cabang. Pengukuran polygon utama sebagai batas dari daerah yang akan dipetakan dan dijadikan titik ikat pengukuran polygon cabang.Dalam pelaksanaan pengukuran dan pemetaan situasi terdiri dari : Kerangka dasar/petaPembuatan jaringan kerangka dasar peta dalam praktek dipergunakan bentuk/bangun polygon, menurut bentuknya dapat berupa polygon terbuka dan polygon tertutup.Ditinjau dari penyelesaian pengukuran dilapangan, polygon tersebut dibedakan dapat berbentuk polygon theodolit dan polygon kompas. Pengukuran polygon theodolit baik berbentuk polygon tertutup maupun polygon terbuka, alat yang digunakan adalah alat ukur theodolit. Yang diukur adalah titik sudut titik polygon ,jarak, sudut, azimut awal/akhir. Pengukuran polygon kompas/BTMPengukuran polygon kompas/BTM ( Bousole Tranch Mountain ), titik sudut tidak diukur tapi yang diukur sudur azimut adalah sisi polygon dengan melihat kompas yang ada pada BTM Kerangka situasi ( Poligon Situasi )Untuk mendapatkan titik control kerangka pemetaan yang lebih dekat ( rapat ) yang digunakan sebagai titik pengikat pegukuran detail, dapat dilakukan dalam beberapa bentuk jalur polygon situasi dan tergantung dari luas kondisi daerah tersebut, yaitu : Bentuk jalur polygon Bentuk jalur paralel Bentuk jalur kiri (grid) Pengukuran Beda TinggiAda dua jenis pengukuran ketinggian yang dilakukan dalam pengukuran situasi, yaitu: Pengukuran sifat datar utamaYaitu pengukuran kerangka vertical mengikuti kerangka dasar horizontal yang telah dibuat sebelumnya. Pengukuran sifat datar cabangPengukuran vertical pada polygon cabang berdasarkan data ukur dari polygon utama. Pengukuran Detail Adalah pengukuran titik-titik benda, baik benda yang dibuat manusia maupun keadaan alam seperti danau, sungai, sawah, lembah serta ketinggian tanah berdasarkan pada polygon utama dan cabang untuk titik ikatnya.Data yang diambil di lapangan hasil pengukuran detail adalah : Beda tinggi antara titik kerangka dan titik detail yang bersangkutan. Jarak optis antara titik kerangka dan titik detail. Sudut antara sisi kerangka dengan arak ke titik detail yang bersangkutan.Pengukuran detail dapat dilakukan dengan beberapa cara, meliputi : Cara extrapolasi (cara extrapolasi koordinat orthogonal ;Cara extrapolasi koordinat kutub yaitu dengan cara azimuth dan cara arah) Cara interpolasi Cara pemotongan

2.3PemetaanKartografi adalah ilmu dan teknik pembuatan peta. Proses kartografi adalah proses grafis sampai sebuah gambar menjadi peta yang telihat informatif (map compotition) (Prihandito, 1989). Sebelum melakukan pemetaan, yang harus diperhatikan ialah pengukuran. Dalam pengukuran mengenai letak ( posisi ), elevasi ( ketinggian ), dan konfigurasi dari areal tanah memerlukan beberapa penunjang yang diantaranya adalah keberadaan peta dan perlengkapan pengukuran yang lengkap. Data yang diperoleh dari pekerjaan pengukuran tersebut, kemudian dilukiskan pada suatu peta yang sering dikenal dengan peta topografi atau dapat berupa peta situasi. Sebelumnya data-data hasil pengukuran diolah terlebih dahulu untuk dapat menghasilkan suatu koordinat (x,y) dan elevasi (z).Adapun formula yang digunakan yaitu : Slope Distance (jarak miring)SD= (BA BA) X Sin Zenith X 100

