bab i

19
BAB I PENDEHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu dengan yang lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial yang dimaksud antara lain : rasa menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan kebutuhan pernyataan diri. Secara individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh individu berada dalam satu keluarga. Dengan demikian ada dasarnya individu memerlukan hubungan timbal balik, hal ini bisa melalui kelompok (Apriani, 2007). Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok terapeutik, modalitas merupakan bagian dan memberikan hasil yang

Upload: trisman-putra

Post on 09-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TAK

TRANSCRIPT

BAB IPENDEHULUAN

A. Latar BelakangManusia sebagai makhluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu dengan yang lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial yang dimaksud antara lain : rasa menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan kebutuhan pernyataan diri. Secara individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh individu berada dalam satu keluarga. Dengan demikian ada dasarnya individu memerlukan hubungan timbal balik, hal ini bisa melalui kelompok (Apriani, 2007).Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok terapeutik, modalitas merupakan bagian dan memberikan hasil yang positif terhadap perubahan perilaku pasien/klien serta meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maldaptif.Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) sering digunakan dalam praktek keperawatan jiwa, bahkan dewasa ini terapi aktivitas kelompok merupakan hal yang penting dari keterampilan terapeutik dalam keperawatan dan juga saat ini terapi kelompok telah diterima oleh profesi kesehatan (Birckhead, 2008).Beberapa keuntungan yang diperoleh individu atau klien melalui terapi aktivitas kelompok yaitu dukungan (support), pendidikan meningkatkan pemecahan masalah, meningkatkan hubungan internasional dan juga meningkatkan uji realitas (reality testing) pada klien dengan gangguan orientasi realitas (Farida, 2009).Pimpinan kelompok dapat menggunakan keunikan individu untuk mendorong anggota kelompok untuk mengungkapkan masalah dan mendapatkan bantuan penyelesaian masalahnya dari kelompok, perawat juga adaptif menilai respon klien selama berada dalam kelompok.Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi. Terjadi halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dalam halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.Terapi kelompok merupakan psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain, yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih. Terapi kelompok adalah terapi psikolog yang dilakukan secara kelompok untuk memberikan stimulasi bagi pasien dengan gangguan interpersonal (Yosep, 2007).Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan terapi aktivitas kelompok klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tergolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitar, tentu saja klien yang mengikuti terapi ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat terapi aktivitas kelompok berlangsung, klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok lain.B. Tujuan1. Tujuan UmumKlien mampu mengenali orang (diri sendiri dan orang lain) sesuai realita/kenyataan yang sesungguhnya dan klien juga mampu serta mengetahui salah satu cara mengontrol halusinasinya dengan menghardik.2. Tujuan Umuma. Klien mampu mengetahui nama lengkap dan nama ruangan klien lain.b. Melatih klien untuk mampu bersosialisasi dangan lingkungan dan orang lain.c. Melatih daya ingat klien.d. Klien mampu mengetahui cara mengontrol halusinasi dengan menghardik.e. Melatih klien untuk dapat fokus pada kegiatan/konsentrasi.

BAB IIIMETODE PELAKSANAAN

A. Persiapan1. Kriteria Peserta Kelompoka. Klien dengan gangguan orientasi realita (halusinasi pendengaran).b. Klien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi.c. Klien yang dapat diajak bekerjasama.d. Klien yang dapat mengidentifikasi halusinasinya.e. Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya.f. Klien yang dapat berkomunikasi verbal dengan baik.2. Proses Seleksia. Identifikasi klien yang memenuhi kriteria.b. Klien yang cukup kooperatif dan mampu memahami pertanyaan dan pernyataan yang diberikan.c. Membuat kontrak dengan klien.a) Menjelaskan tujuan kegiatan.b) Memberitahukan tempat dan waktu kegiatan.c) Membuat perjanjian mengikuti peraturan dalam terapi aktivitas kelompok.3. Pengorganisasian a. Waktu a) Hari/tanggal: Senin, 11 Maret 2015b) Jam: 10.30 WIBc) Tempat kegiatan:d) Acara : 50 menit Pembukaan: 5 menit Perkenalan : 5 menit Kegiatan: 35 menit Penutup: 5 menitb. Peserta Jumlah peserta adalah 12 orang yang dirawat diruang Cempaka, Sorik merapi dan Gunung sitoli.c. Tim terapisa) Leader:Peran 1) Memimpin jalannya kegiatan TAK.2) Memperkenalkan setiap anggota TAK.3) Menyampaikan tujuan dan waktu kegiatan.4) Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien.5) Mengambil keputusan dan menyimpulkan hasil diskusi kelompok TAK tersebut.b) Co Leader:Peran 1) Membantu dan mendampingi leader.2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader.3) Mengingatkan leader tentang kegiatan.4) Bersama leader menjadi contoh kegiatan.5) Menutup acara.c) Fasilitator:Peran 1) Memfasilitasi jalannya kegiatan.2) Memfasilitasi klien yang kurang aktif.3) Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara.4) Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam/luar kelompok.d) Observer:Peran 1) Mengobservasi jalannya acara.2) Mencatat jumlah klien yang hadir.3) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung.4) Mencatat tanggapan-tanggapan yang dikemukakan klien.5) Mencatat penyimpangan acara TAK.e) Dokumentasi :PeranMendokumentasikan kegiatan dari awal hingga akhir.d. Media dan alatMedia dan alat yang digunakan adalah :1) Papan nama (name tag) sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK.2) Spidol.3) Laptop bila perlu.4) Speaker.5) Gambar berwarna (Piring, Gelas, Sabun, Odol gigi, Sapu, Ember) yang telah di nomor.e. Hadiah Hadiah berupa kue dan perlengkapan mandi.f. Seting Tempat

