bab i

21
BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL PENELITIAN Analisis HDPE sebagai Shielding Neutron B. LATAR BELAKANG Dizaman modern sekarang banyak sekali penelitian – penelitain yang berhubungan dengan neutron dan shieldingnya. Penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan bahan atau material yang akan di gunakan untuk pembuatan shielding neutron. Shielding neutron tersebut berguna untuk menahan radiasi yang di pancarkan oleh reactor nuklir. Dalam penelitian ini akan kami gunakan reactor nuklir sebagai C. RUMUSAN MASALAH a. Bagaimana pengaruh garam dapur (NaCl) pada hasil akhir dari sabun cuci piring cair ? b. Berapa nilai viscositas dari sabun cuci piring cair yang menggunakan garam dapur? D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh garam dapur (NaCl) dalam meningkatkan viscositas pada pembuatan sabun cuci piring cair. 1

Upload: hansamu-tama

Post on 15-Nov-2015

228 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

abc

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. JUDUL PENELITIANAnalisis HDPE sebagai Shielding NeutronB. LATAR BELAKANGDizaman modern sekarang banyak sekali penelitian penelitain yang berhubungan dengan neutron dan shieldingnya. Penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan bahan atau material yang akan di gunakan untuk pembuatan shielding neutron. Shielding neutron tersebut berguna untuk menahan radiasi yang di pancarkan oleh reactor nuklir.Dalam penelitian ini akan kami gunakan reactor nuklir sebagai

C. RUMUSAN MASALAHa. Bagaimana pengaruh garam dapur (NaCl) pada hasil akhir dari sabun cuci piring cair ?b. Berapa nilai viscositas dari sabun cuci piring cair yang menggunakan garam dapur?

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIANTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh garam dapur (NaCl) dalam meningkatkan viscositas pada pembuatan sabun cuci piring cair.

E. BATASAN MASALAHMengingat begitu luasnya penelitian ini,maka peneliti membatasi permasalan tersebut pada :1. Nilai viscositas dari sabun cuci piring cair yang menggunakan garam dapur (NaCl) dengan yang tidak menggunakan garam dapur (NaCl)2. Massa garam dapur yang bisa di terima dalam pembuatan sabun cuci piring cair

