bab i

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi adalah penyakit yang menyerang permukaan gigi-geligi yang terbuka dalam mulut yang berakibat kerusakan jaringan keras mahkota gigi. Setelah terjadinya resesi gingiva, karies juga akan menyerang bagian akar yang terbuka. Bila tidak dilakukan perawatan akan meluas ke pulpa gigi dan dapat merusak seluruh mahkota gigi. Hal ini kemudian dapat menimbulkan rasa sakit, terganggunya fungsi mastikasi, inflamasi jaringan gingiva, pembentukan abses, perubahan penampilan pasien dan efek-efek sosial yang berkaitan dengannya. Karies gigi mengakibatkan kerusakan jaringan keras melalui aksi bakteri pembentuk asam yang terdapat di permukaan gigi. Ini merupakan tahap awal terjadi demineralisasi permukaan yang lambat dari email gigi. Tahap ini berlangsung progresif dan berlanjut melalui email, melintasi pertautan email-dentin dan menuju ke dentin dan bila telah terjadi karies maka perlu dilakukan tindakan khusus seperti penumpatan dengan bahan restorasi yang sewarna dengan gigi (Aripin, 2006). Dewasa ini, bahan restorasi resin komposit secara umum telah menjadi pilihan para dokter gigi untuk merestorasi lesi karies pada daerah proksimal yang sudah mengenai

Upload: alfiatuz

Post on 14-Nov-2015

223 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bab 1, 2, 3,4,5

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKaries gigi adalah penyakit yang menyerang permukaan gigi-geligi yang terbuka dalam mulut yang berakibat kerusakan jaringan keras mahkota gigi. Setelah terjadinya resesi gingiva, karies juga akan menyerang bagian akar yang terbuka. Bila tidak dilakukan perawatan akan meluas ke pulpa gigi dan dapat merusak seluruh mahkota gigi. Hal ini kemudian dapat menimbulkan rasa sakit, terganggunya fungsi mastikasi, inflamasi jaringan gingiva, pembentukan abses, perubahan penampilan pasien dan efek-efek sosial yang berkaitan dengannya. Karies gigi mengakibatkan kerusakan jaringan keras melalui aksi bakteri pembentuk asam yang terdapat di permukaan gigi. Ini merupakan tahap awal terjadi demineralisasi permukaan yang lambat dari email gigi. Tahap ini berlangsung progresif dan berlanjut melalui email, melintasi pertautan email-dentin dan menuju ke dentin dan bila telah terjadi karies maka perlu dilakukan tindakan khusus seperti penumpatan dengan bahan restorasi yang sewarna dengan gigi (Aripin, 2006).Dewasa ini, bahan restorasi resin komposit secara umum telah menjadi pilihan para dokter gigi untuk merestorasi lesi karies pada daerah proksimal yang sudah mengenai daerah insisal gigi, sesuai dengan kualitas estetik dan kemampuan bahan tersebut untuk berikatan dengan stuktur gigi. Resin komposit berkembang sebagai bahan restorasi karena kelebihannya, antara lain: sifat estetik yang baik, penghantar panas yang rendah, relatif mudah dimanipulasi, tahan lama untuk gigi anterior dan tidak larut dalam cairan mulut (Baum, 2007).Dari sudut pandang estetik resin komposit masih dan akan tetap merupakan loncatan besar dalam kemampuannya sebagai bahan restorasi estetik sewarna gigi yang bisa digunakan untuk merestorasi gigi pasien dan dibentuk langsung dalam mulut pasien oleh dokter gigi. Sampai saat ini belum ada restorasi lain yang memiliki penampilan yang alami dan dapat dibuat semirip mungkin dengan gigi asli yang dapat dibentuk langsung di dalam mulut selain dengan restorasi resin komposit (Kenneth, 2004).1.2 Rumusan MasalahMengapa resin komposit digunakan sebagai bahan tambalan pada gigi anterior.

1.3 Tujuan Pembahasan1. Untuk mengetahui tentang resin komposit2. Untuk mengetahui pengaplikasian resin komposit3. Untuk mengetahui etsa asam dan bonding agent pada resin komposit

1.4 Manfaat PenulisanMakalah ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan mengenai resin komposit beserta pengaplikasiannya

1.5 HipotesisResin Komposit digunakan sebagai restorasi estetik pada gigi anterior.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resin KompositIstilah bahan komposit didefinisikan sebagai gabungan dua atau lebih bahan yang sifatnya unggul atau lebih baik dari bahan itu sendiri. Contoh bahan komposit alamiah adalah email gigi dan dentin. Pada email, enamelin mewakili matriks organik, sementara dentin matriks terdiri atas kolagen. Dan keduan komposit ini, partikel bahan-bahan pengisi terdiri aatas kristal hidrosiapatit. Perbedaan sifatnya terdiri dari perbedaan rasio bahan matrik dan bahan pengisi (Kenneth, 2004).