All,

Horizontal Distance (jarak datar) HD = SD X Sin Zenith

All,

Vertical Distance (beda tinggi)VD = SD X Cos Zenith

All,

Angle Right (sudut dalam)AR = FS - BS

All,

Azimuth Sebenarnya = awal + AR - 180 All,

Koordinat (x,y,z)Xn = Xn-1 + (HD X Sin Azimut) All,

Yn = Yn-1 + (HD X Cos Zenith) All,

Zn = Z awal+ Beda Tinggi All,

Menurut Davis dan Foote adalah menggambarkan simbol-simbol yang spesifik mengenai konfigurasi atau relief tanah yang dipetakan dan keadaan alami atau buatan, seperti saluran sungai dan lain-lain. Sedangkan menurut Ayres dan Scoates adalah peta yang menggambarkan sifat permukaan tanah yang dilengkapi garis-garis kontur yang berbeda-beda ekemennya dan berbagai keadaan yang terdapat pada areal tanah tersebut dengan menggunakan symbol tertentu. Didalam pembuatan peta, pengukuran titik-titik detail untuk penggambaran peta haruslah berdasarkan pada posisi yang tetap baik arah horizontal maupun vertikal. Dengan demikian, penggambaran untuk pembuatan peta setidaknya kita harus menguasai teori-teori sebagai berikut : Teori tetang poligon tertutup.Dalam teori polygon tertutup menjelaskan mengenai suatu bentuk pengukuran dimana pengukuran ini dilakukan seterusnya dari titik-titik yang kita tentukan dan akhirnya titik-titik tersebut merupakan suatu daerah pemetaan. Dan pengukuran ini dilakukan searah jarum jam.Untuk pengukuran poligon ini kita harus mempunyai beberapa titik-titik kedudukan sebagai awal pedoman untuk pengukuran selanjutnya. Juga diperlukan sebuah titik sebagai acuan Bench Mark ( BM ), bilamana tidak ada titik BM pada lokasi yang kita ukur, dapat kita mengambil sembarang benda untuk kita jadikan BM, dengan catatan benda tersebut tidak berubah kedudukannya.

Gambar 2.1polygon Tertutup

Teori tetang pembuatan titik detail.Dalam penggambaran polygon titik-titik kontrol,metode-metode yang dipakai untuk meletakkan posisi detail pada peta tergantung pada prosedur yang dipakai untuk menentukan lokasinya, dan bentuk dimana data itu berada. Bila catatan lapangan adalah sudut dan jarak, pusat batas dan titik-titik penting diatas dimana pekerjaan konstruksi sudah terjadi tergantung padanya, digambar dengan metode koordinat. Sedang untuk jarak digambar dengan skala dari puncak, untuk menggambar detail jelasnya tentang cara-cara membuat detail dengan busur. Teori tentang pengukuran jarak dan beda tinggi secara optis.Pengukuran dilakukan secara langsung dengan menggunakan pita ukur untuk titik-titik yang dekat dengan pesawat atau titik-titik yang posisinya akan dicari dengan teliti dan dikontrol dengan pengukuran menggunakan pesawat Theodolite untuk mendapatkan jarak optis dan hasilnya digunakan sebagai pembanding.Untuk mendapatkan jarak optis, pesawat ditempatkan pada titik utama yang telah ditentukan, kemudian dicatat tinggi pesawat. Arahkan teropong pada pembacaan baak kemudian dicatat ( BA, BT, BB ). Pada pengukuran titik tinggi, beda tinggi, maupun jarak pada umumnya dilakukan secara optis.

