bab i

30
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beberapa tahun terakhir kemajuan teknologi memberikan dampak terhadap perkembangan obat dan bentuk sediaan baru. Para peneliti farmasi terus mengembangkan system penghantaran obat yang mampu mengoptimalkan efisiensi zat aktif obat sehingga meningkatkan kinerja obat dalam tubuh manusia. Salah satu pengembangan system penghantaran obat adalah mikrokapsul. Salah satu tujuan pembuatan mikrokapsul adalah mengurangi iritasi terhadap saluran cerna karena zat aktif. Mikrokapsul dapat berbentuk sferis geometris atau tidak beraturan dengan tipe mononuclear, polynuclear dan matriks. Tipe mononuclear bahan inti dikelilingi oleh bahan penyalut. Tipe polynuclear dimana bahan inti diselimuti oleh bahan penyalut, sedangkan tipe matriks bahan inti terdispersi homogeny diantara bahan penytalut. Mikrokapsul dibuat dengan metode kimia (koaservasi) dan metode fisika (semprot kering). Metode koaservasi, mikrokapsul terbentuk karena adanya pengendapan yang diakibatkan penambahan pelarut yang tidak melarutkan bahan penyalut. 1

Upload: roneymu

Post on 24-Nov-2015

70 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGBeberapa tahun terakhir kemajuan teknologi memberikan dampak terhadap perkembangan obat dan bentuk sediaan baru. Para peneliti farmasi terus mengembangkan system penghantaran obat yang mampu mengoptimalkan efisiensi zat aktif obat sehingga meningkatkan kinerja obat dalam tubuh manusia. Salah satu pengembangan system penghantaran obat adalah mikrokapsul. Salah satu tujuan pembuatan mikrokapsul adalah mengurangi iritasi terhadap saluran cerna karena zat aktif. Mikrokapsul dapat berbentuk sferis geometris atau tidak beraturan dengan tipe mononuclear, polynuclear dan matriks. Tipe mononuclear bahan inti dikelilingi oleh bahan penyalut. Tipe polynuclear dimana bahan inti diselimuti oleh bahan penyalut, sedangkan tipe matriks bahan inti terdispersi homogeny diantara bahan penytalut. Mikrokapsul dibuat dengan metode kimia (koaservasi) dan metode fisika (semprot kering). Metode koaservasi, mikrokapsul terbentuk karena adanya pengendapan yang diakibatkan penambahan pelarut yang tidak melarutkan bahan penyalut. Dalam membuat mikrokapsul diperlukan bahan penyalut. Bahan penyalut yang digunakan tidak bereaksi dengan zat aktif, memiliki kekuatan, fleksibilitas (lembut dan plastis), impermeasbilitas (sebagai control pelepasan pada kondisi tyertentu), tidak berasa, viskositas rendah, dapat melarut, dan stabil.B. PRINSIPMembuat sediaan mikrokapsul Na-Diklofenak dengan metode koaservasi fasa.