2.2 Komposisi Resini KompositMenurut Irawan (2004) komposisi resin komposit adalah sebagai berikut :1. Matrik Resin dan partikel pengisi organika. Matrik resin Bahan dasar resin (monomer) dan pengencer (co-monomer). Monomer, Bis-GMA, Bis-EMA, dan UDMA Co-monomer, monomer denga berat molekul rendah (Aromatik Dimetakrilat) digunakan untuk mengurangi kekentalan bahan dasar resin agar mudah diaplikasikan contohnya : trietilen glikol dimetakrilatb. Partikel Pengisi Biasanya disebut filler Mempengaruhi keawetan resin komposit Meningkatkan sifat bahan matrik Memperbaiki kekuatan mekanis (modulus elastis) Mengurangi koefisien muai panas saat polimerasi Meningkatkan estetik apabila terbuat dari bahan kac Ketahanan aus2. Bahan lain sebagai penguata. Caupling agent (bahan pengikat) Memperkuat ikatan matriks dengan bahan pengisi Meningkatkan sifat mekanik dan fisik Memungkinkan matrik polimer lebih fleksibel dalam meneruskan tekanan partikel pengisi yang lebih kaku Kestabilan hidrolitik mencegahair menembus sepanjang antar muka bahan pengisi dan matrik Ikatan silane mempunyai kovalen dengan hidrogen yang dapat menurun dengan adanya penyerapan air selama penggunaan klinis dari resin komposit.b. Aktivator dan Inisiator Bahan untuk memulai polimerasi Monomer metil metakrilat dan dimetil metakrilat berpolimerasi dengan polimerasi tambahan.c. Modifier optic (pigmen warna komposit) Untuk mencocokkan dengan warba gigi karena komposit harus memiliki warna visual (shading) dab transluensi yang dapat menyerupai gigi. Warna diperoleh dengan menambahakan pigmen yang berbeda Terdiri atas oksida logam yang berbedad. Inhibitor (penghambat polimerasi dini) Mencegah polimerasi spontan dari monomer Terdapat dalam konsentrasi yang rendah Mencegah polimerasi selama penyimpanan Bahan yang digunakan monoetil-etil-hidroquinone. Akselator dan bahan penyerap sinar UV (meminimalisasi perubahan warna karena oksidasi) Mempercepat polimerasi

Matrik Polimer OrganikMenurut Kenneth (2004) digunakan 2 oligomer dalam dental composite antara lain adalah :1. Dimethacrylates (Bis-GMA) 2,2-bis[4(2 hidroxy-3 methacryloyloxy-propyloxy)-phenyl] propane.2. Urethane dimethacrylate (UDMA) viskositas tinggi, perlu ditambah bahan pengencerkan agar dapat bereaksi dengan filler untuk mendapatkan konsistensi klinis, bahan tersebut adalah Triethylene glycol dimethacrylate (TEGMA), untuk mengkontrol dan mengurangi viskositas.Fungsi bahan pengencer :a. Untuk mengkontrol dan mengurangi viskositas mempermudah polimerisasi.b. Meningkatkan crosslinking dan shrinkage

2.3 Resin Komposit Berdasarkan FillerMenurut Kenneth (2004) digunakan : 1. Crystalline quart : larger particles, not polishable 2. Silica glass : barium, strontium, lithium, pyrolytic Tujuan :a. Meningkatkan terhadap keausanb. Meningkatkan sifat mekanikc. Mengurangi termal ekspansid. Mengontrol karakteristik resin komposit Menurut Kenneth (2004) berdasarkan ukuran partikel, bentuk dan distribusi filler , dibedakan : 1. Komposit awal (konvensional) bentuk partikel spherical, ukuran 20-30 m bentuk partikel microfine, ukuran 0,040,02 m bentuk partikel fine, ukuran 0,4-3 m2. Komposit microhybrid adalah campuran bentuk partikel 3. fine dan microfine, diklasifikasikan menjadi microhybrid dan microfine