BAB IILANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

2.1 DESKIPSI TEORISabun ditemukan oleh orang Mesir kuno beberapa ribu tahun yang lalu. Pembuatan sabun oleh suku bangsa Jerman dilaporkan oleh Julius Caesar. Teknik pembuatan sabun dilupakan orang dalam zaman kegelapan ( DarkAges), namun ditemukan kembali selama Renaissance. Penggunaan sabun mulai meluas pada bad ke- 18. Dewasa ini sabun dibuat praktis sama dengan teknik yang digunakan pada zaman yang lampau. Lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan lindi ( natrium hidroksida) dan karenanya terhidrolisis menjadi gliserol dan garam natrium dari asam lemak. Dulu digunakan abu kayu ( yang mengandung basa seperti kalium karbonat) sebagai ganti lindi (lye = larutan alkali) (Fessenden, 1992). a. Pengertian Sabun Sabun adalah garam logam alkali ( biasanya garam natrium) dari asam- asam lemak. Sabun mengandung terutama garam C16 dan C18, namun dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih rendah. Sekali penyabunan itu telah lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan. Gliserol digunakan sebagai pelembab dalam tembakau, industri farmasi dan kosmetik. (sifat melembabkan timbul dari gugus- gugus hidroksil yang dapat berikatan hidrogen dengan air dan mencegah penguapan air itu). Sabun dimurnikan dengan mendidihkannya dalam air bersih untuk membuang lindi yang berlebih, NaCl, dan gliserol. Zat tambahan (additive) seperti batu apung, zat warna dan parfum kemudian ditambahkan. Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut dalam zat- zat non polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar- benar larut dalam air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk misel (micelles), yakni segerombolan ( 50 -150) molekul yang rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung- ujung ionnya yang menghadap ke air.(Fessendan, 1992). Deterjen berasal dari kata detergene yang berarti membersihkan, yang sesuai dengan tujuan semula pembuatan campuran itu. Pada awal abad ke - 19 di Jerman ditemukan bahan sintetik, semula sebagai bahan pencuci pakaian, dan dipakai sebagai bahan pengganti konvensional yang disebut sebagai deterjen sintetik (synthetic detergents = syndet). Terdapat berbagai nama lain untuk syndet, yaitu cleanser bar, detergent bar, synthetic toilet soap. Istilat tenside yang popular di Eropa merupakan istilah yang semula lebih bersifat teknis untuk menamai mekanisme kerja bahan- bahan ini, yaitu aktif di tegangan permukaan (tenside) namun di negara lain lebih sering disebut sebagai surfaktan ( Wasitaatmaja, 2007 ) . b. Komposisi Sabun Sabun konvensional yang dibuat dari lemak dan minyak alami dengan garam alkali serta sabun deterjen saat ini yang dibuat dari bahan sintetik, biasanya mengandung surfaktan, pelumas, antioksidan, deodoran, warna, parfum, pengontrol pH, dan bahan tambahan khusus. i. Surfaktan Surfaktan adalah bahan terpenting dari sabun. Lemak dan minyak yang dipakai dalam sabun berasal dari minyak kelapa ( asam lemak C12), minyak zaitun (asam lemak C16 - C18). Penggunaan bahan berbeda menghasilkan sabun yang berbeda, baik secara fisik maupun kimia. ii. Pelumas Untuk menghindari rasa kering pada kulit diperlukan bahan yang tidak saja meminyaki kulit tetapi juga berfungsi untuk membentuk sabun yang lunak, misalnya asam lemak bebas, gliserol,lanolin, paraffin lunak, dan minyak almon, bahan sintetik ester asam sulfosuksinat. Bahan- bahan tersebut selain meminyaki kulit juga dapat menstabilkan busa dan berfungsi sebagai peramas (plasticizers). iii. AntioksidanUntuk menghindari kerusakan lemak, terutama bau tengik, dibutuhkan bahan penghambat oksidasi, misalnya stearil hidrazid dan butilhydroxytoluene(0,02%- 0,1%).iv. Deodoran Deodoran dalam sabun mulai dipergunakan sejak tahun 1950, namun oleh karena khawatir efek samping, penggunaannya dibatasi. Bahan yang digunakan adalah TCC ( trichloro carbinilide). v. Warna Pewarna sabun dibolehkan sepanjang memenuhi syarat dan peraturan yang ada, pigmen yang digunakan biasanya stabil dan konsentrasinya kecil sekali (0,01 0,5%). Titanium dioksida 0,01% ditambahkan pada berbagai sabun untuk menimbulkan efek berkilau.vi. Parfum Isi sabun tidak lengkap bila tidak ditambahkan parfum sebagai pewangi. Pewangi ini harus berada dalam pH dan wana yang berbeda pula. Setiap pabrik memilih bau dan warna sabun bergantung pada permintaan pasar atau masyarakat pemakainya. vii. Pengontrol pH Penambahan asam lemak yang lemah, misalnya asam sitrat, dapat menurunkan pH sabun viii. Bahan tambahan khusus Berbagai bahan tambahan untuk memenuhi kebutuhan pasar, produsen, maupun segi ekonomi dapat dimasukkan kedalam formula sabun. Dewasa ini dikenal berbagai macam sabun khusus, misalnya a) Sabun transparan yang menambahkan sukrosa dan gliserin b) Deodorant, yang menambahkan triklorokarbon, triklosan, diklorofen. c) Antiseptik (medicated) yang menambahkan bahan antiseptik, misalnya fenol, kresol, dan sebagainya d) Sabun bayi yang lebih berminyak

