bab i

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belak Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43minggu). Kehamilan 40 minggu disebut sebagai kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut sebagai kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 sampai 36minggu disebut kehamilan premature. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian, masing-masing: a) Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12minggu); b) Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu); c) Kehamilan trimester terakhir (antara 28 sampai 40minggu). Janin yang dilahirkan dalam trimester terakhir telah viable (dapat hidup). (Prawirohardjo, 2008). Kehamilan normal adalah dimana ibu sehat tidak ada riwayat obstetrik buruk dan ukuran uterus sama / sesuai usia kehamilan. Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit- penyakit yang dijumpai pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain. 1

Upload: dede-c-ngenk

Post on 13-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kebidanan komunitas

TRANSCRIPT

BAB I

PAGE 23

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43minggu). Kehamilan 40 minggu disebut sebagai kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut sebagai kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 sampai 36minggu disebut kehamilan premature. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian, masing-masing: a) Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12minggu);b) Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu); c) Kehamilan trimester terakhir (antara 28 sampai 40minggu). Janin yang dilahirkan dalam trimester terakhirtelah viable (dapat hidup). (Prawirohardjo, 2008). Kehamilan normal adalah dimana ibu sehat tidak ada riwayat obstetrik buruk dan ukuran uterus sama / sesuai usia kehamilan.

Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.

Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tinngi sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu.

Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda-tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih sering memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi penyulit saat inpartu.

Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan obstetrik dan neonatal, khususnya bidan harus mampu dan terampil memberikan pelayanan sesuai dengan standar yang diterapkan.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa yang di maksud dengan ANC (Antenatal Care) ?

2. Apa saja tujuan dari ANC (Antenatal Care) ?

3. Kapan jadwal kunjungan ANC (Antenatal Care) ?

4. Apa saja asuhan standar kehamilan ?

5. Bagaimana pemeriksaan kehamilan (ANC) dilakukan?

1.3 Tujuan1.3.1 Tujuan UmumUntuk menyelesaikan tugas makalah yang diberikan dan untuk melaksanakan asuhan kebidanan langsung kepada pasien secara optimal dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, sehingga didapat ibu dan anak yang sehat.

1.3.2 Tujuan Khusus

Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah ke dalam proses asuhan kebidanan serta mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan penulis diharapkan mampu :

1. Melaksanakan pengkajian data.

2. Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan.

3. Menentukan antisispasi masalah potensial.

4. Mengidentifikasi kebutuhan segera

5. Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai dengan prioritas masalah.

6. Melaksanakan rencana asuhan dengan masalah.

7. Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan.

1.4 Manfaat Penulisan1. Agar mahasiswa mengetahui apa yang di maksud dengan ANC (Antenatal Care).

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja tujuan dari ANC (Antenatal Care).

3. Agar mahasiswa mengetahui kapan jadwal kunjungan ANC (Antenatal Care).

4. Agar mahasiswa mengetahui apa saja asuhan standar kehamilan.

5. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana pemeriksaan kehamilan (ANC) dilakukan.

BAB II

ANC (ANTENATAL CARE)2.1 Pengertian

ANC adalah pengawasan sebelum persalinan terutama untuk pertumbuhan dan perkembangan janin dam rahim (Manuaba, 2007)Asuhan antenatal (antenatal care) adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi pelayanan kesehatan maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan selama hamil. (Prawirohardjo, 2008)

Asuhan antenatal adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. (Saefuddin, 2009)

2.2 Tujuan Asuhan Antenatal1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi.

3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. (Saefuddin, 2009)

2.3 Jadwal Kunjungan Antenatal Sesuai dengan evidence based practice, pemerintah menetapkan program, kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut:

1. Trimester I (< 14 Minggu)= 1 kali kunjungan

2. Trimester II (14-28 Minggu)= 1 kali kunjungan

3. Trimester III (28-36 Minggu)= 2 kali kunjungan

(Lia Dewi, 2012).

