bab i

33
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai sumber daya pesisir dan laut serta keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia. Akan tetapi, pemanfaatan kekayaan sumber daya kelautan untuk pertumbuhan ekonomi berpotensi mengganggu kelestarian laut. Eksploitasi yang berlebihan telah mengakibatkan degradasi sumber daya kelautan yang mengkhawatirkan, termasuk kerusakan hutan bakau dan terumbu karang, berkurangnya sediaan ikan, dan kepunahan berbagai keanekaragaman hayati laut. Selain itu, terjadinya ketergantungan manusia kepada sumber daya alam yang menghadapi kendala berupa semakin berkurangnya ketersediaan sumber daya alam yang berada di daratan yang memaksa manusia untuk beralih kepada kemungkinan pemanfaatan sumber daya alam yang berlokasi di laut. Kecenderungan ini antara lain diperlihatkan dengan semakin meningkatnya kegiatan–kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di wilayah laut. Manajemen Pemberdayaan Wilayah Pesisir merupakan solusi untuk pengelolaan wilayah pesisir terpadu yang menerapkan kegiatan-kegiatan kongkrit berbasis masyarakat di daerah untuk meningkatkan pengelolaan berkelanjutan sumber daya laut dan 1

Upload: fadel-khalifah-ibrahim

Post on 16-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

wsbm

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANI. 1Latar BelakangIndonesia adalah salah satu negara yang mempunyai sumber daya pesisir dan laut serta keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia. Akan tetapi, pemanfaatan kekayaan sumber daya kelautan untuk pertumbuhan ekonomi berpotensi mengganggu kelestarian laut. Eksploitasi yang berlebihan telah mengakibatkan degradasi sumber daya kelautan yang mengkhawatirkan, termasuk kerusakan hutan bakau dan terumbu karang, berkurangnya sediaan ikan, dan kepunahan berbagai keanekaragaman hayati laut. Selain itu, terjadinya ketergantungan manusia kepada sumber daya alam yang menghadapi kendala berupa semakin berkurangnya ketersediaan sumber daya alam yang berada di daratan yang memaksa manusia untuk beralih kepada kemungkinan pemanfaatan sumber daya alam yang berlokasi di laut. Kecenderungan ini antara lain diperlihatkan dengan semakin meningkatnya kegiatankegiatan eksplorasi dan eksploitasi di wilayah laut. Manajemen Pemberdayaan Wilayah Pesisir merupakan solusi untuk pengelolaan wilayah pesisir terpadu yang menerapkan kegiatan-kegiatan kongkrit berbasis masyarakat di daerah untuk meningkatkan pengelolaan berkelanjutan sumber daya laut dan pesisir. Hal ini menunjukkan bahwa peran lautan sangat penting sebagai regulator proses alamiah yang terjadi di atas permukaan bumi yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kehidupan umat manusia.Kebijaksanaan tersebut meliputi upaya-upaya pengembangan kegiatan sosial ekonomi di kawasan-kawasan dalam wilayah daratan maupun lautan agar kegiatan tersebut sesuai dengan potensinya serta pembangunan infrastruktur pendukungnya.Pengembangan keterkaitan yang saling memperkuat antara kawasan andalan laut dan pulau-pulau kecil lainnya dengan kawasan-kawasan andalan di darat serta simpul-simpul koleksi dan distribusi (pelabuhan) dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada kawasan-kawasan tersebut sekaligus lebih mempersatukan serta menyeimbangkan tingkat perkembangan suatu wilayah baik di darat maupun di laut.I.2Masalah 1.Apa yang dimaksud dengan Negara Maritim?2.Bagaimana keterkaitan disiplin ilmu lingkungan dalam pengembangan wilayah maritim saat ini?3.Bagaimana peran mahasiswa teknik lingkungan dalam pengembangan wilayah maritim?4. Bagaimana peran universitas dalam pengembangan wilayah maritim?I.3Tujuan PenulisanAdapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu menambah pengetahuan kepada semua pihak khususnya mahasiswa teknik lingkungan dan wawasan mengenai pengembangan wilayah maritiman. Selain itu dengan adanya penulisan makalah ini, diharapkan dapat memberikan kesadaran kepada mahasiswa dalam membangun jiwa kemaritiman.

