bab i

12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa maritim dengan luas total wilayah Indonesia adalah 7,9 juta km 2 dan terdiri dari 1,8 juta km 2 daratan, 3,2 juta km 2 laut teritorial dan 2,9 juta km 2 perairan ZEE. Wilayah perairan 6,1 juta km 2 tersebut adalah 77% dari seluruh luas Indonesia (Ekonomi LintasBatas Kadin Batam). Hasil-hasil laut pun sudah pasti melimpah dan tidak diragukan lagi keberadaannya. Secara umum wilayah kabupaten Jember terbagi dalam beberapa karakteristik wilayah berupa pegunungan, bukit, rawa, laut dan hutan sub tropis. Karakteristik wilayah yang sedemikian rupa telah menyediakan kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat melimpah. Sebagian besar sumber mata pencaharian masyarakat tergantung pada sumber daya 1

Upload: muhammadamirfaisol

Post on 17-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pendahuluan proposal busines plan

TRANSCRIPT

8

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangIndonesia merupakan bangsa maritim dengan luas total wilayah Indonesia adalah 7,9 juta km2 dan terdiri dari 1,8 juta km2 daratan, 3,2 juta km2 laut teritorial dan 2,9 juta km2 perairan ZEE. Wilayah perairan 6,1 juta km2 tersebut adalah 77% dari seluruh luas Indonesia (Ekonomi LintasBatas Kadin Batam). Hasil-hasil laut pun sudah pasti melimpah dan tidak diragukan lagi keberadaannya.Secara umum wilayah kabupaten Jember terbagi dalam beberapa karakteristik wilayah berupa pegunungan, bukit, rawa, laut dan hutan sub tropis. Karakteristik wilayah yang sedemikian rupa telah menyediakan kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat melimpah. Sebagian besar sumber mata pencaharian masyarakat tergantung pada sumber daya alam. Setidaknya terdapat situs penting keanekaragaman hayati yang telah dilindungi dalam beberapa wilayah perlindungan berupa Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), Suaka Margasatwa Pegunungan Hyang Argopuro, Cagar Alam (CA) Nusa Barong, CA Gunung Watangan, CA Curah Manis, dan Hutan Lindung Baban Silosanen.Secara geografis maupun demografi, Jember cukup potensial untuk dikembangkan. Dengan melihat batas-batas teritorial, luas wilayah, kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial politik dan sosial budaya serta sumber daya manusia, Jember cukup memiliki kekuatan dan memiliki kompetensi untuk menciptakan kemakmuran bagi masyarakatnya.Di bidang perikanan dan kelautan, secara geografis wilayah laut yang dimiliki Jember membentang di sepanjang Pantai Selatan Jawa atau Samudra Indonesia dengan panjang pantai kurang lebih 170 km. Sedang luas perairan Jember yang termasuk ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif) kurang lebih 8.338,5 km2, dengan potensi lestari sebesar 40.000 ton per tahun.Adapun komoditas jenis-jenis ikan hasil laut Jember antara lain meliputi : layur, tongkol, layang, lemuru, selar, cakalang, udang rebon, cucut, tuna, manyung, kakap, kerapu dan udang barong. Potensi lain yang telah dikembangkan masyarakat petani kabupaten Jember adalah Budidaya Ikan Air Tawar. Tidak hanya ikan lele dan gurami, tetapi juga dibudidayakannya jenis ikan air tawar lainnya seperti tombro, tawes, mujair dan nila, Anonim (2014).Selama ini pemanfaatan hasil perikanan di Kabupaten Jember masih tertuju pada satu bidang saja yaitu sektor pangan, sehingga masih banyak hasil samping dan limbah perikanan yang tidak termanfaatkan dan terbuang sia-sia. Pemanfaatan hasil samping untuk produk non pangan belum berkembang, termasuk perkembangan penyamakan kulit ikan yang masih lambat, padahal usaha penyamakan kulit ikan tidak saja memberikan nilai tambah pada limbah hasil perikanan tetapi juga merupakan suatu alternatif dalam mencukupi industri penyamakan kulit di Indonesia. Hal ini terkait dengan telah ditetapkannya undang-undang yang melindungi jenis reptil, seperti ular, biawak, dan buaya, dari eksploitasi oleh manusia untuk diambil kulitnya. Industri penyamakan kulit merupakan salah satu industri yang didorong perkembangannya sebagai penghasil devisa non migas. Potensi penyamakan kulit di Indonesia pada tahun 1994 terdiri dari 586 jumlah perusahaan yang terdiri dari industri kecil 489 unit dan industri menengah 8 unit, dengan kapasitas produksi 70,994 ton, (Irianto 2008).Kulit hasil samakan digunakan sebagai bahan baku kerajinan seperti sepatu, tas, ikat pinggang, hiasan pigura, jaket, dan dompet.Dompet adalah tempat untuk menyimpan sesuatu atau barang sehingga mudah untuk dicari. Barang-barang atau benda yang ditaruh di dompet biasanya