2.4 Asuhan Standar KehamilanMenurut Departemen Kesehatan RI (2008), standar pelayanan antenatal ada 6:

1. Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluahn dan motivasi ibu, suami, dan anggota keluarga agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini secara teratur. Hasil yang diharapkan:

a. Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan.

b. Ibu, suami dan masyarakat menyadari manfaat pelayanan kehamilan secara dini danteratur, serta mengetahui tempat pelayanan komunitas.

c. Meningkatkan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 12 minggu.

2. Pemantauan Dan Pelayanan Antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pelayanan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi atau kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit menular seksual (PMS) dan infeksi human immunedeficiency virus/acquired immune deficiency syndrome (HIV/AIDS), memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas. Bidan harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan melakukan rujukan. Hasil yang diharapkan adalah:

a. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan.

b. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat.

c. Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan.

d. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarkat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan.

e. Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kedaruratan.

3. Palpasi AbdominalBidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

Hasil yang diharapkan adalah:

a. Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik.

b. Diagnosis dini kelainan letak dan merujuknya sesuai dengan kebutuhan.

c. Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain, serta merujuknya sesuai dengan kebutuhan.

4. Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan atau rujukan semua rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hasil yang diharapkan adalah:

a. Ibu dengan anemia berat segera dirujuk.b. Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia.

c. Penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia.

5. Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklampsia serta mengambil tindakan yang tepat merujuk. Hasil yang diharapkan adalah:

a. Ibu hamil dengan tanda preeklampsi mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu.

b. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat eklampsia.

6. Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester III, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyebabkan akan direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk bila terjadi keadaan gawat darurat. Hasil yang diharapkan adalah:

a. Ibu hamil dan masyarakat bergerak untuk merencanakan persalinan yang bersih dan aman.

b. Persalinan direncanakan di tempat yang aman dan memadai.

c. Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin jika perlu.

d. Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila perlukan. (Mufdlilah, 2009).

2.5 Pelayanan/Asuhan Standar Minimal Termasuk "14T":

1. Timbang Berat Badan dan Tinggi Badan

Timbang berat badan tujuannya untuk mengetahui sesuai tidaknya berat badan ibu. Idealnya, selama triwulan I berat badan ibu harus naik 0,5 sampai 0,75 kg setiap bulan. Pada triwulan II, berat badan ibu harus naik 0,25 kg setiap minggu. Dan pada triwulan III, berat badan ibu harus naik sekitar 0,5 kg setiap minggunya. Atau secara umum berat badan ibu bertambah minimal 8 kg selama kehamilan.

Tinggi badan diperiksa sekali pada saat ibu hamil datang pertama kali kunjungan, dilakukan untuk mendeteksi tinggi badan ibu yang berguna untuk mengkategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran < 145 cm.

2. Ukur Tekanan Darah

Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang atau berkunjung. Pemeriksaan tekanan darah sangat penting, tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan darah normal atau tidak. Tekanan darah yang tinggi dapat membuat ibu mengalami keracunan kehamilan, baik ringan maupun berat bahkan sampai kejang-kejang. Sementara tekanan darah yang rendah menyebabkan pusing dan lemah. Apabila takanan darah sistoliknya mencapai >140 mmHg, atau kenaikan tekanan darah diastolic >90, pertimbangkan adanya preeklamsia, eklampsia, atau hipertensi (darah tinggi). Tekanan darah normal berkisar sistolik 90-140 mmHg dan diastolik 60-90 mmHg.3. Ukur Tinggi Fundus Uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri dengan menggunakan pita sentimeter, tujuannya untuk melihat pembesaran rahim. Dilakukan dengan cara meraba perut dari luar. Termasuk juga untuk mengetahui presentasi bayi, serta bagian janin yang berada di puncak (fundus) dan letak punggung bayi (untuk selanjutnya menentukan denyut jantung janin).Tabel 2.1Pengukuran Tinggi Fundus Uteri

