bab i

19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum menyusun suatu asuhan keperawatan yang baik, kita harus memahami langkah langkah dari proses keperawatan. Proses perawatan merupakan suatu metode bagi perawat untuk Memberikan asuihan keperawatan kepada klien. Beberapa pengertian proses kaparawatan adalah sebagai berikut Suatu metoda pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional (Kozier, 1991) Metoda pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan sistematis, berfokus pada respon yang unik dari individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial (Rosalinda,1986) Suatu aktifitas yang dinamika dan berkelanjutan yang meliputi interaksi perawat klien dan proses pemecahan masalah (Schultz dan Videbeck). Proses keperawatan bukan hanya sekedar pendekatan sistematik dan terorganisir melalui enam langkah dalam mengenali masalah-masalah klien, namun merupakan suatu metode pemecahan masalah baik secara episodic maupun secara linier. Kemudian dapat dirumuskan diagnosa keparawatannya, dan cara pemecahan masalah. Adapun karakteristik dari proses keperawatan antara lain: 1

Upload: heather-clemons

Post on 14-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hvhfgdghgjfyygj

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSebelum menyusun suatu asuhan keperawatan yang baik, kita harus memahami langkah langkah dari proses keperawatan. Proses perawatan merupakan suatu metode bagi perawat untuk Memberikan asuihan keperawatan kepada klien. Beberapa pengertian proses kaparawatan adalah sebagai berikutSuatu metoda pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional (Kozier, 1991)Metoda pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan sistematis, berfokus pada respon yang unik dari individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial (Rosalinda,1986)Suatu aktifitas yang dinamika dan berkelanjutan yang meliputi interaksi perawat klien dan proses pemecahan masalah (Schultz dan Videbeck).Proses keperawatan bukan hanya sekedar pendekatan sistematik dan terorganisir melalui enam langkah dalam mengenali masalah-masalah klien, namun merupakan suatu metode pemecahan masalah baik secara episodic maupun secara linier. Kemudian dapat dirumuskan diagnosa keparawatannya, dan cara pemecahan masalah.

Adapun karakteristik dari proses keperawatan antara lain:

1. Merupakan kerangka berpikir dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, keluarga, dan komunitas.1. Bersifat teratur dan sistematis.1. Bersifat saling bergantung satu dengan yang lain.1. Memberikan asuhan keperawatan secara individual.1. Klien menjadi pusat dan menghargai kekuatan klien.1. Dapat digunakan dalam keadaan apapun.

0. RUMUSAN MASALAHAdapun pokok-pokok rumusan yang di bahas dalam makalah ini meliputi: 1. Pengertian dari proses keperawatan ?1. Tahap tahap dari proses keperawatan ?Meliputi menjelaskan pengertian dan tujuan.

0. TUJUAN PENULISAN MAKALAHDari rumusan masalah yang terdapat dalam poin ke 2 dapat dirumuskan tujuan penulisan makalah sebagai berikut :1. Untuk menghasilkan asuhan keperawatan yang berkualitas sehingga berbagai masalah kebutuhan klien dapat teratasi.

1. Untuk mencapai kebutuhan secara umum, dalam proses keperawatan.1. Dapat mengidentifikasi berbagai kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan.1. Dapat menentukan diagnosis keperawatan yang ada pada manusia setelah dilakukan identifikasi.1. Dapat menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan setelah diagnosis dikerjakan.1. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan setelah direncanakan .1. Dapat mengetahui perkembangan pasien dari berbagai tindakan yang telah dilakukan untuk menentukan tingkat kebersihanA. Sistematika Penulisan 1. BAB I : PENDAHULUAN Terdiri dari Latar belakang, tujuan penulisan dan metodelogi penulisan2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA3. BAB III : PENUTUP terdiri dari simpulan dan saran