barang-barang yang penting, misalnya KTP, uang dan juga ATM.Dompet pada umumnya terbuat dari kain atau kulit, yang mana lebih tahan lama hingga kurun waktu tahunan. Dompet diperlukan oleh semua orang, terutama karena kemudahan yang ditawarkan untuk menyimpan semua barang-barang pribadi yang penting sehingga mudah dibawa kemanapun selama bepergian. Begitu pentingnya fungsi barang ini sehingga salah satu yang dibawa oleh setiap orang pada saat bepergian adalah dompet, Anonim (2014). Kulit ikan kakap merah merupakan limbah dari industri fillet kakap beku pada P.T. Agung Mandiri yang terletak di Jl. Arowana Perumnas Kebonagung III/6, Kabupaten Jember. P.T. Agung Mandiri ini sudah merintis dalam bidang pengolahan fillet, supplier dan pengolahan hasil ikan laut dan ikan tawar. Salah satu ikan yang dikelolah adalah ikan kakap merah. Limbah kulit ikan kakap tersebut masih belum dikelolah dengan baik, kebanyakan kulitnya digunakan untuk pembuatan kerupuk dan dibuang.Kulit ikan hasil samping industri fillet ikan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal melalui proses penyamakan, kulit ikan ini menyimpan potensi yang besar. Kulit yang telah melalui proses penyamakan sampai finishing, mempunyai nilai tambah yang cukup tinggi yaitu antara 30-60%.Menurut Purnomo (2001), penyamakan bertujuan untuk mengubah kulit kulit mentah yang mudah rusak oleh aktifitas mikroorganisme, kimia atau fisik, menjadi kulit tersamak yang lebih tahan terhadap pengaruh-pengaruh tersebut. Penyamakan biasanya menggunakan kulit dari hewan darat, seperti kambing, domba, sapi, kerbau dan reptile yang sudah berkembang pesat di Indonesia dan menghasilkan produk jadi seperti sepatu, tas, jaket, dan sabuk yang mutunya bersaing dengan produk buatan luar negeri. Sedangkan industri penyamakan kulit yang menggunakan bahan mentah kulit ikan masih sedikit jumlahnya. Thorstensen (1976) cit Rachmi (1997) berpendapat bahwa kulit ikan yang sudah disamak dapat digolongkan sebagai kulit yang istimewa atau kulit yang indah (tancy leather) karena memiliki bentuk rajah dan motif yang indah dari bekas sisiknya.Menurut Dayyan (2011), pada industri perkulitan, kulit hasil penyamakan krom menempati pasaran yang sangat baik terutama untuk kulit atasan sepatu, sarung tangan, pakaian dan lain-lain. Penyamak mineral paling umum menggunakan krom mutunya ditentukan oleh kadar krom (yang biasa dinyatakan sebagai krom oksidasi). Metode penyamakan krom sangat berbeda dengan metode penyamakan nabati. Demikian pula hasilnya. Penyamakan krom menghasilkan kulit yang lebih lembut/lemas, dan lebih tahan terhadap panas yang tinggi, kekuatan tariknya lebih tinggi dan hasilnya akan lebih baik bila dilakukan pengecatan (dyeing). Garam besi menghasilkan kulit yang kurang baik warnanya dan mudah patah, sedangkan garam aluminium menghasilkan kulit berwarna putih. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan perencanaan bisnis (Business Plan) dengan judul PENYAMAKAN KULIT IKAN KAKAP MERAH UNTUK PRODUK DOMPET DI KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMURB. PermasalahanKabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi dalam bidang perikanan yang cukup besar. Tetapi pemanfaatan potensi perikanan tersebut masih belum maksimal. Serta masih belum ada usaha penyamakan kulit ikan kakap merah, sehingga sangat mendukung untuk perencanaan bisnis ini. Selain itu di daerah lain nilai ekonomis ikan kakap merah semakin meningkat karena adanya pemanfaatan yang baik. Dengan adanya penyamakan kulit ikan kakap merah ini diharapkan dapat lebih memanfaatkan potensi yang ada serta dapat membantu membuka peluang kerja baru bagi masyarakat sekitar.Dari uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :1. Bagaimana cara menumbuhkan dan mengembangkan pasar untuk produk yang akan dihasilkan? (Aspek Pasar dan Pemasaran)2. Adakah ketersediaan bahan baku yang memadai serta bagaimanakah cara penyamakan kulit ikan kakap merah dengan metode dan teknologi yang ramah lingkungan? (Aspek Produk dan Teknologi)3. Bagaimana sistem penerapan organisasi dan manajemen perusahaan yang sesuai dengan job description (fungsi, tugas dan wewenang) dan penerapan pedoman K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) dalam perusahaan? (Aspek Organisasi dan Manajemen)4. Apakah usaha penyamakan kulit ikan kakap merah tersebut aman dan tidak berdampak buruk terhadap lingkungan? (Aspek Lingkungan/AMDAL)5. Bagaimanakah sistem pembukuan keuangan yang sistematis, mudah dipahami, dan mudah dikontrol dengan baik? (Aspek Keuangan)