No.Tinggi Fundus Uteri (Cm)Umur Kehamilan Dalam Minggu

1.12 cm12

2.16 cm16

3.20 cm20

4.24 cm24

5.28 cm28

6.32 cm32

7.36 cm36

8.40 cm40

( Pantiawati, 2010)4. Pemberian Imunisasi (Tetanus Toksoid) TT Lengkap

Tujuannya untuk melindungi ibu dan bayi yang dilahirkan nanti dari Tetanus Neonatorum. Imunisasi ini diberikan sebanyak 5 kali :

Tabel 2.2Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid

ANTIGENInterval (Selang Waktu Minimal)Lama PerlindunganPerlindungan

TT1Pada kunjungan antenatal pertama--

TT24 minggu setelah TT13 tahun *)80%

TT36 bulan setelah TT25 tahun95%

TT41 tahun setelah TT310 tahun95%

TT51 tahun setelah TT425 tahun/ seumur hidup99%

Keterangan *) apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan maka bayi yang dilahirkan akan terlindungi dari tenatus neonaturum. (Kusmiyati, 2009).

5. Pemberian Tablet Zat Besi, Minimum 90 Tablet Selama Kehamilan

Kebijakan nasional yang diterapkan pada seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat di Indonesia adalah pemberian satu tablet besi sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang pada awal kehamilan. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan mengganggu penyerapannya. Tujuan pemberian Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan kebutuhannya meningkat seiring dengan pertumbuhan janin. Zat besi ini penting untuk mengkompensasi peningkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin yang adekuat. Dosis zat besi tidak dapat mencukupi pada ibu hamil mengalami anemia, terutama pada anemia berat (8 gr% atau kurang). Dosis yang dibutuhkan adalah sebanyak 1-2x 100 mg/hari selama 2 bulan sampai dengan melahirkan.

6. Tes Terhadap Penyakit Menular Seksual

Wanita, termasuk yang sedang hamil, merupakan kelompok risiko tinggi terhadap PMS. PMS ini dapat menimbulkan kesakitan dan kematian, baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya. Dengan terdeteksinya PMS secara lebih dini, akan dapat diobati secara tepat dengan memperhatikan faktor keamanan terhadap ibu dan janin. Sehingga, kesakitan dan kematian pada ibu dan janin dapat dihindari.

7. Temu Wicara Dalam Rangka Persiapan Rujukan

Dengan manajemen rujukan yang benar, cepat dan tepat, ibu dan janin/bayi yang dilahirkan akan memperoleh penanganan yang benar. Sehingga dengan seirama akan membantu menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia.

Pelayanan/asuhan minimal 14T mempunyai dampak positif pada kehamilanya yaitu:

a. Memastikan kemajuan kesehatan ibu

b. Meningkatkan kesehatan fisik

c. Mental dan sosial

d. Mengetahui komplikasi/ penyimpangan yang terjadi selama kehamilan

e. Mempersiapkan kesehatan selama masa hamil, persalinan, nifas serta kelahiran bayi yang sehat.(Mufdlilah, 2009).8. Tes/Pemeriksaan Hb

Jenis pemeriksaan Hb sederhana yakni dengan cara Talquis dan dengan cara sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali, lalu periksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya mendeteksi anemia pada ibu hamil. Kadar Hb ibu hamil trimeseter I: 11 gr%, trimester II: 10,5 gr %, dan trimester III: 11 gr %.

9. Tes/Pemeriksaan Protein Urine

Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3% ditujukan pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema. Pemeriksaan urine protein ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklampsia.

10. Tes/Pemeriksaan Urine Reduksi

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan indikasi penyakit gula/DM atau riwayat gula pada keluarga ibu dan suami. Bila hasil pemeriksaan urine reduksi positif (+) perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Gestasional pada ibu dapat mengakibatkan adanya penyakit berupa pre eklampsia, polihidramion, bayi besar.