Teori tentang penggambaran peta.Dalam teori ini terkait mengenai geomatika. Geomatika adalah suatu terminologi ilmiah modern yang mengacu pada pendekatan terpadu dari pengukuran, analisis, pengelolaan, penyimpanan dan penyajian deskripsi dan lokasi dari data yang berbasis muka bumi, yang umumnya disebut data spasial. Geomatika muncul dalam konteks integrasi beberapa profesi atau disiplin ilmu yang berhubungan dengan bidang geo-informasi.Pemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur yang mencakup penyajian dalam dimensi horisontal dan vertikal secara bersama-sama dalam suatu gambar peta. Sedangkan peta situasi atau yang sering disebut dengan peta topografi skala besar pada umumnya dipakai untuk pekerjaan teknik sipil seperti, pembuatan waduk, perencanaantrace jalan, proyek pengaliran, dan sebagainya. Dengan demikian data-data dan informasi yang diperoleh harus lengkap yang kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk peta topografi. Untuk penyajian gambar peta situasi tersebut perlu dilakukan pengukuran sebagai berikut : Pengukuran titik fundamental (Xo, Yo, Ho dan ao). Pengukuran kerangka horisontal (sudut dan jarak). Pengukuran kerangka tinggi (beda tinggi) d. Pengukuran titik detail ( arah, beda tinggi dan jarak terhadap titik detail yang dipilih sesuai dengan permintaan skala). Pengukuran di lapangan termasuk pembuatan titik sebagai kerangka peta. Pekerjaan perhitungan. Cara pemberian koreksi pada hasil perhitungan Proses penggambaran.2.4Peta TopografiPeta topografi memiliki banyak kegunaan yang sangat membantu dalam pembuatan peta yang lain, secara garis besar menggambarkan rupa muka bumi dalam bentuk 2 dimensi berdasarkan titik ketinggian yang sama melalui garis kontur. Peta topografi juga merupakan adalah jenis peta yang ditandai dengan skala besar dan detail, biasanya menggunakan garis kontur dalam pemetaan modern.sedangakan garis kontur merupakan kombinasi dari dua segmen garis yang berhubungan namun tidak berpotongan, ini merupakan titik elevasi pada peta topografi. Pada umumnya peta topografi biasanya terdiri dari dua atau lebih peta yang tergabung untuk membentuk keseluruhan peta. Menurut pusat informasi peta topografi dari kanada banyak memberikan definisi mengenai peta topografi, namun dapat diambil ditarik kesimpulan dari asumsi asumsi tersebut ialah sebuah peta topografi adalah representasi grafis secara rinci dan akurat mengenai keadaan alam di suatu daratan.

Gambar 2.2Peta Topografi

Secara harfiah dari bahasa yunani, topos ialah tempat dan graphi mengartikan sebuah gambaran mengenai rupa bumi. Peta topografi juga dapat memetakan tempattempat yang ada dipermukaan bumi dengan memiliki ketinggian yang sama dari permukaan laut untuk menjadi bentuk beberapa garis-garis kontur yang dapat menunujukan morfologi daerah tersebut. Biasanya dengan satu garis kontur dapat mewakili satu ketinggian yang dapat memberikan gambaran morfologi mengenai daerah tersebut, apakah dataran bergelombang lemah, bergelombang kuat, bukit kecil, perbukitan sampai pegunungan. Peta topografi dapat mengacu pada semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada posisi tertentu.Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang datar). Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan pola urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala.

BAB IIIHASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

Kegiatan dilakukan di Kampus Universitas Islam Bandung (student center), pada tanggal 10 April 2013, sekitar pukul 09.00 WIB. Pengukuran ini dimulai dari titik P1 berakhir dititik P10. 3.1Hasil Kegiatan3.1.1Titik P1Pada saat pengukuran di titik P1 yang bertempat di depan pojok kiri jurusan Planologi pada pukul 09.45 WIB ini terdapat 21 detail, kemudian menembak P10 (depan pojok kiri jurusan Planologi) sebagai back side dan menembak P2 (samping tangga batu parkiran atas) sebagai front side. Cuaca pada saat pengukuran cerah, berawan dan disekelilingnya terdapat vegetasi berupa pohon, rumput, dan lain-lain. Adapun data-data yang didapat ialah sebagai berikut :Tabel 3.1Hasil Pengukuran di Titik P1BerdiriDitinjauBenangZenithAzimuth awal ()

Bawah (m)Atas (m)Tengah (m)