C. MANFAAT1. Dapat Mengetahui dan memahami ilmu tentang sediaan mikrokapsul dengan metode koaservasi pemiasahan fasa.2. Dapat mengetahui dan memahami cara membuat formulasi sediaan mikrokapsul dengan metode koaservasi pemisahaan fasa.3. Dapat mengetahui dan memahami cara pembuatan sediaan mikrokapsul dengan metode koaservasi pemisahan fasa.4. Dapat mengetahui dan memahami evaluasi dari pembuatan mikrokapsul dengan metode koaservasi pemisahan fasa.D. TUJUAN Berdasarkan latar belakang dan manfaat di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :1. Untuk mengetahui cara membuat sediaan mikrokapsul dengan metode koaservasi pemisahan fasa.2. Untuk mengetahui cara formulasi sediaan mikrokapsul dengan metode koaservasi pemisahan fasa.3. Untuk mengetahui bahan pembawa yang baik.4. Untuk mengetahui bagaimana cara evaluasi dari sediaan mikrokapsul dengan metode koaservasi pemisahan fasa.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. MikrokapsulMikrokapsul adalah bentuk sediaan yang mengalami mikroenkapsulasi, yang mana partikel atau tetesan cairan zat aktif (bahan inti) dikelilingi atau dilapisi dengan suatu lapisan tipis dari bahan polimer (bahan penyalut) yang menghasilkan partikel berukuran mikrometer sampai milimeter. Polimer yang digunakan tergantung pada tujuan pembuatan mikrokapsul itu. Model obat yang digunakan sebagai bahan inti pada pembuatan mikrokapsul ini adalah natrium diklofenak yang merupakan salah satu obat anti inflamasi yang banyak direkomendasikan oleh dokter karena memiliki efek samping minimal dibandingkan obat anti inflamasi lain. Selain digunakan sebagai anti reumatik, natrium diklofenak juga mempunyai aktivitas antiradang dan analgetik - antipiretik. Diklofenak mempunyai waktu paruh eliminasi yang pendek (3 - 6 jam), sehingga untuk mendapatkan efek terapi yang optimal harus diberikan dosis yang berulang. Obat dengan waktu paruh eliminasi yang sangat pendek membutuhkan jumlah obat yang cukup banyak pada setiap unit dosis untuk mempertahankan efek terapeutik yang berkesinambungan.a. MikroenkapsulasiMikroenkapsulasi adalah suatu proses penyalutan tipis suatu bahan inti baik berupa padatan, cairan atau gas dengan suatu polimer sebagai dinding pembentuk mikrokapsul. Mikrokapsul yang terbentuk dapat berupa partikel atau bentuk agregat, dan biasanya memiliki rentang ukuran partikel antara 5 5000 m. Ukuran tersebut bervariasi tergantung metode dan ukuran partikel bahan inti yang digunakan . Zat aktif yang dapat dibuat dalam sistem mikrokapsul dapat berupa zat padat, cair maupun gas dengan ukuran partikel yang kecil. Sifat - sifat zat aktif untuk sistem mikrokapsul tergantung dari tujuan mikroenkapsulasi tersebut. Kali ini, mikroenkapsulasi yang dilakukan ditujukan untuk membuat sediaan mikrokapsul Na - Diklofenak menggunakan metode koaservasi pemisahaan fasa.b. Pemisahan fase koaservasiSecara garis besar metode pemisahan fase koaservasi terdiri dari tiga tahap, yaitu : pembentukan tiga fase kimia tidak tercampurkan, penempatan penyalut polimer cair pada bahan inti, dan pengerasan penyalut.Pada proses pembentukan tiga fase kimia tidak tercampurkan, fase cairan pembawa, fase bahan inti, dan fase bahan penyalut. Untuk membentuk ketiga fase, bahan inti didispersi dalam suatu larutan polimer penyalut, pelarut untuk polimer merupakan fase cairan pembawa. Fase bahan penyalut, suatu polimer tidak tercampurkan pada keadaan cair, dibentuk dengan mengubah temperatur cairan polimer atau dengan penambahan garam.Proses penempatan penyalut polimer cair pada bahan inti, dengan cara pencampuran fisik yang terkontrol dari bahan penyalut (selagi cair) dan bahan inti pada cairan pembawa, penempatan terjadi jika polimer teradsorpsi pada antar muka yang terbentuk antara bahan inti dan cairan pembawa, dan fenomena adsorpsi merupakan prasyarat untuk