11. Perawatan Payudara (Pijat Tekan Payudara)

Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan payudara yang ditujukan kepada ibu hamil. Manfaat perawatan payudara adalah:

a. Menjaga kebersihan payudara, terutama putting susu.

b. Mengencangkan serta memperbaiki bentuk putting susu (pada putting susu yang terbenam).

c. Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi ASI lancar.

d. Mempersiapkan ibu dalam laktasi.

Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dan dimulai pada kehamilan 6 bulan.12. Pemeliharaan Tingkat Kebugaran (Senam Hamil)

Senam ibu hamil bermanfaat untuk membantu ibu hamil dalam mempersiapkan persalinan dan mempercepat pemulihan setelah melahirkan serta mencegah sembelit. Adapun tujuan senam hamil adalah memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligamentum, otot dasar panggul memperoleh relaksasi tubuh dengan latihan-latihan kontraksi dan relaksasi. Menguasai teknik pernapasan yang berperan pada saat persalinan. Senam hamil dapat dimulai pada kehamilan 22 minggu, dilakukan secara teratur, sesuai kemampuan fisik ibu. Gerakan senam hamil meliputi gerakan panggul, gerakan jongkok atau berdiri (memperkuat otot yagina perineum dan memperlancar persalinan).

13. Terapi Yodium Kapsul

Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan yodium di daerah endemis. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKI) adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Kekurangan unsur yodium dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dimana tanah dan air tidak mengandung unsur yodium. Akibat kekuarangan yodium dapat mengakibatkan gondok dan kretin yang ditandai dengan:a. Gangguan fungsi mental.

b. Gangguan fungsi pendengaran.

c. Gangguan pertumbuhan.

d. Gangguan kadar hormon yang rendah.

14. Terapi Obat Malaria

Malaria adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh satu dari beberapa jenis plasmodium dan ditularkan oleh gigitan nyamuk anopheles yang terinfeksi. Di Indonesia terdapat jenis yang biasanya adalah plasmodium malaria. Pemberian obat malaria diberikan khusus pada ibu hamil di daerah endemik malaria atau kepada ibu hamil pendatang baru berasal dari daerah malaria juga kepada ibu hamil dengan gejala khas malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan darah yang positif. Dampak atau akibat penyakit tersebut kepada ibu hamil yakni kehamilan muda dapat terjadi abortus, partus prematurus juga anemia.(Pantiawati, 2010).

2.6 Pengkajian Antenatal CarePengkajian pada ibu hamil dapat dilakukan melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik juga pemeriksaan penunjang.

A. Anamnesa

1. Identitas klien meliputi nama, umur, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat dan identitas suami.

2. Riwayat kesehatan sekarang

a. Keluhan utama, ditanyakan untuk mengetahui alasan klien datang, apakah untuk memeriksakan kehamilan atau untuk memeriksa keluhan lain.

b. Riwayat kesehatan personal, ditanyakan untuk mengetahui karakteristik personal termasuk hubungan klien dengan orang lain, riwayat pengobatan termasuk apakah klien mempunyai riwayat penyakit menular/keturunan.

c. Riwayat menstruasi, ditanyakan untuk mengetahui tentang faal alat reproduksi, hal yang dikaji adalah usia menarche, siklus, lama menstruasi, nyeri, perdarahan diluar menstruasi.

d. Riwayat seksual, ditanyakan untuk mengetahui penggunaan kontrasepsi klien serta masalah yang dialami selama penggunaannya, penyakit transmisi seksual jika ada.

e. Riwayat ginekologi, ditanyakan untuk mengetahui adanya masalah/penyakit ginekologi.

f. Riwayat kesehatan keluarga, ditanyakan untk mengetahui adanya resiko penyakit menular atau diturunkan, kelainan-kelainan dalam genetik.