BAB IITINJAUAN PUSTAKANegara maritim merupakan negara yang dianggap peduli dan mampu untuk mengolah sumber daya kekayaan dari dasar hingga permukaan lautnya dan malah jika perlu hingga lautan samudra lainnya. Hal ini berbeda dengan konsep negara kepulauan yang sebatas negara yang memang terlahir dengan banyak pulau.Indonesia lahir dengan memiliki banyak pulau. Ketika Republik Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, wilayah laut teritoral Indonesia menurut Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 adalah 3 mil laut dari pantai. Hal ini menjadikan wilayah negara Indonesia terpisahkan oleh laut internasional. Wilayah laut Indonesia seperti hukum tersebut hanya sekitar 100.000 km2. Tetapi setelah melalui deklarasi Djuanda dan Konvensi PBB tentang hukum laut, wilayah perairan Indonesia ditambah 3,1 juta km2, ditambah pula dengan 2,7 juta km2Zona Ekonomi Eksklusif.Negara Indonesia memiliki letak geografis yang sangat strategis, yaitu terletak di antara dua samudra di mana paling tidak 70% angkutan barang melalui laut dari Eropa, Timur Tengah, Asia Selatan ke wilayah pasifk dan sebaliknya harus melalui perairan Indonesia. Wilayah laut yang sedemikian luas juga memberikan akses pada sumber daya laut seperti ikan, terumbu karang dan kekayaan biologi yang lain yang bernilai tinggi, wilayah wisata bahari, sumber energi minyak dan gas bumi, serta mineral langka yang semuanya dapat dimanfaatkan untuk menunjang perekonomian negara.Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting sejak abad ke-7 yaitu ketika zaman kerajaan Sriwijaya. Sriwijaya merupakan kerajaan yang bercorak maritim, dengan kekuasaan yang membentang luas, mulai dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Kamboja, Thailand, dan Semenanjung Malaya. Sriwijaya terus melakukan perluasan wilayah untuk menguasai jalur perdagangan dan pelayaran. Armada Sriwijaya yang kuat menjamin keamanan aktivitas pelayaran dan perdagangan. Tapi setelah 5 abad berjaya, Kerajaan Sriwijaya runtuh dan digantikan dengan kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Sekarang, Indonesia hanyalah sebatas negara kepulauan yang berartigugusan pulau, termasuk bagian pulau,perairan di antaranya& wujud alamiahyang berhubunganeratsatu sama lain,merupakan satu kesatuan geografi, ekonomi & politik yang hakiki,atau yangsecarahistorismerupakan satu kesatuan

BAB IIIANALISIS PEMBAHASANIII. 1Konsep Perkembangan Wilayah MaritimKesenjangan pertumbuhan regional merupakan salah satu masalah nasional, khususnya ketertinggalan Kawasan Timur Indonesia (KTI) jika dibandingkan dengan Kawasan Barat Indonesia (KBI) dalam berbagai hal yang menyangkut hasil dan pemerataan pembangunan. Dalam kerangka tersebut GBHN 1999 telah mengamatkan bahwa pengembangan perekonomian perlu didasarkan pada keunggulan komparatif sebagai negara maritim dan agraris sesuai dengan kompetensi dan produk unggulan di setiap daerah terutama pada kegiatan pertanian, industri kecil dan kerajinan rakyat. Realiasasi hal ini antara lain adalah melalui pendekatan pembangunan wilayah dengan didasarkan pada keunggulan dan potensi masing-masing daerah dan percepatan pertumbuhan KTI, daerah perbatasan, terpencil, terisolasi dan tertinggal lainnya agar tercipta keserasian perkembangan antar daerah.Hal ini dapat dicapai dengan upaya pengembangan wilayah yang merupakan upaya pembangunan salah satu wilayah atau daerah, guna tercapainya kesejahteraan masyarakat (people prosperity), melalui pemanfaatan sumber daya (alam, manusia, buatan, kelembagaan kemasyarakatan dan teknologi), secara optimal, efektif dan efisien, sinergi serta berkelanjutan, dengan cara menggerakkan kegiatan ekonomi, perlindungan lingkungan dan pembentukan pusat-pusat pelayanan, serta penyediaan prasarana dan sarananya.Pendekatan dalam mewujudkan upaya tersebut, dalam konteks ruang wilayah adalah melalui penataan ruang, sesuai dengan PP No. 47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), yang bertujuan untuk mengembangkan pola pemanfaatan dan pembentukan struktur ruang wilayah nasional, maupun regional, yang dilaksanakan pada kawasan-kawasan budidaya dan lindung, baik di darat maupun di laut dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip holistik, koordinatif, efisien dan efektif.Kebijaksanaan tersebut meliputi upaya-upaya pengembangan kegiatan sosial ekonomi di kawasan-kawasan dalam wilayah daratan maupun lautan agar kegiatan tersebut sesuai dengan potensinya serta pembangunan infrastruktur pendukungnya.Pendekatan pembangunan wilayah dengan didasarkan pada keunggulan dan potensi wilayah merupakan pendekatan Pengembangan Kawasan Andalan, yaitu kawasan yang diprioritaskan pengembangannya di dalam kawasan budidaya, sehingga diharapkan pengembangan kawasan-kawasan andalan tersebut dapat mengenerate pertumbuhan