2.4 Resin Komposit Berdasarkan PolimerisasiMenurut Kenneth (2004) resin komposit berdarkan Polimerisasiinya adalah sebagai berikut :1. LIGHT CURED : Sistem mengeras menggunakan aktivasi sinar tampak biru dengan sekitar 470 nm Inisiator, photo-activator : camphoroquinone 0,2% - 1% Accelerator, organic amine (mengandung ikatan karbon ganda)Dikemas dengan berbagai warna dalam bentuk : Spills Syringes, terbuat dari plastik opaque, melindungi komposit dari paparan sinar dan menjaga self life Compules, ditempatkan pada bagian akhir syringe, pasta dikeluarkan sesudah melepas proteksi tip. Keuntungan bentuk compules: mengurangi infeksi silang melindungi pasta dari paparan sinar memudahkan meletakkan pasta komposit Amine dan camphoroquinone stabil dalam suhu ruangan selama resin komposit tidak terpapar sinar 2. SELF-CURED Sistem pengerasan dalam suhu ruang Inisiator, organic peroxide pada pasta base Accelerator, organic amine pasta katalis Manipulasi pasta base + katalis dicampur bereaksi menghasilkan radikal bebas Dikemas dalam bentuk syringe atau tube pasta dan tube katalis dibutuhkan mencampur

2.5 Klasifikasi Resin KompositMenurut Kenneth (2004) klasifikasi resin komposit adalah sebagai berikut:1. Visible-Light Activation Camphorquinone merupakan photoinitiator menyerap sinar biru panjang gelombang 400 - 500 nm Initiator bereaksi dengan amine activator membentuk radikal bebas yang merupakan permulaan polimerisasi 2. Traditional (Macrofilled) Berkembang mulai th 1970 merupakan generasi pertama Filler menggnakan : Crystalline quartz dihasilkan dengan digrinding ukuran besar 10 - 50 microns Sukar dipulas karena ukuran filler besar Fracture resistant Examples: Adaptic, Concise3. Mycrohybrid Estetik dan hasil pulas bagus Mengandung silica dengan permukaan area yang tinggi (100 300 m2/g) Diameter partikel 0,04 0,2 m, sehingga oligomer dapat ditambahkan : 25% atau 38% per berat agar diperoleh konsistensi yang tepat untuk klinik Sifat mekanik rendah

2.6 Sifat Resin KompositMenurut (Anusavice, 2004), sama halnya dengan bahan restorasi kedokteran gigi yang lain, resin komposit juga memiliki sifat. Ada beberapa sifat sifat yang terdapat pada resin komposit, antara lain:1. Sifat fisik, secara fisik resin komposit memiliki nilai estetik yang baik sehingga nyaman digunakan pada gigi anterior. Selain itu juga kekuatan, waktu pengerasa dan karakteristik permukaan juga menjadi pertimbangan dalam penggunaan bahan ini. Sifat-sifat fisik tersebut diantaranya:a. Warna, resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan oleh oksidasi tetapi sensitive pada penodaan. Stabilitas warna resin komposit dipengaruhi oleh pencelupan berbagai noda seperti kopi, teh, jus anggur, arak dan minyak wijen. Perubahan warna bisa juga terjadi dengan oksidasi dan akibat dari penggantian air dalam polimer matriks. Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit kedokteran gigi harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai struktur gigi. Translusensi atau opasitas dibuat untuk menyesuaikan dengan warna email dan dentin (Anusavice, 2004).b. Strength, tensile dancompressive strengthresin komposit ini lebih rendah dari amalgam, hal ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan restorasi pada pembuatan insisal. Nilai kekuatan dari masing-masing jenis bahan resin komposit berbeda (Anusavice, 2004).c. Setting, dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik sedikitnya waktu yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dansettingbahan denganlight cureddalam beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan yang diaktifkan secara kimia memerlukansetting time30 detik selama pengadukan. Apabila resin komposit telah mengeras tidak dapat dicarving dengan instrument yang tajam tetapi dengan menggunakanabrasive rotary(Anusavice, 2004).2. Sifat mekanisSifat mekanis pada bahan restorasi resin komposit merupakan faktor yang penting terhadap kemampuan bahan ini bertahan pada kavitas. Sifat ini juga harus menjamin bahan tambalan berfungsi secara efektif, aman dan tahan untuk jangka waktu tertentu. Sifat-sifat yang mendukung bahan resin komposit diantaranya yaitu:a. Adhesi, Adhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak disebabkan adanya gaya tarik menarik yang timbul antara kedua benda tersebut. Resin komposit tidak berikatan secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan dua cara. Pertama dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa. Pengetsaan pada email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin komposit dengan maksud menciptakan ikatan antara dentin dengan resin komposit tersebut(dentin bonding agent) (Anusavice, 2004).b. Kekuatan dan keausan, Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal. Akan tetapi memiliki derajat keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga akhirnyafillerlepas (Anusavice, 2004).3. Sifat khemisResin gigi menjadi padat bila berpolimerisasi. Polimerisasi adalah serangkaian reaksi kimia dimana molekul makro, atau polimer dibentuk dari sejumlah molekul molekul yang disebut monomer. Inti molekul yang terbentuk dalam sistem ini dapat berbentuk apapun, tetapi gugus metrakilat ditemukan pada ujung ujung rantai atau pada ujung ujung rantai percabangan. Salah satu metakrilat multifungsional yang pertama kali digunakan dalam kedokteran gigi adalah resin Bowen (Bis-GMA) .Resin ini dapat digambarkan sebagai suatu ester aromatik dari metakrilat, yang tersintesa dari resin epoksi (etilen glikol dari Bis-fenol A) dan metal metakrilat. Karena Bis-GMA mempunyai struktur sentral yang kaku (2 cincin) dan dua gugus OH, Bis-GMA murni menjadi amat kental. Untuk mengurangi kekentalannya, suatu dimetakrilat berviskositas rendah seperti trietilen glikol dimetakrilat (TEDGMA) ditambahkan (Anusavice, 2004).