3. Riwayat obstetrik

Ditanyakan untuk mengetahui riwayat kehamilan sebelumnya misalnya adanya komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, faktor resiko.

a. Paritas klien, dituliskan dengan GPA. Dimana G adalah gravida (jumlah kehamilan sampai dengan kehamilan saat ini), P adalah paritas (jumlah kelahiran) dan A adalah abortus yaitu berapa kali ibu mengalami aborus pada kehamilan sebelumnya.

b. HPHT (hari pertama haid terakhir) ditanyakan untuk memperkirakan tanggal persalinan. Apabila siklus menstruasi 28 hari TP (taksiran persalinan) dapat dihitung dengan menambahkan 7 pada tanggal, mengurangi 3 pada bulan ke 4 sampai dengan 12 atau menambahkan 9 pada bulan ke 1 sampai bulan ketiga, dan menambahkan 1 atau tetap pada tahun misal (+7, -3,+1) atau (+7,+9,tahun tetap), sementara kalau siklus menstruasi 35 hari maka tanggal ditambahkan 14 misal (+14,-3,+1) tahun atau tetap.

c. Usia kehamilan, dituliskan dalam minggu.

d. Gerakan janin pertama kali, ditanyakan untuk mengetahui gerak janin yang pertama dirasakan ibu pada umur kehamilan berapa minggu dan mengetahui maslah yang mungkin terjadi pada janin yang dikandung.

e. Keluhan yang dialami selama kehamilan, misal nausea (mual), frekuensi kencing, nyeri kepala, leukorhea (keputihan), oedema, konstipasi, perdarahan, nyeri abdomen dan lain-lain.

f. Pengobatan atau obat-obatan yang digunakan sejak kehamilan, paparan terhadap penyakit khusunya rubella dan penyakut imun, sakit yang dialami selam/sejak kehamilan, paparan terhdap toksin di tempat kerja (bila bekerja/tempat tinggal) diperlukan untuk mengetahui efek yang dapat ditimbulkan dari maslah tersebut pada kehamilan.

g. Reaksi dan adaptasi terhadap kehamilan, reaksi dan adaptasi terhadap kehamilan bagi pasangan dan keluarga, hubungan suami dengan klien dan keluarga, ditanyakan untuk mengetahui penerimaan klien, pasangan, dan keluarga terhadap kehamilan yang dapat mempengaruhi pemeliharaan kehamilan.

4. Kebutuhan Dasar Sehari-Hari

a. Nutrisi

Tanyakan pada klien jenis makanan yang disukai atau tidak disukai, pantangan, intake untuk mengetahui pemenuhan nutrisi selama hamil.

b. Eliminasi

Tanyakan pada klien perubahan yang terjadi baik BAB maupun BAK.

c. Aktivitas dan latihan

Tanyakan ada gangguan atau tidak.

d. Istirahat dan tidur

Tanyakan pola, lama dan gangguan tidur baik pada waktu siang maupun malam.

e. Seksualitas

Tanyakan tentang pendidikan seksual dan kesiapan fungsi seksual, konsep seksual diri dan identitas, sikap terhadap seksualitas. Efek terhadap kehamilan.

f. Persepsi dan kognitif

Kaji tentang status mental, pendengaran, berbicara, penciuman, perabaan, kejang, dan nyeri.

5. Persepsi diri dan konsep diri

Tanyakan motivasi terhadap kehamilan, efek kehamlian terhadap body image, orang terdekat, dan tujuan dari kehamilam.

6. Keyakinan budaya (culture)

7. Kepercayaan dan ibadah

8. Kebiasaan yang merugikan, seperti merokok, minum alcohol, dll.

B. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan pada bagian tubuh dari kepala sampai kaki. Pemeriksaan fisik dilakukan setelah anamnesa, sebelum melakukan pengkajian bidan perlu menjelaskan pada klien dan keluarga tindakan yang akan dilakukan dan berikan kesempatan pada klien dan keluarga untuk bertanya sehingga mereka dapat memahami pentingnya pemeriksaan tersebut.