penyalutan efektif. Penempatan yang terus menerus dari bahan penyalut didahului olah pengurangan dalam seluruh energi bebas antarmuka dari sistem, terjadi dengan pengurangan luas permukaan bahan penyalut selama bersatu dengan butiran-butiran polimer cair.Proses pengerasan penyalut, biasanya dengan teknik panas, ikatan silang atau teknik desolvasi, untuk membentuk suatu mikrokapsul penahan sendiri . Pemisahan fase koasevasi dapat terjadi dalam pelarut air dan pelarut organik. Pelarut air digunakan untuk menyalut inti padat dan inti cair yang tidak larut dalam air. Ada dua tipe utama ini yaitu koaservasi sederhana dan koaservasi komplek .Koaservasi sederhana hanya menggunakan satu macam koloid saja misalnya gelatin dalam air. Koaservasi ini terjadi dengan cara perpindahan lapisan air dari sekeliling dispersi koloid akibat penambahan zat yang mempunyai affinitas yang tinggi terhadap air seperti berbagai alkohol dan garam. Molekul-molekul polimer yang terhidrasi cenderung untuk berkumpul dengan molekul polimer lain disekelilingnya dan membentuk koaservat. Koaservasi komplek menggunakan lebih dari satu macam koloid, biasanya digunakan gelatin dan akasia dalam air, dan koaservasi terjadi akibat netralisasi muatan koloid yang berbeda. Netralisasi muatan disertai dengan keluarnya air dari polimer sehingga terbentuk koaservat.Mikroenkapsulasi adalah suatu proses penyalutan tipis suatu bahan inti baik berupa padatan, cairan atau gas dengan suatu polimer sebagai dinding pembentuk mikrokapsul. Teknik coacervation merupakan pemisahan fase cair/cair secara spontan yang terjadi ketika dua polimer yang bermuatan berlawanan (misalnya protein dan polisakarida) dicampur dalam media berair kemudian mengarah ke pemisahan menjadi dua fase. Fase yang lebih rendah disebut (kompleks) coacervate dan memiliki konsentrasi yang tinggi dari kedua polimer. Fase atas disebut sebagai supernatan atau fase kesetimbangan, yang merupakan larutan polimer encer. Coacervate digunakan sebagai bahan makanan, misalnya pengganti lemak atau memberi rasa yang mirip daging dan biomaterial, seperti lapisan tipis (film) yang dapat dimakan dan kemasan. Metode ini sangat efisien dan menghasilkan mikrokapsul dengan ukuran yang lebih bervariarif dari pada teknik mikroenkapsulasi yang lain.Proses ini meliputi tiga tahap, pertama, mecampur tiga fase yang saling tidak melarutkan (fase kontinyu atau air, bahan aktif yang akan dimikroenkapsulasi dan bahan pelapis). Kedua, bahan pelapis membentuk lapisan pada bahan inti. Hal ini dicapai dengan merubah pH, suhu atau kekuatan ion yang menghasilkan pemisahan fase (coacervation) dari pelapis dan sebaran inti yang terjebak. Terakhir, bahan pelapis memadat karena adanya panas, crosslinking (hubungan silang) dan teknik desolvasi. Mikrokapsul yang dihasilkan dari pemisahan fase encer memiliki dinding yang larut air dan bahan aktif yang bersifat menjauhi air (hidrofobik), seperti minyak sayur, penyedap rasa, dan vitamin yang larut dalam minyak.Obat rematik yang umum ada dua jenis berdasarkan tujuan pengobatannya, yaitu obat anti radang nonsteroid (nonsteroidal anti - inflammatory drugs, NSAID) untuk menghilangkan rasa nyeri dan mengontrol peradangan, dan obat untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah. Na - Diklofenak merupakan salah satu obat rematik jenis NSAID. Senyawa aktif tersebut dapat meredakan rasa nyeri akibat peradangan atau bersifat analgesik. Namun, Na - Diklofenak dalam dosis besar dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan, peptic ulcer dan bleeding. Na - Diklofenak memiliki waktu paruh eliminasi yang cepat, yaitu 1 - 3 jam, obat yang mempunyai t pendek pemberian obat harus diulang beberapa kali sehingga bagi pasien yang memiliki gangguan gastrointestinal hal ini tidak memungkinkan. Natrium diklofenak merupakan obat nyeri