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. DIAGNOSA KEPERAWATANPada tahun 1953, istilah diagnosa keperawatan diperkenalkan oleh V. Fry dengan menguraikan langkah yang diperlukan dalam mengembangkan rencana asuhan keperawatan.Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) (1990, dalam Carpenito, 1997) diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah-masalah kesehatan/ proses kehidupan yang aktual atau risiko.Diagnosa keperawatan memberikan dasar-dasar pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat. Adapun persyaratan dari diagnosa keperawatan adalah perumusan harus jelas dan singkat dari respons klien terhadap situasi atau keadaan yang dihadapi, spesifik dan akurat, memberikan arahan pada asuhan keperawatan, dapat dilaksanakan oleh perawat dan mencerminkan keadaan kesehatan klien.1. Definisi Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan merupakan tahap kedua dari proses keperawatan setelah tahap Assesment (pengkajian). Istilah diagnosa keperawatan diperkenalkan pertama kali oleh V. Fry yang menguraikan langkah yang diperlukan dalam mengembangkan rencana asuhan keperawatan. Beberapa ahli mempunyai pendapat sendiri dalam mendefinisikan diagnosa keperawatan. Shoemaker,1984, mendefinisikan diagnosa keperawatan sebagai keputusan klinis mengenai individu, keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis cermat dan sistematis, memberikan dasar pembuatan ketentuan-ketentuan untuk terapi yang pasti di mana perawat bertanggung jawab. Sedangkan Carpenito, 1988, mendefinisikan diagnosa keperawatan sebagai suatu pernyataan yang menguraikan respons manusiawi dari individu atau kelompok di mana perawat dapat secara legal mengidentifikasi di mana perawat dapat memiinta suatu intervensi yang pasti untuk memelihara keadaan kesehatan, untuk mengurangi, menghilangkan atau mencegah perubahan.Pada bulan Maret 1990, pada konferensi ke-9 dari North American Nursing Diagnosis Association (NANDA), sebuah organisasi yang berwenang terhadap perumusan diagnose keperawatan, menyetujui definisi diagnose keperawatan sebagai keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah-masalah kesehatan/proses kehidupan yang actual atau potensial. Diagnosa keperawatan ini memberikan dasar-dasar pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat. (NANDA, 1990).

2. Format Pernyataan Diagnostik

Dalam penulisan pernyataan diagnosa, ada beberapa format yang dapat dipakai sebagai acuan dalam merumuskan suatu diagnosa klien, antara lain format PES, format SOAPIE, dan catatan fokus.1. Format PESGordon mengidentifikasi format ini untuk mencatat tanda-tanda dan gejala dari sebuah diagnosa. PES dapat diideentifikasi sebagai P (problem/need), E (etiology), dan S (sign/symptom).Problem adalah nama atau label diagnosa yang diidentifikasi dari daftar NANDA, yang menunjukkan suatu masalah yang berkenaan dengan perhatian pasien/orang terdekat dan perawat, yang memerlukan intervensi atau penanganan keperawatan. Etiology adalah penyebab atau faktor kontribusi yang bertanggung jawab terhadap adanya masalah kebutuhan pasien yang spesifik dan dicurigai dari respons yang telah diidentifikasi dari pengkajian (data dasar pasien). Etiologi dinyatakan dengan kata yang berhubungan dengan.Signs/symptom adalah manifestasi/petunjuk yang diidentifikasi dalam pengkajian yang menyokong diagnosa keperawatan dan menunjukkan adanya tanda/gejala yang dialami oleh pasien. Tanda dan gejala ini dinyatakan dinyatakan sebagai ditandai dengan dan diikuti sejumlah data subjektif dan objektif. Akan tetapi, tanda/gejala ini tidak disertakan dalam diagnosa potensial atau risiko karena masalah belum terjadi secara nyata.

1. Format SOAPIEFormat SOAPIE merupakan metoda sistematis untuk mencatat beberapa peristiwa. Singkatan SOAPIE ini terdiri antara lain S (data subjektif), O (data objektif), A (analisis atau diagnosa), P (perencanaan), I (implementasi), dan E (evaluasi). Apabila perawat menggunakan format SOAPIE, catatan awal diagnosa akan menggambarkan tanda-tanda dan gejala, sehingga perawat tidak perlu memakai metoda PES pada dokumentasi selanjutnya.Berikut adalah contoh format SOAPIE yang baru ditetapkan: S : :Saya takut sesuatu yang mengerikan akan terjadi. O : Tidak dapat diterapkan A : Ketakutan yang berhubungan dengan kemungkinan efek negatif karena pemeriksaan mielogram yang telah dijadwalkan. P : Rujuk ke rencana perawatan