wilayah di sekitarnya.Didalam RTRWN telah diidentifikasi terdapat 108 kawasan andalan darat (KBI : 55 kawasan, KTI : 53 kawasan) dan 33 kawasan andalan laut (KBI : 16 kawasan : KTI : 17 kawasan). Adanya kawasan andalan darat dan kawasan andalan laut tersebut mempunyai makna dalam rangka pembangunan nasional tidak hanya dikembangkan kawasan-kawasan yang terdapat di darat saja, akan tetapi juga kawasan-kawasan andalan yang terdapat di laut. Hal ini sesuai dengan potensi kelautan nasional yang sangat besar terutama pada 12 mil laut dan kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).Pengembangan keterkaitan yang saling memperkuat antara kawasan andalan laut dan pulau-pulau kecil lainnya dengan kawasan-kawasan andalan di darat serta simpul-simpul koleksi dan distribusi (pelabuhan) dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada kawasan-kawasan tersebut sekaligus lebih mempersatukan serta menyeimbangkan tingkat perkembangan suatu wilayah baik di darat maupun di laut.Sementara itu, dalam hal ketertinggalan strategi pengembangan masyarakat pantai, tidak hanya dilihat sebagai masalah sosial dan budaya sehingga perlu perubahan ekstrem dalam sistem sosial atau nilai-nilai budaya, melainkan lebih sebagai masalah integral. Oleh karena itu, penyelesaiannya perlu dilakukan melalui strategi yang komprehensif dengan menempatkan sistem sosial-ekonomi dan nilai budaya yang sudah melekat didalam masyarakat sebagai faktor pendorong perubahan. Selain itu, peningkatan produktivitas masyarakat pantai lebih menjadi sasaran dalam proses pembangunan guna memajukan kesejahteraan serta menyongsong kemandirian daerah secara berkelanjutan. Perkembangan ini pada muaranya akan meningkatkan harkat sumber daya manusia, kualitas dan sistem atau pranata sosial masyarakat.Akan tetapi pada umumnya kondisi sosial masyarakat saat ini masih jauh tertinggal, baik dari tingkat pendapatan maupun dari tingkat pendidikan. Kondisi ini sangat menyulitkan dalam proses transformasi struktural masyarakat pantai (nelayan) kearah kondisi yang lebih baik.Pengembangan Masyarakat Pantai.Strategi pengembangan masyarakat pantai dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu, yang bersifat struktural dan non struktural. 1) Pendekatan struktural adalah pendekatan makro yang menekankan pada penataan sistem dan struktur sosial politik yang mengutamakan peranan instansi yang berwewenang atau organisasi yang dibentuk untuk pengelolaan pesisir laut.2) Pendekatan non structural (subyektif) adalah pendekatan yang subyektif dan mengutamakan pemberdayaan masyarakat secara mental dalam rangka meningkatkan kemampuan anggota masyarakat untuk ikut serta dalam pengelolaan dan persoalan pesisir laut. Kedua pendekatan tersebut harus saling melengkapi dan dilaksanakan secara integratif.1. Pendekatan strukturalSasaran utama pendekatan struktural adalah tertatanya struktur dan sistem hubungan antara semua komponen dan sistem kehidupan, baik di wilayah pesisir dan laut maupun komponen pendukung yang terkait, termasuk komponen sosial, ekonomi dan fisik. Dengan penataan aspek struktural, diharapkan masyarakat mendapatkan kesempatan lebih luas untuk dapat memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Pendekatan struktural membutuhkan langkah-langkah strategi sebagai berikut :a. Pengembangan Aksesibilitas Masyarakat pada Sumber Daya AlamAksesibilitas masyarakat terhadap sumber daya alam adalah salah satu isu penting dalam rangka membangun perekonomian masyarakat. Langkah tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat untuk dapat menikmati peluang pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan (sustainable). Kesempatan tersebut selain dapat meningkatkan dan memelihara perekonomian masyarakat, juga diharapkan dapat mendorong masyarakat supaya lebih aktif untuk melindungi lingkungan, baik dengan cara pemanfaatan yang ramah lingkungan maupun upaya secara aktif untuk menjaga dari kerusakan lingkungan.b. Pengembangan aksesibilitas masyarakat terhadap sumber daya ekonomi.Pengembangan aksesibilitas masyarakat pantai terhadap sumber daya ekonomi dimaksudkan untuk meningkatkan diversifikasi sumber penghasilan masyarakat dan sekaligus meningkatkan kesejahteraannya. Langkah ini mencakup perluasan pilihan sumber daya ekonomi, seperti perluasan usaha dan perkreditan. Peluang usaha selain sektor perikanan yang perlu dibuka lebih luas adalah dibidang pertanian, kerajinan, peternakan dan jasa angkutan. Hal ini penting dalam rangka membuka kesempatan masyarakat untuk tidak hanya bergantung secara langsung pada sumber daya alam, tetapi juga sekaligus mengurangi beban alam. Guna mendukung langkah tersebut, maka perlu dikembangkan aksesibilitas masyarakat terhadap perkreditan.c. Pengembangan aksesibilitas masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan.Keberhasilan