bab i

12
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu kehidupan, tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung mikroba pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menyerang dan menimbulkan penyakit infeksi pada manusia. Sehingga di dalam tubuh manusia akan terjadi reaksi umpan yang merupakan bentuk pertahanan dari dalam tubuh. Sejak lahir setiap individu sudah dilengkapi dengan sistem pertahanan, sehingga tubuh dapat mempertahankan kesehatannya dari berbagai gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam tubuh. Sistem imun berfungsi melindungi tubuh dari patogen-patogen penginvasi dan untuk menghilangkan penyakit. Sistem imun diklasifikasikan sebagai sistem imun bawaan (innate immunity system) atau sering juga disebut respon nonspesifik serta sistem imun adaptif (adaptive immunity system) atau respon spesifik, bergantung pada derajat selektivitas mekanisme pertahanan. Selain itu, sistem imun terbagi menjadi dua cabang: imunitas humoral, yang merupakan fungsi protektif imunisasi dapat ditemukan pada humor dan imunitas selular, yang fungsi protektifnya berkaitan dengan sel. Kajian sistem imun ini disebut dengan imunologi. Imunologi adalah cabang ilmu biomedis yang berkaitan

Upload: wulananggraeni

Post on 10-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pendahuluan sistem imun

TRANSCRIPT

BAB I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Dalam suatu kehidupan, tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung mikroba pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menyerang dan menimbulkan penyakit infeksi pada manusia. Sehingga di dalam tubuh manusia akan terjadi reaksi umpan yang merupakan bentuk pertahanan dari dalam tubuh.

Sejak lahir setiap individu sudah dilengkapi dengan sistem pertahanan, sehingga tubuh dapat mempertahankan kesehatannya dari berbagai gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam tubuh. Sistem imun berfungsi melindungi tubuh dari patogen-patogen penginvasi dan untuk menghilangkan penyakit. Sistem imun diklasifikasikan sebagai sistem imun bawaan (innate immunity system) atau sering juga disebut respon nonspesifik serta sistem imun adaptif (adaptive immunity system) atau respon spesifik, bergantung pada derajat selektivitas mekanisme pertahanan. Selain itu, sistem imun terbagi menjadi dua cabang: imunitas humoral, yang merupakan fungsi protektif imunisasi dapat ditemukan pada humor dan imunitas selular, yang fungsi protektifnya berkaitan dengan sel.

Kajian sistem imun ini disebut dengan imunologi. Imunologi adalah cabang ilmu biomedis yang berkaitan dengan respons organisme terhadap penolakan antigenic, pengenalan diri sendiri dan bukan dirinya, serta semua efek biologis, serologis dan kimia fisika fenomena imun.

Dalam menghadapi serangan benda asing yang dapat menimbulkan infeksi atau kerusakan jaringan, tubuh manusia dibekali sistem pertahanan untuk melindungi dirinya. Sistem pertahanan tubuh yang dikenal sebagai mekanisme imunitas alamiah ini, merupakan tipe pertahanan tidak hanya ditujukan kepada antigen yang spesifik. Selain itu, di dalam tubuh manusia juga ditemukan mekanisme imunitas yang didapat yang hanya diekspresikan dan dibangkit kan karena paparan antigen yang spesifik. Tipe yang terakhir ini, dapat dikelompokkan manjadi imunitas yang didapat secara akt if dan didapat secara pasif.Melihat dari pentingnya sistem kekebalan tubuh (sistem imun) bagi kesehatan kita, maka perlulah kita untuk selalu menjaga kekebalan tubuh kita sehingga tubuh kita sehat dan terhindar dari berbagai penyakit. Oleh sebab itu dalam makalah ini kami akan membahas tentang SISTEM KEKEBALAN TUBUH (SISTEM IMUN) meliputi komponen, struktur, fungsi dan kinerjanya dalam mempertahankan kekebalan tubuh.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem imun ?