C. Maksud dan Tujuan1. Mengetahui cara menumbuhkan dan mengembangkan pasar untuk produk yang akan dihasilkan (Aspek Pasar dan Pemasaran)2. Mengetahui adanya ketersediaan bahan baku di daerah Kabupaten Jember serta cara penyamakan kulit ikan kakap merah dengan menggunakan metode dan teknologi yang ramah lingkungan (Aspek Produk dan Teknologi)3. Mengetahui sistem penerapan organisasi dan manajemen perusahaan yang sesuai dengan job description (fungsi, tugas dan wewenang) dan penerapan pedoman K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) dalam perusahaan (Aspek Organisasi dan Manajemen)4. Mengetahui sistem penyamakan kulit ikan kakap merah tersebut yang aman dan tidak berdampak buruk terhadap lingkungan (Aspek Lingkungan/AMDAL)5. Mengetahui sistem pembukuan keuangan yang sistematis, mudah dipahami, dan mudah dikontrol dengan baik (Aspek Keuangan)

D. Manfaat dan Kegunaan1. Bagi AkademikDengan adanya rencana usaha ini dapat menjadi penyalur ilmu bagi mahasiswa, dosen serta seluruh pihak akademi sehingga dapat menambah pengetahuan tentang penyamakan kulit ikan khususnya kulit ikan kakap merah2. Bagi IndustriDengan rencana bisnis ini diharapkan akan membuka wawasan dan informasi bagi masyarakat untuk menciptakan industri baru sehingga bisa mengurangi pengangguran dan mengoptimalkan pemanfaatan kulit ikan kakap merah3. Bagi MasyarakatMenjadi salah satu peluang usaha masyarakat untuk menciptakan wirausaha baru sehingga meningkatkan pendapatan bagi masyarakat itu sendiri4. Bagi pemerintahDengan memanfaatkan kulit ikan kakap merah untuk disamak agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi menjadi suatu potensi daerah sehingga membuka peluang untuk menarik investor luar dan menghasilkan pendapatan daerah1