pengembangan masyarakat sebagai bagian dari pengelolaan pesisir dan laut sangat tergantung pada ketepatan kebijakan yang diambil. Kebijakan yang dikembangkan dengan melibatkan dan memperhatikan kepentingan masyarakat dan menjamin keberhasilan pengelolaan sumber daya alam dan wilayah. Keterlibatan masyarakat sangat diperlukan karena akan menghasilkan kebijakan yang disesuaikan dengan potensi, aspirasi dan kepentingan masyarakat. Kebijakan yang berbasis pada potensi masyarakat akan mendorong keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatan dan perlindungan sumber daya alam. Kedua, memberikan peluang bagi masyarakat untuk ikut bertanggung jawab atas keamanan pesisir dan laut. Selain itu yang lebih penting lagi adalah adanya upaya untuk meningkatkan kepentingan hakiki masyarakat yaitu kesejahteraan.d. Peningkatan aksebilitas masyarakat terhadap informasi.Informasi merupakan salah satu aspek penting dalam pengembangan masyarakat pantai sebagai bagian dari pengelolaan pesisir dan laut. Kesediaan informasi mengenai potensi dan perkembangan kondisi wilayah dan sumber daya alamnya sangat berharga untuk penyusunan kebijakan, program dan kegiatan di wilayah tersebut. Kesediaan informasi ini juga penting bagi masyarakat untuk dijadikan bahan pertimbangan pengembangan kegiatan dan perannya dalam rangka meningkatkan perekonomian mereka. Guna meningkatkan aksesibilitas informasi dari masyarakat, dapat dilakukan dengan pembentukan forum komunikasi yang melibatkan masyarakat, unsur-unsur pemerintah dan pihak terkait serta stakeholders.e. Pengembangan kapasitas kelembagaan.Untuk meningkatkan peran masyarakat dalam perlindungan wilayah dan sumber daya alam, diperlukan kelembagaan sosial, untuk mendorong peranan masyarakat secara kolektif. Semangat kolektif akan mendorong upaya pemberdayaan masyarakat untuk melindungi wilayahnya dari kerusakan yang dapat mengancam perekonomian. Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan lembaga sosial diharapkan untuk memperkuat posisi masyarakat dalam menjalankan fungsi manajemen wilayah pesisir dan laut. Selain itu, pengembangan kelembagaan sosial diharapkan dapat mendorong tumbuhnya kegiatan masyarakat untuk selanjutnya akan berdampak pada jalannya kegiatan ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.Pengembangan kelembagaan dapat dilakukan dengan pembentukan embrio lembaga-lembaga sosial dalam bidang yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi. Apabila lembaga serupa telah ada sebelumnya, maka lembaga-lembaga tersebut perlu diberdayakan. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah pengembangan jaringan sosial antara lembaga-lembaga serupa baik dalam lingkungan desa, antar desa, maupun antar kecamatan. Selain itu, pemberian peranan yang lebih kepada lembaga-lembaga tersebut dalam proyek-proyek pembangunan akan makin memperkuat kapasitas lembaga-lembaga yang bersangkutan.f. Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat.Keberadaan sistem pengawasan yang efektif merupakan syarat utama keberhasilan pengembangan masyarakat sebagai bagian dari pengelolaan wilayah pesisir dan laut. Sistem pengawasan tersebut harus mampu menjalankan fungsinya dengan cara memobilisasi semua unsur terkait. Salah satu pendekatan yang efektif adalah pengembangan sistem pengawasan berbasis pada masyarakat. Sistem pengawasan yang berbasis pada masyarakat adalah suatu sistem yang dilandasi oleh kepentingan, potensi dan peranan masyarakat lokal. Untuk itu, sistem pengawasan yang berbasis pada masyarakat tersebut selain memberikan peluang bagi masyarakat untuk ikut mengawasi sumber daya alam dan wilayah tempat mereka tinggal dan mencari makan, juga memperkuat rasa kebersamaan masyarakat dalam mengembangkan potensi daerahnya. Hal ini dapat dilakukan melalui lembaga sosial masyarakat pantai (nelayan).g. Pengembangan jaringan pendukung.Pengembangan koordinasi tersebut mencakup pembentukan sistem jaringan manajemen yang dapat saling membantu. Koordinasi melibatkan seluruh unsur terkait (stakeholders), baik jaringan pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha. Keberhasilan dari unsur-unsur ini, selain secara teknis manajemen akan memberikan manfaat praktis, juga secara sosial dan politis dapat mendorong terciptanya integrasi pengelolaan pesisir dan laut. Untuk mewujudkan sistem koordinasi yang efektif, maka perlu persyaratan sistem dialog antar instansi terkait dan antara instansi-instansi tersebut dengan masyarakat. Kebiasaan mengkomunikasikan gagasan dan rencana kegiatan setiap instansi dengan instansi lain merupakan langkah strategis yang harus dikembangkan. Untuk itu, pelembagaan sistem koordinasi antar stakeholders perlu dilakukan secara terus menerus dan melibatkan langsung jajaran instansi dilingkungan pemerintah.