2. Bagaimana komponen dan kinerja sistem imun non spesifik ?

3. Apa saja komponen penyususn sistem imun spesifik ?

4. Bagaimana sistem imun spesifik berlangsung ?

5. Apa yang dimaksud respon imun primer dan sekunder ?

6. Apa saja kelainan yang terjadi pada sistem imun tubuh ?1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan sistem imun

2. Untuk mengetahui komponen dan kinerja sistem imun non spesifik

3. Untuk mengetahui komponen penyususn sistem imun spesifik

4. Untuk memahami sistem imun spesifik berlangsung

5. Untuk membedakan respon imun primer dan sekunder

6. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada sistem imun tubuh

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Sistem Imun

Sistem imun adalah....................

Sistem Imun dibagi menjadi.................

2.2 Komponen dan Kinerja Penyusun Sistem Imun Non Spesifik Sistem Imun Non Spesifik Eksternal

Kulit

Sistem Imun Non Spesifik Internal

2.3 Komponen Penyususn Sistem Imun Spesifik T cell- B cell

Antigen

Antibodi

Jenis-jenis antibodi

Tipe-tipe imunoglobin

2.4 Kinerja Sistem Imun Spesifik Reaksi antigen antibodi

Plasma dari individu yang normal memiliki ratusan jenis antibodi yang berbeda dalam jumlah yang sedikit. Jika antigen baru masuk ke dalam tubuh, antibodi spesifik akan muncul di dalam darah yang akan bereaksi dengan antigen. Pendedahan berulang dengan berbagai antigen akan memperbanyak jumlah jenis antibodi dalam plasma. Jika individu didedahkan dengan antigan yang sebelumnya pernah masuk ke dalam tubuh individu tersebut, maka akan dihasilkan sejumlah besar antibodi secara cepat di dalam plasma. Seluruh antibodi adalah protein. Pemberian satu antigen akan menstimulasi pembentukan beberapa antibodi. Jika antigen memiliki dua sisi aktif dan akan diikat oleh antibodi yang memiliki dua sisi tempat berkombinasi dengan antigen maka akan mengasilkan reaksi presipitasi.

Jenis-Jenis Antibodi dan Reaksinya

Ada beberapa kategori antibodi yang penting, diantaranya adalah :

a. Antitoksin yang menghasilkan pelawan toksin

b. Aglutinin yaitu antibodi yang menyebabkan aglutinasi (aglutininin vs aglutinogen).

c. Presipitan yaitu antibodi yang membentuk kompleks dimana molekul antigen akan larut.d. Lisin yaitu antibodi yang mengaktifkan komplemen (fiksasi kompelemen) yang akan memicu lisisnya sel.

e. Opsonin yaitu antibodi yang berkombinasi dengan komponen permukaan mikroba yang akan menetralkan atau memblok tempat pengikatan mikroba sehingga menjadi inaktif.

Induksi Respon Imun

Untuk menciptakan respon imun, suatu molekul antigen harus melakukan kontak dengan permukaan limfosit. Limfosit mampu merespon suatu antigen dimana telah ada reseptor spesifik di permukaan sel limfosit tersebut yang akan merespon antigen dan limfosit yang berbeda akan memiliki reseptor yang berbeda pula. Setiap limfosit hanya memiliki satu jenis reseptor bagi molekul antibodi. Antibodi akan berikatan dengan membran plasma limfosit dan akan segera mengenali antigen. Limfosit tersebut satudiantara seribunya akan dipilih dan secara spesifik distimulasi untuk memperbanyak jumlahnya dan akhirnya akan berdiferensiasi membentuk populasi sel yang aktif menghasilkan antibodi. Hal ini dikenal dengan seleksi klonal.

Semua molekul antibodi memiliki lebih dari satu sisi aktif antigeniknya (determinan antigenik) di permukaannya. Jika berkolaborasi dengan sel T dan B, sel T akan bereaksi dengan satu determinan dan membantu sel B untuk bereaksi dengan determinan lainnya yang merupakan determinan kedua dalam molekul antibodi yang sama. Eksperimen tentang ini dilakukan dengan menggunakan konjugasi hapten-protein sebagai antigen. Hapten adalah substansi yang tidak dapat menimbulkan suatu respon imun jika hanya dengan dirinya saja tanpa membentuk konjugasi dengan protein lain tetapi dapat berikatan dengan antibodi jika telah terbentuk konjugasi (Santoso, 2009 : 295-296).2.5 Respon Imun Primer dan Sekunder

Jika terpapar oleh suatu antigen, akan terjadi respon kekebalan. Perkenalan pertama dengan suatu antigen akan membangkitkan respon kekebalan primer. Jika setelah beberapa waktu, seseorang terkena antigen yang sama, maka akan muncul respon kekebalan sekunder.