c. Cara Kerja Sabun Kemampuan sabun untuk menyingkirkan lemak dari pakaian juga berpangkal dari sejenis melarutkan yang sejenis. Bila sabun bersentuhan dengan minyak atau lemak yang mengotori pakaian , ekor hidrofob dari anion larut dalam lemak.Minyak berangsur- angsur terpisah dari serat pakaian dan terbungkus dalam misel yang menjerat minyak didalamnya. Misel mengemulsikan minyak dan mempertahankannya dalam suspensi sehinggga dapat terbawa oleh air bilasan ( Brady, 1994).Surfaktan adalah prinsip kerja dari setiap deterjen, yang jika dilarutkan kedalam cairan cenderung memekat pada permukaan cairan tersebut. Kesanggupan ini disebabkan sifat fisiokimia yang dualistik, yaitu mempunyai bagian yang senang pada pelarut (filik) dan bagian yang tidak senang pada pelarut ( fobik). Jika pelarutnya air, maka surfaktan akan berada di batas antara air dan yang dilarutkan dan tegak lurus terhadap batas tersebut dengan bagian yang bersifat filik berada dalam air. Dua jenis surfaktan yang dikenal, yatiu: 1. Surfaktan ionik, yakni surfaktan yang bila terlarut dalam pelarut (air) akan terurai menjadi ion negatif dan positif.2. Surfaktan nonionik ( tidak berionisasi), misalnya poliglikol ester dan alkohol jenuh. Selain sebagai pelarut, surfaktan dapat bekerja sebagai pembasah, pembentuk busa, dan pengemulsi. Pada sabun, surfaktan bekerja sebagai pelarut ( kotoran dan lemak), pengemulsi, dan pembentuk busa. Meskipun banyaknya busa tidak mempengaruhi daya larut dan daya bersih sabun, namun masih banyak orang menyukai busa sabun dalam pencucian. Pada dasarnya deterjen anionik mempunyai kemiripan dengan sabun. Deterjen mengandung gugus yang sangat polar, bermuatan negatif (dalam hal ini SO3-) dan rantai hidrokarbon yang panjang yang dapat melarutkan oli dan vaselin. Bahan dasar pembuatan deterjen adalah rantai panjang alkohol jenuh C12 hingga C18. Berikut langkah-langkah pembuatan deterjen.

d. Kegunaan Sabun Kegunaan sabun adalah kemampuannya mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua sifat sabun. 1. Rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat non- polar, seperti tetesan- tetesan minyak. 2. Ujung anion molekul sabun, yang tertarik pada air, ditolak oleh ujung anion molekul- molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak lain. Karena tolak menolak antara tetes sabun- minyak, maka minyak itu tidak dapat saling bergabung tetapi tetap tersuspensi ( Fessenden, 1992). Sabun digunakan sebagai bahan pembersih kotoran, terutama kotoran yang bersifat sebagai lemak atau minyak karena sabun dapat mengemulsikan lemak atau minyak . Jadi sabun dapat bersifat sebagai emulgator (Poedjiadi, 2004).

e. Densitas Rapat massa atau densitas material yang didefinisikan sebagai massa per satuan volume .Simbol yang paling sering digunakan untuk densitas yaitu . Dalam beberapa kasus (misalnya, di Amerika Serikat ), kerapatan juga didefinisikan sebagai berat per satuan volume walaupun jumlah ini lebih tepat disebut berat jenis. Secara matematis, kerapatan didefinisikan sebagai massa dibagi volume: = dimana adalah kerapatan, m adalah massa, dan V adalah volume. Dari persamaan ini, kerapatan massa harus memiliki satuan massa per volume. Secara umum, kerapatan dapat diubah dengan mengubah baik tekanan atau suhu. Meningkatkan tekanan selalu meningkatkan densitas material. Peningkatan suhu umumnya menurun densitas (Anonim1 , 2011).