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Resin Komposita. Kelebihan1. Secara estetik sangat memuaskan, terutama dengan resin komposit formulasi terkini dimana hasil akhirnya sangat menyerupai gigi asli. 2. Aplikasinya cukup luas. Meski dulu ada keraguan bahwa bahan tambal resin komposit tidak cukup kuat untuk digunakan pada gigi geraham dimana tekanan kunyah didaerah tersebut paling besar.3. Warna bahan tambal dapat disesuaikan dengan keadaan gigi pasien, karena resin komposit memiliki pilihan shade/warna.4. Resin komposit cukup kuat untuk digunakan pada tambalan kavitas kecilpada gigi posterior dengan beban gigitan yang tidak terlalu besar.5. Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan oleh oksidasi.6. Resin komposit juga tidak berbahaya seperti amalgam yang dapat menyebabkan toksisitas merkuri kepada pasien.7. Hanya sedikit gigi yang perlu dipreparasi untuk pengisian bahan tambalan berbanding amalgam (Anusavice, 2004).b. Kekurangan1. Meterial ini membutuhkan tahapan-tahapan yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang cukup mendalam dari dokter gigi untuk mendapatkan hasil yang benar-benar memuaskan dan tahan lama. Jika tidak, tambalan akan mudal lepas/patah, berubah warna, atau terlihat batas antara tepi tambalan dengan gigi sehinga mengurangi estetika.2. Pada saat penambalan diperlukan suasana mulut yang cukup kering karena kontaminasi saliva dapat mempengaruhi sifat-sifat jangka panjang dari resin komposit, seperti kekuatan dan daya tahannya. Dapat terjadi keries sekunder dibawah tambalan yang mungkin disebabkan oleh kebocoran tambalan sehingga bakteri dapat berpenetrasi ke jaringan gigi dankembali menyebabkan karies 3. Resin komposit sensitive pada penodaan.4. Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah dari amalgam tetapi unggul dibandingkan resin akrilik.5. Memiliki derajat keausan yang sangat tinggi.6. Tidak bisa digunakan untuk tambalan yang besar.7. Selain itu dapat juga terjadi pengerutan. Pengerutan biasanya akan terjadi dan menyebabkan perubahan warna pada marginal tambalan.8. Komposit dengan filler berukuran kecil dapat dipergunakan sehingga 9 tahun, lebih lekas rusak dibandingkan dengan tambalan amalgam.9. Tehnik etsa asam bisa melemahkan material polimer komposit.10. Kontras bahan tambalan komposit dan karies yang kurang menyebabkan sukar untuk mendeteksi karies baru.11. Bisa terjadi shrinkage apabila material di set, sehingga menyebabkan pembentukan ruang kecil antara gigi dan bahan tambalan.12. Memerlukan ketrampilan serta biaya tinggi (Anusavice, 2003).