P31.351.471.418830'00''31.04722222

P4

P51.321.5001.419105'00''122.0444444

D11.331.491.419210'00''124.5333333

D21.3551.4651.419300'00''125.1388889

D31.3521.4681.419210'00''125.7

D41.3971.4231.4110030'00''147.7333333

D51.41.421.419550'00''147.4472222

D61.4021.4181.418900'00''150.1333333

D71.41.421.418930'00''261.5361111

D81.41.421.418950'00''358.5666667

D91.3981.4221.418450'00''4.133333333

D101.3971.4231.418130'00''5.266666667

D111.3531.4671.418820'00''25.64166667

D121.3981.4221.418140'00''41.51111111

D131.3991.4211.418450'00''60.89166667

D141.41.421.418900'00''64.385

D151.4041.4161.418910'00''99.41833333

D161.4031.4171.418860'00''115.7055556

D171.4021.4181.419710'00''105.025

D181.41.421.4110210'00''109.3027778

D191.3541.4661.419205'00''120.1333333

D201.3551.4651.419250'00''120.1333333

D211.331.491.419200'00''120.1333333

3.1.2Titik P2Pada saat pengukuran di titik P2 yang bertempat di samping tangga batu parkiran atas pada pukul 10.55 WIB ini terdapat 8 detail , kemudian menembak P1 (pengukuran di titik P1 yang bertempat di ) sebagai back side dan menembak P3 (di samping kiri gedung student center) sebagai front side. Cuaca pada saat pengukuran cerah, berawan dan disekelilingnya terdapat vegetasi berupa pohon, rumput, bunga dan lain-lain. Adapun data-data yang didapat ialah sebagai berikut :Tabel 3.2Hasil Pengukuran di Titik P2BerdiriDitinjauBenangZenithAzimuth awal ()

Bawah(m)Atas(m)Tengah(m)

P41.3151.4951.4058800'00''141.875

P5

P61.321.491.4059110'00''48.28333333

D11.3551.4551.4059020'00''53.03888889

D21.3651.4451.4058950'00''53.58333333

D31.3981.4121.4059000'00''61.83055556

D41.3971.4131.4058813'00''270.1638889

D51.3981.4121.4058900'00''360.1333333

D61.3771.4331.4059013'00''349.0694444

D71.391.421.4059110'00''41.33611111

D81.3531.4571.4059020'00''47.06666667

3.1.3Titik P3Pada saat pengukuran di titik P3 yang bertempat di samping kiri gedung student center yang mengarah turunan tangga ke aquarium pada pukul 11.26 WIB ini iini terdapat 12 detail, kemudian menembak P2 (di samping tangga batu parkiran atas) sebagai back side dan menembak P4 (didepan kiri gedung student center sebagai front side Cuaca pada saat pengukuran cerah, berawan dan disekelilingnya terdapat vegetasi berupa pohon, rumput, bunga dan lain-lain. Adapun data-data yang didapat ialah sebagai berikut :Tabel 3.3Hasil Pengukuran di Titik P3BerdiriDitinjauBenangZenithAzimuth awal()

Bawah(m)Atas(m)Tengah(m)

P51.31.471.3858855'00''176.6166667

P6

P71.3571.4131.3859060'00''66.99722222

D11.381.391.3859400'00''126.9222222

D21.3791.3911.3859000'00''126.9222222

D31.3781.3921.3858320'00''139.9222222

D41.3771.3931.3857700'00''143.2777778

D51.3561.4141.3858655'00''170.2055556

D61.3521.4181.3858730'00''180.0583333

D71.3521.4181.3858713'00''193.3027778

D81.3521.4181.3858710'00''195.7388889

D91.3721.3981.3858240'00''240.0666667

D101.3731.3971.3858975'00''243.7166667

D111.3741.3961.3858907'00''249.4583333

D121.3741.3961.3858907'00''255.75

Foto 3.1Lokasi titik P3

3.1.4Titik P4Pada saat pengukuran di titik P4 yang bertempat di samping kiri gedung student center pada pukul 12.08 WIB terdapat 4 detail, kemudian menembak P3 di samping kiri gedung student center yang mengarah turunan tangga ke aquarium atas back side dan menembak P5 di depan pintu masuk gedung student center sebagai front side Cuaca pada saat pengukuran mendung, hujan rintik-rintik dan disekelilingnya terdapat vegetasi berupa rumput, bunga dan lain-lain. Adapun data-data yang didapat ialah sebagai berikut :Tabel 3.4Hasil Pengukuran di Titik P4BerdiriDitinjauBenangZenithAzimuth awal()

Bawah(m)Atas(m)Tengah(m)

P61.3631.4171.398900'00''253.7638889

P7

P81.3451.4351.398855'00''92.76388889

D11.3761.4041.398655'00''158.0833333

D21.3751.4051.398930'00''159.2444444

D31.3671.4131.398840'00''270.0416667

D41.3791.4011.399000'00''265.8333333

3.1.5Titik P5Pada saat pengukuran di titik P5 pada pukul 13.30 WIB yang bertempat di depan pintu masuk gedung student center terdapat 18 detail, kemudian menembak P4 di samping kiri gedung student center back side dan menembak P6 di sebelah kanan gedung student center sebagai front side Cuaca pada saat pengukuran mendung, berawan dan disekelilingnya terdapat vegetasi berupa rumput, bunga dan lain-lain. Adapun data-data yang didapat ialah sebagai berikut :Tabel 3.5Hasil Pengukuran di Titik P5BerdiriDitinjauBenangZenithAzimuth awal()