1. Respon Kekebalan Primer

Setelah antigen masuk kedalam tubug, atnibodi tidak segera terbentuk didalam serum darah. Masa antara pemberian antigen dan dibentuknya antibodi dalam serum disebut periode laten. Lama periode laten sekita 6-7 hari. Pada periode laten, antigen disampaikan pada sel-sel yang imunokompeten, yaitu sel B yang menghasilkan antibodi. Pada periode ini terjadi poliferase dan diferensiasi sel B. Setelah periode laten, kemudian masuk pada tahap periode biosentisis. fase awal dari periode logaritmis didalam tubuh, diikuti fase mantap, yaitu dimana kecepatan sintesis protein sama dengan kecepatan katabolismenya, dan di akhiri fase penurunan, yaitu dimana katabolisme antibodi lebih cepat daripada sintesisnya.2. Respon Kekebalan Sekunder

Pertemuan kedua antigen yang sama yang pernah diberikan sebelumnya akan membangkitkan respon kekebalan sekunder. Ketika antigen ini terpapar pada tubuh, antibodi yang masih ada dalam serum akan menyusut, fase ini disebut dengan fase negatif. Antigen dan antibodi dalam serum kemudian akan membentuk kompleks antigen-antibodi. Jika dosis antigen sedikit, respon kekebalan yang kuat tidak akan terjadi. Hal tersebut mungkin karena serum antigen tersebut telah digunakan untuk membentuk kompleks Antigen-Antibodi. Sebaliknya, jika dosis antigen cukup banyak, sel-sel B yang tersisa akan membentuk antibodi sehingga muncullah respon sekunder.

Sebagai akibat dari respon imun primer, konsentrasi terdeteksi antibodi biasanya muncul dalam cairan tubuh dalam waktu 5-10 hari setelah eksposur terhadap antigen. jika antigen yang sama ditemui beberapa waktu kemudian, respon imun sekunder dapat menghasilkan antibodi tambahan dalam satu atau dua hari. meskipun antibodi baru terbentuk dapat bertahan di dalam tubuh selama beberapa bulan atau tahun, sel-sel memori hidup lebih lama lagi. akibatnya kemampuan untuk menghasilkan respon imun sekunder mungkin tahan lama (Shier, 2000 : 398)3. Perbedaan Respon Primer dan Respon Sekunder

Pada peristiwa stimulasi respon primer, sel-sel perkusor membelah diri dan mengadakan diferensiasi menjadi sel-sel pembentuk antibodi yang memproduksi IgM dan IgG. Selama proses terbentuk sel-sel memori yang jumlahnya masih terbatas . Menusul respon sekunder, sel-sel sensitif terhadap antigen jumlahnya bertambah cepat sehingga sintesis antibodi meningkat.

Respon kekebalan sekunder yang muncul bersifat lebih cepat, lebih tahan lama, dan lebih efektif daripada respon sebelumnya. Hal itu disebabkan sistem kekebalan telah lebih siap terhadap antigen karena sel-sel memori bersiap melawan antigen. sel-sel memori ini yang paa akhirnya akan menimbulkan memori imunologis (Santoso, 2009 : 294).2.6 Kelainan Pada Sistem Imun Tubuh

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan3.2 SaranDAFTAR PUSTAKA

Santoso, Putra. 2009. Buku Ajar Fisiologi Hewan. Padang : Universitas Andalas.Shier, D. Butler, J. and Lewis, R. 2000. Essentials of Human Anatomy and Physiology. New York : McGraw-Hill Companies, Inc.