dan radang pada penyakit rematik baik untuk pemeliharaan maupun keadaan akut.B. Komponen MikrokapsulPada prinsipnya ada 3 bahan yang terlibat dalam proses mikroenkapsulasi yaitu : a. Bahan IntiInti adalah bahan spesifik yang akan disalut, dapat berupa cairan, padatan, atau gas. Komposisi bahan inti dapat bervariasi, misalnya pada bahan inti cair dapat terdiri dari bahan terdispersi dan atau bahan terlarut. Sedangkan bahan inti padat dapat berupa zat tunggal atau campuran zat aktif dengan bahan pembawa lain seperti stabilisator, pengencer, pengisi dan penghambat atau pemacu pelepasan bahan aktif dan sebagainya. Selain itu, bahan inti yang digunakan sebaiknya tidak larut atau tidak bereaksi dengan bahan penyalut dan pelarut yang akan digunakan. Pada sediaan mikrokapsul yang akan dibuat kali ini menggunakan bahan inti Na-Diklofenak dalam bentuk padatan.b. Bahan PenyalutPenyalut adalah bahan yang digunakan untuk menyelaput inti dengan tujuan tertentu seperti menutupi rasa dan bau yang tidak enak, perlindungan terhadap pengaruh lingkungan, meningkatkan stabilitas, pencegahan, penguapan, kesesuaian dengan bahan inti maupun bahan lain yang berhubungan proses penyalutan serta sesuai dengan metode mikroenkapsulasi yang digunakan. Bahan penyalut harus mampu memberikan suatu lapisan tipis yang kohesif dengan bahan inti, dapat bercampur secara kimia, tidak bereaksi dengan inti (bersifat inert), dan mempunyai sifat yang sesuai dengan tujuan penyalutan.Bahan penyalut yang digunakan adalah bahan penyalut yang tidak larut dalam air yaitu etil selulosa, dimana sifatnya yang stabil dan juga cost effective membuat bahan ini digunakan dalam pembuatan sediaan mikrokapsul. Selain itu Plasticization dari polimer etil seulosa menyebabkan terbentuknya lapisan film halus dan nonporous disekeliling core kristal Na - Diklofenak.c. PelarutPelarut adalah bahan yang digunakan untuk melarutkan bahan penyalut dan mendispersikan bahan inti. Pemilihan pelarut biasanya berdasarkan sifat kelarutan dari bahan inti atau zat aktif dan bahan penyalut, dimana pelarut yang digunakan tersebut tidak atau hanya sedikit melarutkan bahan inti tetapi dapat melarutkan bahan penyalut. Pelarut polar akan melarutkan penyalut polar dan pelarut nonpolar akan melarutkan penyalut nonpolar . Pelrut yang digunakan untuk melarutkan Na - Diklofenak sebagai bahan inti adalah metanol, hal ini dikarenakan sifat dari Na - Diklofenak yang tidak larut dalam air. Kloroform digunakan sebagai pelarut organik yang mudah menguap untuk melarutkan etil selulosa. Sedangkan HCl digunakan untuk melrutkan Na - CMC.

C. Bahan dan Metode Pembuatana. Bahan bahan yang digunakan antara lain : Na - Diklofenak, etil selulosa, Na -CMC, klorofom, HCl, Metanol, aquabidest.1) Na - DiklofenakNatrium Diklofenak merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan radang pada penyakit rematik. Obat ini adalah penghambat cyclooxygenase yang relatif non selektif dan kuat juga mengurangi bioavailabilitas arachidonic acid. Obat-obat ini cepat diserap sesudah pemberian secara oral, tetapi bioavailabilitas sistemiknya antara 30 - 70 % (Katzung, 2002). Absorpsi Natrium diklofenak melalui saluran cerna berlangsung cepat dan lengkap, obat ini terikat 99 % pada protein plasma dan waktu paruh singkat yakni 1 - 3 jam (Anonim, 1995). 2) Na - CMCNa - CMC merupakan derivate selulosa yang diperoleh dari modifikasi kimia. zat dengan warna putih atau sedikit kekuningan, tidak berbau dan tidak berasa, berbentuk granula yang halus atau bubuk yang bersifat higroskopis. CMC ini mudah larut dalam air panas maupun air dingin. Pada pemanasan dapat terjadi pengurangan viskositas yang bersifat dapat balik (reversible). Viskositas larutan CMC dipengaruhi oleh pH larutan, kisaran pH Na - CMC adalah 5 - 11 sedangkan pH optimum adalah 5, dan jika pH terlalu rendah (