2. Pendekatan SubyektifPendekatan subyektif (non struktural) adalah pendekatan yang menempatkan manusia sebagai subyek yang mempunyai keleluasaan untuk berinisiatif dan berbuat menurut kehendaknya. Pendekatan tersebut berasumsi bahwa masyarakat lokal dengan pengetahuan, keterampilan dan kesadarannya dapat meningkatkan peranannya dalam perlindungan sumber daya alam disekitarnya. Karena itu, salahsatu upaya untuk meningkatkan peran masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam dan wilayah pesisir dan laut adalah dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat untuk berbuat sesuatu demi melindungi sumbar daya alam. Pengetahuan dan keterampilan tersebut tidak harus berkaitan langsung dengan upaya-upaya penanggulangan masalah kerusakan sumberdaya alam tetapi juga hal-hal yang berkaitan dengan usaha ekonomi, terutama dalam rangka membekali masyarakat dengan usaha ekonomi alternatif sehingga tidak merusak lingkungan, antara lain yaitu :a. Peningkatan pengetahuan dan wawasan lingkungan.Pengetahuan dan wawasan lingkungan perlu dimasyarakatkan untuk memberikan konsep dan pandangan yang sama dan benar kepada masyarakat tentang lingkungan dan peranannya terhadap kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Jenis pengetahuan dan wawasan yang diberikan berbeda menurut lokasi pemukiman dan jenis pekerjaan. Bagi masyarakat yang berlokasi di zona inti tentu lebih spesifik dan lebih menekankan pada pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan hubungan langsung antara masyarakat setempat dengan pemanfaatan sumberdaya alam dan pengawasannya dibanding dengan masyarakat diluar wilayah. Peningkatan pengetahuan dan wawasan juga perlu melibatkan aparatur dusun, desa, dan kecamatan serta masyarakat luas.b. Pengembangan keterampilan masyarakat.Peningkatan keterampilan praktis pengelolaan lingkungan bagi masyarakat dan jajaran pemerintah ditingkat dusun, desa dan kecamatan sangat penting untuk mendorong peran serta unsur-unsur tersebut secara aktif dalam menanggulangi masalah-masalah lingkungan yang secara ekologis dan ekonomis akan merugikan. Keterampilan tersebut terutama berkaitan dengan cara-cara pemanfaatan sumberdaya alam secara efisien, dan keterampilan tentang upaya penanggulangan permasalahan. Penguasaan keterampilan tersebut akan meningkatkan efektifitas peran serta masyarakat pantai dalam pengelolaan pesisir dan laut.c. Pengembangan kapasitas masyarakat.Pengembangan kapasitas masyarakat diperlukan untuk dapat ikut serta dalam proses pengambilan kebijakan, terutama dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Pengembangan kapasitas masyarakat sebenarnya merupakan serangkaian kegiatan seperti yang diuraikan sebelumnya, namun dalam program ini perlu ditekankan pentingnya kemampuan dan peluang masyarakat untuk dapat mengartikulasikan kepentingannya melalui kelompok atau lembaga sosial. Sasaran utama program ini adalah meningkatkan kepercayaan diri masyarakat dan kemampuan berinisiatif.d. Pengembangan kualitas diri.Kualitas masyarakat pantai perlu ditingkatkan untuk menjawab dua tantangan. Tantangan pertama adalah, upaya mengatasi masalah perekonomian, baik untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan pokok, maupun dalam rangka meningkatkan kesejahteraan yang lebih luas. Tantangan kedua adalah, upaya mengatasi masalah kerusakan alam, yaitu untuk mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam diwilayah pesisir dan laut sebagai akibat makin meningkatnya aktifitas manusia diwilayah tersebut. Pengembangan diri tersebut termasuk pengembangan kualitas manusia, baik secara perorangan maupun kelompok untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja yang kian beragam.Peningkatan kualitas manusia diharapkan dapat mendorong terjadinya diversifikasi lapangan kerja dan sumber penghasilan penduduk setempat sehingga mampu mengurangi kecenderungan usaha yang bertumpu pada pengelolaan sumber-daya alam yang tidak efisien. Program pengembangan kualitas manusia ini selain dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan juga dengan cara membentuk kerjasama antar lembaga-lembaga sosial dan ekonomi, baik di lingkungan desa pantai maupun di luar, bahkan antar wilayah. Penyiapan tenaga kerja untuk mengantisipasi perkembangan kegiatan pembangunan di wilayah pesisir dan laut dan wilayah lain disekitarnya perlu dilakukan secara proaktif dengan dilandasi oleh pandangan jauh ke depan.e. Peningkatan motivasi masyarakat untuk berperanserta.Motivasi masyarakat perlu ditumbuhkan untuk mendorong peran serta mereka secara aktif dalam pengelolaan sumberdaya alam di wilayah pesisir dan laut. Untuk itu, upaya pelibatan masyarakat dan pengembangan kegiatan yang dilandasi oleh kepentingan masyarakat perlu ditingkatkan terus. Pelaksanaannya perlu diintegrasikan dengan aspek-aspek yang secara langsung