2.8 Etsa AsamEtsa asam adalah sebuah teknik dimana etsa asam maleat maupun etsa asam fosfat ditempatkan di enamel maupun dentin untuk menghilangkan smear layer dalam preparasi sebagai bonding (Doni L and Debbie Robinson, 2005). Etsa asam dan penggunaan bonding agent merupakan bagian integral dari semua restorasi resin komposit. Langkah pertama dalam prosedur bonding adalah melalui pembersihan mekanis permukaan enamel dengan pasta pumice menggunakan rubber cup. Setelah pembersihan, semua residu pumice dihilangkan dengan semprotan air dan gigi di keringkan sebelum etsa diaplikasikan (Llyoid and Richard B. Mccoy, 1985). Proses etsa asam pada permukaan email akan menghasilkan kekasaran mikroskopik pada permukaan email yang disebut enamel tags atau micropore sehingga diperoleh ikatan fisik antara resin komposit dan email yang membentuk retensi mikromekanis. Keberhasilan usaha tersebut telah mendorong para peneliti untuk melakukan etsa pada dentin, namun walaupun dentin telah dietsa perlekatan resin komposit terhadap permukaan dentin lebih sulit dibandingkan dengan perlekatan terhadap permukaan email. Kesulitan ini disebabkan karena dentin merupakan jaringan yang lebih kompleks dibandingkan dengan email. Email merupakan jaringan yang hampir termineralisasi secara sempurna, sedangkan dentin merupakan jaringan hidup yang terdiri dari komponen inorganik (45%), komponen organik (33%), dan air (Demarco FF, 1998).Komposisi organik substrat dentin memiliki struktur ultra tubulus yang lembab dan heterogen. Jadi, dapat dikatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kesulitan perlekatan resin komposit pada dentin yaitu variasi tingkat mineralisasi dan adanya cairan pada tubulus dentin yang menghalangi perlekatan (Yazici AR, 2003).Perlekatan pada dentin juga menjadi lebih sulit dengan keberadaan smear layer. Smear layer merupakan lapisan debris organik yang terdapat pada permukaan dentin akibat preparasi dentin. Smear layer menghalangi tubulus dentin dan berperan sebagai barier difusi, sehingga menurunkan permeabilitas dentin. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan pengetsaan dentin untuk menyingkirkan smear layer. Fusayama (1980) mempelopori etsa dentin untuk mendapatkan ikatan secara adhesif antara dentin dan resin komposit dan untuk melarutkan smear layer. Smear layer dipindahkan melalui pengetsaan dengan asam phosphor 37 % selama 15 detik yang menyebabkan terbukanya tubulus dentin. Pengetsaan terhadap intertubular dan peritubular dentin mengakibatkan penetrasi dan perlekatan bagi bahan bonding sehingga terbentuk hybrid layer (Bryant RW, 2008).

2.8.1 Jenis Etsa Asam dan Komposisi1. Etsa makroa. Hidrochloric, komposisinya 50 % asam hidroclhoric dalam air dengan menggunakan suhu 700-800 sampai 1 jam. Pemakaiannya untuk besi dan baja. b. Sulphuric, komposisinya 20 % asam sulphuric dalam air dengan menggunakan suhu 80% waktu yang dipakai 10-20 detik. Penggunaannya untuk bahan besi dan baja.c. Nitric, komposisinya 25 % asam Nitric dalam air, seperti a dan b boleh dingin kalau cocok. Pemakaiannya untuk bahan besi dan baja (Anusavice, 2004).2. Etsa Mikroa. Asam Nital, komposisinya asam nital 2ml, alkohol (95%) 98 ml. Pemakaiannya untuk baja karbon, baja paduan rendah dan baja paduan sedang. Waktu sampai 1 menit.b. Asam pikral, komposisinya asam pikral 4 gram, alkohol 98 ml. Pemakaiannya untuk baja karbon dalam keadaan normal, dilunakan, dikeraskan dan ditemper. Waktu pengetsaan beberapa detik sampai 1 menit (Anusavice, 2004).