Bawah(m)Atas(m)Tengah(m)

P71.4491.5271.4889110'00''58.79166667

P8

P91.4561.521.4888160'00''260.7555556

D11.4581.5181.4888040'00''270.3333333

D21.4591.5171.4888110'00''271.7916667

D31.4641.5121.4888203'00''273.1166667

D41.4651.5111.4888350'00''275.1694444

D51.4661.511.4888502'00''277.4027778

D61.4671.5091.4888700'00''279.8027778

D71.4681.5081.4888850'00''282.6694444

D81.4691.5071.4888955'00''282.6694444

D91.4761.51.4888955'00''130.4833333

D101.4761.51.4888955'00''182.0777778

D111.4731.5031.4889004'00''219.6916667

D121.4721.5041.4888840'00''220.95

D131.4711.5051.4889110'00''58.79166667

D141.471.5061.488

D151.4691.5071.4888160'00''260.7555556

D161.4671.5091.4888040'00''270.3333333

D171.4661.511.4888110'00''271.7916667

D181.4611.5151.4888203'00''273.1166667

3.1.6Titik P6Pada saat pengukuran di titik P6 pada pukul 14.42 WIB yang bertempat di sebelah kanan gedung student center terdapat 6 detail, kemudian menembak P5 bertempat di depan pintu masuk gedung student center back side dan menembak P7 di sebelah kanan tangga batu yang menuju kopma sebagai front side. Cuaca pada saat pengukuran mendung, berawan, hujan rintik-rintik dan disekelilingnya terdapat vegetasi berupa rumput, bunga dan lain-lain. Adapun data-data yang didapat ialah sebagai berikut :Tabel 3.6Hasil Pengukuran di Titik P6BerdiriDitinjauBenangZenithAzimuth awal()

Bawah(m)Atas(m)Tengah(m)

P81.4521.5181.4859810'00''52.73333333

P9

P101.4411.5291.4858950'00''247.5

D11.4551.5151.4858930'00''257.5333333

D21.4721.4981.4858930'00''295.0694444

D31.4551.5151.4858930'00''312.7027778

3.1.7Titik P7Pada saat pengukuran di titik P7 bertempat di sebelah kanan tangga batu yang menuju kopma pada pukul 15.31 WIB terdapat 10 detail, kemudian menembak P6 di sebelah kanan gedung student center back side dan menembak P8 di dekat bangku besi yang menuju kopma sebagai front side Cuaca pada saat pengukuran mendung, berawan, hujan rintik-rintik dan disekelilingnya terdapat vegetasi berupa rumput, bunga dan lain-lain. Adapun data-data yang didapat ialah sebagai berikut :Tabel 3.7Hasil Pengukuran di Titik P7BerdiriDitinjauBenangZenithAzimuth awal()

Bawah(m)Atas(m)Tengah(m)

P91.4451.5351.499013'00''16.64722222

P10

P11.4431.5371.498920'00''214.2722222

D11.4391.5411.498920'00''223.8194444

D21.4821.4981.498930'00''223.5722222

D31.4771.5031.499020'00''8.516666667

D41.471.511.499030'00''36.125

D51.4841.4961.499000'00''174.2083333

D61.4821.4981.499700'00''146.7888889

D71.4731.5071.499150'00''175.1527778

D81.4761.5041.499320'00''192.0116667

D91.4771.5031.498950'00''195.475

D101.461.521.499100'00''214.5083333

Foto 3.2Lokasi titik P7

3.1.8Titik P8Pada saat pengukuran di titik P8 bertempat di dekat bangku besi yang menuju kopma pada pukul 16.15 WIB terdapat 10 detail, kemudian menembak P7 di sebelah kanan tangga batu yang menuju kopma back side dan menembak P9 di sebelah kanan kopma dari parkiran atas sebagai front side Cuaca pada saat pengukuran mendung, berawan, dan disekelilingnya terdapat vegetasi berupa rumput, bunga dan lain-lain. Adapun data-data yang didapat ialah sebagai berikut :Tabel 3.8Hasil Pengukuran di Titik P8BerdiriDitinjauBenangZenithAzimuth awal()