CO LEADERLEADER

OBSERVERFASILITATORFASILITATORKLIEN

B. Langkah Pelaksanaan Kegiatan1. Persiapan a. Memilih pasien sesuai dengan indikasi.b. Membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi.c. Mempersiapkan alat dan tempat.2. Orientasia. Mengucapkan salam terapeutik kepada klien.b. Menanyakan perasaan klien saat ini.c. Menjelaskan tujuan kegiatan.d. Menjelaskan prosedur permainan. Peserta duduk dikursi yang telah disediakan sampai kegiatan selesai. Bila ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis. Lama kegiatan 35 menit. Tidak dibenarkan klien merokok dalam ruangan. Klien bersedia mengikuti kegiatan sampai selesai.3. Tahap Kerjaa. Terapis memperkenalkan diri.b. Terapis membagikan name tag kepada masing-masing peserta.c. Terapis meminta peserta untuk menuliskan nama peserta di name tag tersebut.d. Terapis menjadi rool model dari semua kegiatan dan mencontohkan permainan yang akan dilakukan (berpasangan, saling mengenal masing-masing pasangan).e. Terapis mempraktekan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik : Pergi.. pergi.. jangan ganggu saya.. kamu suara palsu..!!f. Langkah-langkah berikutnya :1) Musik dimainkan.2) Terapis menyuruh peserta untuk mengambil salah satu gambar yang disukai peserta, yang telah diberi nomor.3) Setelah itu, peserta mencari pasangannya sesuai dengan gambar yang sama dengan peserta lainnya.4) Setelah peserta menemukan pasangannya, terapis menyuruh masing-masing pasangan untuk saling mengenal satu sama lain dengan mengingat nama serta asal ruangan pasangannya. 5) Saat musik dimatikan, terapis meminta masing-masing pasangan (sesuai dengan nomor urutan yang ada digambar) untuk menyebutkan nama dan asal ruangan pasangannya, setelah itu terapis menyuruh peserta untuk memperagakan cara mengontrol halusinasi pendengaran dengan menghardik.6) Ulangi langkah-langkah diatas sampai peserta/pasangan mendapatkan giliran.g. Berikan pujian pada setiap pasangan yang telah siap melakukan permainan diatas.4. Tahap Terminasia. Evalusai Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan masing-masing pasangan sambil membagikan hadiah.b. Tindak LanjutTerapis mengajukan klien agar tetap melakukan interaksi dengan orang lain serta mengajukan agar setiap klien mengingat dan melakukan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik setiap ada suara-suara yang timbul.C. Evaluasi dan Dokumentasi1. Evaluasi Evaluasi dilakukan pada saat kegiatan TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK yang dilakukan.Untuk kegiatan mengenal orang dan mengetahui cara mengontrol halusinasi dengan menghardik, kemampuan klien yang diharapkan adalah sebagai berikut :a) Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.b) Mengidentifikasi stimulus internal dan eksternal.c) Mengenal diri sendiri dan orang lain.d) Kemampuan kognitif untuk mengingat kembali pengetahuan yang pernah diberikan.e) Bekerja sama dengan orang lain.f) Aspek penilaian 100% klien mengikuti TAK dari awal sampai akhir. 80% kegiatan dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah dibuat.FORMAT EVALUASI TAKPetunjuk pengisian :Beri tanda jika klien mampu dan tanda x jika klien tidak mampu.

NoAspek PenilaianNama Klien

1Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

2Mengikuti instruksi perkenalan diri.

3Melakukan aktivitas pada saat mencari pasangan sesuai gambar yang sama.

4Mampu mengingat kembali cara mengontrol halusinasi pendengarana dengan menghardik.

5Mampu berinteraksi dengan pasangannya.

2. DokumentasiDokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap masing-masing klien.

Tim Terapisa. Leader: Trisman Putra Gulob. Co Leader:Elfrida Nainggolanc. Fasilitator:1. Azizah 2. Leni Marlina Waty Panggabean3. Cristina Hutahaean4. Hermanto5. Cici Marhamah6. Asti Flora Samosir7. Emi Nurmala8. Mewanita Barus9. Elnita Fetri10. Puri Febrian11. Marwati d. Observer:1. Ade Imelda2. Nazariah3. Sri Feri Yuliana Barutue. Dokumentasi:1. Surbaini HS2. Tengku Nelly Fitriana3. Afrilia Veronica4. Destu Boy Utama Zamasi

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Ana. (2005). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi kedua. Jakarta : EGC. Keliat, Budi Anna dkk. (2006).Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta:EGChttp://langgocity.blogspot.com/http://nersjiwa.blogspot.com/http://pojok perawatanjiwa.blogspot.com/