2.9 Bonding AgentBonding agent didefinisikan sebagai sebuah material dengan viskositas rendah, yang diaplikasikan di atas permukaan gigi dan membentuk film tipis setelah setting. Film tipis ini mengikat dengan kuat permukaan gigi yang di atasnya restorasi komposit resin kental diaplikasikan. Ini diatur membentuk restorasi resin yang terpadu (Noort, 2008).Jika dibandingkan dengan unfilled resin akrilik, resin komposit lebih kental, oleh karena itu tidak membasahi permukaan gigi dengan mudah. Bonding agent dikembangkan untuk digunakan dalam hubungannya dengan resin komposit. Resin dalam bonding agent telah diencerkan dengan monomer lainnya hingga suatu tingkatan yang memiliki viskositas rendah dan mudah membasahi permukaan gigi. Ketika disapukan pada dinding cavity, secara bebas menembus ke dalam porositas kecil yang dihasilkan oleh etsa asam berpolimerisasi. Itu terasionalisasi bahwa ketika restorasi resin komposit ini kemudian dimasukkan ke cavity, ia akan mempolimerisasi kehadiran bonding agent di permukaan cavity. Dengan cara ini, diharapkan adaptasi lebih baik pada dinding cavity enamel dicapai dengan peningkatan retensi mekanis dari restorasi (Annusavice, 2003).Bonding agent menembus permukaan enamel dan dentin yang teretsa dan membuat micromechanical retensi dengan restorasi (JohnM, and Ronald L. Sakaguchi, 2006). Retensi micromechanical berarti bahwa ikatan retensi yang terbetuk sangat kecil. Dengan material ini, memungkinkan untuk mengikat material restorasi pada enamel dan dentin (Annusavice, 2003).2.9.1 Klasifikasi Bonding AgentKlasifikasi bonding agent berdasarkan aplikasinya ada 2 (dua) macam, yaitu:a. Enamel bonding agent Bonding pada enamel terjadi terutama dengan retensi micromechanical setelah etsa asam digunakan untuk menghilangkan smear layer dan larutnya kristal hidroksiapatit di permukaan luar dari interface. Konstitusi cairan perekat masuk ke dalam permukaan irregular yang baru terbentuk dan menjadi terjebak ke dalamnya setelah perekat berpolimerisasi. Gel etsa (teruama asam fosfat) dikeluarkan dari alat suntik ke permukaan gigi yang teretsa. Waktu etsa enamel berbeda tergantung pada tipe dan kualitas enamel (JohnM, and Ronald L. Sakaguchi, 2006).b. Dentin bonding agentTidak seperti enamel, dentin terdiri atas zat organic dan bonding semakin sulit. Smear layer harus dihilangkan sehingga material dapat mencapai dentin dan berikatan dengannya. Harus ada jumlah sedikit kelembaban yang dipertahankan agar tidak mongering pada gigi, dan aplikasi material harus bisa melindungi pulpa, tidak mengiritasinya (Doni L and Debbie Robinson, 2005).Komponen dari dentin bonding agent terdiri dari tiga komponen essensial: Primer Coupling agent SealerPerkembangan sistem adhesif sampai saat ini sudah mencapai generasi ke-8, tetapi sistem adhesif yang sering digunakan adalah generasi ke-4, generasi ke-5, generasi ke-6 dan generasi ke-7.1. Bahan adhesif dibagi mulai dari generasi I sampai pada generasi VII.2. Generasi I dan II mulai diperkenalkan pada tahun 1960-an dan 1970-an yang tanpa melakukan pengetsaan pada enamel, bahan bonding yang dipakai berikatan dengan smear layer yang ada. Ikatan bahan adhesif yang dihasilkan sangat lemah (2 MPa-6MPa) dan smear layer yang ada dapat menyebabkan celah yang dapat terlihat dengan pewarnaan padatepi restorasi.3. Generasi III mulai diperkenalkan pada tahun 1980-an, mulai diperkenalkan pengetsaan pada dentin dan mulai dipakai bahan primer yang dibuat untuk dapat mempenetrasi ke dalam tubulus dentin dengan demikian diharapkan kekuatan ikatan bahan adhesif tersebut menjadi lebih baik. Generasi III ini dapat meningkatkan ikatan terhadap dentin 12MPa15MPa dan dapat menurunkan kemungkinan terjadinya kegagalan batas tepi bahan adhesif dan dentin (marginal failure). Tetapi seiring waktu tetap terjadi juga kegagalan tersebut.4. Generasi IV mulai diperkenalkan awal tahun 1990-an. Mulai dipakai bahan yang dapat mempenetrasi baik itu tubulus dentin yang terbuka dengan pengetsaan maupun yang telah mengalami dekalsifikasi dan juga berikatan dengan substrat dentin, membentuk lapisan hybrid. Fusayama dan Nakabayashi menyatakan bahwaadanya penetrasi resin akan memberikan kekuatan ikatan yang lebih tinggi dan juga dapat membentuk lapisan pada permukaan dentin. Kekuatan ikatan bahan adhesif ini rendah sampai dengan sedang sampai dengan 20 MPa dan secara signifikan dapat menurunkan kemungkinan terjadinya celah marginal yang lebih baik daripada sistem adhesif sebelumnya. Sistem ini memerlukan teknik pemakaian yang sensitif dan memerlukan keahlian untuk dapat mengontrol pengetsaan pada enamel dan dentin. Cara pemakaiannya cukup rumit dengan beberapa botol sediaan bahan dan beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan.5. Generasi V mulai berkembang pada tahun 1990-an. Pada generasi ini bahan primer dan bonding telah dikombinasikan dalam satu kemasan. Pada generasi ini juga mulai diperkenalkan pemakaian bahan adhesif sekali pakai.6. Generasi VI mulai berkembang pada akhir tahun 1990-an awal tahun 2000, pada generasi ini mulai dikenal pemakaian self etching yang merupakan suatu terobosan baru pada sistem adhesif. Pada generasi VI ini tahap pengetsaan tidak lagi memerlukan pembilasan karena pada generasi ini telah dipakai acidic primer, yaiu bahan etsa dan primer yang dikombinasikan dalam satu kemasan.7. Generasi VII mulai berkembang sekitar tahun 2002, generasi ini juga dikenal sebagai generasi all in one adhesif, dikatakan demikian karena pada generasi VII ini bahan etsa, primer dan bonding telah dikombinasikan dalam satu kemasan saja, sehingga waktu pemakaian bahan adhesif generasi VII ini menjadi lebih singkat.