Tujuan pemeriksaan fisik pada ibu hamil antara lain:

1. Mengetahui kesehatan ibu dan janin saat ini.

2. Mengetahui perubahan yang terjadi pada pemeriksaan berikutnya.

3. Penentuan apakah sang ibu sedang hamil atau tidak sangat diperlukan saat ibu pertama kali berkunjung ke petugas kesehatan.

4. Jika hasil pemeriksaan pada kunjungan pertama sang ibu dinyatakan hamil, maka langkah selanjutnya perlu ditentukan berapa usia kehamilannya.

5. Selain itu, setiap pemeriksaan kehamilan dengan melihat dan meraba petugas akan mengetahui apakah ibu sehat, janin tumbuh dengan baik, tinggi fundus uteri sesuai dengan umur kehamilan atau tidak, serta dimana letak janin.

Alat yang digunakan dalam pemeriksaan fisik bervariasi namun penggunaan indera yaitu mata, telinga, hidung, dan tangan yang cermat diperlukan untuk mengetahui ibu hamil yang diperiksanya. Peralatan hanya merupakan penunjang, bila lat tidak tersedia optimalkan penggunaan indera yang mempunyai kemampuan menilai serta menangkap hal-hal yang perlu diperhatikan ibu hamil. Peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih dan siap pakai.Alat-alat yang dibutuhkan dalam pemeriksan adalah: timbangan berat badan, pengukur tinggi badan, tensimeter, stetoskop, fetoskop, thermometer, meteran/midline, hammer reflek, jangka panggul serta alat pemeriksaan laboratorium kehamilan (pemeriksaan hemoglobin, protein urin, urin reduksi kalau perlu).

C. Tahapan Pemeriksaan Fisik

Menurut Mufdiliah (2009) pemeriksaan fisik umum yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Kesan Umum

Dengan periksa pandang (inspeksi), dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan-kelainan panggul seperti kifosis atau skoliosis, kelainan belah ketupat dari michaelis, misalnya tidak simetris.

Melihat keadaan umum ibu apakah baik atau tidak dan menilai kesadaran ibu saat datang untuk memeriksakan kehamilannya apakah ibu dalam keadaan sadar (composmentis) atau somnolen, apatis / delirium.

2. Tinggi Badan

Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor resiko untuk ibu hamil/ibu bersalin, jika tinggi badan kurang dari 145 cm dimungkinkan sang ibu memilki panggul sempit (terutama pada ibu yang pendek).

3. Berat Badan

Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester II dan III masing-masing bertambah 5 kg. pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. bila terdapat kenaikan berat badan yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya resiko bengkak, kehamilan kembar, hidramion, atau anak besar.

4. Tanda-Tanda Vital

a. Tekanan darah

Tekanan darah yang tinggi dalam kehamilan merupakan sebuah resiko. Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Penanganan yang kurang tepat, tekanan darah sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau diatolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi preeklampsi dan eklampsi dan ibu yang menderita preklampsi dan eklampsi harus dirujuk ke dokter.

b. Denyut nadiJumlah denyut nadi yang normal adalah sekitar 80 kali/menit. Bila jumlah denyut nadi lebih 120 kali/menit, maka hal ini menunjukkan adanya kelainan.

c. Suhu

Suhu tubuh normal yaitu 36,50C sampai dengan 37,50C, jika suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,50C dikatakan demam, hal ini memungkinkan ada infeksi dalam kehamilan. Jika hal ini terjadi, harus dicari penyebabnya agar tidak mengganggu pertumbuhan janin.

d. PernapasanFrekuensi pernapasan normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Sesak napas yang ditandai oleh peningkatan frekuensi pernapasan, sehingga membuat sang ibu sulit bernapas serta kelelahan. Bila hal ini timbul setelah melakukan tugas sehari-hari, maka kemungkinan terdapat penyakit jantung.