f. Pengertian Garam Dapur (NaCl)Garam adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa. Terdapat beberapa contoh garam, antara lain: NaCl, CaCl2, ZnSO4, NaNO2, dan lain-lain. Dalam kehidupan seharihari tentu kamu tidak asing dengan garam. Contoh garam adalah garam dapur (NaCl) yang biasa digunakan untuk keperluan memasak. Tahukah kamu dari mana garam dapur tersebut diperoleh? Garam dapur dapat diperoleh dari air laut. Petani garam membuatnya dengan cara penguapan dan kristalisasi. Garam yang diperoleh kemudian diproses iodisasi (garam kalium, KI) sehingga diperoleh garam beriodium. Garam dapur juga dapat diperoleh dengan cara mencampur zat asam dan basa. Mengapa demikian? Asam bereaksi dengan basa membentuk zat netral dan tidak bersifat asam maupun basa. Reaksi antara asam dan basa dinamakan reaksi netralisasi. Sebagai contoh asam klorida bereaksi dengan natrium hidroksida (soda api) akan membentuk garam dapur danair. Jika dengan menggunakan proses penguapan, maka air akan menguap dan tersisa endapan garam dapur saja

HCl + NaOH NaCl + H2OAsam Basa Garam dapur Air

Reaksi kimia yang dapat menghasilkan garam, antara lain: Asam + basa menghasilkan garam + air Basa + oksida asam menghasilkan garam + air Asam + oksida basa menghasilkan garam +air Oksida asam + oksida basa menghasilkan garam Logam + asam menghasilkan garam + H2

g. Kegunaan Garam DapurBerikut 8 macam penggunaan garam yang baik bagi kulit dan tubuh, seperti dilansir Organic Authority,:1. MandiGaram bisa digunakan untuk berendam, rasanya seperti ketika kita berenang di laut. Masukkan secangkir garam dapur ke air dalam bak mandi Anda. Harumkan dengan minyak esensial atau herbal kering kesukaan Anda. Merendamkan tubuh ke dalam air garam dapat mengurangi peradangan dalam tubuh dan meminimalisir rasa pegal pada otot dan sendi.2. ScrubGaram mengandung exfoliant alami yang dapat menghaluskan kulit Anda. Jika Anda memiliki kulit kering, cobalah untuk menggunakan scrub garam. Siapkan seperempat cangkir garam dan setengah atau tiga per empat cangkir minyak almond atau wijen. Campurkan keduanya dan tambahkan 20 tetes minyak esensial favorit Anda untuk memberikan aroma. Gunakan seperti ketika Anda menggunakan scrub pada umumnya.3. MaskerBagi Anda yang memiliki kulit berminyak atau berjerawat, tak ada salahnya untuk menggunakan masker garam. Jenis masker ini dapat mengurangi peradangan kulit, menyeimbangkan kadar minyak, dan mempercepat penyembuhan kulit dari jerawat. Larutkan satu cangkir kecil garam ke dalam air hangat. Lalu, masukkan tiga sendok makan madu murni. Campurkan semuanya. Setelah itu, oleskan ke wajah Anda dan diamkan selama 15 menit. Bilas dengan air hangat.4. DeodoranGaram dapat membunuh bakteri penyebab bau. Untuk itu, garam sangat berguna jika dibuat deodoran. Namun, jika Anda baru saja mencukur bulu pada ketiak Anda, jenis deodoran ini akan memberikan sengatan kecil pada pori-pori kulit Anda.5. Pasta gigiPasta gigi yang terbuat dari garam ternyata lebih baik daripada jenis pasta gigi lainnya. Sebab, garam memiliki sifat antibakteri. Campurkan baking soda dan garam dapur dengan takaran 3 banding 1. Anda dapat membuatnya dalam bentuk bubuk atau pasta. Tambahkan beberapa tetes minyak esensial beraroma mint atau cengkeh. Ini hanya membutuhkan cara yang sederhana, mudah, murah, dan efektif.6. Obat kumurBerkumur dengan air garam dapat menghilangkan rasa sakit pada tenggorokan. Memang ada banyak jenis obat kumur di luar sana, namun jenis obat kumur ini lebih sehat dan lebih baik bagi tubuh. Obat kumur garam tidak mengandung bahan kimia jahat. Selain itu, obat kumur garam cukup efektif untuk membunuh bakteri pada mulut Anda. Jangan lupa untuk menambahkan satu atau dua tetes minyak esensial peppermint atau spearmint jika Anda ingin mendapatkan rasa segar seperti mint.7. Pembersih hidungAnda harus rutin membersihkan hidung untuk meningkatkan pernapasan dan mengurangi risiko alergi atau infeksi sinus. Masukkan air ke dalam neti pot dan tambahkan sedikit garam laut. Tuangkan ke dalam lubang hidung sambil memiringkan kepala agar air dapat memasukki rongga hidung. Tundukkan kepala Anda ke bawah dan miringkan kepala ke sisi yang lain.8. Perawatan lukaSifat antimikroba dalam garam menjadikannya sebagai salah satu pengobatan yang efektif untuk luka kulit. Apabila luka Anda mengalami pendarahan, tunggu hingga darah tidak keluar sama sekali. Setelah itu, gosokkan garam ke luka. Ini dapat membersihkan luka dari kuman bakteri dan mempercepat proses penyembuhan.