1. Catatan fokusCatatan fokus memakai singkatan DAR, yaitu Data, Aksi/tindakan, dan Respons, untuk mencatat data. Berikut merupakan contohnya:Fokus: Ketakutan yang berhubungan dengan kemungkinan efek negatif karena mielogram terjadwal.D : Klien menyatakan Saya takut sesuatu yang mengerikan akan terjadi.A : Perencanaan perawatan awalR : Tidak dapat diterapkan

3. Tipe pernyataan diagnostic

Dalam menjelaskan status kesehatan dari klien atau kelompok, pernyataan diagnosa dapat mempunyai satu, dua, atau tiga bagian. Pernyataan bagian pertama hanya berisi label diagnostik dan diagnosa keperawatan sindrom. Pernyataan bagian kedua berisi label atau faktor penunjang yang dapat menunjang perubahan status kesehatan seseorang. Berikut adalah tipe-tipe pernyataan diagnostik:Pernyataan satu bagian:Potensial terhadap Peningkatan Menjadi OrangPotensial tehadap Peningkatan NutrisiSindrom DisuseSindrom Trauma PerkosaanPernyataan Dua BagianRisiko tehadap Cedera yang berhubungan dengan kurang kesadaran pada bahaya.Kerusakan Integritas kulit yang berhubungan dengan emobilitas jangka panjang karena fraktur pelvis.Pernyataan Tiga BagianKerusakan Integritas Kulit yang berhubungan dengan imobilitas jang panjang sekunder terhadap fraktur pelvis, yang dibuktikan dengan adanya lesi sacral sepanjang 2 cm.

Dalam merumuskan diagnosa, seorang perawat hendaknya menggunakan diagnosa keperawatan, dan bukan diagnosa medis. Diagnosa media adalah diagnosa yang mencerminkan perubahan struktur atau fungsi organ/sistem, dibuktikan dengan pemeriksaan diagnostik medis, seperti diabetes mellitus, gagal jantung, hepatitis, kanker, dan lain-lain. Sedangkan diagnosa keperawatan adalah diagnosa yang menunjukkan respons manusia terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial.Berikut adalah tabel perbedaan antara diagnosa medis dengan diagnosa keperawatan.HalDiagnosa MedisDiagnosa Keperawatan

SifatTidak berubahBerubah karena perubahan pemulihan situasi/perspektif pasien

TujuanUntuk mengidentifikasi dan merancang rencana pengobatan untuk menyembuhkan penyakit atau proses patologisUntuk mengarahkan rencan asuhan untk membantu klien dan keluarganya beradaptasi terhadap penyakit mereka dan untuk menghilangkan masalah perawatan kesehatan

SasaranUntuk meresepkan pengobatanUntuk mengembangkan suatu rencana asuhan yang bersifat individual

4. Tahap-tahap identifikasi masalah

Ada enam tahap yang terlibat dalam identifikasi masalah yang terdiri dari aktivitas penetuan diagnosa. Hasilnya adalah pernyataan diagnosa pasien yang mengidentifikasi masalah pasien. Enam tahap tersebut antara lain:a. Tahap merasakan masalahData ditinjau untuk mengidentifikasi masalah/kebuthan pasien yang dapat digambarkan dengan label diagnosa keperawatan.b. Tahap proses penapisanPada tahap ini, seorang perawat membandingkan dan membedakan hubungan di antara data dan faktor yang diidentifikasi ke dalam kategori-kategori yang berdasakan pada pemahaman tentang ilmu biologi, ilmu fisika, dan ilmu perilaku.c. Tahap mensintesis dataTahap ini, seorang perawat harus mampu memberikan gambaran yang komprehesif tentang pasien dalam hubungannya dengan status kesehatan masa lalu, sekarang, dan yang akan dating berdasarkan data yang dikumpulkan oleh anggota tim perawatan kesehatan lainnya. Hal inilah yang disebut sebagai mensintesis data.d. Tahap mengevaluasi hipotesisMaksudnya adalah meninjau diagnosa keperawatan dan definisi dari NANDA. Kemudian bandingkan etiologi yang telah dikaji dengan faktor yang berhubungan dari NANDA. e. Tahap membuat daftar masalah/kebutuhan pasienBerdasarkan data yang diperoleh dari tahap 3 dan 4, label diagnose keperawatan yang akurat digabung dengan etiologi dan tanda/gejala, jika ada, untuk menyelesaikan pernyataan diagnosa pasien.f. Tahap mengevaluasi ulang daftar masalahPada tahap ini, seorang perawat mengevaluasi daftar masalah yang telah didapat pada tahap kelima.