5. Pemeriksaan Cephalo Caudal

a. Kepala, Muka Dan Leher

Perhatikan adanya kloasma gravidarum, pucat pada wajah, pembengkakan pada wajah. Bila terdapat pucat pada wajah, periksa konjungtiva mata dan kuku. Konjungtiva mata dan kuku yang pucat menandakan ibu menderita anemia sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut. Jelaskan pada ibu apakah ibu kurang darah atau tidak. Apabila ibu tidak kurang darah ibu akan kuat selama kehamilan dan persalinan. Jelaskan manfaat tablet tambah darah..

Bila terdapat edema di wajah, perhatikan adanya bengkak pada tangan dan mata kaki. Pada kehamilan normal sedikit bengkak pada mata kaki dianggap normal dan bila bengkak menimbulkan cekungan yang tidak sempat hilang bila ditekan, hal ini merupakan tanda bengkak tidak normal. Bila bengkak terjadi pada tangan dan wajah suatu pertanda terjadinya preeklampsi. Perhatikan wajah ibu apakah bengkak, tanyakan apakah ibu ada kesulitan dalam melepas cincin atau gelang yang biasa dipakai, bila ibu mengalami hal ini maka pantau ketat kehamilan, tekanan darah, merujuk ke dokter.

b. Mulut klienPerhatikan pucat pada bibir, pecah-pecah, stomatitis, gingivitis, gigi tanggal, caries gigi, dan bau mulut.

c. LeherMemeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pelebaran vena jugularis.

d. Dada dan payudara

1) Amati bentuk, ukuran, dan kesimetrisannya, payudara normalnya melingkar, agak simetris. Dan dapat dideskripsikan kecil,sedang, serta besar.

2) Putting payudara menonjol atau masuk ke dalam.

3) Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus.

4) Hiperpigmentasi areola mamae dan kebersihannya.

5) Retraksi akibat adanya lesi.

6) Massa atau pembesaran pembuluh limfe.

e. Abdomen

1) Memeriksa apakah ada bekas luka operasi.

2) Mengetahui bentuk pembesaran perut sesuai masa kehamilan atau tidak dan bentuknya melintang, memanjang, dan asimetris.

3) Adakah pigmentasi di linea alba/nigra, striae gravidarum.

4) Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan < 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu.

5) Melakukan palpasi untuk mengetahui letak, presentasi, posisi, dan penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu.

6) Menghitung denyut jantung jantung dengan fetoskop bila usia kehamilan > 18 minggu.

7) Mengukur penurunan kepala janin dengan menggunakan sistem perlimaan.

Tabel 2.3Penurunan Kepala Janin Menurut Sistem PerlimaanPeriksa LuarPeriksa DalamKeterangan

5/5Kepala di atas PAP, mudah digerakkan

4/5H I-IISulit digerakkan, bagian terbesar kepala belum masuk panggul

3/5H II-IIIBagian terbesar kepala belum masuk panggul

2/5H III+Bagian terbesar kepala sudah masuk panggul

1/5H III-IVKepala di dasar panggul

0/5H IVDi perineum

(Saefuddin, 2009)f. Pemeriksaan Punggung Di Bagian Ginjal

Tepuk punggung di bagian ginjal dengan bagian sisi tangan yang dikepalkan, bila ibu merasa nyeri, mungkin terdapat gangguan ginjal dan salurannya.

g. Genitalia1) Genitalia Eksterna

Memeriksa labia mayora dan minora, kemudian klitoris, lubang uretra, dan introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada, baik warna, konsistensi, jumlah, mapun bau. Melakukan palpasi pada kelanjar bartholini untuk mengetahui adanya pembengkakan massa atau cairan kista.

2) Genitalia Interna

Memeriksa serviks menggunakan speculum untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah serviks sudah membuka atau belum. Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka.