2.2 KERANGKA BERFIKIRKENTALTanpa Garam Dapur (NaCl)Dengan Garam Dapur (NACl)ENCERSabun

2.3 HIPOTESIS PENELITIAN

Dalam pembuatan sabun cuci piring banyak bermacam macam komposisi. Garam dapur berpengaruh terhadap tingkat viscositas sabun cuci piring cair. Namun, jika garam dapur (NaCl) digunakan berlebih maka akan menurunkan viscositas dari sabun cuci piring cair tersebut (encer). Beberapa komposisi terkadang tidak menyertakan penggunan garam dapur (NaCl) dalam pembuatannya. Karena garam dapur (NaCl) sudah adanya garam sulfat (NaSO4).

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

Metodologi yang akan di gunakan adalah metode eksperimen dengan variabel berikutVariabel Bebas : Konsentrasi garam dapur (NaCl)Variabel Tetap : Konsentrasi texapone,NaSO4,Aminon,Foam Booster,Gliserin,dan citrun

3.1 PROSEDUR KERJA

I. Alat :a) Mixerb) Reaktor/Baskomc) Gelas Ukurd) Viscometere) Timbangan Digital

II. Bahan :a) Sodium Laury Ether Sulfat (Texapone)10 grb) Natrium Sulfat5 grc) Cocoamine DEA (Aminon)1 mld) Natrium Klorida (NaCl)1 gre) Gliserin0.5 mlf) Citrun0.05 grg) Caustic Soda (NaOH)0.13 grh) ABS (Alkil Benzene Sulfonat)2 gri) Foam Booster0.5 mlj) Air90 mlk) Pewarnasecukupnyal) Parfumsecukupnyam) Popylen Glikol dari jumlah parfum

III. Cara Kerja

A. Prosedur pembuatan sabun cuci piring cair1. Larutkan caustic soda dalam 5 ml air, lalu tambahkan ABS kedalam larutan tersebut aduk hingga larutan tercampur dan menjadi warna cokelat pucat. (Larutan 1)2. Ditempat lain siapkan reactor/ember lalu masukkan texapone.3. Campurkan larutan 1 kedalam reactor yang berisi texapone aduk dengan mixer hingga semua bahan tercampur sempurna. (Larutan 2).4. Larutkan natrium sulfat pada 85 ml air (Larutan 3).5. Campurkan larutan 3 ke dalam larutan 2 sedikit demi sedikit dan terus diaduk (ini dimaksud agar larutan tidak menghasilkan buih yang tinggi) (Larutan 4).6. Tambahkan Aminon ke dalam larutan 4 dengan terus di aduk.7. Tambahkan foam booster, gliserin, dan citrun secara berurutan dan tyerus di aduk.8. Masukkan garam dapur (NaCl) kedalam sabun tersebut,lalu aduk hingga senyawa homogen.9. Setelah itu masukkan pewarna secukupnya aduk hingga merata dan sabun berubah warna10. Kemudian masuk parfum + propilen glikol dan terus diaduk.11. Kemudian diamkan sabun cair tersebun selama 15 jam agar buih sabun hilang.