BERPIKIR KRITIS DALAM PERUMUSAN DIAGOSA KEPERAWATANDalam merumuskan suatu diagnosa keperawatan, seorang perawatdituntut untuk mempunyai kemampuan/kecakapan untuk berpikir kritis. Berpikir kritis adalah proses secara aktif dan cakap, dalam mengonsepkan, menerapkan, menganalisa, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dari, atau diambil dari observasi, pengalaman, refleksi, alasan, atau komunikasi, sebagai panduan untuk meyakinkan dan bertindak. (Scriven & Paul, n.d.)Penggunaannya dalam perumusan diagnose keperawatan adalah penting. Ketika asuhan keperawatan meluas ke dalam berbagai lingkungan perawatan kesehatan, makin banyak aspek berpikir kritis diperlukan dalam pertimbangan dan penilaian diagnostic (Gordon,1994).Proses diagnostik ini memadukan ketrampilan berpikir kritis dalam langkah pembuatan keputusan yang digunakan perawat untuk mengembangkan pernyataan diagnostik (Carnevali et al, 1984; Carnevali & Thomas, 1993). Kemampuan berpikir kritis ini mencakup kemampuan analisis dan sintesis perawat. Analisis sebagai pemisahan menjadi beberapa komponen/bagian, sedangkan sintesis merupakan penggabungan bagian-bagian menjadi satu.

B. JENIS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah struktur dan proses. Struktur diagnosa keperawatan komponennya tergantung pada tipenya, antara lain:1. Diagnosa keperawatan aktual (Actual Nursing Diagnoses).Diagnosa keperawatan aktual menyajikan keadaan yang secara klinis telah divalidasi melalui batasan karakteristik mayor yang dapat diidentifikasi. Tipe dari diagnosa keperawatan ini mempunyai empat komponen yaitu label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor-faktor yang berhubungan (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).1. Diagnosa keperawatan risiko dan risiko tinggi (Risk and High-Risk Nursing Diagnoses), adalah keputusan klinis bahwa individu, keluarga dan masyarakat sangat rentan untuk mengalami masalah bila tidak diantisipasi oleh tenaga keperawatan, dibanding yang lain pada situasi yang sama atau hampir sama (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).1. Diagnosa keperawatan kemungkinan (Possible Nursing Diagnoses), adalah pernyataan tentang masalah-masalah yang diduga masih memerlukan data tambahan. Namun banyak perawat-perawat telah diperkenalkan untuk menghindari sesuatu yang bersifat sementara dan NANDA tidak mengeluarkan diagnosa keperawatan untuk jenis ini (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).1. Diagnosa keperawatan sejahtera (Wellness Nursing Diagnoses), adalah ketentuan klinis mengenai individu, keluarga dan masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ketingkat kesehatan yang lebih baik. Pernyataan diagnostik untuk diagnosa keperawatan sejahtera merupakan bagian dari pernyataan yang berisikan hanya sebuah label. Label ini dimulai dengan Potensial terhadap peningkatan., diikuti tingkat sejahtera yang lebih tinggi yang dikehendaki oleh individu atau keluarga, misal Potensial terhadap peningkatan proses keluarga (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).1. Diagnosa keperawatan sindroma (Syndrome Nursing Diagnoses), terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau risiko tinggi yang diduga akan tampak karena suatu kejadian atau situasi tertentu. NANDA telah menyetujui dua diagnosa keperawatan sindrom yaitu Sindrom trauma perkosaan dan Risiko terhadap sindrom disuse (Carpenito, 1997).

