bab i

4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng utama pembentuk kerakbumi yaitu Lempeng Eurasia yang bergerak kearah tenggara, Lempeng Indo- Auatralia yang bergerak kearah utara serta Lempeng Pasifik yang bergerak kearah barat. Akibat dari pertemuan lempeng tersebut mengakibatkan kepulauan Indonesia sangat rawan terhadap bencana alam baik itu bencana alam vulkanik maupun tektonik yang selain banyak mengakibatkan kerugian juga menganugerahkan kesuburan tanah serta kekayaan akan mineral barang tambang (Zakaria, 2008). Menurut Koesoemadinata (1979) akibat benturan ketiga lempeng itu, di Indonesia terdapat 129 buah gunung api atau kurang lebih 13% dari jumlah gunung api di seluruh dunia yang tersebar memanjang dari Aceh sampai Sulawesi Utara melalui Pegunungan Bukit Barisan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku. Gunung api tersebut terbagi atas3 golongan yang berdasarkan timgkat aktivitasnya, yaitu : 1

Upload: diana-mulya

Post on 14-Nov-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nursingdisaster

TRANSCRIPT

3

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangIndonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng utama pembentuk kerakbumi yaitu Lempeng Eurasia yang bergerak kearah tenggara, Lempeng Indo-Auatralia yang bergerak kearah utara serta Lempeng Pasifik yang bergerak kearah barat. Akibat dari pertemuan lempeng tersebut mengakibatkan kepulauan Indonesia sangat rawan terhadap bencana alam baik itu bencana alam vulkanik maupun tektonik yang selain banyak mengakibatkan kerugian juga menganugerahkan kesuburan tanah serta kekayaan akan mineral barang tambang (Zakaria, 2008).Menurut Koesoemadinata (1979) akibat benturan ketiga lempeng itu, di Indonesia terdapat 129 buah gunung api atau kurang lebih 13% dari jumlah gunung api di seluruh dunia yang tersebar memanjang dari Aceh sampai Sulawesi Utara melalui Pegunungan Bukit Barisan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku. Gunung api tersebut terbagi atas3 golongan yang berdasarkan timgkat aktivitasnya, yaitu : 1. Golongan A, gunung api yang pernah meletus atau memperlihatkan kenaikan aktivitas magmatik dihitung sejak tahun 1600, jumlahnya 76. 2. Golongan B, gunung api yang memperlihatkan aktivitas fumarola tetapi sejak tahun 1600 tidak meletus, jumlahnya 29. 3. Golongan C, lapangan solfatar atau fumarola tetapi tidak memperlihatkan bentuk gunung api, jumlahnya 24.

Bahaya letusan gunung api dibagi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu bahaya utama (primer) dan bahaya ikutan (sekunder). Kedua jenis bahaya tersebut masing-masing mempunyai risiko merusak dan mematikan. Bahaya utama (sering juga disebut bahaya langsung) letusan gunung api adalah bahaya yang langsung terjadi ketika proses peletusan sedang berlangsung. Jenis bahaya tersebut adalah awan panas (piroclastk flow), lontaran batu (pijar), hujan abu tebal, teleran lava (lava flow), dan gas beracun. Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api metetus akan terjadi penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba sebagian material tersebut akan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut lahar berdasarkan Permendagri No. 33 Tahun 2006 tentang Pedoman Umum Mitigasi Bencana.Berdasarkan Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi peta Kawasan Rawa Bencana Gunung Api terbagi menjadi 3 zona yakni: 1. Kawasan Rawan Bencana III Selalu terancam awan panas, gas beracun, lahar letusan, kemungkinan aliran lava, dan terancam lontaran batu pijar, lumpur panas. 2. Kawasan Rawan Bencana IIBerpotensi terlanda awan panas, aliran lava, lahar letusan, lahar hujan dan berpotensi hujan abu lebat, lumpur (panas), lontaran batu pijar.3. Kawasan Rawan Bencana IBerpotensi terlanda lahar hujan, kemungkinan dapat terkena lahar letusan, dan terlanda hujan abu dan kemungkinan dapat terkena lontaran batu pijar.Dampak negatif yang ditimbukan oleh letusan gunung Kelud, menandakan kurangnya kewaspadaan dan kesiapan menghadapi ancaman bahaya. Berdasarkan kondisi ini, sebagai upaya meningkatkan keselamatan dan kenyamanan kehidupan serta penghidupan (UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang), maka dibutuhkan rumusan pemetakatan risiko bencana letusan gunung berdasarkan tingkat kerentanan dan bahaya terhadap bencana.

B. Tujuan1. Menjelaskan definisi bencana gunung api.2. Menjelaskan jenis letusan gunung api.3. Menjelaskan tingkat bahaya gunung api.4. Mengetahui gunung api di Aceh.5. Menjelaskan apa saja bahaya dan dampak letusan gunung berapi serta cara menanggulanginya.1