bab-i

8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting untuk mewujudkan perkembangan serta kemajuan bangsa dan negara.Indonesia. Dengan pendidikan yang bermutu, akan tercipta kualitas sumber daya manusia. Salah satu persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Rendahnya kualitas pendidikan tersebut disebabkan oleh banyak faktor antara lain sarana prasarana yang tidak memadai, dedikasi pendidik yang masih rendah, kurikulum yang sering berubah dan tidak konsisten, sistem pendidikan yang begitu membingungkan termasuk juga tingkat kesehatan dan ekonomi masyarakat dan bangsa Indonesia. Pendidikan Indonesia memiliki mutu yang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara asia lainnya. Jika suatu negara mempunyai sistem pendidikan yang 1

Upload: tof-han

Post on 07-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

latar belakang

TRANSCRIPT

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sarana penting untuk mewujudkan perkembangan serta kemajuan bangsa dan negara.Indonesia. Dengan pendidikan yang bermutu, akan tercipta kualitas sumber daya manusia. Salah satu persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Rendahnya kualitas pendidikan tersebut disebabkan oleh banyak faktor antara lain sarana prasarana yang tidak memadai, dedikasi pendidik yang masih rendah, kurikulum yang sering berubah dan tidak konsisten, sistem pendidikan yang begitu membingungkan termasuk juga tingkat kesehatan dan ekonomi masyarakat dan bangsa Indonesia.

Pendidikan Indonesia memiliki mutu yang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara asia lainnya. Jika suatu negara mempunyai sistem pendidikan yang baik, maka dengani sistem itulah akan melahirkan sumber daya manusia yang baik. Kompleksitas persoalan inilah yang dialami Indonesia yang menyebabkabkan Indonesia tertinggal jauh dibelakang..

Dalam rangka mengembangkan iklim belajar mengajar seperti yang menumbuhkan rasa percaya diri, sikap, dan perilaku yang inovatif dan kreatif, sangat diperlukan adanya keterkaitan antar komponen-komponen pendidikan. Komponen-komponen pendidikan yang meliputi guru, siswa, kurikulum, alat (media pembelajaran) dan sumber belajar, materi, metode maupun alat evaluasi saling bekerjasama untuk mewujudkan proses belajar yang kondusif.

Sejauh ini proses pembelajaran di sekolah masih didominasi oleh sebuah paradigma yang menyatakan bahwa sebuah pengetahuan (knowledge) merupakan perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Di samping itu, situasi kelas sebagian besar masih berfokus pada guru (teacher) sebagai sumber utama pengetahuan, serta penggunaan metode ceramah sebagai pilihan utama strategi belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa mayoritas proses belajar mengajar di Indonesia masih menggunakan metode konvensional yaitu masih terbatas pada teacher oriented.

Proses pembelajaran saat ini memerlukan sebuah strategi belajar mengajar baru yang lebih menekankan pada partisipasi siswa (student oriented). Selain itu dalam perjalanan proses perubahan tersebut juga berdampak pada perubahan kurikulum pendidikan saat ini, dengan diterapkannya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada sekolah-sekolah sebagai penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya.

Pembelajaran yang menyenangkan memang menjadi langkah awal untuk mencapai hasil belajar yang berkualitas. Pembelajaran kontekstual ini merupakan model pembelajaran yang mampu mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan yang telah diperolehnya melalui pola pikir mereka sendiri.

Berkaitan dengan hal tersebut memang melalui pendekatan metode pembelajaran diskusi akan lebih bermakna karena setiap individu mempunyai kesempatan untuk berbicara dan mengemukakan pendapatnya maupun bertanya. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai macam strategi di dalamnya. karena model-model pembelajaran yang dilakukan sebatas diskusi model konvensional yang rawan dengan menurunnya minat siswa pada saat aktivitas berlangsung. Oleh karena itu perlunya perubahan model-model diskusi pembelajaran yang dapat meningkatkan partisipasi siswa.

Berdasarkan masalah dan gambaran umum yang telah dipaparkan di atas, peneliti memandang perlu untuk meneliti tentang Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan Menggunakan Model Jigsaw Siswa Kelas XII Usaha Perjalanan Wisata di SMK Sahid Jakarta

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan sebelunya, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut : 1. Mengapa siswa merasa bosan dalam kegiatan belajar mengajar?2. Bagaimana agar siswa memiliki keinginan untuk lebih menyenangi pelajaran kewirausahaan?3. Kenapa hasil pembelajaran siswa untuk mata pelajaran kewirausahaan selalu statis tidak bervariasi?4. Apakah model jigsaw dapat meningkatkan kemampuan penguasaan mata pelajaran kewirausahaan?C. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah1. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka permasalahan yang akan diteliti dapat di rumuskan sebagai berikut :

Apakah penggunaan metode jigsaw dapat meningkatkan kemampuan memahami mata pelajaran kewirausahaan pada siswa kelas XII Usaha Perjalanan Wisata di SMK Sahid Jakarta

Siswa yang dapat memahami mata pelajaran Kewirausahaan tentunya akan memperoleh hasil yang maksimal , hal ini tidaklah mungkin jika kegiatan ini hanya dengan guru memberikan ceramah, siswa menulis dan membaca saja , dilihat dan dihapal saja, tanpa digunakan model pembelajaran yang menarik.

2. Pemecahan Masalah

Melihat uraian diatas penulis menggunakan model jigsaw dimana langkah-langkahnya :

Siswa dikelompokkan kedalam =4 anggota tim Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan Anggota dari tim yang berbeda yang lebih mempelajari bagian,sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli ) untuk mendiskusikan sub bab mereka Setelah selesai diskusi sebagian tim ahli tiap anggota kembali kekelompok asal dan berganti mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainya mendengarkan dengan sungguh-sungguh Tiap tim ahli memprosentasikan hasil diskusi Guru memberi evaluasi PenutupD. Tujuan Penelitian

1. Tujuan UmumBertujuan untuk meningkatkan Pemahaman Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan Menggunakan Model Jigsaw Siswa Kelas XII Usaha Perjalanan Wisata di SMK Sahid Jakarta 2. Tujuan Khususa. Mudah memahami mata pelajaran Kewirausahaanb. Menganggap mata pelajaran Kewirausahaan adalah pelajaran yang menyenangkanc. Meningkatkan hasil pembelajaran siswa E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas adalah 1. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan siswa

2. Manfaat Praktisa. Untuk siswa :1) Memotivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas

2) Menambah kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan menumbuhkan sikap aktif, rasa percaya diri pada saat melakukan kegiatan diskusi dan presentasi3) Siswa menyenangkan dalam belajar mata pelajaran kewirausahaan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. b. Untuk guru1) Sebagai inovasi baru dalam pembelajaran2) meningkatkan kemampuan mengembangkan metode pembelajaran yang menyenangkan.

c. Untuk sekolah :

1) Meningkatkan kualitas pembelajaran2) Hasil penelitian ini bermanfaat bagi sekolah sebagai bahan kajian pustaka

1