C. KOMPONEN PENCERNAAN KEPERAWATAN

1. Problem (masalah), adalah gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan dapat diberikan karena adanya kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.1. Etiologi (penyebab), adalah keadaan yang menunjukkan penyebab terjadinya problem (masalah).1. Sign/symptom (tanda/ gejala), adalah ciri, tanda atau gejala relevan yang muncul sebagai akibat adanya masalah.

D. PERSYARATAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

Persyaratan diagnosa keperawatan, meliputi:1. Perumusan harus jelas dan singkat berdasarkan respon klien terhadap Situasi atau keadaan kesehatan yang sedang dihadapi.1. Spesifik dan akurat.1. Merupakan pernyataan dari: P(Problem)+ E (Etiologi)+S (Sign/Simptom)atau P (Problem) + E (Etiologi).1. Memberikan arahan pada rencana asuhan keperawatan.1. Dapat dilaksanakan intervensi keperawatan oleh perawat.

E. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Menyusun prioritas sebuah diagnosa keperawatan hendaknya diurutkan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan utama klien, dengan kategori:1. Berdasarkan tingkat Kegawatana.Keadaan yang mengancam kehidupan.b.Keadaan yang tidak gawat dan tidak mengancam kehidupan.c.Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.1. Berdasarkan Kebutuhan maslow,yaitu Kebutuhan fisiologis,kebutuhan keamanan dan keselamatan,kebutuhan mencintai dan dicintai,kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.1. Berdasarkan sarana/sumber yang tersedia,

F. PERBEDAAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS.

Beberapa perbedaan antara diagnosa keperawatan dengan diagnosa medis dibawah ini:1. Diagnosa keperawatan : Berfokus pada respons atau reaksi klien terhadap penyakitnya.Berorientasi pada kebutuhan individu, bio-psiko-sosio-spiritual.Berubah sesuai dengan perubahan respons klien.Mengarah kepada fungsi mandiri perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi.1. Diagnosa Medis :Berfokus pada faktor-faktor yang bersifat pengobatan dan penyembuhan penyakit. Berorientasi kepada keadaan patologis

Cenderung tetap, mulai dari sakit sampai sembuh.Mengarah kepada tindakan medik yang sebahagian besar dikolaborasikan kepada perawat.

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpulanAdvokasi merupakan salah satu peran perawat dan menjadi dasar yang penting dalam membrikan asuhan keperawatan kepada pasien. Peran perawat sebagai advokat pasien menuntut perawat untuk dapat mengidentifikasi dan mengetahui nilai-nilai dan kepercayaan yang dimilikinya tentang peran advokat, peran dan hak-hak pasien, perilaku profesional, dan hubungan pasien-keluarga-dokter. Di samping itu, pengalaman dan pendidikan yang cukup sangat diperlukan untuk memiliki kompetensi klinik yang diperlukan sebagai syarat untuk menjadi advokat pasien.

B. Saran1. Bagi perawatMengaplikasikan teori ini dalam tatanan pemberian pelayana kesehatan kepada masyarakat, dan melaksanakan peran perawat sebagai advokat utama klien dan penghubung antar profesi kesehatan demi kepentingan pasien2. Bagi mahasiswaMelakukan peneltian terkait tentang advokasi, karena masih banyak hal yang bias dieksplor dan dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, E. Alan (2007). Nursing Ethics. Macmillan: PalagraveCreasia, J. L., & Parker. B.. (2001). Conceptuals Foundations : the Bridge to ProfessionalNursing Practice. (3rd ed). St. Louis : Mosby.Dewi. A. I.. (2008). Etika dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka book publisher Ellis, J. R., & Celia L. H. (2000). Managing and Coordinating Nursing Care. (3th ed )Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.Hidayat. A. A.. (2008). Konsep dasar keperawatan. (edisi 2). Jakarta : Penerbit Salemba medika Kozier, B., et al. (2004). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process, and Practice. (7th ed).Volume 1. New jersey : Pearson EducationPurba. J. M. & Pujiastuti. S. E. (2009). Dilema Etik & Pengambilan Keputusan Etis.Jakarta.EGCWHO (2005). Pedoman Perawatan Pasien, Jakarta: EGC

1