Bawah(m)Atas(m)Tengah(m)

P01.431.521.4759038'00''51.36388889

P1

P21.3851.5651.4758730'00''268.4819444

D11.421.531.4758920'00''272.2361111

D21.4651.4851.4758944'00''284.5

D31.4221.5281.4758940'00''172.6638889

D41.4291.5211.4759005'00''13.76666667

D51.4481.5021.4759150'00''144.2166667

D61.4321.5181.4759000'00''215.925

D71.431.521.4759000'00''245.25

D81.441.511.4759010'00''253.2527778

D91.4381.5121.4758902'00''258.6333333

D101.4061.5441.4758938'00''263.5027778

3.1.9Titik P9Pada saat pengukuran di titik P9 bertempat di sebelah kanan kopma dari parkiran atas pada pukul 17.05 WIB terdapat 16 detail, kemudian menembak P8 di dekat bangku besi yang menuju kopma back side dan menembak P10 di depan pojok kanan jurusan Planologi sebagai front side Cuaca pada saat pengukuran mendung, berawan, dan disekelilingnya terdapat vegetasi berupa rumput, bunga dan lain-lain. Adapun data-data yang didapat ialah sebagai berikut :

Tabel 3.9Hasil Pengukuran di Titik P9BerdiriDitinjauBenangZenithAzimuth awal

BawahAtasTengah

P11.3851.5651.4759232'00''34.39722222

P2

P31.41.551.4759227'00''305.9444444

D11.4451.5051.47510339'00''325.1638889

D21.4621.4881.47510135'00''328.2777778

D31.4661.4841.47510004'00''332.2777778

D41.4651.4851.4759548'00''337.2805556

D51.4661.4841.4759007'00''344.3722222

D61.4671.4831.4758145'00''345.2777778

D71.4681.4821.4759550'00''357.0305556

D81.4521.4981.4759745'00''24.02222222

D91.471.481.4758948'00''276.6333333

D101.4691.4811.4758145'00''278.3166667

D111.4681.4821.4759102'00''286.05

D121.4661.4841.4759644'00''290.0472222

D131.4641.4861.47510112'00''294.05

D141.4621.4881.47510305'00''294.9

D151.461.491.47510432'00''296.1833333

D161.3941.5561.4759225'00''303.875

Foto 3.3Lokasi titik P9

3.1.10Titik P10Pada saat pengukuran di titik P10 bertempat depan pojok kanan jurusan Planologi pada pukul 18.10 WIB , kemudian menembak di sebelah kanan kopma dari parkiran atas back side dan menembak P1 di depan pojok kiri jurusan Planologi sebagai front side Cuaca pada saat pengukuran kelabu, dan disekelilingnya terdapat vegetasi berupa rumput, bunga dan lain-lain. Adapun data-data yang didapat ialah sebagai berikut :Tabel 3.10Hasil Pengukuran di Titik P10BerdiriDitinjauBenangZenithAzimuth awal()

Bawah(m)Atas(m)Tengah(m)

P21.3981.5521.4758737'00''125.2694444

P3

P41.411.541.4759125'00''34.66666667

3.2PembahasanBerdasarkan data yang didapat dari hasil kegiatan pengukuran kampus UNISBA 1 berupa benang atas, benang bawah, benang tengah, zenith, dan azimuth dapat diolah sehingga output yang didapat koordinat (x,y) serta ketinggiannya (z). Dalam pengolalan data tersebut dibutuhkan beberapa formula, untuk menghasilkan output yang diinginkan yaitu :3.2.1Slope Distance (jarak miring)SD= (BA BA) X Sin Zenith X 100

All,

Berikut beberapa contoh perhitungannya : P1SD= ( 1,47 1,35 ) x sin 88,5 x 100= 11,9958879 m P2SD= ( 1,5 1,32 ) x sin 91,08333 x 100= 17,99678257 m P3SD= ( 1,49 1,32 ) x sin 91,16667 x 100= 16,99295 m P4SD= ( 1,413 1,357 ) x sin 91 x 100= 5,598294 m P5SD= ( 1,435 1,345 ) x sin 92 x 100= 8,998391287 m3.2.2Horizontal Distance (jarak datar)HD = SD X Sin Zenith