2.10 Manipulasi Resin KompositMenurut Kenneth (2003) manipulasi resin komposit adalah sebagai berikut:1. Working time dan setting time, polimerisasi dengan sinar 10 menit, reaksi masih berlanjut sampai 24 jam , polimerisasi secara kimia 3-5 menit 2. Polymerization shrinkage, polimerisasi shrinkage microhybrid : 0,6-1,4%; microfilled 2-3%3. Thermal properties, koefisien termal ekspansi fine partikel : 25-38 x10-6/oC , microfine partikel : 55-68 x10-6/oC lebih tinggi dari dentin (8,3 x10-6/o C) enamel (11,4 x10-6/oC) timbul celah antara resin komposit dan gigi. Koefisien termal conductivity fine partikel : 25-30 x10-4cal/sec/cm2 (o C/cmL), microfine partikel : 12-15 x10-6cal/sec/cm2 (o C/cmL)tidak menjadi masalah dalam klinik4. Water sorption dan solubility, fine partikel 0,3-0,6 mg/cm2, microfine partikel 1,2-2,3 mg/cm2 solubility 0,01-0,06 mg/cm2 bila penggunaan sinar tepat, bila polimerisasi tidak adekuat sinar tidak sampai berpenetrasi sampai dalam absorbsi dan kelarutan menjadi besar, terjadi ketidak stabilan warna secara dini. Selama dalam penyimpanan resin komposit microhibrid dan microfilled dalam air ion inorganik (silicone) dapat terlepas merusak interfacial bonding mengurangi abrasi dan ketahanan terhadap penggunaan 5. Color stability, Perubahan warna dapat terjadi karena ;- oksidasi - kandungann air diantara matrik polimer berubah - polimer yang tidak bereaksi unused inisiator /accelerator Resin komposit tahan terhadap perubahan warna karena oksidasi , renta terhadap staining (coffe/tea, cranberry/grape juice, red wine, sesame oil)Manipulasi yang digunakan pada resin komposit untuk menproteksi pulpa adalah sebagai berikut : kalsium hidroksi glass ionomer hybrid ionomer kompomer restorasi pit-fissure sealant core built up semen pada braket ortho, mayland bridge, ceramic crown, inlay, onlay pasak veneer mahkota kota logam dan jemabatan memperbaiki restorasi porselen yang rusakTahap manipulasi resin komposit adalah sebagai berikut :1. ETCHING DAN BONDINGMenggunakan phosphoric acid 34-37% dalam bentuk larutan atau gel diaplikasikan 30 detik 2. DISPENSING Light cured composite : paper pad Self and dual cured composite : dicampur 20-30 dtk Menggunakan spatula plastik, dihindari spatula logam, terjadi abrasi dari partikel logam dan inorganik filler resin komposit merubah warna resin komposit 3. INSERTIONMenggunakan : plastik instrumen, ujung syringe plastik diinjeksikan dalam preparasi cavitas 4. POLYMERIZATIONLight-cured compositesDipapar selama 20-60 detik untuk ketebalan 2 mm, lama paparan tergantung : - tipe light curing unit - tipe, ketebalan dan warna resin komposit Microfilled dipapar > microhybrid , warna gelap/lebih apaque dipapar > warna terang/ lebih translucent (> 60 dtk)Self and dual-cured compositeSesudah pencampuran : - working time 1-1,5 menit - setting time 4-5 menit 5. FINISHING DAN POLISHINGFinishing : diamonds, carbide, finishing bur, finishing disk, alumina stripPolishing : aluminum oxide abrasive