Memeriksa serviks dengan pemeriksaan bimanual untuk mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang).

Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran , bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya massa.

h. Panggul

Pada ibu hamil terutama primigarvida perlu dilakukan pemeriksaan untuk menilai keadaan dan bentuk panggul. Apakah terdapat kelainan atau keadaan yang dapat menimbulkan penyulit persalinan. Cara melakukan pemeriksaan panggul yaitu dengan:

1) Inpeksi

Yaitu dilihat apakah terdapat dugaan kesempitan panggul atau kelainan panggul, misalnya klien sangat pendek, berjalan pincang, terdapat kelainan bentuk tulang belakang, belah ketupat michealis tidak simetris.

2) Palpasi

Klien dapat diduga mempunyai kelainan atau kesempitan panggul atau tidak bila pada primigravida pada kehamilan 36 minggu atau lebih kepala belum masuk pintu atas panggul (PAP). Primigravida pada kehamilan aterm terdapat kelainan letak.

3) Pemeriksaan dengan menggunakan pengukuran ukuran panggul luar.

Alat yang paling sering digunakan untuk mengukur ukuran luar panggul adalah jangka panggul martin.

a) Distansia SpinarumYaitu jarak antara spina iliaka anterior kanan dan kiri dengan ukuran panggul normal 23-26 cm.

b) Distansia Kristarum

Yaitu jarak terjauh antara Krista iliaka kanan dan kiri dengan ukuran sekitar 26-29 cm. bila selisih antara distasia kristarum dan distansia spinarum kurang dari 26 cm, kemungkinan besar kesempitan panggul.

c) Distansia Tuberum

Yaitu ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau jarak antara tuber ischiadikum kanan dan kiri dengan ukuran normal 10,5-11 cm.

d) Konjugata Eksterna (Boudeloge)

Yaitu jarak anatar tepi atas simfisis dan prosesus spinosus lumbal V dengan ukuran normal 18-20 cm. bila diameter boundeloque kurang dari 16 cm kemungkinann terdapat kesempitan panggul.

i. Ekstremitas Atas dan Kaki

Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari, dengan cara menekan jari beberapa detik. Apabila terjadi cekungan yang tidak lekas pulih kembali, berarti edema positif. Edema positif pada tungkai menandakan adanya preeklampsia. Positif (+) 1 apabila cekung 2 mm, +2 apabila cekung 4 mm, +3 apabila cekung 6 mm, +4 apabila cekung 6 mm.

Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises. Memeriksa reflek patella untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau hiper dengan menggunakan hammer ketuklah tendon pada lutut bagian depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon ditekuk. Bila reflek lutut negatif kemungkinan klien kekurangan B1. Bila gerakan berlebihan dan cepat, hal ini menunjukkan preeklampsia.

D. Pemeriksaan Penunjang

Misalnya : urine dengan memeriksa urine protein dan urine glukosa, darah dengan memeriksa kadar Hb, dan USG. (Mufdlilah, 2009).BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan

Bidan sebagai tenaga kesehatan profesional dalam melakukan tindakan yang salah satunya adalah memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil harus menerapkan management kebidanan yang terdiri dari Pengkajian Data, Interpretasi Data, Identifikasi dan Antisipasi Diagnosa Potensial, Tindakan Segera, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi. Manajemen tersebut harus di terapkan kepada ibu hamil sesuai dengan kondisi ibu hamil baik itu trimester I, II, atau trimester III. Dengan begitu pelayanan yang di berikan akan terlaksana secara optimal.

3.2 SaranDari hasil praktik Asuhan Kebidanaan pada Ibu Hamil Normal yang kami lakukan bawah seorang bidan harus dapat memberikan Asuhan kepada setiap kliennya yang memiliki berbagai macam keluhan sekali pun klien tidak memiliki keluhan tapi bidan harus memberi asuhan kepada kliennya secara optimal agar mutu pelayanan kebidanan meningkat.

24