All,

Berikut beberapa contoh perhitungannya : P1HD= 11,9958879 x sin 88,5= 11,99178 m P2HD= 17,99678257 x sin 91,08333= 17,99357 m P3HD= 16,99295 x sin 91,16667= 16,99295 m3.2.3Vertical Distance (beda tinggi)VD = SD X Cos Zenith

All,

P1HD= 11,9958879 x cos 88,5= 0,31401574 m P2HD= 17,99678257 x cos 91,08333= -0,3402581 m P3HD= 16,99295 x cos 91,16667= -0,3460613 m3.2.4Angle Right (sudut dalam)AR = FS - BS

All,

P3AR= 66,99722222 176,6166667= -109,6194445=-109,6194445 + 360= 250,3805555 P4AR= 253,7638889 92,76388889= 199 P6AR= 260,7555556 58,79166667= 201,96388893.2.5Azimuth Sebenarnya = awal + AR - 180 All,

P2= 48,283383333 + 266,4083333 - 180= 208,452777 P3= 66,99722222 + 250,3805555 - 180= 278,8333333 P4= 92,76388889 + 199 - 180= 297,83333333.2.6Koordinat (x,y,z)Xn = Xn-1 + (HD X Sin Azimut) All,

P1X= 625 + (11,99178 x sin 31,04722222)= 631,1847 m P2X= 625 + (17,99357 x sin 122,0444444)= 640,252 m P3X=640,252 + (16,99295 x sin 228,2833333)= 632,156 mYn = Yn-1 + (HD X Cos Zenith) All,

P1Y= 625 + (11,99178 x cos 31,04722222)= 635,2739 m P2Y= 625 + (17,99357 x cos 122,0444444)= 615,453 m P3Y= 615,453 + (16,99295x cos sin 228,2833333)= 600,5127 mZn = Z awal+ Beda Tinggi All,

P1Z= 275 + 0,31401574= 275,31401574 m P2Z= 275 +( -0,3402581)= 274,6597 m P3Z= 274,6597 + (-0,3460613)= 274,3137 m3.2.7Koreksi SudutKS= Sudut Dalam ((n+2) x180))Tabel 3.11Hasil Perhitungan Sudut Dalam TitikSudut Dalam ()