BAB IIICONCEPTUAL MAPPING

Etsa AsamBounding Agent

BAB IVPEMBAHASAN

Resin komposit merupakan kombinasi dua atau lebih bahan dengan sifat kimia yang berbeda sehingga mendapatkan sifat akhirnya lebih baik. Bahan restorasi ini mempunyai estetik yang sangat baik dan paling sering digunakan untuk merestorasi gigi anterior. Namun tidak jarang digunakan pada bagian posterior dengan beberapa modifikasi demi mencapai tujuan estetik yang diinginkan.Resin komposit digunakan untuk mengganti struktur gigi dan memodifikasi bentuk dan warna gigi sehingga akhirnya dapat mengembalikan fungsinya. Resin komposit dibentuk oleh tiga komponen utama yaitu resin matriks, partikel bahan pengisi, dan bahan coupling. Komponen lainnya adalah Bahan penghambat polimerisasi, penyerap ultraviolet (UV), opacifiers, pigmen warna. Sifat yang dimiliki resin komposit yaitu sifat fisik, sifat mekanik, dan sifat khemis. Klasifikasi dari resin komposit berdasarkan ukuran partikel dan berdasarkan cara aktivasinya.Mekanisme perlekatan resin komposit dengan permukaan gigi melalui dua teknik yaitu pengetsaan asam dan pemberian bonding. Pengetsaan asam diaplikasikan pada permukaan email dan bonding pada dentin. Bahan resin komposit ini dapat melekat dengan baik pada enamel gigi dengan bantuan teknik etsa. Resin komposit yang dipakai untuk mereparasi gigi porselen ini bisanya dari jenis pilimerisasi kimia ataupun jenis polimerisasi sinar. Dari kedua jenis polimerisasi ini yang terpenting adalah bahan etsa yang digunakan harus mengandung HF (asam florida). Akibat dari pengetsaan tersebut permukaan restorasi porselen mengalami kekasaran.hal ini terjadi karena larutnya produk-produk reaksi antara HF dengan silika pada permukaan porselen. Semakin kasar permukaan porselen maka kekuatan lekat antara porselen dengan resin komposit semakin meningkat. Jadi perlekatan antara porselen yang telah dietsa HF dengan resin komposit adalah perlekatan secara mekanis.Bonding agent dikembangkan untuk digunakan dalam hubungannya dengan resin komposit. Resin dalam bonding agent telah diencerkan dengan monomer lainnya hingga suatu tingkatan yang memiliki viskositas rendah dan mudah membasahi permukaan gigi. Ketika disapukan pada dinding cavity, secara bebas menembus ke dalam porositas kecil yang dihasilkan oleh etsa asam berpolimerisasi.Pada restorasi gigi anterior tersebut digunakan resin komposit karena karena sisi anterior berada di depan dan selalu terlihat mata, maka membutuhkan bahan yang sama dengan gigi agar menunjang kepercayaan diri dan bernilai estetik. Resin komposit adalah bahan yang tepat untuk perawatan gigi tersebut, karena pada resin komposit ada modifier optic yang bisa menyerupai warna dari gigi.

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan Resin komposit adalah bahan tambalan sewarna gigi dengan bahan dasar polimer dan ditambahkan dengan partikel anorganik sebagai penguat. Kegunaan dari resin komposit untuk mengganti struktur gigi dan memodifikasi bentuk dan warna gigi sehingga akhirnya dapat mengembalikan fungsinya.

5.2 Saran Diharapkan mahasiswa Fakultas Kedokteran gigi lebih mampu memahami tentang penggunaan bahan restorasi resin komposit beserta mengetahui fungsinya.

DAFTAR PUSTAKA

Annusavice, Kenneth J. 2004. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. JakartaBaum L. 2008. Textbook of Operative Dentistry. 3ed. Missouri : Mosby Elsevier.Cabe FJ, Walls AWG. Applied Dental Materials. 9 ed. Alih bahasa.Rasinta Tarigan Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1997 : 251-306 th Cabe FJ. Andersons Applied dental Materials. 6 ed. USA : Blackwell Scientific Publications, 1984 : 138-152 th Manappallil JJ. 2004. Basic Dental Materials. 1 ed. Philadelphia: Saunders CompanyNoort R. 2008. Introduction to Dental Materials 3 ed. New Delhi. Jaypee Brothers, Powers JM. 2007. Sakaguchi RL. CRAIGSS Restorative Dental Materials. 12 ed. London : Mosby ElsevierPowers JM. 2003. Wataha JC. Dental Materials Properties and Manipulation. 9 ed. Missouri : Mosby Elsevier