menyentuh kepentingan masyarakat. Penyeimbangan kepentingan lingkungan, sosial dan ekonomi mempunyai arti yang strategis untuk mendorong masyarakat melibatkan diri dalam upaya perlindungan sumberdaya alam.f. Penggalian & pengembangan nilai tradisional masyarakat.Upaya penggalian nilai-nilai tradisional adalah penting untuk dijadikan bahan pengem-bangan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat menjadi norma-norma yang dapat dioperasional-kan menjadi landasan dan rambu-rambu pengamanan sumberdaya alam di wilayah pesisir dan laut. Pengembangan nilai-nilai dan norma-norma arif lingkungan masyarakat akan mendorong penggunaan aturan-aturan atau cara-cara mereka sendiri dalam mengelola sumberdaya alam berdasarkan pada nilai-nilai yang mereka yakini.Agar upaya-upaya tersebut dapat efektif dan efisien dibutuhkan berbagai pendekatan baik yang bersifat non-spasial maupun spasial. Secara spasial dibutuhkan pengaturan kegiatan-kegiatan pembangunan yang meliputi :1. Pengelolaan Kawasan Produksi2. Penataan Permukiman dan Pengembangan Infrastruktur dan Transportasi3. Penatagunaan Sumber Daya Alam4. Pengelolaan Kawasan Lindung (termasuk kelestarian lingkungan)Pengaturan keempat aspek ini dalam ruang merupakan cakupan utama dari kegiatan Penataan Ruang.III. 2Peran Mahasiswa dalam Mengembangkan Wilayah Maritim Mahasiswa adalah kalangan yang memiliki potensi besar melakukan mobilitas. Bahkan, hal itu sudah dilakukan semenjak mereka resmi memiliki status sebagai mahasiswa, karena status itu termasuk kelas menengah. Ke depan, selepas menyelesaikan proses pembelajaran dan pencarian jati diri mereka di kampus, pintu melakukan mobilitas itu semakin terbuka. Mobilitas secara vertikal maupun horizontal, menuju ke posisi strategis di berbagai sektor yang akan mereka geluti, baik publik sektor, private sektor atau third sektor.Pada era sekarang ini, rasanya sudah tidak relevan lagi manakala implementasi peran mahasiswa hanya sekadar seperti apa yang dilakukan pada masa-masa lalu. Sebagian besar yang telah dilakukan mahasiswa untuk menjalankan peran sebagai agent of change dan sosial control dilakukan melalui aksi-aksi turun ke jalan. Aksi untuk menuntut perubahan kebijakan, penyebaran wacana dan opini ke publik, namun belum bisa memberikan solusi konkrit. Sudah saatnya hal itu diubah, sudah tiba waktunya bagi mahasiswa untuk memaksimalkan peran sebagai aktor intelektual yang dapat memberikan jawaban-jawaban dan solusi yang konkrit, membumi, aplikatif dan bermutu. Bukan sekadar wacana yang mengawang, atau alternatif solusi dari hasil analisis yang serampangan. Namun semuanya berbasis penguasaan keilmuan pada bidang masing-masing, melalui proses pengkajian yang mendalam dan komprehensif, dilihat dari berbagai sudut pandang secara interdisipliner sehingga menghasilkan solusi yang solutif.Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai seorang mahasiswa yang selalu dikatakan sebagai kaum intelektual yaitu bahwa yang menjadi titik perbedaan mahasiswa dengan kaum yang bukan mahasiswa adalah sebagai berikut :1. Cara berpikirCara berpikir mahasiswa tentunya sangatlah berbeda dengan kaum yang bukan mahasiswa, di dalam bukunya tentang gerakan mahasiswa A. malik haramain menjelaskan bahwa ada 3 ciri sikap mahasiswa yaitu : Skeptis yaitu meragukan akan sesuatu yang belum jelas dasar hukumnya.Tanggung jawab yaitu selalu amanah dalam memperjuangkan sesuatu. Rasional yaitu didalam melakukan sesuatu perbuatan selalu menggunakan akal sehat yang baik.2. Cara bersikap atau bertindakDi dalam bertindak mahasiswa tidak menggunakan metode dagang yaitu metode untung rugi, akan tetapi di dalam melakukan perjuangan mahasiswa selalu mengedepankan rasa kebersamaan, tegas dan lugas dalam memperjuangkan hak-hak rakyat tanpa harus di tunggangi oleh kepentingan politik praktis.Kedua hal tersebut haruslah terpatri didalam hati mahasiswa dan selalu dijadikan pijakan didalam melakukan gerakan untuk sebuah perubahan. Sebab sangatlah ironis kalau pola piker dan cara bersikap mahasiswa sama dengan kaum yang tidak intelektual itu terjadi. Maka janganlah terlalu banyak berharap akan terjadi suatu perubahan dalam masyarakat.Peran yang bisa dimainkan mahasiswa di daerah tentu, tidak tertuju pada daerahnya masing-masing, namun bisa berperan di daerah lain. Juga tidak bersifat konseptual, namun juga yang bersifat praktikal dengan terjun langsung di masyarakat. Yang jelas semuanya didasari oleh kerangka berpikir ilmiah. Mahasiswa dapat memulai aksinya berpijak dari masalah-masalah yang ada pada suatu daerah, maupun potensi besar yang belum terkembangkan atau teroptimalkan yang dapat menjadi senjata bagi daerah tersebut. Baik dalam bidang pangan, pendidikan, kesehatan, iptek, pertanian, sosial, budaya, pemerintahan dan lain sebagainya.Besarnya potensi mereka itu logis, tak luput