P1266.4083333

P2250.3805556

P3199

P4201.9638889

P5194.7666667

P6197.625

P7217.1180556

P8271.5472222

P9269.3972222

P1090.99722222

2159.204167

KS= 2159,204167 ((10+2) x180))= 2159,204167 - 2160= - 0,795833= - 04745= 04745

Gambar 3.1Output Dari Koordinat Titik dan Detail24

BAB IVANALISA

Hasil pengukuran menggunakan theodolite, didapat data berupa benang atas, benang bawah, benang tengah, azimuth, dan zenith. Berdasarkan data tersebut, dapat diolah menghasilkan suatu koordinat x, y, dan z beserta azimuth sebenarnya, sehingga dari data-data tesebut dapat membentuk suatu polygon tertutup yang hampir mendekati sempurna dengan memiliki koreksi sudut sebesar 04745. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya : Perlakukan terhadap alat, seperti dalam posisi berdirinya, sentring alat, dan lain-lain. Ketelitian dalam pembacaan alat, seperti pembacaan benang atas, benang bawah, benang tengah, azimuth, dan zenith. Pengaruh magnet disekelilingnya Faktor cuaca Faktor penerangan, dan lain-lain.Koreksi sudut tersebut didapat dari formula :KS= Sudut Dalam ((n+2) x180))Yang menyatakan bahwasannya sudut azimuth yang diambil pada saat pengukuran searah jarum jam untuk n+2, lain halnya dengan untuk n-2 menyatakan bahwa sudut azimuth diambil berlawanan dengan arah jarum jam. Selain itu juga, n+2 dan n-2 dapat menyatakan suatu sudut dalam atau sudut luar.Data-data yang telah diolah dapat diplot dan kemudian dapat dibuat dalam suatu peta topografi dan peta situasi dari koordinat (x,y). Baik peta topografi maupun peta situasi tidak hanya titik-titik utamanya saja yang diplot, tetapi detailnya juga diplot dalam peta agar dapat mendiskripsikan keadaan sebenarnya dilapang. Pengambilan detail menjadi, faktor utama untuk mempengaruhi hasil akhir dari peta. Semakin banyakdetail yang diambil pada suatu ttik patok, maka makin terdiskripsikan secara sempurna daerah tersebut. Oleh sebab iu, pengambilan detail pada suatu titik diusahakan banyak. Karena, selain untuk mendkripsikan suatu daerah, juga dapat membantu bila terjadi kesalahan di salah satu detail yang diambil, dan detail-detail yang lain dapat berfungsi untuk meminimalisir kesalahan tersebut. Bila dilihat dari hasil pemetaan topografi daerah tersebut memiliki kontur yang agak rapat di bagian titik P7 dan sekitar. Hal ini menandakan bahwa daerah pada bagian tersebut merupakan daerah yang memiliki kemiringan lereng yang terjal dan curam dari analisis bentang alamnya. Lain halnya dengan daerah titik P4 dan sekitarnya yang memiliki kontur renggang / tidak serapat kontur di titik P7 yang menandakan daerah tersebut memiliki kemiringan lereng yang dapat dikagorikan landai. Keadaan ini juga, dibuktikan dengan keadaan sebenarnya dilapangan. Titik-titik patok mengelilingi suatu gedung SC (student center), pada gedung tersebut tidak terdapat kontur, hal ini dikarenakan daerah disekelilingnya yang telah diwakili oleh titik patok telah mewakili topo gedung tersebut.

BAB VKESIMPULAN

Pengukuran ialah sebagai salah satu alternative yang digunakan untuk pengambilan data dilapangan secara horizontal dalam pembuatan peta sederhana, seperti dengan membedakan antara titik-titik pada permukaan bumi dengan menggunakan muka air laut rata-rata atau tinggi lokal sebagai acuan. Sedangkan alat ukur yang sering digunakan dalam pengambilan data untuk pembuatan peta ialah meliputi waterpass, theodolite, dan lain-lain. Alat-alat tersebut paling familiar digunakan dikalangan pemula dalam pengambilan datan untuk pembuatan peta secara sederhana.Alat pengukuran thedolite itu sendiri tidak menutup kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan seperti : Kesalahan perorangan dan alat. Kesalahan dari alat. Kesalahan yang bersumber pada alam.Dari pengukuran yang telah dilakukan data yang didapat adalah benang tengah, benang atas, benang bawah pada rambu ukur, zenith (sudut miring) dan azimuth. Setelah dilakukan pengolahan data didapat data jarak miring, jarak datar, beda tinggi, sudut dalam, azimuth akhir, koordinat (x,y) dan elevasi.Dengan data koordinat (x,y) dan elevasi yang telah didapat dari hasil pengolahan data dapat diproyeksikan atau digambarkan pada bidang datar (millimeter block dan kalkir) dalam bentuk sebuah peta.Pemetaan dari suatu lokasi/daerah mencakup penyajian dalam bentuk horizontal dan vertical dalam suatu gambaran. Pengukuran dilakukan terhadap semua benda/titik-titik benda baik buatan manusia maupun ciptaan tuhan. Pengukuran horizontal dan vertical serta detail disebut juga pengukuran situasi.Dalam menentukan posisi horizontal ada dua macam pengukuran, yaitu polygon utama dan polygon cabang. Pengukuran polygon utama sebagai batas dari daerah yang akan dipetakan dan dijadikan titik ikat pengukuran polygon cabang.

DAFTAR PUSTAKA

Blogs, Elanoria. 2010. Penyipat Datar. Blogspot.com. Diakses pada tanggal 20 Maret 2013.Zulzulaidy. 2012. Bab I Pendahuluan. Blogspot.com. Diakses pada tanggal 20 Maret 2013. Mercubuana. 2009. Files. Ac,id. Diakses pada tanggal 22 Maret 2013.Mahir, The. 2011. Komponen Pemetaan. Blogspot.com. Diakses pada tanggal 23 Maret 2013.