B. Pengujian Viscositas1. Periksa alat dalam posisi nol. Pastikan buble level pada tempatnya2. Masukkan sabun cuci piring cair ke dalam beaker glass. Pastikan spindle tercelup sampai tanda batas dan posisi spindle tepat ditengah gelas dan tidak menyentuh dasar dan dinding gelas3. Tekan tombol ON sampai posisi pengukuran stabil. Atur kecepatan putaran pada 60 rpm. Putar tombol zero sampai pembacaan stabil, tekan tombol motor dalam posisi OFF4. Baca hasil pengukuran

BAB IVJADWAL KEGIATAN DAN LOKASI PENELITIAN

4.1 RENCANA PENELITIANWaktu pelaksanaan penelitian akan dilakukan pada bulan April Mei 2015

NOKEGIATANAPRILMEI

IIIIIIIVIIIIIIIV

1Konsultasi dengan dosen pembimbing untuk hal pemilihan judul

2Persiapan

3Pengumpulan Data Dan Studi Literature

4Analisa Data

5Seminar Proposal Penelitian

6Pelaksanaan Penelitian

7Pengolahan data, analisis data dan penyusunan laporan

8Seminar Hasil Penelitian

4.2 LOKASI PENELITIANPenelitian ini akan dilaksanakan di PT. Kim Clean di daerah Pamulang Barat

BAB VANGGARAN BIAYA

NoJenisBiaya

A. Bahan

1Sodium Laury Ether Sulfat ( Texapon ) 1 KgRp. 21.000

2Natrium Sulfat ( NaSO4 )1 KgRp. 6.000

3Natrium Klorida 125 gr (NaCl)Rp. 2.000

4Cocoamine DEA ( Aminon )1 LiterRp. 35.000

5Foam Booster 1 LiterRp. 40.000

6Citrun 1 KgRp. 6.000

7Caustic Soda ( NaOH ) 1 KgRp. 7.000

8Alkil Benzene Sulfonat ( ABS ) 1 KgRp. 20.000

9Gliserin 1 LiterRp. 34.000

10Parfum,Pewarna,Dan PG

Lain - Lain

1Fee Peneliti selama 2 bulanRp. 1.200.000

2Makan dan MinumRp. 500.000

Total BiayaRp. 1.871.000

BAB VIDAFTAR PUSTAKA

Ralph. J. Fessenden dan Joan S Fessenden. 1997. Kimia Organik. Erlangga, Jakarta. Tambun Rondang. 2006. Teknologi Oleokimia. Universitas Sumatera Utara, Medan. Fajariyanti, I dan Dewi, T. S. 2008. Pembuatan Sabun Padat dari Minyak Kelapa Hasil Pemanasan Santan. Laporan Riset Mahasiswa, Indralaya : Universitas Sriwijaya. Yunanda, R dan Isnaini, B. 2008. Pembuatan Sabun Cair dengan Metoda Mixing dari Minyak Kelapa Hasil Pengasaman dengan Mengunakan Asam Asetat. Laporan Riset Mahasiswa, Indralaya : Universitas Sriwijaya. Korps Asisten Laboratorium Operasi Teknik Kimia. 2008. Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia II. Universitas Sriwijaya Sabun. http://www.id.wikipedia.org/wiki/Sabun Membuat Sabun Sendiri. http://www.sumpena.files.wordpress.com Pembuatan Sabun. http://alfiannoer.wordpress.com//Pembuataan-sabun Alkali Sabun. http://www.erik12127.wordpress.com Primsip Proses Produksi Sabun. http://madja.wordpress.com/2007/12/20/primsip-proses-produksi-sabun Sabun, Detergen dan Kelembutan Busa. http://lita.inirumahku.com/helath/lita/sabun-detergen-dan-kelembutan-busa Sabun Cair. http://sabuncair.blogspot.com

15