dari besarnya harapan yang disematkan ke pundak mereka. Mereka diharapkan oleh masyarakat untuk nantinya kembali dan membangun masyarakat khususnya di daerah dari mana mereka berasal. Mahasiswa yang merantau, seolah-olah menjadi perwakilan daerah untuk menyerap ilmu sebanyak mungkin kemudian diterapkan dalam pembangunan daerahnya suatu saat nanti. Dan ini memang menjadi salah satu peran yang harapannya bisa dijalankan oleh para mahasiswa, terlepas dari realita mahasiswa zaman sekarang yang tak sedikit menghabiskan masa studinya dengan hura-hura dan bersenang-senang.Mahasiswa atau kelompok mahasiswa dapat memberikan solusi dengan program pemberdayaan masyarakat pengolahan sampah organik. Dampaknya pada pengurangan jumlah sampah yang ada secara signifikan, dihasilkannya produk olahan sampah organik misalnya menjadi pupuk organik yang memiliki kegunaan dan bernilai jual, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang sampah.Mahasiswa tidak harus terjun sendiri ke masyarakat secara swadaya, karena hal itu akan sangat berat. Alangkah sangat baiknya mahasiswa dapat merangkul berbagai pihak yang dapat diajak kerja sama dalam membuat proyek-proyek yang lebih besar untuk memberikan pencerdasan pada masyarakat dan memberdayakan mereka. Pemerintah daerah, pihak kampus (universitas) dan pihak swasta adalah pihak-pihak yang sangat bertanggung jawab dalam kemajuan masyarakat. Pemerintah daerah tentu saja pelaku utama yang bertanggung jawab penuh terhadap kemajuan masyarakat di daerahnya. Universitas memiliki kewajiban dalam pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Pihak swasta memiliki kewajiban untuk melaksanakan program-program CSR (Corporate Social Responsibility). Peran ketiga elemen besar itu harus dapat dioptimalkan, dan disinergikan. Dan hal ini dapat diinisiasi oleh mahasiswa.Pihak pemerintah berperan dalam pendanaan sebagaimana telah dianggarkan, juga SDM pakar dengan adanya para petugas penyuluh lapangan dari departemen-departemen tertentu. Pihak universitas memberikan sumbangan dari sisi keilmuan dan SDM pelaksana, yakni mahasiswa itu sendiri. Aspek dana juga didukung oleh pihak swasta, selain perannya dalam memenuhi kebutuhan akan instrumen berupa peralatan maupun perlengkapan. Sinergitas yang saling melengkapi dari ketiga pihak ini akan memberikan signifikansi sangat tinggi dalam upaya melaksanakan pembangunan daerah. Karena dengan sinerginya beberapa pihak tersebut, masing-masing tidak bekerja sendiri melalui program yang bisa jadi overlap satu sama lain sehingga tidak efektif dan efisien, bahkan kontraproduktif.

III. 3 Peran Universitas dalam Mengembangkan Wilayah MaritimUniversitas Hasanuddin (UNHAS), sebagai universitas negeri terbesar di Kota Makassar, dan juga merupakan salah satu universitas favourite di Indonesia,. UNHAS memiliki tanggung jawab moral dan intelektual untuk berkontribusi sepenuh hati dalam upaya mensinergikan berbagai potensi anak bangsa terhadap perkembangan sumberdaya kualitas dan kesejahteraan masyarakat maritim yang tersebar di wilayah Sulawesi Selatan. Minimnya kualitas sumber daya manusia masyarakat maritim akan menimbulkan konflik-konflik sosial atau kerawanan sosial dalam masyarakat, misalnya perselisihan wilayah penangkapan ikan, tidak mengerti batas wilayah geografi, illegalfishing, pengrusakan terumbu karang dengan menggunakan alat peledak dan lain sebagainya. Jika hal ini dibiarkan maka laut yang kita harapkan sebagai sumber "uang" masa depan bangsa Indonesia umumnya dan Sulawesi Selatan pada khususnya tidak lebih usapan jempol belaka.Pada saat ini UNHAS memiliki 14 fakultas yaitu, Ekonomi, hukum, kedokteran, teknik, ilmu budaya(Sastra), Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik, pertanian, matematika dan ilmu pengetahuan alam, peternakan, kedokteran gigi, kesehatan masyarakat, ilmu kelautan dan perikanan, kehutanan, dan farmasi. Visi UNHAS yaitu menjadi Pusat unggulan dalam pengembangan insani, ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya berbasis Benua Maritim Indonesia dan misinya yaitu: 1) Menyediakan lingkungan belajar yang berkualitas untuk mengembangkan kapasitas pembelajar yang inovatif dan proaktif. 2) Melestarikan (to preserve), mengembangkan, menemukan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. 3) Menerapkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya bagi kemaslahatan benua maritime IndonesiaVisi dan misi yang mantap tersebut menunjukkan perjalanan panjang panjang menuju pencapaian visi UNHAS sebagai Pusat Unggulan Pengembangan Insani, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dan Budaya Berbasis Benua Maritim Indonesia, akan dilalui melalui sejumlah fase perjalanan. Secara garis besar fase tersebut digambarkan dalam struktur orgnisasi dan manajemen UNHAS.Visi-misi tersebut mengungkapkan bahwa sangat sedikit arah pemikiran, ide dan gagasan untuk memperhatikan persoalan kemaritiman/kelautan dan pola pikir continental based (darat) masih menjadi dominan dalam pembangunan. Padahal kita sangat membutuhkan arah kebijakan pembangunan nasional yang seimbang (merata) di setiap sektor kehidupan.Misi UNHAS ke depan hendaknya dapat disinergikan dengan arah kebijakan pembangunan nasional dibidang lingkungan. Peran yang diharapkan nantinya dari sektor lingkungan adalah mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, meningkatkan peran sektor lingkungan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi, peningkatan gizi masyarakat melalui peningkatan konsumsi ikan, pemeliharaan dan peningkatan daya dukung serta kualitas lingkungan dan peningkatan peran laut sebagai alat pemersatu bangsa.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

IV. 1Kesimpulan1. Negara maritim merupakan negara yang dianggap peduli dan mampu untuk mengolah sumber daya kekayaan dari dasar hingga permukaan lautnya dan malah jika perlu hingga lautan samudra lainnya.2. Keterkaitan disiplin ilmu lingkungan dalam pengembangan wilayah maritime meliputi Konsep Perkembangan Wilayah Maritim dimana Kesenjangan pertumbuhan regional merupakan salah satu masalah nasional, khususnya ketertinggalan Kawasan Timur Indonesia (KTI) jika dibandingkan dengan Kawasan Barat Indonesia (KBI) dalam berbagai hal yang menyangkut hasil dan pemerataan pembangunan. Dalam kerangka tersebut GBHN 1999 telah mengamatkan bahwa pengembangan perekonomian perlu didasarkan pada keunggulan komparatif sebagai negara maritim dan agraris sesuai dengan kompetensi dan produk unggulan di setiap daerah terutama pada kegiatan pertanian, industri kecil dan kerajinan rakyat. Realiasasi hal ini antara lain adalah melalui pendekatan pembangunan wilayah dengan didasarkan pada keunggulan dan potensi masing-masing daerah dan percepatan pertumbuhan KTI, daerah perbatasan, terpencil, terisolasi dan tertinggal lainnya agar tercipta keserasian perkembangan antar daerah.3. Peran Mahasiswa sebagai kaum intelektual yang dapat dilakukan sebagai bentuk pengembangan wilayah maritim dapat memulai aksinya berpijak dari masalah-masalah yang ada pada suatu daerah, maupun potensi besar yang belum terkembangkan atau teroptimalkan yang dapat menjadi senjata bagi daerah tersebut. Baik dalam maritime, bidang pangan, pendidikan, kesehatan, iptek, pertanian, sosial, budaya, pemerintahan dan lain sebagainya.4. Universitas Hasanuddin (UNHAS), sebagai universitas negeri terbesar di Kota Makassar, dan juga merupakan salah satu universitas favourite di Indonesia,. UNHAS memiliki tanggung jawab moral dan intelektual untuk berkontribusi sepenuh hati dalam upaya mensinergikan berbagai potensi anak bangsa yang sesuai dengan visi-misi UNHAS sendiri terhadap perkembangan sumberdaya kualitas dan kesejahteraan masyarakat maritim yang tersebar di wilayah Sulawesi Selatan.IV.2SaranDengan membaca makalah ini, diharapkan kepada pembaca agar senantiasa mengembangkan serta melestarikan wilayah maritim yang Tuhan berikan kepada bangsa kita yang tercinta ini. Permasalahan dan beberapa solusi diatas merupakan tantangan yang harus dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat Indonesia.Hal ini jugamerupakan tugas bagi generasi muda penerus bangsa agar segera melakukan langkah nyata memanfaatkan kekayaan alam sebaik mungkin.Memang perjuangan menuju Negara Maritim tidak mudah. Namun, jika seluruh bangsa ini memiliki kesamaan visi dan kebulatan tekad maka hal tersebut bukanlah hal yang mustahil. Deklarasi Djuanda 1957 dan UNCLOS 1982 memberikan peluang yang besar bagi bangsa Indonesia untuk diimplementasikan secara serius melalui kebijakan-kebijakan pembangunan nasional yang memprioritaskan orientasi yang berbasis maritim.

DAFTAR PUSTAKA

Hardjawidjaksana, K. dan Kristanto, N.A., 1999, Offshore Mineral Resources Map of Indonesia, Pusat Pengembangan Geologi Kelautan, Bandung.Prasetyo, H. 1996. Profil Kelautan Nasional : Menuju Kemandirian, Edisi kedua. Panitia Pengembangan Riset dan Teknologi Kelautan serta Industri Maritim. Jakarta.Tim Penyusun. 2011. Wawasan Sosial Budaya Maritim, Penerbit Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum, MakassarShirotsuya, 2011. Peran Mahasiswa Dalam Pembangunan Daerah, http://shirotsuya.multiply.com/journal/item/115/, diakses tanggal, 3 Oktober 2013Zulkifli, rahman. 2012. Sejarah Kemaritiman, http://blogzulkiflirahman.blogspot.com/2012/09/makalah-wsbm.html, diakses tanggal 5 Oktober 2013Silalahi, 2011. Peran Mahasiswa Dalam Membangun Daerahhttp://adynz-silalahi.blogspot.com/2011/06/peran-mahasiswa-dalam-membangun-daerah.htmlhttp://tiankids.web.id/peranan-mahasiswa-dalam-pembangunan-nasionalhttp://abjaykutai.blogspot.com/2009/10/makalah-perencanaan-pembangunan-daerah.htmlRating: 0.0/10(0 votes cast)

1

3